Anda di halaman 1dari 3

1.

Tahapan Perkembangan Bahasa


Berikut ialah tahap perkembangan bahasa pada tabel 1 dan tabel 2.
Tabel 1. Tahap kemampuan berbahasa menurut Archinson
Tahap perkembangan bahasa Usia
Menangis Lahir
Mendekur (menghasilkan vocal tetapi tidak jelas) 6 minggu
Meraban (menghasilkan vocal dan konsonan) 6 bulan
Pola intonasi 8 bulan
Tuturan satu kata 1 tahun
Tuturan dua kata 18 bulan
Infleksi kata 2 tahun
Kalimat Tanya dan inkar 2 ¼ tahun
Konstruksi yang jarang dan kompleks 5 tahun
Tuturan yang matang 10 tahun

Tabel 2. Tahap perkembangan bahasa 26


Usia Perkembangan bahasa Keterangan Efek cidera/lesi
normal hemisfer kiri
Bulan 0- Mengoceh/babling Tidak terjadi fungsi  50% kasus tidak
3 lateralisasi muncul efek apapun
Bulan 4- Mengoceh membentuk kata
 50% perkembangan
20
bahasa lebih lambat
Bulan Pemerolehan struktur  Terjadi pilihan  Kemampuan
21-36 bahasa penggunaan tangan menghilang
(kanan/kiri)  Pemerolehan mulai
 Fungsi bahasa dari awal
didominasi hemisfer
kiri
 Bahasa melibatkan
seluruh kinerja otak
Tahun Pembenahan gramatika dan  Kedua hemisfer aktif,  Muncul simtom afasia
3-10 perluasan kosakata lesi pada hemisfer  Dapat pulih total
kiri/kanan (kecuali kemampuan
menghambat bahasa baca-tulis)
 Jika hemisfer kiri
cedera, fungsi
dialihkan ke hemisfer
kanan
Tahun Menguasai aksen bahasa  Proses lateralisasi Simtom afasia tidak
11-14 kedua/asing berakhir, umumnya mudah hilang, terutama
tidak bias berubah jika mengalami cidera
lagi berat
Dewasa Pemerolehan bahasa kedua Bahasa terlateralisasi di Simtom afasia menetap
makin sulit hemisfer kiri pada 97% apalagi jika tidak ada
populasi perubahan dalam 3-5
bulan sejak terjadi lesi

2. Gangguan Berbahasa
Gangguan bahasa dan bicara merupakan salah satu penyebab gangguan perkembangan
pada saraf otak (broca dan wernick) sebagai sistem otak yang memproduksi artikulasi menjadi
bunyi. Oleh karena itu, pada umumnya gangguan berbahasa sering ditemukan pada anak usia
dini. Anak yang terlahir dengan alat artikulasi dan auditori yang normal akan dapat mendengar
kata-kata melalui alat pendengarannya dengan baik dan dapat berkata-kata dengan baik,
sedangkan bagi anak yang mengalami gangguan berbahasa sangat sulit untuk berbicara atau
menyampaikan isi pikirannya. Hal tersebut terjadi karena kerusakan pada daerah broca dan
wernicke yang menyebabkan terjadinya gangguan bahasa disebut dengan afasia.27
Anak yang mengalami gangguan berbahasa perlu diperhatikan dalam dua hal, yang
gunanya sebagai bentuk pendeteksian gejala awal yang dialami oleh anak. 1) lambat dalam
pemerolehan bahasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh berbagai faktor. Untuk penentuan ini, orang
tualah yang berperan penting dalam pemerolehan bahasa pada anak. Sebagai contoh, seorang
anak berusia lima tahun tentu memiliki kemampuan berbahasa lebih kompleks dibanding anak
usia berusia dua tahun. 2) penyimpangan pengggunaan bentuk baku pada anak yang memperoleh
bahasa dengan urutan yang berbeda dari kebanyakan anak lainnya, atau anak tersebut memiliki
kemampuan berbahasa yang sangat berbeda dari penutur asli bahasanya sendiri. Hal yang perlu
diperhatikan pula, bahwa gangguan berbahasa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu
faktor medis dan faktor lingkungan. Faktor medis yang merujuk pada gangguan berbicara,
gangguan berbahasa, dan gangguan berpikir. Salah satu contoh yang diakibatkan oleh faktor
medis yaitu gangguan sebagai akibat cidera otak yang menyebabkan kerusakan sistem saraf,
gangguan psikogenik, dan gangguan pada sistem mekanisme organ wicara. Demikian pula
halnya dengan kerusakan sistem saraf yang menyebabkan terputusnya jaringan antara wilayah
auditori dan produksi tutur sehingga pesan ujaran tidak tersampaikan . 28 Sedangkan gangguan
berbahasa yang disebabkan oleh faktor lingkungan seperti berbicara manja, berbicara kemayu,
berbicara latah, dan berbicara gagap. Yang mana hal ini masuk ke dalam gangguan psikogenik.29

3. Perkembagan Bahasa dan Komunikasi Anak ADHD


Salah satu gangguan yang sering dialami anak-anak ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder) adalah gangguan belajar dan gangguan berkomunikasi. Gangguan ini
telah menjadi bahan penelitian dan menjadi perhatian dari dunia kesehatan karena gangguan ini
kerap terjadi tidak hanya pada anak tetapi juga bertahan hingga dewasa. Beberapa laporan
menyebutkan bahwa 10-18% anak-anak mengidap ADHD. Rata-rata 60% anak dengan ADHD
memiliki gejala-gejala yang bertahan hingga mereka dewasa.30
Terdapat 4 masalah bahasa anak ADHD yang umum muncul: 31
1) Berbicara berlebihan
2) Kesulitan menghasilkan tindak tutur yang teratur, lancar, runtut, dan spesifik
3) Kesulitan mengadopsi peran pembicara dan pendengar yang tepat
4) Kesulitan dengan pemahaman tingkat yang lebih tinggi dari kesimpulan dan elemen
cerita.
Ciri khas anak dengan ADHD, yaitu sulit untuk memusatkan perhatian, impulsif dan
hiperaktif secara tidak langsung mempengaruhi kemampuan berbahasa berkomunikasi yang
dimiliki oleh anak. Tingkat kurangnya perhatian klinis, seperti mudah teralihkan dan tidak dapat
memahami instruksi, membuat sulit untuk berkomunikasi secara efisien. Sifat hiperaktif, seperti
berbicara berlebihan dan menyela, memengaruhi manajemen topik dan dapat mengganggu
kohesi percakapan. Perilaku impulsif, seperti memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai,
menunjukkan ketidakmampuan dalam bergiliran.32

Anda mungkin juga menyukai