Anda di halaman 1dari 10
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG JL. DIPONEGORO NO.743 TELP.(0768) 21028 FAX.(0768) 24716 TEMBILAHAN 29212 SPESIFIKASI! TEKNIS KEGIATAN : PENINGKATAN JALAN WILAYAH III DI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR TAHUN ANGGARAN 2019 PEKERJAAN : PENINGKATAN JALAN DALAM IKK KECAMATAN TANAH MERAH SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN Nama Program — : Pembangunan Jalan dan Jembatan Nama Kegiatan —:Peningkatan Jalan Wilayah IIT Pekerjaan Peningkatan Jalan Dalam IKK Kee. Tanah Merah Lokasi : Kecamatan Tanah Merah PASAL 2 PEKERJAAN PERSIAPAN Penentuan Lokasi Pekerjaan : Dalam menentukan lokasi Pekerjaan yang akan menimbulkan dampak positif maupun negatif bagi lingkungan (job site) yang terkena dampak pembangunan bagi masyarakat serta perkiraan dampak negatif yang timbul adalah keresahan sosial. Untuk mengatasi hal tersebut diatas, penyedia barang/jasa perlu mengadakan kegiatan antara lain : 1. Melapor/berkoordinasi kepada aparat Pemerintah setempat. 2. Sosialisasi/informasi kepada masyarakat. 3. Menyesuaikan rencana pekerjaan sesuai dengan pedoman dokumen pengadaan, PASAL 3 PEKERJAAN PRA PELAKSANAAN Sebelum dimulai pelaksanaan pekerjaan konstruksi, terlebih dahulu penyedia barang/jasa harus mengadakan pekerjaan Pra Pelaksanaan antara lain : 1, Pekerjaan Pengukuran (Uitzetten). Sebelum kegiatan phisik dilaksanakan harus terlebih dahulu dilakukan pekerjaan pengukuran (Uitzetten) untuk menentukan ketinggian (elevasi) lantai jembatan dengan muka tanah dan juga Iuas tanah yang akan dipakai untuk keperluan dimaksud yang selanjutnya akan digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, Pengukuran dilaksanakan dengan alat ukur yang teliti_ mengikuti ketentuan sbb : a) Untuk memulai pekerjaan, pengawas akan menetapkan Bench Mark (titik duga tetap) yang ada. b) Penyedia barang/jasa harus mengadakan pengukuran tampang melintang dan memanjang jembatan pada lokasi yang ditentukan dan diplotkan dengan gambar rencana pelaksanaan. ©) Pengukuran pertama untuk pedoman pemasangan patok disesuaikan dengan gambar rencana. Setelah selesai pengukuran dilapangan supaya dibuat gambar pelaksanaan (Shop Drawing) dengan persetujuan Pengawas. d) Semua biaya yang timbul oleh pekerjaan pengukuran ini, ditanggung sepenuhnya oleh penyedia barang / jasa yang bersangkutan. . Pekerjaan Pembersihan Lokasi, Lokasi pekerjaan harus dibersihkan terlebih dahulu dari tumbuhan semak-semak, batang kayu, tunggul-tunggul kayu atau bahan organik lainnya dibuang keluar areal pekerjaan sampai bersih untuk memudahkan pekerjaan dan pemeriksaan Pengawas. . Pekerjaan Pemasangan Patok. Setelah pekerjaan pengukuran dan pembersihan lokasi selesai dikerjakan maka pekerjaan pemasangan patok ditempatkan pada titik hasil pengukuran yang ditetapkan, ukuran-ukuran berpedoman pada rencana yang tercantum dalam gambar bestek pekerjaan yang dimaksud serta pemasangannya harus mendapat persetujuan Pengawas pekerjaan, . Pemasangan Bouwplank, Bouwplank dibuat dari papan yang kuat dengan sebelah atas harus datar. Bouwplank ini dipakukan pada tiang-tiang patok/profil kay broti yang tertanam kokoh dengan jarak maksimum 150 cm. Ukuran atau pemasangan Bouwplank harus dilakukan dengan mempergunakan instrumen alat yang baik. Tinggi peil Bouwplank harus ditulis pada papan Bouwplank dengan cat mennie. Demikian juga titik-titik pondasi harus diberi tanda dengan jelas pada papan Bouwplank. |. Mobilisasi Alat. Mobilisasi alat dari tempat semula ketempat pekerjaan (job site) disesuaikan dengan jadwal yang telah ditentukan agar efisiensi waktu dapat tercapai. Mobilisasi Tenaga Kerja. Mobilisasi tenaga kerja kelokasi pekerjaan (job site) agar disesuaikan dan diperhitungkan dengan kebutuhan lapangan dan lama pelaksanaan pekerjaan. Pembuatan Jalan Masuk/Jembatan Darurat. a) Pembuatan jalan masuk (acces road) bila diperlukan dibuat berdasarkan beban yang akan dilewatkan. b) Penyedia barang/jasa harus mengembalikan jalan-jalan sementara (acces road) seperti keadaan semula atas perintah Pengawas. ©) Pada lokasi jembatan yang akan dikerjakan terlebih dahulu harus dibuat Jembatan darurat untuk mengalihkan lalu lintas sesuai dengan kebutuhan yang akan Iewat sebelum pembongkaran jembatan lama. Jembatan darurat harus dibuat dengan konstruksi yang kuat dan aman untuk dilewati masyarakat. Lay Out Lay out meliputi antara lain menyediakan daerah kerja seperti yang ditunjukan dalam gambar atau yang ditentukan kemudian oleh Pengawas yang akan digunakan untuk mendirikan Kantor, gudang, bengkel dan akomodasi yang biayanya sadah termasuk dalam perhitungan harga satuan penawaran/over head pemborong. a) Kantor. Untuk keperluan Direksi harus dibuat ruangan kantor Direksi dan Pengawas sedemikian rupa yang memenuhi syarat dan dilengkapi dengan kursi dan meja. b) Barak Kerja, Barak kerja harus dibuat untuk istirahat staf lapangan atau pekerja, baik istirahat sementara atau istirahat malam. ©) Gudang, Tempat penyimpanan alat-alat maupun material-material konstruksi harus dapat menjamin keutuhan/keselamatan bahan yang disimpan yaitu lantai harus kuat dan kering. Semua pintu dan jendela dapat dibuka dan dikunci dengan baik, sirkulasi udara dan penerangan haus cukup. 4) Penyediaan Air. Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya pelaksanaan dan pemeliharaan atas persediaan air kebutuhan pelaksanaan pekerjaan termasuk air minum untuk Direksi dan Pengawas. ©) Penyedia barang/jasa harus melengkapi fasilitas-fasilitas PPPK ditempat pekerjaan. ) Papan Nama Kegiatan. - Penyedia barang/jasa harus membuat plank nama kegiatan menurut ketentuan dari pengawas dan dipasang ditepi lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk pengawas. - Papan nama kegiatan harus sudah dipasang pada waktu memulai pekerjaan hari pertama. PASAL 4 PEKERJAAN TANAH 1. Galian Tanah Penggalian tanah untuk tapak pondasi jembatan harus dilakukan sampai kedalaman garis-garis yang diperlihatkan pada gambar atau sampai elevasi min. 1 M’ dibawah muka tanah dasar atau mengikuti petunjuk Pengawas. a) Lebar galian harus cukup memberikan ruang kerja. b) Kemiringan tebing galian harus dibuat sedemikian rupa dan disesuaikan dengan kondisi tanah setempat agar tidak terjadi kelongsoran. ©) Bila tebing galian terpaksa harus curam dan tidak dapat menahan longsor maka +harus dilakukan upaya pengamanan dengan memasang kistdam (penahan). 2. Timbunan Tanah, Sebelum pekerjaan timbunan tanah dilaksanakan maka tanah dasa harus distripping sampai terdapat lapisan tanah yang baik dan harus dibersihkan dari benda-benda lainnya yang dapat membusuk dan menimbulkan kelongsoran. a) Tanah yang digunakan untuk bahan timbunan diambil dari tempat pengambilan (borrow pit area) yang telah dihilangkan lapisan olah (top soil) dan unsur bahan organik lainnya. b) Tanah yang digunakan untuk bahan timbunan harus dihancurkan terlebih dahulu, tidak bergumpal-gumpal dan homogen. ©) Timbunan dan Pemadatan dilakukan selapis demi selapis dengan ketebalan timbunan 20 - 30 cm. 4) Pemadatan harus mencapai angka kepadatan (degree of compaction) yang ditetapkan oleh Pengawas. 3. Pekerjaan Cerocok Kayu Bakau dan Lantai Kerja. Setelah galian tanah pondasi dilaksanakan maka harus dijaga dari kelongsoran, kemudian dilanjutkan dengan pamancangan cerocok kayu bakau ukuran diameter 10 ~ 12 cm panjang 5 m’ dengan jumlah cerocok tiap tapak sesuai gambar bestek. Permukean cerocok kayu harus dipotong datar dan diratakan dengan gergaji yang ujung-ujungnya rata-rata dibawah muka air rendah. Untuk menjaga kestabilan tanah dasar tapak pondasi dari air lumpur maka terlebih dahulu harus dilaksanakan urugan pasir bawah pondasi (ketebalan sesuai gambar) Setelah urugan pasir bawah pondasi diratakan dan padat dilanjutkan dengan pekerjean lantai kerja dari beton campuran 1 : 3: 5 (ketebalan sesuai gambar) PASAL 5 PEKERJAAN BETON Penyedia barang/jasa harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan beton sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam bestek dan gambar rencana. A. BAHAN, 1. Semen (Portland Cement) Semen yang digunakan harus semen buatan dalam negeri yang mutu dan kualitasnya sesuai dengan SK-SNI-S-04-1989 dan 0013-81. Semen harus dalam bentuk bubuk yang halus, tidak mengandung gumpalan-gumpalan yang keras. Dalam pengangkutan kedalam tempat penyimpanan (gudang) ditempat pelaksanaan, harus dijaga agar semen tidak menjadi lembab, semen harus disimpan dengan baik dan dilindungi terhadap cuaca menurut ketentuan/ petunjuk Pengawas. Agregat Halus (Pasir) Agregat halus (pasir) untuk campuran beton dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir keras, tajam dan bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti terik matahari dan hujan, Pasir harus bebas dari hal-hal yang merugikan beton misalnya debu, lumpur, partikel-partikel lain yang lunak babkan organik Jainnya. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% berat kering. . Agregat Kasar (Batu Pecah) Agregat kasar (batu pecah) dapat berupa pecahan batu alam atau batu pecah yang diperoleh dari produksi pemecah batu. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras yang tidak berpori dan bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang merusak beton seperti zat-zat reaktif alkali. Agregat tidak boleh mengandung lumpur lebih dari dari 1% berat kering. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dengan perbandingan yang baik, ukuran maksimum kerikil adalah 40 mm dam minimum 15 mm. Besi Beton (Baja Tulangan) Semua jenis dan ukuran besi beton/baja tulangan yang digunakan harus disesuaikan dengan gambar rencana, besi beton tidak boleh berkarat dan mengandung bahan-bahan organic yang dapat merusak beton, besi beton harus memenuhi syarat standar SK-SNI-S-05-1989 (PBI-71) 5. Ain Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air bersih yang tidak mengandung minyak, asam, garam, alkali dan bahan organik atau bahan lain yang dapat merusak mutu beton. Dalam hal ini harus dipakai air bersih yang berkualitas murni. 6. Bahan-Bahan Lain. Syarat-syarat kualitas bahan lain yang tidak tercantum dalam ketentuan- ketentuan diatas agar mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam : © Untuk pasir (sand) sesuai SK-SNI-S-04-1989-F; 6,1 © Untuk Agregat Kasar sesuai SK-SNI-04-1989-F dan SNI-009-87A ‘* Dan standar lainnya yang sudah disyartakan oleh Pemerintah, B. KOMPOSISI BETON 1. Untuk pekerjaan tiang kolom, balok-balok konstruksi dan plat lantai beton serta untuk konstruksidigunakan beton : ‘* Komposisi campuran 1 semen : 2 pasir beton : 4 batu pecah untuk pekerjaan jalan dan air secukupnya, bentuk seria ukuran diameter pembesian disesuaikan dengan gambar dokumen pengadaan. 2. Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana atau ditentukan Pengawas, pekerjaan beton bertulang pada umur minimum setelah 28 hari harus sudah dapat dipakai/digunakan, 3. Komposisi campuran harus mengunakan takaran bak yang terbuat dari kayu dengan bentuk dan ukuran sesuai analisa lapang/pengujian : Gambar bentuk dan ukur bak takaran C. CAMPURAN 1. Pelaksana harus membuat campuran beton dengan alat pengaduk (beton mollen) yang baik dan kapasitas yang sesuai dengan besarnya volume pekerjaan beton. ‘Alat pengaduk/beton mollen harus mampu mengaduk dan mencampur semua bahan-bahan menjadi suatu campuran merata tanpa adanya pemisahan. 2. Harus dilengkapi dengan alat-alat pengukur/takaran yang teliti berdasarkan hasil pengujian dan analisa lapangan serta mendapat persetujuan Pengawas terhadap setiap bahan yang akan masuk dalam alat pengaduk. 3. Urutan memasukkan bahan-bahan kedalam alat pengaduk serta lama waktu mengaduk harus sepengetahuan Pengawas. 4. Mengaduk dengan jumlah yang lebih atau menambah air agar kekentalan bertahan lama tidak diperkenankan. 5. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian Slump, nilai Slump maksimum 10 cm (sesuai jenis pekerjaan menurut PBI’71). Untuk maksud dan alasan-alasan tertentu, dengan persetujuan Pengawas dapat dipakai nilai slump yang menyimpang asal dipenuhi hal-hal sebagai berikut : ‘© Beton dapat dikerjakan dengan baik. ‘* Tidak terjadi pemisahan dari adukan. * Mutu beton yang disyahkan tetap terpenuhi. D. CETAKAN Cetakan harus menghasilkan konstruksi akhir yang mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana, seperti bentuk dan ukuran tapak, tiang Kolom, balok dan lantai harus dibuat sedemikian rupa sesuai dengan gambar rencana. Cetakan harus kokoh dan cukup rapat sehingga dapat dicegah kebocoran adukan dan air semen, dengan ketentuan : a) Bahan cetakan harus dari logam atau kayu yang tidak mudah meresap air dan sebelumnya harus mendapat persetujuan dari Pengawas. b) Pemasangan cetakan harus rapat dan aman untuk mencegah gerakan atau penurunan, untuk itu harus betul-betul didukung dengan kayu perancah yang kuat/kokoh. ©) Cetakan harus direncanakan sedemikian rupa sebelum penempatan beton, permukaan dari cetakan harus diberi oli dengan oli yang umum diperdagangkan, sehingga mudah dilepas dari beton tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaan beton diwaktu pembongkaran cetakan. E. PEMBESIAN 1. Semua pekerjaan pembesian harus mengikuti peraturan dan syarat-syarat SNI-2- 1971 (PBI-1971). Jenis dan mutu besi beton yang dipakai adalah yang mempunyai Kuat tarik minimum sebesar 2400 Kg/em (U24). Bahan-bahan dan ukuran tulangan harus berdasarkan SNI-0663-A, SK-SNI-S-05-1989 san SII- 0136-84. 2. Bentuk dan ukuran besi beton harus sesuai dengan yang tercantum dalam gambar bestek, cara pengerjaannya baik pembengkokan maupun penyambungn supaya mengikuti standar yang disyaratkan oleh PBI-71 atau mengikuti petunjuk Pengawas. Setelum besi beton diletakkan pada tempatnya, permukaan besi harus dibersihkan terhadap kotoran karatan, minyak atau bahan lain yang tidak dikchendaki. Besi beton harus dijaga agar selalu dalam keadaan yang bersih sampai saat pengecoran beton dilakukan, Penempatan besi beton harus mendapat persetujuan dari Pengawas terlebih dahulu sebelum diadakan pengecoran, Penyedia barang/ jasa harus memberitahukan secara tertulis kepada Pengawas untuk _mengadakn pemeriksaan pekerjaan pembesian sebelum pengecoran. Pada sisi kiri dan kanan dipasang Handrail/pagar pengaman yang terdiri dari besi pipa galvanis dia. 2,5 “ tebal, F. PENGECORAN 10. i Sebelum beton dicor, semua cetakan, pembesian dan bagian-bagian lain harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari Pengawas. Permukaan tempat beton akan dicor harus bebas dari genangan air, lumpur atau puing-puing dan harus dalam keadaan jenuh air. Permukaan beton yang telah dicor untuk tempat pengecoran selanjutnya harus bersih dan dibasahi dengan air semen. Beton tidak boleh dicor pada tempat aliran air atau dialiri sampai beton menjadi cukup keras. Beton tidak boleh dicor pada genangan air kecuali atas persetujuan Pengawas. Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan sebelum Direksi/Pengawas menyetujui persiapan-persiapan yang telah ditentukan dilaksanakan, Pengecoran beton hanya boleh dilakukan pada waktu Pengawas ada ditempat pekerjaan dan Penyedia barang/jasa harus memberitahukan sebelumnya dan memperhatikan dengan baik pekerjaan pengecoran tersebut. Beton harus diambil dari mesin pengaduk secepat mungkin sehingga tidak terjadi pemisahan atau tidak akan mengurangi nilai slump. Pelaksana harus membuat sistem yang baik agar pengecoran dapat diawasi dengan teliti. Care-cara pemadatan dengan alat penggetar harus mendapatkan persetujuan dari Pengawas. Adapun semua dimensi-dimensi konstruksi yang akan dicor seperti dimensi tapak pondasi, tiang kolom, balok dan lantai serta diameter pembesian harus disesuaikan dengan gambar bestek serta disetujuim oleh Pengawas G. PERBAIKAN lL Bilamana setelah pembongkaran cetakan, ternyata terlihat bahwa beton tidak sesuai bentuknya dengan gambar atau menyimpang dari ukuran atau terdapat permukaan-permukaan yang rusak, maka Pelaksana harus memperbaiki sesuai dengan petunjuk Pengawas. Pekerjaan perbaikan beton dimulai segera setelah diadakan pembongkaran cetakannya, 3. Tempat-tempat atau bagian-bagian yang harus diperbaiki harus dibersihkan dari bahan-bahan yang tidak berguna serta harus dalam keadaan basah selama 24 jam, kemudian diisi dengan bahan pengisi agar memenuhi bagian-bagian tersebut diatas. 4, Bidang-bidang beton harus diplaster menurut gambar bestek atau yang perlu diplaster setebal 2,00 — 2,50 cm dengan adukan 1 pe : 2 ps. Plasteran harus tapi dan rata, H. PERAWATAN BETON 1, Semua beton yang baru selesai dikerjakan harus dibasahi secara terus menerus selama 28 hari setelah pengecoran. 2, Pembasahan dilakukan dengan penyiraman atau cara lain yang diperbolehkan. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap pengaruh terik ‘matahari, selama tidak kurang dari 3 hari dengan cara menutup dengan goni. PASAL 6 PEKERJAAN PENETRASI JALAN Pekerjaan penetrasi 2-3 em adalah suatu pekerjaan lapisan penutup jalan yang terdiri dari batu split, agregate halus dan disiraman dengan aspal panas pada lapis permukaan beton, sebelum melaksanakan pekerjaan pelapisan harus terlebih dahulu dikeringkan dan bersih dari debu. ‘Material yang digunakann adalah : batu split dia. 2 cm (layer 1), batu split dia. 0,9 (layer T1) dan agregate halus (untuk lapis penutup). Bahan Perekat adalah Aspal AC 60/70. Peralatan yang harus disediakan adalah : = Mesin Gilas Kap. 2,5 Ton (digilas setiap per layer) = Penyapu, sikat, karung. — Kaleng asphalt — Skop, gerobak dorong, dan peralatan kecil lainnya, PASAL 7 PEKERJAAN LAPISAN ASPAL / BURAS (BURUH ) Pekerjaan Lapisan Aspal / Buras (Buras) adalah suatu pekerjaan lapisan penutup yang terdiri dari agregate halus dengan siraman aspal pada lapis permukaan beton, sebelum melaksanaken pekerjaan pelapisan harus terlebih dahulu dikeringkan dan bersih dari debu. Material; Material yang digunakann adalah agregate halus atau pasir kasar (untuk lapis permukaan). Aspal; Aspal yang digunakan harus dari jenis aspal AC 60/70. Peralatan; Peralatan yang harus disediakan adalah : - Penyapu, sikat, karung. ~ Kaleng asphal + Skop, gerobak dorong, dan peralatan kecil lainnya. PASAL 8 PEMBERSIHAN DAN PENYEMPURNAAN 1, Setelah pekerjaan utama selesai, Pelaksana harus membongkar semua pekerjaan- pekerjaan sementara dan mengembalikan pada keadaan semula. 2. Semua bangunan-bangunan sementara seperti kantor, gudang, bengkel, akomodasi dan fasilitas lainnya harus dibongkar dan dikeluarkan dari lapangan, 3. Tempa: pekerjaan harus dirapikan dan permukaan-permukaan tanah yang tidak rata harus diratakan kembali. 4. Kekurangan-kekurangan dan kerusakan-kerusakan lain yang masih ada harus segera diperbaiki. PASAL9 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAL Pada saat penyerahan pekerjaaan untuk pertama kalinya Penyedia Jasa harus meneliti Kembali bagian-bagian yang belum sempuma, untuk disempumakan pada saat serah terima pertama. Penyedia Jasa pelaksana harus menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak sesuai item pekerjaan yang tertuang dalam RAB dan Gambar reneana, Spekteknis atau berita acara Penjelasan Pekerjasan (Aanwidjzing) sehingga dapat diterima dengan baik oleh pemberi tugas. Penyedia Jasa menyerahkan Photo-photo pelaksanaan 0% ,25%, 50% dan 75% sampai dengan 100%, PASAL 10 PERATURAN TAMBAHAN Didalam hal-hal yang belum tercantum dalam pasal-pasal tersebut diatas, lebih lanjut akan ditentukan oleh Pengawas/Pemberi Tugas, antara lain : Bila tidak tercantum dalam dokumen pengadaan, tetapi tercantum dalam gambar rencana pada dok. pengadaan, maka gambar-gambar pada dokumen pengadaan yang mengikat dalam kontrak. Notasi yang tercantum dalam Gambar lebih mengikat dari pada perbandingan skala. Bila tidak tercantum dalam dokumen pengadaan, tetapi tercantum dalam Berita Acara Aanwijzing Kantor/Lapangan, maka Berita Acara Aanwijzing Kantor/Lapangan yang mengikat dalam kontrak. ‘Tembilahan, 2018 Ditetapkan Oleh : PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PK, ERWANTO, SST NIP. 19751005 199803 1 006

Anda mungkin juga menyukai