TUGAS UTAMA :
1. Perencanaan:
Menyusun standar kebutuhan sarana, tenaga, alat dan bahan kegiatan untuk insatalasi.
2. Menyusun rencana anggaran biaya pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi
Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah Medis dan Gedung.
4. Membuat laporan hasil kegiatan pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi
Pengolahan Air Limbah, Pengolahan Sampah Medis dan Gedung.
5. Kerjasama dengan pihak ke III berkaitan dengan pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air
Bersih, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Incenerator dan Gedung.
TANGGUNG JAWAB
1. Mengatur pembagian tugas rutin dan isidentil untuk seluruh petugas instalasi.
3. Melakukan pemeriksaan jumlah dan kesiapan alat dan bahan yang akan dipakai.
WEWENANG
13. Memastikan kualitas air buangan memenuhi persyaratan standar baku mutu lingkungan.
18. Mengusulkan sarana dan prasarana untuk kelancaran tugas pemeliharaan Instalasi
Penyediaan Air Bersih, Instalasi Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah
Medis dan Gedung.
19. Pendataan dan Analisis kebutuhan pemeliharaan Instalasi Penyediaan Air Bersih, Instalasi
Pengolahan Air Limbah, Instalasi Pengolahan Sampah Medis dan Gedung.
21. Memonitoring operasional Instalasi Penyediaan Air bersih, Instalasi Pengolahan Air
Limbah, Instalasi Pengelolaan Sampah Medis dan Gedung.
IPSRS adalah singkatan dari Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Disinilah kantornya para
teknisi Rumah Sakit bekerja. IPSRS merupakan organisasi dalam Rumah Sakit yang bersifat teknis
dan koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang ada di Rumah
Sakit. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi RS.
Sebagai salah satu unit yang berperan penting dalam kinerja Rumah Sakit, IPSRS sangat penting
fungsi dan perannya dalam menunjang sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit. Dengan kata
lain, IPSRS adalah salah satu faktor syarat suatu RS bisa diakreditasi levelnya menjadi lebih
tinggi.Perkembangan teknologi alat-alat kedokteran yang semakin hari semakin pesat menyebabkan
pengelolaan IPSRS harus mendapatkan perhatian, karena betapapun canggihnya teknologi tersebut
akan menjadi sia-sia tanpa maintenance dan operator utility yang benar.
Tugas dan Kegiatan Umum IPSRS
Operator Utility, menjadi operator suatu alat medis atau mengadakan training kepada tenaga
kesehatan yang lain untuk petunjuk pemakaian (SOP) alat medis yang benar. Maintenance,
perawatan rutin.
Perencanaan kegiatan pemeliharaan.
Pengukuran dan kalibrasi.
Rekayasa dan rancang bangun.
Manajemen informasi dan pemeliharaan.
Rujukan pemeliharaan.
Pengawasan pelaksanaan pengadaan barang dan tenaga kerja.
Pengawasan fasilitas dan keselamatan kerja.
Sebagai tekhnisi kita harus punya peralatan yang memadai sebelum melakukan suatu maintenance
ataupun perbaikan, yaitu senjata harus ada sebelum berperang ! ! ! Tapi suatu yang menjadi khas
sebagai tekhnisi yaitu membawa testpen.
Peralatan yang lain, minimal :
obeng plus minus
multimeter
tang
RS UNHAS merupakan rumah sakit tipe B. Menurut PERMENKES Nomor 340 Tahun
2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh rumah sakit tipe
B adalah memiliki Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa
Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas (IPSRS), Pengelolaan Limbah, Gudang,
Ambulance, Komunikasi, Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik
dan Penampungan Air Bersih.
IPSRS adalah singkatan dari Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Disinilah
kantornya para teknisi Rumah Sakit bekerja. IPSRS merupakan organisasi dalam Rumah Sakit yang
bersifat teknis dan koordinatif yang pelaksanaannya meliputi perbaikan sarana dan peralatan yang
ada di Rumah Sakit. Tujuannya adalah meningkatkan mutu pelayanan dan efisiensi RS. Sebagai
salah satu unit yang berperan penting dalam kinerja Rumah Sakit, IPSRS sangat penting fungsi dan
perannya dalam menunjang sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit. Dengan kata lain,
IPSRS adalah salah satu faktor syarat suatu RS bisa diakreditasi levelnya menjadi lebih tinggi.
Perkembangan teknologi alat-alat kedokteran yang semakin hari semakin pesat menyebabkan
pengelolaan IPSRS harus mendapatkan perhatian, karena betapapun canggihnya teknologi tersebut
akan menjadi sia-sia tanpa maintenance dan operator utility yang benar.
Analisis:
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPSRS belum mampu merumuskan visi,
misi, tujuan, dan falsafah khusus untuk instalsi tersebut. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kinerja
para staf. Alasan belum adanya visi, misi, tujuan, dan falsafah tersendiri ini adalah karena RS
UNHAS baru beroperasi sekitar 1 tahun, sehingga masih perlu pembenahan-pembenahan. Namun,
jika tidak ada perumusan sesegera mungkin, maka para staf akan bekerja tanpa target yang jelas
untuk instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit secara khusus.
3.1.6 Struktur Organisai IPSRS
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Instalasi IPSRS RS. Unhas Tahun 2011
Analisis :
Struktur organisasi instalasi ini menganut sistem organisasi garis. Di mana dalam bagan
organisasinya terlihat adanya kesatuan komando karena kepemimpinan berada ditangan satu orang
dan setiap bawahan hanya bertanggung jawab terhadap satu orang pemimpin saja.
Struktur organsisasi ini sudah cocok untuk perusahaan ini, karena telah menggambarkan
lima aspek struktur organisasi yang utama yaitu :
1. Menggambarkan pembagian kerja, dimana setiap kotak mewakili tanggung jawab seseorang atau
sub bagian untuk bagian tertentu dari beban kerja unit.
2. Menunjukkan siapa atasan dan siapa bawahan sehingga jelas terlihat siapa melapor kepada siapa.
3. Keterangan kotak-kotak telah menunjukkan tugas-tugas kerja dan tanggung jawab yang berbeda
untuk setiap peranan yang berbeda.
4. Keseluruhan bagan telah menunjukkan dasar pembagian aktivitas unit yang menurut penulis dibagi
atas dasar fungsinya.
5. Semua bagian unit pada tingkatan yang sama melapor pada orang yang sama.
Dari struktur di atas, dapat dilihat bahwa sistem kerja di IPSRS tersebar di empat bagian
area kerja, yaitu bagian peralatan medik, bagian peralatan nonmedik, bagian bangunan, serta bagian
administrasi dan logistik, yang bertanggungjawab kepada koordinator IPSRS. Kemudian
koordinator tersebut bertanggungjawab kepada kepala bidang pelayanan penunjang dan sarana
medik secara langsung. secara langsung.
Pembagian wilayah kerja dan tanggung jawab yang jelas ini, dapat mengoptimalkan hasil
dari pekerjaan itu sendiri. Namun, jumlah SDM yang menempati bagian-bagian tersebut masih
kurang. Hal ini dikarenakan RS UNHAS masih baru dalam beroperasi, sehingga masih dalam tahap
awal proses pembenahan-pembenahan.
Analisis:
Dari tabel dapat dilihat bahwa latar belakang pendidikan D3 lebih banyak daripada
yang latarbelaang S1. Menurut penulis, hal ini cukup baik, karena pada IPSRS lebih kepada
permasalahan teknis, bukan konsep, sehingga yang lebih dibutuhkan adalah lulusan D3.
Jumlah staf pada masing-masing bagian masih kurang. Namun, karena masih baru
dalam beroperasi, maka kekurangan ini masih dapat dimaklumi. Selain itu, para staf juga belum
terlalu terbebani dengan beban kerja yang tidak sesuai dengan jumlah SDM.
Analisis:
Letak ruangan-ruangan IPSRS ini cukup strategis. Sehingga, memudahkan dan
memperlancar proses pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan dan sarana prasarana rumah sakit.
Analisis:
Dari hasil observasi, didapatkan bahwa kondisi kualitas udara pencahayaan, suhu, tekanan
udara, kelembaban, dan kebisingan telah sesuai dengan apa yang menjadi standar, sehingga
berpengaruh positif pada kebetahan dan kenyamanan staf dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Tabel 3.2
Inventaris Sarana Prasarana Instalasi IPSRS RS UNHAS
Tahun 2011
27 Kanebo 1 buah
Analisis:
Sarana dan prasarana yang ada masih dalam kondisi baik dan dapat digunakan, sehingga dapat
memperlancar kegiatan di instalasi pemeliharaan sarana RS UNHAS.
Prosedur Perbaikan
Laporan dari user/ruangan masuk ke IPSRS melalui blangko laporan kerusakan atau via telepon
ditembuskan ke Ka.IPSRS
Ka.IPSRS nenelaah dan memberikan mandat kepada Kordinator peralatan baik itu medik atau non-
medik
Kordinator peralatan mengidentifikasi jenis kerusakan barang lalu memberi mandat kepada teknisi
pelaksana untuk mengecek dan memperbaiki peralatan yang telah dilaporkan user
Jika peralatan yang dicek kerusakannya tidak membutuhkan spare part, maka alat langsung
diperbaiki
Apabila membutuhkan spare part maka spare part di ambil di gudang logistik IPSRS lalu dipasang
di alat.
Namun jika spare part yang dibutuhkan tidak ada maka kordinator administrasi dan logistik IPSRS
membuat daftar permintaan spare part yang dibutuhkan, lalu Ka.IPSRS dan Kordinator peralatan
menandatangani daftar kebutuhan tersebut.
Jika alat tersebut selesai diperbaiki dan baik, maka teknisi mengkonfirmasikan ke user dan dicatat
dalam buku kegiatan
Sedangkan jika alat tersebut tidak dapat diperbaiki/tidak berfungsi dengan baik dikarenakan tingkat
kesulitan yang tinggi dan membutuhkan spare part yang spesifik stau rusak berat,maka alat tersebut
di rencanakan untuk dikerjakan pihak III atau dihapuskan.
Prosedur Penghapusan
Kordinator peralatan IPSRS menelaah tingkat kerusakan alat yang dikerjakan oleh teknisi
pelaksana
Jika alat mengalami kerusakan berat maka Kordinator peralatan IPSRS memerintahkan Kordinator
Administrasi dan Logistik untuk membuat laporan daftar barang yang mau di hapus.
Ka. IPSRS dan Kordinator peralatan IPSRS menandatangani laporan daftar barang yang mau
dihapus tersebut Laporan daftar barang yang mau dihapus tersebut lalu diteruskan ke Direktorat
Umum dan Operasional.
Analisis:
Untuk kebijakan-kebijakan ini masih dalam tahap perbaikan. Karena, saat ini RS UNHAS masih
dalam tahap proses pembuatan kebijakan GCI secara keseluruhan.
Maintenance Program
Kamis, 14 Mei 2009 oleh. Administrator
Banyak factor yang mempengaruhi mengapa program maintenance sulit diaplikasikan dan
• Mechanical Maintenance
• Electrical Maintenance
• Instrument and Medical Equipment Maintenance
• Non Medical Supporting Equipment Maintenance (Kitchen & Laundry Equipment)
• Medical Gas Maintenance
• Electric power maintenance
• Workshop Maintenance
• Building and Furniture Maintenance
• IT and Communication system Maintenance
Tugas SDM Maintenance
Maintenance:
• Apa yang harus dikerjakan
• Siapa yang mengerjakan dan bertanggung jawab
• Alat-alat yang dibutuhkan serta macamnya
• Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan pemeliharaan ters:-abut dan kapan waktu
penyelesaiannya.
• Menggunakan checklist dengan instruksinya, untuk dipakai sebagai pedoman oleh petugas
· Pencegahan dilakukaan tepat waktu, kecualai peralatan sedang diperbaiki karena kerusakan atau
sedang dibongkar
• Perawatan pencegahan dilakukan menurutjadwal tertentu sehingga tidak mengganggu jadwal
produksi
Contoh kasus preventive maintenance Checklist yang memuat instruksi untuk perawatan pencegahan pada peralatan
Dish Washing
Machine:
· Periksa kondisi suplai air
• Periksa kondisi suplai steam
• Periksa kondisi suplai Iistrik
• Periksa kondisi saluran pembuangan
• Periksa kcndisi deterjen pump
• Perisa kondisi tangki air
Prosedur Breakdown (Corrective) Maintenance:
• Kegiatan perawatan atas kerusakan peralatan dilaksanakan atas dasar pesanan dari bagian
produksi dan bagian lainnya mengenai kerusakan umum atau mendadak dari fasilitas (peralatan)
produksi
Kesimpulan
· Maintenance yang dilakukan secara rutin dan terprogram dengan baik maka akan memperkecil
biaya prcduksi; fungsi peralatan akan maksimal, sehingga waktu prcduksinya akan Iebih cepat
karena peralatan tidak ngadat, tidak terjadi disfungsi dalam prcses produksinya dll.
· Sebaliknya bila maintenance tidak dilakukan dengan baik maka biaya produksi akan mahal dan
keterlambatan pasti akan terjadi, bahkan gagal produksi tidak dapat dihindari, sehingga harus
mengulangi prcses produksinya, ctomatis kerugian dalam hal biaya dan waktu akan terjadi.
Daftar pustaka:
• Prawirosentono Suyadi, Managemen Operasional. Bumi Aksara Edisi ke 4
• Experience Base in Several Government Hospital in Indonesia
• Experience Ba e in Several Government Ho pital in Nigeria
URUSAN PERLENGKAPAN, RUMAH TANGGA
DAN INVENTARISASI ASSET
BAGIAN PERLENGKAPAN DAN RUMAH TANGGA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
wisuda, dan kalender) dan yang bersifat insidental (memfasilitasi sarana dan prasarana
Seorang kepala urusan ditunjuk untuk memberikan komando dan mengatur hal-hal
yang menjadi rutinitas. Kepala urusan dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh 6 orang
staf yang dibagi dalam beberapa bagian sesuai dengan kompetensinya masing-masing
serta bekerja secara sinergi untuk saling melengkapi. Tugas pokok dalam urusan ini pada
dasarnya dapat dibagi dalam dua hal, perlengkapan dan rumah tangga serta inventarisasi
asset.
kelengkapan wisuda
Membantu menerima laporan dan informasi yang terkait dengan urusan kendaraan,
Merekapitulasi pengajuan permintaan mebeler dari unit kerja dan fakultas Melakukan
Menghidupkan komputer
Melakukan presensi datang dan pulang
Menyiapkan pelayanan
digunakan
Pengelolaan kalender
Universitas Muhammadiyah Malang setiap tahunnya menyediakan kalender. Pengelolaan
kalender yang dimaksudkan adalah pengadaan kalender yang
dilakukan secara tim oleh Kepala Biro Administrasi Umum dan Biro Administrasi
Keuangan setelah adanya laporan jumlah berapa yang harus diadakan serta didasarkan
kebutuhan, baik untuk karyawan /dosen, mahasiswa serta untuk UPT PMB sebagai media
promosi yang bekerjasama dengan rekanan yang ditunjuk. Kalender diperuntukkan bagi
civitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang. Bagi mahasiswa, pengambilan
kalender dilakukan dengan membawa kwitansi her registrasi semester ganjil dengan
rentan waktu pengambilan bulan Oktober s/d Desember (1 kwitansi/mahasiswa = 1
kalender).
Sebagai lembaga pendidikan tinggi dan untuk meningkatkan mutu pelayanan, Universitas
Muhammadiyah Malang memerlukan berbagai macam alat tulis kantor (ATK).
Pengelolaan ATK yang dimaksud adalah perencanaan, pengadaan, pencatatan,
pelayanan permintaan, dan pelaporan. Pengadaan alat tulis kantor tersebut dilakukan
oleh perlengkapan yang bekerjasama dengan 3 rekanan yang telah ditunjuk. Secara
sistematis pengelolaan ATK
dapat digambarkan sebagaimana bagan berikut ini.
di sini.
Pelayanan ATK di perlengkapan dilengkapi dengan mesin cetak cepat yang disebut
dengan mesin RISO. Penggunaan mesin ini diperuntukkan bagi kepentingan universitas
yang diatur tersendiri sesuai dengan surat kepala Biro Administrasi Umum nomor
E.4.a/157/UMM/II/2010 tanggal 12 Februari 2010. Pengendalian mesin RISO dalam surat
tersebut dijelaskan bahwa untuk menggandakan 1 berkas/1 master minimal berjumlah
500 exemplar/1 rim kertas.
kalangan civitas akademika maupun dari luar, didukung oleh keberadaan auditorium-
auditorium yang berkapasitas kecil maupun besar. Adapun auditorium yang menjadi
adalah aula BAU, aula masjid lantai 1, dan aula teknik GKB III. Setiap user yang akan
tempat
dengan ditandatangani oleh pimpinan dalam unit kerja dan fakultas,
PD III untuk tingkat fakultas dan bagian kemahasiswaan untuk tingkat pusat
terbagi dalam kampus I, II, III, rumah sakit, dan lahan luar kampus. Perkembangan pesat
membutuhkan pengelolaan yang signifikan dan tersistematis. Oleh karena itu, bagian
perlengkapan dan rumah tangga diberi wewenang untuk menjaga dan merawat asset
Muhammadiyah Malang.
Asset Universitas Muhammadiyah Malang adalah barang bergerak (tidak habis pakai
Bagian inventarisasi asset memiliki tanggung jawab mulai perencanaan hingga pelaporan
kondisi barang khususnya mebeler di lapangan yang di up date setiap tahunnya. Secara
rinci tugas bagian inventarisasi asset dapat dilihat dalam bagan berikut ini.
Bagan 6: Sistematisasi pengelolaan mebeler
Pada bagan tersbut di atas, disebutkan bahwa salah satu tugas dari urusan inventarisasi
asset adalah membuat laporan secara periodik yang dikeluarkan pada akhir tahun. Dalam
laporan inventarisasi asset tersebut barang-barang bergerak maupun tidak bergerak yang
Malang.
SOP MAINTENANCE
1. Persyaratan fungsional
Yang dimaksud persyaratan fungsional adalah persyaratan yang terkait dengan fungsi bangunan.
Setiap bangunan memiliki fungsional umum dan khusus yang perlu dipenuhi. Persyaratan umum
contohnya adalah bangunan mampu melindungi pemakainya dari lingkungan luar. Sedangkan
persyarat khusus sangat tergantung pada jenis dan fungsi bangunan tersebut.
2. Persyaratan Performance
Masing – masing bangunan memiliki persyaratan performance bangunan yang sangat spesifik.
Performance bangunan mencakup banyak aspek, mulai dari performance fisik luar bangunan,
sampai pada elemen – elemen Mekanikal dan elektrikal ( ME ).
Tindakan pemeliharaan bangunan sangat ditentukan oleh tuntutan performance yang terkait
dengan fungsi bangunan. Namun seringkali terjadi perbedaan standart performance bangunan
menurut USER dan menurut OWNER, terutama pada bangunan sewa.
Persyaratan menurut undang – undang merupakan persyaratan yang tidak bisa diabaikan, karena
menyangkut regulasi dan legalitas.Persyaratan ini diantarnya : Persyaratan terhadap pengelolaan
gedung tinggi / Hight risk ,
Idealnya, pada tahap desain,perencana telah memiliki kriteria – kriteria untuk menghasilkan suatu
performansi tertentu sehingga aktifitas pemeliharaan yang dilakukan selama masa operasi
gedung akan lebih efektif. Namun seringkali kriteria – kriteria semacam itu tidak dibuat sehingga
menimbulkan kesulitan dalam menentukan program pemeliharaan sampai tahap pelaksanaannya.
Kegiatan pemeliharaan bangunan meliputi berbagai aspek yang bisa dikategorikan dalam 4
kegiatan, yaitu :
Pemeliharaan rutin harian
Pemeliharaan rutin adalah pemeliharaan yang dilaksanakan dengan interval waktu tertentu untuk
mempertahankan gedung pada kondisi yang diinginkan / sesuai. Contohnya pengecatan dinding
luar gedung 2 tahunan, pengecatan interior 3 tahunan, pembersihan dinding luar, dll. Namun jenis
pekerjaan pemeliharaan rutin juga bias berupa perbaikan atau penggantian komponen yang
rusak. Kerusakan – kerusakan tersebut bias diakibatkan oleh proses secara alami ( contoh :
Kerapuhan, kusam ) atau proses pemakaian ( contohnya : goresan,pecah dll ).
Pada pemeliharaan rutin sangat penting untuk menentukan siklus pemeliharaan. Siklus
pemeliharaan bias ditentukan berdasarkan data fisik gedung dan equipment yang cukup dalam
bentuk dokumentasi, manual pemeliharaan ataupun catatan pengalaman dalam pekerjaan
pemeliharaan sebelumnya.
Dalam suati rencana program pemeliharaan, jika siklus kegiatannya sudah ditentukan, maka jenis
pekerjaan dan anggaran dapat segera dibuat.
Kendala – kendala yang sering terjadi dalam pemeliharaan rutin adalah :
Pemilik / Owner
Seringkali para pemilik gedung tidak melaksanakan program pemeliharaan yang sudah
dibuat,bahkan cenderung memperpanjang interval pemeliharan dengan tujuan mengurangi beban
biaya pemeliharaan agar keuntungan yang di dapat lebih besar. Padahal dengan tertundanya
jadwal pemeliharaan rutin akan mengakibatkan bertumpuknya kualitas kerusakan ( Multipier effect
) yang akhirnya akan membutuhkan biaya perbaikan yang jauh lebih besar.
Seringkali pemeliharaan rutin tidak dapat dilakukan akibat kurangnya data baik manual,sejarah
pemeliharaan ataupun dokumentasi. Disamping itu juga kekurangan pengetahuan dari personil
pengelola gedung baik tingkat manajerial maupun pelaksana mengakibatkan program
pemeliharaan dan pelaksanaanya kurang optimal.
B. Pemeliharaan Remedial
Kegagalan teknis / manajemen bisa terjadi pada tahap kontruksi maupun pada tahap
pengoperasian bangunan. Pada tahap kontruksi contohnya adalah kecerobohan dalam
pemasangan suatu komponen bangunan. Pada tahap pengoperasian bangunan, kesalahan dalam
merencanakan jadwal pemeliharaan bias terjadi dan ini dapat berakibat pada kerusakan alat atau
bahan – bahan bangunan.
Kegagalan kontruksi dan desain
Dalam hal ini faktor desain dan kontruksi berhubungan erat. Contoh dari segi desain adalah
kesalahan dalam pemilihan bahan bangunan, sehingga usia pemakaiannya pendek dan tidak
bertahan lama. Sedangkan dari segi kontruksi kesalahan dalam pelaksanaan finishing dapat
menyebabkan usia pemakaiannyapun tidak bertahan lama.
Faktor lain yang menyebabkan kegiatan pemeliharaan perbaikan selama periode pemakaian
bangunan adalah akibat kegagalan pemeliharaan yang disebabkan oleh :
Program pemeliharaan rutin yang dibuat tidak memadai
Secara lebih luas, ditinjau dari direncanakan atau tidak, kegiatan pemeliharaan rutin dapat
diklasifikasikan menjadi :
Difinisi :
Pada bangunan yang berlantai banyak yang disewakan,misalkan kantor sewa, ada 3 pihak yang
berkepentingan dalam menentukan performance bangunan, yaitu :
Tenant / penghuni
Masing – masing pihak memiliki tuntutan performance bangunan yang berbeda. Hal ini bisa
menyulitkan untuk menentukan standart sejauh apa kegiatan pemeliharaan bangunan perlu
dilakukan. Mengingat kompleksitas pekerjaan yang sangat besar, maka manajen pemeliharaan
dalam gedung bertingkat tinggi biasanya dilakukan oleh suatu organisasi pemeliharaan yang
disebut dengan ORGANISASI PEMELIHARAAN GEDUNG.
Dalam pembentukan organisasi pemeliharaan gedung ada 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu :
Organisasi pemeliharaan harus memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan
garis kebijakan yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Organisasi pemeliharaan harus mampu bekerja secara efektif melalui pengamat dan
pengendalian terhadap performansinya.
1. Reliabilitas ( kehandalan )
2. Availabilitas ( ketersediaan )
Untuk mencapai hal tersebut diatas maka building management harus membuat jadwal
pemeliharaan sesuai spesifikasinya baik fisik gedung maupun mekanikal dan elektrikalnya.
Personil organisasi pemeliharaan yang dibawahi mechanical dan electrical manager bertanggung
jawab atas kegiatan pemeliharaan terhadap :
1. AC
5. Elevator
6. Gondola
9. Sound system
10. Dll
1. Buiding Manager
2. Chief
Melakukan inspeksi
3. Supervisor
Membuat rencana kerja dan pemeliharaan dan penugasan bersama – sama chief
4. Teknisi / Pelaksana
1 Perawatan Genset
a. Pembersihan sekali
b. Penggantian olie pompa
c. Pemberian Grece ( gemuk )
2 d. Penggantian Bearing Motor dan pompa e.
Pemberian Chemical
HCL
Soda api Setiap 1 bulan sekali
Kaporite
Setiap 3 bulan sekali
Asam sulfat
f. Penggantian V Belt
Setiap 1 bulan sekali
Perawatan Pompa – Pompa
Setiap 6 bulan sekali
a. Pembersihan
Setiap 1 bulan sekali
b. Pemberian Grece ( gemuk )
c. Penggantian bearing motor dan pompa
Perawatan Lift
a. Preventif
Pembersihan kabin
Pembersihan Atas sangkar
b. Pembersihan Rel pintu
Service Setiap 3 bulan sekali
3 Pengechekan level pintu
Pengecheckan olie dan panel utama
Perawatan Gondola Setiap 1 bulan sekali
a. Preventive Setiap 1 bulan sekali
b. Service
Setiap 3 bulan sekali
4 Perawatan AC ( Air Conditioning )
a. Service meliputi
Pembersihan body unit indoor outdoor Setiap 1 bulan sekali
Pembersihan Filter indoor
Pembersihan Evaporator dan condensor
Pengecekan drainase
a.Pembersihan
Bak penampung Setiap 3 bulan sekali
Bak chemikal
Filter
b. Penggantian media filter
c. Pemberian chemikal
5 PAC
NAOH
SPO ( Kaporit ) Setiap 1 bulan sekali
d. Beckwhose
6. a. Pembersihan
b. Check Conection Setiap 3 bulan sekali
Ampere Tegangan
c. Infrared
a. Pengecheckan Conection
7 b. Pembersihan Cover lampu
a. Pembersihan
b. Pengecatan
c. Pemberian soda api untuk instalasi air kotor
d. Pembuangan air di instalasi pipa hidrant
Perawatan PABX
Setiap 1 tahun sekali
a. Pembersihan
b. Pengecheckan conection
Perawatan MATV
a. Pembersihan
b. Check signal
Parabola 10 fit
Boster Spliter
Outlet MATV Setiap 1 minggu sekali
8
Perawatan Panel alarm
Setiap 1 bulan sekali
a. Pembersihan
b. Pengecheckan conection Setiap hari
Bel
Head detector
Smoke detector
Splinkler
Setiap 1 tahun sekali
Perawatan Lampu Taman
a. Pembersihan
9 Cover lampu
Panel control
b. Pengecheckan conection
Setiap hari
a.
Service rutin Setiap 1 bulan sekali
Evaforator
Filter udara Setiap hari
Blower indoor
12 Colling tower
Strainer
Motor indoor dan outdoor Setiap 1 bulan sekali
Body unit
b. Schelling Setiap hari
Pipa instalasi
Condenser
13
Setiap hari
14
Setiap hari
15
17
Adapun jadwal schedule harian seorang maintenance pemeliharaan dan perawatan mekanical
dan electrikal antara lain :
1. Checklist harian
Menanggani komplain
Setiap teknisi yang melakukan tugas checklist harian harus paham terhadap standarisasi
pengcheckan.apa saja standarisaisi pengecheckan itu antara lain :
NO PEKERJAAN KETERANGAN STANDART KERUSAKAN
1 Genset a. Check olie
Encer
b. Hitam
Air accu
Level air accu harus selalu berada di level atas c.
Running seminggu 2 kali
Temperatur
Voltase accu
tegangan
d. Check air radiator
Air berkurang
kotor
e. Kebersihan
f. Check solar
Tank solar yang berada di unit harus selalu terisi
a. Ampere
b. Tegangan 380 V / 400 V
c. Bunyi
d. Check fisik
e. Rembesan olie
f. Temperatur trafo – 50°
g. Olie
Panel Listrik h. Bunyi
i. Conection elastimol
a. Fuse
b. Conection
2 Trafo a. Bocor
b. Rembes
c. Valve macet
d. Karat
e. Valve dalam kondisi on
f. Check tekanan
g. Nozzel
h. Selang
a. Bocor
b. Mampet
a. MCB
Panas
Bunyi
b. Tegangan
Voltase 220 V / 240 V
c. Ampere
d. Check kabel
3 Tubecle Conection
Fisik kabel
7 Pompa
8 AC ( air conditioning )
9 Panel – Panel
10 Ac chillier / central
Catatan :
Di dalam Pemeliharaan dan perawatan gedung memiliki SOP yang berbeda beda sesuai dengan
kapasitas ataupun kemampuan dalam membuat standart operasional
prosedur.jadi SOP ini tidak selalu mengikat karena disesuaikan dengan kebutuhan ataupun setiap
masing – masing perusahaan yang menanganinya.
Untuk menunjang kwantitas dan kwalitas mantenance harus lebih spesifik dalam menanggani
suatu pekerjaan harus mengetahui peralatan yang akan digunakan dan fungsi suatu alat
kerja,berikut standart kerja disesuaikan dengan pekerjaan yang akan dilakukan :
c. Tang Kombinasi
d. Kunci inggris
f. Multi tester
g. Plastik service
i. Presmeter
k. Chemikal / applied
b. Kunci sock
d. Obeng ( - ) dan ( + )
f. Kunci inggris
g. WD
h. Palu
i. Kunci pipa
c. Kunci inggris
d. Kunci pipa
e. Olie
f. Obeng ( - ) dan ( + )
4 a. Obeng ( - ) dan ( + )
b. Tespen
c. Tang Ampere
d. Multitester
e. Tang kombinasi
f. Tang buaya
g. Tang potong
5
a. Kuas
b. Rool
c. Tangga
d. Bak cat
e. Kain lap
6
a. Kapek
b. Amplas
c. Pahat
d. Palu