Oleh :
Mariah
NIM : 107044101907
Tiada kata selain rasa syukur yang paling dalam kehadirat Allah swt, atas
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang sangat
sederhana ini dengan baik dan tepat waktu. Salawat dan salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada Rasul-Nya Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat dan
Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak menemui hambatan dan
cobaan. Walaupun harus melalui proses yang cukup sulit dan rumit, namun berkat
hidayah dan inayah Allah swt sebagai manifestasi kasih sayang-Nya, penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan Penulis sadar dengan sepenuh hati bahwa skripsi ini
hanyalah setitik debu untuk menuju jalan kesuksesan. Penulis juga sadar sepenuhnya
bahwa diri ini berutang budi kepada banyak pihak yang telah membantu langsung
maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini. Penulis juga ingin mengucapkan
rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada para pihak yang telah berjasa, baik
berupa bimbingan, arahan serta bantuan yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu penulis patut menghaturkan
iii
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhamad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs., H. A. Basiq Djalil, SH., selaku Ketua Jurusan dan ibu Hj.
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini dari awal
hingga akhir.
4. Seluruh dosen Fakultas Syariah dan Hukum yang tidak bias disebutkan satuu
Syariah dan Hukum universitas Islam (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
cinta kasihnya baik moril dan materill, serta doa yang tak terhingga sepanjang
Tidak lupa kakanda Marini, S.Pd.I dan adinda Maruli, marsan Al-mudzaki,
iv
Mardli As-sirajy yang telah memberikan dorongan dan semangat kepada
dan B angkatan 2007, semuanya yang tidak biasa disebutkan satu persatu,
Wahdah dan Mariam Mahdalina, yang selalu berbagi dalam suka dan duka,
yang setia mendengarkan keluh kesah penulis dan selalu siap membantu
masih banyak lagi yang tidak dapat disebut satu persatu, sehingga
v
Suatu kenyataan yang tak terpungkiri lagi terhadap kekurangan dan
kebodohan diri Penulis dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, untuk itu kritik
dan saran konstruktif selalu Penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang.
Akhirnya hanya kepada Allah Penulis memohon dan berharap, semoga skripsi
yang sederhana ini ada guna dan manfaatnya, baik untuk pribadi Penulis maupun bagi
mereka yang mencintai ilmu pengetahuan, serta bagi generasi penerus. Amin ya
Rabbal ‘Alamin
Sebagai kata akhir, penulis panjatkan doa semoga skripsi ini bermanfaat bagi
( Penulis )
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian ............................................................................... 18
vii
BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK
A. Pengertian ............................................................................... 32
C. Jenis-jenis ................................................................................ 35
PAJAK
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 64
B. Saran-saran ............................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
2. Surat Mohon Data atau Wawancara kepada Pimpinan BAZNAS Jakarta Pusat
viii
4. Surat keterangan wawancara Kantor Direktorat jendral Pajak
9. Contoh Lembar Bukti Setor Zakat BAZNAS ( Badan Amil Zakat NAsional)
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian Zakat
Zakat berasal dari Bahasa Arab زآةkata ini bersumber dari fi’il kata
! " #$%& '( )
*+
,-.
/01 234
! 56 784 9: ( . ;<4 2
١
.1!
Zakat menurut pengertian syara’(terminology)adalah suatu nama yang
khusus untuk menentukan kadar harta benda yang akan diserahkan kepada
dinamakan zakat karena harta benda itu tumbuh dan mengandung barakah
1
2
yang dikeluarkan oleh manusia dari hak Allah kepada fakir miskin.dinamakn
berkewajiban agar mengeluarkannya karena hal itu termasuk salah satu rukun
kelebihan ajaran zakat poin-poin lain dari rukun Islam diatas bahwa
hanya zakat lah yang memiliki dimensi sosial yang kental.oleh sebab itu zakat
dalam mata rantai peningkatan kesejahteraan umat Islam tidak akan mungkin
pribadi kaum muslimin dari suatu ajaran yang luas dan mendalam yang
3
Ali yafie, Menggagas Fikih Sosial dari Soal Lingkungan Hidup Asuransi Hingga Ukhuwah,(
Bandung: Mizan, 1995), cet.ke-3 h.231
3
2. Pengertian Pajak
tiada mendapat jasa timbalik (tegen prestatie) yang langsung dapat ditunjukan
uitgaven).5
terhadap wajib pajak, yang harus disetorkan kepada Negara sesuai dengan
ketentuan, tanpa mendapat prestasi kembali dari Negara dan hasilnya untuk
4
Sofyan Idris, Gerakan Zakat dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat Pendekatan
Transformati,( Jakarta: PT.Citra Putra bangsa,1997), cet.Ke-I h.76
5
Rahmat Soemitro, Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan th 1944,seperti dalam
Munawir, Perpajakan (Yogyakarta: liberty 1992)h.57
6
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Bogor: PT Pustaka Litera Antar Nusa,1988), h.999
4
tahun.”7
Dari pemaparan diatas maka zakat dan pajak sama-sama kewajiban yang
harus dilaksanakan namun Dualisme pemungutan ini pada gilirannya tentu akan
dualisme sistem ini potensial menimbulkan efek yang kontra produktif dalam
undang Nomor 17 Tahun 2000, secara eksplisit diakui adanya perbedaan antara
dengan tegas antara kewajiban menunaikan zakat bagi umat Islam dan kewajiban
pengkreditan zakat atas pajak atau metode pengkreditan pajak atas zakat. Cita-cita
paling mendasar dari pembentukan negara adalah agar negara mampu melindungi
dan mensejahterakan warga dan rakyatnya. Zakat dan pajak memiliki peluang
7
Redaksi PT.Ichtiar baru-van heove, Himpunan Peraturan PerUndang-undangan RI,(Jakarta:
PT.Intermasa, 1989)
5
zakat dan pajak dalam beberapa hal ; (a) keduanya memiliki unsur paksaan,
perbedaan dalam beberapa hal yakni dalam hal nama dan etikatnya, dalam hal
hakikat dan tujuannya, dalam hal nisab dan ketentuannya, dalam hal
tahun 1999 yang menyebutkan bahwa Zakat yang telah di bayarkan kepada Badan
Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat di kurangkan dari laba / pendapatan sisa
kena pajak dari wajib pajak yang bersangkutan sesuai dengan peraturan
saat itu belum terdapat ketentuan yang mengatur perihal zakat.Oleh sebab itu di
tetapkan UU Nomor 17 tahun 2000 yang di berlakukan mulai tahun 2001 tentang
Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat yang di bentuk dan di sahkan oleh
pajak penghasilan orang pribadi maupun badan dan zakat bukan merupakan objek
tentang pajak penghasilan dapat di pandang sebagai langkah maju menuju sinergi
kewajiban yang harus di tunaikan oleh setiap muslim warga negara Indonesia
yang mampu. UU ini memang tidak menyebut hukuman bagi yang melanggar
Kedua, pemerintah telah melibatkan diri lebih jauh dalam pengelolaan zakat
Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang di bentuk secara swadaya oleh masyarakat
bayarkan kepada BAZ atau LAZ akan di kurangkan terhadap laba / pendapatan
7
sisa kena pajak dari wajib pajak yang bersangkutan. Di dalam UU No 17/2000
juga ditetapkan bahwa zakat atas penghasilan yang nyata- nyata di bayarkan
secara resmi oleh wajib pajak Orang Pribadi pemeluk Islam atau wajib Pajak
badan dalam Negeri yang di miliki kaum muslimin, dapat di kurangkan atas
penghasilan kena pajak. Dengan kata lain, sebagaimana yang di atur dalam
dikalangan umat Islam khususnya berkaitan dengan posisi zakat dalam kehidupan
bernegara, ijtihad bahwa zakat bisa menjadi pengurang penghasilan kena pajak
berbunyi:
“Zakat yang telah dibayarkan kpada Badan Zakat nasional atau Lembaga Amil
Zakat dikurangkan dari laba atau pendapatan sisa kena pajak dari wajib pajak
yang bersangkutan sesua dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.
yang kemudian juga dikuatkan dengan undang-undang No.36 tahun 2008 tentang
dalam kasus Indonesia yang memberikan peluang bagi umat Islam yang
menunaikan zakat untuk dapat mengurangkan zakat yang dibayar itu kepada
penghasilan kena pajak kiranya sangat penting untuk ditelaah lebih lanjut
masyarakat.
1. Pembatasan Masalah
menimbulkan masalah baru serta pelebaran secara meluas maka penulis akan
2010.
2. Perumusan Masalah
pajak untuk Negara, dan zakat untuk mustahiq dalam Agama Islam.
Hal ini sangatlah penting untuk ditelaah lebih lanjut sehingga dapat
skripsi ini dapat menjelaskan sesuai dengan tema yang penulis ambil,
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
ditinggalkan.
mahasiswa sebelumnya dan buku-buku yang berkaitan dengan judul skripsi yang
akan diteliti oleh penulis yang sekiranya dapat dijadikan sebagai studi review,
yaitu:
Zakat (Pajak) dalam Islam”Inti dari tulisan ini adalah pejabaran posisi zakat
zakat dengan sistem administrasi pajak dan upaya untuk melepas umat Islam
Studi review yang diambil dari dua buku diatas dapat diambil benang
prestasi yang hendaknya ditindak lanjuti hingga mencapai harapan ideal seperti
Negara Malalysia yang dijadikan sebagai tolak ukurnya yakni zakat bisa
E. Kerangka Teori
Zakat adalah hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah pada harta orang
Islam untuk diberikan kepada pihak-pihak yang telah ditentukan oleh Allah. Dan
pajak sebagai fungsi alat Negara untuk melakukan retribusi pendapatan kekayaan
belum terdapat ketentuan yang mengatur perihal zakat. oleh sebab itu kemudian
dapat menjadikan jumlah zakat yang dibayar sebagai faktor pengurang atas
Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari Pajak Penghasilan. Ini adalah langkah awal
yang baik, walaupun langkah ini belumlah cukup karena zakat bukan hanya ada
pada penghasilan kena pajak tapi meliputi banyak hal yang justru oleh pemerintah
tidak dikenakan pajak, tapi merupakan sesuatu yang sangat ditekankan dalam
Agama. Sebagai misal adalah zakat hasil pertanian, dan zakat hewan ternak.
salah satu kewajiban (rukun) bagi yang beragama Islam untuk mendorong
sekaligus mengingatkan bahwa zakat adalah suatu kewajiban yang harus ditaati
dan dilaksanakan.
berganda, selain membayar pajak juga membayar zakat dari penghasilan yang
9
Depag RI, Lahirnya UU No.38 tahun 1999 tentang zajak Penghasilan, Jakarta : 2006
13
bagaimana agar umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk Indonesia ini
bisa menjadi warga Negara yang baik sekaligus menjadi umat Islam yang taat.
Dan salah satu cara yang telah ditempuh adalah ditetapkannya zakat sebagai
Tahun 2010 Tentang Zakat atau Sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib yang
dapat dikurangkan dari Penghasilan kena pajak pada pasal 1 ayat 1 (a):
”Zakat atas penghasilan yang dibayarkan oleh wajib pajak orang pribadi
pemeluk agama Islam atau oleh wajib pajak badan dalam negeri yang dimiliki
oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat
yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah akan tetapi jika pembayaran
zakatnya tidak melalui badan atau lembaga yang disahkan oleh Negara maka
pengurangan terhadap penghasilan kena pajak tidak berlaku”.
F. Metodologi Penelitian
Untuk menghasilkan data yang valid, maka metode yang digunakan dalam
1. Jenis Penelitian
10
sofyan idris, gerakan zakat dalam pemberdayaan ekonomi umat pendekatan transformati,
Jakarta, PT.Citra Putra bangsa,1997, cet.Ke-I hal.74
14
kehidupan manusia.11
2. Kriteria Data
a. Data Primer
Pemerintah No.60 Tahun 2010 tentang zakat yang dapat dikirangi dari
penghasilan Netto
b. Data Sekunder
11
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hl. 20
12
Bambang Sanggona, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,
2003),h. 36
15
a. Penelitian Kepustakaan
b. Penelitian lapangan
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) karena dua lembaga ini adalah
4. Analisis Data
kesimpulan yang objektif, logis, konsisten dan sistematis sesuai dengan tujuan
G. Sistematika Penulisan
hal ini penulis menyusunnya dalam lima bab. Isi dari proposal ini secara singkat
Bab Pertama : Pendahuluan yang diawali dengan Latar belakang masalah yang
didalamnya menjelaskan awal mulanya masalah yang diangkat oleh peneliti untuk
dijadikan bahan penelitian dan masalah yang diteliti dibatasi dengan pembatasan
bercabang kemana-mana sehingga fokus dengan apa yang peneliti saja dan
masalah yang diteliti ada tujuan dan manfaat penelitian agar penelitian yang
Landasan (kerangka) Teori (untuk studi empiris yang bersifat eksplanatoris dan
verifikatif atau kerangka konseptual dan landasan teorotis harus didasarkan pada
teori-teori yang relevan. khususnya pada masalah tetang konsep hukum zakat dan
Bab Ketiga :Menyajikan data hasil penelitian, berupa deskripsi data berkenan
dengan variabel yang ditelti secara objektif dalam arti tidak dicampur dengan
lengkap khususnya tentang profil Badan Zakat Nasional dan Badan Perpajakan
17
terdiri atas sejarah berdirinya, tujuan, visi dan misi sturtur organisasi dan program
kegiatan.
teori yang ada yang pada tulisan Membahas tentang kondisi zakat dan pajak di
kena pajak
Bab Kelima :Penutup dengan usainya pembahasan diatas dalam bab terakhir ini
dengan saran-saran yang ditunjukan kepada para cendikiawan muslim untuk lebih
gigih dan giat dalam mengembangkan dunia ilmu khususnya yang berkaitan
A. Pengertian
berarti suci, berkah, tumbuh, dan terpuji yang semua arti ini sangat populer dalam
menterjemahkan baik al-qur’an dan hadist.1 Imam Abu Bakar bin Muhamad Al-
Husainiy Mengatakan
2
! " #$%& '( )
٢
.1! *+
,-.
/01 234
! 56 784 9: ( . ;<4
“Zakat menurut pengertian Syara’ (terminologi) adalah suatu nama yang
khusus untuk menentukan kadar-harta benda yang akan diserahkan kepada ashnaf
karena harta-benda itu tumbuh dan mengadung barakah ketika dikeluarkan dan
18
19
yang dikeluarkan oleh manusia dari hak Allah kepada fakir miskin.Dinamakan
Arti tumbuh dan suci sebenarnya tidak hanya digunakan untuk harta
kekayaan tetapi kata itu bisa juga dipakai untuk menerangkan jiwa orang yang
bentuk ma’rifat definisi disebutkan tiga puluh kali dalam al-quran diantaranya
duapuluh tujuh kali disebutkan dalam satu ayat bersama shalat dan hanya satu kali
disebut dalam kontek yang sama dengan shalat tetapi tidak dalam satu ayat surat
al-mu’minun 1-4 menurut penelitiannya dalam Al-Qur’an tiga puluh kali kata
zakat disebutkan delapan kali terdapat dalam surat –surat yang diturunkan
B. Dasar Hukum
1. Al-Qur’an
diberikan untuk harta yang dikeluarkan oleh seorang manusia sebagai hak
Allah Ta’ala yang diserahkan pada orang fakir. Adapun makna zakat itu
4
Yusuf Qarawi, Fikh al-zakat (Beirut: Muasaah al-Risalah, Juz I,1997) cet. 4 h. 39
20
sendiri adalah harapan akan adanya keberkahaan, kesucian jiwa, dan terdapat
10
Ös3y™ y7s?4θn=|¹ ¨βÎ) ( öΝÎγø‹n=tæ Èe≅|¹uρ $pκÍ5 ΝÍκ Ïj.t“è?uρ öΝèδãÎdγsÜè? Zπs%y‰|¹ öΝÏλÎ;≡uθøΒr& ôÏΒ õ‹è{
Setelah turunnya ayat yang mewajibkan zakat dan makna dari zakat itu
sendiri untuk diri kita pribadi zakat pun mempunyai makna dalam kehidupan
sosial bahwa apabila zakat itu berjalan maka zakat itu sendiri akan menimbul
sifat rasa tolong menolong antara sikaya dan simiskin jadi tidak ada
perbedaan umat dimata Allah karena dengan zakat kita saling mengisi,
(b^ :\/24Z) ∩∠⊇∪ ÒΟŠÅ3ym ͕tã ©!$# ¨βÎ) 3 ª!$# ãΝßγçΗxq÷z-y™ y7Íׯ≈s9'ρé& 4
mendapatkan zakat tersebut dan yang dimaksud orang yang berhak menerima
zakat disini ialah 8 ( delapan ) golongan yang dijelaskan dalam Surah At-Taubah
ayat 60:
†Îûuρ öΝåκæ5θè=è% Ïπx ©9xσßϑø9$#uρ $pκö n=tæ t,Î#Ïϑ≈yèø9$#uρ ÈÅ3≈|¡yϑø9$#uρ Ï!#ts)à ù=Ï9 àM≈s%y‰¢Á9$# $yϑ¯ΡÎ) *
íΟŠÎ=tæ ª!$#uρ 3 «!$# š∅ÏiΒ ZπŸÒƒÌsù ( È≅‹Î6¡¡9$# Èø⌠$#uρ «!$# È≅‹Î6y™ †Îûuρ tÏΒÌ≈tóø9$#uρ É>$s%Ìh9$#
berkaitan dengan zakat sekitar 800 hadist, termasuk beberapa atsar diantara hadist
Hadist tersebut adalah sebagian dari nash yang bersifat umum yang
hadist lainya bersifat umum menjelaskan sub-sub masalah zakat seperti jenis harta
Hadist berikutnya dari ibnu abbas bahwa ketika Nabi SAW mengutus
T" :! ? J, WC ef$ S
A rA4 e3 56m J, WC ef$ #s5
3, "4 ",
,
tm 'X !6
N *C
($ eDH. WC 5n J n !6m
-
/o :? '/,-
m :
&N
!6
N 2g:. #i vw
x Lg M 1 '/:g, yZ!N%d uC 56m '/ g,N 78
"
81zB '/m x P2d% '/:g, yZ!N uC 56m '/ g,N 78 ,
tm
٦
(J:g, E>Z) .'/<&
N hg, {-B. '/<
!|m
“Dari ibnu Abbas ra berkata Rosul SAW bersabda kepada Muadz bin Jabal
ketika diutus keyaman:sesungguhnya engkau akan mendatangi sebuah komunitas
ahli kitab maka ketika kau sampai disana ajaklah mereka untuk bersaksi bahwa
tiada tuhan selain Allah dan Muhamad adalah utusannya jika mereka mematuhi
5
Muhamad Musthafa Diba al-Bagho, Mukhtashor Shahih al-Bukhari, cet al-Yamama
Univ.Damaskus Tahun 1999 hal.7
6
Ibid, Muhamad Musthafa Diba alBagho, h.213
23
Hadist ini menjelaskan bahwa kewajiban zakat adalah sebuah salah satu
perkembangan Islam di Mekkah secara mutlak tidak dibatasi berapa besar harta
yang wajib dikeluarkan zakatnya, tidak pula jumlah yang harud dizakatkan.
belaka.dan pada tahun kedua setelah hijrah menurut keterangan yang mashur
ditetepkan besar dan jumlah jenis harta yang dijelaskan secara terperinci.7
dan kesyukuran seorang hamba kepada Allah atas nikmat berupa harta yang
diberikan kepadanya serta untuk membersihkan dan mensucikan diri dan hartanya
itu.Dalam konteks inilah zakat betujuan untuk menata hubungan seorang hamba
sosial dan kasih sayang diantara pihak yang mampu dengan pihak yang tidak
mampu dan memperkecil problema dan kesenjangan sosial serta ekonomi umat
7
Al-Sayyid Sabiq, Fikih al-Sunnah 3, ( Bandung : Al-ma’arif, 1990) h.7
8
Asnaini, Zakat Produktif dalam Persfektif Hukum Islam (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2008), h. 42
24
dalam kontek ini diharapakan dapat mewujudkan pemerataan dan keadilan sosial
diantara sesama manusia.Oleh sebab itu zakat memiliki banyak arti dalam
Dalam hal ini, para ulama telah membahas mengenai apa hikmah dan
tujuan dari adanya zakat. Diantaranya, menurut Yusuf Qardhawi9, secara umum
terdapat dua tujuan dari ajaran zakat, yaitu untuk kehudupan individu dan untuk
dari sifat kikir, mengembang sifat suka berinfak atau memberi, mengobati dari
cinta dunia, mengembangkan kekayaan batin dan menumbuhkan rasa simpati dan
cinta sesama manusia, dengan ungkapan lain, esensi dari semua tujuan ini adalah
umat Islam untuk selalu menghindari kemudbaziran, bakhil dan tamak. Dengan
zakat pula dapat memperbaiki perasaan-perasaan yang buruk yang timbul diantara
orang-orang kaya dan miskin, dan memperbaiki hubungan antara mereka yang
sebagai berikut: 11
9
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, ( Jakarta: Lentera, 1991), h. 848
10
Abdul Al-Hamid Mahmud Al-Ba’ly, Ekonomi Zakat, ( Jakarta: PT.Grafindo Persada.2006 )
h.133
11
M.Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, ( Jakarta: UI Press, 1988), h. 40
25
merupakan hak mustahiq dan bukan merupakan pemberian atau kebaikan hati
orang-orang kaya semata. Dengan kata lain, zakat mencermikan kewajiban bagi
orang-orang kaya dan hak yang legal bagi golongan miskin, baik di minta ataupun
tidak. 12
Dengan demikian di dalam zakat tidak ada istilah hutang budi, balas budi,
malu ataupun hina.Hal ini karena hakikatnya zakat adalah pemberian dari Allah
swt. Lagi pula menurut Islam seseorang yang kaya tidak lah berlebih
kedudukannya di sisi Allah dari prang miskin karena hartanya. Karena yang
ada di bumi dan di langit serta di seisinya adalah milik Allah, dan harta yang di
miliki seseorang itu pada hakikatnya adalah amanah dari Allah swt semata. Hal
ini di dasarkan pada firman Allah SWT surat at-taubah ayat 104
12
Asnaini, Zakat Produktif dalam Persfektif Hukum Islam(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008),
h. 44
26
uθèδ ©!$# 4χr&uρ ÏM≈s%y‰¢Á9$# ä‹è{ù'tƒuρ ÍνÏŠ$t7Ïã ôtã sπt/öθ−G9$# ã≅t7ø)tƒ uθèδ ©!$# ¨βr& (#þθãΚn=÷ètƒ óΟs9r&
Makna ayat ini lanjutan dari ayat sebelumnya yaitu QS: At-Taubah :103
mengharap ampunan dari Allah SWT dan salah satu cara pengampunannya adalah
kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim yang mempunyai kelebihan
dari nafkah keluarga yang wajar yang dilaksanakan maksimal sebelum khatib
turun dari mimbar pada hari raya idul fitri,sebagai tanda syukur kepada Allah
SWT karena telah selesai menunaikan ibadah puasa selain untuk menggembirakan
hati fakir miskin pada hari raya, kedua, zakat yang berhubungan dengan harta atau
zakat maal. Dalam penulisan ini lebih memfokuskan pada zakat maal yang telah
13
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Volume 5, ( Jakarta: Lentera Hati, 2002) h.706
27
mengatakan bahwa jenis harta yangwajib dizakatkan ada lima macam yaitu :
ternak, emas dan perak, hasil perdagangan, hasil pertanian, hasil sewa tanah,
madu dan produksi hean lainnya, barang tambang dan hasil laut, hasil investasi
pabrik dan gudang, hasil pencarian dan profesi, hasil saham dan obligasi.
jenis harta yang dikenai zakat, yaitu: emas dan perak, uang, perdagangan dan
14
Shahih Bukhori (Riyadh: Daar el-Salam,2000 ), h. 925-927
15
Abdurrahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mazhab al-Arba’ah,( Beirut: Ihya Turats al-
arabi,tt), h. 596
16
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, ( Bandung: Mizan, 1996), h. 122-123
17
Bab IV, pasal 11(2), Undang-undang No. 38/1999,h. 9
28
hasil perternakan, hasil pendapatana dan jasa. Dan rikaz (harta temuan).
apabila telah memenuhi ketentuan wajib zakat (mencapai nisab, kadar, dan
waktu/haul).
1. Milik penuh, yaitu kekayaan yang berada dibawah kekuasaan pemilik dan
yang harus ada untuk ketahanan hidup seperti makan, minum, pakaian,
sebesar atau mengurangi senisab yang harus dibayar pada waktu yang
zakat.
6. Berlaku satu tahun, maksudnya adlah bahwa pemilikan harta tersebut sudah
berlalu satu tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan
18
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, ( Jakarta: Lentera, 1991), h. 848-876
29
E. Sasaran Zakat19
Mustahiq zakat atau orang yang berhak menerima zakat harta benda
(zakat maal) ada delapan asnaf (golongan) yakni fakir, miskin, amil (petugas
(yang dalam perjalanan) sebagaimana didasarkan pada firman Allah SWT yang
berbunyi:
†Îûuρ öΝåκæ5θè=è% Ïπx ©9xσßϑø9$#uρ $pκö n=tæ t,Î#Ïϑ≈yèø9$#uρ ÈÅ3≈|¡yϑø9$#uρ Ï!#ts)à ù=Ï9 àM≈s%y‰¢Á9$# $yϑ¯ΡÎ)
íΟŠÎ=tæ ª!$#uρ 3 «!$# š∅ÏiΒ ZπŸÒƒÌsù ( È≅‹Î6¡¡9$# Èø⌠$#uρ «!$# È≅‹Î6y™ †Îûuρ tÏΒÌ≈tóø9$#uρ É>$s%Ìh9$#
1. Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha, atau mempunyai
harta yang kurang dari seperdua kecukupanya20, tidak ada oang yang
19
Muhamad Jawad Mughniyah, Fikih Lima Mazhab, (Jakarta: Lentera, 2007), hal. 189-194
30
2. Miskin adalah orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak seperdua
3. Amilin adalah orang yang bertugas mengambil zakat dari dari para muzakki
berpengharapan kalau dia diberikan zakat, maka orang lain dari kaumnya
c. Orang Islam yang berpengaruh terhadap kafir. Kalau dia diberi zakat, kita
20
Yang dimaksud dengan kecukupan ialah menurut umur biasa 62 tahun maka yang
mencukupi dalam masa tersebut dinamakan”kaya”, tidak boleh diberi zakat, dan ini dinamakan kaya
dengan harta.adapun kaya dengan usaha, seperti orang yang mempunyai penghasilan yang tertentu
yang tiap-tiap hari atau bulanan, maka kecukupannya dihitung tiap hari atau tiap bulan. Apabila suatu
hari penghasilannya tidak mencukupi hari itu dia boleh menerima zakat. Adanya rumah yang didiami,
pekakas tumah tangga dan lain-lain yang diperlukan tiap hari tidak dihitung sebagai kekayaan berarti
tidak menghalanginya dari keadaan yang tergolong fakir atau miskin
21
Sualaiman Rajid, Fikih Islam, (Bandung: Sinar Baru Algonsindo,1995), hal. 213
22
M. Ali Hasan, Zakat dan Infak, (Jakarta: kencana, 2006), Hal.96
23
Departemen Agama RI, Pedoman Zakat seri 9,(Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan Zakat
dan Wakaf, 2006), h.83
31
budak dari harta zakatnya untuk memerdekakannya. Dalam hal ini babyak
dalil yang cukup dan sangat jelas bahwa Islam telah memenuhi berbagai jalan
dalam rangka menghapus perbudakan. Hukun ini sudah tidak berlaku karena
hutang yang dipergunakan untuk perbuatan yang bukan maksiat. Dan zakat
7. Fisabilillah (orang yang berada dijalan Allah) menurut empat mazhab orang-
8. Ibnu sabil adalah orang asing yang menempuh perjalanan kenegeri lain dan
sudah tidak punya harta lagi zakat boleh diberikan kepadanya sesuai dengan
24
Muhamad Jawad Mughniyah, Fikih Lima Mazhab,(Jakarta: Lentera,2007), h. 189-194
BAB III
A. Pengertian
mendapat jasa timbalik (tegen prestatie) yang langsung dapat ditunjukan dan
wajib pajak, yang harus disetorkan kepada Negara sesuai dengan ketentuan, tanpa
Dalam hukum Islam terdapat beberapa istilah yang dapat diartikan sebagai
pajak. Misalnya: Istilah jizyah merupakan suatu bagian kekayaan yang diambil
dari orang-orang kafir zimmi sebagai kewajiban baginya karena telah dilindungi
setiap penduduk yang tunduk dibawah kekuasaan pemerintahan Islam bagi yang
32
33
kekayaan yang dikeluarkan oleh orang-orang kafir yang telah dilakukan oleh
dibawah kekuasaan pemerintah islam yang terdiri dari golongan Muslim, Ahlul
Dzimmi dan Ahlul Harbi. Hal ini dikatakan ‘isyuriyah karena jumlahnya 10%
B. Sumber Hukum
nasional yang berlaku dengan memiliki sumber hukum.akan tetapi sumber hukum
yang dimilki oleh hokum pajak hanya bersumber pada hukum tertulis yang
4
Najuddin, Masaail Fiqhiyyah, (Jakarta: Kalam Mulya, 2003), h.172
5
Asy-Syaukaaniy, Nailul Author, Juz VIII (Mesir: Mustahafaa Al-baby Al-Halaby), h.71
6
Redaksi PT.Ichtiar baru-van heove, Himpunan Peraturan PerUndang-undangan RI,(Jakarta:
PT.Intermasa, 1989)
6
Abi Fadhil Ahmad bin ali bin Hajar al-Asqolani, Bulughu Al-Maram min Al-Adilatul Ahkam,
(Mesir: Daarul Abidin, Tahun 1998), h.295
34
lebih jelasnya mengenai sumber hukum pajak dapat diuraikan satu persatu
sebagai berikut:
Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara
Perpajakan
1995 Tentang Bentuk Surat Tagihan Pajak dan Surat Ketetapan Pajak atas
Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
zakat atau sumbangan keagaman yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan
keagamaan yang sifatnya wajib yang dapat dikurangkan dari penghailan bruto
C. Jenis-jenis 8
1. Menurut golongannya pajak dibagi menjadi dua, yaitu pajak langsung dan
a. Pajak langsung adalah pajak yang bebannya harus dipikul sendirir oleh
7
Hhtp://blogdeta.blogspotcom/2009/Dasar Hukum-Pajak.html 31 mei 2009
8
Rahmat Soemitro, Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, (Yogyakarta:
Liberty,1992), h.9-10
36
2. Menurut sifatnya pajak dibagi menjadi dua yaitu pajak subjektif dan pajak
hubungan antara pajak dan wajib pajak langsung oleh karena besarnya
penghasilan sesorang.
melihat kepada objeknya baik itu berupa benda dapat pula berupa
umumnya.contoh :
pengusaha
- Pajak bumi dan bangunan, keduanya dapat berdiri sendiri atau secara
digunakan oleh orang pribadi atau badan dalam lalu lintas hukum.
negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak.
Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai ,
dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun
2. Fungsi stabilitas yaitu dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk
inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan
9
R.Santoso Brotodiharjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, (Bandung: Eresco N.V.,1965), h.16
10
R.Santoso Brotodiharjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, (Bandung: Eresco N.V.,1965), h.6
39
Setiap pajak terdiri dari sasaran atau objek pajak(tax bas ) dan tarif pajak
(tax rate).objek pajak adalah segala sesuatu yang dapat dapat dikenai pajak yang
E. Syarat-syarat Pemungutan
tinggi, masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila terlalu rendah,
maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang kurang. Agar tidak
persyaratan yaitu:
1. Pemungutan pajak harus adil yaitu seperti halnya produk hukum pajak pun
Contohnya: Dengan mengatur hak dan kewajiban para wajib pajak dan pajak
diberlakukan bagi setiap warga negara yang memenuhi syarat sebagai wajib
11
Muhamad Djafar Saidi, Pembaruan Hukum Pajak, ( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
2007), h.33
12
M.Suparmoko, Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek (Yogyakarta: Badan Penerbit
FE UGM,1987) h.143-144
40
pajak serta sanksi atas pelanggaran pajak diberlakukan secara umum sesuai
UUD 1945 yang berbunyi: "Pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan
kelancarannya Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan
secara umum serta Jaminan hukum akan terjaganya kerasahiaan bagi para
wajib pajak.14
13
Ahmad Tjahjono dan M.Fakhri Husaen, Perpajakan, ( Jakarta: UPP AMPYKPN, 2005),
h.16
14
Muhamad Djafar Saidi, Pembaruan Hukum Pajak, ( Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
2007), h.5
15
R.Santoso Brotodiharjo,Pengantar Ilmu Hukum Pajak, (Bandung: Eresco N.V.,1965),
hal.27-28
41
diterima lebih rendah dari pada biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh karena
itu, sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah untuk dilaksanakan.
pembayaran pajak baik dari segi penghitungan maupun dari segi waktu.
yang harus dibiayai sehingga akan memberikan dapat positif bagi para wajib
jika sistem pemungutan pajak rumit, orang akan semakin enggan membayar
pajak 16
zakat maka diantara kedua terdapat pesamaan dan perbedaan keduanya, Adapun
pajak, juga terdapat dalam zakat yang harus dibayar tiap tahunnya.17 Bila
16
R.Santoso Brotodiharjo,Pengantar Ilmu Hukum Pajak, (Bandung: Eresco N.V.,1965),
hal.28
17
Najuddin, Masaail Fiqhiyyah, (Jakarta: Kalam Mulya, 2003), H.175
42
bahkan memeranggi mereka yang enggan membayar zakat, bila mereka punya
kekuatan.
2. Bila pajak harus disetorkan kepada lembaga masyarakat atau Negara, pusat
maupun daerah, maka zakat pun demikian, karena pada dasarnya zakat itu
harus diserahkan kepada pemerintah sebagai badan yang disebut dalam Al-
3. Diantara ketentuan pajak ialah tidak adanya imbalan tertentu. Pada wajib
dan demi tegaknya kalimat Allah dan kebenaran di muka bumi tanda
ekonomi dan politik di samping tujuan keuangan, maka zakat itu mempunyai
tujuan yang lebih jauh dan jangkawan yang lebih luas dan sangat besar
18
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, ( Jakarta: Lentera, 1991 ), h.999-1000
43
1. Zakat mengandung arti suci, tumbuh dan berkah. orang yang mengeluarkan
zakat, jiwanya bersih dari sifat kikir, tamak, hartanya tidak kotor lagi karena
hak orang telah disisihkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya.
Harta yang dizakati itu membawa berkah, dan tumbuh berkembang dari
pengetian zakat tersebut sehinga timbul dari simuzaki bahwa zakt itu bukan
kesucian didalamnya. Sedangkan pajak artinya hutang, pajak tanah, upeti dan
sebagainya yang wajib dibayar, sehingga kesan pajak adalah beban berat yang
kepentingan Negara.
2. Zakat ialah ibadah yang diwajibkan kepada umat sebagai tanda bersyukur
kewajiban atas muslim ataupun non muslim yang tidak dikaitkan dengan
3. Zakat ketentuannya dari Allah dan rasul-Nya yaitu penentuan nisab dan
zakat karena zakat ada patokan nisabnya yang berlaku, sedangkan pajak bisa
siapapun. berbeda dengan pajak yang bisa ditambah, dikurangi dan bahkan
5. Pos- pos penyaluran zakat sudah di jelaskan dalam Al-qur’an dan diikuti oleh
amal perbuatan Rasulullah dan para sahabat. Pos- pos pengeluarannya lebih
7. Maksud dan tujuan zakat mengadung pembinaan spiritual dan moral yang
19
M.Ali Hasan, Masail Fiqhiyah ,(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2003), h.63
BAB IV
zakat didefinisikan sebagai harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau
badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk
merupakan ibadah yang bukan hanya berdimensi vertikal yaitu hubungan antara
seorang muslim dengan Allah, namun zakat juga merupakan bentuk kepedulian
muslim dimana didalam sebagian hartanya ada yang merupakan hak orang lain
mampu dan hasil pengumpulan zakat merupakan sumber dana yang potensial
45
46
kurang mampu.
dipertanggung jawabkan.3
akan semakin efektif dan efisien. Hal ini dilakuakan agar kaum muslimin di
Indonesia yang telah membayar zakat tidak terkena beban ganda. Di samping ia
pajak. Dengan ada UU No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan zakatupaya dapat
Oleh karena itu pedoman yang dikeluarkan adalah berupa pengurangan zakat dari
dibayarkan kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat dapat dikurangkan
3
A.Rahman Zaenudin, Berbagai pandangan tentang zakat: Implikasinya pada pemerataan,
(Jakarta: paramadina, 2000), h.17
4
Ibid
47
dari laba/pendapatan sisa kena pajak dari wajib pajak yang bersangkutan sesuai
yang berhubungan dengan masalah zakat adalah UU No. 17 Tahun 2000 Tentang
pajak penghasilan dapat dilihat dari pasal 4 ayat 3 huruf a No.1 disebutkan bahwa
“ yang tidak termasuk sebagai objek pajak adalah bantuan sumbangan, termasuk
zakat yang diterima oleh Badan amil zakat atau Lembaga amil zakat yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintahkan dan para penerimaan zakat yang
berhak”.6
besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam Negeri dan bentuk usaha
tetap tidak boleh dikurangkan: harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan
dan warisan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 3 huruf a dan b kecuali
zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayar oleh wajib pajak orang pribadi
pemeluk agama Islam atau wajib pajak dalam Negeri yang dimiliki oleh pemeluk
agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang ditentukan
5
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat
6
Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 17 Tahun 2000 Tentang Pajak Penghasilan
48
angka penghasilan kena pajak yang akan dikalikan dengan tarif pajak. Suatu
Tahun 2000.7
Sejak tahun 1968, umat Islam Indonesia telah berjuang untuk membentuk
meskipun masih juga belum memuaskan semua pihak, namun paling tidak dengan
melalui jalur zakat mulai terbuka.8 Dengan adanya UU No. 38 tahun 1999 dana
yang dikumpulkan berupa ZIS (zakat, infak dan sadaqoh) dapat dikelola lebih
efektif dan efisien melalui lembaga khusus yang disahkan oleh pemerintah yakni
Adapun zakat yang secara sah dapat dikurangi dari penghasilan untuk
menentukan besarnya penghasilan kena pajak maka wajib pajak harus melampiri
bukti setoran zakat atas penghasilan yang dibayarnya pada surat pemberitahuan
7
R.Mansyuri, Pembahasan Mendalam atas Penghasilan. (Jakarta: Penerbit YP4, 2000), h.35
8
A.Rahman Zaenudin, Berbagai Pandangan tentang Zakat: Implikasinya pada pemerataan,
(Jakarta: Paramadina,2000), hal.17
9
Tengku M.Hasbi ash-Shiddieq, Pedoman Zakat, (Jakarta: PT.Pustaka Rizki Putra,1999), h.19
49
setoran zakat atas penghasilan yang dibayar oleh wajib pajak orang pribadi
pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga zakat yang dibentuk
dalam system pengelolaan zakat di Negara kita sekaligus momentum yang tepat
umat Islam di Nergeri ini yang konon kurang lebih 90% penduduknya beragama
Nomor Pokok Wajib Zakat (NPWZ) mulai Januari 2001. Hal tersebut ditegaskan
oleh Menteri agama, Sayyid Agil Husain Al-Munawar yang dimuat di harian
Koran Tempo sebagai berikut: “mulai januari 2002 mendatang, pemerintah akan
memberlakukan Nomor Pokok Wajib Zakat bagi umat Islam. Pembayaran zakat
yang memiliki NPWZ itu akan mendapat potongan pajak penghasilan sebesar
2,5% dari nilai pajak yang harus dibayarkan.10. Dengan demikan, seorang wajib
pajak yang memiliki kewajiban zakat akan memiliki dua nomor identitas
10
Koran Tempo, Pemerintah berlakukan Nomor Wajib Pajak., 22 Nopember 2001
50
sekaligus yaitu NPWP dan NPWZ yang menurut kasubdit pemeriksaan II KPDJP,
“sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi wajib pajak orang pribadi
pemeluk agama selain agama Islam oleh wajib pajak dalam Negeri yang dimiliki
oleh pemeluk agama selain agama Islam yang diakui di Indosesia yang
setoran zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak ditegaskan dalam pasal 2
yang sifatnya wajib tidak dibayarkan kepada badan amil zakat atau lembaga zakat
kena pajak yang berbunyi “sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi wajib
pajak orang pribadi pemeluk agama selain agama Islam oleh wajib pajak dalam
Negeri yang dimiliki oleh pemeluk agama selain agama Islam yang diakui di
11
Berita Pajak, Konsep Penyetoran dan Pemungutan Zakat oleh Negara, 15 Desember 2001
12
Peraturan Pemerintah Republik Ondonesia No.60 Tahun 2010 tentang Zakat atau
Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib dapat dikurangkan dari Penghasilan
51
adanya bukti setoran zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak ditegaskan
dalam pasal 4 ayat 1 dan 2 yang berbunyi “apabila pengeluaran untuk zakat atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib tidak dibayarkan kepada badan amil
zakat atau lembaga zakat keagamaan sebagaiman yang dimaksud dalam pasal 1
bruto.”13
(PKP) adalah14:
1. Zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak (PKP) hanya berlaku bagi
2. Zakat yang dibayarkan kepada badan amil zakat atau lembaga zakat akan
mendapatkan bukti setor zakat.dan bukti setor zakat akan diperoleh setelah
13
Peraturan Menteri Keuangan No.254/PMK.03/2010 tentang Tata Cara Pembebanan Zakat
atau Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib dapat dikurangkan dari Penghasilan
14
BAZNAS, Implementasi Zakat Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak, makalah
forum zakat, hal.4
52
- Apabila ada kelebihan bayar pada SPT tahunan akibat pembayaran zakat
maka zakat yang telah dibayar akan dikembalikan kepada wajib pajak
penghasilan kena pajak dan penghasilan tidak kena pajak itu sendiri adapun
Untuk menghitung penghasilan kena pajak (PKP) bagi wajib pajak orang
15
Gustian Djuanda,dkk, Pelaporan Zakat Pengurang Pajak Penghasilan, (Jakarta:Raja
Grafindo Persada, 2006),h.107
53
(PTKP). Besarnya PTKP bagi wajib pajak orang pribadi berdasarkan status wajib
keadaan pada awal tahun pajak atau awal bagian tahun pajak.16
pajak (PTKP) yang dihubungkan dengan keadaan pribadi wajib pajak (keluarga
ini berarti wajib pajak (WP) kawin, istrinya tidak mempunyai penghasilan
4. PH:status wajib pajak (WP) adalah melakukan perjanjian tertulis untuk pisah
garis keturunan lurus yang menjadi tanggungan sepenuhnya seperti orang tua
lurus keatas dan anak lurus kebawah, dan keluarga semenda dalam garis lurus
yang menjadi tanggungan sepenuhnya seperti mertua, serta anak angkat. yang
boleh menjadi tanggungan paling banyak adalah 3 (tiga) orang. Yang dimaksud
tahun 2000 berlaku sampai dengan tahun pajak 2004. kemudian mulai tanggal 1
berikut:19
18
Ahmad Tjahjono dan M.Fakhri Husaein, Perpajakan, (Yogyakarta : UPPAMPYKPN,
2005), h.130
19
Ahmad Tjahjono dan M.Fakhri Husaein, Perpajakan, (Yogyakarta : UPPAMPYKPN,
2005), h.131
55
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan
PTKP K/3:
Rp.16.800.000,-
Rp.16.800.000,-
Rp.5.430.000,-
administrasinya Rp.15.000.000,-
Penghitungan:
PTKP/TK0 Rp.12.000.000,-
Perhitungan :
PTKP/K3 Rp.16.800.000,-
1. Analisis Teori
umat Islam dimana klausal dan sistematika hukumnya terdapat dalam al-
Qur’an dan dijelaskan lebih rinci dalam al-Hadits. Sebagai suatu kewajiban
yang datang dari agama dimana Indonesia bukan Negara agama maka tanpa
sifat memaksa sebagaimana biasa dikenal dalam dunia perpajakan maka jika
kita lihat UU No.38 Tahun 1999 ketentuan yang dibuat hanya sebatas
diinginkan oleh isi ketentuan tersebut tidak menjalankan, contoh dalam bab
VII pasal 21 UU No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat diatur tentang
Indonesia, yang telah dimulai dari UUD 1945 pasal 23 dalam konteks ini
wajib zakat dengan memberi arahan, pembinaan serta pengawasan bagi para
wajib zakat yang tidak menunaikan kewajibannya atau tidak jujur dengan
tonggak dari suatu proses kearah pengelolaan zakat yang penuh otoritas
penarikan pajak. Dalam kontek syariah zakat sebagai guru dan pajak sebagai
murid atau pendukung. Posisi zakat di masa yang akan datang harus lebih
yaitu selain membayar zakat komunitas muslim masih harus membayar zakat.
Selain itu, diharapakan juga undang-undang ini akan berefek samping yang
membayar zakat
1983 tentang pajak penghasilan juga mengatur tentang masalah zakat. Hal ini
dapat kita kihat di pasal 4 dan pasal 9 undang-undang tersebut. Dalam pasal 4
pajak adalah bantuan sumbangan, termasuk zakat yang dibentuk atau disahkan
oleh pemerintah dan para penerima zakat yang berhak,” yang diperkuat oleh
berbunyi “sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi wajib pajak orang
pribadi pemeluk agama selain agama Islam oleh wajib pajak dalam Negeri
yang dimiliki oleh pemeluk agama selain agama Islam yang diakui di
disahkan oleh pemerintah.” Pasal ini dengan jelas menyatakan bahwa zakat
61
pajaknya.
besarnya penghasilan kena pajak bagi wajib pajak dalam negeri dan bentuk
usaha tetap tidak boleh dikurangkan: harta yang dihibahkan, bantuan atau
dan b kecuali zakat atas penghasilan yang nyata-nyata dibayar oleh wajib
pajak orang pribadi pemeluk agama Islam atau wajib pajak dalam negeri yang
dimiliki oleh pemeluk agama Islam kepada badan amil zakat atau lembaga
amil zakat yang ditentukan atau disahkan oleh pemerintah. ketentuan di atas
Islam. Sedangkan pajak merupakan institusi yang bersumber dari teori dan
kini kedua institusi tersebut telah berdiri relative sejajar sebagai lembaga yang
62
dikelola oleh Negara. Namun, karena peraturan tersebut masih baru maka
penghasilan kena pajak itu tergantung pada system yang dianut oleh suatu
bagi keperluan Negara disamping instrument pajak penghasilan yang telah ada
lebih dahulu.
penghasilan dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak salam pasal 14 (3)
dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak dengna catatan zakat tersebut
63
merupakan zakat yang benar-benar dibayarkan kepada Badan amil zakat atau
Dalam hal ini, pasal 4 ayat 3 a (1),UU No.17 tahun 2000 kerap
sumbangan atau hibah yang diberikan kepada para pihak yang satu derajat
garis lurus kebawah (anak) bukan merupakan objek pajak sehingga tidak
dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak sementara hibah, bantuan atau
30% (tarif PPn) dalam pembayaran zakat yang dikeluarkan oleh wajib pajak.
yang diperkuat dengan Peraturan pemerintah No.60 Tahun 2010 pasal 1 (b)
penghasilan kena pajak dengan catatan wajib zakat tersebut memiliki Nomor
Pokok Wajib pajak (NPWP) dan Nomor Wajib Pokok Zakat (NPWZ).
64
melayani warga dari daerah sendiri juga dari wilayah yang mengelilinginya
Kota Bekasi sudah terlihat sewaktu masih berstatus sebagai kecamatan dan
penduduk dari luar. Lahan permukiman di wilayah seluas 21.049 hektar ini
hampir tidak ada lahan kosong. Total tanah Bekasi yang sudah terbangun
Selama ini Kota Bekasi memang lebih menonjol dengan sektor properti
Tahun
2010 2009 2008 2007
Sektor
Rupiah Rupiah Rupiah
% Rupiah (juta) % % %
(juta) (juta) (juta)
Pertanian 881.002 1,90 859.059 1,96 862.060 2,18 841.132 0,16
Pertambangan 580.274 1,25 596.695 1,36 457.832 1,16 482.681 0,09
Industri Pengolahan 37.060.103 79,73 35.043.950 80,02 31.795.223 80,38 30.023.618 5,88
Listrik dan Air Bersih 827.176 1,78 786.107 1,80 723.021 1,83 68.101.568 13,33
Bangunan 547.239 1,18 482.599 1,10 442.792 1,12 406.365.393 79,56
Perdagangan, Hotel,
4.334.092 9,32 3.947.359 9,01 3.636.987 9,19 3.353.750 0,66
Restoran
Angkutan/Komunikasi 692.404 1,49 629.069 1,44 470.245 1,19 520.089 0,10
Bank/Keu/Perum 489.177 1,05 451.850 1,03 371.923 0,94 350.431 0,07
Jasa 1.068.824 2,30 996.686 2,28 795.025 2,01 718.566 0,14
Total 46.480.292 100 43.793.375 100 39.555.108 100 510.757.229 100
Laju Pertumbuhan 6 11 - -
66
Tabel.4.1
Hasil Out Put Item Butir Pertanyaan Undang-undang No.38 Tahun 1999 (X1)
Dari hasil SPSS diatas dapat disimpulkan bahwa dari 10 Butir pertanyaan
adalah tidak valid.hal ini dapat dilihat dari perbandingan r hitung lebih kecil dati r
table yaitu butir pertanyaan ke-1 sedangkan untuk butir pertanyaan lainnya yaitu
Tabel.4.2
Hasil Validitas Try Out Butir Pertanyaan Undang-undang Pajak penghasilan No.17
Tahun 2000
Dari hasil uji SPSS diatas dapat disimpulkan bahwa butir semua nutir
pertanyaan pada variable ini adalah valid. Pertanyaan inilah yang akan dipakai
untuk pengujian selanjutnya.hal ini dapat dilihat bahwa r hitung lebih besar dari r
table.
Tabel.4.3
Hasil Try Out Item Butir Pertanyaan Pelaksanaan Zakat sebagai pengurang
Penghasilan Kena pajak
Dari hasil uji SPSS diatas dapat disimpulkan bahwa butir pertabyaan
selanjutnya.hal ini dapat dilihat bahwa r hitung lebih besar dari r table, sedangkan
untuk pertanyaan butir 1 dinyatakan tidak valid.karena r hitung lebih kecil dari r
table.
2. Karakterikris responden
perbulan responden.
68
Tabel.4.4
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
Responden 60 20
Sumber : Data Primer yang diolah
Dilihat dari jenis kelamin pada data responden yang telah diolah,
responden yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 60 orang atau 75%dari
perempuan.
Tabel.4.5
Jenis Usia
Usia Responden
17-30 Tahun 20
17-30 Tahun 43
46-60 Tahun 16
Lebih dari 60 Tahun 1
Total 80
Sumber : Data Primer yang diolah
Dilihat dari usia responden pada data yang diolah, responden yang berusia
yang berusia 31-45 tahun adalah sebanyak 43 orang atau 53,75% responden yang
acak, 42 orang diantaranya atau yang paling banyak menjadi responden dalam
69
penelitian ini adalah 31-45 tahun.hal ini menyimpulkan bahwa kebanyakan wajib
Tabel.4.6
Latar Belakang Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan Jumlah Responden
SD 0
SMP 0
SMU 26
Diplomat 12
Sarjana (S1) 36
Master (S2) 6
Doktor (S3) 0
Total 80
Sumber : Data Primer yang diolah
responden.12 orang atau 15% adalah lulusan diplomat 36 orang atau 45% dan 6
orang atau 7,5% dari 80 orang adalah berpendidikan S2 sedangkan Doktor (S3)
adalah 0% atau tidak ada begitu juga dengan lulusan SD dan SMP adalah (0)%
atau tidak ada. Hal ini dapat diartikan bahwa dari 80 responden yang diambil
secara acak di KPP Pratama Bekasi adalah kebanyakan responden yang memiliki
Tabel.4.7
Pekerjaan Responden Responden
Jenis Pekerjaan Jumlah Responden
Pegawai Swasta 48
Wiraswasta 20
Lain-Lain 12
Total 80
Sumber : Data Primer yang diolah
70
Dilihat dari pekerjaan responden pada data yang telah diolah, responden
yang bekerja sebagai pegawai swasta sebanyak 48 orang atau 60%, 20 orang atau
Tabel.4.8
Penghasilan Rata-rata Responden
Dapat dilihat dari table penghasilan rata-rata responden 0 atau tidak ada
Tabel.4.9
Undang-undang No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan zakat
karena dengan ini berarti responden memilki tingkat pelaksanaan yang tinggi
atau 41,25% menjawab setuju, 12 orang atau 15% menjawab ragu-ragu,14 orang
atau 17,5% menjawab tidak setuju dan 6 orang atau 7.5% dari 80 responden
menjawab sangat tidak sutuju. Data ini menunjukan bahwa setengah populasi
lebih menyetujui zakat dapat mengurangi penghasilan agar umat islam tidak
Tabel.4.9
Undang-undang No.17 Tahun 2000 tentang pajak penghasilan
Dari 80 orang 10 orang atau 10% menjawab sangat setuju, 41 orang atau
atau 15% menjawab tidak setuju dan 8 orang atau 10% dari 80 orang menjawab
sangat tidak setuju.ini artinya lebih dari setengah populasi sampel telah
Tabel.4.9
Zakat sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak
agar zakat dapat dikurangkan atas penghasilan kena pajak dengan tujuan umat
muslim Indonesia tidak membayar beban ganda. Dan dapat diketahui dukungan
masyarakat akan adanya zakat dapat dikurangkan atas penghasilan kena pajak.
Dari 80 responden wajib pajak KPP Bekasi adala 19 orang atau 23,75%
menjawab sangat setuju, 52 orang atau 65% menjawab setuju, tidak ada atau 0%,
3. Analisis deskritif
15,0 for Windos data diketahui deskritif statistic data ini melalui table dibawah
ini:
Tabel ini dapat dilihat mean (rata-rata) dari undang-undang tahun 1999
Tahun 2000 memiliki mean 20,9250 dengan standar deviasi dan mean 4,80973
4. Uji Hipotesis
Unstandardized Standardized
coefficiien coefficien
B Std. Beta t Sig
Error
Constans 15.395 2.979 5.167 .000
Undang-undang No.38 .368 .081 .446 4.553 .000
74
Dari hasil pengolahan data pada table ini nilai t hitung pada variable X adalah:
kena pajak
Value 0.004>0,05 sedangkan hasil t hiutng 2,953>t table 2,000 berarti variable
ini signifikan. Yang artinya secr parsial terdapat pengaruh yang signifikan
Hasil penelitian ini yang focus pada daerah penelitian wajib pajak yang ter
Uji f Hitung
Dari table hasil uji F diatas sebesar 3,44 artinya f hitung > F table signifikansi
sebesar 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 maka regresi bisa dipakai untuk
konstanta (α) menunjukan jika variable undang-undang No.38 Tahun 1999 dan
koefisien regresi 0,368 yang artinya jika factor pelaksanaan terhadap undang-
undang No.38 tahun 1999 meningkat sebesar 1 tingkat maka pelaksanaan zakat
76
mengurangi penghasilan kena pajak akan sebesar 0,368 dan hasil uji signifikansi
sebesar 0,000 < 0.05 artinya signifikan. Dan variable undang-undang No.17 tahun
penghasilan kena pajak dengan koefisien regresi 0,407 artinya factor pelaksanaan
zakat mengurangi penghasilan kena pajak akan meningkat sebesar 0,407.dan hasil
uji t menunjukan nilai signifikan sebesar 0,0004 < 0,05 artinya variable ini
signifikan.
Dari dua pengujian secara parsial (t), maka dapat dibuat kesimpulan
terhadap pelaksanaan zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak. Dan dari
Cikarang utara
435 KPP Pratama 433.116 Jiwa 102 Jiwa 0,09%
Cibitung
PENUTUP
A. Kesimpulan
kena pajak adalah penghasilan bruto pribadi muslim atau lembaga muslim
dikurangi zakat 2,5 % hasil netto dari pengurangan zakat dibayarkan pajak
B. Saran
zakat (BSZ) dan NPWZ banyak yang belum mengetahui adanya Undang-
undang No.17 tahun 200 oleh karena itu perlu sosialisasi kemasyarakat.
2000 dan undang-undang zakat No.38 tahun 1999 tentang pajak penghasilan
78
79
agar berubah yang awalnya zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak
DAFTAR PUSTAKA
Al-Asqolani, Abi Fadhil Ahmad bin ali bin Hajar, Bulughu Al-Maram min Al-
Adilatul Ahkam, Mesir: Daarul Abidin, Tahun 1998
Ali, M.Daud, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, Jakarta: UI Press, 1988
Al-Sayyid, Sabiq, Fiqh al- Sunnah, Juz I, Libanon: Daarul Fikr, 1400 H/1980
Ashshofa, Burhan Metode Penelitian Hukum (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hl. 20
Berita Pajak, Konsep Penyetoran dan Pemungutan Zakat oleh Negara, 15 Desember
2001
Depag RI, Lahirnya UU No.38 tahun 1999 tentang zajak Penghasilan, Jakarta : 2006
Departemen Agama RI, Pedoman Zakat seri 9, Jakarta: Bagian Proyek Peningkatan
Zakat dan Wakaf, 2006
81
Diba, Al- Al-Bagho, Muhamad Musthafa, Mukhtashor Shahih al-Bukhari, cet al-
Yamama Univ.Damaskus Tahun 1999
Peraturan Pemerintah Republik Ondonesia No.60 Tahun 2010 tentang Zakat atau
Sumbangan Keagamaan yang Sifatnya Wajib dapat dikurangkan dari
Penghasilan
Qardhowi, Yusuf, Hukum Zakat, Bogor: PT Pustaka Litera Antar Nusa, 1988
Suparmoko, M., Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Badan
Penerbit FE UGM,1987
Yafie, Ali, Menggagas Fikih Sosial dari Soal Lingkungan Hidup Asuransi Hingga
Ukhuwah, Bandung: Mizan, 1995, cet.ke-3