Anda di halaman 1dari 35

1

KEGIATAN BELAJAR 1

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bagian ini diharapkan Siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian besaran dan satuan.
2. Menjelaskan pengertian besaran vektor dan macam-macamnya.
3. Menjelaskan macam – macam sistem satuan.
4. Menjelaskan satuan pokok menurut sistem satuan internasional.
5. Menjelaskan Maksud Hukum Newton I, II dan III.
6. Menjelaskan Pengertian dan ciri-ciri gaya
B. Uraian Materi

1. BESARAN
a. Pengertian Besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan angka.
Besaran dibedakan menjadi besaran pokok dan besaran turunan.
b. Pembagian Besaran
Berdasarkan arahnya besaran dibagi menjadi 2 yaitu :
- Besaran Skalar yaitu besaran yang hanya memiliki nilai/besar tidak mempunyai
arah.
Contohnya : - panjang - energi
- Luas - waktu
- Volum - dll.

-Besaran Vektor adalah besaran yang mempunyai besar/harga dan arah.

Misalnya : - gaya - momen


- Tegangan - kopel
- Perpindahan - percepatan
- Momentum dll.
2. SATUAN

Satuan adalah sesuatu yang menjadi patokan atau standar pada suatu pengukuran.

Ada beberapa macam system satuan antara lain :

a. Sistem satuan Internasional (SI unit ) yaitu system satuan yang dibuat oleh
organisasi standar internasional atau ISO (International Standardization
Organization).
b. Sistem satuan Inggris atau British Standard.
Sistem satuan Inggris antara lain menggunakan satuan- satuan : inci, feet, yard,
pound, mile dll.
Menurut system satuan internasional ada 7 (tujuh) satuan pokok yaitu :
- Besaran panjang satuan pokoknya meter (m)
- Besaran massa satuan pokoknya kilogram (kg)
- Besaran waktu satuan pokoknya sekon/detik (s)
- Besaran temperatur satuan pokoknya kelpin(K)
- Besaran kuat arus listrik satuan pokoknya amper (A)
- Besaran intensitas cahaya satuan pokoknya candela (cd)
- Besaran kuantitas zat satuan pokoknya mol (ml)
2

3. HUKUM NEWTON
1. Hukum Newton I (Hukum Kelembaman)
Bunyi Hk. Newton I : “ Jika resultan gaya-gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol,
maka benda dalam keadaan diam akan tetap diam dan jika sedang bergerak lurus beraturan
akan tetap bergerak lurus beraturan”.
Secara matematis Hk. Newton I ditulis : ∑ F=0
2. Hukum Newton II (
Hk. Newton II bunyinya : “ Percepatan yang timbul pada suatu gaya tertentu, besarnya
berbanding lurus dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa
benda”.
F
Dirumuskan : a = atau F = m . a
m
3. Hukum Newton III (Hukum Aksi - Reaksi)
Bunyi Hk. Newton III : “ Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda
yang kedua juga akan mengerjakan pada benda pertama gaya yang besarnya sama tetapi
dengan arah yang berlawanan”.
Secara matematis dituliskan menjadi : F Aksi = - Reaksi
Penerapan Hukum Newton III pada bangunan antara lain pada perhitungan gaya reaksi
pada tumpuan.

4. Gaya

Gaya adalah tiap sebab yang mengakibatkan benda menjadi bergerak atau mengalami
perubahan gerak.

Ciri Ciri Gaya

a. Gaya mempunyai besar


Besar gaya dinyatakan dalam satuan Newton (N), kg atau ton. Untuk menggambarkan gaya
biasanya dengan sebuah garis dan panjang garis menggunakan skala khusus yang disebut
dengan skala gaya. Misalnya skala gaya 1 cm : 2 N, 1 Cm : 10 kg, skala gaya 1 cm : 2 ton
dll.
b. Mempunyai arah
Arah gaya ialah arah bergeraknya benda/titik materi dan dinyatakan dengan tanda panah.
c. Mempunyai titik tangkap
Titik tangkap gaya adalah titik tempat gaya mulai bekerja. Titik tangkap gaya diberi notasi
dengan huruf besar, seperti A, B, C dan seterusnya.
d. Garis kerja gaya
Garis kerja gaya adalah garis yang berimpit dengan gaya yang bersangkutan. Perpanjangan
garis kerja gaya dapat ke depan dan bisa juga ke belakang.
Untuk lebih jelasnya lihat gambar gaya dibawah ini

Skala gaya 1 cm : 2 N

garis kerja gaya P garis kerja gaya P


P = 10 N

titik tangkap
3

Apabila gaya-gaya bekerja dalam garis kerja yang satu bidang datar disebut gaya
koplanar. Bila gaya-gaya yang garis kerjanya berpotongan pada sebuah titik dinamakan
gaya konkuren (bertitik tangkap tunggal). Sedangkan bila gaya-gaya mempunyai garis
kerja dalam satu garis lurus disebut gaya kolinier (satu garis lurus)
A P1 P2 P1

A P1 B P2 A ∝ P2

Gbr. Gaya Kolinier Gbr. Gaya Konkuren

Satuan Gaya
Menurut Sistem satuan Internasional, satuan gaya adalah Newton (N) sedangkan di
Indonesia satuan gaya kadang menggunakan satuan kg atau ton. Menurut sistem satuan
Inggris satuan gaya adalah pound (lb).
1 N = 0,1020 kgf atau 1kgf = 9,807 N
1 pound gaya (1 lbf) = 4,448 N = 0,4536 kgf

C. Soal Soal Latihan


Kerjakan Soal – Soal berikut ini dengan benar !
1. Apakah yang dimaksud dengan besaran skalar dan besaran vektor ? Jelaskan!
2. Sebutkan masing-masing 4(empat) buah cotoh besaran skalar !
3. Sebutkan 4 macam besaran vektor dan satuannya !
4. Apakah yang dimaksud dengan satuan ? Jelaskan !
5. Sebutkan 5(lima) buah satuan pokok menurut sistem satuan Internasional !
6. Jelaskan penerapan Hukum Newton III dalambidang bangunan !
7. Sebutkan syarat-syarat keseimbangan suatu konstruksi !
8. Apakah yang dimaksud dengan gaya? Sebutkan ciri-cirinya !
9. Sebutkan jenis-jenis gaya dan jelaskan !
10. Diketahui sebuah gaya mempunyai besar 50 N, berapakah besar gaya tersebut dalam
satuan kilogramforce dan dalam sistem satuan Inggris ?
4

KEGIATAN BELAJAR 2

MENYUSUN DAN MENGURAIKAN GAYA

A. Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini diharapkan siswa :

1. Mampu menjelaskan pengertian menyusun dan menguraikan gaya dengan benar.

2. Mampu menyusun dua gaya atau lebih menjadi satu buah gaya pengganti/ resultan

secara grafis dan analitis.

3. Mampu menguraikan sebuah gaya menjadi dua buah gaya secara grafis dan analitis.

B. Uraian Materi

MENYUSUN GAYA

1. Pengertian Menyusun Gaya

Menyusun Gaya adalah mencari gaya pengganti dari beberapa gaya. Gaya-gaya yang di

ganti disebut gaya komponen, sedangkan gaya pengganti disebut Resultan (R). Menyusun

gaya dapat dilakanakan dengan 2 (dua) cara yaitu : cara grafis/gambar dan cara analitis/

hitungan. Istilah lain dari menyusun gaya adalah memadu gaya.

2. Menyusun Gaya Gaya Kolinier

Gaya kolinier adalah gaya-gaya yang garis kerjanya berada pada satu garis lurus.

a. Menyusun gaya kolinier yang satu arah

Cara grafis : Tentukan skala gaya kemudian gambar dan susun gaya-gaya tersebut

seperti dibawah ini. Kemudian untuk menentukan besar Resultan/R, ukur

besar/panjang R lalu kalikan dengan skala gayanya.

A P1 B P2 C P3

A P1 P2 P3

Secara analitis : Besar Resultan R = P1 + P2 + P3

Arah R sesuai arah gaya-gaya yang disusun.


5

b. Menyusun gaya kolinier dengan arah berlawanan

A P1 B P2 P3 C

A P1 P3 P2

A R

Keterangan : R diukur dari titik tangkap gaya pertama sampai ujung/tanda panah

gaya terakhir lalu kalikan dengan sekala gaya.

Cara analitis

Besar R = P1 + P2 – P3

Arah R : - bila hasilnya positif (+) berarti arah R ke kanan

- bila hasilnya negatif (-) berarti arah R ke kiri

3. Menyusun Dua Gaya Konkuren (satu titik tangkap)

Secara grafis besar gaya paduan/resultan (R) dan sudut arahnya (φ ¿ dapat ditentukan

Dengan cara : segitiga gaya dan jajaran genjang gaya

P1 P1 P1

R R

α φ φ

A P2 A P2 A P2

Secara analitis besar gaya paduan /R dihitung dengan rumus

R =√ P12 + P 22+ 2. P 1 . P 2 cos α

Sedangkan besar sudut arah R (φ ¿ dicari dengan formula berikut ini

P1 P1
Sin φ = x Sin ∝ φ=arc sin x sin ∝
R R
6

Contoh 1

Diketahui 2 (dua) buah gaya P1 dan P2 bertemu pada satu titik seperti pada gambar di

bawah ini. Tentukan besarnya resultan kedua gaya ( R ) dan sudut arah resultan (φ)!

P1=3 N

A α = 60° P2 =3,5 N

Penyelesaian :

Cara grafis skala gaya 1 cm : 1N

P1 Besar R = 5,6 x 1 N = 5,6 N P1

Sudut arah R ( φ ¿ = 27°

R R

A φ = 27° P2 A φ = 27º P2

Cara segitiga gaya Cara jajaran genjang gaya

Cara analitis :

- Besar R = √ P12 + P 22+ 2. P 1. P 2.cos ∝


= √ 32 +¿ ¿
= √ 9+12,25+21 . 0,5
= √ 31,75
= 5,63 N
Sudut arah R (φ)

P1
Sin φ= x sin ∝
R
3
= x sin 60°
5,63
= 0,4615
Sin φ = 0,4615 φ = arc sin 0,4615 = 27°
Untuk mencari besar sudut arah R(φ ¿ dengan bantuan calculator (misal merk Karce)
adalah sbb : tekan 0,4615 2ndF Sin = 27,…°

Jika sudut apit besarnya 90° ( siku-siku ) maka besar resultan R dan sudut arah R (φ ¿

P1 dapat dihitung dengan rumus :

R Besar R = √ P12 + P 22

P1
φ Sudut arah R (φ ¿ Tan φ=
P2
7

P1
B P2 φ=arc tan
P2

4. Menyusun Beberapa gaya yang bertemu pada satu titik tangkap

Secara grafis besarnya gaya paduan/resultan (R) dan sudut arahnya (φ ¿ dapat ditentukan

dengan cara : segi banyak gaya (poligon gaya) dan jajaran genjang gaya paralel

(paralelogram). Sedangkan secara analitis gaya-gaya komponen diuraikan dahulu ke

dalam arah sumbu X dan sumbu Y. Sehingga P diuraikan menjadi Px = P cos ∝ dan

Py = P sin ∝ . Kemudian setelah semua gaya diuraikan ke sumbu X dan sumbu Y dicari

besar resultan gaya-gaya yang sejajar sumbu X (RX) dan resultan gaya-gaya sejajar

Sumbu Y (RY).

Besarnya Resultan R = √ Rx2 + Ry 2

Ry Ry
Sudut arah R (φ ¿dihitung dengan rumus tan φ = atau φ = arc tan
Rx Rx

Contoh soal

Diketahui empat buah gaya masing-masing P1 = 15N, P2 = 20N, P3 = 25 N dan P4= 30N

Gaya-gaya tersebut masing-masing membentuk sudut ∝1=30 ° , ∝2=135°,α 3= 240°,

α 4 = 315° Tentukanlah besar resultan gaya-gaya tersebut (R) dan sudut arah R (φ ¿

Dengan cara analitis dan grafis !.

P2

α2 P1

α1

α3

α4

P3 P4
8

Penyelesaian :

Gaya P1 diuraikan menjadi P1X = P1 x cos ∝1 = 15 x cos 30°

= 15 x 0,866 = 12,99 N

P1Y = P1 x sin ∝1 = 15 x 0,5 = 7,50 N

Gaya P2 diuraikan menjadi P2X = P2 x cos ∝2 = 20 x cos 135°

= 20 x (-0,707) = -14,14 N

P2Y = P2 x sin 135°= 20 x 0,707 = 14,14 N

Gaya P3 diuraikan menjadi P3X = P3 x cos α 3 = 25 cos 240°

= 25 x (- 0,5) = -12,50 N

P3Y = P3 x sin α 3 = 25 x sin 240°

= 25 x (- 0,866) = - 21,65 N

Gaya P4 diuraikan menjadi P4X = P4 x cos α 4 = 30 x cos 315°

= 30 x 0,707 = 21,21 N

P4Y = P4 x sin α 4 = 30 x sin 315°

= 30 x (- 0,707) = - 21,21 N

Resultan gaya-gaya sejajar sumbu X( RX) = P1X + P2X + P3X + P4X

= 12.99 + (-14,14) + (-12,50) + 21,21

= 7,56 N

Resultan Gaya-gaya sejajar sumbu Y(RY) = P1Y + P2Y + P3Y + P4Y

= 7,50 + 14,14 + (-21,65) + (-21,21)

= -21,22 N

Besar Resultan (R) = √ R x2 + Ry 2 = √ 7,562 +(−21,22¿¿ 2¿)¿ ¿

= √ 57,15+450.29
= √ 507,44

= 22,53 N
9

Sudut arah R (∅ ¿

RY −21,22
Tan φ = = = - 2,807 φ = arc tan -2,807 = -70,391
RX 7,56

= - 70° 23' 29,2”

RX

φ
RY R

Cara grafis : misal skala gaya 1 cm : 5 kg

Metode poligon gaya (segi banyak gaya )

P2

P1

P3 φ=70

R Besar R : panjang R x skala gaya


Sudut arah R/φdiukur dengan
busur derajat

P4
10

MENGURAIKAN GAYA

5. Pengertian Menguraikan Gaya

Menguraikan gaya merupakan kebalikan dari menyusun gaya. Menguraikan gaya adalah
mencari besar dan arah gaya-gaya komponen yang sudah diketahui garis kerjanya. Istilah lain
dari menguraikan gaya adalah membagi gaya.

Menguraikan gaya dapat dilaksanakan dengan 2 (dua) cara yaitu :

- Cara grafis/cara gambar

- Cara Analitis/hitungan.

6. Menguraikan sebuah gaya menjadi dua buah gaya yang Konkuren

Secara grafis dapat diselesaikan dengan cara segitiga gaya dan cara jajaran genjang gaya

A Cara Segitiga gaya Cara jajarangenjang gaya

γ β L2 γ γ β P2

L1 P1 P P1

P ∝ β P

P P2

Secara analitis dapat digunakan rumus/aturan sinus sebagai berikut :

A B C
sin α
= sin β
= sin γ

Bila salah satu sisinya (gaya yang akan diuraikan) diketahui besarnya dan sudut dalam
diketahui, maka besarnya sisi yang lain dapat dicari.
β

C A
α
B γ

Contoh 2

Diketahui gaya P = 10 N uraikanlah menjadi 2 gaya P1 dan P2 yang masing-masing garis


11

kerjanya sejajar L1 dan L2. Tentukanlah besar P1 dan P2 Secara grafis dan analitis.

Penyelesaian :

Cara Grafis

Cara Segitiga gaya (skala gaya 1 cm : 2 N)

L1 P1 α P2

60 60º 45º

A 45 P = 10 N

L2 P = 10 N

Besarnya gaya komponen P1 dan P2 adalah ditentukan dengan mengukur panjang garis

masing-masing pada gambar dikalikan dengan skala gayanya.

Misal : P1 = 3,6 x 2 N = 7,2 N

P2 = 4,5 x 2 N = 9,0 N

Cara analitis

Lihat gambar segitiga di atas

P P1 P2
Rumus sinus = = α = 180º - 45º - 60º = 75º
sin ∝ sin 45 ° sin 60°

Menghitung P1

P1 P sin 45 ° 0,707
sin 45 º
= sin 75∘ P1 =
sin 75 °
x P = 0,966 x 10 = 7,32 N

Menghitung P2

P2 P sin 60° 0,866


sin 60°
= sin 75° P2 =
sin 75°
x P =
0,966
x 10 = 8,97 N

Contoh 2

Tentukan besarnya gaya pada tali a dan balok b pada gambar dibawah ini !

a a

30° 30°

60° b P = 1200 kg P = 1200 kg b

60°
12

Penyelesaian :

Ketiga garis yaitu P, tali a dan balok b di buat menjadi segitiga dimulai dari gaya yang sudah

di ketahui yaitu P = 1200 kg (lihat gambar segitiga di atas). Pada segitiga di atas berlaku

Aturan sinus :

a b P
= =
sin 60° sin 90 sin 30°

Mencari besar gaya tali a

a P sin 60°
= ----------- a = xP
sin 60° sin 30° sin 30°

0,866
= x 1200 = 2078,4 kg
0.500

Mencari gaya pada balok b

b P sin 90 °
= ----------- b = xP
sin 90 ° sin 30° sin 30°

1
= x 1200 = 2400 kg
0,866

Contoh 3

Uraikanlah gaya K = 100 kg menjadi 2 (dua) gaya yang garis kerjanya masing-masing

Sejajar sumbu x (Kx) dan sejajar sumbu y (Ky).

Jawab

K = 50 kg Ky K= 50 kg Kx = K cos 30°

A 30º = 50 . 0,866 =

30º Kx Ky = K.sin 30°

= 50 . 0.5 = 25 kg

7. Menguraikan Sebuah gaya menjadi Dua buah gaya yang Sejajar

Secara grafis dapat diselesaikan dengan menggunakan lukisan kutub sedangkan secara

analitis menggunakan Statis momen yaitu “ Momen Resultan sama dengan jumlah

aljabar momen-momen komponennya”.

Contoh :

Diketahui gaya P = 10 N seperti gambar di bawah ini ! uraikanlah gaya P menjadi P1 dan

P2 yang garis kerjanya masing-masing melalui titik A dan C.


13

Penyelesaian Cara grafis : Skala gaya 1cm: 2N

s P1 1

A a1= 3m B a2 = 5m C s O

P = 10 N P2 P 2

a = 8m P

P1 = x 2 N= N

P2 = x 2N= N

Cara Analitis :

Mencari P1

Statis momen terhadap titik C

P.a2 10. 5
P . a2 = P1 . a + P2 . 0 P1 = = = 6,25 N
a 8

Mencari P2

Statis momen terhadap titik A

P.a1 10. 3
P . a1 = P1 . 0 + P2 . a P2 = = = 3,75 N
a 8

MOMEN DAN KOPEL

8. Pengertian Momen Gaya

Momen gaya adalah hasil kali antara gaya dengan jaraknya atau lengannya. Jarak
disini adalah jarak yang tegak lurus dengan gayanya. Momen gaya menyebabkan
terjadinya gerak rotasi. Momen dibedakan menjadi 2 yaitu : momen positif dan
momen negatif. Momen positif(+) adalah momen yang arah perputarannya searah
dengan putaran jarum jam(putar kekanan). Sebaliknya momen negatif (-) adalah
momen yang arah putarannya berlawanan arah dengan putaran jarum jam. Lihat
gambar di bawah ini .

P = 20 kg

a = 2 cm P=5N
14

d=2m

A O

MA = + P . a MO = - P . d

= + 20 . 2 = 40 kg cm = - 5 . 2 = 10 Nm

Gbr. Momen positif (+ ) Gbr. Momen negative (-)

Contoh soal :
a. Hitunglah besarnya momen terhadap titik A (MA) pada gambar di bawah ini!
P = 12 kg
Jawab : MA = - P x l = 12 x 2 = 24 kgm
A
l=2m

P1 = 3 N P2 = 5 N
Jawab ; M A = - P1x 3 – P2x2 + P3 x 1
A = -3x3–5x2+1x1

P3 = 1 N = - 9 – 10 + 1
1m 1m 1 m = - 18 Nm

b. Tentukan besarnya momen terhadap titik B(MB) dan C(MC) pada gambar berikut
ini!

P=4N Penyelesaian :

A C B MB = + RA . 6 – P . 4

= + 2,7 . 6 – 4 . 4 = 0

RA= 2,7 N RB= 1,3N MC = + RA . 2

2m 4m = + 2,7 . 2 = + 5,4 Nm

9. Kopel

Kopel adalah sistem dua gaya yang sejajar, sama besar tetapi berlawanan arah.

Momen kopel adalah hasil kali salah satu gaya dengan lengannya/jarak gayanya
disertai dengan arah berputarnya. Momen kopel diberi tanda positif (+) apabila arah
berputarnya searah dengan jarum jam dan sebaliknya.

P=6t P = 12 kg
d=2m d=3m

P=6t P = 12 kg

Sifat Kopel :

a. Suatu kopel memberi suatu sifat rotasi dalam bidang datar kopel.
b. Suatu kopel boleh dipindahkan pada bidang datar tempat kopel itu berada dan
pada bidang datar yang sejajar dengan bidang datar kopel itu
15

C. Soal – Soal Latihan :

Kerjakan Soal-Soal Berikut ini dengan jelas benar !

1. Tentukan besar resultan / R dan arahnya dari gaya – gaya di bawah ini

A P1 = 10 N B P2 = 15 N P3= 5 N C

2. Diketahui dua buah gaya seperti gambar di bawah ini. Tentukan besar resultan/R dari
kedua gaya dan sudut arah resultan (φ ) dengan cara grafis dan analitis !

P2 = 50 kg

A ∝=45°

A P1 = 40 kg
3. Diketahui dua gaya bertemu pada titik tangkap B seperti berikut ini. Jika sudut apit ∝
= 120° tentukan besar resultan R kedua gaya dan sudut arahnya secara analitis!

P1 = 5 N

B ∝ P2 = 8 N
4. Tentukan besar resultan R dan sudut arah R (φ ¿ pada susunan gaya di bawah ini!

P1 = 15 N

∝=90 °

A P2 = 20 N

5. Uraikan gaya K = 25 N berikut ini menjadi K1 dan K2 yang garis kerjanya masing-
masing sejajar garis L1 dan L2 !

L1 C
L2
45
°

P = 20 N

6. Uraikan gaya K = 80 N berikut ini menjadi 2 buah gaya yang masing-masing sejajar

sumbu X ( KX) dan sejajar sumbu Y (KY)!


16

K = 60 kg

∝=40°

7. Diketahui Sebuah beban P tergantung pada tali a dan b seperti pada gambar dibawah ini
dan tali tidak putus. Tentukan besar gaya pada tali a dan tali b !

45° 45°

a b

P=1t

8. Jelaskan apakah yang dimaksud dengan Teorema Varignon !


9. Hitunglah besarnya momen gaya pada titik A, B dan C pada gambar dibawah ini !

P1 = 4 N P3 = 2 N

A B C D
P2 = 1,5 N
2m 1m 2m

10. Carilah besarnya momen kopel pada gambar berikut ini !

P = 45 kg

P = 45 kg
17

KEGIATAN BELAJAR 3

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 diharapkan anda :
1. Dapat menjelaskan pengertian tumpuan dan macam-macamnya
2. Dapat menjelaskan karakteristik tumpuan sendi, tumpuan rol dan tumpuan jepit
3. Dapat menjelaskan pengertian gaya normal, gaya lintang dan momen.
4. Dapat menjelaskan pengertian bidang gaya normal, bidang gaya lintang dan bidang
momen.
5. Mampu menyebutkan jenis-jenis konstruksi dan menentukan jenis konstruksi
balok/gelagar.
6. Dapat menentukan reaksi tumpuan, gaya normal, gaya lintang dan momen lentur pada
gelagar dengan satu tumpuan jepit dan gelagar dua tumpuan.
7. Dapat menggambar bidang gaya normal (Bidang N), bidang gaya lintang (Bidang D)
dan bidang momen (Bidang M) pada gelagar dua tumpuan.
8. Dapat menggambar diagram gaya normal, gaya lintang dan momen.

B. Materi Pelajaran
1. Tumpuan
Tumpuan adalah tempat bersandarnya konstruksi dan tempat bekerjanya reaksi.
Tumpuan mempengaruhi jenis konstruksi, sebab setiap tumpuan mempunyai
karakteristik sendiri.
a. Macam Macam Tumpuan
 Tumpuan Sendi/Engsel
 Tumpuan Rol
 Tumpuan Jepit
 Tumpuan Bidang Datar
 Tumpuan Gesek
 Tumpuan Tali
 Tumpuan Titik
 Pendel
Dari macam-macam tumpuan tersebut yang banyak dijumpai dalam bangunan
adalah tumpuan sendi, rol, dan jepit. Oleh karena itu yang akan diuraikan
karakteristiknya berikut ini adalah tumpuan sendi, tumpuan rol dan tumpuan jepit.
b. Tumpuan Sendi/Engsel
Tumpuan sendi adalah tumpuan yang dapat menerima gaya dari segala arah tetapi
tidak dapat menahan momen. Dengan demikian tumpuan sendi memiliki 2 (dua )
gaya reaksi yaitu Reaksi vertikal (RV) dan Reaksi horizontal (RH).

Rh
Simbolnya

Rv
18

c. Tumpuan Rol
Tumpuan rol adalah tumpuan yang dapat menerima gaya dari arah yang tegak
lurus rol saja dan tidak mampu menahan momen. Oleh karena itu tumpuan rol
mempunyai satu gaya reaksi yaitu reaksi vertikal(RV). Apabila menghendaki
untuk menahan gaya yang arahnya horizontal maka posisi pemasangan rol yang
dirubah.

Simbolnya

Rv
d. Tumpuan Jepit
Merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya dari segala arah dan mampu
menahan momen. Sehingga tumpuan jepit mempunyai 3 (tiga) gaya reaksi yaitu
Reaksi vertikal,Reaksi horizontal dan Momen.

Rh

Simbolnya

Rv

2. Jenis Konstruksi
Jenis Konstruksi balok/gelagar ada 2 macam yaitu :
a. Konstruksi Statis tertentu yaitu konstruksi yang mana besarnya reaksi tumpuan
dan momen dapat diselesaikan dengan syarat-syarat keseimbangan yaitu
∑ V =0 , ∑ H=0 dan ∑ M =0 .
b. Konstruksi Statis Tak Tertentu yaitu suatu konstruksi balok dimana besarnya
reaksi tumpuan dan momen tidak cukup diselesaikan dengan tiga syarat
keseimbangan, melainkan masih memerlukan satu persamaan lagi yang disebut
persamaan perubahan bentuk.

Untuk menentukan jenis konstruksi digunakan rumus : R = B + 2

Keterangan ; R = banyaknya reaksi tumpuan yang akan ditentukan

B = jumlah batang

Bila terdapat R ¿B + 2 berarti jenis konstruksinya statis tak tertentu.

Contoh menentukan jenis konstruksi :

a. Konstruksi sendi dan rol

Rh R = 3, B = 1

Rv Rv R=B+2 3=1+2

Konstruksi statis tertentu


19

b. Konstruksi jepit

Rh M R = 3, B = 1

R=B+2 3=1+2

Rv 3=3

Konstruksi statis tertentu

c. Konstruksi jepit dan rol

R = 4, B = 1

Rh M 4=1+2

Rv Rv 4≠ 3 Statis tak tentu

3. Gaya Normal dan Bidang Gaya Normal


Gaya Normal adalah gaya yang garis kerjanya berimpit atau sejajar dengan sumbu
batang.

P P P P

Bidang gaya normal (Bidang N) adalah bidang yang menggambarkan besarnya gaya

normal pada setiap titik.

P A B P P A B P

Aaa(asddfa

Bidang gayabnormal diberi tanda positif (+), jika gaya normal yang bekerja adalah

Tarik dan diarsir tegak lurus sumbu batang yang mengalami gaya normal. Sebaliknya

Bidang gaya normal/bid.N diberi tanda negatif(-)bila gaya normal yg bekerja adalah

Tekan dan diarsir sejajar dengan sumbu batang yang mengalami gaya normal.
20

4. Gaya Lintang dan Bidang Gaya Lintang


Gaya Lintang adalah gaya yang bekerja tegak lurus dengan sumbu batang.
P P

P P

Bidang gaya Lintang adalah bidang yang menggambarkan besarnya gaya lintang

pada setiap titik.

P= 2 t

A C B

RA RB

(+) P

RA (-)

RB

Bidang gaya lintang diberi tanda positif (+) bila perputaran gaya yang bekerja searah

dengan putaran jarum jam dan diarsir tegak lurus dengan sumbu batang yang

menerima gaya lintang. Sebaliknya bila perputaran gaya yang bekerja berlawanan

dengan putaran jarum jam diberi tanda negatif dan diarsir sejajar dengan sumbu

batang.

P + Putar kanan , berarti positif

- Putar kiri ,berarti negatif

Gaya lintang disebut juga gaya geser

5. Momen dan Bidang Momen (Bidang M)


Momen adalah hasil kali antara gaya dengan jaraknya. Jarak disini adalah jarak yang
tegak lurus dengan garis kerja gayanya. Dalam gambar di bawah ini berarti :
MB = - P1 . a dan MC = RD . c
21

Bidang momen adalah bidang yang menggambarkan besarnya momen pada setiap
titik.

P1 P2

A B C D

a b c RD

(-) Bidang Momen (M)

(+)

Bidang momen diberi tanda positif bila bagian bawah atau bagian dalam yang
mengalami tarikan. Bidang momen positif diarsir tegak lurus sumbu batang yang
mengalami momen.Sebaliknya, bila yang mengalami tarikan pada bagian atas
atau bagian luar bidang momen diberi tanda negatif. Bidang momen negatif diarsir
sejajar sumbu batang. Dalam hal ini momen yang berputar kekanan belum tentu
positif dan momen yang berputar kekiri juga belum tentu negatif.
6. Konstruksi Balok Sederhana Dua Tumpuan dengan beban Terpusat/Beban Titik
Beban Terpusat/beban Titik adalah beban yang luas singgungnya kecil.
Misalnya = - tekanan roda kereta api terhadap rel
- Berat/beban pekerja terhadap rangka atap
a. Beban simetris
Contoh :

P=5t Reaksi tumpuan


A C B Karena konstruksi simetris maka:
P
RA = RB = = ½ P
2
½L ½L
L=4m = ½ . 5 = 2,5 ton
Gaya Lintang
+ 2,5 DA = + RA = + 2,5 t
RA (+) P DC = + RA = + 2,5 t
Bidang D (-) RB DC’= + RA – P
-2,5 = + 2,5 – 5 = - 2,5 t
0 (+) 0 DB = + RA – P= - 2,5 t
Bidang M M Maks = ¼ PL DB‘ = + RA –P + RB
5 = + 2,5 – 5 + 2,5 = 0
Momen (M)
MA = RA. 0 = 0
MC = RA . ½ L
=½P.½L
22

MC = ¼ PL = ¼ . 5 . 4 = 5 tm (momen maksimum)
b. Beban Tidak simetris
P=5t
A C B

a=1m b=3m Reaksi Tumpuan :


ℓ =4m
P.b 5.3
+ 3,75 RA = = =3,75t
l 4
P.a 5.1
RA (+) P RB = = = 1,25 t
l 4
Bid. D ( -) RB
- 1,25
(+)

Mmaks =
Gaya Lintang (D) Momen (M)
DA = + RA = + 3,75 t MA = RA . 0 = 0
DC = + RA = + 3,75 t MC = RA . a
DC’= + RA – P = 3,75 . 1 = 3,75 tm(M. Maks)
= + 3,75 – 5 = - 1,25 t MB = RA . ℓ – P . b
DB = +RA – P = - 1,25 t = 3,75 . 4 – 5 . 3 = 0
DB’ = + RA – P + RB
= + 3,75 – 5 + 1,25 = 0
c. Gelagar Dua Tumpuan Dengan Beban Miring
Bila ada beban P yang miring, maka penyelesaianya gaya yang miring diuraikan
menjadi komponen vertikal (Pv)= P.sin αdan komponen horizontal(Ph) = P.cosα
Pv menimbulkan Reaksi vertikal /Rv sedangkan Ph menimbulkan Reaksi hor./Rh
Oleh karena itu pada gelagar tersebut selain ada gaya lintang D yang disebabkan
gaya-gaya yang vertikal juga ada gaya normal N yang disebabkan oleh gaya yang
arahnya horizontal.
Contoh : Diketahui gelagar dua tumpuan dengan beban miring P = 5 ton seperti
Di bawah ini!
Diminta : 1. Hitunglah besar reaksi tumpuan.
2.Gambarkan bidang gaya normal (bidang N)
3.Gambarkan bidang gaya lintang (bidang D)
4.Hitung dan gambarkan bidang momen (Bidang M)
23

P=5t
P=5t Pv
A C ∝ = 60° B A C Ph B
a = 2m b = 3m
L= 8 m Rah (-) Ph
RAv Pv
RB

+
Penyelesaian :
1.Reaksi Tumpuan
Gaya miring P = 5 t diuraikan menjadi Pv = P . sin 60° = 5 . 0.866 = 4,33 t
Ph = P . cos 60° = 5 . 0,5 = 2,5 t
Reaksi arah Horisontal Rh hanya ada pada tumpuan sendi/dalam hal ini
di titik A
∑H=0
RAh – Ph = 0 Rah diumpamakan ke kanan
RAh – 2,5 = 0
RAh = + 2,5 t ( )

Reaksi arah vertikal (ada dititik tumpuan A dan B)


Karena beban tidak simetris maka :
Pv . b 4,33 .3
Rav = = = 2,6 t ( )
l 5

Pv . a 4,33 .2
RBv = = = 1,73 t ( )
l 5
2.Gaya Normal
Gaya normal disebabkan oleh gaya – gaya yang arahnya horisontal/ mendatar.
Bagian gelagar yang mengalami gaya normal yaitu dari titik A (tumpuan
sendi) sampai dengan titik C yaitu titik yang ada gaya miringnya. Dalam hal
ini karena pada titik A ada RAh arah ke kanan dan pada titik C ada gaya Ph
ke kiri, maka dari titik A sampai C mengalami gaya normal tekan (-), yang ciri
arah gayanya menuju titik A dan C. Untuk gambar bidang gaya normal
(bidang N) dapat dilihat pada gambar di atas.
3.Gaya Lintang
Gaya lintang disebabkan oleh gaya-gaya yang arahnya vertikal /tegak.
DA = + RAv = + 2,6 t
DC = +RAv = + 2,6 t
DC’= + RAv - Pv = + 2,6 – 4,33 = -1,73 t
DB = + RAv- Pv = + 2,6 – 4,33 = - 1,73 t
DB’ = + RAv – Pv + RBv
= + 2,6 – 4,33 + 1,73 = 0
Gambar Bidang gaya lintang (bidang D) lihat gambar di atas
24

4.Bidang momen/ Bidang M


MA = RAv . 0 = 0
MC = M maksimum = RAv . 2 = 2,6 . 2 = 5,2 tm
atau MC = RB . 3 = 1,73 .3 = 5,2 tm
MB = RAv . 5 – Pv .3
= 2,6 . 5 – 4,33 . 3 = 13 – 13 = 0

d. Gelagar Dua Tumpuan Dengan Beban Titik Ganda


Contoh :
Diketahui gelagar dua tumpuan dengan pembebanan seperti dibawah ini !
Diminta : 1.Hitung besarnya reaksi tumpuan (RA dan RB).
2.Gambarkan bidang gaya lintang (bidang D)
3.Hitung dan gambar bidang Momen (bidang M)
K1 = 1000 kg K2 = 1500 kg K1 K2

A C D B A C D B

1m 2m 2m
+ 1400

K1
Penyelesaian : RA + + 400
1).Reaksi Tumpuan
Mencari RA
Jumlah momen terhadap titik B = 0
( ∑ M B=0 ¿ ¿RA diump Ke atas K2 _ RB
RA . 5 – K1. 4 – K2 . 2 = 0
5 RA - 1000.4 – 1500 . 2 = 0
5 RA -4000- 3000 =0 -1100
5 RA = 7000 0 0
7000
RA = = + 1400 kg ( )
5
+
Mencari RB 1400
Jumlah momen terhadap titik A=0 2200

( ∑ M A=0 ¿¿ RB diump ke atas

-RB. 5 + K1.1 + K2 . 3 = 0
-5RB + 1000 .1 + 1500 . 3 = 0
-5RB +5500 = 0
−5500
- 5RB = -5500 RB = = 1100 kg ( )
−5
2). Gaya lintang (Bidang D) 3). Bidang Momen ( Bidang M)
DA = +RA = + 1400 kg MA = + RA . 0 = 0
DC = +RA = + 1400 kg MC = + RA . 1 = 1400 . 1
DC’= + RA – K1 = + 1400 – 1000 MD = + RA . 3 – K1 . 2
25

= + 400 kg = + 1400 . 3 – 1000


DD = +RA – K1 = + 400 kg = + 4200 – 2000
DD’= +RA – K1 – K2 = + 2200 kgm
= + 1400 -1000 -1500 MB = RA . 5 – K1 . 4 – K2 . 2
= - 1100 kg = 1400. 5 – 1000.4 – 1500.2
DB = +RA – K1 – K2 = 7000 – 4000 – 3000
= 1400 – 1000 – 1500 = 7000 – 7000 = 0
DB’ = + RA – K1 – K2 + RB
= + 1400 – 1000 -1500 + 1100
= +2500 – 2500 = 0

7. Gelagar DuaTumpuan dengan beban Terbagi Rata


Beban terbagi rata ialah beban yang luas singgungnya merata. Beban terbagi
rata/beban merata misalnya : beban plat lantai, balok beton, tekanan tembok pada
balok beton dll.
Contoh :

Diketahui : gelagar dua tumpuan dengan beban terbagi rata seperti di bawah ini !
Diminta : a. Hitung besar reaksi tumpuan (RA dan RB)
b.Gambarkan gaya lintang (bidang D)
c.Hitung dan gambar bidang momen (bidang M)

q = 2 t/m’ x q = 2 t/m’

A B A B
L=8m L=8m

q.x
Penyelesaian : x
a. ReaksiTumpuan
∑ MB=0 Dx Bidang D
RA . L – (q . L) . ½ L = 0 RA + D=0
RA . L - ½ qL2 = 0
RA . L = ½qL2
½ q L2
RA = -
L
RB
RA = ½ qL Mx
= ½ . 2 . 8 = 8 ton 0 0

Karena Simetri maka Bidang M


RB = RA = ½ qL =
1
= ½ . 2 . 8 = 8 ton M maks = q
8
L2
16
26

b. Bidang Gaya Lintang ( Bidang D)


Mencari persamaan garis gaya melintang
Tinjauan pada titik X dengan jarak x meter dari A
Dx = RA –q . x merupakan garis lurus miring
Dengan kemiringan tan ∝ = - q
untuk x = 0 Dx = DA = RA – 0 = 8 t
untuk x = ½ L = 4 Dx = DC = RA – q . 4 = 8 – 2 . 4 = 0
untuk x = L = 8 Dx = DB = RA – q . 8 = 8 – 2 . 8 = - 8 t

c. Bidang Momen ( Bidang M)


Mencari Persamaan Garis Momen
Mx = RA . x – q.x . ½ x
Mx = ½ qLx - ½ q x2 merupakan persamaan garis parabola

Untuk x = 0 Mx = MA = ½ qL . 0 - ½ q . 02 = 0
Untuk x = ½ L = 4 Mx = MC = ½ qLx - ½ q x2
= ½ . 2 . 8 . 4 - ½ . 2 . 42
=
32 – 16 = 16 tm
Untuk x = L = 8 Mx = MB = ½ qLx - ½ q x2
= ½ . 2 . 8 . 8 - ½ . 2 . x2
= 64 – 64 = 0
Momen Maksimum
Momen maksimum terjadi pada Dx = 0

Letak momen maksimum


Dx = 0
RA – q.x = 0
−½ qL
½ qL – q. x = 0 x= = ½ L (di tengah bentangan)
−q
Jadi momen maksimum terjadi pada jarak ½ L dari titikA
Besar Momen Maks. = RA . x - ½ q x2
= ½ qL . (½ L) - ½ q. (½ L)2
1
= ¼ qL2 - qL2
8
1
= q L2
8
1
= . 2 . 82
8
= 16 tm
27

8. Gelagar DuaTumpuan Dengan Beban Kombinasi


Diketahui : Gelagar dua tumpuan dengan beban merata dan terpusat seperti berikut
ini.
Diminta : a. Hitung besarnya reaksi tumpuan.
b.Hitung dan gambarkan bidang N, D dan M !

q = 1 t/m P= 5√2 P sin ∝ Penyelesaian :

A C ∝ = 45° D B a. Reaksi Tumpuan


6m 4m 2m Gaya Miring P = 5√2 diuraikan
Menjadi : Pv = P . sin ∝
12 m = 5√2 . sin 45°
+ = 5√2 . 0.707
Bid. N =5t
Ph = P. Cos 45
RAh (+) = 5√2 . 0.707
=5t
Reaksi Horisontsl :
∑ H = 0 Rah dianggap
( )
RAv + D=0 Rah + Ph = 0
Rah + 5 = 0
Bid. D Rah = - 5 t (kekiri)
-
Pv RB Reaksi Vertikal
∑M B=0
RAv . 12 – (q.6) . 9 – Pv .2 = 0
12 . RAv-(1 . 6).9 – 5.2 = 0
0 0 12 . RAv – 54 – 10 = 0
12 RAv = 64
64
Bid. M + RAv = = 5,33 t ke
12
atas
11,3 Mencari RBv
∑v =0
14 RBv + RAv – (q . 6) – Pv = 0
M maks.=14,2 RBv + 5,33 – (1.6) – 5 = 0
RBv – 5,67 = 0
RBv = 5,67 t ke atas
Gaya Normal
Bagian gelagar yang menerima gaya normal dari titik A(tumpuan sendi ) sampai
D (titik yang ada gaya miring). Untuk gambar bidang N lihat gambar di atas.
Gaya Lintang (D) Bidang Momen (M)
DA = + RA = + 5,33 t MA = RA . 0 = 0
28

DC = + RA = + 5,33 t MC = RA . 6 – (q . 6) . ½ . 6
DC’ = +RA – (q . 6) = 5,33 . 6 – (1 . 6) . 3
= + 5,33 – (1 . 6) = - 0,67 t = 32 – 18 = 14 tm
DD = + RA - (q.6) = - 0,67 t MD = RA . 10 – ( q.6) . 7
DD’ = + RA – (q .6) –Pv = 5,33 . 10 – (1.6) . 7
= + 5,33 – (1.6) – 5 = - 5,67 t = 53,3 -42 = 11,3 tm
DB = + RA – (q.6) – Pv = - 5,67 t MB = RA . 12 – (q.6) .9 – Pv . 2
DB’ = + RA – (q.6) – Pv + RB = 5,33 . 12 – (1.6) .9 – 5 . 2
= + 5,33 -6 -5 + 5,67 = 0 =0
Momen Maksimum/momen ekstrim
` Momen maksimum terjadi pada D = 0
Dx = RAv – q . x
1 = 5,33 – 1 . x ------> x = 5,33 m
M.maks. = RAv . x – q.x . ½ x
= 5,33 . 5,33 – 1 . 5,33 . ½ . 5,33 = 14,2 tm

9. Gelagar Dua Tumpuan Dengan Beban Segitiga


Pada Pembebanan Segitiga garis Bidang momen dan garis gaya lintang berupa garis
lengkung parabola
a. Beban Segitiga Simetri
q= 2t/m’ q

A ½L ½L B ½L ½L
L = 8m L

RA D=0
Penyelesaian :
Reaksi tumpuan RB

Mencari RA ∑ MB=0
RA . L – Q . ½ L = 0 0 (+) 0
RA . L - ( ½ . L . q ) . ½ L = 0
RA . L - ¼ q L2 = 0 10,67 tm
RA . L = ¼ q L2
RA = ¼ q L
29

=¼.2.8=4t
Mencari RB
Karena Simetris maka :
RB = RA = ¼ q L
= ¼.2.8=4t

Gaya Lintang D
Tinjauan titik X sejauh X m dari titik A ( 0 ≤ X ≤ )
q qx
qx 2q x
= 1 qx= 1 =
x L L L
2 2

Qx = luas segitiga sepanjang x


= ½ . x . qx
2qx
=½.x.
L
q x2
Qx =
L

Gaya Lintang pada titik X adalah


Dx = RAv – Q.x
q x2
Dx = ¼ q L -  merupakan persamaan garis parabola (krn. berpangkat dua
L
qx 2
untuk x = 0, Dx = DA = ¼ q L –
L
=¼ qL-0
= ¼ qL=¼.2.8=4t
qx 2
untuk x = ½ L , Dx = DC = ¼ q L –
L
2. 4 2
=¼.2.8– =0
8
Dari Titik A sampai dengan titik tengah /C (½ L) dapat digambar, yang melalui
ordinat di A = 4 dan ordinat di tengah /C = 0 dengan mengingat persamaan garis
berupa persamaan garis parabola. Sedangkan gaya lintang dari C sampai B adalah
sama seperti dari A sampai C (karena simetris), hanya tandanya yang berbeda. Di-
daerah AC bertanda positif (di atas garis referensi) sedangkan daerah CB bertanda
negatif (di bawah garis referensi).
30

Momen (M)
Masih tinjauan titik X sejauh X meter dari A (0 ≤ X ≤½ L)
2qx qx 2
qx= Qx =
L L
Mx = RAv . X - Qx . ⅓ x
qx 2
Mx = ¼ q L x - .⅓x
L
qx 2
Mx = ¼ q L x - ------- merupakan persamaan garis lengkung (karena
3L
berpangkat 3)
Momen ekstrim/terbesar terjadi pada Dx = 0

q x2
Dx= ¼ q L -
L

q x2
0=¼qL-
L
¼ q L. L
X2 =
q

X2 = ¼ L 2 ----------------
X = √¼ L = ½ L

Jadi momen ekstrim/maksimum terjadi pada jarak ½L dari A, besarnya momen


Maksimum adalah :

q L2
M maksimum = ¼ q L x -
3L
q(½ L)
=¼qLx -
3L

q L2 q L 2 1
M maks. = – ------------------ M maks = qL2
8 24 12

1
= . 2 . 82
12
= 10,67 tm
b. Beban Segitiga Sehadap
Contoh :
Diketahui gelagar dua tumpuan beban segitiga berikut ini !
Diminta : 1). Tentukan besar reaksi tumpuan !
2). Hitung dan gambar bidang gaya lintang dan bidang momen !

q q
31

A B A B
Q = ½qL
L ⅔L ⅓L
L

Penyelesaian :
1) Reaksi Tumpuan qx
RA ∑ MB=0 Qx
RA . L – Q . ⅓ L = 0 x D=0
RA . L – (½qL) . ⅓ L = 0
1
RA . L - q L2 = 0
6
1/6 qL2
RA =
L

1
RA = 1/6 q L Mmaks= q L2 √ 3
27
0 0
RB ∑ MA =0
-RB . L + Q . ⅔ L = 0
-RB . L + (½ q L) . ⅔ L = 0
2
- RB . L + q L2 = 0
6
- RB . L = - ⅓ q L2

RB = 1/3 q L
Mencari momen M
Kita tinjau titik X sejauh X meterdari titik A
qx x qx
= -------- qx =
q L L
Beban segitiga sepanjang x adalah :
Qx = ½ qx . x
x
Mx = RAv . x – Qx .
3
q Lx x
Mx = - ½ qx . x .
6 3

q L x q x2
Mx = - --------- merupakan persamaan garis lengkung
6 6L
Letak Momen ekstrim
1
X= L 3 m dari titik A
27 √
10. Konstruksi Balok Satu Tumpuan Jepit
a. Konstruksi Balok Satu Tumpuan dengan Beban Terpusat
P

A x B Mencari Reaksi Tumpuan :


X Σv = 0
32

ℓ RAv – P = 0
P RAv = - P
Dx Gaya Lintang (Dx)
(+)
RAv P Tinjauan titik x sejauh x dari B
Bid. D Dx = +P merupakan garis lurus
sejajar sumbu balok
-P.ℓ Bid. M
0
Bid. M
Bidang Momen (Mx)
Masih tinjauan titik x sejauh x meter dari titik B
Mx = - P.x merupakan persamaan garis lurus miring
untuk x = 0 ; Mx = MB = 0
untuk x = ℓ ; Mx = MA = -P.ℓ
Contoh soal : Diketahui gelagar satu tumpuan jepit dengan beban P = 2 t seperti
di bawah ini .
Diminta : a. Hitung besar reaksi tumpuan (RA)

b.Hitung dan gambar bidang gaya lintang D dan Momen M


P= 4t
A B Penyelesaian :
ℓ=2m a. Reaksi tumpuan

ΣV = 0
RA – P = 0
RA – 4 = 0
RA = 4 ton
RA P=4t
(+)
RA= 4 t b.Gaya Lintang
Bid. D Dx = +P
untuk x = ℓ= 4m ;Dx = DA = +P = 4 t
untuk x = 0 ; Dx = DB = +4 t
0 c. Bidang Momen (Mx)
Mx = - P.x
untuk x = ℓ= 4 m; Mx = MA=-4.2=-8tm
Bid. M untuk x = 0; Mx = MB = -4.0 = 0

b. Konstruksi Balok Satu Tumpuan Beban Terbagi Rata

Mencari Reaksi tumpuan


q Σv = 0
33

A B RA – q.ℓ= 0
ℓ RA = q.ℓ

Gaya Lintang
Dx Tinjauan titik x sejauh x meter dari B
+RA = q. ℓ
Dx = +q.x merupakan persamaan

Bid.D garis lurus miring

untuk x = ℓ; Dx = DA= +q.ℓ


2
Mmak = -½ql untuk x = 0;Dx = DB = +q.0 = 0

Bidang Momen (M)

Mx = -q .x .½x = -½q x 2……merupakan persamaan garis lengkung parabola

untuk x = ℓ; Mx = MA = -½ql 2

untuk x = 0; Mx = MB = -½q02 = 0

C. SOAL SOAL LATIHAN


KERJAKAN SOAL-SOAL DI BAWAH INI DENGAN BENAR!
1. Diketahui gelagar dua tumpuan seperti di bawah ini
Diminta : a. Hitunglah besar reaksi tumpuan.
b.Hitung dan gambar bidang gaya lintang (Bidang D)
c.Hitung dan gambar bidang momen (Bidang M)
P = 2000 kg

A C B

a=4m b=1m

L=5m

2. Diketahui : P1 = 2 t , P2 = 3 t dan P3 = 1 t
P1 P2 Ditanyakan : a.Hitung besar RA dan RB
b.Bidang gaya lintang (D)
A C D E B c.Bidang momen (M)

1,5 m 2m 1,5 m 1 m

P3

3. P1 P2 P3 Diketahui : P1 = 2 t, P2 =3 t , P3 = 4 t
Ditanyakan : a.Reaksi Tumpuan
b.Gaya lintang (D)
C A D E B c.Momen (M)
34

d.Momen maksimum
1m 2m 3m 3m

4.
P1 P2 P3 P4

A C D B 60°

2m 1m 2m Diketahui : P1 = 2t,P2 =3t , P3 = 4t, P4 = 1t


Ditanyakan : a.Reaksi Tumpuan
b.Gaya Normal (N)
c.Gaya Lintang (D)
d.Momen (M)
5. q = 500 kg/m’ B
A C Diketahui : Gelagar dua tumpuan dengan
8m 2m beban terbagi rata disamping ini.
Ditanya :a.Hitung reaksi tumpuan RA dan RB
b.Gaya Lintang D
c.Momen M
d.Momen maksimum

6. q = 2 t/m’ Diketahui : Gelagar 2 tumpuan beban


terbagi rata.
Ditanya : a.Hitung RA dan RB.
3m 10 m 3m b.Gambar bidang gaya Lintang D
c.Gambarkan bidang momen M
d.Momen maksimum
7. P1 q P2 Diketahui : P=400 kg, P =600 kg, q = 200 kg/m’
A C D B Ditanya : a.Besar Reaksi Tumpuan RA ,RB
3m 5m 3m b.Gaya Lintang D
c.Momen M
d.Besar dan letak momen maks
8. q1 q2
A B Diketahui : q1 = 4t/m’, q2 = 2 t/m’
4m C 4m Ditanya : a.Besar Reaksi tumpuan RA dan RB
b.Gaya Lintang D
c.Momen M
35

d.Momen maksimum
9. q1 q2
A C B Diketahui : q1 = 200 kg/m’ q2 = 400 kg/m’
10 m 2m Diminta : a.Besar Reaksi RA dan RB
b.Gaya Lintang D
c. Momen M
d.Momen maksimum
10.
q Diketahui : gelagar dua tumpuan q = 500kg/m’
Ditanya : a.Hitung reaksi tumpuan RA, RB
A C D B b.Gaya lintang D
2m 4m 2m c.Momen M

Anda mungkin juga menyukai