Anda di halaman 1dari 15

Kreteria Orang Yang Matang

Beragama

Oleh :

Abd. Hamid, S. Pd.I M. Pd.I


Kematangan beragama adalah kemampuan seseorang
untuk mengenali atau memahami nilai agama yang
terletak pada nilai-nilai luhurnya serta menjadikan nilai-
nilai dalam berikap dan bertingkah laku merupakan ciri
dari kematangan bergama. Jadi, kematangan beragama
terlihat dari kemampuan seseorang untuk memahami
nilai-nilai luhur agama yang dianutnya dalam kehidupan
sehari-hari.
Kematangan beragama atau kedewasaan seseorang
dalam bergama biasanya ditunjukkan dengan kesadaran
keyakinan yang teguh karena menganggap benar akan
agama yang dianutnya dan ia memerlukan agama
tersebut dalam hidupnya.
Manusia mengalami dua macam perkembangan yaitu perkembangan
jasmani dan perkembangan rohani. perkembangan jasmani diukur
berdasarkan umur kronologis. puncak perkembangan jasmani yang
dicapai manusia disebut kedewasaan. sebaliknya, perkembangan
rohani diukur berdasarkan tingkat kemampuan (abilitasi). Pencapaian
tingkat abilitasi tertentu bagi perkembangan rohani biasa disebut
dengan istilah kematangan (maturity). Berdasarkan ilmu psikologi
agama, latar belakang psikologis baik diperoleh berdasarkan faktor
intern maupun hasil pengaruh lingkungan memberi ciri pada pola
tingkah laku dan sikap seorang dalam bertindak.
Dengan demikian, Kematangan beragama dapat dipandang sebagai
keberagamaan yang terbuka pada semua fakta, nilai-nilai, serta
memberi arah pada kerangka hidup, baik secara teoritis maupun
praktek dengan tetap berpegang teguh pada ajaran agama.
Dalam buku The varieties of religious experience William
James menilai secara garis besar sikap dan prilaku
keagamaan itu dapat dikelompokkan menjadi dua tipe,
yaitu::
1. Tipe orang yang sakit jiwa (The sick soul)
Menurut William james, sikap keberagamaan orang
yang sakit jiwa ditemui pada orang yang pernah
mengalami latar belakang kehidupan keagamaan yang
terganggu misal seseorang menyakinkan suatu agama
dikarenakan oleh adanya penderitaan batin antara lain
mungkin diakibatkan oleh musibah. konflik batin atau pun
sebab lainnya yang sulit diungkapkan secara ilmiah.
2. Tipe orang yang sehat jiwa (Healthy- Mindednes)
Ciri dan sifat agama pada orang yang sehat jiwa menurut
N. Star buck yang dikemukankan oleh W. Houston clark dalam
bukunya Religion Psychology adalah Optimis dan gembira.
Orang yang sehat jiwanya menghayati segala bentuk
ajaran agama dengan perasaan optimis. pahala menurut
pandangannya adalah sebagai hasil jerih payahnya yang
diberikan Tuhan. Sebaliknya, segala bentuk musibah dan
penderitaan dianggap sebagai keteledoran dan kesalahan yang
di buatnya tidak beranggapan sebagai peringatan Tuhan
terhadap dosa manusia, mereka yakin bahwa Tuhan bersifat
pengasih dan penyayang dan bukan pemberi azab.
Orang yang Matang Beragama Menurut Al-Qur’an

Kriteria yang diberikan oleh Al-Qur'an bagi mereka yang


dikategorikan orang yang matang beragama Islam cukup
bervariasi. Seperti pada sepuluh ayat pertama pada Surah
Al-Mu'minun dan bagian akhir dari Surah Al-Furqan.
1. Mereka yang khusyu' shalatnya
2.   Menjauhkan diri dari (perbuatan-perbuatan) tiada
berguna
3.   Menunaikan zakat
4.   Menjaga kemaluannya kecuali kepada
isteri-isteri yang sah
5.   Jauh dari perbuatan melampaui batas (zina,
homoseksual, dan lain-lain)
6.   Memelihara amanat dan janji yang dipikulnya
7.   Memelihara shalatnya (QS. Al-Mu'minun : 1 -
10)
8.   Merendahkan diri dan bertawadlu'
9.   Menghidupkan malamnya dengan bersujud
(Qiyamullail)
10.  Selalu takut dan meminta ampunan agar
terjauh dari jahanam
11.  Membelanjakan hartanya secara tidak
berlebihan dan tidak pula kikir
12. Tidak menyekutukan allah, tidak
membunuh, tidak berzina
13. Suka bertaubat, tidak memberi persaksian
palsu dan jauh dari perbuatan sia-sia,
memperhatikan Al-Qur'an, bersabar, dan
mengharap keturunan yang bertaqwa (QS. Al-
Furqan : 63 - 67)
Ibnul Qoyyim, ulama abad ke 7, menyebutkan bahwa orang
yang matang beragama mempunyai 9 kriteria, yaitu :
1. Dia terbina keimanannya yaitu selalu menjaga
fluktualitas keimanannya agar selalu bertambah
kualitasnya
2.      Dia terbina ruhiyahnya yaitu menanamkan pada
dirinya kebesaran dan keagungan Allah serta segala
yang dijanjikan di akherat kelak, sehingga dia
menyibukkan diri untuk meraihnya
3.      Dia terbina pemikirannya sehingga akalnya
diarahkan untuk memikirkan ayat-ayat Allah Al-
Kauniyah (cipataan-Nya) dan Al-Qur'aniyah (firman-Nya).
4.      Dia terbina perasaannya sehingga segala ungkapan
perasaan ditujukan kepada allah, senang atau benci,
marah atau rela, semuanya karena Allah.
5. Dia terbina akhlaknya dimana kepribadiannya di bangun
diatas pondasi akhlak mulia sehingga kalau berbicara dia
jujur, bermuka manis, menyantuni yang tidak mampu, tidak
menyakiti orang lain dan berbagai akhlak mulia
6.      Dia terbina kemasyarakatannya karena menyadari
sebagai makhluk sosial, dia harus memperhatikan
lingkungannya sehingga dia berperan aktif
mensejahterakan masyarakat baik intelektualitasnya,
ekonominya, kegotang- royongannya, dan lain-lain
7.      Dia terbina keamuannya sehingga tidak mengumbar
kemauannya ke arah yang distruktif tetapi justru diarahkan
sesuai dengan kehendak Allah. Kemauan yang mendorongnya
selalu beramal shaleh
8. Dia terbina kesehatan badannya karena itu dia memberikan
hak-hak badan untuk ketaatan kepada Allah karena Rasulullah
SAW bersabda : "Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan
dicintai Allah daripada mukmin yang lemah" (HR. Ahmad)
9.    Dia terbina nafsu seksualnya yaitu diarahkan kepada
perkawinan yang dihalalkan Allah SWT sehingga dapat
menghasilkan keturunan yang shaleh dan bermanfaat bagi agama
dan negara.
Kriteria Orang Yang Matang Bergama Menurut  Ahli (Allport:
1993).
Allport, Memberikan Ciri-Ciri Individu Yang Memiliki
Kematangan Bergama Yaitu Sebagai Berikut:
1. Kemampuan Melakukan Differensi, Artinya
Kemampuan Differensi Dengan Baik Dimaksudkan Sebagai
Individu Dalam Bersikap Dan Berperilaku Terhadap Agama
Secara Objektif, Kritis, Reflektif, Berpikir Terbuka
Atau Tidak Dogmatis. Individu Yang Memiliki Kehidupan
Bergama Yang Differensiasi, Akan Mampu Menempatkan
Rasio Sebagai Salah Satu Bagian Dari Kehidupan
Bergamanya, Sehingga Pandangan Terhadap Agama
Menjadi Lebih Kompleks Dan Realistis, Tidak Terjebak
Dengan Pemikiran Yang Dogmatis.
2. Berkarakter Dinamis, Artinya Apabila Individu Telah
Berkarakter Dinamis, Agama Telah Mampu Mengontrol
Dan Mengarahkan Motif-Motif Dan Aktivitasnya. Aktivitas
Keagamaan Semuanya Dilaksanakan Demi Kepentingan
Agama Itu Sediri.
3. Konsistensi Moral, Kematangan Beragama Ditandai
Dengan Konsistensi Individu Pada Konsikuensi Moral
Yang Dimiliki Dengan Ditandai Oleh Keselarasan Antara
Tingkah Laku Dengan Nilai Moral. Salah Satunya Adalah
Adanya Keselarasan Dan Kesamaan Antara Tingkah
Laku Dengan Nilai Agama, Kepercayaan Tentang
Agama Yang Intens Akan Mampu Mengubah Atau
Memtransfomasikan Tingkah Laku.
4. Komprehensif, Kebergamaan Yang Komprehensif
Dapat Diartikan Segabai Kebaragamaan Yang Luas,
Universal Dan Toleran Dalam Arti Mampu Menerima
Perbedaan.
5. Integral, Keberagamaan Yang Matang Akan
Mammpu Mengintegrasikan Atau Menyatukan Agama
Dengan Segenap Aspek- Aspek Lain Dalam
Kehidupan Termasuk Di Dalamnya Dengan Ilmu
Pengetahuan.
6. Heuristik, Ciri Heuristik Dari Kematangan
Beragama Berarti Individu Akan Menyadari
Keterbatasannya Dalam Beragama, Serta Selalu
Berusaha Untuk Meningkatkan Pemahaman Dan
Penghayatan Dalam Beragama. 

Anda mungkin juga menyukai