Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PROJEK SISTEM KOMUNIKASI MOBILE

Simulasi Pengendalian Laju Air Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air

Disusun Oleh :

Gilbian Maytie 2015-042-032


Trivano Putra 2015-042-022
Dani Adrian 2015-042-017
Jasver Javier
Stefanus Prasetyo
Ong Fernando

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
UNIKA ATMA JAYA
JAKARTA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangkit Listrik Tenaga Air atau yang sering kita sebut dengan PLTA memiliki
peran penting dalam menghasilkan tenaga listrik di Indonesia terutama di daerah – daerah
yang berada dekat dengan sumber mata air. PLTA menjadi salah satu cara menghasilkan
listrik dengan ramah lingkungan.
Kesulitan dalam pembangunan PLTA salah satunya adalah mengukur daya listrik
yang diperlukan di suatu daerah. Karena jika daya listrik yang dibutuhkan sedikit
sedangkat daya listrik yang dihasilkan besar akan terjadi kerusakan pada PLTA dan
sebaliknya.
Pengukuran besar daya listrik yang dibutuhkan di suatu daerah dapat menggunakan
teknologi smart grid, sehingga daya listrik yang dibutuhkan oleh suatu daerah dapat di
kontrol dengan baik. Hal yang di perlukan lainnya adalah mengontrol daya yang
dihasilkan oleh PLTA.
Pemantauan dan pengendalian laju aliran air menjadi masalah yang diangkat pada
makalah ini. Karena laju aliran air mempengaruhi daya yang dihasilkan oleh PLTA. Kami
membuat sensor pengukuran laju air dari tahap awal air mengalir sampai dengan air
bermuara pada kincir pembangkit listrik. Hal ini juga bergantung pada panjang jalur yang
di lewati oleh air.

1.2 Tujuan
- Mengetahui komponen PLTA
- Mengetahui cara kerja PLTA
- Mengetahui cara komunikasi antara sensor laju air dan pintu air (intake gate)
1
BAB 2
TEORI DASAR

2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu pembangkit yang
memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi listrik. Air merupakan energi yang
terbarukan, sehingga air dapat terus dipergunakan untuk pembangkit listrik tanpa harus
takut kehabisan air. Di indonesia kebanyakan memakai PLTA dikarenakan sesuai dengan
cuaca yang ada di Indonesia. Apalagi untuk wilayah yang memiliki curah hujan yang
tinggi. Dibandingkan pembangkit listrik lainnya, PLTA memang lebih sederhana. Namun
memiliki kemampuan yang tidak kalah baik dibanding pembangkit listrik lainnya.
Namun PLTA juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu bergantung pada musim
yang ada. Di Indonesia memiliki 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada
musim hujan pasokan air sangat banyak, namun pada musim kemarau pasokan air sangat
sedikit karena jarang ada hujan. Oleh karena itulah PLTA harus didesain sebaik mungkin
agar pada musim hujan tidak terjadi kelebihan pasokan air atau banjir dan pada musim
kemarau tidak terjadi kekurangan pasokan air.
2.2. Mikrokontroler Arduino Uno
Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian
elektronik dan dapat menyimpan program didalamnya umumnya terdiri dari central
processing unit (CPU), memori, input output (I/O) tertentu dan unit pendukung seperti
Analog to Digital Converter (ADC) yang sudah terintegrasi di dalamnya.
2
- Atmega 328 : Pada projek ini Arduino uno menggunakan chip atmega 328, yang
mempunyai memori untuk menyimpan program sebanyak 32KB.
- Digital i/o : Arduino Uno memiliki 14 pin yang bisa dipakai untuk input dan output.
Input disini berupa sensor – sensor dan output seperti LED, servo, solenoid, dan
sebagainya. Pin tersebut terdiri dari pin 0 sampai 13, tetapi khusus untuk pin nomor
3, 5, 6, 9, 10, 11 digunakan sebagai pin analog output
- Analog Input : Arduino Uno juga memiliki 6 pin yang bisa digunakan untuk input
sensor analog seperti input dari suhu, potensiometer, cahaya LDR, dsb.
- USB : Mikrokontroler ini memiliki keistimewaan yaitu dapat deprogram
menggunakan micro USB atau usb yang biasa kita gunakan pada smartphone.
- Power : Arduino Uno memiliki power 5 volt serta groundnya.

2.3. Pemancar dan Penerima ZigBee


Nama ZigBee sebenarnya merupakan kependekan dari dua kata yaitu zigzag dan bee,
yang berarti lebah yang terbang dengan perubahan arah. Namun secara teknik sendiri,
ZigBee merupakan sebuah spesifikasi komunikasi tingkat tinggi yang mengacu pada
standar IEEE802.15.4 yang berhubgungan dengan wireless Personal Area Networs
(WPANs). Salah satu modul dari ZigBee adalah XBee Pro.

2.4. Water Flow Sensor


Sensor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah besaran
mekanis, magnetis, panas, sinar, dan kimia menjadi besaran listrik berupa tegangan,
resistansi, dan arus listrik. Sensor sering digunakan dalam pendeteksi pada saat
melakukan pengukuran. `
3

Water flow sensor berguna untuk mengukur kecepatan yang mengalir ada pipa saluran
pesat yang akan dialirkan ke turbin, sehingga kecepatan aliran air bisa terbaca dan
mengatur pembukaan pintu air.
4
BAB 3
ISI

2.1. Komponen PLTA


 Reservoir merupakan tempat penampung sebelum akan disalurkan.
 Dam adalah bangunan penahan laju air sehingga dapat mencapai ketinggian tertentu
agar menghasilkan energy yang besar saat air dialirkan.
 Intake / pemasukan adalah
 Control Gate / Gerbang Kontrol adalah bagian dari intake untuk mengontrol
pemasukan banyaknya air yang akan di distribusikan ke penstock.
 Penstock / Saluran Pesat adalah pipa tempat masuknya air ke turbin dengan sudut
kemiringan tertentu dan menggerakan baling – baling turbin.
 Turbin adalah tempat jutaan kubik air yang akan diubah energinya menjadi energy
mekanik penggerak tubin.
 Generator merupakan alat yang merubah energy mekanik turbin menjadi energy
listrik.
 Transformator merupakan alat yang berfungsi menaikan dan menurunkan tegangan
tergantung pada banyaknya lilitan primer dan sekundernya.

5
2.2. Cara Kerja PLTA
 Air dialirkan melalui pintu air yang sudah diatur untuk mendapatkan debit air yang
diinginkan
 Aliran air akan melewati Pipa pesat, dimana pada pipa pesat ini tekanan air akan
meningkat
 Air dari pipa pesat akan jatuh pada baling – baling turbin sehingga turbin akan
berputar.
 Karena turbin berputar maka poros yang terpasang pada turbin yang terhubung
dengan generator akan juga akan ikut berputar.
 Generator berputar sehingga menyebabkan perubahan dari energy mekanik ke energy
listrik.
 Listrik yang dihasilkan generator akan dialirkan ke transformator lalu ditransfer lagi
tegangannya ke gardu induk.

2.3. Komunikasi Antara Sensor Laju Air dan Pintu Air (intake gate)
 Diagram blok sistem

Mikrokontroler Server
Sensor Laju Air
+ XBEE (internet)

Aktuator Mikrokontroler Device


+ XBEE (Aplikasi)
(Motor penggerak pintu air)

 Penjelasan diagram blok sistem


Air yang berasal dari dam akan menaglir menuju pipa saluran pesat yang telah
dilengkapi oleh sensor aliran air. Sensor akan membaca laju aliran air, lalu data
dikirimkan ke mikrokontroler dan xbee penerima. Kemudian data akan dikirim ke
server atau internet yang akan bisa diakses melalui aplikasi yang berada disuatu alat.
Dari aplikasi tersebut kita dapat melihat hasil pembacaan oleh sensor laju air.
Melalui aplikasi kita juga bias melakukan tingkat pembukaan pintu air dengan
merubah parameternya. Kemudian perintah dari aplikasi akan di kirim ke
mikrokontroler lagi untuk menggerakan actuator (motor) pada pintu air.
6
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penggunaan sensor untuk memantau laju air dan mengatur laju air sangat dibutuhkan
dalam memaksimalkan sebuah PLTA, sehingga kita dapat mengatur jumlah listrik yang
dihasilkan sesuai kebutuhan yang ada disuatu daerah. Hal ini akan membantu memperkecil
biaya yang di perlukan untuk pembangunan PLTA, sehingga memaksimalkan penggunaan
suatu PLTA.

4.2 Saran
Pada saat menrealisasikan rancangan PLTA ini sangat membutuhkan teknologi yang
sudah mumpuni, serta koneksi internet yang memiliki nilai lantecy yang cukup rendah. Hal ini
dikarenakan pada saat pengukuran kecepatan laju aliran air dibandingkan pada listrik yang
dihasilkan generator. Jika salah satu terlambat untuk memberikan informasi maka akan terjadi
kecelakaan pada PLTA. Seperti terjadi ledakan akibat listrik yang dihasilkan terlalu besar

Anda mungkin juga menyukai