Hidrosfer Penutup
Hidrosfer Penutup
1. SUNGAI
Sungai adalah aliran air yang mengalir memanjang mulai dari sumber
(bagian hulu) sampai ke muara (bagian hilir). Sumber air sungai dapat
berasal dari air hujan dan pencarian es atau gletser. Adapun badan-badan
air yang berfungsi sebagai muara adalah laut, danau, atau sungai lain.
a. Pembagian wilayah sungai
Gambar E.1 Pembagian wilayah sungai
Sumber : http://harirustianto.blogspot.com
1) Hulu
Pada umunya terletak pada dataran tinggi. Badan sungai sempit
dengan kecepatan aliran cukup besar sehingga erosi bagian dasar
lebih besar daripada bagian tepi.
2) Tengah
Lembah menyerupai huruf U. Kecepatan aliran mulai kecil sehingga
partikel besar mulai diendapkan pada bagian tepi sungai.
3) Hilir
Air mengalir sangat lambat sehingga hanya partikel berukuran kecil
yang masih mampu mengalir.
b. Klasifikasi sungai
1) Berdasarkan debit dan volumenya
a) Sungai episodik atau sungai permanen
Sungai yang memiliki volume dan debit air yang relatif konstan
sepanjang tahun.
b) Sungai periodik atau sungai non permanen
Sungai yang volume dan debit airnya tinggi di musim penghujan
dan kering dimusim kemarau.
c) Sungai ephemeral
Sungai yang terisi air jika terjadi hujan dan selanjutnya kering
kembali.
2) Berdasarkan sumber airnya
a) Sungai hujan
Sungai yang sumber airnya berasal dari resapan air hujan,
kemudian keluar sebagai mata air.
b) Sungai gletser
Sungai yang sumber airnya berasal dari gletser. Sungai gletser
hanya ada di daerah bersalju dan es. Di Indonesia ada di bagian
hulu sungai membramo dan digul.
c) Sungai campuran
Sungai gletser yang mendapat tambahan air hujan, seperti sungai
di bagian tengah dan hilir di papua.
3) Berdasarkan genetiknya
7) Pola anular
Pola anular melingkar menunjukkan aliran konsentrasi sungai di
sekitar dataran tinggi. Umumnya terjadi ketika batuan keras dan
lunak tersusun dalam bentuk konsentris di sebuah struktur seperti
kubah.
8) Pola pinnate
Pola pengaliran anak-anak sungai yang bermuara ke sungai induk
membentuk sudut lancip. Banyak ditemui di daerah yang memiliki
lereng tinggi dan curam.
Gambar E.10 Pola aliran pinnate
Sumber : www.fastrans.blogspot.com.
d. Manfaat sungai bagi kehidupa manusia
1) Menampung dan mengalirkan air hujan.
2) Pembangkit listrik.
3) Pusat dari ekosistem.
4) Sumber mata pencaharian.
5) Sebagai tempat wisata.
6) Sumber air kehidupan.
7) Pencegah banjir.
2. AIR TANAH
Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam
ruang antara butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung
membentuk lapisan tanah yang disebut akuifer. Air tanah dapat disebut
aliran yang secara alami mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran
atau rembesan.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi aliran air tanah
1) Tingkat porositas tanah dan batuan
Porositas tanah adalah ruang volume pori-pori tanah yang dapat
meoloskan air dari satu lapisan ke lapisan yang lain.
2) Kemiringan lereng
Lereng yang miring memiliki tingkat infiltrasi lebih tinggi daripada lereng
yang landai atau lereng yang datar. Air hujan yang jatuh di wilayah
dataran tinggi lebih cepat bergerak sebagai air larian (run off), sedangkan
air yang jatuh di wilayah datar lebih banyak meresap melalui pori-pori
tanah.
3) Tingkat kelembaban tanah
Tanah kering memiliki kemampuan untuk menyerap air lebih banyak
dibanding dengan tanah yang lembap atau basah.
b. Klasifikasi air tanah
1) Beradasarkan letaknya
3. DANAU
Danau adalah suatu genangan air dalam jumlah besar yang menempati
cekungan dan terletak di wilayah daratan. Air yang menggenangi danau
dapat berasal dari mata air, air tanah, air sungai yang bermuara di danau
tersebut atau berasal dari air hujan.
d) Danau Glasial
Jenis danau selanjutnya adalah danau glasial. Danau glasial ini
merupakan danau yang terjadi karena adanya proses erosi glasial,
yakni erosi yang terjadi pada gletser. Karena proses erosi inilah
membentuk sebuah cekungan, dan cekungan tersebut terisi oleh air
sehingga terbentuklah sebuah danau. Biasanya, danau jenis ini
banyak dijumpai di daerah sekitar kawasan iklim kutub. Contoh :
danau Michigan di Amerika Serikat, Danau St. Laurence di Kanada,
Danau Superior, dan Danau Mc. Kanzie.
4. RAWA
Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu
yang panjang dalam setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang
(waterlogged) air dangkal. Rawa selalu tergenang air baik dari air hujan, air
tanah, atau air permukaan lainnya dan tidak ada jalan untuk pelepasan
airnya secara lancar. Rawa adalah daerah rendah yang tergenang air dan
pada umumnya permukaan air rawa selalu dibawah atau sama dengan
permukaan air laut, sehingga airnya selalu menggenang dan permukaan
airnya selalu tertutup oleh tumbuhan air, tidak bergerak (static) atau
mengalir, baik air tawar, payau, maupun air asin, termasuk juga wilayah
laut yang kedalaman airnya, pada keadaan surut terendah tidak melebihi
enam meter.
4) Wilayah permukiman
Di daerah Kalimantan dan pantai timur pulau Sumatera, daerah rawa
banyak dijadikan sebagai wilayah permukiman. Wilayah ini dihuni oleh
penduduk setempat dan transmigran dari Jawa, Bali, dan Lombok.
5) Perikanan
Di daerah-daerah rawa air tawar banyak terdapat ikan air tawar yang
dimanfaatkan penduduk sebagai lauk pauk. Daerah rawa air payau
dimanfaatkan penduduk untuk memelihara ikan bandeng, udang, dan
kepiting bakau. Adapun di daerah rawa air asin, pohon bakau menjadi
tempat bersarangnya kepiting dan udang.
5. GLETSER
Gletser atau geyser ini merupakan hal yang seringkali kita dengar
sebagai salah satu wujud bongkahan dari es. Adapun pengertian dari
gletser adalah sebuah bongkahan es yang mempunyai ukuran besar yang
terbentuk di atas daratan melalui proses pengkristalan salju atau endapan
salju dalam kurun waktu yang lama. Selain pengertian yang telah
disebutkan, ada pula yang menyebut gletser sebagai sebuah sungai es yang
terbentuk di lembah pegunungan dan mengalir menuruni lembah
pegunungan secara perlahan-lahan yang diakibatkan dari akumulasi es,
salju, dan juga bebatuan karena adanya perubahan temperatur.
Gambar E.34 Gletser
Sumber :
https://lh3.googleusercontent.com/3qBOcCBV6ZHMjONyl7c1SyqwnAPXWKdkR5ccl0Bc_
Za0x0waIJ8QE-pT6H2nS-zR9QdF-fQdomiO8t2glmnUoPsEWCsff1K2bP-
F69inkL5nv6f74Ls
c) Gletser ini, ujungnya akan mencair dan akan membentuk aliran sungai
yang mengalir ke bawah pegunungan. Karena gletser berisi berbagai
macam zat, seperti bebatuan, salju, dan juga sedimen sehingga ketika
gletser meluncur ke bawah maka akan berubah kontur dari pegunungan.
Itulah tahapan- tahapan atau proses terbentuknya gletser, dari awal mula
hingga ketika gletser mencair dan membentuk aliran sungai. Kemudian
ketika gletser ini bisa merubah kontur sungai menjadi berbeda dari
yang sebelumnya.
b. Tipe-Tipe Gletser Dan Persebarannya
Gletser merupakan sesuatu yang terbentuk dari salju atau es yang
mengendap dalam jumlah yang banyak serta dalam waktu yang lama.
Karena jumlah salju yang mengendap dan juga lama waktu yang berbeda-
beda, maka mungkin saja gletser yang terbentuk juga akan menjadi gletser
yang memiliki tipe berbeda- beda. Adapun tipe- tipe dari gletser antara lain
sebagai berikut:
1) Gletser gunung
Gletser gunung adalah gletser yang bentuknya seperti gunung. Gletser
gunung ini dapat menyebabkan erosi yang besar. Selain itu, gletser
gunung juga memiliki gerakan yang sangat lambat melalui kaki gunung
menyebabkan terbentuknya celah yang dalam. Lokasinya seperti berada
di Pegunungan Alpen, Pegunungan Himalaya, dan juga Pegunungan
Kauskus.
c. Pengelolaan DAS
Daerah aliran sungai terbagi menjadi tiga daerah yaitu bagian hulu,
bagian tengah, dan bagian hilir.
Ciri – ciri pada setiap bagian DAS dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) DAS Bagian Hulu (Upperland)
DAS bagian hulu dicirikan oleh hal – hal sebagai berikut : merupakan
daerah konservasi, mempunyai kerapatan drainase lebih tinggi,
merupakan daerah dengan kemiringan lereng besar ( lebih besar dari
15%), bukan merupakan daerah banjir, pengaturan pemakaian air
ditentukan oleh pola drainase, dan jenis vegetasi umumnya
merupakan tegakan hutan.