Anda di halaman 1dari 13

MATA KULIAH : Klinik Sanitasi

DOSEN : Syamsuddin S. SKM. M.Kes

"Laporan Observasi Klinik Sanitasi Di Puskemas Mandai"

DI SUSUN OLEH :

EKA AYU ASTUTI ( PO71422118101 )


RESKY UTAMI ( PO714221181040 )
MUSDALIFAH JUFRI (PO714221181028)
YOEL AGRAAL KRISTHIAN (PO714221181049)
FITRASUL (PO714221181013)

KEMENTERIAN KESEHATAN MAKASSAR REPUBLIK


INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
MAKASSAR JURUSAN SANITASI LINGKUNGAN PRODI
D.IV 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjahkan kepada Allah SWT. karena atas berkat, rahmat, dan ridho-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang "Laporan Observasi
Klinik Sanitasi Di Puskemas Mandai" sebelum waktu yang ditetapkan.

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
Klinik Sanitasi. Penulis juga berharap makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya
serta bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa, makalah ini masih jauh dari standar yang ditetapkan
sehingga masih membutuhkan saran dan kritik. Oleh sebab itu apabila ada kesalahan
dalam pengetikan dan penyusunan makalah ini, penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................ 2
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Data Geografis dan Demografis....................................................... 5
B. Pengembangan Masyarakat.............................................................. 6
C. Sarana Prasarana............................................................................... 8
D. Pembinaan dan Kader Posyandu...................................................... 9
E. Upaya Kesahatan Lingkungan..........................................................
BAB III ANALISIS SWOT
A. Kelebihan..........................................................................................
B. Kelemahan.........................................................................................
C. Peluang..............................................................................................
D. Ancaman............................................................................................
E. Starategi Peluang Kelemahan............................................................
F. Strategi Ancamana Kekuatan ...........................................................
G. Strategi Ancaman Kelemahan...........................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................11
B. Saran.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sempurna baik fisik, mental, maupun social, tidak hanya bebas
dari penyakit dan cacat (WHO). Untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal
diperlukan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan guna memelihara
dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat maupun pemerintah. Untuk
mewujudkan kesehatan tersebut dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu pemeliharaan kesehatan
dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan mencakup 2 aspek, yaitu kuratif
(pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan setelah sembuh dari sakit
atau cacat) sedangkan peningkatan kesehatan mencakup 2 aspek yaitu: promotif
(peningkatan kesehatan) dan preventif (pencegahan penyakit). Derajat kesehatan
masyarakat dipengaruhi empat faktor (Blum, 1974), yaitu: Faktor lingkungan, perilaku
manusia, pelayanan kesehatan dan keturunan. Pengaruh faktor lingkungan paling besar
terhadap kesehatan. Faktor lingkungan meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologik
dan lingkungan sosial budaya. Gordon, (1979) menggambarkan interaksi antara faktor
lingkungan (environment ), pejamu (host , contohnya manusia) dan penyebab penyakit
(agent ) dalam bentuk timbangan keseimbangan. Bila salah satunya berlebih atau kurang
maka terjadi ketidak seimbangan, bisa timbul penyakit atau gangguan kesehatan lainya.
Pengelolaan lingkungan merupakan upaya untuk memecahkan, memperbaiki dan
meningkatkan mutu lingkungan, agar fungsi lingkungan bagi manusia dan makhluk hidup
lainnya dapat dipenuhi bagi kelangsungan hidup yang manusiawi. Tetapi pada dasarnya
masyarakat belum menyadari bahwa lingkungan yang bersih dapat membuat lingkungan
yang sehat jauh dari gangguan penyakit yang berbasis lingkungan.
Masalah kesehatan berbasis lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak
memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta perilaku hidup masyarakat yang masih
rendah yang mengakibatkan penyakit-penyakit seperti Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA), tuberculosis, diare, Demam Berdarah Dangue (DBD), Kulit dan lain-lain. Yang
merupakan sepuluh besar penyakit di puskesmas dan merupakan pola penyakit utama di
Indonesia.

Upaya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan selama ini, misalnya di tingkat
Puskesmas, antara pengobatan penyakit dan perbaikan kualitas lingkungan masih
dikerjakan terpisah, tidak terintegrasi dengan upaya kesehatan terkait lainnya. Petugas
paramedis/medis melaksanakan upaya pengobatan tanpa mempedulikan bagaimana
sebenarnya kondisi lingkungan permukiman pasien. Sebaliknya petugas sanitarian
melakukan upaya peningkatan kesehatan lingkungan (pengawasan kualitas lingkungan,
penyuluhan dan perbaikan mutu lingkungan) tanpa melihat permasalahan penyakit-
penyakit mendasar dan dominan di lokasi setempat.

Klinik Sanitasi merupakan upaya kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan


antara promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang beresiko
tinggi untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan pemukiman yang dilaksanakan
oleh petugas puskesmas bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara aktif dan
pasif di dalam dan luar puskesmas. Integrasi upaya kesehatan lingkungan dan upaya
pemberantasan penyakit berbasis lingkungan semakin relevan dengan ditetapkannya
paradigma sehat yang lebih menekankan pada upaya promotif-preventif dibanding upaya
kuratif-rehabilitatif. Untuk mencapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat petugas
sanitarian berperan untuk pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan
bantuan teknis. Selain itu pula petugas sanitarian dalam melakukan upaya peningkatan
kesehatan lingkungan (pengawasan kualitas lingkungan,penyuluhan dan perbaikan mutu
lingkungan)harus melihat permasalahan penyakit penyakit

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan oleh Petugas Kesehatan Lingkungan di


Puskesmas dalam mengatasi masalah Kesehatan Lingkungan yang dihadapai masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Mandai Kecamatan Mandai Kabupaten Maros
2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui masalah kesehatan lingkungan yang dihadapi masyarakat di wilayah


kerja Puskesmas Mandai.

b. Untuk mengetahui alternatif pemecahan masalah kesehatan lingkungan di wilayah


kerja Puskesmas Mandai.

C. Manfaat

Sebagai bahan informasi untuk mahasiswa yang ingin mengetahui tentang kondisi
lingkungan di wilayah kerja Puskesmas Mandai Kecamatan Mandai Kabupaten Maros

BAB II

PEMBAHASAN

A. Data Geografis dan Demografis

Pusekesmas mandai sebagai salah satu puskesmas yang berada di kabupatrn maros
provinsi sulawesi selatan yang memiliki luas wilayah 1.300 m2 dengan luas
keseluruhan 3.600 m2 dan luas bangunan 900 m2 .

Puskesmas Mandai mempunyai batas wilayah secara administratif yang terbagi


dalam:

1.Seblah utara berbatasan dengan kecamatan turikale

2.Seblah selatan berbatasan dengan kecamatan moncongloe dan kacamatan tanralili

3. Seblah barat berbtasan marusu

4. Seblah timur berbatasan simbang

Jumlah penduduk di wilayah puskesmas mandai pada tahun 2017 sebanyak 40.005
Jiwa yang dimana jumlah penduduk laki-laki sebanyak 19.318 jiwa dan penduduk
perempuan sebanyak 20.687 jiwa serta kepadatan penduduk sebanyak 814,60 jiwa
per km2 serta memiliki 3 posyandu yaitu posyandu balu-balu, posyandu tamarampu,
posyandu bonto ramba.

Kegiatan pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas mandai terdiri dari pelayanan
di dalam dan di luar gedung. Pelayanan di dalam gedung dilakukan oleh tenaga dari
berbagai profesi dan disiplin ilmu. Hal ini sudah ditunjang dengan penggunaan alat
dari manual hingga eletrik. Dari yang sederhana hingga canggih. Secara rutin
pegawai ditingkatkan kapasitasnya mulai berbagai pertemuan workshop, pelatihan,
seminar, baik yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kota Maros maupun pihak terkait
lainnya.

B. Pengembangan Masyarakat

Jenis pelayanan yang ada di Puskesmas Tamamaung adalah sebagai berikut:

1. Upaya Kesehatan Masyarakat Tingkat Pertama

Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial Unit pelayanan teknis fungsional puskesmas


yang dilaksanakan, yaitu:

a. Unit Kesehatan Masyarakat

1) Pelayanan Promosi Kesehatan

2) Pelayanan Kesehatan Lingkungan

3) Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana

4) Pelayanan Gizi

5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit dan imunisasi

b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

5) Home Care

2. Upaya Kesehatan Perorangan Tingkat Pertama

a. Rawat Jalan

1) Pelayanan Pemeriksaan Umum (Poli Umum)

3. Jaringan Pelayanan Kesehatan

a. Puskesmas Keliling

C. Sarana dan Prasarana

Puskesmas Tamamaung dalam memberikan Pelayanan Kesehatan kepada masyarakat


dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang berupa:
1. Gedung Gedung Puskesmas manfai

2. Transportasi Transportasi yang dimiliki Puskesms mandi terdiri mobil ambulance

3. Komputer

Komputer yang ada tersebar di hampir semua ruang pelayanan. Digunakan untuk
kegiatan administrasi, input dan pengolahan data, pembuatan laporan, dan sebagainya
untuk memaksimalkan keterjangkauan, telah dilengkapi pula dengan jaringan internet

Pembinaan Kader Posyandu

Kader posyandu adalah penggerak masyarakat dalam kelancaran kegiatan posyandu,


dimana kinerja dari kader posyandu tidak lepas dari bimbingan dan pembinaan yang
diberik oleh petugas kesehatan. Pembinaan terhadap kader posyandu dilaksanakan
setiap bulan dengan materi cara penimbangan, cara membaca KMS dan cara mencatat
dengan baik hasil kegiatan posyandu.

G. Upaya Kesehatan Lingkungan

Kegiatan yang telah dilaksanakan tahun 2019 sebagai berikut:

1. Validasi Data Kesehatan Lingkungan

Tujuan untuk mengetahui jumlah sarana tempat pengolahan makanan (TPM),


Tempat-tempat Umum (TTU), Sumur Gali (SGL), Jamban Kelrga (JAGA), Tempat
Pembuangan Sampah (TPS), 14 Depot Air Isi Ulang (DAMIU), Sistem Pembuang
Air Limbah (SPA) yang ada diliwayah kerja puskesmas tamamaung. Hasil Validasi
data kinerja Kesehata Lingkungan menujukkan bahwa capaian tahun 2018 sebesar
84,25%. Angka ini merupakan akumulasi dari kegiatan penyehatan air, hygene atau
sanitasi makanan dan minuman, SPAL pengawasan tempat-tempat umum, dan
pengendalian vector

2. Pengawasan Kualitas Air Atau Inspeksi Sarana Air Minum

Pengawasan kualitas air atau inspeksi sarana air minum bertujuan untuk mengetahui
kualitas air bersih dan air minum secara bakteriologis dengan melakukan
pengambilan dan pengiriman sampel. Dalam pengawasan air bersih,

3. Pengawasan TPM
Pengawasan TPM (Tempat Pengolah Makanan) dilakukan di 643 sarana TPM.

4. Pengawasan TTU

Pengawasan TTU (Tempat-Tempat Umum) TTU yang termasuk menjadi sasaran


pengawasan adalah sarana pendidikan, parawisata, kesehatan, ekonomi, dan non
ekonomi. Setelah melakukan pengawasan TTU

5. Pengawasan Penyehatan Lingkungan pada Perumahan atau Kunjungan Rumah

Pengawasan perumahan atau kunjungan rumah di wilayah kerja puskesmas dilakukan


untuk melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap rumah yang masuk kategori
sehat dan jumlah 11.228. Hasil pengawassan perumahan/knjungan rumah didapatkan
yaitu target 100%, realisasi 91% .

6. Pengawasan Depot Air Isi Ulang (DAMIU)

Pengawasan damiu dilakukan pada semua DAMIU yang ada di wilayah kerja
puskesmas yaitu 23. Depot dengan target yang harus diperiksa dicapai yaitu 100%
dan terealisasi 100%.

7. Penyehatan Lingkungan Pemukiman Dan Jamban Keluarga

Pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan bertujuan untuk memastikan


bahwa kondisi lingkungan pada kawasan perumahan memenuhi syarat kesehatan dan
tidak menimblkan sampah/ limbah yang mengotori lingkungan.

8. Pengawasan Limbah Medis PKM


Pengawasan limbah medis PKM dilakukan untuk tidak merugikan terhadap
lingkungan atau manusia apabila kontak langsung maupun 16 tidak langsung hasil
pengawasan limbah medis PKM target yang harus dicapai yaitu 80% dan terealisasi
80%.

9. Penyuluhan dan Pembinaan

Penyuluhan dan pembinaan dilakukan di beberapa kelurahan.

BAB III

ANALISIS SWOT

A. Kekuatan (Strenght)

 Terdapat petugas sanitarian


 Terdapat kendaraan yang memadai untuk melakukan
kunjungan/investigasi rumah
 Adanya program kerja yang mendukung meskipun Puskesmas
Mandai tidak memiliki ruangan klinik sanitasi tetapi kunjungan ke
masyarakat tetap berjalan sesuai dengan program kerja yang telah
ditetapkan
 Terdapat sarana masyarakat seperti pasar yang dekat dari lokasi
puskesmas sehingga dapat menjadi sarana promosi kesehatan dan
pemahaaman mengenai kesling
 Memiliki banyak fasilitas umum yang dapat digunakan untuk
pelaksanaan program penyuluhan

B. Kelemahan (Weaknesses)
 Tidak memiliki ruangaan klink sanitasi
 Adanya rangkap jabatan/tenaga sanitarian yang memegang jabatan
lebih dari Saturday
 Peralatan sanitarian KIT yang belum mencukupi untuk daerah yang
dijangkau oleh Puskesmas serta peralatan sanitarian KIT masih
kurang Di daerah Maros sehingga banyaknya puskesmas lain yang
meminjam alat sanitarian KIT

C. Peluang (Opportunity)

 Terjadinya hubungan yang baik dengan kader RT, RW dan kepala desa
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Mandai
 Puskesmas berada di lokasi yang strategis
 Adanya tenaga surveilen yang membantu petugas sanitarian

D. Ancaman (Theart)

 Jumlah sasaran program kesehatan lingkungan dalam wilayah kerja


puskesmas terlalu banyak sedang tenaga sanitarian tidak memadai
 Alat deteksi masalah lingkungan/sanitarian KIT yang masih kurang

E. Strategi peluang kekuatan :

 Mengoptimalkan sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas


Mandai
 Memberikan kepercayaan kepada masyarakat untuk terus melakukan
saran yang diberikan oleh Tenaga sanitarian untuk memperbaiki
lingkungan disekitarnya dan terus menjalin komunikasi sebagai klien
agar penyakit yang diderita tidak terjadi lagi dan angka penyakit
berbasis lingkungan dapat menurun.

F. Strategi peluang kelemahan :

 Melatih kader untuk membantu meringankan tugas tenaga sanitarian

G. Strategi ancaman kekuatan:


 Menjalin kerjasama dengan pihak lain untuk meningkatkan kualitas
pelayanan di daerah tersebut
 Memaksimalkan pelayanan promotive, preventif dengan didorong
pelayanan kuratif dan rehabilitative

H. Strategi ancaman kelemahan :

 Menambah tenaga sanitarian yang terlatih


 Tenaga sanitarian bisa melaksanakan tugasnya dengan fokus terhadap
masalah-masalah penyakit berbasis lingkungan

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat saya tarik dari kunjungan klinik sanitasi yang
telah kelompok kami lakukan di Puskesmas Mandai yaitu ruangan klinik sanitasi
di Puskesmas Mandai pada 2 tahun yang lalu Lu pernah ada tetapi dikarenakan
adanya renovasi bangunan atau gedung sehingga ruangan klinik sanitasi tersebut
dibongkar tetapi adanya program-program kerja yang dilaksanakan oleh pihak
Puskesmas sehingga kunjungan-kunjungan yang dilakukan di masyarakat itu
berjalan dan pihak Puskesmas tetap menerima pasien yang mengalami penyakit
berbasis lingkungan dikarenakan adanya program program kerja atau program
tugas yang disusun oleh pihak Puskesmas Mandai tersendiri

B.Saran
Adapun saran-saran dari kelompok kami setelah melakukan kunjungan klinik
sanitasi di Puskesmas Mandai yaitu

 Mengenai kelengkapan-kelengkapan peralatan seperti sanitarian kit itu


lebih diperbanyak serta ditingkatkan
 Menambah tenaga sanitarian yang berada di Puskesmas Mandai
 Pembangunan ruangan atau gedung klinik sanitasi dipercepat sehingga
klinik sanitasi yang dulunya ada ada dapat dikembalikan seperti awal

Anda mungkin juga menyukai