Respon Organisme Akuatik Terhadap Variab
Respon Organisme Akuatik Terhadap Variab
LINGKUNGAN
(Suhu dan pH)
Abstrak
Organisme akuatik beradaptasi pada tempat yang seluruh atau sebagianya
tertutupi air. Variable yang menjadi tolak ukur seperti Variabel Lingkungan dengan
bahasan Suhu dan pH. Objek yang menjadi pengamatan variabel Lingkungan yaitu Ikan
Komet (Carassius auratus). Pengamatan menggunakan akuarium berisikan air yang
menjadi media tempat pengujicobaan respon organisme akuatik dan kisaran toleransi
ikan dapat bertahan hidup. Hasil respon organisme dipengaruhi Ph (larutan Asam HClO4
dan larutan NaOH) serta pengaruh suhu (Air Dingin dan Air Panas).
Kata kunci : Organisme akuatik, variabel lingkungan ikan komet, suhu, pH,
Abstract
Aquatic organisms adapt to a whole or partially covered with water. Variable
which became a benchmark such as the Environment Variable Temperature and pH
discussion. The object that becomes the observation environment variable is Comet Fish
(Carassius auratus). Observation using an aquarium containing water into a media to
experiment for organism aquatic respond and tolerance range of aquatic organisms and
fish to survive. The result of the organism's response affected by Ph (HClO4 acid solution
and a solution of NaOH) and the temperature affected (Cold Water and Hot Water).
Key words : Aquatic organism, enviromental variable, comet fish, temperature, pH.
Prosedur Kerja:
No−Nt
=
M No x 100%
a.Perlakuan asam
Keterangan :
Akuarium disapkan 5 buah dan
M = Mortalitas (%) diisikan masing-masing 15 liter HCL
No = Jumlah ikan awal dimasukan dalam masing-masing
Nt = Jumlah ikan akhir akuarium (kecuali akuarium kontrol)
hingga dicapai pH yang diinginkan
yaitu: 5, 4, 3 dan gradual (bertahap
sampai dicapai hingga pH terendah).
1. Adaptasi Organisme Akuatik
Penurunan pH dari kondisi awal untuk
Terhadap Suhu
diperlakuan secara gradual dilakukan
dengan diturunkan pH 1 per 10 menit.
Prosedur kerja:
b.Perlakuan basa
Akuarium disiapkan sebanyak 5
buah sebagai tempat uji coba. Akuarium
Akuarium disapkan 5 buah dan
1 untuk dikontrol, akuarium 2, 3, 4
diisikan masing-masing 15 liter NaOH
untuk suhu diperlakukan berbeda-beda
dimasukan ke masing-masing akuarium
pada akuarium 2, 3, dan 4 (panas: 35oC,
(kecuali akuarium kontrol) hingga
40oC, 45oC dan dingin: 20oC, 15oC,
dicapai pH yang diinginkan yaitu: 10,
10oC) sedangkan akuarium 5
11, 12, dan gradual (bertahap sampai
diperlakukan untuk peningkatan atau
mencapai pH tertinggi). Penurunan pH
penurunan suhu secara gradual (tiap 10
dari kondisi awal diperlakuan secara
menit). Masing–masing akuarium
gradual dilakukan dengan dinaikkan pH
diisikan 10 liter air dengan berbagai
1 per 10 menit. Aerator dinyalakan
tingkat suhu yang berbeda. Akuarium
segera setelah akuarium diisi air dan
disiapkan bersama aerator dan
sebelum diisi ikan uji. Masukan kedalam
termometer pada masing-masing.
masing-masing akuarium dimasukkan 3
Untuk akuarium diperlakukan
ekor ikan yang ukurannya relatif sama
dengan suhu panas disiapkan pula heater
(timbang terlebih dahulu berat masing-
(atau air panas) dan untuk akuarium
masing ikan sebelum dimasukkan dalam
diperlakukan dengan suhu dingin
akuarium). Amati kondisi ikan setiap 10
disiapkan pula es batu. Tiga ekor ikan
menit selama 1 jam pertama setelah ikan
(ukurannya seragam) dimasukan pada
di treatment. Lama waktu percobaan
masing-masing akuarium (terlebih
adalah 2x24 jam. Waktu pengamatan
dahulu ditimbang bobot awal ikan
yaitu pada jam 8.00, 12.00, dan 15.00.
dengan menggunakan timbangan
keistimewaan yang dimiliki dalam hal Ulangan 1 0.01 3.4 2.9 1.1 1
keanekaragaman warna ikan, jenis, dan Ulangan 2 0.36 0.9 1.36 0.6 1
Ulangan 3 0.01 2.2 0.2 0.1 2.1
keindahan sirip-siripnya (Liviawaty dan
Aprianto 1990).
Bedasarkan hasil Tabel I pada
Warna cerah dan cemerlang
Ulangan 1 perubahan bobot terbesar
merupakan daya tarik utama ikan
terjadi pada Perlakuan 2 sebesar 3.4
maskoki hias dalam penentuan nilainya.
gram dan perubahan bobot terkecil
Cerah warna suatu jenis ikan berasal
terjadi pada Kontrol sebesar 0.01 gram.
dari sel pigmen dalam tubuh ikan
Ulangan 2 perubahan terbesar terjadi
melalui pemberian pakan yang
pada perlakuan 3 sebesar 1.36 gram dan
mengandung Astaxanthin (carophyll
perubahan bobot terkecil terjadi pada
pink).
Kontrol sebesar 0.36 gram. Ulangan 3
Astaxanthin sering ditemukan
mengalami perubahan terbesar terjadi
pada kulit, cangkang dan kerangka luar
pada Perlakuan 2 sebesar 2.2 gram dan
hewan avertebrata air seperti moluska,
perubahan bobot terkecil terjadi pada
krustase dan ikan (Oryza 2010).
Kontrol sebesar 0.01 gram.
LAMPIRAN
a. Jurnal SNI 1
e. Jurnal Internasional 1
b. Jurnal SNI 2
f. Jurnal Internasional 2
c. Jurnal SNI 3
g. Jurnal Internasional 3
d. Jurnal SNI 4
h. Jurnal Internasional 4