Anda di halaman 1dari 15

PERAN AUDIT INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG
DI AMPU OLEH:

Dra. Susilatri , MM.,Ak.

DISUSUN OLEH:

AIZA RAHMADIA (1902110217)

DELLA INDRIANI (1902124321)

DINA AMELIA (1902112823)

MIA LESTARI (1902110313)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS RIAU

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya tercurahkan untuk Allah SWT, karena dengan rahmat danhidayahNyalah makalah
ini dapat terselesaikan. Begitu juga Dialah yangmenselaraskan gerakan tangan dan pikiran kami
dalam rangkai kata menjadikalimat dalam pembuatan makalah ini.Segala sesuatu yang benar dalam
makalahini semua datangnya dari Allah SWT dan segala kekeliruan dalam pembuatanmakalah ini,
semua datang dari diri kami sendiri sebagai pembuat makalah.

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas yang diberikan oleh dosen pengajar mata
kuliah yang Tata Kelola Perusahaankepada kami paramahasiswa sekaligus sebagai pembelajaran
atau referensi tambahan untuk kamisebagai mahasiswa agar dapat memahami dan mengerti materi
dari mata kuliah Tata Kuliah Perusahaanyaitu membahas mengenai “PERAN AUDIT INTERNAL DAN
MANAJEMEN RISIKO”.

Kami menerima dengan senang hati atas segala masukan baik langsung maupun tidak
langsung,karena itu kritik dan saran selalu kami nantikan. Denganadanya kritik dan saran akan
sangat berguna sebagai pembelajaran dikemudianhari agar kami dapat lebih mengerti dan paham
mengenai materi yang kami sampaikan. Kami sadar sebagai mahasiswa kami masih memiliki
keterbatasanilmu dan juga masih banyak ilmu yang kami belum ketahui dan juga belum kami
mengerti

Pekanbaru ,18 april 2021

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................2

DAFTAR ISI..................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................4

A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................6

A. Audit Internal.........................................................................................................................7
1. Pengertian audit internal.................................................................................................7
2. Fungsi audit internal........................................................................................................7
3. Tujuan dan Ruang lingkup internal audit.........................................................................8
4. Kode etik internal audit...................................................................................................8
5. Hubungan internal audit dengan pelaksanaan GCG.......................................................10
B. Manajemen Risiko.................................................................................................................11
1. Pengertian risiko.............................................................................................................11
2. Pengertian manajemen risiko.........................................................................................11
3. Jenis-jenis risiko..............................................................................................................12
4. Peranan manajemen risiko.............................................................................................13

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................14

1. KESIMPULAN.........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Peran auditor internal dalam organisasi sangat dibutuhkan dan penting, auditor internal
merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian intern dalam suatu organisasi, yang
dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur pengendalian intern lainnya.
Menurut Sawyer (2008) auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam
menjalankan tanggung jawab secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen
untuk menelaah operasional organisasi dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol
serta efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi. Auditor internal adalah yang bekerja dalam
perusahaan yang tugas pokoknya untuk menentukan kebijakan dan prosedur yang ditetapkannya,
oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menemukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap
kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi serta
menentukan keandalan informasi, Mulyadi (2002).

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah risiko. dalam dunia bisnis ketidak
pastian beserta resikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, Bahkan harus
diperhatikan secara cermat apabila mengharapkan kesuksesan dalam berbisnis. Risiko yang sering
dihadapi perusahaan antara lain: kebakaran, kerusakan, kecelakaan, pencurian, penipuan,
kecurangan, penggelapan dan sebagainya, yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Manajemen perusahaan harus berusaha untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk
mengurangi unsur ketidakpastian agar dampak kerugian yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau
diminimalisasi.

B.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Apa itu audit internal


2. Bagaimana fungsi audit internal
3. Apa tujuan dan ruang lingkup audit internal
4. Apa saja kode etik audit internal
5. Bagaimana hubungan audit internal dengan pelaksanaa GCG
6. Apa itu risiko
7. Apa itu manajemen risiko
8. Apa saja jenis-jenis risiko
9. Bagaimana peranan manajemen risiko

C.Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Menjelaskan audit internal

4
2. Menjelaskan fungsi audit internal
3. Menjelaskan tujuan dan ruang lingkup audit internal
4. Menjelaskan kode etik audit internal
5. Menjelaskan hubungan audit internal dengan pelaksanaan GCG
6. Menjelaskan risiko
7. Menjelaskan manajemen risiko
8. Menjelaskan jenis-jenis risiko
9. Menjelaskan peranan manajemen risiko

5
BAB II

PEMBAHASAN

PERAN AUDIT INTERNAL DAN MANAJEMEN RISIKO

Peran auditor internal dalam organisasi sangat dibutuhkan dan penting, auditor internal
merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian intern dalam suatu organisasi, yang
dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen-elemen struktur pengendalian intern lainnya.
Menurut Sawyer (2008) auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam
menjalankan tanggung jawab secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen
untuk menelaah operasional organisasi dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol
serta efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi. Auditor internal adalah yang bekerja dalam
perusahaan yang tugas pokoknya untuk menentukan kebijakan dan prosedur yang ditetapkannya,
oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menemukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap
kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi serta
menentukan keandalan informasi, Mulyadi (2002).

Dalam lingkup Kementerian/Lembaga auditor internal bertugas memastikan bahwa rencana


kerja jangka panjang, menengah maupun tahunan yang telah disahkan oleh DPR telah berjalan di
setiap unit organisasi di dalamnya. Dalam Permenpan 220 tahun 2008 pengertian dari pengawasan
intern adalah seluruh proses kegiatan audit, evaluasi, reviu, pemantauan dan kegiatan pengawasan
lain, seperti konsultansi (consultancy), sosialisasi, asistensi, terhadap penyelenggaraan tugas dan
fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai (assurance) bahwa kegiatan
telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk
kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kelola/kepemerintahan yang baik (good
governance).

Pada dasarnya dari pengertian di atas, hasil pekerjaan auditor internal digunakan sebagai
tolak ukur pencapaian dari organisasi terhadap arah kebijakan yang telah ditetapkan. Awalnya
auditor internal lebih berperan sebagai pengawas atau mata dan telinga manajemen karena
manajemen membutuhkan kepastian terkait dengan pelaksanaan kebijakan yang telah ditetapkan
untuk menghindari tindakan yang menyimpang. Di sini audit internal lebih berorientasi pada
pelaksanaan tindakan pemeriksaan terhadap tingkat kepatuhan para pihak pelaksana dengan
ketentuan-ketentuan yang ada dan ini sering dianggap sebagai tindakan yang konfrontatif.
(Tampubolon, 2005: 1).

Seiring dengan berjalannya waktu, fokus utama audit internal mengalami pergeseran
menjadi konsultan untuk perusahaan atau kliennya, yaitu membantu satuan kerja operasional
mengelola risiko dengan mengidentifikasi masalah-masalah dan memberikan saran untuk tindakan
perbaikan yang dapat memberikan tambahan nilai sebagai amunisi memperkuat organisasi. Bahkan
untuk masa yang akan datang diprediksikan peran auditor internal akan menjadi katalisator yang di
mana akan ikut serta dalam penentuan tujuan dari suatu perusahaan atau organisasi.

6
Dahulu auditor internal lebih banyak berperan sebagai mata dan telinga manajemen,
karena manajemen butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang ditetapkan akan dilaksanakan
oleh pegawai. Orientasi auditor internal banyak dilakukan pemeriksaan pada tingkat kepatuhan para
pelaksana terhadap ketentuan– ketentuan yang ada (compliance). (Tampubolon, 2005: 1-2). Sesuai
dengan definisi baru, kegiatan audit internal bertujuan untuk memberikan layanan pada organisasi.
Karena kegiatan tersebut, maka auditor internal memiliki fungsi sebagai pemeriksa sekaligus
berfungsi sebagai mitra manajemen. Pada dasarnya seluruh tingkatan manajemen dapat menjadi
klien auditor internal.

Oleh karena itu auditor internal wajib melayani klien dengan baik dan mendukung
kepentingan klien dengan tetap mempertahankan loyalitasnya. (Tampubolon, 2005: 1-2). Penelitian
yang dilakukan Lisa et al (1997) menyebutkan bahwa Internal Audit berfungsi membantu
manajemen dalam pencegahan, pendeteksian dan penginvestigasian fraud yang terjadi di suatu
organisasi. Albergh (2010: 86) menyatakan bahwa “Not Everyone Is Honest”, seandainya semua
orang jujur maka Perusahaan tidak perlu waspada dengan tindakan fraud. Akan tetapi banyak orang
mengaku telah melakukan tindakan fraud ketika lingkungan tempat mereka bekerja memiliki
integritas yang rendah, kontrol yang rendah dan tekanan yang tinggi. Ketiga hal ini akan memicu
orang berprilaku tidak jujur. Tindakan fraud dapat dicegah dengan cara menciptakan budaya
kejujuran, sikap keterbukaan dan meminimalisasi kesempatan untuk melakukan tindakan fraud.

A. Audit internal

1. Pengertian audit internal

Menurut Sawyer (2008) auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam
menjalankan tanggung jawab secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen
untuk menelaah operasional organisasi dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol
serta efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi. Auditor internal adalah yang bekerja dalam
perusahaan yang tugas pokoknya untuk menentukan kebijakan dan prosedur yang ditetapkannya,
oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menemukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap
kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi serta
menentukan keandalan informasi, Mulyadi (2002).

1. Fungsi Audit Internal

Terlibat dalam memenuhi kebutuhan manajemen, dan staf audit yang paling efektif meletakkan
tujuan manajemen dan organisasi di atas rencana dan aktivitas mereka. Tujuan-tujuan audit
disesuaikan dengan tujuan manajemen, sehingga auditor internal itu sendiri berada dalam posisi
untuk menghasilkan nilai tertinggi pada hal-hal yang dianggap manajemen paling penting bagi
kesuksesan organisasi.

Menurut Sawyer’s yang diterjemahkan oleh Adhariani (2003;32) mengatakan bahwa fungsi audit
internal adalah sebagai berikut:

a. Mengawasi kegiatan-kegiatan yang tidak dapat diawasi oleh manajemen puncak.

b. Mengidentifikasi dan meminimalkan risiko.

7
Auditor internal memperluas persepsi tentang manajemen risiko dan meningkatkan upaya untuk
menyakinkan manajemen bahwa semua jenis risiko organisasi telah diperhatikan dengan layak.

a. Memvalidasi laporan ke manajemen senior.

b. Membantu manajemen pada bidang-bidang teknis.

c. Auditor internal modern harus mengetahui bagaimana data berawal, bagaimana proses
pengolahannya, dan dimana letak risiko keamanannya. Dengan semakin banyaknya prosedur audit
tradisional yang diganti dengan pemrosesan data elektronik, semua auditor internal membutuhkan
paling tidak beberapa tingkat keahlian. Pengamanan data telah menjadi risiko terbesar yang
dihadapi oleh organisasi modern.

IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2001;322.2)
mengatakan fungsi audit internal adalah memantau kinerja pengendalian entitas. Pada waktu
auditor berusaha memahami pengendalian internal, auditor harus berusaha memahami fungsi audit
intern yang cukup untuk mengidentifikasi aktivitas audit intern yang relevan dengan pernyataan
audit.

2. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal

Menurut IIA, tujuan audit internal adalah untuk membantu anggota organisasi dalam
melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Staf dari audit internal diharapakan dapat
melengkapi organisasi dengan analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan informasi tentang
kegiatan yang ditelaah. IIA mengakui bahwa tujuan audit internal meliputi juga meningkatkan
pengendalian yang efektif pada biaya yang wajar.

Ruang lingkup dari audit internal meliputi pemeriksaan dan evaluasi yang memadai serta efektivitas
sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab
dan beban. Ruang lingkup audit internal juga meliputi tugas-tugas:

1. Menelaah reliabilitas dan integritas informasi keuangan dan operasi serta perangkat yang
digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, mengklasifikasi, dan melaporkan informasi semacam
itu.

2. Menelaah sistem yang ditetapkan untuk memastikan ketaatan terhadap kebijakan, perencanaan,
prosedur, hukum, dan peraturan yang dapat memiliki pengaruh signifikan terhadap operasi dan
laporan serta menentukan apakah organisasi telah mematuhinya.

3. Menelaah perangkat perlindungan aktiva, dan secara tepat, memverifikasi keberadaan aktiva
tersebut.

4. Menilai keekonomisan dan efisiensi sumber daya yang dipergunakan.

5. Menelaah operasi atau program untuk memastikan apakah hasil konsisten dengan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan, serta apakah operasi atau program itu telah dilaksanakan sesuai
dengan yang direncanakan.

4. Kode Etik Audit Internal

8
Bagi profesi audit internal, kode etik merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan
dalam pelaksanaan tugas profesional terutama yang menyangkut manajemen risiko, pengendalian
dan proses tata kelola. Dalam kode etik IIA, terdapat dua komponen penting, yaitu:

1. Prinsip-prinsip yang relevan dengan profesi maupun praktik audit internal.

2. Rule of conduct yang mengatur norma perilaku yang diharapkan dari Auditor internal.

Auditor internal harus menjaga prinsip-prinsip kode etik sebagai berikut:

a. Integritas, integritas dari Auditor internal menimbulkan kepercayaan dan memberikan


basis untuk mempercayai keputusannya.
b. Objektif, Auditor internal membuat penilaian yang berimbang atas hal-hal yang relevan
dan tidak terpengaruh kepentingan pribadi atau pihak lain dalam pengambilan keputusan.
c. Confidential, Auditor internal harus menghargai nilai-nilai dan kepemilikan atas informasi
yang mereka terima dan tidak menyebarkan tanpa izin kecuali ada kewajiban profesional.
d. Kompetensi, auditor internal menerapkan pengetahuan, keahlian dan pengalaman yang
diperlukan untuk melaksanakan jasa audit internal.

Penekanan Auditor internal dengan kode etik IIA sebagai berikut:

1. Auditor internal harus menunjukkan kejujuran, objektivitas, dan kesungguhan dalam


melaksanakan tugas dan memenuhi tanggung jawab profesinya.
2. Auditor internal harus menunjukkan loyalitas terhadap organisasinya atau pihak lain yang
dilayani. Namun demikian, Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan
atau kegiatan-kegiatan yang menyimpang atau melanggar hukum.
3. Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan atau kegiatan yang dapat
mendiskreditkan profesi auditor internal atau mendiskreditkan organisasinya.
4. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan
konflik dengan kepentingan organisasinya, atau kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan
prasangka, yang meragukan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan memenuhi
tanggung jawab profesinya secara objektif.
5. Auditor internal tidak boleh menerima imbalan apapun dari karyawan, klien, pelanggan,
pemasok ataupun mitra bisnis organisasinya, sehingga dapat mempengaruhi perimbangan
profesionalnya.
6. Auditor internal hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan dengan menggunakan
kompetensi profesional yang dimilikinya.
7. Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa memenuhi Standar
Profesional Audit Internal.
8. Auditor internal harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan informasi
yang diperoleh dalam melaksankan tugasnya. Audit internal tidak boleh menggunakan
informasi rahasia: untuk mendapatkan keuntungan pribadi, melanggar hukum atau yang
merugikan terhadap organisasinya.
9. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya auditor internal harus mengungkapkan semua
fakta-fakta penting yang diketahuinya, yaitu fakta-fakta yang jika tidak diungkapkan dapat:

9
mendistorsi kinerja kegiatan yang direview, atau menutupi adanya praktik-praktik yang
melanggara hukum.
10. Auditor internal harus senantiasa meningkatkan keahlian serta efektivitas dan kualitas
pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib mengikuti program pendidikan berkelanjutan.

5. Hubungan Auditor Internal dengan Pelaksanaan Good Corporate Governance

Pelaksanaan GCG merupakan standar yang dituntut masyarakat untuk menciptakan iklim yang
kondusif. Implementasi GCG mensyaratkan adanya transparansi dalam pelaporan kondisi keuangan
perusahaan untuk melindungi kepentingan investor, kreditor dan pihak lain yang terkait. Organisasi
profesi internal auditor berkeyakinan bahwa fungsi internal audit yang efektif mampu menawarkan
sumbangan penting dalam meningkatkan proses corporate governance, pengelolaan risiko, dan
pengendalian manajemen. Dalam struktur corporate governance, auditor internal merupakan salam
satu dari organ utama direksi perusahaan.

Fungsi audit internal adalah salah satu persyaratan mendasar checks and balances untuk
terlaksananya tata kelola yang baik (good governance). Saat ini fungsi audit internal yang dijalankan
secara sehat dan objektif, dengan kemampuan untuk mengidentifikasikan permasalahan
pengendalian risiko serta kewenangan untuk menindaklanjutinya, adalah hal mendasar bagi praktik
terbaik pelaksanaan tanggung jawab top manajemen.

Di sisi lain peranan audit internal dalam penerapan GCG juga menunjukkan tingkat kepentingan
yang tinggi. Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal Indonesia (KOPAI) yang terdiri atas The
Institute of Internal Auditors (IIA) – Indonesia Chapter; Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern
(FKSPI) BUMN/BUMD; Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA); Dewan Sertifikasi Qualified Internal
Auditor (DS-QIA) dan Perhimpunan Auditor Internal Indonesia (PAII) berkeyakinan bahwa difungsi
audit internal (satuan pengendalian inten) yang efektif mampu menawarkan sumbangan penting
dalam meningkatkan proses corporate governance, pengelolaan risiko, dan pengendalian. Internal
auditor merupakan dukungan penting bagi komisaris, komite audit, direksi, dan manjemen senior
dalam membentuk fondasi bagi pengembangan corporate governance, menurut Position
Paper#1/2003’ Yogyakarta, 29 Juli 2003 yang dikutip oleh Zarkasyi (2008;14).

Fungsi audit internal biasanya dilakukan bukan dengan tujuan menguji kelayakan laporan
keuangan, akan tetapi untuk membantu pihak manajemen dalam mengidentifikasi kelemahan-
kelemahan, kegagalan-kegagalan, dan inefisiensi dari berbagai program yang telah direncanakan
oleh organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Output dari pelaksanaan audit internal ini tidak
hanya berupa rekomendasi untuk perbaikan sistem dan metode, tetapi juga meliputi tindakan-
tindakan perbaikan yang memperkecil dan meniadakan kelemahan-kelemahan, kegagalan-
kegagalan, dan inefisiensi dari berbagai program yang telah direncanakan oleh organisasi atau
perusahaan yang bersangkutan.

Audit internal berpengaruh secara signifikan terhadap implementasi GCG dimana [yaitu]
semakin tinggi peran audit internal maka akan semakin mendukung kinerja implementasi GCG
(Zarkasyi, 2008;184). Auditor internal berperan untuk memastikan terlaksananya prinsip-prinsip GCG
yaitu transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,kemandirian dan kewajaran yang nantinya
akan memberikan kejelasan mengenai fungsi, hak, dan tanggung jawab antara pihak-pihak yang

10
berkepentingan atas perusahaan, proses pengendalian internal dan menciptakan keseimbangan
antara organ perusahaan dan juga keseimbangan antar stakeholders.

B. Manajemen Risiko

1. Pengertian Risiko

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah risiko. dalam dunia bisnis ketidak
pastian beserta resikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, Bahkan harus
diperhatikan secara cermat apabila mengharapkan kesuksesan dalam berbisnis. Risiko yang sering
dihadapi perusahaan antara lain: kebakaran, kerusakan, kecelakaan, pencurian, penipuan,
kecurangan, penggelapan dan sebagainya, yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.
Manajemen perusahaan harus berusaha untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk
mengurangi unsur ketidakpastian agar dampak kerugian yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau
diminimalisasi.

Risiko selalu dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak diduga atau tidak
diinginkan, sehingga terdapat unsur ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu, apabila
terjadi akan mengakibatkan suatu kerugian. Risko memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

• Merupakan ketidak pastian atas terjadinya suatu peristiwa.

• Merupakan ketidak pastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian.

Bentuk dari risiko itu bermacam-macam antara lain sebagai berikut:

1. Berupa kerugian atas harta milik atau kekayaan atau penghasilan, misalnya yang diakibatkan oleh
kebakaran, pencurian, dan sebagainya.

2. Berupa penderitaan seseorang, misalnya sakit atau cacat karena kecelakaan kerja.

3. Berupa tanggung jawab hukum. misalnya risiko dari perbuatan atau peristiwa yang merugikan
perusahaan karena kecurangan.

4. Berupa kerugian karena perubahan keadaan eksternal perusahaan, misalnya karena terjadinya
perubahan harga, perubahan selera konsumen, perubahan nilai tukar, dan sebagainya.

2. Pengertian Manajemen Risiko

Penanggulangan risiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pengelolaan berbagai
cara penanggulangan risiko Inilah yang disebut manajemen risiko. pengelolaan tersebut meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:

Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko yang dihadapi
bisnisnya.

Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi semua unsur ketidakpastian, misalnya dengan
membuat perencanaan yang baik dan cermat.

11
Berusaha untuk mengetahui korelasi dan konsekuensi antar peristiwa, sehingga dapat diketahui
risiko-risiko yang terkandung di

Berusaha untuk mencari dan mengambil langkah-langkah untuk menangani risiko risiko yang telah
berhasil diidentifikasi.

Pengertian manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam


penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan. fungsi
tersebut mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisasi, menyusun, memimpin,
mengkoordinasi, dan mengawasi program penanggulangan risiko.

3. Jenis-jenis Risiko

Menurut sifatnya risiko dapat dibedakan ke dalam lima hal berikut:

a) Risiko yang tidak disengaja (risiko murni) adalah risiko yang apabila terjadi tentu
menimbulkan kerugian, dan terjadinya tanpa disengaja. misalnya risiko terjadinya
kebakaran, bencana alam, pencurian, dan sebagainya.
b) Risiko yang disengaja (risiko spekulatif) adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang
bersangkutan agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya. seperti
risiko hutang piutang, perjudian, perdagangan berjangka, dan sebagainya.
c) Risiko fundamental adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada
seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau beberapa orang saja tetapi banyak
orang seperti, banjir, angin topan, dan sebagainya.
d) Risiko khusus adalah risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri atau umumnya
mudah diketahui penyebabnya seperti, kapal Kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil, dan
sebagainya.
e) Risiko Dinamis adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan masyarakat
di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi. seperti risiko keusangan dan risiko penerbangan luar
angkasa. kebalikannya disebut risiko statis seperti risiko hari tua, risiko kematian, dan
sebagainya.

Menurut dapat tidaknya risiko tersebut dialihkan kepada pihak lain risiko dapat dibedakan atas dua
hal berikut ini:

a. Risiko yang dapat dialihkan kepada pihak lain dengan mempertanggungkan suatu objek yang
akan terkena risiko kepada perusahaan asuransi, dengan membayar sejumlah premi
asuransi, sehingga semua kerugian menjadi tanggungan kepada pihak perusahaan asuransi.
b. Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain umumnya meliputi semua jenis risiko
spekulatif.

Menurut sumber atau penyebab timbulnya risiko dapat dibedakan dalam dua hal berikut ini;

Risiko internal yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri seperti,
kerusakan aset karena ulah karyawan nya sendiri, kecelakaan kerja, mismanajemen dan
sebagainya.

12
Risiko eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti risiko pencurian,
penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan kebijakan pemerintah, dan sebagainya.

4. Peranan manajemen risiko

Peranan manajemen risiko bagi perusahaan sangat penting dalam rangka antisipasi
ketidakpastian dan perubahan bisnis yang sangat cepat. Pada saat terjadinya krisis finansial global
tahun 2009-2010 yang lalu, perusahaan yang telah menerapkan manajemen risiko secara konsisten
dapat keluar dan terhindar dari nampak krisis, sebaliknya perusahaan yang tidak menerapkan
manajemen risiko mengalami dampak yang cukup berat bahkan masih berlanjut pascakrisis.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut Sawyer (2008) auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam
menjalankan tanggung jawab secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen
untuk menelaah operasional organisasi dengan mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol
serta efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi. Auditor internal adalah yang bekerja dalam
perusahaan yang tugas pokoknya untuk menentukan kebijakan dan prosedur yang ditetapkannya,
oleh manajemen puncak telah dipenuhi, menemukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap
kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi serta
menentukan keandalan informasi, Mulyadi (2002).

manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko,


terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi atau perusahaan. fungsi tersebut mencakup kegiatan
merencanakan, mengorganisasi, menyusun, memimpin, mengkoordinasi, dan mengawasi program
penanggulangan risiko.

14
DAFTAR PUSTAKA

SUMBER:

https://media.neliti.com/media/publications/220142-peranan-auditor-intenal-dalam-
menunjang.pdf

Wardoyo TS dan Lena. 2010. Peran Audit Internal Dalam Menunjang Pelaksanaan Good Corporate
Governance. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi.No.3: 3-11.

http://ismed.blog.binuslan.org/2016/02/19/peran-auditor-internal-dalam-organisasi/

Fahmi,I. 2014. Manajemen risiko: teori,kasus dan solusi. Bandung:Alfabeta.

15

Anda mungkin juga menyukai