MASALAH-MASAAH BELAJAR
KELOMPOK 5 :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Masalah-Masalah Belajar”. Makalah
ini berisikan tentang informasi bagaimana masalah- masalah yang dihadapi siswa baik
masalah internal belajar maupun masalah eksternal belajar.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Penyusun
kelompok 5
Daftar Isi
Halaman Judul……………………….....………………………………...…….......…………. .
KataPengantar...………………………………………………..................………….....…........
Daftar Isi………..…………………....................………………………………….....................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………....……..................………...
B. Rumusan Masalah…………………………………………....…........…….. ................
C. Tujuan Pembuatan Makalah…………………………….......................…….................
BAB II PEMBAHASAN
Simpulan…………………………………………….....................…..........................................
Saran……………………………………………………………..................………...................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………......................…………................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil belaja tergantung pada
kemampuan setiap siswa. Kegiatan belajar di sekolah bertujuan untuk membantu siswa agar
memperoleh perubahan tingkah laku dalam rangka untuk mencapai perkembangan yang
seoptimal mungkin. Karena pendidikan sangat penting untuk para siswa, agar mereka mampu
mengembangkan kreatif masing-masing serta bisa menyalurkan minat dan bakat yang dimiliki.
Maka para guru wajib membantu agar siswa bisa menyalurkan bakat yang dimiliki.
Menurut winkel (2004:57) salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi adalah minat
belajar. Minat merupakan kecenderungan seseorang untuk merasa tertarik pada suatu objek dan
berusaha untuk menekuninya bagi seorang siswa minta belajar merupakan suatu hal yang
sangat di perlukan dan seharusnya ada dalam dirii siswa untuk mencapai prestasinya. Dengan
adanya minat belajar pada belajaran matematika berarti terdapat suatu usaha untuk
berkonsentrasi atau perhatian pada mata pelajaran tersebut dan mendorong siswa untuk belajar
lebih rajin dan teratur. Adanya minat dalam diri seseorang di pengaruhi oleh faktor dari dalam
dan dari luar. Minat belajar pada diri siswa akan berbeda antara satu dengan yang lainnya,
siswa yang mempunyai minat belajar pada mata pelajaran matematika memungkinkan akan
mendapat prestasi yang lebih baik di bandngkan dengan siswa yang mempunyai minat belajar
yang rendah pada mata pelajaran matetmatika.
dimungkinkan akan mendapat prestasi yang lebih baik bila dibandingkan dengan siswa yang
mempunyai minat belajar yang rendah pada mata pelajaran matematika. Menurut Abdurrahman
(2004: 37) dalam proses pembelajaran banyak dijumpai masalah yang dihadapi oleh guru dan
siswa di sekolah maupun di luar sekolah. Karena masalah pendidikan dan pengajaran meliputi
kesulitan dan hambatan-hambatan dalam perkembangan belajar siswa, dibutuhkan para guru
dalam pendidikan dan pengajaran mengarahkan agar siswa belajar, sebab melalui kegiatan
belajar siswa dapat berkembang secara optimal. Hambatan dalam belajar ini dimanifestasikan
dalam beberapa gejala masalah, seperti prestasi belajar rendah, kurang atau tidak adanya
motivasi belajar, kebiasaan kurang baik dalam belajar, sikap yang kurang baik terhadap pelajaran,
guru, atau pun sekolah.
Menurut Slameto (2005: 53-60) setiap gejala masalah ada yang melatarbelakangi, demikian
juga dengan masalah belajar. Misalnya prestasi belajar rendah dapat dilatar belakangi oleh
kecerdasan yang rendah, kurangnya motivasi belajar, kebiasaaan belajar yang kurang baik,
gangguan kesehatan, kurangnya sarana belajar, kondisi keluarga kurang mendukung, cara guru
mengajar kurang sesuai, materi pelajaran yang sulit, kondisi sekolah tidak baik, dan sebagainya.
Keseluruhan faktor-faktor yang melatarbelakangi masalah belajar ini, dapat dikembalikan kepada
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat mencakup segi intelektual seperti
kecerdasan, bakat, minat, dan hasil belajar, segi emosional seperti motif, sikap, perasaan,
keinginan, kamauan, kondisi kesehatan fisik serta mental, dan sebagainya. Faktor eksternal
meliputi kondisi fisik, sosial, psikologi keluarga, sekolah, serta masyarakat. Semua faktor dapat
berpengaruh terhadap perkembangan siswa baik pengaruh positif ataupun
negatif.
Salah satu faktor internal adalah kemampuan awal siswa yang merupakan dasar bagi siswa
dalam mengembangkan potensi yang ada pada diri siswa tersebut. Kemampuan awal merupakan
tolak ukur dari keberhasilan kegiatan belajar dan pembelajaran. Oleh karena itu, kemampuan
awal memegang peranan penting dalam proses belajar siswa.
Fasilitas pembelajaran merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar siswa. Fasilitas merupakan sarana untuk memperlancar kegiatan belajar siswa.
Fasilitas belajar siswa yang terpenuhi dengan baik akan memberikan semangat siswa untuk
belajar lebih giat, sehingga proses belajar akan menjadi lebih optimal.
Lingkungan sekolah merupakan faktor eksternal lain yang dapat mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan kedua siswa setelah lingkungan
keluarga. Siswa akan memperoleh pembelajaran melalui guru, pengalaman di sekolah, dan
sosialisasi dengan teman dan guru (Sardiman, 2009: 53). Suasana sekolah yang mendukung akan
mendukung pula pada kegiatan belajar siswa.
Agar siswa memiliki hasil belajar yang baik pada mata pelajaran matematika, perlu sedini
mungkin siswa dibantu mengatasi kesulitan yang dialaminya. Dengan mengetahui cara belajar
matematika yang baik dan memiliki kesungguhan belajar, diharapkan siswa mampu memahami
dan mengerti matematika sehingga hasil belajarnya meningkat.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud masalah-masalah dalam belajar?
b. Apa saja faktor internal menjadi penyebab masalah-masalah belajar?
c. Apa saja faktor eksternal menjadi penyebab masalah-masalah belajar?
D. Manfaat
a. Manfaat teoritis
Memberikan gambaran yang jelas tentang dukungan kemampuan awal, fasilitas
pembelajaran dan lingkungan sekolah terhadap minat belajar dan prestasi belajar
matematika siswa.
b. Manfaat praktis
a) Bagi siswa yaitu dapat digunakan sebagai informasi untuk meningkatkan
kemampuan awal siswa sehingga minat belajar dan prestasi belajar matematika
meningkat...
b) Bagi guru
• Memberikan masukan tentang dukungan kemampuan awal siswa, fasilitas
belajar dan lingkungan sekolah terhadap minat belajar dan dampaknya pada
prestasi belajar matematika
• Sebagai bahan pertimbangan dan acuan guru dalam usaha meningkatkan mu
tu pendidikan dan penelitian.
BAB II
PEMBAHASAN
c. Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan kekuatan yang dapat menjadi tenaga pendorong bagi
siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar
dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan
Nampak melalui kesungguhan untuk terlibat didalam proses belajar, antara lain
Nampak melalui keaktifan bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan
pelajaran, mencatat, membuat resume, mempraktekkan sesuatu, mengerjakan latihan-
latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Di dalam aktivitas belajar
sendiri, motivasi individu dimanifestasikan dalam bentuk ketahanan atau ketekunan
dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak isi pelajaran, kesungguhan dan
ketelatenan dalam mengerjakan tugas dan sebagainya. Sebaliknya siswa-siswa yang
tidak atau kurang memiliki motivasi, umumnya kurang mampu bertahan untuk belajar
lebih lama, kurang sungguh-sungguh di dalam mengerjakan tugas. Sikap yang kurang
positif di dalam belajar ini semakin nampak ketika tidak ada orang lain(guru, orang tua)
yang mengawasinya. Oleh karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah belajar,
karena hal ini memberikan dampak bagi ketercapaian hasil belajar yang diharapkan.
d. Konsentrasi Belajar
Konsentrasi belajar merupakan salah satu aspek psikologis yang sering kali tidak
begitu mudah untuk diketahui oleh orang lain selain diri individu yang sedang belajar.
Hal ini disebabkan kadang-kadang apa yang terlihat melalui aktivitas seseorang belum
tentu sejalan dengan apa yang sesungguhnya individu sedang pikirkan. Sebagai contoh,
ketika dihadapan siswa terdapat sebuah buku yang sedang terbuka, dan terlihat sepintas
siswa seperti sedang mengamati atau membaca buku tersebut. akan tetapi benarkan
siswa tersebut sedang memusatkan perhatian (berkonsentrasi) terhadap isi buku yang
dihadapannya?. Tentu perlu diperiksa, diteliti dan dipahami untuk menyimpulkannya.
Ketika guru menjelaskan pelajaran, dan sepintas terlihat siswa-siswa di kelas tersebut
memperhatikan apa yang dijelaskan oleh guru. Dapatkah guru mejamin bahwa semua
siswa sedang berkonsentrasi dengan apa yang Ia jelaskan?. Bilamana menurut
keyakinan guru siswa berkonsentrasi terhadap pelajaran yang dijelaskannya, maka
umumnya guru merasa yakin pula bahwa siswa-siswa dapat memahami dengan baik.
Bagaimana jika yang terjadi tidak seperti yang diduga guru, karena ternyata separuh
siswanya hanya diam, akan tetapi tidak berkonsentrasi dengan pelajaran yang disajikan
guru?. hal-hal seperti ini layak dikaji secara cermat agar guru dapat memahami kondisi
siswa sesungguhnya.
Kesulitan berkonsentrasi merupakan indicator adanya msalah belajar yang
dihadapi siswa, karena hal itu akan menjadi kendala didalam mencapai hasil belajar
yang diharapkan. Untuk membantu siswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajar
memerlukan waktu yang cukup lama, di samping menuntut ketelatenan guru. Akan
tetapi dengan bimbingan, perhatian serta bekal kecakapan yang dimiliki guru, maka
secara bertahap hal ini akan dapat dilakukan.
Jenis-jenis kegiatan belajar di atas merupakan bentuk-bentuk perilaku belajar yang tidak
baik karena mempengaruhi aktivitas belajar siswa dan pada gilirannya dapat meyebabkan
rendahnya hasil belajar diperoleh. Sejalan dengan pandangan di atas, Misunita (2008)
mengemukakan bahwa kesukaran belajar dapat dikelompokkan berdasarkan tahapan-tahapan
dalam pengolahan informasi, yaitu;
1) Input; Kesukaran belajar pada kategori ini berkaitan dengan masalah penerimaan
informasi melalui alat indera, misalnya persepsi visual dan auditory. Kesukaran dalam
persepsi visual dapat menyebabkan masalah dalam mengenali bentuk, posisi atau objek
yang dilihatnya.
2) Integration; Kesukaran tahap ini berkaitan dengan memori/ingatan. Kebanyakan masalah
dalam kategori ini berkaitan dengan short-term memori yang membuat seseorang
mengalami kesulitan dalam mempelajari kesukaran dalam memori visual mempengaruhi
proses belajar dalam mengeja.
3) Storage; tahap ini berkaitan dengan memori/ingatan. Kebanyakan masalah dalam
kategori ini berkaitan dengan short-term memori yang membuat seseorang mengalami
kesulitan dalam mempelajari materi tanpa banyak pengulangan. Misalnya kesukaran
dalam memori visual mempenngaruhi proses belajar dalam mengeja.
4) Output; Informasi yang telah diproses oleh otak akan muncul dalam bentuk respon
melalui kata-kata, yaitu output bahasa, aktivitass otot, misalnya menulis, atau
menggambar. Kesulitan dalam output bahasa mengakibatkan masalah dalam bahasa
lisan, misalnya menjawab pertanyaan yang diharapkan dimana seseorang harus
menyampaikan kembali informassi yang disimpan, mengorganisasikan bentuk
pikirannya dalam bentuk kata-kata. Hal yang serupa juga terjadi bila masalah
menyangkut bahasa tulis. Kesulitan dalam kemampuan motoric menyangkut kemampuan
motoric kasar maupun halus.
Untuk dapat memahami kesulitan atau kesukaran belajar, hendaknya guru dan orang tua
memahami dengan baik makna kesukaran belajar itu sendiri. Dari beberapa sumber
dijelaskan pengertian kesukaran belajar:
• Kesukaran belajar adalah sekelompok disorder yang mempengaruhi beberapa
kemampuan akademis dan fungsional termasuk kemampuan untuk berbicara,
mendengarkan, membaca, menulis, mengeja, reason, mengorganisasikan informasi.
Kesukaran belajar bukanlah indicator dari rendahnya intelegensi seseorang. Seseorang
dengan kesukaran belajar terkadang sulit untuk mencapai tingkat intelektual
sesungguhnya karena kelemahan dalam satu atau lebih proses informasi otak.
• Istilah kesukaran belajar diberikan kepada siswa-siswa yang tidak mampu membuat
peningkatan kemampuan yang berarti dalam menghadapi kurikulum sekolah, utamanya
dalam kemampuan dasar seperti bahasa, sastra, dan matematika. Masalah-masalah yang
mereka alami bisa terjadi hanya pada salah satu mata pelajaran namun dapat juga terjadi
pada seluruh mata pelajaran dalam kurikulum sekolah. Karena berbagai alasan, siswa-
siswa tersebut tidak mampu mengikuti pelajaran dengan mudah.
• Kesukaran belajar sebagai gangguan pada satu atau lebih proses dasar psikologis
termasuk dalam memahami atau menggunakan bahasa tulis dan lisan, yang mana
tampak dalam kemampuan menyimak, berpikir, berbicara, membaca, mengeja dan
menyelesaikan hitungan matematis. Adapun yang termasuk dalam kesukaran
pealajaran adalah perseptual disabilities, kerusakan otak, minimal brain dysfunction,
dyslexia, dan aphasia. Masalah-masalah belajar yang berdasar dari visual, hearing, dan
motoric disabilities, reterdasi mental, dan environmental, cultural, dan economic
disadvantage tidak termasuk dalam kelompok ini.
• Kesukaran belajar merujuk pada beberapa gangguan yang berdampak pada proses
akuisisi, organisasi. Retensi, memahami penggunaan informasi secara verbal maupun
non verbal.
3. Kurikulum Sekolah
Dalam rangkaian proses pembelajaran disekolah, kurikulum merupakan panduan yang
dijadikan guru sebagai kerangka acuan untuk mengembangkan proses pembelajaran.
Seluruh aktivitas pembelajaran, mulai dari penyusunan rencana pembelajaran, pemilihan
materi pembelajaran, menentukan pendekatan dan strategi/metode, memilih dan
menentukan media pembelajaran, menentukan teknik evaluasi, kesemuanya harus
berpedoman pada kurikulum. Karena kurikulum disusun berdasarkan tuntutan perubahan
dan kemajuan masyarakat, sementara perubahan dan kemajuan adalah sesuatu yang harus
terjadi, maka kurikulum juga harus mengalami perubahan. Oleh sebab itu sesungguhnya
perubahan kurikulum adalah suatu keniscayaan. Sebab bilamana kurikulum tidak
mengalami penyesuaian dan perubahan sementara kehidupan sosial, teknologi dan dimensi-
dimensi kehidupan lainnya terus mengalami perubahan, maka dipastikan kurikulum tidak
akan mampu memenuhi tuntutan perubahan. Hal itu juga berarti bahwa segala sesuatu yang
diajarkan disekolah, akan tertinggal dengan tuntutan perubahan yang terjadi. Perubahan
kurikulum pada sisi lain juga menimbulkan masalah. Terlebih lagi bilamana dalam kurun
waktu yang belum terlalu lama terjadi beberapa kali perubahan. Masalah-masalah itu
adalah;
a) tujuan yang akan dicapai mungkin berubah. Bilamana tujuan berubah, berarti pokok
bahasan, kegiatan belajar mengajar, evaluasi juga akan berubah, dan dengan demikian
kegiatan belajar mengajar paling tidak harus disesuaikan.
b) isi pendidikan berubah; akibatnya buku-buku pelajaran, buku-buku bacaan, dan
sumber-sumber lainnya akan berubah. Hal ini tentunya akan berakibat perubahan
anggaran pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, demikian pula beban orang tua
siswa.
c) kegiatan belajr mengajar berubah; akibatnya guru harus mempelajari strategi, metode,
teknik, dan pendekatan mengajar yang baru. Bilamana pendekatan belajar berubah,
maka kebiasaan belajar siswa juga perlu dilakukan perubahan atau sekurangnya
penyesuaian yang mungkin memerlukan waktu untuk proses penyesuaian.
d) evaluasi berubah; akibatnya guru harus mempelajari metode dan teknik evaluasi
belajar yang baru. Bilamana teknik dan metode evaluasi guru mengalami perubahan,
maka siswa harus mempelajari cara-cara belajar yang sesuai dengan tuntutan tersebut
(Dimyati dan Mudjiono, 1994: 242). Hal ini semua akan berdampak terhadap proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
4. Sarana dan Prasarana
Prasarana dan sarana pembelajaran merupakan faktor yang turut memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Keadaan gedung sekolah dan ruang kelas yang tertata
dengan baik, ruang perpustakaan sekolah yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan
laboratorium, tersedianya biki-buku pelajaran, media/alat bantu balajar merupakan
komponen-komponen penting yang dapat mendukung terwujudnya kegiatan-kegiatan
belajar siswa. Dari dimensi guru ketersediaan prasarana dan sarana pembelajaran akan
memberikan kemudahan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Disamping itu
juga akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang efektif, karena guru dapat
menggunakan alat-alat bantu pembelajaran dalam memperjelas materi pelajaran serta
kelancaran kegiatan belajar lainnya. Sedangkan dari dimensi siswa, ketersediaan
prasarana dan sarana pembelajaran berdampak terhadap terciptanya iklim pembelajaran
yang lebih kondusif, terjadinya kemudahan-kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan
informasi dan sumber belajar yang pada gilirannya dapat mendorong berkembangnya
motivasi untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik. Bandingkan dengan keadaan
gedung sekolah dan ruang kelas yang tidak tertata dengan baik, sumber-sumber belajar
sangat terbatas, perpustakaan sekolah tidak dilengkapi dengan berbagai referensi, buku-
buku pelajaran tidak lengkap, media pembelajaran tidak tersedia, kesemuanya ini tentu
akan berdampak terhadap iklim pembelajaran serta motivasi balajar siswa. Oleh karena
itu sarana dan prasarana menjadi bagian penting untuk dicermati dalam upaya
mendukung terwujudnya proses pembelajaran yang diharapkan.
E. PENANGANAN MASALAH BELAJAR
a. Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah berperan mencipatakan motivasi. Hal ini
berhubungan dengan posisi pemerintah sebagai pemangku kebijakan, perna
atau tanggung jawab pemerintah yakni menciptakan kebijakan yang
berhubungan dengan upaya peningakatan belajar, misal dengan pemberian
paket internet secara gratis untuk belajar daring,
b. Guru
Dalam hal ini guru memiliki kapasitas dan peranan yang besar dalam
memotivasi siswa karena salah satu tugas guru yakni sebagai agen
pembelajaran. Peran guru dalam memotivasi siswa dapat di lakikan dengan
cara:
• Melakukan sosialisasi tentang motivasi kepada siswa, yang dapat
di lakukan sebelum kelas di mulai
• Perubahan strategi belajar sesuai kondisi real siswa,
• Menginovasi media belajar
c. Orang tua
Dalam hal ini peran orang tua paling penting dalam memotivasi
anaknya. Sebab sebagian besar waktu yang di habisakn oleh anak
setalah sekolah yaitu di rumah, setiap orang tua memiliki cara yang
berbeda dalam memotivasi anknya untuk belajar misal dengan
memfasilitasi analnya secara lengkap, bersosialisasi dengan anak
dan memberikan / menyampaikan wejangan wejangan.
d. Lingkungan sekitar / masyarakat sekitar
Dalam hal ini peranannya dalam menciptakan lingkungan yang kondusif,
aman nyaman dan tentram, semial tidak menimbulkan kebisingan atau
keburukan yang dapat merubah atau mempengaruhi mental anak.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Keberhasilan proses pembelajaran merupakan muara dari seluruh aktivitas yang dilakukan
guru dan siswa. Artinya apapun bentuk kegiatan-kegiatan guru, mulai dari merancang
pembelajaran, memilih dan menentukan materi, Pendekatan, strategi dan metode
pembelajaran, memilih dan menentukan teknik evaluasi, semuanya diarahkan untuk
mencapai keberhasilan siswa. Meskupun guru secara bersungguh-sungguh telah berupaya
merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik, namun masalah-masalah
belajar tetap akan dijumpai oleh guru. Hal ini merupakan pertanda bahwa belajar merupakan
kegiatan yang dinamis sehingga guru perlu secara terus menerus mencermati perubahan-
perubahan yang terjadi pada siswa di kelas. Pemahaman tentang masalah belajar
memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan munculnya masalah yang
dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan pemhaman itu pula guru dapat
menentukan solusi tindakan yang dianggap tepat jika menemukan masalah-masalah di dalam
pelaksanaan proses pembelajaran.
Masalah belajar itu sendiri memiliki 2 faktor, yaitu factor internal dan factor eksternal.
Pada factor internal proses belajar merupakan hal yang kompleks dan factor ini dari dalam
diri siswa itu sendiri. Siswalah yang menentukan terjadi atau tidak terjadi belajar. Untuk
bertindak belajar siswa menghadapi masalah-masalah secara intern. Jika siswa tidak dapat
mengatasi masalahnya, maka ia tidak belajar dengan baik. Faktor intern yang dialami dan
dihayati oleh siswa yang berpengaruh pada proses belajar, yaitu seperti:
1) Karakteristik Siswa
2) Sikap terhadap Belajar
3) Motivasi Belajar
4) Konsentrasi Belajar
5) Mengolah dan Menggali Hasil Belajar
6) Rasa Percaya Diri
7) Kebiasaan Belajar
Dan pada factor eksternal belajar adalah segala faktor yang ada di luar diri siswa yang
memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil belajar yang dicapai siswa. Jadi hasil belajar
siswa di samping ditentukan oleh faktor intern, juga dipengaruhi oleh faktor-faktor ekstern.
Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain, yaitu:
1) Faktor Guru
2) Faktor Lingkungan Sosial termasuk Teman Sebaya
3) Faktor Kurikulum Sekolah
4) Faktor Sarana dan Prasarana
B. Saran
Dalam masalah-masalah belajar pada siswa guru atau calon guru harus dapat memahami
bahwa kondisi lingkungan siswa juga dapat menjadi sumber timbulnya masalah-masalah
belajar. Guru atau calon guru dapat memotivasi belajar siswa dengan menjadi tenaga
pendorong bagi siswa untuk mendayagunakan potensi-potensi yang ada pada dirinya dan
potensi di luar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar dan hasil belajar yang diharapkan.
Guru atau calon guru mampu merencanakan kagiatan belajar dengan baik, menggunakan
pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat, serta menerapkan pendekatan-pendekatan
bimbingan belajar yang sesuai dengan kondisi siswa,agar guru atau calon guru mampu
merubah hasil belajar siswa yang rendah menjadi lebih baik. Dalam hal ini guru atau calon
guru juga baiknya slalu menjaga hubungan baik dengan anak-anak didiknya, agar guru atau
calon guru semakin mudah untuk mengetahui penyebab-penyebab masalah belajar siswa
dan cara mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA