KEGIATAN BELAJAR 1
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bagian ini diharapkan Siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian besaran dan satuan.
2. Menjelaskan pengertian besaran vektor dan macam-macamnya.
3. Menjelaskan macam – macam sistem satuan.
4. Menjelaskan satuan pokok menurut sistem satuan internasional.
5. Menjelaskan Maksud Hukum Newton I, II dan III.
6. Menjelaskan Pengertian dan ciri-ciri gaya
B. Uraian Materi
1. BESARAN
a. Pengertian Besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka.
Besaran dibedakan menjadi besaran pokok dan besaran turunan.
b. Pembagian Besaran
Berdasarkan arahnya besaran dibagi menjadi 2 yaitu :
- Besaran Skalar yaitu besaran yang hanya memiliki nilai/besar tidak mempunyai
arah.
Contohnya : - panjang - energi
- Luas - waktu
- Volum - dll.
Satuan adalah sesuatu yang menjadi patokan atau standar pada suatu pengukuran.
a. Sistem satuan Internasional (SI unit ) yaitu system satuan yang dibuat oleh
organisasi standar internasional atau ISO (International Standardization
Organization).
b. Sistem satuan Inggris atau British Standard.
Sistem satuan Inggris antara lain menggunakan satuan- satuan : inci, feet, yard,
pound, mile dll.
Menurut system satuan internasional ada 7 (tujuh) satuan pokok yaitu :
- Besaran panjang satuan pokoknya meter (m)
- Besaran massa satuan pokoknya kilogram (kg)
- Besaran waktu satuan pokoknya sekon/detik (s)
- Besaran temperatur satuan pokoknya kelpin(K)
- Besaran kuat arus listrik satuan pokoknya amper (A)
- Besaran intensitas cahaya satuan pokoknya candela (cd)
- Besaran kuantitas zat satuan pokoknya mol (ml)
2
3. HUKUM NEWTON
1. Hukum Newton I (Hukum Kelembaman)
Bunyi Hk. Newton I : “ Jika resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol,
maka benda dalam keadaan diam akan tetap diam dan jika sedang bergerak lurus beraturan
akan tetap bergerak lurus beraturan”.
Secara matematis Hk. Newton I ditulis : ∑ F=0
2. Hukum Newton II (
Hk. Newton II bunyinya : “ Percepatan yang timbul pada suatu gaya tertentu, besarnya
berbanding lurus dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa
benda”.
F
Dirumuskan : a = atau F = m . a
m
3. Hukum Newton III (Hukum Aksi - Reaksi)
Bunyi Hk. Newton III : “ Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda
yang kedua juga akan mengerjakan pada benda pertama gaya yang besarnya sama tetapi
dengan arah yang berlawanan”.
Secara matematis dituliskan menjadi : F Aksi = - Reaksi
Penerapan Hukum Newton III pada bangunan antara lain pada perhitungan gaya reaksi
pada tumpuan.
4. Gaya
Gaya adalah tiap sebab yang mengakibatkan benda menjadi bergerak atau mengalami
perubahan gerak.
Skala gaya 1 cm : 2 N
titik tangkap
3
Apabila gaya-gaya bekerja dalam garis kerja yang satu bidang datar disebut gaya
koplanar. Bila gaya-gaya yang garis kerjanya berpotongan pada sebuah titik dinamakan
gaya konkuren (bertitik tangkap tunggal). Sedangkan bila gaya-gaya mempunyai garis
kerja dalam satu garis lurus disebut gaya kolinier (satu garis lurus)
A P1 P2 P1
A P1 B P2 A ∝ P2
Satuan Gaya
Menurut Sistem satuan Internasional, satuan gaya adalah Newton (N) sedangkan di
Indonesia satuan gaya kadang menggunakan satuan kg atau ton. Menurut sistem satuan
Inggris satuan gaya adalah pound (lb).
1 N = 0,1020 kgf atau 1kgf = 9,807 N
1 pound gaya (1 lbf) = 4,448 N = 0,4536 kgf
KEGIATAN BELAJAR 2
A. Tujuan Pembelajaran
2. Mampu menyusun dua gaya atau lebih menjadi satu buah gaya pengganti/ resultan
3. Mampu menguraikan sebuah gaya menjadi dua buah gaya secara grafis dan analitis.
B. Uraian Materi
MENYUSUN GAYA
Menyusun Gaya adalah mencari gaya pengganti dari beberapa gaya. Gaya-gaya yang di
ganti disebut gaya komponen, sedangkan gaya pengganti disebut Resultan (R). Menyusun
gaya dapat dilakanakan dengan 2 (dua) cara yaitu : cara grafis/gambar dan cara analitis/
Gaya kolinier adalah gaya-gaya yang garis kerjanya berada pada satu garis lurus.
Cara grafis : Tentukan skala gaya kemudian gambar dan susun gaya-gaya tersebut
A P1 B P2 C P3
A P1 P2 P3
A P1 B P2 P3 C
A P1 P3 P2
A R
Keterangan : R diukur dari titik tangkap gaya pertama sampai ujung/tanda panah
Cara analitis
Besar R = P1 + P2 – P3
Secara grafis besar gaya paduan/resultan (R) dan sudut arahnya (φ ¿ dapat ditentukan
P1 P1 P1
R R
α φ φ
A P2 A P2 A P2
P1 P1
Sin φ = x Sin ∝ φ=arc sin x sin ∝
R R
6
Contoh 1
Diketahui 2 (dua) buah gaya P1 dan P2 bertemu pada satu titik seperti pada gambar di
bawah ini. Tentukan besarnya resultan kedua gaya ( R ) dan sudut arah resultan (φ)!
P1=3 N
A α = 60° P2 =3,5 N
Penyelesaian :
R R
A φ = 27° P2 A φ = 27º P2
Cara analitis :
P1
Sin φ= x sin ∝
R
3
= x sin 60°
5,63
= 0,4615
Sin φ = 0,4615 φ = arc sin 0,4615 = 27°
Untuk mencari besar sudut arah R(φ ¿ dengan bantuan calculator (misal merk Karce)
adalah sbb : tekan 0,4615 2ndF Sin = 27,…°
Jika sudut apit besarnya 90° ( siku-siku ) maka besar resultan R dan sudut arah R (φ ¿
R Besar R = √ P12 + P 22
P1
φ Sudut arah R (φ ¿ Tan φ=
P2
7
P1
B P2 φ=arc tan
P2
Secara grafis besarnya gaya paduan/resultan (R) dan sudut arahnya (φ ¿ dapat ditentukan
dengan cara : segi banyak gaya (poligon gaya) dan jajaran genjang gaya paralel
dalam arah sumbu X dan sumbu Y. Sehingga P diuraikan menjadi Px = P cos ∝ dan
Py = P sin ∝ . Kemudian setelah semua gaya diuraikan ke sumbu X dan sumbu Y dicari
besar resultan gaya-gaya yang sejajar sumbu X (RX) dan resultan gaya-gaya sejajar
Sumbu Y (RY).
Ry Ry
Sudut arah R (φ ¿dihitung dengan rumus tan φ = atau φ = arc tan
Rx Rx
Contoh soal
Diketahui empat buah gaya masing-masing P1 = 15N, P2 = 20N, P3 = 25 N dan P4= 30N
α 4 = 315° Tentukanlah besar resultan gaya-gaya tersebut (R) dan sudut arah R (φ ¿
P2
α2 P1
α1
α3
α4
P3 P4
8
Penyelesaian :
= 15 x 0,866 = 12,99 N
= 20 x (-0,707) = -14,14 N
= 25 x (- 0,5) = -12,50 N
= 25 x (- 0,866) = - 21,65 N
= 30 x 0,707 = 21,21 N
= 30 x (- 0,707) = - 21,21 N
= 7,56 N
= -21,22 N
= √ 57,15+450.29
= √ 507,44
= 22,53 N
9
Sudut arah R (∅ ¿
RY −21,22
Tan φ = = = - 2,807 φ = arc tan -2,807 = -70,391
RX 7,56
RX
φ
RY R
P2
P1
P3 φ=70
P4
10
MENGURAIKAN GAYA
Menguraikan gaya merupakan kebalikan dari menyusun gaya. Menguraikan gaya adalah
mencari besar dan arah gaya-gaya komponen yang sudah diketahui garis kerjanya. Istilah lain
dari menguraikan gaya adalah membagi gaya.
- Cara Analitis/hitungan.
Secara grafis dapat diselesaikan dengan cara segitiga gaya dan cara jajaran genjang gaya
γ β L2 γ γ β P2
L1 P1 P P1
P ∝ β P
P P2
A B C
sin α
= sin β
= sin γ
Bila salah satu sisinya (gaya yang akan diuraikan) diketahui besarnya dan sudut dalam
diketahui, maka besarnya sisi yang lain dapat dicari.
β
C A
α
B γ
Contoh 2
kerjanya sejajar L1 dan L2. Tentukanlah besar P1 dan P2 Secara grafis dan analitis.
Penyelesaian :
Cara Grafis
L1 P1 α P2
60 60º 45º
A 45 P = 10 N
L2 P = 10 N
Besarnya gaya komponen P1 dan P2 adalah ditentukan dengan mengukur panjang garis
P2 = 4,5 x 2 N = 9,0 N
Cara analitis
P P1 P2
Rumus sinus = = α = 180º - 45º - 60º = 75º
sin ∝ sin 45 ° sin 60°
Menghitung P1
P1 P sin 45 ° 0,707
sin 45 º
= sin 75∘ P1 =
sin 75 °
x P = 0,966 x 10 = 7,32 N
Menghitung P2
Contoh 2
Tentukan besarnya gaya pada tali a dan balok b pada gambar dibawah ini !
a a
30° 30°
60°
12
Penyelesaian :
Ketiga garis yaitu P, tali a dan balok b di buat menjadi segitiga dimulai dari gaya yang sudah
di ketahui yaitu P = 1200 kg (lihat gambar segitiga di atas). Pada segitiga di atas berlaku
Aturan sinus :
a b P
= =
sin 60° sin 90 sin 30°
a P sin 60°
= ----------- a = xP
sin 60° sin 30° sin 30°
0,866
= x 1200 = 2078,4 kg
0.500
b P sin 90 °
= ----------- b = xP
sin 90 ° sin 30° sin 30°
1
= x 1200 = 2400 kg
0,866
Contoh 3
Uraikanlah gaya K = 100 kg menjadi 2 (dua) gaya yang garis kerjanya masing-masing
Jawab
K = 50 kg Ky K= 50 kg Kx = K cos 30°
A 30º = 50 . 0,866 =
= 50 . 0.5 = 25 kg
Secara grafis dapat diselesaikan dengan menggunakan lukisan kutub sedangkan secara
analitis menggunakan Statis momen yaitu “ Momen Resultan sama dengan jumlah
Contoh :
Diketahui gaya P = 10 N seperti gambar di bawah ini ! uraikanlah gaya P menjadi P1 dan
s P1 1
A a1= 3m B a2 = 5m C s O
P = 10 N P2 P 2
a = 8m P
P1 = x 2 N= N
P2 = x 2N= N
Cara Analitis :
Mencari P1
P.a2 10. 5
P . a2 = P1 . a + P2 . 0 P1 = = = 6,25 N
a 8
Mencari P2
P.a1 10. 3
P . a1 = P1 . 0 + P2 . a P2 = = = 3,75 N
a 8
Momen gaya adalah hasil kali antara gaya dengan jaraknya atau lengannya. Jarak
disini adalah jarak yang tegak lurus dengan gayanya. Momen gaya menyebabkan
terjadinya gerak rotasi. Momen dibedakan menjadi 2 yaitu : momen positif dan
momen negatif. Momen positif(+) adalah momen yang arah perputarannya searah
dengan putaran jarum jam(putar kekanan). Sebaliknya momen negatif (-) adalah
momen yang arah putarannya berlawanan arah dengan putaran jarum jam. Lihat
gambar di bawah ini .
P = 20 kg
a = 2 cm P=5N
14
d=2m
A O
MA = + P . a MO = - P . d
= + 20 . 2 = 40 kg cm = - 5 . 2 = 10 Nm
Contoh soal :
a. Hitunglah besarnya momen terhadap titik A (MA) pada gambar di bawah ini!
P = 12 kg
Jawab : MA = - P x l = 12 x 2 = 24 kgm
A
l=2m
P1 = 3 N P2 = 5 N
Jawab ; M A = - P1x 3 – P2x2 + P3 x 1
A = -3x3–5x2+1x1
P3 = 1 N = - 9 – 10 + 1
1m 1m 1 m = - 18 Nm
b. Tentukan besarnya momen terhadap titik B(MB) dan C(MC) pada gambar berikut
ini!
P=4N Penyelesaian :
A C B MB = + RA . 6 – P . 4
= + 2,7 . 6 – 4 . 4 = 0
2m 4m = + 2,7 . 2 = + 5,4 Nm
9. Kopel
Kopel adalah sistem dua gaya yang sejajar, sama besar tetapi berlawanan arah.
Momen kopel adalah hasil kali salah satu gaya dengan lengannya/jarak gayanya
disertai dengan arah berputarnya. Momen kopel diberi tanda positif (+) apabila arah
berputarnya searah dengan jarum jam dan sebaliknya.
P=6t P = 12 kg
d=2m d=3m
P=6t P = 12 kg
Sifat Kopel :
a. Suatu kopel memberi suatu sifat rotasi dalam bidang datar kopel.
b. Suatu kopel boleh dipindahkan pada bidang datar tempat kopel itu berada dan
pada bidang datar yang sejajar dengan bidang datar kopel itu
15
1. Tentukan besar resultan / R dan arahnya dari gaya – gaya di bawah ini
A P1 = 10 N B P2 = 15 N P3= 5 N C
2. Diketahui dua buah gaya seperti gambar di bawah ini. Tentukan besar resultan/R dari
kedua gaya dan sudut arah resultan (φ ) dengan cara grafis dan analitis !
P2 = 50 kg
A ∝=45°
A P1 = 40 kg
3. Diketahui dua gaya bertemu pada titik tangkap B seperti berikut ini. Jika sudut apit ∝
= 120° tentukan besar resultan R kedua gaya dan sudut arahnya secara analitis!
P1 = 5 N
B ∝ P2 = 8 N
4. Tentukan besar resultan R dan sudut arah R (φ ¿ pada susunan gaya di bawah ini!
P1 = 15 N
∝=90 °
A P2 = 20 N
5. Uraikan gaya K = 25 N berikut ini menjadi K1 dan K2 yang garis kerjanya masing-
masing sejajar garis L1 dan L2 !
L1 C
L2
45
°
P = 20 N
6. Uraikan gaya K = 80 N berikut ini menjadi 2 buah gaya yang masing-masing sejajar
K = 60 kg
∝=40°
7. Diketahui Sebuah beban P tergantung pada tali a dan b seperti pada gambar dibawah ini
dan tali tidak putus. Tentukan besar gaya pada tali a dan tali b !
45° 45°
a b
P=1t
P1 = 4 N P3 = 2 N
A B C D
P2 = 1,5 N
2m 1m 2m
P = 45 kg
P = 45 kg
17
KEGIATAN BELAJAR 3
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 diharapkan anda :
1. Dapat menjelaskan pengertian tumpuan dan macam-macamnya
2. Dapat menjelaskan karakteristik tumpuan sendi, tumpuan rol dan tumpuan jepit
3. Dapat menjelaskan pengertian gaya normal, gaya lintang dan momen.
4. Dapat menjelaskan pengertian bidang gaya normal, bidang gaya lintang dan bidang
momen.
5. Mampu menyebutkan jenis-jenis konstruksi dan menentukan jenis konstruksi
balok/gelagar.
6. Dapat menentukan reaksi tumpuan, gaya normal, gaya lintang dan momen lentur pada
gelagar dengan satu tumpuan jepit dan gelagar dua tumpuan.
7. Dapat menggambar bidang gaya normal (Bidang N), bidang gaya lintang (Bidang D)
dan bidang momen (Bidang M) pada gelagar dua tumpuan.
8. Dapat menggambar diagram gaya normal, gaya lintang dan momen.
B. Materi Pelajaran
1. Tumpuan
Tumpuan adalah tempat bersandarnya konstruksi dan tempat bekerjanya reaksi.
Tumpuan mempengaruhi jenis konstruksi, sebab setiap tumpuan mempunyai
karakteristik sendiri.
a. Macam Macam Tumpuan
Tumpuan Sendi/Engsel
Tumpuan Rol
Tumpuan Jepit
Tumpuan Bidang Datar
Tumpuan Gesek
Tumpuan Tali
Tumpuan Titik
Pendel
Dari macam-macam tumpuan tersebut yang banyak dijumpai dalam bangunan
adalah tumpuan sendi, rol, dan jepit. Oleh karena itu yang akan diuraikan
karakteristiknya berikut ini adalah tumpuan sendi, tumpuan rol dan tumpuan jepit.
b. Tumpuan Sendi/Engsel
Tumpuan sendi adalah tumpuan yang dapat menerima gaya dari segala arah tetapi
tidak dapat menahan momen. Dengan demikian tumpuan sendi memiliki 2 (dua )
gaya reaksi yaitu Reaksi vertikal (RV) dan Reaksi horizontal (RH).
Rh
Simbolnya
Rv
18
c. Tumpuan Rol
Tumpuan rol adalah tumpuan yang dapat menerima gaya dari arah yang tegak
lurus rol saja dan tidak mampu menahan momen. Oleh karena itu tumpuan rol
mempunyai satu gaya reaksi yaitu reaksi vertikal(RV). Apabila menghendaki
untuk menahan gaya yang arahnya horizontal maka posisi pemasangan rol yang
dirubah.
Simbolnya
Rv
d. Tumpuan Jepit
Merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya dari segala arah dan mampu
menahan momen. Sehingga tumpuan jepit mempunyai 3 (tiga) gaya reaksi yaitu
Reaksi vertikal,Reaksi horizontal dan Momen.
Rh
Simbolnya
Rv
2. Jenis Konstruksi
Jenis Konstruksi balok/gelagar ada 2 macam yaitu :
a. Konstruksi Statis tertentu yaitu konstruksi yang mana besarnya reaksi tumpuan
dan momen dapat diselesaikan dengan syarat-syarat keseimbangan yaitu
∑ V =0 , ∑ H=0 dan ∑ M =0 .
b. Konstruksi Statis Tak Tertentu yaitu suatu konstruksi balok dimana besarnya
reaksi tumpuan dan momen tidak cukup diselesaikan dengan tiga syarat
keseimbangan, melainkan masih memerlukan satu persamaan lagi yang disebut
persamaan perubahan bentuk.
B = jumlah batang
Rh R = 3, B = 1
Rv Rv R=B+2 3=1+2
b. Konstruksi jepit
Rh M R = 3, B = 1
R=B+2 3=1+2
Rv 3=3
R = 4, B = 1
Rh M 4=1+2
P P P P
Bidang gaya normal (Bidang N) adalah bidang yang menggambarkan besarnya gaya
P A B P P A B P
Aaa(asddfa
Bidang gayabnormal diberi tanda positif (+), jika gaya normal yang bekerja adalah
Tarik dan diarsir tegak lurus sumbu batang yang mengalami gaya normal. Sebaliknya
Bidang gaya normal/bid.N diberi tanda negatif(-)bila gaya normal yg bekerja adalah
Tekan dan diarsir sejajar dengan sumbu batang yang mengalami gaya normal.
20
P P
Bidang gaya Lintang adalah bidang yang menggambarkan besarnya gaya lintang
P= 2 t
A C B
RA RB
(+) P
RA (-)
RB
Bidang gaya lintang diberi tanda positif (+) bila perputaran gaya yang bekerja searah
dengan putaran jarum jam dan diarsir tegak lurus dengan sumbu batang yang
menerima gaya lintang. Sebaliknya bila perputaran gaya yang bekerja berlawanan
dengan putaran jarum jam diberi tanda negatif dan diarsir sejajar dengan sumbu
batang.
Bidang momen adalah bidang yang menggambarkan besarnya momen pada setiap
titik.
P1 P2
A B C D
a b c RD
(+)
Bidang momen diberi tanda positif bila bagian bawah atau bagian dalam yang
mengalami tarikan. Bidang momen positif diarsir tegak lurus sumbu batang yang
mengalami momen.Sebaliknya, bila yang mengalami tarikan pada bagian atas
atau bagian luar bidang momen diberi tanda negatif. Bidang momen negatif diarsir
sejajar sumbu batang. Dalam hal ini momen yang berputar kekanan belum tentu
positif dan momen yang berputar kekiri juga belum tentu negatif.
6. Konstruksi Balok Sederhana Dua Tumpuan dengan beban Terpusat/Beban Titik
Beban Terpusat/beban Titik adalah beban yang luas singgungnya kecil.
Misalnya = - tekanan roda kereta api terhadap rel
- Berat/beban pekerja terhadap rangka atap
a. Beban simetris
Contoh :
MC = ¼ PL = ¼ . 5 . 4 = 5 tm (momen maksimum)
b. Beban Tidak simetris
P=5t
A C B
Mmaks =
Gaya Lintang (D) Momen (M)
DA = + RA = + 3,75 t MA = RA . 0 = 0
DC = + RA = + 3,75 t MC = RA . a
DC’= + RA – P = 3,75 . 1 = 3,75 tm(M. Maks)
= + 3,75 – 5 = - 1,25 t MB = RA . ℓ – P . b
DB = +RA – P = - 1,25 t = 3,75 . 4 – 5 . 3 = 0
DB’ = + RA – P + RB
= + 3,75 – 5 + 1,25 = 0
c. Gelagar Dua Tumpuan Dengan Beban Miring
Bila ada beban P yang miring, maka penyelesaianya gaya yang miring diuraikan
menjadi komponen vertikal (Pv)= P.sin αdan komponen horizontal(Ph) = P.cosα
Pv menimbulkan Reaksi vertikal /Rv sedangkan Ph menimbulkan Reaksi hor./Rh
Oleh karena itu pada gelagar tersebut selain ada gaya lintang D yang disebabkan
gaya-gaya yang vertikal juga ada gaya normal N yang disebabkan oleh gaya yang
arahnya horizontal.
Contoh : Diketahui gelagar dua tumpuan dengan beban miring P = 5 ton seperti
Di bawah ini!
Diminta : 1. Hitunglah besar reaksi tumpuan.
2.Gambarkan bidang gaya normal (bidang N)
3.Gambarkan bidang gaya lintang (bidang D)
4.Hitung dan gambarkan bidang momen (Bidang M)
23
P=5t
P=5t Pv
A C ∝ = 60° B A C Ph B
a = 2m b = 3m
L= 8 m Rah (-) Ph
RAv Pv
RB
+
Penyelesaian :
1.Reaksi Tumpuan
Gaya miring P = 5 t diuraikan menjadi Pv = P . sin 60° = 5 . 0.866 = 4,33 t
Ph = P . cos 60° = 5 . 0,5 = 2,5 t
Reaksi arah Horisontal Rh hanya ada pada tumpuan sendi/dalam hal ini
di titik A
∑H=0
RAh – Ph = 0 Rah diumpamakan ke kanan
RAh – 2,5 = 0
RAh = + 2,5 t ( )
Pv . a 4,33 .2
RBv = = = 1,73 t ( )
l 5
2.Gaya Normal
Gaya normal disebabkan oleh gaya – gaya yang arahnya horisontal/ mendatar.
Bagian gelagar yang mengalami gaya normal yaitu dari titik A (tumpuan
sendi) sampai dengan titik C yaitu titik yang ada gaya miringnya. Dalam hal
ini karena pada titik A ada RAh arah ke kanan dan pada titik C ada gaya Ph
ke kiri, maka dari titik A sampai C mengalami gaya normal tekan (-), yang ciri
arah gayanya menuju titik A dan C. Untuk gambar bidang gaya normal
(bidang N) dapat dilihat pada gambar di atas.
3.Gaya Lintang
Gaya lintang disebabkan oleh gaya-gaya yang arahnya vertikal /tegak.
DA = + RAv = + 2,6 t
DC = +RAv = + 2,6 t
DC’= + RAv - Pv = + 2,6 – 4,33 = -1,73 t
DB = + RAv- Pv = + 2,6 – 4,33 = - 1,73 t
DB’ = + RAv – Pv + RBv
= + 2,6 – 4,33 + 1,73 = 0
Gambar Bidang gaya lintang (bidang D) lihat gambar di atas
24
A C D B A C D B
1m 2m 2m
+ 1400
K1
Penyelesaian : RA + + 400
1).Reaksi Tumpuan
Mencari RA
Jumlah momen terhadap titik B = 0
( ∑ M B=0 ¿ ¿RA diump Ke atas K2 _ RB
RA . 5 – K1. 4 – K2 . 2 = 0
5 RA - 1000.4 – 1500 . 2 = 0
5 RA -4000- 3000 =0 -1100
5 RA = 7000 0 0
7000
RA = = + 1400 kg ( )
5
+
Mencari RB 1400
Jumlah momen terhadap titik A=0 2200
-RB. 5 + K1.1 + K2 . 3 = 0
-5RB + 1000 .1 + 1500 . 3 = 0
-5RB +5500 = 0
−5500
- 5RB = -5500 RB = = 1100 kg ( )
−5
2). Gaya lintang (Bidang D) 3). Bidang Momen ( Bidang M)
DA = +RA = + 1400 kg MA = + RA . 0 = 0
DC = +RA = + 1400 kg MC = + RA . 1 = 1400 . 1
DC’= + RA – K1 = + 1400 – 1000 MD = + RA . 3 – K1 . 2
25
Diketahui : gelagar dua tumpuan dengan beban terbagi rata seperti di bawah ini !
Diminta : a. Hitung besar reaksi tumpuan (RA dan RB)
b.Gambarkan gaya lintang (bidang D)
c.Hitung dan gambar bidang momen (bidang M)
q = 2 t/m’ x q = 2 t/m’
A B A B
L=8m L=8m
q.x
Penyelesaian : x
a. ReaksiTumpuan
∑ MB=0 Dx Bidang D
RA . L – (q . L) . ½ L = 0 RA + D=0
RA . L - ½ qL2 = 0
RA . L = ½qL2
½ q L2
RA = -
L
RB
RA = ½ qL Mx
= ½ . 2 . 8 = 8 ton 0 0
Untuk x = 0 Mx = MA = ½ qL . 0 - ½ q . 02 = 0
Untuk x = ½ L = 4 Mx = MC = ½ qLx - ½ q x2
= ½ . 2 . 8 . 4 - ½ . 2 . 42
=
32 – 16 = 16 tm
Untuk x = L = 8 Mx = MB = ½ qLx - ½ q x2
= ½ . 2 . 8 . 8 - ½ . 2 . x2
= 64 – 64 = 0
Momen Maksimum
Momen maksimum terjadi pada Dx = 0
DC = + RA = + 5,33 t MC = RA . 6 – (q . 6) . ½ . 6
DC’ = +RA – (q . 6) = 5,33 . 6 – (1 . 6) . 3
= + 5,33 – (1 . 6) = - 0,67 t = 32 – 18 = 14 tm
DD = + RA - (q.6) = - 0,67 t MD = RA . 10 – ( q.6) . 7
DD’ = + RA – (q .6) –Pv = 5,33 . 10 – (1.6) . 7
= + 5,33 – (1.6) – 5 = - 5,67 t = 53,3 -42 = 11,3 tm
DB = + RA – (q.6) – Pv = - 5,67 t MB = RA . 12 – (q.6) .9 – Pv . 2
DB’ = + RA – (q.6) – Pv + RB = 5,33 . 12 – (1.6) .9 – 5 . 2
= + 5,33 -6 -5 + 5,67 = 0 =0
Momen Maksimum/momen ekstrim
` Momen maksimum terjadi pada D = 0
Dx = RAv – q . x
1 = 5,33 – 1 . x ------> x = 5,33 m
M.maks. = RAv . x – q.x . ½ x
= 5,33 . 5,33 – 1 . 5,33 . ½ . 5,33 = 14,2 tm
A ½L ½L B ½L ½L
L = 8m L
RA D=0
Penyelesaian :
Reaksi tumpuan RB
Mencari RA ∑ MB=0
RA . L – Q . ½ L = 0 0 (+) 0
RA . L - ( ½ . L . q ) . ½ L = 0
RA . L - ¼ q L2 = 0 10,67 tm
RA . L = ¼ q L2
RA = ¼ q L
29
=¼.2.8=4t
Mencari RB
Karena Simetris maka :
RB = RA = ¼ q L
= ¼.2.8=4t
Gaya Lintang D
Tinjauan titik X sejauh X m dari titik A ( 0 ≤ X ≤ )
q qx
qx 2q x
= 1 qx= 1 =
x L L L
2 2
Momen (M)
Masih tinjauan titik X sejauh X meter dari A (0 ≤ X ≤½ L)
2qx qx 2
qx= Qx =
L L
Mx = RAv . X - Qx . ⅓ x
qx 2
Mx = ¼ q L x - .⅓x
L
qx 2
Mx = ¼ q L x - ------- merupakan persamaan garis lengkung (karena
3L
berpangkat 3)
Momen ekstrim/terbesar terjadi pada Dx = 0
q x2
Dx= ¼ q L -
L
q x2
0=¼qL-
L
¼ q L. L
X2 =
q
X2 = ¼ L 2 ----------------
X = √¼ L = ½ L
q L2
M maksimum = ¼ q L x -
3L
q(½ L)
=¼qLx -
3L
q L2 q L 2 1
M maks. = – ------------------ M maks = qL2
8 24 12
1
= . 2 . 82
12
= 10,67 tm
b. Beban Segitiga Sehadap
Contoh :
Diketahui gelagar dua tumpuan beban segitiga berikut ini !
Diminta : 1). Tentukan besar reaksi tumpuan !
2). Hitung dan gambar bidang gaya lintang dan bidang momen !
q q
31
A B A B
Q = ½qL
L ⅔L ⅓L
L
Penyelesaian :
1) Reaksi Tumpuan qx
RA ∑ MB=0 Qx
RA . L – Q . ⅓ L = 0 x D=0
RA . L – (½qL) . ⅓ L = 0
1
RA . L - q L2 = 0
6
1/6 qL2
RA =
L
1
RA = 1/6 q L Mmaks= q L2 √ 3
27
0 0
RB ∑ MA =0
-RB . L + Q . ⅔ L = 0
-RB . L + (½ q L) . ⅔ L = 0
2
- RB . L + q L2 = 0
6
- RB . L = - ⅓ q L2
RB = 1/3 q L
Mencari momen M
Kita tinjau titik X sejauh X meterdari titik A
qx x qx
= -------- qx =
q L L
Beban segitiga sepanjang x adalah :
Qx = ½ qx . x
x
Mx = RAv . x – Qx .
3
q Lx x
Mx = - ½ qx . x .
6 3
q L x q x2
Mx = - --------- merupakan persamaan garis lengkung
6 6L
Letak Momen ekstrim
1
X= L 3 m dari titik A
27 √
10. Konstruksi Balok Satu Tumpuan Jepit
a. Konstruksi Balok Satu Tumpuan dengan Beban Terpusat
P
ℓ RAv – P = 0
P RAv = - P
Dx Gaya Lintang (Dx)
(+)
RAv P Tinjauan titik x sejauh x dari B
Bid. D Dx = +P merupakan garis lurus
sejajar sumbu balok
-P.ℓ Bid. M
0
Bid. M
Bidang Momen (Mx)
Masih tinjauan titik x sejauh x meter dari titik B
Mx = - P.x merupakan persamaan garis lurus miring
untuk x = 0 ; Mx = MB = 0
untuk x = ℓ ; Mx = MA = -P.ℓ
Contoh soal : Diketahui gelagar satu tumpuan jepit dengan beban P = 2 t seperti
di bawah ini .
Diminta : a. Hitung besar reaksi tumpuan (RA)
ΣV = 0
RA – P = 0
RA – 4 = 0
RA = 4 ton
RA P=4t
(+)
RA= 4 t b.Gaya Lintang
Bid. D Dx = +P
untuk x = ℓ= 4m ;Dx = DA = +P = 4 t
untuk x = 0 ; Dx = DB = +4 t
0 c. Bidang Momen (Mx)
Mx = - P.x
untuk x = ℓ= 4 m; Mx = MA=-4.2=-8tm
Bid. M untuk x = 0; Mx = MB = -4.0 = 0
A B RA – q.ℓ= 0
ℓ RA = q.ℓ
Gaya Lintang
Dx Tinjauan titik x sejauh x meter dari B
+RA = q. ℓ
Dx = +q.x merupakan persamaan
untuk x = ℓ; Mx = MA = -½ql 2
untuk x = 0; Mx = MB = -½q02 = 0
A C B
a=4m b=1m
L=5m
2. Diketahui : P1 = 2 t , P2 = 3 t dan P3 = 1 t
P1 P2 Ditanyakan : a.Hitung besar RA dan RB
b.Bidang gaya lintang (D)
A C D E B c.Bidang momen (M)
1,5 m 2m 1,5 m 1 m
P3
3. P1 P2 P3 Diketahui : P1 = 2 t, P2 =3 t , P3 = 4 t
Ditanyakan : a.Reaksi Tumpuan
b.Gaya lintang (D)
C A D E B c.Momen (M)
34
d.Momen maksimum
1m 2m 3m 3m
4.
P1 P2 P3 P4
A C D B 60°
d.Momen maksimum
9. q1 q2
A C B Diketahui : q1 = 200 kg/m’ q2 = 400 kg/m’
10 m 2m Diminta : a.Besar Reaksi RA dan RB
b.Gaya Lintang D
c. Momen M
d.Momen maksimum
10.
q Diketahui : gelagar dua tumpuan q = 500kg/m’
Ditanya : a.Hitung reaksi tumpuan RA, RB
A C D B b.Gaya lintang D
2m 4m 2m c.Momen M