Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MASAILUL FIQIH II
“HUKUM BERMAIN CATUR DAN ALAT MUSIK”
Dosen pengampu : Hairul Fauzi .S.Pd.I, M.Pd.I

Disusun Oleh
Husnul Khatimah :18.11.2328

SEMESTER VI C
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM STAI AN NADWAH
KUALA TUNGKAL
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah
ini. Kami juga bersyukur atas berkat rezeki dan kesehatan yang diberikan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
waktunya. Kami berusaha semampu kami untuk mengumpulkan berbagai
macam bahan makalah tentang “HUKUM BERMAIN CATUR DAN ALAT
MUSIK”.

Kami bersyukur bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna, karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
membangun untuk penyempurnaan makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para pembaca.

Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan dalam


penulisan , kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya kami
mengucapkan terima kasih.

Kuala Tungkal,29 JUNI 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Makalah................................................................................2
C. Tujuan Masalah....................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Pengertian Catur Dan Hukum Bermain Catur.....................................3


B. Alat musik dan hukum bermain alat music..........................................6

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman yang semakin berkembang dan modern ini banyak sekali
cabang olahraga yang diminati oleh masyarakat. “Demam bola” sangat
menjamur di berbagai daerah dan di semua negara. Begitu juga dengan
bulutangkis, basket, renang, voli, dll. Olahraga – olahraga ini tak pernah
sepi dari penontonnya di setiap pertandingan yang diadakan. Namun, ini
semua merupakan cabang olahraga yang populer saat ini.

Beda halnya dengan olahraga catur. Permainan ini merupakan salah


satu cabang olahraga yang unik dan berbeda dari cabang olahraga lain. Hal
ini karena permainannya tidak banyak bergerak namun cukup menguras
otak ,untuk mengatur strategi dan dapat membaca arah permainan lawan.
Jika dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya, catur masih kalah
pamor meskipun ada pertandingannya yang sampai tingkat dunia. Bahkan
jika diamati di Indonesia, pertandigan catur resmi rata – rata hanya
dikunjungi oleh para pengurus, pelatih, dan keluarga peserta itu sendiri.

Dan Musik dan nyanyian merupakan bagian yang tak terpisahkan


dari kehidupan. Sebab manusia dalam kehidupan tidak lepas dari seni, karna
di dalamnya termuat keindahan dan naluri manusia, manusia akan hal-hal
yang indah.

Tidak dapat dibantah bahwa musik merupakan salah satu bentuk


kesenian yang paling proaktif dalam mempengaruhi kebudayaan populer di
Indonesia. Musik sangat punya andil dalam sendi kehidupan manusia, baik
itu sebagai industri, ritual, motivasi, therapi dan lain-lain. Pengaruh musik
begitu nyata dalam kehidupan, dengan kata lain musik bisa memberikan
inspirasi kepada manusia untuk berlaku positif maupun sebaliknya, tinggal
bagaimana musik itu disajikan

1
Selain itu, orang – orang juga kurang menaruh minat karena
banyaknya pandangan bahwa catur dan alat music merupakan permainan
dan hanya membuang waktu, walau sebenarnya ini untuk semua umur dan
semua kalangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Catur Dan Hukum Bermain Catur ?
2. Apa Alat Musik Dan Hukum Bermain Alat Musik?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui Apa Itu Pengertian Catur Dan Hukum Bermain Catur
2. Mengetahui Apa Alat Musik Dan Hukum Memainkan Alat Musik

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Catur dan Hukum Bermain Catur


1. Catur
Catur adalah permainan mental yang dimainkan oleh dua orang.
Pecatur adalah orang yang memainkan catur, baik dalam pertandingan satu
lawan satu maupun satu melawan banyak orang (dalam keadaan informal).
Sebelum bertanding, pecatur memilih biji catur yang akan ia mainkan.
Terdapat dua warna yang membedakan bidak atau biji catur, yaitu hitam dan
putih. Pemegang buah putih memulai langkah pertama, yang selanjutnya
diikuti oleh pemegang buah hitam secara bergantian sampai permainan
selesai.

Catur merupakan suatu permainan yang sangat digemari oleh


masyarakat Indonesia, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang yang
sudah tua. Biasanya, orang bermain catur karena hobi, refreshing, jaga
malam, mengikuti perlombaan, atau sekadar untuk mengisi waktu luang.

Saat ini, permainan catur sedang hangat dibahas oleh masyarakat


Indonesia, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, khususnya terkait
status hukumnya dalam Islam. Sebab, tidak dapat dipungkiri bahwa orang
yang bermain catur biasanya akan menghabiskan waktu yang relatif lama
untuk menyelesaikan satu kali permainan. Apalagi, bagi orang yang sudah
merasakan nikmatnya bermain catur, satu kali permainan terkadang dirasa
belum cukup. Akibatnya, dia akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk
memenuhi tuntutan keinginannya tersebut

2. Hukum Bermain Catur

Permainan catur dibahas dari segi hukum Islam oleh para ulama
terdahulu. Permainan catur bagi mereka memiliki pandangan hukum yang
beragam. Perihal permainan catur, ulama berbeda pendapat. Sebagian ulama

3
mengharamkannya. Sebagian lagi memakruhkannya. Ada juga ulama yang
membolehkannya. 1

‫قوله (وهو) أي لعب الش>>طرنج (وقول>>ه ح>>رام) عن>>د األئم>>ة الثالث>>ة وهم أب>>و حنيف>>ة ومال>>ك‬
‫وأحمد بن حنبل رضي هللا عنهم وإنما قالوا بالحرمة لألحاديث الكث>>يرة ال>>تي ج>>اءت في ذم>>ه ق>>ال في‬
‫التحفة لكن قال الحافظ لم يثبت منها حديث من طريق صحيح وال حس>>ن وق>>د لعب>>ه جماع>>ة من أك>>ابر‬
‫الصحابة ومن ال يحصى من التابعين ومن بعدهم وممن كان يلعبه غبا سعيد بن جبير رضي هللا عنه‬

Artinya, “(Permainan itu) main catur (haram) menurut tiga imam,


yaitu Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad bin Hanbal. Mereka
menyatakan haram atas dasar sejumlah hadits yang mencela permainan
catur. Tetapi penulis At-Tuhfah (Ibnu Hajar) dari Mazhab Syafi’I mengutip
Imam Al-Hafiz Al-Asqalani mengatakan bahwa kualitas hadits yang
mengecam permainan catur tidak diriwayatkan berdasarkan jalan yang sahih
dan hasan. Bahkan sejumlah sahabat terkemuka Rasulullah dan banyak
tabi’in sepeninggal mereka juga bermain catur. Salah seorang yang bermain
catur adalah Sa’id bin Jubair,”2

Adapun terkait hukum bermain catur ini, fuqaha tidaklah sama


dalam menghukuminya, disana terdapat perbedaan pendapat atau ikhtilaf di
kalangan fuqaha terkait hukum bermain catur ini.

Di dalam kitab ‫ الجامع ألحكام الفقه على المذاهب األربعة‬karya Syaikh ‘Abdul
Hakim Hamadah di halaman 459, dijelaskan hukum bermain catur menurut
para fuqaha.

‫اللعب بالشطرنج‬

“Bermain Catur“

1
https://alwaraqat.id/hukum-bermain-catur-menurut-4-madzhab/

2
Sayid Bakri Syatha, Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, (Beirut, Darul Fikr, juz IV) .Hlm286.

4
Yang artinya :

“Jumhur fuqaha yakni Imam Malik, Imam Ahmad, dan Imam Abu
Hanifah berpendapat permainan catur hukumnya haram sebagaimana
haramnya permainan dadu“.

“Adapun Imam Syafi’i berpendapat permainan catur hukumnya


makruh“

“Imam Ibnu Hajar berpendapat: tidak ada hadits shohih maupun


hasan yang menetapkan haramnya catur, maka hukum atas permainan catur
adalah dengan Qiyas“

“Adapun yang membolehkan catur adalah Abu Hurairah, Ibnu


Musayyab, Ibnu Jabir, dan mereka berpendapat hukum asalnya adalah boleh
dengan syarat:

a. Tidak menyibukkannya dari yang wajib


b. Tidak adanya judi
c. Tidak menyelisihi Syariat“

Sedangkan dalam kitab fiqh muqaranatil madzahib lainnya, yaitu


Kitab Al-Fiqhu Al-Islamiyyu Wa Adillatuhu karya Syaikh Doktor Wahbah

5
Az-Zuhaili juga bisa kita jumpai pembahasan hukum bermain catur menurut
fuqaha 4 madzhab, di kitab tersebut pada juz 3 halaman 572-573
tertulis,yang artinya:

“Catur : Catur haram hukumnya di sisi jumhur fuqaha (Al-


Hanafiyyah, Al-Malikiyyah, Al-Hanabilah) selain fuqaha Asy-Syafi’iyyah.
Telah berkata Ali radhiyallahu ‘anhu: catur termasuk judi. Dan Ali
radhiyallahu ‘anhu pernah melewati kaum yang sedang bermain catur, dan
Ali berkata: ‘Patung-patung apa yang kalian kerumuni itu?.

“Adapun menurut fuqaha Asy-Syafi’iyyaah: Permainan catur


hukumnya makruh, karena catur merupakan permainan yang tidak
bermanfaat dalam agama, dan tidak ada juga hajat yang menyeru untuk
bermain catur, maka meninggalkan permainan catur lebih utama dan tidak
haram, karena permainan catur ini diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ibnu
Zubair, Abu Hurairah, Said bin Musayyab, radhiyallahu ‘anhum, jadi tidak
ada nash yang datang yang nash tersebut mengharamkan catur, dan tidak
pula atas makna yang telah diharamkan oleh nash, dan hukum asal benda
adalah mubah (boleh). dan dikatakan dalam permainan catur bisa
mempertajam pikiran dan menghidupkan pemahaman“.

B. Pengertian Alat Musik Dan Hukum Memainkan Nya


1. Pengertian alat musik

Alat musik merupakan suatu instrumen yang dibuat atau


dimodifikasi untuk tujuan menghasilkan musik. Pada prinsipnya, segala
sesuatu yang memproduksi suara, dan dengan cara tertentu bisa diatur oleh
musisi, dapat disebut sebagai alat musik. Walaupun demikian, istilah ini
umumnya diperuntukkan bagi alat yang khusus ditujukan untuk musik.
Bidang ilmu yang mempelajari alat musik disebut organologi.

6
Musik adalah Seni ,musik dan bernyanyi merupakan bagian dari
seni, kaarena hal tersebut kita harus lebih dahulu mengetahui apa yang
dimaksut dengan seni yang sesungguhnya. Dalam KBBI seni dapat
diartikana : keahlian membuat karya yg bermutu (dilihat dr segi
kehalusannya, keindahannya, dsb); karya yg diciptakan dng keahlian yg
luar biasa, spt tari, lukisan, ukiran; seniman tari sering juga menciptakan --
susastra yg indah.

Dalam ensklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah


penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, yang
dilahirkan dengan perantara alat komunikasi kedalam bentuk yang dapat
ditangkap oleh indra pendengar (seni suara), indra penglihat (seni lukis),
atau dilahirkan dengan perantara gerak (seni tari dan drama).3

Seni musik dapat kita artikan sebagai seni yang berhububungan


dengan alat musik dan irama yan keluar dari alat-alat tersebut. Dan seni
musik membahas mengenai not, intrumen, dan aliran-aliran musik.
Sedangkan seni vokal adalah seni yang diungkapkan hanya dengan
perantara suara tanpa adanya iringan intrument musik, namun dapat juga
digabungkan dengan alat musik tunggal.

2. Hukum Memainkan Alat Musik


a. Hukum memainkan alat-alat musik menurut para ulama.4

Seorang Ulama mazhab Syafi`i, Ibnu Hajar al-Haitsami


rohimahulloh berkata dalam kitab “Kaffur Ro`a`i `an Muharromat al-Lahwi
was Sima`i” (Hal. 118):

‫ت ْال َم ْشهُوْ َر ِة ِع ْن َد أَ ْه ِل اللَّه ِْو‬


ِ ‫ َو َغي ِْر َذلِكَ ِمنَ ْاآلاَل‬.. ‫ج‬ َّ ‫الط ْنبُوْ ِر َو ْالعُوْ ِد َوال‬
ِ ‫ص ْن‬ ُّ ‫ َك‬، َ‫ازف‬
ِ ‫” اَأْل َوْ تَا ُر َو ْال َم َع‬
ٍ ‫ َوهَ ِذ ِه ُكلُّهَا َم َحرَّمةٌ بِاَل ِخاَل‬،‫ق‬
.‫ف‬ ِ ْ‫َوال َّسفَاهَ ِة َوالفُسُو‬

Senar-senar dan alat-alat musik seperti kecapi, gitar, as-shonj yaitu


yang ada senarnya, rebab, jank (semacam gitar), kamanjah (alat musik yang
memiliki kayu berbentuk busr dengan empat senar), sinthir (semacam alat
3
Abdurahman al-Bbaghdadi,Seni Dalam Pandangan Islam, hal. 13
4
https://www.robbaniyyah.com/hukum-memainkan-alat-alat-musik-menurut-para-ulama

7
musik yang senarnya dari tembaga), dan dirriij (semacam kecapi), serta alat-
alat musik lainnya yang dikenal oleh para pemain dan orang-orang bodoh
dan para pelaku kefasikan. Ini semuanya hukumnya haram tanpa ada khilaf
(perselisihan)

‫ َوزَ َّل‬،ُ‫ َو َمنَ َع> هُ هُ >دَاه‬، ُ‫ص َّمهُ َوأَ ْع َماه‬


َ َ‫ َحتَّى أ‬،ُ‫ب َعلَ ْي ِه هَ َواه‬
َ َ‫َو َم ْن َح َكى فِ ْي ِه ِخاَل فًا فَقَ ْد َغلَطَ أَوْ َغل‬
. ُ‫بِ ِه ع َْن ُسن ٍَن تَ ْق َواه‬

Barang siapa yang menyebutkan adanya khilaf dalam hal ini maka ia
telah keliru atau hawa nafsunya telah mendominasinya sehingga
membuatnya tuli dan buta serta mencegahnya dari petunjuk dan juga
menggelincirkannya dari jalan ketakwaannya

،ُ‫ َوهُ َو الثِّقَ >ةُ ْال َع> ْدل‬، ‫َّاس اَ ْلقُرْ طُبِي‬
ِ ‫ اَإْل ِ َما ُم أَبُو ْال َعب‬: ‫َو ِم َّم ْن َح َكى ْاإِل جْ َما َع َعلَى تَحْ ِري ِْم َذلِكَ ُكلِّ ِه‬
، ‫اعهَا‬ِ ‫ أ َّما َال َم َزا ِم ْي ُر َو ْال ُكوْ بَةُ فَاَل يُختَلفُ فِي تَحْ ِري ِْم ِس َم‬:ُ‫فَإِنَّهُ قَا َل َك َما نَقَلَهُ ع َْن أئ َّمتِنَا َوأَقَرُّ وْ ه‬

Di antara ulama yang meriwayatkan adanya ijma ulama tentang


haramnya alat-alat musik ini adalah:al-Imam Abul ‘Abbas al-Qurthubi.
Beliau adalah ulama terpercaya dan bersih. Beliau –seperti yang dinukil dari
imam-imam kami dan yang diakui oleh mereka- mengatakan: ‘tentang
seruling dan gendang, tidak ada perbedaan pendapat ulama mengharamkan
mendengarnya.

ِ َ‫ َوأَئِ َّم ِة ْال َخل‬،‫ف‬


‫ َو َك ْي>فَ اَل ي َُح> َّر ُم‬، َ‫ف َم ْن يُبِ ْي ُح َذلِك‬ ِ َ‫َولَ ْم أَ ْس َم ْع ع َْن أَ َح ٍد ِم َّم ْن يُ ْعتَبَ ُر قَوْ لُهُ ِمنَ ال َّسل‬
‫ك فِي‬ َ ِ‫ َو َم>ا َك>انَ َك> َذل‬،‫ت َو ْالفَ َس>ا ِد َو ْال َمجُ>وْ ِن‬
َّ >‫ك لَ ْم ي َُش‬ َّ ِ‫ َو ُمهَيِّ ٌج ل‬،‫ق‬
ِ ‫لش> ْه َوا‬ ِ ْ‫َوهُ َو ِش َعا ُر أَ ْه ِل ْال ُخ ُموْ ِر َو ْالفُسُو‬
ِ ‫تَحْ ِر ْي ِم ِه ِواَل فِي تَ ْف ِسي‬
‫ْق فَا ِعلِ ِه َوتَأثِ ْي ِم ِه‬

Aku tidak pernah mendengar ada satu ulama salaf atau kholaf pun yg
berpendapat dibolehkannya semua itu. Bagaimana mungkin alat-alat musik
itu tidak diharamkan, padahal alat-alat musik itu syiarnya para peminum
khomr dan orang-orang fasiq, para pengumbar syahwat, kerusakan dan
ketidak normalan. Dengan demikian, tidak ada keraguan sedikitpun tentang
haramnya alat-alat musik tersebut dan kefasikan serta berdosa para
pelakunya.

8
‫أيض >ا إم>>ا ُم أص>>حابنا المت>>أ ِّخرين أب>>و الفتح س>>ليم بن أي>>وب‬
ً ‫وم َّمن نقَ>>ل اإلجم>>ا َع على ذل>>ك‬
َّ : ‫ وفي ح>>ديث آخَ> ر‬، ‫أن أورد ح>>ديثًا فِي تح>>ريم ال ُكوبَ>>ة‬
َ‫أن هللا‬ ْ ‫ فإنَّه قال فِي ” تقريبه ” بع>>د‬، ‫الرازي‬
‫ وم>>ع ه>>ذا فإنَّه إجم>>اع ” انتهى من‬، ‫ العُود‬: ‫طبة‬ َ ‫ وال َعر‬، ‫طبة أو ُكوب ٍة‬
َ ‫ب إال صاحب عَر‬ ٍ ‫يَغفِ ُر لك ِّل مذن‬
. )118/‫” كف الرعاع عن محرمات اللهو والسماع ” (ص‬

Di antara ulama yang menukil adanya ijma` (kesepatan umum) para


ulama tentang haramnya semua ini adalah: Imamnya para ulama madzhab
kami di kalangan mutaakhirin yaitu Abul Fath Salim bin Ayyub ar-Rozi.
Setelah mengemukakann hadis tentang kubah (yaitu gendang), beliau
berkata dalam kitab Taqrib nya: ‘Bahwa Alloh mengampuni setiap orang
yang berdosa kecuali pemain arthobah atau gendang. `Arthobah adalah
sejenis alat musik gambus. Semua Ini sudah menjadi Ijma”.
Al-Baghowi rohimahulloh dalam kitab “Syarhus Sunnah” (12/383)
mengatakan:

ِ ‫” َواتَّفَقُوا َعلَى تَحْ ِريم المزامير والمالهي َو ْال َم َع‬


“ ‫ازف‬

“Para ulama sepakat tentang haramnya seruling,  alat-alat permainan


dan alat-alat musik”.
b. Hukum mendengarkan Musik
Sebagaimana yang telajh dijelaskan diawal tadi, bahwa musik dan
bernyanyi memiliki perbedaan. Mendengarkan nyanyian dan musik tidak
dapat disamakan, karena didalamnya memeiliki unsur yang berbeda. Dan
mendengarkan musik dapat melalui beberapa cara :
1.) Mendengarkan Musik Secara Langsung (Live).
Pada dasarnya mendengarkan musik (atau dapat juga digabung
dengan vokal) secara langsung, seperti show di panggung pertunjukkan,
di GOR, lapangan, dan semisalnya, hukumnya sama dengan
mendengarkan nyanyian secara interaktif. Patokannya adalah tergantung
ada tidaknya unsur kemaksiatan atau kemungkaran dalam
pelaksanaannya. Jika terdapat unsur kemaksiatan atau kemungkaran,
misalnya syairnya tidak Islami, atau terjadi ikhthilat, atau terjadi

9
penampakan aurat, maka hukumnya haram. Jika tidak terdapat unsur
kemaksiatan atau kemungkaran, maka hukumnya adalah mubah5
2.) Mendengarkan Musik Di Radio, TV, Dan Semisalnya
Menurut Dr. Abdurrahman al-Baghdadi hukum mendengarkan musik
melalui media TV, radio, dan semisalnya, tidak sama dengan hukum
mendengarkan musik secara langsung sepereti show di panggung
pertunjukkan. Hukum asalnya adalah mubah (ibahah), bagaimana pun
juga bentuk musik atau nyanyian yang ada dalam media tersebut.
Kemubahannya didasarkan pada hukum asal pemanfaatan benda (asy-
yâ’) dalam hal ini TV, kaset, VCD, dan semisalnya yaitu mubah.
Kaidah syar’iyah mengenai hukum asal pemanfaatan benda
menyebutkan: Al-ashlu fi al-asy-yâ’ al-ibahah ma lam yarid dalilu at-tahrim
“Hukum asal benda-benda, adalah boleh, selama tidak terdapat dalil yang
mengharamkannya.
Namun demikian, meskipun asalnya adalah mubah, hukumnya dapat
menjadi haram, bila diduga kuat akan mengantarkan pada perbuatan haram,
atau mengakibatkan dilalaikannya kewajiban. Kaidah syar’iyah
menetapkan: Al-wasilah ila al-haram haram “Segala sesuatu perantaraan
kepada yang haram, hukumnya haram juga”.

BAB III

5
Abdurrahman al-Baghdadi,hal. 74

10
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Catur merupakan suatu permainan yang sangat digemari oleh
masyarakat Indonesia, mulai dari anak-anak, remaja, hingga
orang yang sudah tua. Biasanya, orang bermain catur karena
hobi, refreshing, jaga malam, mengikuti perlombaan, atau
sekadar untuk mengisi waktu luang.
2. Jumhur fuqaha yakni Imam Malik, Imam Ahmad, dan Imam Abu
Hanifah berpendapat permainan catur hukumnya haram
sebagaimana haramnya permainan dadu“.
“Adapun Imam Syafi’i berpendapat permainan catur hukumnya
makruh“
3. Musik adalah Seni ,musik dan bernyanyi merupakan bagian dari
seni, kaarena hal tersebut kita harus lebih dahulu mengetahui apa
yang dimaksut dengan seni yang sesungguhnya. Dalam KBBI
seni dapat diartikana : keahlian membuat karya yg bermutu
(dilihat dr segi kehalusannya, keindahannya, dsb); karya yg
diciptakan dng keahlian yg luar biasa, spt tari, lukisan, ukiran;
seniman tari sering juga menciptakan -- susastra yg indah.
4. Al-Baghowi rohimahulloh dalam kitab “Syarhus Sunnah”
(12/383) mengatakan:

ِ ‫” َواتَّفَقُوا َعلَى تَحْ ِريم المزامير والمالهي َو ْال َم َع‬


“ ‫ازف‬

“Para ulama sepakat tentang haramnya seruling,  alat-alat permainan


dan alat-alat musik”.
B. Saran

Demikian isi dari makalah kami,yang menurut kami telah kami


susun secara sitematis agar pembaca mudah memahaminya.Bagi
pembaca,kami sangat berharap adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat memperbaiki makalah kami kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

11
Abdurahman al-Bbaghdadi.Seni Dalam Pandangan Islam.
https://www.robbaniyyah.com/hukum-memainkan-alat-alat-musik-
menurut-para-ulama
https://alwaraqat.id/hukum-bermain-catur-menurut-4-madzhab/
Sayid Bakri Syatha. Ad-Dimyathi. I’anatut Thalibin.Beirut. Darul Fikr. juz
IV.

12

Anda mungkin juga menyukai