Anda di halaman 1dari 17

TUGAS 01

ILMU & ILMU PENGETAHUAN

Disusun Oleh:
APRILIO CARDIOLA
(20317892)

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar

1 TB 03

S1 – ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

2018
1. Ilmu
1.1 Definisi
Pengertian ilmu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yaitu,
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut
metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di
bidang (pengetahuan) itu.
Secara etimologi, Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti
memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya,
ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu
sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.

1.2 Syarat-syarat ilmu


Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang
apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat
disebut sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak
terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1.2.1 Objektif.
Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan
masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun
bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada
karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang
dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan objek,
sehingga disebut kebenaran objektif; bukan subjektif berdasarkan
subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
1.2.2 Metodis
Adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran.
Konsekuensinya, harus ada cara tertentu untuk menjamin kepastian
kebenaran. Metodis berasal dari bahasa Yunani “Metodos” yang
berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu
yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
1.2.3 Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan
menjelaskan suatu objek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam
hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem
yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , dan mampu
menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut objeknya.
Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab
akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
1.2.4 Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran
universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua
segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu
yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-
umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu
alam mengingat objeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk
mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia
konteks dan tertentu pula.

2. Pengetahuan
2.1 Definisi
Pengetahuan adalah informasi yang diketahui atau disadari oleh
seseorang/kelompok dan belum dapat dipelajari oleh umum, tetapi
pengetahuan bisa menjadi ilmu apabila telah dikaji dan diuji sehingga bisa
tersedia untuk umum. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada
deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara
Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui
dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul
ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau
kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.
Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia
akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan
tersebut.

2.2 Sumber Pengetahuan


Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang tentu saja berasal dari berbagai
sumber. Berikut adalah sumber pengetahuan:
a. Kepercayaan yang didasarkan dari tradisi
b. Kebiasaan-kebiasaan dan agama
c. Pancaindra/pengalaman
d. Akal pikiran
e. Intuisi individual

3. Perbedaan Ilmu dengan Pengetahuan


a. Ilmu bersifat umum, sedangkan pengetahuan bersifat individual atau
kelompok
b. Guru dari suatu ilmu adalah ilmu itu sendiri, orang yang berperan dalam
penyampaian ilmu hanyalah pengajar/pengampu, sedangkan guru dari
pengetahuan adalah orang yang memiliki pengetahuan itu.
c. Ilmu telah diuji dan dikaji, sedangkan pengetahuan belum.
d. Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku
umum, sedangkan pengetahuan belum disusun secara sistematis karena
belum dicoba dan diuji.

4. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan


Perkembangan ilmu dapat diidentifikasikan ke dalam beberapa periode berikut:

4.1 Periode Pra Yunani Kuno

Catatan mengenai peradaban manusia yang paling awal tercatat berasal dari
Timur Tengah, persisnya Mesir. Pada jaman pra sejarah, nenek moyang
manusia modern di Mesir sudah mengenal bahasa, terbukti dengan
peninggalan tulisan-tulisan yang diukir di batu-batu dalam goa. Sejarah
mencatat bahwa bangsa Mesir kuno sudah mengenal ilmu bintang, ilmu
bumi, arsitektur dan sebagainya. Bangsa Mesir kemudian juga
mengembangkan papyrus (sejenis kulit kayu) yang dijadikan bahan tulis
(tahun 3000 sebelum Masehi).

Di Cina sekitar (2953-2838 SM), raja Fu Xi memperkenalkan kitab Yi Jing


(bacanya: I ching) yaitu kitab Cina kuno yang sangat terkenal di kalangan
kaum penghayat ilmu Metafisika yang bertutur tentang kehidupan manusia.
Di zaman dinasti Xia (2205-1766 SM) dikenal dengan nama Gui Cang
(kembali ke kegaiban). Lalu di masa dinasti Zhou (1066-221 SM) populer
dengan sebutan Zhou Yi (kitab perubahan dari dinasti Zhou), dan akhirnya,
kini dikenal sebagai Yi jing (dibaca: i Ching), yang secara harfiyah berati
kitab tentang perubahan.

Adapun ciri-ciri ilmu pengetahuan pada zaman ini sebagai berikut:

a. Know how bagaimana cara berbuat) dalam kehidupan sehari-hari


yang didasrakan pada pengalaman.
b. Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta
dengan sikap reseptif mind, keterangan masih dihubungkan dengan
kekuatan magic.
c. Kemampuan menemukan abjad dan sistim bilangan alam sudah
menampakkan perkembangan pemikiran manusia ke atas abstraksi.
d. Kemampuan menulis, berhitung, menyusun kalender yang
didasarkan atas sintesa terhadap hasil abstraksi yang dilakukan.
e. Kemampuan meramal suatu peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa
sebelumnya yang pernah terjadi. Misalnya gerhana bulan dan
matahari.

4.2 Zaman Yunani Kuno (abad 6 SM-6 M)

Pada zaman ini dianggap sebagai zaman keemasan yang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:

a. Pada masa ini orang memiliki kebebasan untuk mengungkapkan ide-


ide atau pendapatnya.
b. Masyarakat pada masa ini tidak lagi mempercayai mitologi-mitologi
yang dianggap sebagai suatu bentuk pseudo-rasional.
c. Masyarakat tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada
sikap reseptif attitude (sikap menerima begitu saja) melainkan
menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang
menyelidiki sesuatu secara kritis) sikap belakangan inilah yang
menjadi cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap
kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli
pikir-ahli pikir terkenal sepanjang masa.
d. Tokoh atau ilmuwan masa yunani kuno antara lain: Thales, yang
mempelajari astronomi dan topik-topik pengetahuan termasuk fisika.
Dan sebagian sarjana mengakuinya pula sebagai ilmuwan pertama di
dunia. Thales mempertanyakan asal mula, sifat dasar dan struktur
komposisi alam, yang menurutnya semuanya berasal dari air sebagai
materi daasar kosmis.
e. Pytagoras (572-497 SM) adalah seorang ahli matematika yang lebih
terkenal Dalailny dalam geometri yang menetapkan a2 + b2 = c2. 13
f. Dan mendirikan aliran filsafat Pythagorianisme yang mengemukakan
sebuah ajaran metafisis bahwa bilangan merupakan intisari dari
semua benda maupun dasar pokok dari sifat-sifat benda.
g. Tokoh lainnya yaitu Demokritus (460-370 SM) yang menegaskan
bahwa realitas terdiri dari banyak unsur yang disebutnya dengan
atom. Pandangan Demokritus ini merupakan cikal bakal
perkembangan ilmu fisika, kimia dan biologi.
h. Plato (428-348 SM) yang berpendapat bahwa geometri sebagai
pengetahuan rasional berdasarkan akal murni menjadi kunci ke arah
ilmu pengetahuan serta bagian pemahaman mengenai sifat dasar dari
kenyataan yang terakhir. Geometri merupakan suatu ilmu yang
dengan akal murni membuktikan proporsi-proporsi abstrak mengenai
hal-hal yang abstrak. Begitu pentingnya geometri bagi filsafat
menurut Plato sehingga konon pintu gerbang akademi Plato tertulis ”
janganlah orang masuk ke sini jika ia tidak mengetahui geometri”
i. Aristoteles (384-322 SM) yang berpendapat bahwa filasafat dan ilmu
tergolong sebagai pengetahuan rasional, yakni pengetahuan yang
diperoleh dari pemikiran atau rasio manusia, yang dapat dibedakan
menjadi tiga bagian yaitu: Praktike (pengetahuan praktis), Poietike
(pengetahuan produktif) dan theoretike (pengetahuan teoritis).
Adapun Theoritike dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu:
Mathematike (pengetahuan matematika), Phisike (pengetahuan fisika)
dan Prote philosophia (filsafat pertama).

4.3 Zaman Pertengahan (Middle Age : 6-16 M)

Zaman pertengahan atau yang disebut Middle Age ditandai dengan


tampilnya para theolog di lapangan ilmu pengetahuan di belahan dunia
eropa. Para ilmuwan pada masa ini hampir semua para theolog, sehingga
aktifitas ilmiah terkait dengan aktifitas keagamaan yaitu agama Kristen,
atau dengan kata lain, kegiatan ilmiah diarahkan untuk mendukung
kebenaran agama. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa ini adalah
Ancilla Theologia (abdi agama).

Sebaliknya di dunia Timur terutama Negara-negara Islam justru terjadi


perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat. Kalau di daerah Barat
pada zaman pertengahan lebih berkutat pada masalah-masalah keagamaan,
maka berbeda dengan peradaban dunia Islam yang saat itu melakukan
penerjemahan besar-besaran terhadap karya-karya filosof yunani dan
berbagai temuan di lapangan ilmiah lainya.

Bani Umayyah sebagai salah satu contohnya telah menemukan suatu cara
pengamatan astronomi pada abad 7 Masehi, yaitu sekitar 8 abad sebelum
Galileo Galilei dan Copernicus. Sedangkan kebudayaan Islam yang
menaklukkan Persia abd 8 Masehi telah mendirikan sekolah kedokteran di
Jundishapur. Pada zaman keemasan kebudayaan Islam dilakukan
penerjemahan berbagai karya Yunani dan bahkan Kholifah Al Makmun
telah mendirikan Rumah kebajikan (House Wisdom) pada abad 9 Masehi.
Itu artinya bahwa perjalanan peradaban islam sudah jauh lebih dulu
terbentuk dibandingkan peradaban Barat.

Pada zaman pertengahan ini, Eropa berada dalam masa tidur panjang akibat
pengaruh dogma-dogma agama sedangkan kebudayaan Islam di zaman
dinasti Abbasiyah berada pada puncak keemasannya. Ali Kettani
menengarahi kemajuan umat Islam pada masa itu lantaran didukung
semangat sebagai berikut:

a. Universalism
b. Tolerance
c. International Character of the market
d. Respect for science and scintist
e. the Islam nature of both the end and means of science.

Universalism artinya pengembangan iptek mengatasi sekat-sekat


kekuasaan, kebangsaan, bahkan keagamaan. Tolerance artinya sikap
tenggangrasa dalam pengembangan iptek dimaksud untuk membuka
cakrawala di kalangan para ilmuan sehingga perbedaan pendapat dianggap
sebagai pemicu ke arah kemajuan, bukan sebagai penghalang. Di zaman
dinasti Abbasiyah perpustakaan Darul Himah membuka pintu bagi para
ilmuan non muslim untuk memanfaatkan dan mempelajari berbagai literatur
yang ada di dalamnya. Pemasaran hasil iptek merupakan suatu wahana
untuk menjamin kontinyuitas aktifitas ilmiah itu sendiri, karena itu,
International character of the market (pasar yang bersifat internasional)
sangatlah dibutuhkan. Respect for science and scientist (penghargaan yang
tinggi) dalam arti setiap temuan dihargai secara layak sebagai hasil jerih
payah atas usaha seseorang atau sekelompok orang. The Islam nature of
both the end and means of science artinya, sarana dan tujuan iptek haruslah
terkait dengan nilai-nilai agama artinya, setiap kegiatan ilmiah tidak boleh
bebas nilai, apalagi nilai agama. Sebab ilmuan yang melepaskan diri dari
nilai-nilai agama akan terperangkap pada arogansi intelektual, dan
menjadikan perkembangan iptek yang depersonalisasi dan dehumanisasi.

Tanda lain dari keemasan Islam (Golden Age) adalah kemajuan pesat ilmu
dengan memperkenalkan sistim desimal. Filsuf muslim Al Khawaruzmi
yang mengembangkan trigonometri dengan memperkenalkan teori sinus
dan cosinus, tangent dan cotangent. Ilmu Fisika menampilkan Fisikus asal
Baghdad Musa Ibnu Syakir dan putranya Muhammad, Ahmad dan Hasan
yang mengarang kitab Al Hiyal yang menggambarkan hukum-hukum
mekanik dan stabilitas. Ibnu Al Haytham (965-1039 M) yang mengarang
kitab Al-Manadhir, yang membuktikan hukum refraksi cahaya.

Bidang astronomi pada awalnya diterjemahkan pada zaman bani Umayyah


dan dilanjutkan pada zaman bani Abbasiyah awal. Ibnu Habib Al Farisi
(777 M) merupakan ilmuan muslim pertama yang menerjemahkan karya
Ptolemy yang berjudul Almagest. Bidang ilmu Kimia menampilkan Jabir
Ibnu Hayyan Al Kufi dari Kufah yang memiliki Laboratorium dekat
Bawabah Damaskus yang melakukan percobaan pada pancaindera,
penggunaan metalik, dan lain-lain. Jabir menggambarkan eksperimen yang
dilakukan dalam kalimat berikut ini: ”Pertama kali saya mengetahui
sesuatu dengan tangan dan otak saya, dan saya menyelidiki sesuatu itu
sampai benar, dan mencari kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya”

Sejak zaman Rasulullah, bidang ilmu kedokteran di dunia Islam sebenarnya


sudah dirintis dengan mendirikan rumah sakit di Madinah, termasuk rumah
sakit untuk angkatan perang Islam. Ar Razi merupakan ahli medis muslim
pertama yang memimpin rumah sakit Baghdad. Ar Razi menulis buku
tentang Diet, farmakologi dan lain-lain. Buku medis lainya ditulis oleh Ali
Ibnu Abbas Al ahwazi (940 M) Al Kitab Al Maliki tentang teori dan praktik
medis. Ibnu Siena juga mengarang buku teks tentang medis yang berjudul
Al Qanun, yang menjadi buku standar selama 500 tahun dalam dunia Islam
dan Eropa. Ibnu Siena juga meneliti tentang masalah anatomi, kesehatan
anak, gynaesology.

Di bidang Geografi, para ilmuan muslim mengembangkan jarum magnetic


untuk dipergunakan dalam navigasi dan penemuan kompas, sehingga
mereka berjasa dalam penemuan pulau-pulau baru dan rute laut lingkar
Asia, Afrika dan Eropa. Para petualang muslim menjelajahi cina, Jepang,
India, Asia Tenggara, da Samudra Hindia, Eropa termasuk Skandinavia,
Irlandia, Jerman, Perancis dan Rusia. Pada abad kesembilan ahli Geografi
muslim Ahmad Ibnu Ya’kub menggambarkan perjalanan dalam kitab Al
Buldan dan Ubayd-Allah ibnu Abd-allah ibnu Khurd Dhabah (825-912 M)
yang mempublikasikan bukunya Al Masalik wa Al Mamalik (garis Edar dan
Kerajaan).

4.4 Zaman Renaissance (abad 14-16 M)

Zaman Renaissance ditandai sebagai era kebangkitan kembali pemikiran


yang bebas dari dogma-dogma agama. Renaissance ialah zaman peralihan
ketika kebudayaan abad tengah mulai berubah menjadi suatu kebudayaan
modern. Manusia pada zaman renaissance adalah manusia yang merindukan
pemikiran yang bebas seperti zaman Yunani kuno. Pada zaman renaissance
manusia disebut sebagai animal rationale, karena pada masa ini pemikiran
manusia mulai bebas dan berkembang. Manusia akan mencapai kemajuan
(progress) atas hasil usahanya sendiri, tidak didasarkan campur tangan ilahi.

Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada


zaman renaissance. Ilmu pengetahuan yang berkembang maju pada masa
ini adalah bidang astromoni. Tokoh-tokohnya yang terkenal seperti: Nicolus
copernicus (1473-1543) seorang tokoh gerejani yang ortodok yang
mengemukakan bahwa matahari berada di pusat jagat raya bumi
mempunyai dua macam gerak yaitu: perputaran sehari-hari pada porosnya
dan perputaran tahunan mengelilingi matahari. Teorinya ini disebut
“Heliloisme” dimana matahari adalah pusat jagat raya bukan bumi
sebagaimana dikemukakan oleh Ptolomeus yang diperkuat oleh Gereja.
Ilmuwan lainnya pada periode ini adalah Kepler dan Gelileo Gelilei.
Langkah-langkah yang dilakukan Galileo dalam bidang ini menanamkan
pengaruh kuat bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern, karena
menunjukkan beberapa hal seperti: pengamatan (observasi), penyingkiran
(eliminasi) segala hal yang tidak termasuk dalam peristiwa yang diamati.
Idealisasi, penyusunan teori secara spekulatif ats peristiwa tersebut,
peramalan (prediction), pengukuran (measurement), dan percobaan
(experiment) untuk menguji teori yang didasarkan pada ramalan matematik.

4.5 Zaman Modern (Abad 17-19 M)

Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan dalam bidang ilmiah.


Perkembangan ilmu pengetahuan pada zaman modern ini sesungguhnya
sudah dirintis sejak zaman Renaissance, yaitu permulaan abad XIV.
Benua Eropa dipandang sebagai basis perkembangan ilmu pengetahuan
pada masa ini menurut Slamet Imam Santoso sebenarnya mempunyai tiga
sumber yaitu:

a. Hubungan antara kerajaan Islam di semenanjung Iberia dengan


Negara-negara Perancis. Para pendeta di Perancis banyak yang belajar
di Spanyol, kemudian mereka inilah yang menyebarkan ilmu
pengetahuan yang diperolehnya itu di lembaga-lembaga pendidikan di
Perancis.
b. Perang Salib (1100-1300) yang terulang sebanyak enam kali tidak
hanya menjadi ajang peperangan fisik, namun juga menjadikan para
tentara atau serdadu Eropa yang berasal dari berbagai negara itu
menyadari kemajuan negara-negara Islam, sehingga mereka
menyebarkan ajaran pengalaman mereka itu sekembalinya di negara
masing-masing.
c. Pada tahun 1453 Istambul jatuh ke tangan Bangsa Turki, sehingga
para pendeta atau sarjana mengungsi ke Italia atau negara-negara lain.
Mereka ini menjadi pioner-pioner bagi pengembangan ilmu di Eropa.

Tokoh yang terkenal sebagai bapak Filsafat modern adalah Rene Descrates.
Ia telah mewariskan suatu metode berfikir yang menjadi landasan berfikir
dalam ilmu pengetahuan modern. Langkah-langkah descrates adalah
sebagai berikut:

a. Tidak menerima apapun sebagai hal yang benar kecuali kalau


diyakini sendiri bahwa itu memang benar.
b. Memilah-milah masalah menjadi bagian-bagian terkecil untuk
mempermudah permasalahan.
c. Berfikir runtut mulai dari hal yang sederhana sedikit demi sedikit
untuk sampai ke hal yang paling rumit.
d. Perincian yang lengkap dan pemeriksaan yang menyeluruh diperlukan
supaya tidak ada yang terlupakan.
e. Perkembangan ilmu mencapai puncak kejayaan di tangan Newton.
Ilmuwan Inggris ini antara lain merumuskan teori gaya berat dan
kaidah-kaidah mekanika dalam karya tulis yang diberi judul
Philosophiae Naturalis Principia Mathematica Asas-asas matematika
dari filsafat alam)

4.6 Zaman Kontemporer (Abad 20 dan seterusnya)

Diantara ilmu-ilmu khusus yang dibicarakan para filsuf, maka bidang fisika
menempati kedudukan yang paling tinggi. Menurut Root Fisika dipandang
sebagai ilmu pengetauan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur
fundamentasil yang membentuk alam semesta.

Fisikawan termashur abad keduapuluh adalah Albert Einstein. Ia


mengatakan bahwa alam itu tak terhingga dan tak terbatas, tetapi juga
bersifat statis dari waktu ke waktu. Einstein percaya akan kekekalan materi.
Ini berarti bahwa alam semesta ini bersifat kekal, atau dengan kata lain
tidak mengakui adanya pencipata alam. Namun pada tahun 1929 seorang
fisikawan lain Hubble yang mempergunakan teropong terbesar di dunia
melihat galaksi-galaksi di sekeliling kita dengan kelajuan yang sebanding
dengan jaraknya dari bumi. Observasi ini menunjukkan bahwa alam
semesta ini tidak statis, melainkan dinamis, sehingga meruntuhkan
pendapat Einstein tentang teori kekekalan materi dan alam semesta yang
statis. Dan jagad raya ternyata berekspansi.

Disamping teori tentang fisika, teori alam semesta dan lain-lain, maka
zaman kontemporer ini ditandai dengan penemuan berbagai teknologi
canggih. Teknologi komunikasi dan informasi termasuk salah satu yang
mengalami kemajuan yang sangat pesat. Mulai dari penemuan computer,
berbagai satelit komunikasi, internet dan lain sebagainya. Mobilitas
manusia yang sangat tinggi saat ini merupakan pengaruh teknologi
komunikasi dan informasi.

Dalam pertengahan abad ini, dapat pula disaksikan lahirnya serangkaian


ilmu antar disiplin misalnya ilmu perilaku (behavioral science) yang
menggabungkan ilmu psikologi dengan berbagai cabang ilmu sosial seperti
sosiologi , antropologi untuk menelaah tingkah laku manusia. Contoh lain
ilmu antar disiplin ialah Anatomi Sosial manusiawi (Human Social
anatomy) yang memadukan anatomi, ilmu fosil, antropologi Ragawi, dan
Etopologi studi tentang pola perilaku organisme)

Bidang ilmu lainnya juga mengalami perkembangan yang sangat pesat


sehingga terjadi spesialisasi-spesialisasi ilmu yang semakin tajam. Ilmuwan
kontemporer cenderung mengetahui hal yang sedikit tapi secara mendalam.
Ilmu kedokteran semakin menajam dalam spesialis dan sub-spesialis atau
super-spesialis, demikian juga bidang-bidang lain. Di samping cenderung
ke arah spesialisasi, kecenderungan lain adalah sintesis antara bidang ilmu
satu dengan lainnya, sehingga dihasilkannya bidang ilmu baru, seperti:
Bioteknologi yang dewasa ini dikenal dengan teknologi Kloning.
5. Klasifikasi Ilmu Pengetahuan
Sebagian intelektual, seperti Jujun S. Suriasumantri, mengklasifikasikan
pengetahuan menjadi dua cabang besar, yaitu ilmu (science), (yang mencakup
ilmu-ilmu alam dan sosial), dan humaniora (humanities). Humaniora, menurut
Elwood adalah seperangkat sikap dan perilaku moral manusia terhadap
sesamanya yang meliputi filsafat, moral, seni, sejarah, dan bahasa.
The New Encyclopaedia Britannica membagi-kelompokkan sains yang dimiliki
oleh manusia berdasarkan beberapa pohon ilmu sebagai berikut:
5.1 Logika (logic)
a. Sejarah dan filsafat logika (History and philosophy of logic) yang
terdiri dari: sejarah logika (History of Logic), filsafat logika,
(Philosophy of Logic).
b. Logika formal, metalogika, logika terapan (Formal logic, metalogic,
and applied logic) yang terdiri dari: logika formal (Formal logic),
metalogika (Metalogic), logika terapan (Applied logic),

5.2 Matematika (Mathematics).

a. Sejarah dan landasan matematika (History and foundations of


mathematics) yang terdiri dari: sejarah matematika (History of
mathematics), landasan matematika (Foundations of mathematics).
b. Cabang-cabang matematik (Branches of mathematics) meliputi: Teori
Himpunan (Set Theory), Aljabar (Algebra), Geometri (Geometry),
Analisis (Analysis), Kombinatorika dan teori bilangan (Combinatories
and number theory), Topologi (Topology),
c. Penerapan-penerapan matematika (Application of mathematics),
meliputi: Matematika sebagai suatu ilmu berhitung (Mathematics as a
calculatory science), Statistika (Statistic), Analisis numeris (Numerical
analysis), Teori automata (Automata theory), Teori matematis optimisasi
(Mathematical theory of optimization), Teori informasi (Information
theory), Matematika tentang teori fisika (Mathematical aspects of
physical theories).

5.3 Ilmu Alam (Natural Science)

a. Sejarah dan filsafat ilmu (History and philosophy of science) yang terdiri
dari: Sejarah Ilmu (History of Science), Filsafat ilmu (Phylosphy of
science),
b. Ilmu-ilmu Fisika (Physical sciences) yang dapat dibagi ke dalam:
Sejarah ilmu fisika (History of the Physical science), Sifat dasar dan
lingkup astronomi dan astrofisika (The nature of enscope of astronomy
and astrophysics), Sifat dasar dan lingkup fisika (the Nature of enscope
of Physics),Sifat dasar dan lingkup kimia (The nature of enscope of
Chemistry),
c. Ilmu Bumi (the Earth science) yang membahas tentang: Sifat dasar dan
sejarah ilmu bumi (The nature and history of the Earth science), Sifat
dasar, lingkup dan metode-metode ilmu Bumi khusus (The nature, scope
and methods of particular Earth science)
d. Ilmu-ilmu Biologi (The Biological sciences) yang terdiri dari:
Perkembangan ilmu-ilmu biologi (Development of the Biological
Sciences), Sifat dasar, lingkup dan metodologi Ilmu Biologis (The
nature, scope and methodology of the Biological Sciences), Filsafat
Biology (Philosophy of Biology).
e. Ilmu Kedokteran dan disiplin ilmu yang tergabung (Medicine and
affiliated disciplines) yang membahas tentang: Sejarah Ilmu Kedokteran
(History of medicine), Bidang-bidang praktek atau penelitian medis
khusus (Field of Specialized medical practised or research), Displin
ilmu yang tergabung dalam ilmu kedokteran (Disciplines of affiliated
with medicine).
f. Ilmu Sosial dan psikologi (The social sciences and psychology) yang
mencakup: Perkembangan ilmu sosial (Development of the Social
sciences), Sifat dasar antropologi (The nature of anthropology), Sifat
dasar sosiologi (The nature of sociology), Sifat dasar ilmu ekonomi (The
nature of economics), Ilmu Politik (Political sciences), Sejarah dan
metode psikologi (History and methods of Psychology),
g. Ilmu Teknologi (The technological sciences) yang mencakup: Sejarah
ilmu teknologi (History of technological sciences), Segi-segi akademika
dan profesional dari keinsinyuran (Academics and professional aspects
of engineering), Sifat dasar dan cakupan ilmu pertanian (The nature and
scope of agricultural sceinces), Sifat dasar dan cakupan displin antar
ilmu yang baru dikembangkan (The nature and scope of presently
developed intersciences disciplines),

5.4 Sejarah dan humaniora (History and humanities). Sejarah dan Humaniora
dapat dibagi lagi ke dalam:
a. Historiografi dan studi sejarah (historyography and the study ofhistory),
meliputi: Historiografi (historyography), Penyelidikan dan penelitian
sejarah modern (modern hitorical investigation and research), Filsafat
sejarah (Philosophy of History),
b. Humaniora dan kesarjanaan humanistik (the Humanities and humanistics
scholarship), meliputi: Sejarah kesarjanaan humanistik (History of
humanistic scholarship), Humaniora (The humanities).

5.5 Filsafat (philosophy). Filsafat terdiri dari:


a. Sifat dasar dan pembagian filsafat (The nature and the divisions of
philosophy), meliputi: Sifat dasar, lingkup dan metode filsafat (The
nature, scope and methods of philosophy), Pembagian filsafat (The
divisions of philosophy),
b. Sejarah filsafat (History of philosophy), meliputi: Penulisan sejarah
filsafat (The writings of history of philosophy), Sejarah filsafat Barat
(History of Western Philosophy), Filsafat bukan Barat (Non Westerns
Philosophy), Filsafat yang berhubungan dengan agama (Philosophies
associated with religions),
c. Aliran dan ajaran filsafat (Philosiphycals Schools and doctrines),
meliputi: Aliran-aliran filsafat utama di Barat (Major Philosiphycal
Schools in the West), Teori ada dan eksistensi (Theories of Beeing and
Existence), Teori pikiran, pengetahuan dan daya budi (Theories of
Thought and Knowledge and Faculties of Minds), Teori perilaku
(Theories of conduct),

6. Karakteristik Ilmu Pengetahuan

6.1 Ilmu kerohanian, yang meliputi ilmu jiwa dan agama

Karakternya: Obyek dari ilmu ini adalah hasil keyakinan manusia atau
dapat dikatakan suatu keadaan spiritual manusia. Sifat dari ilmu ini adalah
subyektif.

Hasilnya adalah manusia akan lebih memperoleh ketenangan dalam


menjalani hidupnya atau dapat dikatakan manusia akan mempunyai
keyakinan. Metodologinya yaitu dengan menganalisis hasil proyeksi
kegiatan spiritual yang ditampakkan dalam aplikasi kegiatan sehari-hari.

6.2 Ilmu humaniora atau ilmu kebudayaan, yang meliputi: sastra, sejarah, ilmu
pendidikan, dan ilmu filsafat.

Obyeknya adalah hasil tindakan manusia. Sifatnya subyektif. Hasilnya


adalah manusia akan lebih menghargai hasil karya manusia lainnya. Salah
satu maksud humaniora yaitu meluruskan jalan untuk pendidikan yang lebih
lengkap dan harmonis.

Metodologinya adalah menganalisis hasil karya manusia yang tampak


dalam dunia empiris.

6.3 Ilmu sosial, yang meliputi: ilmu hukum, ilmu ekonomi, ilmu sosial politik,
ilmu ketatanegaraan.

Obyeknya adalah hasil tindakan manusia. Sifatnya subyektif. Hasilnya


manusia akan lebih toleran dengan manusia yang lainnya.

Ada 4 macam karakteristik pada ilmu sosial: Ontologi : Mengutamakan


investigasi pada setiap fenomena bahwa apakah realita dapat berdiri sendiri
atau berada dalam pemikiran kita saja. Epistemologi : Dasar pengetahuan
tentang bagaimana mengerti dunia dan bagaimana mempelajari realita
tersebut. Human Nature : Mempelajari hubungan antara manusia dan
sesama manusia bahwa apakah tingkah laku manusia dapat dipastikan atau
tidak. Metodologi : Gabungan dari ontological, epistomology, dan human
nature yang berisi strategi untuk melakukan penelitian tersebut.
Dari 4 sifat dasar ilmu sosial, dipecah berdasarkan 2 pandangan dari sudut
pandang subyektif dan obyektif.

Sudut Pandang Subyektif: • Nominalisme : Asumsi bahwa realitas sosial


adalah relatif dan dunia sosial di luar individu terbuat dari sekedar nama,
konsep, label, yang membantu seseorang untuk membayangkan suatu
kenyataan. • Anti-positivisme : Mencari di dunia sosial yang relatif dan
hanya bisa dimengerti dari sudut pandang individu. • Voluntarisme :
Berpandangan bahwa seseorang berpikir secara otomatis dan bebas. •
Ideografis : Berdasar pandangan bahwa seseorang membuat, mengubah,
dan mengerti dunia dengan mencari ilmu dengan investigasi secara
subyektif. Sudut Pandang Obyektif : • Realisme : Asumsi bahwa dunia
sosial di luar individu adalah dunia nyata yang terbentuk dari sesuatu yang
keras, tidak berubah dan nyata. • Positivisme : Mencari penjelasan di dunia
sosial dengan melihat segala aturan, parameter dan hubungan. Hal ini dapat
dipahami dengan mengkotak-kotakkan suatu variabel tak terukur dan
memberikan parameter ukuran pada variabel tersebut, kemudian membuat
hubungan antar-variabel. • Determinisme : Berpandangan bahwa seseorang
merupakan bagian yang diatur dan dipengaruhi oleh situasi dan lingkungan
dimana ia berada. • Nomotetik : Berpandangan bahwa dengan menekankan
pentingnya riset berprotokol dan sistematika yang baik untuk menganalisa
hubungan dan keunikan antar elemen. Menggunakan tes kuantitatif seperti
survey dan tes kepribadian.

6.4 Ilmu eksakta dan tehnik, meliputi: ilmu hayat, ilmu kedokteran, ilmu
farmasi, ilmu kedokteran hewan, ilmu pertanian, ilmu pasti dan alam, ilmu
tehnik dan ilmu biologi.

Obyek dari ilmu pengetahuan ini adalah alam. Sifatnya adalah obyektif.
Hasilnya manusia akan lebih memperoleh kemudahan dalam menjalankan
hidup.

7. Tokoh-tokoh Ilmuwan
7.1 Isaac Newton adalah ilmuwan penemu teori gravitasi dan teori kalkulus.
Ilmuwan paling besar dan paling berpengaruh yang
pernah hidup di dunia, lahir di Woolsthrope, Inggris, tepat
pada hari Natal tahun 1642, bertepatan tahun dengan
wafatnya Galileo. Selain teori gravitasi, banyak lagi teori
revolusioner yang diatemukan dalam dunia sains, misalnya teori gaya, ilmu
cincin warna minyak, teori calculus, dan penemuan teleskop reflektor.

7.2 Michael Faraday adalah ilmuwan Inggris yang mendapat julukan “Bapak
Listrik”, karena berkat usahanya listrik menjadi teknologi
yang banyak gunanya. Faraday lahir 22 September 1791
di Newington, Inggris. Ia mempelajari berbagai bidang ilmu pengetahuan,
termasuk elektromagnetisme dan elektrokimia. Dia juga menemukan alat
yang nantinya menjadi pembakar Bunsen, yang digunakan hampir di
seluruh laboratorium sains sebagai sumber panas yang praktis.

7.3 Alexander Fleming adalah penemu penicillin. Fleming lahir tahun 1881 di
Lochfield, Skotlandia. Setamat dari sekolah kedokteran
Rumah Sakit St. Mary di London, Fleming menceburkan
diri dalam bidang penyelidikan imunitas. Belakangan,
selaku dokter tentara pada Perang Dunia ke-1, dia
mempelajari ihwal infeksi pada luka dan dia menemukan bahwa banyak
antiseptik merusak sel badan lebih daripada dia merusak kuman. Fleming
sadar, apa yang diperlukan adalah sesuatu yang selain membunuh bakteri
tetapi tidak merusak dan berbahaya buat sel tubuh manusia.
7.4 John Dalton adalah pencetus teori atom. Ia terkenal karena teorinya yang
membangkitkan kembali istilah “atom”. Dalam buku
karangannya yang berjudul New System of Chemical
Philosophy ia berhasil merumuskan hal tentang atom
sekitar tahun 1803. John Dalton hidup pada masa 1766-
1844.
7.5 Johannes Kepler adalah penemu konsep hukum pergerakan planet-planet
yang berbentuk orbitnya berbentuk elips. Kepler adalah
seorang tokoh penting dalam revolusi ilmiah, adalah
seorang astronom Jerman, matematikawan dan astrolog.
Dia paling dikenal melalui hukum gerakan planetnya yang
dinamakan Hukum Kepler. Dia kadang dirujuk sebagai “astrofisikawan
teoretikal pertama”, meski Carl Sagan juga memanggilnya sebagai ahli
astrologi ilmiah terakhir.

7.6 Harun Yahya adalah seorang da’i dan ilmuwan Islam asal Turki yang
sangat terkemuka di dunia. Namanya semakin terkenal
ketika ia dapat menumbangkan Teori Evolusi Darwin. Ia
sangat menjunjung tinggi nilai akhlaq dan mengabdikan
hidupnya untuk mendakwahkan ajaran agama kepada masyarakat. Ia
dibesarkan di kota ini hingga lulus SMU. Komitment beliau terhadap Islam
tumbuh semakin kuat ketika beliau duduk di bangku SMU. Pada periode
ini, pengetahuan yang mendalam tentang Islam beliau dapatkan dari
membaca berbagai buku-buku agama. Di samping itu, beliau juga
memperoleh pemahaman tentang fakta-fakta penting lain yang kemudian
beliau beritahukan kepada orang-orang di sekitarnya. Nama Harun Yahya
adalah nama pena sebagai penulis saja, nama asli beliau adalah Adnan
Oktar. Beliau lahir pada 2 February 1956 di Ankara, Turki.

7.7 Ibnu Sina atau yang dikenal dengan Avicenna adalah seorang ilmuwan,
filsuf muslim, dan dokter. Ia mempunyai nama lengkap Syeikhur Rais, Abu
Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina. Ia dikenal sebagai
bapak pengobatan modern karena kemahirannya sejak kecil dalam
pengobatan. Ibnu Sina juga seorang penulis yang produktif dimana
sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Ia
dilahirkan di Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ibnu Sina
yang berasal dari keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan
pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Ibnu Sina
secara penuh memberikan perhatiannya kepada aktivitas keilmuan.
Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu, dan meski masih
berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang kedokteran.

7.8 Bacharuddin Jusuf Habibie, Presiden ketiga Republik Indonesia yang


biasa dipanggil B.J. Habibie ;lahir di Pare-Pare, Sulawesi
Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan anak
keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul
Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Habibie
yang menikah dengan Hasri Ainun Habibie pada tanggal 12 Mei 1962 ini
dikaruniai dua orang putra yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengetahuan

http://www.kuliah.info/2015/11/Pengertian-Perbedaan-Ilmu-dan-Pengetahuan.html

https://media.neliti.com/media/publications/61520-ID-sejarah-perkembangan-ilmu-
pengetahuan.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu#Bidang-bidang_keilmuan

https://www.rangkumanmakalah.com/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan/

http://bio.or.id/biografi-michael-faraday-penemu-listrik/

http://bio.or.id/biografi-alexander-fleming-penemu-penicilin/

http://bio.or.id/biografi-isaac-newton/

http://bio.or.id/biografi-john-dalton-pencetus-teori-atom/

http://bio.or.id/biografi-johannes-kepler/

http://bio.or.id/biografi-harun-yahya-adnan-oktar/

http://bio.or.id/biografi-ibnu-sina/

Anda mungkin juga menyukai