SUMARNI
P4400215041
1
2
3
4
KATA PENGANTAR
1. Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, MA., selaku Rektor Universitas
Hasanuddin Makassar.
2. Prof. Dr. Muhammad Ali, SE, MS., selaku Dekan Sekolah Pasca
3. Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.BS.(K), selaku Dekan Fakultas
4. Prof. dr. H. Veni Hadju. Ph.D. M.Sc selaku pembimbing I dan Prof.
5
5. Prof.dr.Muh.Nasrum Massi, Ph.D, Dr.dr. Ilhamjaya Pattelonggi, dan
7. Para Dosen dan Staff Program Studi Magister Kebidanan yang telah
terhingga baginya.
10. Kepada suami tercinta Alfian B. S. Kom dan anak – anak tersayang
Muh. Aqil Sahid Mahya Alfian dan Muh. Fadhil Al Gazali yang selama
6
11. Teman-teman seperjuangan Magister Kebidanan angkatan IV yang
bagi kita semua, dan semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya
Sumarni
7
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I : PENDAHULUAN
8
3. Mikrobita Bayi yang Lahir Pervagiam ........................ 12
5. Manfaat ASI............................................................... 24
Pada Bayi
9
9. Susunan saluran pencernaan bayi ........................... 53
F. Kerangka Teori
G. Kerangka Konsep
H. Definisi Operasional
10
C. Keterbatasan Penelitian .................................................. 112
BAB V. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
ASI .......................................................................... 30
berbeda ................................................................. 35
5. Tabel : 4.2 Rerata Usia Bayi dan Usia ibu pada kelompok ASI dan Mix
12
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Makassar.
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2008).
pada bayi, meliputi jalan lahir, asupan nutrisi (ASI atau susu formula),
14
Saluran pencernaan manusia adalah organ metabolisme paling
saluran reproduksi ibu atau kotoran pada bayi yang dilahirkan secara
caesar.
2005).
15
Keberagaman mikrobioma pada manusia bergantung dari makanan
ditempatinya. Jalan lahir terdiri atas dua jalur, yaitu lahir melalui jalan
dalam bayi berasal dari mikroflora yang ada pada vagina ibu masuk
kali melalui caecar adalah paparan dari kulit ibu serta dari lingkungan
jalan vagina dan 23 bayi lahir dengan Caesar. Hasi penelitian tersebut
16
Jumlah bifidobacterium yang lebih dominan pada bayi yang akan
adalah ASI dan susu formula. ASI memiliki peran sangat penting
bayi yang diberikan asupan ASI dengan bayi yang diberikan susu
17
meningkat. Sebaliknya bayi yang diberikan asupan susu formula
dkk. Menyatakan bahwa bayi yang diberi asupan susu formula pada
18
feses ibu dan bayi yang berusia 2-6 minggu setelah dilahirkan.Serta
metode kuantitatif real time PCR. Hasil yang terlihat adalah jumlah
bacterium pada ibu lebih besar, yaitu memiliki nilai tengah sebesar
tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah bacterium dari ibu
sangat dominan dalam usus bayi karena terdapat sebanyak 91% dari
jumlah total mikroba dalam populasi di usus bayi yang diberi ASI dan
75% pada bayi yang diberi susu formula (Gagnon et al., 2004).
19
lalu menjadi 56,31% (Profil Kesehatan Sulawesi Selatan, 2014).
keluar, menghentikan pemberian ASI karena bayi atau ibu sakit, ibu
B. Rumusan Masalah
Saluran Pencernaan Bayi dengan persalinan Normal yang diberi ASI dan
Susu Formula ?
20
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
21
pencernaan bayi yang diberikan ASI dan Susu formula, serta jumlah
riwayat preeklampsi/eklampsi.
dan bayi dalam proses persalinan serta makanan yang bergizi untuk
bayinya.
22
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Persalinan
janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37- 42 minggu) ,lahir
(Wiknjosastro, 2000).
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar
secara spontan tanpa bantuan alat dan tidak melukai ibu dan janin
adalah proses pengeluaran janin yang dapat hidup dari dalam uterus
bulan tanpa bantuan alat dan tidak terjadi komplikasi pada ibu
23
2. Adapatasi Fisiologi dan Psikologi
a. Adaptasi janin
2) Sirkulasi janin
ruang intervilosa.
terjadi:
persalinan pervaginam
d) PH arteri menurun
24
3. Mikrobiota Bayi yang Lahir Pervaginam
vagina ibu yaitu dalam hal ini didominasi dari Lactobacillus dan
(Soetjiningsih, 1997).
25
ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar
yang siap secara psikologi dan fisik, kemudian bayi yang telah cukup
Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat
terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi
yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan
ASI,2008).
26
2. Pembentukan ASI
1) Laktogenesis I
melahirkan nanti.
2) Laktogenesis II
27
juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian
3) Laktogenesis III
28
Sistem kontrol hormon endokrin mengatur produksi
dikosongkan.
3. Stadium ASI
stadium yaitu :
29
2) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gamma globulin
infeksi.
dengan 6 bulan.
masa laktasi.
merupakan makanan satu – satu nya yang paling baik dan cukup
untuk bayi sampai umur 6 bulan. Susu ini lebih cair dan encer dari
30
lahir, terutama upaya adaptasi fisiologis terhadap kehidupan di luar
kandungan.
laktosa, lemak, kalori, dan vitamin yang larut dalam air meningkat.
a. Karbohidrat
sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang
ASI. Hal ini disebabkan karena penyerapan laktosa ASI lebih baik
31
b. Protein
dalam ASI dan susu sapi terdiri dari protein whey dan casein.
Protein dalam ASI lebih banyak terdiri protein whey yang lebih
mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu sapi lebih banyak
bayi. Jumlah protein casein yang terdapat dalam ASI hanya 30%
(80%).
whey yang banyak terdapat pada susu sapi tidak terdapat dalam
dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam jumlah
Jakarta,2008).
32
c. Lemak
ASI dan susu sapi. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan
jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding susu sapi yang
d. Kartinin
33
yang mendapat ASI lebih tinggi dibanding dengan bayi yang
e. Vitamin
f. Mineral
Kandungan zat besi di dalam ASI lebih mudah diserap yaitu 20-
34
(bawang merah), juga obat-obatan tertentu seperti sulfonamid,
Kandungan gizi ASI paling baik adalah pada ASI kolostrum yang
35
menimbulkan gejala penyakit paru), Pseudomonas dan
Escheriscia coli.
pencernaan bayi.
(Machfuddin, 2004).
36
Tabel 1.1 Komposisi kolostrum, ASI transisi, dan ASI
matang
ASI
.Komposisi Kolostrum ASI Matang
Peralihan
Energi (kcal) 57,0 63,0 65,0
Laktosa (g/100ml) 6,5 6,7 7,0
Lemak (g/100ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (g/100ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (g/100ml) 0,3 0,3 0,2
Ig A (mg/100ml) 335,9 - 119,6
Ig G (mg/100ml) 5,9 - 2,9
Ig M (mg/100ml) 17,1 - 2,9
Lisozim (mg/100ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5
Laktoferin 420-520 - 250-270
(mg/100ml)
5. Manfaat ASI
37
kontraksi atau penutupan pembuluh darah sehingga
ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan
pasca persalinan.
9) Aspek Psikologis
hanya bermanfaat untuk bayi, tetapi juga untuk ibu. lbu akan
38
merasa bangga dan diperlukan rasa sayang yang
keluarga.
39
yang sangat penting bagi keluarga yang mengalami
setiap hari masih dapat memberi ASI lebih sering dari pada
40
menjamin status gizi bayi baik serta kesakitan dan
41
diperlukan bayi. Susu formula kebanyakan tersedia dalam bentuk
tidak steril.
sangat baik hanya untuk anak sapi, bukan untuk bayi. Oleh karena
susu formula harus diubah hingga cocok untuk bayi. Sebab, ASI
42
mendekati komposisis ASI sehingga cocok diberikan kepada
Formula
Zat Gizi ASI
Adaptasi
Lemak (g) 3,4-3,64 3,0-5,5
Protein (g) 1,5-1,6 1,1-1,4
Whey (g) 0,9-0,96 0,7-0,9
Kasein (g) 0,6-0,64 0,4-0,5
Karbohidrat (g) 7,2-7,4 6,6-7,1
Energi (kkal) 67-67,4 65-70
Mineral (g) 0,25-0,3 0,2
Natrium (g) 15-24 10
Kalium (mg) 55-72 40
Kalsium (mg) 44,4-60 30
Fosfor (mg) 28,3-34 30
Klorida (mg) 37-41 30
Magnesium (mg) 4,6-5,3 4
Zat besi (mg) 0,5-0,2 0,2
Sumber: Pudjiadi, 2001
tumbuhan sebagai sumber energi dan susunan zat gizi yang mendekati
ASI. Susu jenis ini merupakan jenis yang paling banyak mengalami
43
2) Susu Formula Awal Lengkap
dengan harga lebih rendah. Susu formula ini dibuat dengan bahan dasar
susu sapi dan komposisi zat gizinya dibuat mendekati komposisi ASI.
kedua susu formula yang digunakan sebelumnya dan untuk bayi yang
formula ini dibuat dari susu sapi yang sedikit dimodifikasi dan telah
Susu formula ini dibuat untuk bayi yang berumur sampai 1 tahun
meskipun ada juga yang menyebutkan sampai umur 3 tahun (Nasar, dkk
2005). Febry (2008), juga menjelaskan susu formula ini dibuat untuk
Bayi yang lahir prematur atau belum cukup bulan belum tumbuh
44
untuk mengejar tertinggalnya berat badan prematurnya (Nadesul,
2008).
saluran cerna bayi belum sempurna, maka susu formula ini dibuat
beberapa yang disusun untuk mencegah alergi. Susu formula ini hanya
diberikan jika bayi tidak toleran terhadap susu sapi atau laktosa karena
45
7) Susu Rendah Laktosa atau Tanpa Laktosa
Apabila usus bayi tidak memproduksi lactase gula susu akan utuh
(Nadesul, 2008).
8) Susu Formula dengan Asam Lemak MCT (Lemak Rantai Sedang) yang
Tinggi
Susu formula dengan lemak MCT tinggi untuk bayi yang menderita
46
Tabel 1.3 Perbedaan ASI, susu sapi dan susu formula
selain yang berbahan dasar susu sapi, terdiri dari susu formula berbahan
Susu formula yang dibuat dari susu ternak telah diproses dan
sama dengan ASI tetapi tidak 100% sama. Proses pembuatan susu
47
formula, kandungan karbohidrat, protein dan mineral dari susu ternak
susu formula yaitu, lemak disarankan antara 2,7 - 4,1 g tiap 100 ml,
antara 5,4-8,2 g tiap 100 ml. Komponen biokimia yang ada dalam susu
meupakan zat – zat yang diperlukan oleh bakteri sehingga dapat menjadi
medium yang baik bagi bakteri untuk tumbuh dan berkembang biak.
berbeda
Komposisi
Spesies Lemak Casien Protein Laktosa Kadar Total
kering abu
Sapi (Bos Taurus) 3.9 2,6 0,6 4,6 0,7 12,7
Kambing (Capra hicrus) 4,5 2,6 0,6 4,3 0,8 13,3
Domba (Ovis aies) 7,2 3,9 0,7 4,8 0,9 18,0
Kerbau (Bubalus bubalis) 7,4 3,2 0,6 4,8 0,8 17,2
Unta (Camelus dromedartus) 4,0 2,7 0,9 5,0 0,8 13,5
Manusia (Homo sapiens) 4,5 0,4 0,9 7,1 0,2 12,9
Sumber : Juff dan Deeth (2007)
48
3. Kelemahan Susu Formula
patogen.
dan laktoferin).
menyebabkan alergi.
49
4. Efek atau dampak negatif pemberian susu formula
terjadi pada bayi akibat dari pemberian susu formula, antara lain:
(Khasanah, 2011).
50
penyakit ini merusak fungsi saraf, menimbulkan berbagai penyakit
2008).
berhenti dan tidak seperti susu botol. Sehingga ASI tidak akan
salah satu zat yang dicurigai menjadi penyebab autis (Nasir, 2011).
tidak diberi ASI mempunyai nilai lebih rendah dalam semua fungsi
51
6) Meningkatkan resiko kegemukan (obesitas)
(Khasanah, 2011).
40% lebih tinggi pada anak yang tidak pernah diberikan ASI.
melindungi bayi dari penyakit jantung pada saat sudah dewasa. ASI
tercemar
52
bahwa banyak susu formula yang terkontaminasi oleh
kurang pada bayi secara tidak langsung. Kurang gizi juga akan
terjadi jika anak sering sakit, terutama diare dan radang pernafasan
(Roesli, 2008).
Chen dkk (2004) dalam Roesli (2008), bayi yang tidak pernah
diberi ASI berisiko meninggal 25% lebih tinggi dalam periode sesudah
mempengaruhi pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan yaitu:
53
1) Faktor pendidikan
2) Pengetahuan
2008).
3) Pekerjaan
4) Ekonomi
54
lebih memilih untuk memberikan ASI dibanding ibu dengan sosial
ekonomi tinggi kerena ibu yang ekonominya rendah akan berfikir jika
ASI nya keluar maka tidak perlu diberikan susu formula karena
5) Budaya
mendesak para ibu untuk segera menyapih anaknya dan memilih air
susu buatan atau susu formula sebagai jalan keluarnya (Arifin, 2004).
6) Psikologis
Ibu yang tidak memberikan susu formula sebagian besar yang tidak
8) Kesehatan
Ibu yang menderita sakit tertentu seperti ginjal atau jantung sehingga
55
masih bisa menyusui maka diperbolehkan untuk menyusui bayinya
(Kurniasih, 2008).
11) Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu
botol
kalangan tertentu bahwa susu botol sangat cocok untuk bayi dan
dipengaruhi oleh gaya hidup yang selalu ingin meniru orang lain
(Khasanah, 2011).
56
D. Tinjauan Umum Tentang DNA Mikrobiom Saluran Pencernaan Pada
Bayi
1. Definisi Mikrobiom
terhadap grup mikroba yang spesifik terhadap hospes atau didapat dari
lingkungan.
mengekspresikan lebih dari 20.000 gen, tetapi total ekspresi gen dalam
tubuh mencapai jutaan gen. Mayoritas sisa gen tersebut dibawa oleh
57
Selain itu, gangguan pada mikrobioma dapat meningkatkan
b. Suksesi Mikrobial
dimulai, profil bakteri pada bayi yang disusui menyerupai bayi yang
58
dan penyapihan, secara berurutan, perbedaan antara bayi yang
Gram positif kokus. Bakteri yang berada dalam jumlah yang lebih
Fusobacteria dan ragi yang ada pada orang dewasa juga dapat
banyak terjadi pada bayi daripada orang dewasa, yang makin besar
dari hari ke hari dan dengan variasi yang diinduksi oleh diet. Secara
59
terdeteksi. Pada beberapa bayi tidak terdeteksi adanya Bifodocteria
60
tropic pada sel epitel usus dan memainkan peraan penting sebagai
(Bannister, 2006).
61
epithelial serta induksi ekspresi pada sel epitel usus (Pawlowski,
2011).
Pejamu Mikrobiota
Resistensi kolonisasi
Kompetisi reseptor
Kompetisi nutrien
Zat-zat antimicrobial
62
g. Perubahan keseimbangan yang diinduksi oleh antibiotik
63
karena adanya pertumbuhan patologis dari mikrobiom dalam
tersebut.
Gambar 2.5. Kondisi yang terjadi akibat gangguan pada ekosistem usus
Sumber : Yatunenko, 2012
64
2. Saluran Pencernaan bayi
2006).
pencernaan.
65
5) Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari
limfatik.
tidak tercerna.
2) Faring (tekak/tenggorokan)
66
3) Esofagus (kerongkongan)
longitudinal.
4) Gaster (lambung)
67
lapisan otot memanjang (M.longitudinal), lapisan serosa
(sebelah luar).
pencernaan.
(b) Absropsi
68
(c) Intestinum Mayor (Usus besar)
ke luar :
(d) Rektum
feses.
69
(e) Anus
70
metabolisme yang bermacam-macam. Fungsi utamanya adalah
dan absorpsi produknya antara lain short chain fatty acid (SCFA),
(Cumming, 1997).
71
dan dapat meningkatkan populasi bifidobacteria di usus besar
adalah :
S.diaacetylactis, S. intermedius.
McFarlane, 1999).
di usus bayi yang diberi ASI dan 75% pada bayi yang diberi susu
72
formula (Gagnon et al., 2004). Bifidobacterium memiliki aktivitas
73
berada dalam sistem intestinal hewan berdarah panas dan sistem
vagina.
74
Kelompok mikroba yang kerap ditemui di dominasi oleh
usus besar yaitu saluran dari ileum menuju caecum.Pada daerah ini
75
sedangkan jumlah Actinobacterium meningkat lebih tinggi
menghuni usus disebut bakteri flora usus atau disingkat sebagai flora
usus saja.
76
menyebabkan diare. Itulah sebab betapa pentingnya peranan bakteri
2) Manfaat Probiotik
infeksi usus.
77
(b) Mengatasi intoleransi terhadap laktosa (tak tahan gula susu).
pengobatan antibiotik.
bersifat karsinogen.
c. Pengertian DNA
model gen yang terkenal dengan nama double helix (tangga tali
78
tahun 1962 atas penemuan tersebut. Deoxyribo Nukleid Acid
d. Pengertian PCR
vitro. Metode ini dikembangkan pertama kali oleh Kary B. Mulis pada
jumlah urutan DNA ribuan bahkan jutaan kali dari jumlah semula,
akan menjadi dua kali jumlahnya. Pada setiap siklus PCR akan
79
amplifikasi urutan non-target. Metode PCR dapat dilakukan dengan
e. Fungsi PCR
sampel yang sedikit, dan dapat dihasilkan DNA dalam jumlah besar
80
dengan waktu singkat, sehingga memudahkan berbagai teknik lain
81
(a) Denaturasi, yaitu pemisahan utas ganda DNA menjadi dua
utas tunggal melalui pemanasan pada temperatur 94-96 °C
selama 30-60 detik.
(b) Annealing atau Penempelan, yaitu hibridisasi antara
oligonukleotida primer dengan utas tunggal cetakan DNA
pada suhu 45-60 °C.
(c) Ekstensi/elongasi, yaitu pemanjangan primer menjadi suatu
utas DNA baru oleh enzim DNA polymerase pada suhu 70-
72oC. Pada tahap ini DNA polymerase akan memasangkan
dNTP yang sesuai pada pasangannya.
Selain ketiga proses tersebut biasanya PCR didahului dan diakhiri
oleh tahapan berikut:
a) Pra-denaturasi, dilakukan selama 1-9 menit di awal reaksi
untuk memastikan kesempurnaan denaturasi dan
mengaktifasi DNA Polimerase.
b) Final Elongasi, dilakukan pada suhu optimum enzim (70-
72oC) selama 5-15 menit untuk memastikan bahwa setiap
utas tunggal yang tersisa sudah diperpanjang secara
sempurna. Proses ini dilakukan setelah siklus PCR terakhir.
3) Peranan dan Fungsi PCR
Teknik Polymerase Chain Reaction berperan untuk :
(a) Amplifikasi urutan nukleotida.
(b) Menentukan kondisi urutan nukleotida yang mengalami
mutasi.
(c) Bidang kedokteran forensik.
(d) Melacak asal-usul sesorang dengan membandingkan finger
print.
Karcher, Susan J. 1995. Molecular Biology A Project Approach.
Academic Press. USA.
82
f. Keunggulan PCR
melahirkan adalah ASI dan SUFOR. Asi memiliki peran sangat penting
83
telah melaporkan perbedaan proporsi bifidobacterium pada bayi yang
diberikan asupan ASI dengan bayi yang diberi SUFOr, beberapa studi
formula. Dan sampai sekarang belum ada susu formula yang bisa
bahwa bayi-bayi yang diberikan ASI memiliki risiko sakit lebih rendah
Pada perkembangan saluran cerna bayi yang baru lahir, ASI pun
pada penelitian terhadap sel-sel usus yang diisolasi dari feses bayi, 12
bayi yang dberikan ASI dan 10 bayi yang diberikan susu formula, siklus
sel-sel usus yang berlangsung hanya tiga hari ini dapat memberikan
84
yang sederhana sampai sel-sel yang telah terdeferensiasi dan telah
yang diberikan ASI lebih baik, di mana hal ini sangat penting karena
maka bakteri juga mulai muncul dalam saluran cerna bayi, sehingga
saluran cerna perlu belajar dalam mengenali bakteri dan virus yang tidak
baik bagi saluran cerna dan yang tidak kalah pentingnya dalam
85
86
G. Kerangka Konsep
Asupan Nutrisi
DNA Mikrobiom
1. ASI
Saluran
2. Mix ASI + susu Pencernaan Bayi
Formula Persalinan
Pervaginam
1. Faktor
Keterangan : lingkungan
2. Antibiotik
3. Penyakit bayi
: Variabel Independen 4. Infeksi/Inflamasi
5.
: Variabel Kontrol
:Variabel Dependen
: Variabel Confounding
H. Definisi Operasional
secara in vitro.
87
3. ASI adalah Air susu ibu yang keluar melalui kedua kelenjar payudara
Kriteria objektif
4. Susu Formula adalah susu yang terbuat dari susu sapi atau hewan
bayi.
Kriteria Objektif
dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun pada janin.
88
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
hanya diobservasi satu kali dan pengukuran variable subjek dilakukan pada
1. Tempat Penelitian
2. Waktu penelitian
1. Populasi penelitian
89
Peneliti mengambil populasi dari semua ibu yang melahirkan
35 bayi.
2. Sampel Penelitian
Issac dan Michael (1970) Dalam Nasir dkk (2011) membuat daftar
ibu yang melahirkan secara Normal yang diberi ASI saja, dan ASI
sampel dan setiap responden yang memenuhi kriteria sampel akan diminta
90
subyek agar dapat diikutsertakan dalam penelitian (Sastrooasmoro &
Ismail, 2011).
E. Instrument Penelitian
berdasarkan teori untuk mengetahui apakah bayinya diberi ASI atau Susu
formula. Lembar Checklist adalah salah satu alat observasi, yang ditujukan
subjek yang ingin diamati, dimana peneliti tinggal memberi tanda check (√)
91
tugasnya secara cepat dan objektif sebab peneliti telah membatasi diri pada
UNHAS, Pengiriman spesimen disertai formulir yang diisi data lengkap yaitu
sekunder yaitu :
menggunakan PCR
a. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari dari catatan medis yaitu jumlah ibu yang
92
b. Data Primer
1. Editing
2. Codding
3. Tabulasi
93
4. Analisa data
1. Analisis univariat
tabel distribusi.
𝑓
P = 𝑁𝑥 𝐾
f : Frekuensi variabel
N : Jumlah populasi
2. Analisis bivariat
3. Analisis MEGA 5
94
H. Etika Penelitian
Makassar dengan nomor register yang akan diberikan. Setiap subjek yang
penelitian
d. Kepada ibu yang bersedia ikut dalam penelitian ini, diminta mengisi
surat persetujuan.
95
tidak akan memaksakan kehendak dan tetap menghormati hak-hak
subjek.
lembar Check List ataupun Kuisioner serta pada tabulasi data. Peneliti
96
f. Veracity : Subjek mempunyai kewajiban untuk menyatakan tentang
I. Alur Penelitian
1) Prosedur Administrasi
b. Prosedur Tekhnis
97
2. Peneliti menentukan subjek penelitian berdasarkan kriteria inklusi
dan eksklusi pada bayi yang diberi ASI dan Susu Formula dengan
yang dilakukan.
PCR.
c. Prosedur Kerja
a) Alat
98
b) Bahan :
CCAGCAGCCGCGGTAATACG-3
ATCGG(C/T)TACCTTGTTACGACTTC-3
4) Agarosa 2 %
5) TBE 0,5 %
7) Ethidium Bromida
9) Ethanol
99
ml kemudian Sentrifuge dengan kecepatan 14 .000 – 16.000
collection tube.
100
ml merupakan DNA produk dari sampel yang telah diekstraksi
3. Proses PCR
2) MgCl2 : 0,5 ul
6) DNA : 5,0 ul
4. Gel Elektroforesis
a. Buat gel
101
2) Campuran agarose dan TBE Buffer 0,5x dipanaskan hingga
hingga beku.
marker
sumur-smur gel.
6. Running Elektroforesis
102
b. Setelah elektroforesis dilihat pita yang terbentuk. Apabila pita
Nyalakan Gel Doc dengan menekan tombol ON pada bagian belakang sebelah kiri alat
Nyalakan komputer
Buka software Quantity One dengan cara Double Klik pada ikon Quantity One
Iris, zoom, dan focus diatur dengan melihat ke layar monitor pada software Quantity One
Pintu alat dibuka kembali dan posisi gel diatur kembali jika diperlukan
o Mengatur gambar
Pintu alat Gel Doc dibuka
Iris, zoom, dan focus diatur dengan melihat ke layar monitor pada software
Quantity One
Pintu alat dibuka kembali dan posisi gel diatur kembali jika diperlukan
103
o Save dan Print gambar
Setelah pengaturan gel selesai, Tekan tombol Trans UV (On).Pada kondisi
ini, lampu UV akan mati secara otomatis apabila pintu dibuka kecuali tombol
Hold ditekan
Pilih Auto Expose apabila ingin mengambil gambar secara otomatis atau pilih
Manual expose apabila ingin mengambil gambar manual dengan menaikkan
atau menurunkan waktu exposure (Exposure Time)
Apabila gambar yang diinginkan sudah terlihat dengan baik dan jelas, Klik
Freeze
104
BAB IV
tanggal 29 Februari 2017. Unit sampel (unit observasi), terdiri dari sampel
Bayi berusia 4 bulan yang mengkonsumsi ASI dan Bayi berusia 4 bulan
yang diberi ASI dan Susu Formula. Selanjutnya Peneliti meminta izin
dubur ke dalam pot berukuran 5cc oleh ibu responden dengan menjelaskan
105
Dalam penelitian ini statistik yang digunakan adalah perangkat
penelitian ini meliputi karakteristik responden baik pada bayi yang diberi ASI
dan Susu Formula. Hasil analisis data untuk melihat DNA Mikrobiom
Nucleotida sampel dan Reference yang ada pada NCBI (National Center
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
106
a. Karakteristik Sampel Penelitian
21 th – 35 th 11 73,3 8 53,3
20 hari yaitu 9 orang (60%), sedangkan pada kelompok Susu Formula usia
orang (66,7%). Adapun pada kriteria Usia ibu kelompok usia 21 tahun – 35
orang (73,3%) dan pada kelompok susu formula usia 21 tahun sampai 35
b. Rerata usia bayi dan usia ibu pada kelompok ASI dan Susu Formula
107
Tabel 4.2 Rerata Usia bayi, dan usia ibu pada Kelompok ASI
dan Susu Formula
2.13 ± 0.63 sedangkan pada kelompok Susu Formula. Rerata usia ibu pada
kelompok ASI yaitu 1.93 ±0.45 dan pada kelompok susu formula yaitu 2.06
± 0.70. Hasil p pada uji rerata menunjukkan p > 0,05 yang berarti bahwa
tidak ada perbedaan rerata usia bayi dan usia ibu pada kelompok ASI dan
Susu Formula.
108
Tabel 4.3
109
Tabel 4.4
2 06 MX AR Negatif Unconfirm
3 07 MX AR Negatif Unconfirm
4 09 MX AR Escherichia coli
Escherichia sp
Shigella sonnei
Enterobacteriacae bakterium Confirm
Escherichia marmotae
Lactobacillus platarum
Bacterium
5 11 MX AR Negatif Unconfirm
6 13 MX AR Negatif Unconfirm
7 14 MX AR Negatif Unconfirm
8 15 MX AR Negatif Unconfirm
9 16 MX AR Escherichia fergusonii
Enterobacteriacae bacterium
Bacterium Confirm
Escherichia coli
Shigella flexneri
10 17 MX AR Escherichia coli
Escherichia fergusonii
Escherichia sp Confirm
Shigella flexneri
Bacterium
11 18 MX AR Negatif Unconfirm
12 19 MX AR Negatif Unconfirm
13 20 MX AR Negatif Unconfirm
14 21 MX AR Negatif Unconfirm
15 23 MX AR Negatif Unconfirm
110
Tabel 4.3 Menunjukkan bahwa dari 15 Responden yang mengkonsumsi
Gambar 4.1 Menunjukkan 6 responden yang memiliki Band hasil PCR yang
dapat terbaca.
fragilis dimana Maximun score sampel yaitu 1.512 dan Total score sampel
adalah 8.918 sedangkan query cover dan indentity masing – masing 97% ,
yaitu 1.505 dan query cover yaitu 98% sedangkan identity 97%.
111
Tabel 4.6 Analisis DNA Bakteri Hasil Blast Sampel 14_ASI_AR
memiliki Maximun score dan total score yaitu 612 sedangkan query cover
Escherichia coli dimana Total score dan Maximun score yaitu 1.546, sedangkan
query cover 99% dan identity 96%. Bakteri Shigella sonnei dan Escherichia sp
memiliki maximum score masing – masing 1.535 sedangkan Total score Shigella
112
sonnei yaitu 10.654 dan Escherichia sp total score 1535 serta identity masing
masing shigella sonnei dan escherichia sp yaitu 97%. Maximun score dan
marmotae
922 922 100% 99% Lactobacillus MF428973.1
platarum
928 928 100% 99% Bacterium HM150330.1
Escherichia coli dimana Total score dan Maximun score yaitu 930, sedangkan
query cover 100% dan identity 99%. Bakteri Escherichia sp, Shigella sonnei,
platarum memiliki maximum score dan total score masing – masing 922
sedangkan query cover 100% identity masing – masing 99%. Maximum score dan
Total score Bacterium yaitu 928 sedangkan query cover 100% dan identity 99%.
113
Tabel 4.9 Analisis DNA Bakteri Hasil Blast Sampel 16_MX_AR
112 sedangkan query cover yaitu 96%, dan identity 88%. Maximum score
dan Total score Bacterium yaitu 1113 sedangkan query cover yaitu 98%
dan identity yaitu 88%. Escherichia coli memiliki maximum score dan total
score 1117 sedangkan query cover 97% dan identity yaitu 88%. Adapun
bakteri shigella flexeneri memiliki maximum score dan total score 1121
114
1319 1319 100% 97% Escherichia coli KY680274.1
dan total score yaitu 1319 sedangkan query cover 100% dan identity yaitu
97%. Maximum score dan total score bakteri esherichia furgosonii dan
shigella flexneri yaitu 1310, query cover yaitu 100% dan identity 97%.
Identity 97%. Adapun Bacterium memiliki Maximum score dan total score
B. Pembahasan
Air Susu Ibu (ASI) merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan
protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah
manfaat yang cukup besar bagi bayi, ibu, keluarga maupun Negara.
Adapun Susu formula menurut WHO (2004) yaitu susu yang diproduksi
oleh industri untuk keperluan asupan gizi yang diperlukan bayi. Susu
115
dijelaskan Khasanah (2011) antara lain; kandungan susu formula tidak
menyebabkan alergi, bayi bisa diare dan sering muntah, menyebabkan bayi
pejamu terhadap invasi pathogen, baik melalui efek antagonis microbial dan
ribuan bahkan jutaan kali dari jumlah semula, sekitar 106-107 kali. Setiap
urutan basa nukleotida yang diamplifikasi akan menjadi dua kali jumlahnya.
Pada setiap siklus PCR akan diperoleh 2n kali banyaknya DNA target.
komponen dalam jumlah yang sangat sedikit. DNA cetakan yang digunakan
116
juga tidak perlu dimurnikan terlebih dahulu sehingga metode PCR dapat
bakteri.
macam. Fungsi utamanya adalah menampung energi dari karbohidrat yang tak
tercerna di usus bagian atas, hal ini dapat dimungkinkan oleh karena kemampuan
fermentasi dan absorpsi produknya antara lain short chain fatty acid (SCFA), yang
mewakili 40-50% energi dari karbohidrat, SCFA, acetat, propionat, butyrat, bahan
ini dimetalisir oleh epitel kolon (butyrat), liver (propionat), dan otot (acetat).
Mikrobiota juga mempunyai peranan dalam sintesis vitamin B dan vitamin K, dan
metabolisme bile acids, sterol dan xenobiotic. Mikrobiota atau mikrobioma dalam
usus sangat responsif terhadap diet karbohitrat yang fermentable, misalnya non
tersebut bakteri akan tumbuh subur dan dapat mensintesis sebanyak 15 gram
(Cumming, 1997).
Hasil Penelitian yang dilakukan pada 6 sampel feses bayi yang berusia
sekitar 4 bulan yang diberi ASI dan susu formula dengan persalinan normal
Tabel 4.11 Perbedaan Organism pada usus bayi yang diberi ASI
ASI FORMULA
Bacteroides fragilis Escherichia coli
117
Bacteroidetes bacterium Escherichia sp
Bifidobacterium Longum Shigella sonnei
Enterobacteriacae
Bifidobacterium breve
bakterium
Bifidobacterium Escherichia marmotae
kashiwanohense
Bifidobacterium sp Lactobacillus platarum
Escherichia coli Bacterium
Escherichia sp Enterobacteriacae
bacterium
Bacterium Shigella flexneri
Dari tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa pada kelompok ASI bakteri
yang lebih dominan yaitu kelompok bifidobakterium hal ini sejalan dengan
bayi yang dilahirkan secara normal atau pervaginam akan banyak bakteri
Baik. Hal ini menunjukkan bayi yang diberi ASI dari awal kehidupannya sampai
antara lain bersifat Gram positif, tidak membentuk spora, non motil, katalase
118
pertumbuhannya 36-38 oC, pH optimum pertumbuhan sebesar 6.5, bersifat
dan asam asetat dengan rasio 2:3 tanpa menghasilkan CO2. Keberadaan
mencegah sembelit.
serta menghasilkan asetat dan suksinat sebagai hasil akhir metabolik yang
lemak bercabang antaeso – metil dan iso – metal. Mereka berperan dalam
Pada penelitian ini dapat dilihat pada bahwa bakteri yang dominan pada
119
sp, Escherichia fergusonii dan Escherichia marmotae dimana diketahui
dan tidak dapat membentuk spora. Bakteri ini dapat hidup pada berbagai
yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal.
misalnya diare pada anak dan travellers diarrhoe (diare musafir) seperti
usus.
menguntungkan bagi manusia karena bakteri ini hidup didalam usus besar
120
Enterobacteriaceae adalah kelompok batang gram negatif yang besar
tidak bergerak (non motil). Bakteri ini memiliki katalase negatif, aerob atau
asam laktat. Dalam media dan dikenal sebagai bakteri pembentuk asam
menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan hasil akhirnya yaitu asam
121
untuk menghasilkan asam laktat dan menurunkan pH substrat, selain itu
meragikan laktosa sangat lambat bahkan tidak sama sekali dan negatif
pada tes motilitas. Bakteri ini membentuk asam dari karbohidrat, tetapi
yang khas adalah negatif pada reaksi fermentasi adonitol, tidak membentuk
bertindak sebagai tuan rumah infeksi dan lalat sebagai sarana transportasi
122
air, makanan dan bahan lainnya. Hal ini umumnya ditularkan melalui air,
dan air yang terkontaminasi diminum oleh seseorang maka bakteri akan
tertelan, masuk dan berada di usus halus, menuju ileum terminal dan kolon
terjadi disentri basiler (tinja lembek, bercampur darah, mukus dan pus, nyeri
abdomen, mules, tenesmus ani). Masa inkubasinya adalah 2-4 hari, atau
bisa lebih lama sampai 1 minggu. Oleh seseorang yang sehat diperlukan
spontan dapat terjadi dalam waktu 2-7 hari terutama pada penderita
muda atau tua dan juga pada penderita dengan gizi buruk penyakit ini akan
berlangsung lama.
Pada penelitian ini Shigella dan Escherichia terdapat pada bayi yang
mengkonsumsi ASI dan Susu formula yaitu pada Bayi yang mengkonsumsi
ASI, bayi dapat terkontaminasi dari ibu yang menjadi penghantar bakteri
menjaga sediaan dalam penyajian susu formula bisa menjadi faktor utama
123
mikroba patogen, juga berperan serta dalam sekresi zat-zat yang
mikroflora, khusus pada awal kehidupan. Dalam kurun waktu beberapa jam
setelah lahir, saluran cerna bayi mulai dikolonisasi oleh bakteri, dan
kolonisasi tersebut akan berubah sesuai dengan usia bayi yang bertambah
(Irwanto, 2011).
penting untuk respon imun, tetapi mikroflora saluran cerna dipengaruhi juga
(pervaginam) akan terkolonisasi sejak awal oleh bakteri yang berasal dari
124
ada beberapa pandangan/penemuan terhadap variasi mikroba dalam usus
bayi yang terdeteksi. Mikrobiota dalam usus bayi yang mengkonsumsi susu
C. Keterbatasan Penelitian
Malaysia.
diharapkan.
125
126
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
selain itu ada juga bakteri pathogen yaitu Escherichia coli, Shigella
pada bayi yang diberi susu formula ini dikarena faktor kebersihan
B. Saran
127
2. Peneliti selanjutnya agar kiranya dapat melakukan penelitian
menjadi refesnsi tentang manfaat dari Air susu ibu (ASI) dalam hal
128
DAFTAR PUSTAKA
129
Marimbi. 2010.Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar pada
Balita. Yogyakarta : Nuha Medika
Maryunani, A, dkk, 2012, Asuhan Kegawat Daruratan Dalam Kebidanan,
Trans Info Media, Jakarta.
Mashaghi A, Katan A (2013). "A physicist's view of DNA". De
Physicus 24e (3): 59–
61. arXiv:1311.2545v1. Bibcode:2013arXiv1311.2545M
Miller, R.R., Montoya, V., Gardy, J.L., Patrick, D.M, Tang P 2013.
Metagenomics for pathogen detection in public health.
130
Rigon,G.,C.Vallone,V.Lucatoni & F.Signore.2012 Maternal Factors pre –
and during delivery contribute to gut microbiota shaping in
newborn. Frotiers in celuller an infection microbiology 2 (93):1-4
Roesli, U & Yohmi, E,. 2008. Bedah ASI. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif, Pustaka
Bunda, Jakarta
Rohani. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta :
Salemba Medika.
Rukiyah, Aiyeyeh. Dkk. 2011. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta :
Trans Info Media
Sabree, Z.L., Rondon, M.R., and Handels- man, J. 2009. Metagenomics.
Elsevier. Saiki, et all. 2001. Penerapan Polymerase Chain Reaction
(PCR) untuk Diagnosis Penyakit Infeksi. Bandung : Jurusan
Farmasi FMIPA ITB
131
Tamura et al, 2011. MEGA 5 : Molecular evolutionary genetics analysis
using maximum likelihood, evolutionary distance and maximum
parsimony methods. Mol.biol.evol.10.1093/molbev/msr121.
Ursell LK, Metcalf JL, Parfrey LW, Knight R. Defining the human
microbiome.Nutr Rev.
2012;70
Vainio S, Genest PA, ter Riet B, van Luenen H, Borst P (2009). "Evidence
that J-binding protein 2 is a thymidine hydroxylase catalyzing the
first step in the biosynthesis of DNA base J". Molecular and
biochemical parasitology 164 (2): 157–
61. doi:10.1016/j.molbiopara.2008.12.001. PMID 19114062.
Weinstock G.M, 2012. Genomic approach- es to studying the human
microbiota.
Widiyaningsih, EN., 2011.Peran Prebiotik untuk Kesehatan. Program Studi
Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 1, Juni 2011: 14-20
132
133
134
135
136