- 95
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin
BAB VII
PERNIKAHAN
Pendahuluan
ت لَِق ْوٍم
ٍ ك ََلََيِ ِ ِ ِ وِمن آََيتِِه أَ ْن خلَق لَ ُكم ِمن أَنْ ُف ِس ُكم أ َْزو
َ َ اجا لتَ ْس ُكنُوا إلَْي َها َو َج َع َل بَْي نَ ُك ْم َم َوَّد ًة َوَر ْحَةً إ َّن ِِف ذَل
ًَ ْ ْ ْ َ َ َ ْ َ
َّ يَتَ َف
)21( كرو َن
ُ
“Dan diantara tanda-tanda kebesaran Allah ialah Dia menciptakan pasangan-
pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tentram
kepadanya. Dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih saying. Sungguh pada yang demikian
itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir (QS. Ar Rum 30:21)”
Perkawinan adalah suatu bentuk hubungan yang suci sebagai asal mula terbentuknya
sebuah institusi keluarga yang merupakan pondasi umat dan masyar akat.Perkawinan menurut
pandangan Islam mirip dengan akad syirkah (kerja sama yang keduanya bisa saling memiliki).
Bagi akad syirkah ini laki-laki dan perempuan menjadi dua unsur yang tidak dapat dipisahkan
dalam membentuknya. Seorang laki-laki adalah pencetus langkah pertama dalam
pembentukan akad ini. Dia adalah pemilik jiwa yang jarang berubah-ubah di dalam
pelaksanaan akad ini. Akad syirkah ini memiliki aturan dan undang-undang yang jelas serta
simbol-simbol yang menjadi koridornya di dalam pengaplikasian kecintaan dan kasih sayang.
Islam juga mengajak seseorang yang mampu membangun akad ini untuk segera
melaksanakannya. Dan Islam pun menjanjikan berbagai macam jalan kemudahan serta rizki
yang melimpah, bila mereka tetap berpegang kepada aturan legal formal di dalam akad
syirkah ini. Baca: (Al-Usrah, hal. 4 dalam Maktabah Syamilah atau bisa dirujuk kepada
website aslinya dengan judul http//www.Al-Islam.com)
Hasil Pembelajaran
Setelah berhasil menyelesaikan tugas dan melengkapi tugas tugas dalam bab ini,
saudara dapat memahami ketentuan pernikahan, hal-hal yang dapat menyebabkan putusnya
perkawinan, dan ketentuan pernikahan menurut-undang-undang positif yang ada di
Indonesia.
Kriteria Penilaian
Keberhasilan Saudara dalam menguasai bab ini dapat diukur dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui ketentuan hukum islam tentang pengertia nikah, rukun dan syarat
nikah serta hikmah dan tujuan nikah
2. Dapat mengetahui dan mampu menjelaskan tentang putusnya akibat thalak, khulu’,
dan fasakh
3. Dapat mengkaitkan hukum pernikahan menurut islam dengan ketentuan perundang-
undangan di Indonesia.
A. Ketentuan Perkawinan
1. Pengertian Nikah
Nikah menurut bahasa adalah menghimpun atau mengumpulkan. Secara Istilah
adalah suatu ikatan lahir bathin antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan
muhrim sebagai suami istri dengan tujuan untuk membina rumah tangga yang bahagia
berdasarkan tuntutan Allah. Hukum menikah adalah sunnah muakkad, tetapi bisa
berubah sesuai kondisi dan niat seseorang.
2. Dasar Nikah
Firman Allah dalam Surat An-Nahl 16;72
ِ اَّلل جعل لَ ُكم ِمن أَنْ ُف ِس ُكم أ َْزواجا وجعل لَ ُكم ِمن أ َْزو ِاج ُكم بنِني وح َف َدةً ورزقَ ُكم ِمن الطَّيِب
ِ ات أَفَبِالْب
اط ِلَ َ َ ْ ََ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ ً َ ْ ْ ْ َ َ َ َُّ َو
)72( ك ُفرو َن
ْ َي َِّ ي ؤِمنُو َن وبِنِعم ِة
اَّلل ُه ْم
ُ َْ َ ُْ
FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN
AGAMA ISLAM Hal. - 97
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin
Artinya : Allah menjadikan bagi kalian istri-istri yang berasal dari jenis yang
sama dengan kalian agar kalian mendapatkan ketenangan hidup (sakînah) dari
mereka. Dan dari istri-istri itu Allah menjadikan untuk kalian anak dan cucu.
Kemudian Allah menurunkan bermacam rezeki yang baik dan kalian sukai. Apakah
sesudah itu sebagian manusia justru menyekutukan Allah, percaya pada kebatilan
dan ingkar pada karunia-karunia lahir Tuhan? Padahal semestinya semua itu
disyukuri dan membuatnya hanya menyembah kepada Allah.
َّ تَ َذ
)49( كرو َن ِ ْ وِم ْن ُك ِل َشي ٍء َخلَ ْقنَا َزْو َج
ني لَ َعلَّ ُك ْم
ُ ْ َ
Artinya : Segala sesuatu Kami ciptakan dua jenis yang berpasang-pasangan
agar kalian ingat sehingga percaya kepada kekuasaan Kami.
ً َس ِد
)9( يدا َّ ين لَ ْو تَ َرُكوا ِم ْن َخ ْل ِف ِه ْم ذُ ِريَّةً ِض َعافًا َخافُوا َعلَْي ِه ْم فَ ْليَ تَّ ُقوا
اَّللَ َولْيَ ُقولُوا قَ ْوًَل ِ َّ ولْيخ
َ ش ا لذ
َ ْ ََ
Artinya : Manusia sekali-kali tidak boleh berlaku zalim terhadap anak-anak
yatim. Hendaklah mereka merasa takut terhadap keturunannya yang lemah akan
menerima perlakuan zalim sebagaimana yang dirasakan oleh anak-anak yatim.
Bertakwalah kepada Allah dalam menghadapi anak-anak yatim. Berbicaralah
dengan ucapan yang mengarah kepada kebenaran tanpa berlaku zalim kepada siapa
pun.
َّ ضلِ ِه َو
اَّللُ َو ِاس ٌع َّ ني ِم ْن عِبَ ِاد ُك ْم َوإِ َمائِ ُك ْم إِ ْن يَ ُكونُوا فُ َقَراءَ يُ ْغنِ ِه ُم
ْ َاَّللُ ِم ْن ف ِِ َّ وأَنْكِحوا ْاْلََيمى ِمْن ُكم و
َ الصاِل َْ ََ ُ َ
)32( يمِ
ٌ َعل
Artinya : Bantulah laki-laki dan wanita-wanita di antara kalian yang belum
kawin untuk menjauhi perbuatan zina dan segala yang mengarah kepadanya dengan
cara mengawinkan mereka. Begitu pula bantulah budak-budak kalian yang saleh
untuk kawin. Jangan sampai perbudakan menghalangi perkawinan. Sesungguhnya
Allah akan menyediakan segala fasilitas hidup terhormat bagi orang yang
menghendaki kesucian dirinya. Karunia Allah amatlah luas seberapa pun keperluan
manusia. Dia Maha Mengetahui segala niat dan segala yang terjadi di alam raya ini.
ات ِ
ٌ َات قَانت
ِ َّ َض وِِبا أَنْ َف ُقوا ِمن أَمواِلِِم ف
َ َ ٍ ض ُه ْم َعلَى بَ ْع ِِ ِ ِ
ُ َالصاِل ْ َْ ْ َ اَّللُ بَ ْع
َّ َّل
َ ال قَ َّو ُامو َن َعلَى الن َساء ِبَا فَض
ُ الر َج
وه َّن فَإِ ْن ِ الَّلِِت ََتافُو َن نُشوزه َّن فَعِظُوه َّن واهجروه َّن ِِف الْمض َّ ب ِِبَا َح ِف َظ
ِ ات لِْلغَْي ِ
ُ ُاض ِرب
ْ اج ِع َو َ َ ُ ُُ ْ َ ُ َُ ُ َ َّ اَّللُ َو ٌ ََحافظ
)34( رياِ ِ َّ أَطَ ْعنَ ُك ْم فَ ََّل تَ ْب غُوا َعلَْي ِه َّن َسبِ ًيَّل إِ َّن
ً َعليًّا َكب اَّللَ َكا َن
Artinya : Suami memiliki hak memelihara, melindungi dan menangani urusan
istri, karena sifat- sifat pemberian Allah yang memungkinkan mereka melakukan hal-
hal yang ia lakukan itu, dan kerja keras yang ia lakukan untuk membiayai keluarga.
Oleh karena itu, yang disebut sebagai istri yang salehah adalah istri yang taat
kepada Allah dan suami, dan menjaga segala sesuatu yang tidak diketahui langsung
oleh suami. Karena, memang, Allah telah memerintahkan dan menunjukkan istri
untuk melakukan hal itu. Kepada istri yang menampakkan tanda- tanda
ketidakpatuhan, berilah nasihat dengan perkataan yang menyentuh, jauhi ia di
tempat tidur, kemudian beri hukuman berupa pukulan ringan yang tidak melukai,
ketika ia tidak menampakkan perbaikan. Jika dengan salah satu cara itu ia sadar dan
kembali mematuhi suami, maka suami tidak boleh menempuh cara lain yang lebih
kejam dengan maksud menyakiti dan menganiaya istri. Allah sungguh lebih mampu -
untuk melakukan itu- dan membalas suami, jika suami terus menyakiti dan
menganiaya istri.
3. Rukun Nikah
Rukun Nikah agar pernikahannya sah terdiri dari :
a. Ada Kedua mempelai berdua. Mempelai laki-laki berkewajiban memberi
maskawin bagi calon istrinya. Maskawin merupakan sesuatu yang mesti dibayar
oleh suami bila ia telah menikahi seorang perempuan. Baik sudah mencampuri
atau belum. Keharusan ini didasarkan pada al-Qur'an surat al-Nisa' ayat: 4, 24,
dan ayat 34. Pemberian maskawin ini adalah salah satu dari usaha syari'at Islam,
yaitu memperhatikan dan menghargai kedudukan wanita, memberinya hak untuk
memegang urusannya. Maskawin dalam bahasa Arabnya sering disebut dengan
Ujrah, Mahar, dan Shodaq. Ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama.
Dr. Zakariyya al-barro menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Mahar atau
Shodaq adalah sejumlah harta yang harus diberikan oleh suami kepada isterinya
sebab semata-mata akad nikah yang dia lakukan. Sedangkan besar kecilnya
jumlah harta tersebut tergantung kesepakatan kedua mempelai dan melihat tradisi
setempat. Ayat ini berbunyi:
ِ
ًص ُدقَاِتِِ َّن ِْنلَة
َ َّساء
َ َوآتُواْ الن
Artinya: "Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi)
sebagai pemberian dengan penuh kerelaan" (QS. Al-Nisa', ayat: 4) baca:
Bunyi lengkap dari ayat ini adalah:
ِِ
َ ورُه َّن فَ ِر
...ًيضة َ ُج ُ ُاستَ ْمتَ ْعتُم بِه مْن ُه َّن فَآت
ُ وه َّن أ ْ فَ َما....
Artinya …"Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara
mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna) sebagai suatu
kewajiban)…" .). Sebagian Ulama menafsiri kata bima anfaqu min amwalihim
dengan Nafaqoh dan maskawin/mahar yang telah diberikan oleh suami (laki-
laki) kepada istrinya (perempuan). Penafsiran ini diriwyatkan oleh Ibnu Abbas
RA. 1
1
(baca: Ibnu al-Jauzi, Zad al-Masir: dalam Maktabah Syamilah, Juz. II, hal. 25)
e. Seseorang yang akan menikah harus ada kerelaan hati laki-laki dan
perempuan tanpa ada paksaan. Kerelaan hati merupakan sesuatu yang
tersembunyi sehingga perlu diungkapkan dalam ijab qabul.
4. Syarat Nikah
Selain memiliki rukun, dalam pernikahan juga ada syarat-syarat tertentu
a) Calon Suami telah balig dan berakal
b) Calon istri yang halal di nikahi, dan bersedia untuk di nikahi
c) Lafad ijab qabul bersifat selamanya. Kalau bersifat sementara diharamkan dalam
islam2.
d) Dua orang saksi . dalam Islam 2 saksi ini harus balig dan berakal, minimal 2 orang
laki-laki, merdeka, adil, muslim, dapat melihat (menurut madhab syafi’i)
e) Identitas Pelaku akad diungkapkan secara jelas. (menurut syafi’i dan hambali,
identitas kedua mempelai harus dijelaskan secara jelas agar nikahnya sah)
f) Wali harus memenuhi syarat, menurut jumhur ulama akad nikah tidak sah tanpa
adanya wali. Syarat-syarat wali nikah antara lain:
1) Laki-laki
2) Baligh dan berakal
3) Beragama islam
4) Merdeka
5) Memiliki hak perwalian
6) Tidak ada halangan untuk menjadi wali
7) Adil
5. Macam-macam Nikah
2
Muhammad Rasyid Ridla berpendapat bahwa suatu perkawinan yang disertai niat tidak untuk
selamanya sekalipun tidak disebutkan dalam akat nikah, maka perkawinannya batal (demi hukum). Karena
dipandang bertentangan dengan prinsip dan tujuan pokok perkawinan
Pernikahan dalam Islam akan sah apabila memenuhi rukun dan syarat sebagaimana
penjelasan diatas. Yang hal ini menjadi acuan undang-undang no 1 tahun 1974 tentang
perkawinan sebagai dasar hukum pelaksanaan pernikahan bagi umat Islam. Sehingga
masyarakat sekarang mengenal macam-macam pernikahan diantaranya nikah sirri,
nikah mut’ah, dan poligami
1. Nikah sirri
Nikah sirri adalah pernikahan yang dilakukan tanpa proses pencatatan oleh
pemerintah yang wewenangnya ada pada KUA. Karena tidak adanya pencatatan
tersebut cenderung merugikan sepihak khususnya perempuan jika terjadi masalah
dalam pernikahannya.
2. Nikah mut’ah
Nikah mut’ah adalah seseorang menikah dengan seserang dengan batas
waktu tertentu dengan memberikan kepada seorang perempuan berupa harta,
makanan, dan pakaian. Ketika batas waktu yang ditentukan sudah habis, maka
dengan sendirinya putus pernikahnnya, dan hal ini dilarang oleh Rasulullah karena
bertentangan dengan nilai keadilan dalam Islam. Ketentuan ini berdasarkan hadist
nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang menyatakan;
ِف اْ ِإل ْستِ ْمتَ ِاء إَِلَّ َوإِ َّن هللاَ قَ ْد َحَّرَم َها إِ ََل يَ ْوِم الْ ِقيَ َام ِة فَ َم ْن َكا َن ْ ِ ت لَ ُك ْمُ ْت أَذن
ِ َْيَيُّها النَّاس إِِّن قَ ْد ُكن
ُ ْ ُ َ َ
ِ
عِنْ َدهُ ِمنْ ُه َّن َش ْيءٌ فَلْيُ ْخ ِل َسبِْي لَ َها َوَلَ ََتْ ُخ ُذ ْوا ِمَّا آتَ ْي تُ ُم ْوُه َّن َشْي ئًا
Artinya: “Wahai manusia, dulu aku pernah mengizinkan kamu untuk melangsugkan
nikah muth’ah (nikah sementara), akan tetapi ketahuilah bahwa Allah telah
mengharamkannnya sampai hari kiamat. Maka barang siapa yang masih
melangsungkan perkawinan secara muth’ah, maka lepaskanlah wanita tersebut
dan janganlah kamu mengambil kembali sesuatu yang telah engkau berikan
kepadanya. Baca- Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Isa al-Babi al-Hiabi, 1952, I, hal
631
Artinya: " dari Iyas bin Salamah dari ayahnya, ia berkata: telah memberi
keringanan Rasulullah SAW. di tahun Autas (tahun pembebasan, yakni pembukaan
kota Makkah ) tentang malangsungkan perkawinan nikah mut'ah selama tiga hari,
lalu melarangnya
3. Poligami
Poligami adalah menikahnya seorang laki-laki dengan perempuan dengan
jumlah lebih dari satu, maksimal empat. Dalam al-Qur’an diperbolehkan dengan
syarat yang tidak mudah misalnya harus adil, bisa memenuhi kebutuhan istri, dan
terhindar dari perselisihan antar istri. Dan hal ini sulit dilakukan.
Poligami memang asyik kita perbincangkan. Di satu sisi ada sekelompok
orang yang menentang keras praktik poligami. Semenatara di sisi lain terdapat
sekelompok orang yang membela. Mereka yang menolak berargumen bahwa
praktik poligami esesnsinya hanyalah menjadi ladang basah kekerasan terhadap
kaum wanita. Disamping itu, mereka juga menyangkal teks al-Qurân yang menurut
sebagian yang lain sebagai justifikasi praktik poligami.
Selanjutnya mereka berkomentar bahwa surat al-Nisâ' ayat 3 yang
memperbolehkan poligami itu harus memenuhi persyaratan yang cukup ketat, yaitu
adil. Sementara dalam surat yang sama ayat 129 Allâh SWT. telah menegaskan
bahwa seorang pelaku poligami tidak akan mampu berlaku adil. Dengan demikian,
pintu poligami sudah tertutup dan terkunci rapat.
Di saat yang sama, mereka yang setuju dengan poligami menolak
pemahaman di atas. Kelompok ini menyangkal pemahaman tersebut juga
menggunakan dalil yang sama, yaitu surat al-Nisâ' ayat 3 dan ayat 129. Namun
sudut pandang yang mereka gunakan itu berbeda.
Selanjutnya kelompok ini menegaskan bahwa adil yang disyaratkan dalam
ayat 3 itu adalah adil dalam bidang material, seperti nafkah, membagi waktu
bermalam dan sebagainya. Sedangkan keadilan yang tidak mungkin tewujud (al-
Nisâ' ayat 129) bukanlah adil material seperti yang disebutkan dalam ayat 3 di atas,
akan tetapi adil dalam bidang immaterial (cinta). Oleh karena itu, tidak tepat
menjadikan ayat 129 sebagai dalil untuk menutup pintu poligami serapat-rapatnya.
lihat - M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung : Mizan, 2000), h. 201
6. Hikmah Perkawinan
Pernikahan merupakan salah satu perintah agama yang memiliki banyak
hikmah. Diantara hikmah meliputi hal-hal sebagai berikut
a) Memenuhi kebutuhan biologis manusia dengan cara yang suci dan halal
b) Memelihara kesucian dan kehormatan dari perbuatan zina
c) Membentuk rumah tangga islami yang sejahtera lahir dan bathin
d) Mendidik anak-anak menjadi mulia dan memelihara nasab
e) Mengikuti sunnah rasul dan untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT
f) Memupuk rasa tanggung jawab dalam rangka memelihara dan mendidik anak
g) Membagi tanggung jawab antara suami dan istri yang selama ini masih di pikul
sendiri sendiri
h) Menyatukan keluarga kedua belah pihak.
B. Putusnya Perkawinan
1. Meninggal Dunia
Jika salah satu pihak suami atau istri meninggal dunia, pernikahan dengan
sendirinya putus atau berakhir3. Jika salah satu pihak ditinggal mati oleh pasangannya,
hubungan perkawinannya menunjukkan telah berakhir.
3
sahabat Umar dan Utsman yang mengatakan bahwa :
ِِ ِ ٍ
َ ْ ت َزْو َجهُ فَلَ ْم تَ ْد ِر أَيْ َن ُه َو فَإِ ََّنَا تَْنظُُر أ َْربَ َع سن
ني ُُثَّ تَْنظُُر أ َْربَ َعةَ أَ ْش ُه ٍر َوعَ ْشًرا ْ أ ََُُّّيَا ْامَرأَة فُق َد
“Perempuan manapun yang suaminya hilang kemudian tidak diketahui dimana dia berada, maka hendaknya
perempuan tersebut menungggu selama empat tahun dan setelah itu harus menjalani ‘iddah selama empat
bulan sepuluh hari
2. Perceraian
Perceraian merupakan penyebab putusnya pernikahan. Ayat yang memperkuat
perceraian adalah : Di dalam al-Qur’an secara tegas dan jelas dinyatakan dalam surah
al-Baqarah ayat 229.
ٍ ِ ٌ الطََّّلَ ُق مَّرََت ِن فَِإمس
ٍ وف أَو تَس ِريح ِبِِحس
.ان َ ْ ٌ ْ ْ اك ِبَْع ُر َْ َ
dalam surah at-Talak ayat 1.
َصوا الْعِ َّدة ِِ ِ ِ َي أَيُّها النَِِّب إِذَا طَلَّ ْقتم النِساء فَطَلِ ُق
ُ َح
ْ وه َّن لعدَِّت َّن َوأ
ُ َ ُُ ُّ َ
dalam beberapa Hadist diterangkan mengenai problematika talak dan hukumnya,
diantaranya hadist riwayat Ibnu ‘Umar.
)229( ك ُه ُم الظَّالِ ُمو َن َِّ فَ ََّل تَعت ُدوها ومن ي ت ع َّد ح ُدود
َ ِاَّلل فَأُولَئ َ ُ َ ََ ْ َ َ َ َ ْ
Artinya : Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali.(1) Suami dapat merujuk kembali
istrinya setelah talak pertama dan kedua selama masa idah atau mengembalikannya
sebagai istri dengan akad baru. Dalam kondisi demikian suami wajib meniatkan
usaha mengembalikan istri itu sebagai tindakan yang adil demi perbaikan. Meskipun
jika suami bermaksud mengakhiri perkawinan, tetap diharuskan menempuh jalan
terbaik dengan tetap menghormati wanita bekas istrinya itu tanpa memperlakukannya
dengan kasar. Tidak diperbolehkan bagi kalian, wahai para suami, untuk meminta
kembali harta yang telah kalian serahkan kepada istri itu, kecuali apabila kalian
merasa khawatir tidak mampu melaksanakan hak dan kewajiban hidup bersuami istri
sebagaimana dijelaskan dan diwajibkan Allah swt. Apabila kalian, wahai orang-
orang Muslim, merasa khawatir istri-istri kalian tidak akan sanggup melaksanakan
kewajiban mereka sebagai istri secara sempurna, maka mereka juga telah diberi
ketetapan hukum untuk menyerahkan sejumlah harta kepada suami sebagai imbalan
perceraian istri-istri itu dari suami mereka. Inilah adanya ketentuan hukum Allah itu,
maka barang siapa melanggar atau menyalahi ketentuan itu, ia benar-benar telah
berbuat zalim terhadap diri sendiri dan pada masyarakatnya.
d. Jenis Perceraian
Talak atau gugat cerai yang dilakukan oleh suami terdiri dari 4 (empat) macam sbb:
1. Talak raj’i
Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan (melafazkan) talak satu
atau talak dua kepada isterinya. Suami boleh rujuk kembali ke isterinya ketika
masih dalam iddah. Jika waktu iddah telah habis, maka suami tidak dibenarkan
merujuk melainkan dengan akad nikah baru.
2. Talak bain
Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan talak tiga atau melafazkan
talak yang ketiga kepada isterinya. Isterinya tidak boleh dirujuk kembali. Si
suami hanya boleh merujuk setelah isterinya menikah dengan lelaki lain, suami
barunya menyetubuhinya, setelah diceraikan suami barunya dan telah habis
iddah dengan suami barunya.
3. Talak sunni
Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan cerai talak kepada isterinya
yang masih suci dan belum disetubuhinya ketika dalam keadaan suci
4. Talak bid’i
Suami mengucapkan talak kepada isterinya ketika dalam keadaan haid
atau ketikasuci tapi sudah disetubuhi (berhubungan intim)
e. Talak Taklik
Talak taklik ialah suami menceraikan isterinya secara bersyarat dengan
sesuatu sebab atau syarat. Apabila syarat atau sebab itu dilakukan atau berlaku,
maka terjadilah penceraian atau talak.
1. Taklik Talak Ada 2 Macam
a. Taklik Qasami
Taklik qasami adalah taklik yang dimaksudkan seperti janji karena
mengandung pengertian melakukan pekerjaan atau meninggalkan suatu
perbuatan atau menguatkan suatu kabar.
b. Taklik Syarthi
Taklik Syarthi yaitu taklik yang dimaksudkan untuk menjatuhkan
talak jika telah terpenuhi syaratnya. Syarat sah taklik yang dimaksud tersebut
Mengucapkan talklik talak oleh pengantin pria sesaat setelah ijab kabul
hukumnya tidak wajib. Boleh dilakukan dan boleh ditinggalkan. Berdasarkan
pada
(a) Fatwa MUI pada 23 Rabi'ul Akhir 1417 H/ 7 September 1996 yang
menyatakan bahwa:
Pengucapan sighat ta'liq talaq, yang menurut sejarahnya untuk melindungi hak-
hak wanita ( isteri ) yang ketika itu belum ada peraturan perundang-undangan
tentang hal tersebut, sekarang ini pengucapan sighat ta'liq talaq tidak diperlukan
lagi. Untuk pembinaan ke arah pembentukan keluarga bahagia sudah di bentuk
BP4 dari tingkat pusat sampai dengan tingkat kecamatan.
(b) KHI Kompilasi Hukum Islam pasal 46 ayat (3)
Perjanjian taklik talak bukan suatu perjanjian yang wajib diadakan pada setiap
perkawinan, akan tetapi sekali taklik talak sudah diperjanjikan tidak dapat
dicabut kembali.
3. Khulu’ (Thalak tebus)
Khulu’ merupakan thalak yang diucapkan suami dengan cara istri membayar
ganti rugi atau mengembalikan mahar yang telah di terima dari suami. Khulu’
dilakukan suami atas permintaan istri karena sikap suami yang telah melanggar
ketentuan pernikahan. Jika pernikahan tersebut di pertahankan akan menyebabkan
tidak tercapainya tujuan pernikahan.
Khulu’ berakibat pada suami atau istri. Khulu’ mengakibatkan hal-hal sebagai berikut
a) Terjadinya thalak ba;’in jika unsur ganti ruginya terpenuhi, dan jika unsur ganti
rugi tidak ada, maka perceraian ini merupakan thalak biasa.
b) Mahar yang menjadi tanggungan suami juga gugur dari hak istri jika ganti rugi
tersebut bukan mahar
c) Gugurnya seluruh hak yang berhubungan dengan harta diantara kedua belah pihak
jika harta itu diperoleh setelah khulu’ terjadi.
d) Segala bentuk nafkah yang wajib di tunaikan suami sebelum khulu’ gugur setelah
terjadinya khulu’
e) Nafkah istri selama masa iddah tidak gugur dan wajib di bayarkan suami.
4. Fasakh
5. Hikmah Thalak
a) Jalan keluar darurat dari kemelut rumah tangga yang berkepanjangan sebagai akibat
tidak harmonisnya hubungan suami istri. Sebagai suami semestinya menjadi
tauladan bagi istrinya. Dan suami juga dituntut untuk membenahi sikap yang
kurang baik pada istrinya. Sebagaimana Bunyi hadits:
Artinya: "Dari abu hurairah dari Nabi Saw. bersabda: barang siapa beriman
kepada Allah dan hari kiamat, maka bila melihat suatu perkara maka berkatalah
dengan baik atau diamlah. Saling berpesankalh kamu untuk berbuat baik terhadap
perempuan, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Dan
sesungguhnya paling bengkoknya sesuatu adalah tulang rusuk yang paling ujung.
Dan bila kamu berupaya untuk meluruskannya maka kamu akan mematahkannya.
Dan jika kamu biarkan, niscaya dia akan senantiasa bengkok. Berwasiatlah kalian
kepada perempuan dengan kebaikan.)
C. Iddah
1. Macam-macam iddah
Iddah adalah masa menunggu bagi istri yang dicerai atau ditinggal mati oleh
suaminya.
Firman Allah dalam surat An-Nisa’ 4:35
sampai akhir masa idah. Sebaliknya, ia tidak boleh melakukan pekerjaan yang
dilarang oleh agama. Sebab, Allah Mahaperiksa atas segala rahasia kalian dan
mengetahui apa yang kalian lakukan untuk kemudian memperhitungkannya.
2) Istri yang belum pernah dicampuri (belum berhubungan seksual) dan bukan cerai
mati, tidak mempunyai masa iddah. Firman Allah dalam surat Al-Ahzab, 33:49
ِ ََي أَيُّها الَّ ِذين آَمنُوا إِذَا نَ َكحتُم الْم ْؤِمن
ٍات ُُثَّ طَلَّ ْقتموه َّن ِمن قَب ِل أَ ْن َتََ ُّسوه َّن فَما لَ ُكم علَي ِه َّن ِمن عِدَّة
ْ َْ ْ َ ُ ْ ْ ُ ُُ ُ ُْ َ َ َ َ
َِ ِ َ تَعتَد
)49( يَّل
ً َج احا ُ وه َّن َو َس ِر ُح
ً وه َّن َسَر ُ ُُّوَنَا فَ َمتع ْ
3) Istri yang hamil, iddahnya sampai ia melahirkan. Firman Allah dalam surat At-
Thalaq 65:4
4) Istri yang masih produktif (masa Haid) iddahnya adalah tiga kali suci. Firman Allah
dalam surat Al-Baqarah, 2:228
اَّللُ ِِف أ َْر َح ِام ِه َّن إِ ْن ُك َّن ٍ والْمطَلَّ َقات يَتبَّصن ِِبَنْ ُف ِس ِه َّن ثَََّلثَةَ قُر
َّ وء َوََل ََِي ُّل َِلُ َّن أَ ْن يَكْتُ ْم َن َما َخلَ َقُ َ ْ َََ ُ ُ َ
ص ََّل ًحا َوَِلُ َّن ِمثْ ُل الَّ ِذي َعلَْي ِه َّن ِ ِِ
َ َح ُّق بَِرده َّن ِِف ذَل ِ ِ ِ ِ
ْ ِك إِ ْن أ ََر ُادوا إ َ يُ ْؤم َّن ِي ََّّلل َوالْيَ ْوم ْاَلَخ ِر َوبُعُولَتُ ُه َّن أ
)228( يم ِ
ٌ َحك َّ وف َولِ ِلر َج ِال َعلَْي ِه َّن َد َر َجةٌ َو
اَّللُ َع ِز ٌيز ِ ِيلْمعر
ُْ َ
Artinya : Wanita-wanita yang dijatuhi talak, diharuskan menunggu, tidak
bersegera kawin lagi, selama tiga kali haid,(1) agar diketahui betul rahimnya
kosong dari janin(2) dan kesempatan untuk rujuk tetap terbuka. Mereka tidak boleh
menyembunyikan isi rahim mereka yang berupa janin atau darah haid. Itulah sifat
wanita-wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Suami-suami mereka
berhak untuk kembali mengawini mereka selama masa menunggu. Ketika
5) Istri yang sudah monopouse (sudah tidak haid lagi) iddahnya hanya 3 bulan. Firman
Allah dalam surat At-Thalaq, 65:4
c. Bagi istri yang iddah ba’in tetapi tidak hamil, baik thalak tebus /khulu’ mereka
hanya berhak atas tempat tinggal.
d. Sedang istri yang cerai mati tidak mendapatkan hak iddah karena ia sekaligus
memperoleh harta warisnya.
1. Tujuan Perkawinan
Tujuan perkawinan sebagaimana di jelaskan dalam pasal 1 undang-undang
nomor 1 1974 tentang perkawinan adalah membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahgia dan kekal berdasarkan Tuhan yang maha Esa.
2. Pencatatan Perkawinan
Pasal 2
1) Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya itu.
2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Pasal di depan menjelaskan tentang pencatatan perkawinan. Sebuah perkawinan
danggap sah jika menurut hokum masing-masing agamanya dan kepercayaannya
serta di catat menurut perundang-undangan yang berlaku.
3. Larangan Perkawinan
Pasal 8
Perkawinan dilarang antara 2 orang yang ;
1. Berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah atau ke atas.
2. Berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu antara saudara,
antara seorang dengan saudara orang tua, dan antara seorang dengan saudara
neneknya.
3. Berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu, dan ibu/bapak tiri.
4. Berhubungan susuan, rang tua susuan, anak susuan, saudara susuan, dan bibi /
paman susuan.
5. Berhubungan saudara dengan istri, atau sebagai bibi atau kemenakan dari istri,
dalam hal seorang suami beristri lebih dari seorang.
6. Mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku,
dilarang kawin.
Pasal 8 menjelaskan tentang orang-orang yang dilarang menikah. Jika di
perhatikan larangan menikah tersebut berlaku bagi orang yang masih memiliki
hubungan darah, hubungan semenda, hubungan susuan, dan memiliki hubungan yang
oleh agamanya dilarang menikah.
4. Batalnya Perkawinan
Pasal 22
Perkawinan dapat dibatalkan apabila para pihak tidak memenuhi syarat-syarat untuk
melangsungkan perkawinan.
Pasal 23
Yang dapat mengajukan pembatalan perkawinan yaitu :
1. Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dari suami atau istri
2. Suami atau istri
3. Pejabat yang berwenang hanya selama perkawinan belum di putuskan
4. Pejabat yang ditunjuk tersebut ayat (2) pasal 16 undang-undang ini dan setiap
orang yang mempunyai kepentingan hokum secara langsung terhadap perkawinan
tersebut, tetapi hanya setelah perkawinan itu putus.
Kedua pasal tersebut menjelaskan bahwa perkawinan dapat dibatalkan jika para
pihak tidak memenuhi syarat-syarat untuk melangsungkan perkawinan. Selain itu
pasal 23 menjelaskan tentang orang-orang yang berhak mengajukan pembatalan
perkawinan.
Pasal 41
Akibat putusnya perkawinan akibat perceraian ialah :
• Baik ibu atau bapak berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya,
semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bila mana ada perselisihan mengenai
penguasaan anak-anak, pengadilan memberi keputusannya.
• Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan
yang diperlukan anak itu, bilamana bapak tersebut dalam kenyataan tidak
memenuhi kewajiban tersebut, pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut
memikul biaya tersebut.
• Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberukan biaya
penghidupan dan atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas istrinya.
Sebagaimana dijelaskan dalam pasal 38 bahwa perceraian merupakan salah satu
penyebab putusnya perkawinan. Putusnya perkawinan membawa akibat sebagaimana
dijelaskan dalam pasal 41.
7. Kedudukan Anak
Pasal 42
1) Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan
yang sah.
Pasal 43
1) Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata
dengan ibunya dan keluarga ibunya.
2) Kedudukan anak tersebut (ayat 1) diatas selanjutnya akan diatur dalam peraturan
pemerintah.
Pasal 44
1) Seorang suami dapat menyangkal sahnya anak yang dilahirkan oleh istrinya,
bilamana ia dapat membuktikan bahwa istrinya telah berzina dan anak itu akibat
perzinaan tersebut.
2) Pengadilan memberikan keputusan tentang sah/tidaknya anak atas permintaan pihak
yang berkepentingan.
Pasal 42-44 menjelaskan tentang kedudukan anak. Sedangkan anak yang
dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah merupakan anak yang sah
menurut pasal 42. Anak yang dilahirkan diluar perkawinan hanya memiliki hubungan
perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya. Dapat dipahami bahwa seorang anak yang
dilahirkan diluar perkawinan tidak memiliki hubungan perdata dengan ayah dan
keluarga ayahnya.
Pasal 44 menjelaskan bahwa seorang suami dapat menyangkal sahnya anak
yang dilahirkan istrinya . hal tersebut dapat dilakukan jika suami dapat membuktikan
bahwa istrinya telah berzina dan anak tersebut merupakan hasil dari perzinaan.
Pengadilan dapat memberikan keputusan tentang sah atau tidaknya anak atas
permintaan yang berkepentingan.
9. Perkawinan Campuran
Pasal 57
Yang dimaksud dengan perkawinan campuran dalam undang-undang ini adalah
perkawinan antara dua orang yang di indonesia tunduk pada hokum yang berlainan,
karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarga negaraan
Indonesia.
Rangkuman
Nikah menurut bahasa adalah menghimpun atau mengumpulkan. Secara Istilah adalah
suatu ikatan lahir bathin antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim sebagai
suami istri dengan tujuan untuk membina rumah tangga yang bahagia berdasarkan tuntutan
Allah. Hukum menikah adalah sunnah muakkad, tetapi bias berubah sesuai kondisi dan niat
seseorang.
Rukun nikah merupakan hal-hal yang harus di penuhi agar nikah menjadi sah. Rukun
nikah meliputi :
1) Ada mempelai yang akan menikah,
2) Ada wali yang menikahkan
3) Ada ijab dan Qabul dari wali dan mempelai laki-laki
4) Ada dua saksi pernikahan tersebut
Pernikahan merupakan salah satu perintah agama yang memiliki banyak hikmah. Yaitu :
1) Memenuhi kebutuhan biologis manusia dengan cara yang suci dan halal
2) Memelihara kesucian ke hormatan dari perbuatan zina
3) Membentuk rumah tangga islami yang sejahtera lahir dan bathin
4) Mendidik anak-anak menjadi mulia, melestarikan hidup manusia, dan memelihara
nasab.
Pertanyaan
1. Bagaimana yang disebut nikah secara bahasa dan istilah?
2. Sebutkan syarat sah pernikahan bagi seseorang?
3. Apa saja yang dapat menyebabkan perceraian ?
4. Disebut apakah bila istri yang meminta cerai ? dan bagaimana Proses nya?