BAHASA
INDONESIA
ABSTRAK TUJUAN
Setelah mempelajari bab ini, (1) Menjelaskan pengertian karya
pembaca memiliki pengetahuan ilmiah
dan pemahaman yang benar (2) Menjelaskan ciri-ciri karya
mengenai konsep penulisan karya ilmiah
ilmiah. (3) Menjelaskan syarat-syarat
karya ilmiah
(4) Menggunakan bahasa yang
benar dalam karya ilmiah
(5) Menjelaskan jenis-jenis karya
ilmiah
(6) Menjelaskan tahapan-tahapan
penulisan karya ilmiah
(7) Membuat karya ilmiah popular
Menurut Anderson (1972-214) membaca ialah suatu proses untuk memahami yang
tersirat dalam yang tersurat, melihatn pikiran yang terkandung didalam kata-kata yang
tertulis. Adapun menurut Tarigan (1987: 7), membaca ialah suatu proses yang dilakukan
dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh
penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sementara itu, Finocharo dan Bonomo
(1973: 119), mengatakan bahwa membaca ialah memetik serta memahami arti atau
makna yang terkandung dalam bahan tertulis. Pendapat lain dikemukan oleh Lado
(1976: 132), membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya.
Sumber yang lain juga mengungkapkan bahwa membaca merupakan perbuatan yang
dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati,
memahami, dan memikirkan (Jazir Burhan dalam St.Y. Slamet, 2008:67).
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa membaca ialah
proses memahami proses tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang
disampaikan oleh penulis kepada pembacanya.
Beberapa tujuan membaca yang dikemukan oleh Anderson (1972-214) antara lain:
a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang
telah dilakukan oleh sang tokoh. (Reading for details or fact).
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik
dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa yang dipelajari atau
yang dilami sang tokoh dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang
tokoh untuk mencapai tujuannya. (Reading for main idea).
c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua dan ketiga untuk
mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita. (Reading for sequence or
organization).
d. Membaca untuk menemukan serat mengetahui
mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka
itu, apa yang hendak yang diperlihatkan oleh sang
pengarang kepada para pembaca, dan kualitas-
Jadi tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan menangkap
makna dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun
puisi yang disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.
Membaca sebagai suatu aktivitas yang kompleks, mempunyai tujuan yang kompleks
dan masalah yang bermacam-macam. Tujuan yang kompleks merupakan tujuan umum
dari membaca. Di samping tujuan umum itu tentu terdapat pula
bermacam ragam tujuan khusus yang menyebabkan timbulnya
jenis-jenis membaca, ditinjau dari segi bersuara atau tidaknya
orang waktu membaca itu terbagi atas:
1) Membaca yang Bersuara
Lafal
Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok orang dalam suatu masyarakat bahasa
mengucapkan bunyi bahasa. Suatu kata dapat diucapkan secara berbeda-beda oleh
beberapa orang atau kelompok orang, tergantung dari latar belakang mereka, tempat
tinggal mereka, pendidikan mereka, dll. Setiap suku kata dilafalkan berdasarkan satuan
suara (fon).
Jeda
Jeda adalah penghentian saat berbicara atau membaca. Jeda juga berhubungan dengan
intonasi, penggunaan intonasi yang baik dapat ditentukan pula oleh penjedaan kalimat
yang tepat. Untuk kalimat panjang penempatan jeda dalam pengucapan menentukan
ketersampaian pesan. Dengan jeda yang tepat pendengar dapat memahami pokok-
pokok isi kalimat yang diungkapkan.
Penggunaan jeda yang tidak baik membuat kalimat terasa janggal dan tidak dapat
dipahami. Dalam bahasa lisan, jeda ditandai dengan kesenyapan. Pada bahasa tulis jeda
ditandai dengan spasi atau dilambangkan dengan garis miring [/], tanda koma [,], tanda
Ekspresi
Ekspresi adalah cerminan sedang apa kondisi perasaan kita. Orang yang sedang bahagia
akan terlihat bahwa wajahnya cerah, senyum selalu terkembang di bibirnya, terlihat
raut gairah hidup dari mimiknya. Urat-urat wajah mengendur, bisa bikin awet muda
katanya.
Sebaliknya orang yang sedang sedih bisa dilihat dari wajahnya yang kusut, bermuram,
seperti tidak ada aura kehidupan terpancar dari wajahnya.
Orang yang sedang marah, terlihat dari raut muka atau urat-urat muka dan tubuh yang
menegang, tangan mengepal, gigi gemeletuk, hidung kembang kempis.
Orang yang banyak pikiran terlihat dari kelakuannya yang sering memegang kepalanya,
serasa berat sepertinya, bahkan saking beratnya pikiran, kadang menjambak sendiri
rambutnya.
Orang yang sedang malu-malu terlihat dari senyum yang setengah-setengah, wajah
agak memerah, senyam senyum sendiri!.
2. Finger Panting
Mungkin Anda pernah mengalami atau melihat ketika membaca menggunakan
pointer/penunjuk. Di sisi lain ada mitos yang mengatakan bahwa ketika membaca
tak boleh menggunakan penunjuk atau jari tangan. Mitos ini dipercayai juga oleh
banyak pendidik dan para orang tua yang mengajari anaknya dalam membaca.
Kebiasaan membaca menggunakan penunjuk seperti ini merupakan kesalahan
dalam membaca cepat yang disebut Finger panting.
Dalam perkembangannya para pakar membaca cepat justru
membolehkan teknik membaca cepat menggunakan
pointer/penunjuk. Alasannya adalah menggunakan penunjuk
atau jari tangan dalam membaca justru dapat meningkatkan
konsentarsi dan mempercepat proses membaca, karena
2019 ManajemenKompensasi PusatBahanAjardaneLearning
9 Ade Siti Haryanti, M.Pd
http://www.undira.ac.id
dapat langsung mengarahkan mata pada bahan bacaaan. Jika Anda tak percaya,
silahkan buktikan membaca menggunakan cara seperti ini.
3. Regretio
Secara sadar ketika membaca kadang-kadang mata kita tertuju pada kata-kata atau
kalimat yang sudah di baca. Ada kalanya ketika membaca pikiran atau otak
memikirkan bacaan yang lalu atau memikirkan hal lain di luar isi bacaan. Cara
seperti ini dapat berakibat pada penglihatan mata kita tidak konsen pada bahan
bacaan (kalimat) sehingga membaca menjadi lamban. Kebiasaan salah dalam
membaca ini disebut hambatan regretio.
4. Back Skippin
Ketika membaca secara tidak sadar kadang-kadang kita mengulang-ulang bahan
bacaan (kata atau kalimat) sebelum topik yang dibaca diselesaikan. Cara ini
merupakan kesalahan membaca yang disebut back skippin. Cara seperti ini dapat
mengakibatkan penglihatan mata kita terhadap bahan bacaan menjadi lamban,
sehingga sulit melakukan speed reading.
5. Menggerak Gerakan Kepala
Yang dimaksud dari menggerak gerakan kepala adalah saat membaca terkadang
kepala kita mengikuti arah bacaan yang sedang kita baca sehingga hal tersebut
dapat mengganggu dan mengurangi daya konsentrasi saat membaca. Hal tersebut
seharusnya juga dihindari disaat membaca.
Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh
agar mendapat hasil yang benar-benar baik. Henry Guntur Tarigan (1986: 15) menyatakan bahwa
menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa
tulis sebagai media penyampai. Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno
(2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan
perasaan. Lado dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno (2009: 5) juga mengungkapkan
pendapatnya mengenai menulis yaitu: meletakkan simbol grafis yang mewakili bahasa yang
dimengerti orang lain. Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menurut
Heaton dalam St. Y. Slamet (2008: 141) menulis merupakan keterampilan yang sukar dan kompleks.
college. Menulis merupakan salah satu hal paling penting yang kamu lakukan di sekolah.
Kemampuan menulis yang baik memegang peranan yang penting dalam kesuksesan, baik itu
menulis laporan, proposal atau tugas di sekolah. Pengertian menulis diungkapkan juga oleh Barli
Bram (2002: 7) in principle, to write means to try to produce or reproduce writen message. Barli Bram
mengartikan menulis sebagai suatu usaha untuk membuat atau mereka ulang tulisan yang sudah
ada. Menurut Eric Gould, Robert DiYanni, dan William Smith (1989: 18) menyebutkan writing is a
creative act, the act of writing is creative because its requires to interpret or make sense of something:
a experience, a text, an event. Menulis adalah perilaku kreatif, perilaku menulis kreatif karena
M. Atar Semi (2007: 14) dalam bukunya mengungkapkan pengertian menulis adalah suatu
proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Burhan Nurgiantoro (1988:
273) menyatakan bahwa menulis adalah aktivitas aktif produktif, yaitu aktivitas menghasilkan bahasa.
Menulis menurut McCrimmon dalam St. Y. Slamet (2008: 141) merupakan kegiatan menggali pikiran
dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara
menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan jelas. St. Y. Slamet
(2008: 72) sendiri mengemukakan pendapatnya tentang menulis yaitu kegiatan yang memerlukan
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, menulis ialah proses menuangkan ide/gagasan dimana akan
a. Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat dan
pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar khalayak pembaca memperoleh pengetahuan
dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat maupun yang
sebuah tulisan akan dapat menghasilkan apabila penulis mampu menyajikan dengan gaya bahasa
c. Mendidik adalah salah satu tujuan dari komunikasi melalui tulisan. Melalui membaca hasil tulisan
wawasan pengetahuan seseorang akan terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada
cenderung lebih terbuka dan penuh toleransi, lebih menghargai pendapat orang lain, dan tentu
d. Menghibur fungsi dan tujuan menghibur dalam komunikasi, bukan monopoli media massa, radio,
televisi, namun media cetak dapat pula berperan dalam menghibur khalayak pembacanya.
Tulisan-tulisan atau bacaan-bacaan “ringan” yang kaya dengan anekdot, cerita dan pengalaman
lucu bisa pula menjadi bacaan penglipur lara atau untuk melepaskan ketegangan setelah
Abdurrahman dan Waluyo (2000: 223) menyatakan bahwa “tujuan menulis siswa di sekolah dasar
untuk menyalin, mencatat, dan mengerjakan sebagian besar tugas-tugas yang diberikan di sekolah
6) Memotivasi pembaca.
Hugo Harting (dalam Tarigan, 1994:24-25) mengklasifikasikan tujuan penulisan, antara lain:
5. Mendorong calon penulis terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi dan terbiasa
1. Mengetahui kemampuan dan potensi diri serta pengetahuan kita tentang topik yang
dipilihnya. Dengan mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan
serta membandingkan fakta-fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan kalau kita tidak
menulis.
3. Lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yag
ditulis. Dengan demikian, kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoritis maupun
tersurat. Dengan demikian, permasalahan yang pemula masih samar menjadi lebih jelas.
5. Melalui tulisan kita dapat menjadi peninjau dan penilai gagasan kita secara objektif.
6. Lebih mudah memecahkan masalah dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks
7. Dengan menulis kita aktif berpikir sehingga kita dapat menjadi penemu sekaligus pemecah
8. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir dan berbahasa secara
tertib.
1. Suatu sarana untuk pengungkapan diri (a tool for self-expression), yaitu suatu sarana untuk
3. Suatu sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan suatu
perasaan harga diri (a tool to help developing personal satisfaction, pride, and feeling of self-
worth), artinya rasa bangga, puas, dan harga diri dapat membangkitkan kepercayaan terhadap
4. Suatu sarana untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan terhadap lingkungan sekeliling
daya serapnya pada tingkat kejasmaniahan, tingkat perasaan maupun tingkat kerohaniahan.
5. Suatu sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan bukannya penerimaan yang
pasrah (a tool for active involvement, not passive acceptance), artinya dengan mengarang,
seseorang dapat mengemukakan gagasan, menciptakan suatu, dan secara aktif melibatkan diri
dengan ciptaannya.
menggunakan bahasa (a tool for developing an understanding of and ability to use the language),
1. Kegiatan menulis adalah sarana untuk menemukan sesuatu, dalam artian dapat mengangkat
ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita.
4. Kegiatan menulis dapat melatih sikap objektif yang ada pada diri seseorang.
5. Kegiatan menulis dapat membantu diri kita untuk berlatih memecahkan beberapa masalah
sekaligus.
6. Kegiatan menulis dalam sebuah bidang ilmu akan memungkinkan kita untuk menjadi aktif
Hepi Andi Bastomi, MA menyebutkan ada 5 kekayaan yang akan dihasilkan oleh penulis, yaitu:
1. Kekayaan pahala
2. Kekayaan uang
3. Kekayaan sahabat
4. Kekayaan pengetahuan
5. Kekayaan nama
2019 ManajemenKompensasi PusatBahanAjardaneLearning
14 Ade Siti Haryanti, M.Pd
http://www.undira.ac.id
Pada umumnya penulis juga akan mempunyai manfaat atas yang ditulisnya, diantaranya:
1. Secara material
Secara material, penulis memperoleh honorium dan merupakan sebagai profesi sambilan untuk
memperoleh penghasilan.
Secara non material, dengan menulis mendapatkan kepuasan batin karena bisa
dan dapat mencerdaskan bangsa. Bahkan mendapatkan pahala dari Allah swt.
3. Popularitas
Selain dari material dan non material penulis dapat terkenal namanya dimana-mana, dikota, luar
diantaranya:
3. Sarana untuk mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, dan rasa harga diri
Jenis-jenis Menulis
adalah penggambaran untuk melukiskan perasaan dari penulis, (2) narasi yang bersifat imajinasi, (3)
eksposisi bertujuan untuk memberikan informasi kepada pembaca, dan (4) argumentasi bertujuan
menulis digunakan untuk memberikan informasi tentang hal baru, pendapat, maupun tentang pribadi
menceritakan keadaan sesuai dengan aslinya sehingga pembaca dapat merasakan apa yang
dirasakan oleh penulis. Menulis deskripsi digunakan jika penulis ingin menggambarkan bentuk, sifat,
dan rasa dari hal yang diamatinya. Deskripsi juga digunakan untuk menggambarkan perasaan penulis
seperti, bahagia, takut, sedih, dan sebagainya. Untuk memahami tulisan deskripsi, pembaca dituntut
untuk menggunakan pancainderanya. Menulis deskripsi harus didasarkan pada pengamatan yang
Tujuan deskripsi adalah membentuk, melalui ungkapan bahasa, imajinasi pembaca agar dapat
membayangkan suasana, orang, peristiwa, dan agar mereka dapat memahami suatu sensasi atau
emosi (Kurniawan, 2007:10). Pada umumnya, menulis deskripsi jarang berdiri sendiri. Bentuk tulisan
tersebut selalu menjadi bagian dalam bentuk tulisan lainnya dan saling berkaitan.
Menurut Suparno (2006: 4.14), menulis deskripsi ada dua macam, yaitu karangan deskripsi orang
dan karangan deskripsi tempat. Dalam penelitian ini, peneliti memilih karangan deskripsi tempat,
karena tema yang dibahas adalah “Pengalaman” jadi melalui karangan deskripsi ini, siswa akan
mendeskripsikan tempat secara jelas. Hal-hal yang perlu dikembangkan dan dideskripsikan secara
jelas adalah mengenai suasana hati, kelengkapan penggambaran, dan keruntutan penulisan. Semua
Narasi adalah tulisan yang menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno, 2006: 4.54). Karangan narasi
berisi penyampaian rangkaian peristiwa menurut urutan kejadiannya, dengan maksud memberi arti
pada suatu kejadian tersebut. Tujuan menulis narasi ada dua, yaitu (1) hendak memberikan informasi
atau memberi wawasan dan memperluas pengetahuan kepada pembaca, (2) hendak memberikan
menerangkan sesuatu (Suparno, 2006: 5.29). Dalam eksposisi masalah yang dikomunikasikan
adalah informasi yang berupa data faktual, suatu analisis, dan bisa juga berupa fakta dari pendirian
teguh seseorang.
Argumentasi adalah tulisan yang berisi atas paparan alasan dan pendapat untuk membuat suatu
kesimpulan (Suparno, 2006: 5.56). Argumentasi ditulis untuk memberikan alasan, memperkuat atau
menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Jadi, setiap karangan argumentasi selalu terdapat
2019 ManajemenKompensasi PusatBahanAjardaneLearning
16 Ade Siti Haryanti, M.Pd
http://www.undira.ac.id
alasan atau argumen tentang bantahan terhadap suatu pendapat atau penguatan terhadap pendapat
tersebut.
Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang relevan dan
Menulis adalah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bahasa tulis untuk tujuan memberi
Istilah menulis sering melekat pada proses kreatif yang bersifat ilmiah
Istilah mengarang lebih melekat pada proses kreatif yang non ilmiah
Tulisan popular adalah rubrik iptek, yang memuat tulisan tulisan yang memaparkan aspek khusus
iptek dengan menggunakan bahasan umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam.
1. Apabila pembaca artikel jurnal adalah profesional atau spesialis dalam suatu disiplin ilmu,
maka pembaca karangan ilmiah populer adalah masyarakat umum, awam atau profesional dalam
bidang lain
2. Apabila penulis artikel jurnal selain memberikan nama, lembaga akademik tempat ia bekerja
serta kualifikasi akademiknya, maka penulis karangan ilmiah populer Menuliskan nama tanpa
3. Apabila artikel jurnal ditulis dengan kalimat yang lebih kompleks dan relatif panjang serta
penuh dengan istilah teknis, maka karangan ilmiah populer ditulis dengan kalimat-kalimat singkat dan
4. Apabila artikel jurnal menyertakan kutipan, catatan kaki (footnotes) dan daftar pustaka agar
materi yang ditulis dapat divalidasi, maka karangan ilmiah populer umumnya tidak meyertakan
informasi-informasi tersebut.
5. Apabila artikel jurnal lebih dipenuhi tulisan verbal dan sedikit tabel, maka karangan ilmiah
4. Membedakan isi tulisan populer dengan tulisan ilmiah atau buku ilmiah
1) Tahapan Membaca
a. Tahap I
Membaca bahan yang telah dipelajari, mengucapkannya dengan baik atau bahan yang
mungkin telah diingat. Bahan-bahan tersebut mungkin berupa percakapan, nyanyian, serangkaian
kalimat tindakan ataupun cerita sederhana mengenai hal-hal yang telah dialami.Dalam tahap ini, perlu
ada bimbingan untuk mengembangkan atau meningkatkan responsi-responsi visual yang otomatis
terhadap gambaran-gambaran huruf yang akan dilihat pada gambaran cetakan. Selain itu harus
benar-benar memahami bahwa kata-kata tertulis itu mewakili atau menggambarkan bunyi-bunyi.
b. Tahap II
Menyusun kata-kata serta struktur- struktur dari bahasa asing yang telah diketahui menjadi
bahan dialog atau paragraf yang beraneka ragam. Pada tahap ini perlu dibimbing dalam membaca
bahan yang baru disusun.
c. Tahap III
Membaca bahan yang berisi sejumlah kata dan struktur yang masih asing atau belum biasa.
Beberapa percobaan informal telah menunjukkan bahwa pembaca mengalami sedikit kesulitan
bahkan tidak mengalami kesulitan sama sekali menghadapi sebuah kata baru yang diselipkan di
antara tiga puluh kata biasa. Pada tahap ini pembaca acap kali teks-teks tata bahasa berisi paragraf-
paragraf atau pilihan-pilihan yang sesuai buat bacaan.
d. Tahap IV
Pada tahap ini, beberapa spesialis dalam bidang membaca menganjurkan penggunaan teks-
teks sastra yang telah disederhanakan atau majalah-majalah sebagai bahan bacaan.
e. Tahap V
Pada tahap ini seluruh dunia buku terbuka, dalam pengertian bahan bacaan tidak dibatasi
(Finocchiaro and Bonomo, 1973:123–125 dalam Tarigan,1979:18–20).
2) Tahapan Menulis
Topik atau tema itu berbeda dengan judul. Kita bisa memberikan judul dari karya tulis kita
belakangan, tapi tema harus ditentukan dulu sebelum kita menulis. Tema adalah pondasi awal dari
Anak Kecil di Tepi Jalan - Temanya adalah seorang anak kecil yang menjadi korban dari
Diary Suamiku - Temanya adalah seorang istri muda yang mengalami penghianatan dan
Untuk menentukan sebuah topik/tema, tentunya kita harus memiliki ide yang mau kita bahas atau
tuliskan. Ide itu ada di sekitar kita, apapun bisa kita jadikan bahan untuk menuliskan sesuatu. Jika kita
sudah merasa stag atau kehabisan ide, maka jangan pernah paksakan diri. Buatlah otak kita refresh
barang beberapa saat. Setelah itu kita bisa browsing di internet, jalan-jalan ke toko buku, datang ke
2019 ManajemenKompensasi PusatBahanAjardaneLearning
18 Ade Siti Haryanti, M.Pd
http://www.undira.ac.id
perpustakaan atau pergi ke suatu tempat untuk mencari sebuah ide yang akan kita jadikan tema
tulisan.
Jika kita sudah menemukan topik/tema, jangan terburu-buru untuk menuliskannya. Memang lain
penulis lain pula cara menulisnya. Ada beberapa penulis yang tidak pernah membuat kerangka
tulisan, begitu menemukan ide untuk tema langsung ditulis. Salah satunya adalah istri saya. Tapi
untuk mempermudah dalam kita menulis khususnya untuk penulis pemula, membuat kerangka tulisan
sangat diperlukan. Ibarat kita mau pergi ke suatu tempat yang belum pernah kita ketahui, maka kita
perlu tahu jalan yang harus kita lewati. Kerangka tulisan itu bisa menjadi map dalam kita menjabarkan
Untuk membuat kerangka tulisan, bisa kita lakukan hal sebagai berikut:
Tuliskan semua ide. Apapun yang muncul di kepala kita tulis di sebuah catatan, entah itu di
sebuah kertas, notepad atau lainnya. Dan inilah nanti yang akan kita jadikan sebagai draft tulisan.
Mengembangkan ide yang ada. Jika mau menulis buku, kita bisa buat poin-poin apa saja
yang akan kita bahas. Jika mau menulis novel, kita bisa membuat alur, nama tokoh baik utama
maupun pembantu. Fungsi mengembangkan ide ini adalah untuk menambah daging dalam tulang
Tulislah dengan gaya bebas. Namanya juga kerangka, jadi tidak perlu memikirkan aturan
penulisan dulu. Kita tulis semua ide yang muncul, untuk aturan dan tata bahasa bisa kita pikirkan
belakangan.
Dari kerangka/draft yang kita buat, baru kita jabarkan dengan bentuk rangkaian tulisan. Poin-poin
yang sudah kita buat, kita jelaskan satu persatu. Alur cerita yang sudah kita rancang, mulai kita
tuliskan dalam sebuah cerita. Inilah fungsinya tadi kita membuat kerangka, karena kita bisa menulis
sediakan waktu khusus 1-2 jam. Ini akan membuat kita lebih konsentrasi
adalah sebuah karya, bagaimana kita bisa membuat karya yang bagus jika
2019 ManajemenKompensasi PusatBahanAjardaneLearning
19 Ade Siti Haryanti, M.Pd
http://www.undira.ac.id
kita mengerjakannya sambil chat, buka facebook atau twitter, menelpon atau sambil ngobrol? Untuk
Tuliskan semua yang muncul dari kepala kita. Menulislah dengan mengalir seperti kita
sedang bercerita. Bahkan bila tulisan yang kita buat sudah mulai melenceng dari kerangka dan topik,
jangan pernah menghentikannya dan tidak perlu di edit. Mulailah merangkai kata dengan
Jangan memaksakan diri menulis selama ber jam-jam. Mungkin bagi mereka yang sudah
pro dan expert, menulis dalam waktu yang lama adalah biasa. Tapi bagi penulis pemula, jangan
pernah memaksakan diri untuk menyelesaikan tulisan dalam waktu yang cepat. Untuk menghasilkan
karya tulis yang bermutu dan bagus, diperlukan pikiran yang fresh dan energi yang besar. Karena itu
Dalam tahap revisi (edit) ini, kita periksa kembali hasil tulisan kita. Mungkin saja ada ejaan yang
salah, tata bahasa yang kurang tepat, poin-poin yang terlewatkan, penyebutan tokoh yang salah, alur
yang tiba-tiba meloncat atau mau merubah susunan atau jalan ceritanya dan sebagainya. Meski kita
menulis dengan menggunakan microsoft office word terbaru, jangan terlalu mudah percaya dengan
"spell check". Karena bisa jadi kita mau menulis "bisa" jadinya malah "bias".
Telitilah semua tulisan mulai awal hingga akhir, karena tulisan yang kita buat ini untuk dikomersilkan.
Memang sangat melelahkan dan membutuhkan waktu, tapi itulah cara agar kita bisa menghasilkan
karya tulis yang bermutu dan bagus. Jika menulis di blog sendiri dengan bentuk yang acak-acakan,
itu sih hak setiap pemilik blog. Paling pengunjung yang nyasar dan membaca tulisan yang tidak
beraturan, akan menutup blog kita dan tak pernah kembali lagi. Tapi jika tulisan komersil, pembaca itu
membeli karya kita. Jika banyak terjadi kesalahan, maka bersiaplah untuk menerima komplain dari
mereka.
Tahap Penerbitan adalah langkah terakhir dari serangkaian tahapan penulisan. Seorang blogger bisa
meng-upload (mem-publish) artikel yang sudah ditulisnya di blog. Seorang mahasiswa bisa
menyerahkan skripsinya ke dosen pembimbing. Seorang jurnalis bisa menyerahkan "copy" tulisannya
kepada editor. Dan seorang penulis bisa menyerahkan naskahnya kepada penerbit untuk diterbitkan
atau dicetak.
ada beberapa syarat dan ketentuan yang harus kita ikuti agar naskah kita bisa diterima. Sama
dengan kita melamar pekerjaan, bagaimana sebuah perusahaan akan menerima kita sebagai
karyawan jika tidak ada kualifikasi dari kita yang dibutuhkan oleh perusahaan tersebut? Jika kita tidak
mau ribet dengan mengikuti prosedur yang ada, maka kita bisa mencetak dan menerbitkan naskah
kita sendiri. Tapi tentunya dibutuhkan modal dan kerja yang sangat keras, karena kita akan
B. Simpulan
Hakikat dari membaca ialah proses memahami proses tertulis yang menggunakan bahasa
tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada pembacanya. Sedangkan menulis adalah proses
menuangkan ide/gagasan dimana akan menghasilkan suatu tulisan yang dapat dipahami oleh
pembaca. Manfaat dari membaca ialah Memperoleh banyak pengalaman hidup. Memperoleh
pengetahuan umum dan berbagai informasi tertentu yang sangat berguna bagi kehidupan.
Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa. Sedangkan
manfaat menulis ialah Memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata. Meningkatkan
kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat. Sebuah karangan pada hakikatnya berhubungan
bahasa dan kehidupan. Dan jenis-jenis menulis ialah deskriptif, eksposisi, argumentasi.
Daftar Pustaka
Alek A dan Ahmad H.P.Bahasa Indonesia UntukPerguruan Tinggi.2010.Kencana: Jakarta.
Pengertian, JenisdanTujuanMembaca_InfoToko Surya62.html
PengertianMembaca_long life education.html
Ismail,
Nanang.2009.PeningkatanKemampuanMembacaPuisidenganMetodeLatihanBerjenjang
Menggunakan media Audio Visual Siswakelas VII SMP Islam Al-Irsyad Kota Semarang.
Skripsi. Semarang: JurusanBahasadanSastra Indonesia FBS Unnes. Hal 13-18
Dalman. 2012. Menulis Karya Ilmiah. Jakrta : Raja Grafindo Persada.
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores : Nusa Indah.
Kusmayadi, Ismail. 2011. Guru Juga Bisa Menulis. Bndung :
Tinta Emas.