Anda di halaman 1dari 4

Nama : Tri Nanda Ayu Lestari

Kelaa : XI IPS2
Absen : 33

Arin dan Mimpinya

Arin berasal dari keluarga yang cukup harmonis yang terdiri dari ayah ibu dan dengan 2 anak
perempuan mereka yaitu Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, sejak SMP Arin sudah
bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama saudara dikeluarga ibunya. Seringkali
ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu, ayah dan 1 adiknya. Tapi sayangnya, ia
sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal dan bersekolah dengan bibinya
yang tinggal sangat jauh dari tempatnya berada.

Tiga tahun sudah berlalu, Arin meminta kepada orangtuanya supaya setelah lulus SMP ia
melanjutkan kesekolah negeri dekat dengan orang tuanya. Permintaan itu dikabulkan oleh
ibunya tetapi ayahnya sedikit keberatan. “kenapa kamu pindah, Rin ? apakah ada masalah di
sekolahmu sehingga kamu ingin pindah?” tanya ayahnya. “Tidak yah, Arin ingin pindah
sekolah karna Arin ingin mencari pengalaman lebih banyak lagi di sekolah lain” jawab Arin.
“Lalu bagaimana dengan bibi mu, apakah dia setuju dengan keputusanmu itu?” tanya
ayahnya. Dengan berat hati Arin menjawab, “Aku belum bicara kepad bibi, tetapi pasti aku
akan mengatakan padanya segera”

Arin sebenarnya tahu jika orang tuanya merasa keberatan bukan karena dia harus tinggal
bersama bibinya. Namun karena mereka tidak mampu untuk mensekoahkan Arin di sana.
Arin pun bimbang dan ragu. Di satu sisi dia ingin kumpul lagi bersama orang tuanya, di sisi
lain dia tahu ayahnya tak punya uang untuk menyekolahkannya. Hari demi hari berlalu, Arin
semakin rindu kepada keluarga kecilnya. Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam.

Bibi Arin pun menyadari apa yang Arin rasakan saat ini. “Kamu kenapa nak?” tanya bibinya.
“Aku baik-baik saja kok bulek, aku hanya sedang kelelahan,” jawab Arin. Sebenarnya
Bibinya pun sudah mengetahui apa yang sedang Arin rasakan tetapi dia tak mau menambah
beban Arin saat ini. “Nak bibi akan selalu mendoakanmu, Bibi juga akan selalu mendukung
apa yang ingin kau lakukan, berusahalah dengan giat untuk mendapatkan keinginanmu,”
nasehat bibinya. Setelah mendapatkan nasehat itu, Arin menjadi semangat. Meskipun Arin
belum membicarakan masalah kepada bibinya, dia tahu bahwa bibinya akan selalu
mendukungnya.

Beberapa hari setelah itu, Arin mendapat kabar bahwa sekolah SMAN 1 Bumi Putera di
dekat rumah orang tuanya mengakan lomba pidato dan pemenangnya akan diterima
bersekolah disana dan mendapatkan beasiswa. Arin pun mengikuti lomba pidato itu dan
akhirnya keluar sebagai pemenang. Dia pun memberitahukan kabar gembira itu kepada orang
tua dan Bibinya. 
Pada awalnya mereka belum menyetujuiny namun setelah mendapatkan penjelasan dari Arin,
akhirnya permintaannya diperbolehkan oleh orangtua dan bibinya. Tapi sayang, pihak
sekolah sempat menahan Arin karena prestasi-prestasi dari dirinya. Sekolah tidak
mengizinkan Arin pindah ke SMA lain karna ia membawa prestasi cemerlang. Tetapi setelah
mendesak kepala pimpinannya, akhirnya Arin diperbolehkan pindah. Ia sangat senang sekali.
Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya yang sayang padanya. Arin
berpesan kepada teman-temannya untuk selalu semangat dan giat dalam belajar dan juga
tidak melupakannya. 

Ketika masuk tahun ajaran baru, Arin pun bisa kembali berkumpul bersama orang tuanya. Ia
berkumpul bersama ayah, ibu, dan adiknya. Rasa rindu yang sangat mendalam dapat
berkumpul bersama keluarga walaupun makan dengan lauk sambal akan terasa lebih nikmat
bila berkumpul bersama.
 Tema    : Cerita pada cerpen yang berjudul Arin dan Mimpinya memiliki tema
tentang kebersamaan bersama keluarga. Disini menceritakan bahwa Arin yang ingin
bersekolah di yang tidak jauh-jauh dari keluarganya.Hal ini terbukti dari kalimat berikut ini
“Rasa rindu yng sangat mendalam dapat berkumpul bersama keluarga walaupun makanan
dengan lauk sambal akan terasa lebih nikmat bila berkumpul bersama”.
 Latar
 Latar tempat   : Pada cerpen berjudul Arin dan Mimpinya memiliki tiga latar tempat
yaitu rumah bibi Arin, sekolah Arin, rumah Arin. Berikut kutipan tentang latar tempat ketika
di rumah bibi Arin “Dia tinggal bersama saudra dikeluarga ibunya.”. Berikut juga kutipan
tentang latar tempat ketika di sekolah Arin “Tapi sayang, pihak sekolah sempat menahan
Arin karena prestasi-prestasi dari dirinya”. Kemudian, ini terdapat kutipan bahwa latar tempat
juga terjadi di rumah Arin “Ketika masuk tahun ajaran baru, Arin pun bisa kembali
berkumpul bersama orang tuanya”.
 Latar Suana   :Pada cerpen berjudul Arin dan Mimpinya memiliki latar suasana yaitu
sedih karena pada isi cerpen terdapat  cerita ketika Arin sedang menangis berikut kutipan
ceritanya “Tak jarang dia selalu menangis hingga larut malam”. Kemudian pada cerpen ini
juga memiliki latar suasana yang bahagia karena pada cerpen terdapat suatu suasana ketika
Arin memenangkan lomba pidato berikut kutipan ceritanya “Dia pun memberitahukan kabar
gembira itu kepada orang tua dan bibinya”. Lalu terdapat suasana haru didalam cerpen karena
pada waktu itu Arin sedang berpamitan kepada teman sekolahnya bahwa ia akan pindah
sekolah berikut kutipan ceritanya “Ia juga sedih ketika ia berpamitan dengan teman-temannya
yang sayang padanya”.
 Latar waktu   : Pada cerpen berjudul Arin dan Mimpinya memiliki latar waktu sebagai
berikut ini, pada malam  hari hal ini terbukti saat Arin menangis karena rindu keluarganya.
Kemudian pada pagi hari terlihat ketika Arin mengikuti lomba pidato dan berpamitan kepada
temannya.
 Alur
 Alur yang terdapat dalam cerpen berjudul Arin dan Mimpinya adalah alur maju.Hal
ini terbukti dari perjuangan Arin untuk mencapai apa yang dia inginkan.Berawal dari Arin
yang hanya bermimpi untuk bisa bersekolah tempat yang dekat dengan keluarganya hingga ia
dapat mencapai mimpinya yaitu bersekolah di sekolah yang memiliki jarak tidak jauh dari
keluarganya.
 Tokoh
 Arin     : (Antagonis) hal ini terbukti karena adanya perang batin antara Arin dan
hatinya berikut kutipan ceritanya “Arin pun bimbang dan ragu.Di satu sisi dia ingin kumoul
lagi bersama orang tuanya, di sisi lain dia tahu ayahnya tak punya uang untuk
menyekolahkannya”. Bibi (Tritagonis) hal ini terbukti karena bibi disini sebagai penengah
berikut contoh kutipan ceritanya “Nak bibi akan selalu mendoakanmu, bibi juga akan selalu
mendukung apa yang ingin kau lakukan, berusahalah dengan giat untuk mendapatkan
keinginanmu”. Ayah (Tritagonis) karena sifat ayah disini juga sebagai penengah berikut
kutipan ceritanya  “Kenapa kamu pindah, Rin? Apakah ada masalah di sekolahmu sehingga
kamu ingin pindah?”.
 Penokohan
  Arin     : Pada cerpen ini tokoh arin memiliki watak yang penyayang, pintar,
berkemauan tinggi. Berikut terbukti ketika Arin berusaha untuk memenangkan lomba pidato
supaya dia dapat bersekolah dekat dengan keluarganya “Arin pun mengikuti lomba pidato itu
dan akhirnya keluar sebagai pemenang”.
  Bibi    : Pada cerpen ini bibi memiliki sifat yang sabar, penyayang, baik, perhatian.
Hal ini terbukti karena ketika Arin menangis bibi menenagkan Arin berikut kutipan ceritanya
“Kamu kenapa nak?”.
 Ayah   : Dicerpen ini karakter ayah adalah pesimis, baik,penyayang.Hal ini terbukti
dari ketika Arin meminta ingin pindah sekolah ayah menolak karena takut ia tidak dapat
membiayai sekolah Arin berikut kutipan ceritanya “Permitaan itu dikabulkan oleh ibunya
tetapi ayahnya sedikit keberatan”.
 Sudut pandang
 Sudut pandang yang digunakan pada cerpen ini  adalah orang ke tiga tunggal hal ini
terbukti karena penulis cerpen hanya menempatkan diri sebgai narator atau pencerita. Berikut
bukti bahwa pada cerpen ini menggunkan sudut pandang orang ketiga tunggal 
 “Arin  berasal dari keluarga yang cukup harmonis yang terdidri dari ayah ibu dan dengan 2
anak perempuan mereka yaitu Arin dan Raty. Karena keterbatasan dana, sejak SMP Arin
sudah bersekolah jauh dari orang tuanya. Dia tinggal bersama saudara dikeluarga ibunya.
Seringkali ia merasa ingin bersekolah bersama keluarga, ibu, yah, dan 1 adiknya. Tapi
sayangnya, ia sudah terlanjur meminta kepada orang tuanya untuk tinggal dan bersekolah
dengan bibinya yang tinggal sangat jauh dari tempatnta berada”.
 Gaya Bahasa
 Pengarang menyampaikan ceritanya dengan bahasa yang mudah dimengerti tanpa
kiasan sehingga kita sebagai pembaca tidak perlu sulit untuk membacanya. Berikut kutipan
ceritanya yang membuktikan bahwa cerpen ini menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
“Arin sebenarnya tahu jika orang tuanya merasa keberatan bukan karena dia harus tinggal
bersama bibinya. Namun karena mereka tidak mampu untuk mensekolahkan Arin di sana”.
 Nilai Moral
 Jangan pernah menyerah dengan keadaan karena setiap masalah pasti memiliki jalan
keluar untuk menyelesaikannya.           

Anda mungkin juga menyukai