IODINASI ASETON
IODINASI ASETON
1. Tujuan Percobaan
Dapat menentukan orde reaksi
Dapat menghitung energy aktivasi
Dapat menghitung laju reaksi berdasarkan pengaruh konsentrasi dan
temperatur
2. Perincian Kerja
Menentukan orde reaksi dengan menggunakan aseton, iod, dan ion hydrogen.
Menghitung energy aktivasi dari data-data yang diperoleh.
Menghitung laju reaksi
3. Dasar Teori
Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
Sifat reaksi itu sendiri
Konsentrasi reaktan
Temperature
Katalis
Luas permukaan sentuhan
Laju dinyatakan dengan persamaan :
Laju = k[A]m . k[B]n ………………………………………… (1)
Dimana m dan n tidak mutlak bilangan bulat. [A] dan [B] adalah konsentrasi A
dan B dalam mol/L.
Jumlah m dan n disebut orde reaksi terhadap A dan B
Jika m = 1, maka disebut reaksi berorde satu terhadap A
Jika n = 2, maka disebut reaksi berorde dua terhadap B
Orde total merupakan jumlah m dan n
Laju reaksi juga bergantung pada temperatur , bila temperatur naik 10°C laju
menjadi 2 kali lipat. Hubungan kuantitatif antara laju reaksi dengan
temperature. Hubungan ini berdasarkan pada suatu ide bahwa reaktan harus
68
PETUNJUK PRAKTIKUM
IODINASI ASETON
69
PETUNJUK PRAKTIKUM
IODINASI ASETON
Reaksi akan berhenti bila waktu yang dibutuhkan untuk mereaksikan semua iod
(warna iodnya hilang) adalah t. maka persamaan laju menjadi :
[ I ¿¿ 2]
Laju = ¿ ……………………………………………...……….
t
(5)
Walaupun laju reaksi tetap pada kondisi yang telah diatur, dapat kita
mengubah-ubah konsetrasi aseton dan ion hydrogen. Apabila konsentrasi ion
hydrogen dan iod dibuat tetap sama pada campuran awal, sedangkan konsentrasi
aseton dibuat menjadi 2 kali konsentrasi semula, maka persamaan laju menjadi :
Laju 2 = k [2A]m . [I2]n . [H+]p ……………………………….... ( 6a )
Laju 1 = k [2A]m . [I2]n . [H+]p ………………………………… ( 6b )
Dengan membagi persamaan 6a dengan persamaan 6b, maka diperoleh :
laju2 [2 A ]m 2A
=
laju1 [ A]m
=
A
= 2m( ) ………………………..……………… (7)
70
PETUNJUK PRAKTIKUM
IODINASI ASETON
Aseton 4 M
HCL 1 M
Iodium(L) 0,005 M
Aquades (air demineral)
Es (sebagai pendingin)
5. Prosedur Kerja
Percobaan A
Pipet 10 ml aseton 4 M, masukkan kedalam erlenmeyer 100 ml.
Pipet 10 ml HCl 1 M, masukkan kedalam erlenmeyer yang berisi aseton.
Tambahkan 20 ml aquades (air demineral) kedalam campuran tersebut.
Pipet 10ml larutan iod dengan pipet gondok 10 ml.
Masukkan kedalam campuran tersebut (serentak jalankan stop watch).
Setelah warna iod hilang segera hentikan stop watch.
Ukur temperatur campuran tersebut.
Percobaan B
Pipet 5 ml aseton 4 M, masukkan kedalam erlenmeyer 100 ml.
Pipet 10 ml HCl 1 M, masukkan kedalam erlenmeyer yang berisi aseton.
Tambahkan 25 ml aquades (air demineral) kedalam campuran tersebut.
Pipet 10ml larutan iod dengan pipet gondok 10 ml.
Masukkan kedalam campuran tersebut (serentak jalankan stop watch).
Setelah warna iod hilang segera hentikan stop watch.
Ukur temperatur campuran tersebut.
Percobaan C
Pipet 10 ml aseton 4 M, masukkan kedalam erlenmeyer 100 ml.
Pipet 5 ml HCl 1 M, masukkan kedalam erlenmeyer yang berisi aseton.
Tambahkan 25 ml aquades (air demineral) kedalam campuran tersebut.
Pipet 10ml larutan iod dengan pipet gondok 10 ml.
Masukkan kedalam campuran tersebut (serentak jalankan stop watch).
71
PETUNJUK PRAKTIKUM
IODINASI ASETON
6. Data Percobaan
Data laju reaksi
Vol. Vol. Vol. Vol.
Larutan Waktu Temperatur
Aseton HCl Iod Aquades
1
72
PETUNJUK PRAKTIKUM
IODINASI ASETON
7. Daftar Pustaka
1. Emil J. Slowinski, Wayne Walsey, Williem L. Masterton, 1983. “Chemical
Principles in the Laboratory with Qualitatives Analysis”. Japan, Holt-
Saunders Int, ed.
73