Anda di halaman 1dari 25

AGAMA ISLAM Hal.

- 95
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

BAB VII
PERNIKAHAN

Pendahuluan

Firman Allah dalam surat Ar-Ruum, 30:21

‫ت لَِق ْوٍم‬
ٍ ‫ك ََلََي‬ِ ِ ِ ِ ‫وِمن آََيتِِه أَ ْن خلَق لَ ُكم ِمن أَنْ ُف ِس ُكم أ َْزو‬
َ َ ‫اجا لتَ ْس ُكنُوا إلَْي َها َو َج َع َل بَْي نَ ُك ْم َم َوَّد ًة َوَر ْحَةً إ َّن ِِف ذَل‬
ًَ ْ ْ ْ َ َ َ ْ َ
َّ ‫يَتَ َف‬
)21( ‫كرو َن‬
ُ
“Dan diantara tanda-tanda kebesaran Allah ialah Dia menciptakan pasangan-
pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tentram
kepadanya. Dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih saying. Sungguh pada yang demikian
itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi kaum yang berpikir (QS. Ar Rum 30:21)”
Perkawinan adalah suatu bentuk hubungan yang suci sebagai asal mula terbentuknya
sebuah institusi keluarga yang merupakan pondasi umat dan masyar akat.Perkawinan menurut
pandangan Islam mirip dengan akad syirkah (kerja sama yang keduanya bisa saling memiliki).
Bagi akad syirkah ini laki-laki dan perempuan menjadi dua unsur yang tidak dapat dipisahkan
dalam membentuknya. Seorang laki-laki adalah pencetus langkah pertama dalam
pembentukan akad ini. Dia adalah pemilik jiwa yang jarang berubah-ubah di dalam
pelaksanaan akad ini. Akad syirkah ini memiliki aturan dan undang-undang yang jelas serta
simbol-simbol yang menjadi koridornya di dalam pengaplikasian kecintaan dan kasih sayang.
Islam juga mengajak seseorang yang mampu membangun akad ini untuk segera
melaksanakannya. Dan Islam pun menjanjikan berbagai macam jalan kemudahan serta rizki
yang melimpah, bila mereka tetap berpegang kepada aturan legal formal di dalam akad
syirkah ini. Baca: (Al-Usrah, hal. 4 dalam Maktabah Syamilah atau bisa dirujuk kepada
website aslinya dengan judul http//www.Al-Islam.com)

Hasil Pembelajaran

Setelah berhasil menyelesaikan tugas dan melengkapi tugas tugas dalam bab ini,
saudara dapat memahami ketentuan pernikahan, hal-hal yang dapat menyebabkan putusnya
perkawinan, dan ketentuan pernikahan menurut-undang-undang positif yang ada di
Indonesia.

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 96
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

Kriteria Penilaian

Keberhasilan Saudara dalam menguasai bab ini dapat diukur dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Dapat mengetahui ketentuan hukum islam tentang pengertia nikah, rukun dan syarat
nikah serta hikmah dan tujuan nikah
2. Dapat mengetahui dan mampu menjelaskan tentang putusnya akibat thalak, khulu’,
dan fasakh
3. Dapat mengkaitkan hukum pernikahan menurut islam dengan ketentuan perundang-
undangan di Indonesia.

A. Ketentuan Perkawinan
1. Pengertian Nikah
Nikah menurut bahasa adalah menghimpun atau mengumpulkan. Secara Istilah
adalah suatu ikatan lahir bathin antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan
muhrim sebagai suami istri dengan tujuan untuk membina rumah tangga yang bahagia
berdasarkan tuntutan Allah. Hukum menikah adalah sunnah muakkad, tetapi bisa
berubah sesuai kondisi dan niat seseorang.

2. Dasar Nikah
Firman Allah dalam Surat An-Nahl 16;72
ِ ‫اَّلل جعل لَ ُكم ِمن أَنْ ُف ِس ُكم أ َْزواجا وجعل لَ ُكم ِمن أ َْزو ِاج ُكم بنِني وح َف َدةً ورزقَ ُكم ِمن الطَّيِب‬
ِ ‫ات أَفَبِالْب‬
‫اط ِل‬َ َ َ ْ ََ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ْ َ َ َ َ ً َ ْ ْ ْ َ َ َ َُّ ‫َو‬
)72( ‫ك ُفرو َن‬
ْ َ‫ي‬ َِّ ‫ي ؤِمنُو َن وبِنِعم ِة‬
‫اَّلل ُه ْم‬
ُ َْ َ ُْ
FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN
AGAMA ISLAM Hal. - 97
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

Artinya : Allah menjadikan bagi kalian istri-istri yang berasal dari jenis yang
sama dengan kalian agar kalian mendapatkan ketenangan hidup (sakînah) dari
mereka. Dan dari istri-istri itu Allah menjadikan untuk kalian anak dan cucu.
Kemudian Allah menurunkan bermacam rezeki yang baik dan kalian sukai. Apakah
sesudah itu sebagian manusia justru menyekutukan Allah, percaya pada kebatilan
dan ingkar pada karunia-karunia lahir Tuhan? Padahal semestinya semua itu
disyukuri dan membuatnya hanya menyembah kepada Allah.

Firman Allah dalam Surat Az-Zariyat, 51:49

َّ ‫تَ َذ‬
)49( ‫كرو َن‬ ِ ْ ‫وِم ْن ُك ِل َشي ٍء َخلَ ْقنَا َزْو َج‬
‫ني لَ َعلَّ ُك ْم‬
ُ ْ َ
Artinya : Segala sesuatu Kami ciptakan dua jenis yang berpasang-pasangan
agar kalian ingat sehingga percaya kepada kekuasaan Kami.

Firman Allah dalam surat yasiin, 36:36

)36( ‫ض َوِم ْن أَنْ ُف ِس ِه ْم َوِِمَّا ََل يَ ْعلَ ُمو َن‬ ِ


ُ ِ‫اج ُكلَّ َها ِمَّا تُنْب‬
ُ ‫ت ْاْل َْر‬
ِ
َ ‫ُسْب َحا َن الَّذي َخلَ َق ْاْل َْزَو‬
Artinya : Mahasuci Allah yang telah menciptakan segala sesuatu secara
berpasangan –jantan dan betina– baik dalam dunia tumbuh- tumbuhan, diri mereka
sendiri dan hal-hal yang tidak diketahui oleh manusia.

Firman Allah dalam surat Ar-Ruum, 30:21


ٍ ‫ك ََلََي‬ِ ِ ِ ِ ‫وِمن آََيتِِه أَ ْن خلَق لَ ُكم ِمن أَنْ ُف ِس ُكم أ َْزو‬
‫ت‬ َ َ ‫اجا لتَ ْس ُكنُوا إلَْي َها َو َج َع َل بَْي نَ ُك ْم َم َوَّدةً َوَر ْحَةً إ َّن ِِف ذَل‬
ًَ ْ ْ ْ َ َ َ ْ َ
َّ ‫يَتَ َف‬
)21( ‫كرو َن‬
ُ ‫لَِق ْوٍم‬
Artinya : Dan di antara tanda-tanda kasih sayang-Nya adalah bahwa Dia
menciptakan bagi kalian, kaum laki-laki, istri-istri yang berasal dari jenis kalian
untuk kalian cintai. Dia menjadikan kasih sayang antara kalian dan mereka.
Sesungguhnya di dalam hal itu semua terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir
tentang ciptaan Allah.

Firman Allah dalam surat An-Nisa’ 4:9

ً ‫َس ِد‬
)9( ‫يدا‬ َّ ‫ين لَ ْو تَ َرُكوا ِم ْن َخ ْل ِف ِه ْم ذُ ِريَّةً ِض َعافًا َخافُوا َعلَْي ِه ْم فَ ْليَ تَّ ُقوا‬
‫اَّللَ َولْيَ ُقولُوا قَ ْوًَل‬ ِ َّ ‫ولْيخ‬
َ ‫ش ا لذ‬
َ ْ ََ
Artinya : Manusia sekali-kali tidak boleh berlaku zalim terhadap anak-anak
yatim. Hendaklah mereka merasa takut terhadap keturunannya yang lemah akan
menerima perlakuan zalim sebagaimana yang dirasakan oleh anak-anak yatim.
Bertakwalah kepada Allah dalam menghadapi anak-anak yatim. Berbicaralah
dengan ucapan yang mengarah kepada kebenaran tanpa berlaku zalim kepada siapa
pun.

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 98
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

Firman Allah dalam surat An-Nur, 24:32

َّ ‫ضلِ ِه َو‬
‫اَّللُ َو ِاس ٌع‬ َّ ‫ني ِم ْن عِبَ ِاد ُك ْم َوإِ َمائِ ُك ْم إِ ْن يَ ُكونُوا فُ َقَراءَ يُ ْغنِ ِه ُم‬
ْ َ‫اَّللُ ِم ْن ف‬ ِِ َّ ‫وأَنْكِحوا ْاْلََيمى ِمْن ُكم و‬
َ ‫الصاِل‬ َْ ََ ُ َ
)32( ‫يم‬ِ
ٌ ‫َعل‬
Artinya : Bantulah laki-laki dan wanita-wanita di antara kalian yang belum
kawin untuk menjauhi perbuatan zina dan segala yang mengarah kepadanya dengan
cara mengawinkan mereka. Begitu pula bantulah budak-budak kalian yang saleh
untuk kawin. Jangan sampai perbudakan menghalangi perkawinan. Sesungguhnya
Allah akan menyediakan segala fasilitas hidup terhormat bagi orang yang
menghendaki kesucian dirinya. Karunia Allah amatlah luas seberapa pun keperluan
manusia. Dia Maha Mengetahui segala niat dan segala yang terjadi di alam raya ini.

Firman Allah dalam surat An-Nisa’ 4:34

‫ات‬ ِ
ٌ َ‫ات قَانت‬
ِ َّ َ‫ض وِِبا أَنْ َف ُقوا ِمن أَمواِلِِم ف‬
َ َ ٍ ‫ض ُه ْم َعلَى بَ ْع‬ ِِ ِ ِ
ُ َ‫الصاِل‬ ْ َْ ْ َ ‫اَّللُ بَ ْع‬
َّ ‫َّل‬
َ ‫ال قَ َّو ُامو َن َعلَى الن َساء ِبَا فَض‬
ُ ‫الر َج‬

‫وه َّن فَإِ ْن‬ ِ ‫الَّلِِت ََتافُو َن نُشوزه َّن فَعِظُوه َّن واهجروه َّن ِِف الْمض‬ َّ ‫ب ِِبَا َح ِف َظ‬
ِ ‫ات لِْلغَْي‬ ِ
ُ ُ‫اض ِرب‬
ْ ‫اج ِع َو‬ َ َ ُ ُُ ْ َ ُ َُ ُ َ َّ ‫اَّللُ َو‬ ٌ َ‫َحافظ‬

)34( ‫ريا‬ِ ِ َّ ‫أَطَ ْعنَ ُك ْم فَ ََّل تَ ْب غُوا َعلَْي ِه َّن َسبِ ًيَّل إِ َّن‬
ً ‫َعليًّا َكب‬ ‫اَّللَ َكا َن‬
Artinya : Suami memiliki hak memelihara, melindungi dan menangani urusan
istri, karena sifat- sifat pemberian Allah yang memungkinkan mereka melakukan hal-
hal yang ia lakukan itu, dan kerja keras yang ia lakukan untuk membiayai keluarga.
Oleh karena itu, yang disebut sebagai istri yang salehah adalah istri yang taat
kepada Allah dan suami, dan menjaga segala sesuatu yang tidak diketahui langsung
oleh suami. Karena, memang, Allah telah memerintahkan dan menunjukkan istri
untuk melakukan hal itu. Kepada istri yang menampakkan tanda- tanda
ketidakpatuhan, berilah nasihat dengan perkataan yang menyentuh, jauhi ia di
tempat tidur, kemudian beri hukuman berupa pukulan ringan yang tidak melukai,
ketika ia tidak menampakkan perbaikan. Jika dengan salah satu cara itu ia sadar dan
kembali mematuhi suami, maka suami tidak boleh menempuh cara lain yang lebih
kejam dengan maksud menyakiti dan menganiaya istri. Allah sungguh lebih mampu -
untuk melakukan itu- dan membalas suami, jika suami terus menyakiti dan
menganiaya istri.
3. Rukun Nikah
Rukun Nikah agar pernikahannya sah terdiri dari :
a. Ada Kedua mempelai berdua. Mempelai laki-laki berkewajiban memberi
maskawin bagi calon istrinya. Maskawin merupakan sesuatu yang mesti dibayar

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 99
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

oleh suami bila ia telah menikahi seorang perempuan. Baik sudah mencampuri
atau belum. Keharusan ini didasarkan pada al-Qur'an surat al-Nisa' ayat: 4, 24,
dan ayat 34. Pemberian maskawin ini adalah salah satu dari usaha syari'at Islam,
yaitu memperhatikan dan menghargai kedudukan wanita, memberinya hak untuk
memegang urusannya. Maskawin dalam bahasa Arabnya sering disebut dengan
Ujrah, Mahar, dan Shodaq. Ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama.
Dr. Zakariyya al-barro menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Mahar atau
Shodaq adalah sejumlah harta yang harus diberikan oleh suami kepada isterinya
sebab semata-mata akad nikah yang dia lakukan. Sedangkan besar kecilnya
jumlah harta tersebut tergantung kesepakatan kedua mempelai dan melihat tradisi
setempat. Ayat ini berbunyi:
ِ
ً‫ص ُدقَاِتِِ َّن ِْنلَة‬
َ ‫َّساء‬
َ ‫َوآتُواْ الن‬
Artinya: "Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi)
sebagai pemberian dengan penuh kerelaan" (QS. Al-Nisa', ayat: 4) baca:
Bunyi lengkap dari ayat ini adalah:
ِِ
َ ‫ورُه َّن فَ ِر‬
...ً‫يضة‬ َ ‫ُج‬ ُ ُ‫استَ ْمتَ ْعتُم بِه مْن ُه َّن فَآت‬
ُ ‫وه َّن أ‬ ْ ‫فَ َما‬....
Artinya …"Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara
mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna) sebagai suatu
kewajiban)…" .). Sebagian Ulama menafsiri kata bima anfaqu min amwalihim
dengan Nafaqoh dan maskawin/mahar yang telah diberikan oleh suami (laki-
laki) kepada istrinya (perempuan). Penafsiran ini diriwyatkan oleh Ibnu Abbas
RA. 1

1
(baca: Ibnu al-Jauzi, Zad al-Masir: dalam Maktabah Syamilah, Juz. II, hal. 25)

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 100
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

b. Ada wali yang menikahkan

c. Ada ijab dan Qabul dari wali dan mempelai laki-laki


Contoh :
Kata yang diucapkan oleh wali atau ayah dari pengantin wanita (ijab):
SAUDARA/ANANDA (nama pengantin pria) BIN (nama ayah calon pengantin pria) SAYA
NIKAHKAN DAN SAYA KAWINKAN ENGKAU DENGAN (nama pengantin perempuan) BINTI
(nama ayah pengantin perempuan) DENGAN MASKAWINNYA BERUPA (sebutkan mas
kwainnya), TUNAI.
Kata yang diucapkan oleh pengantin pria (Qobul):
SAYA TERIMA NIKAHNYA DAN KAWINNYA (nama pengantin perempuan) BINTI (nama ayah
dari pengantin perempuan) DENGAN MASKAWINNYA YANG TERSEBUT DIBAYAR TUNAI.

d. Ada dua saksi pernikahan


tersebut

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 101
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

e. Seseorang yang akan menikah harus ada kerelaan hati laki-laki dan
perempuan tanpa ada paksaan. Kerelaan hati merupakan sesuatu yang
tersembunyi sehingga perlu diungkapkan dalam ijab qabul.

4. Syarat Nikah
Selain memiliki rukun, dalam pernikahan juga ada syarat-syarat tertentu
a) Calon Suami telah balig dan berakal
b) Calon istri yang halal di nikahi, dan bersedia untuk di nikahi
c) Lafad ijab qabul bersifat selamanya. Kalau bersifat sementara diharamkan dalam
islam2.
d) Dua orang saksi . dalam Islam 2 saksi ini harus balig dan berakal, minimal 2 orang
laki-laki, merdeka, adil, muslim, dapat melihat (menurut madhab syafi’i)
e) Identitas Pelaku akad diungkapkan secara jelas. (menurut syafi’i dan hambali,
identitas kedua mempelai harus dijelaskan secara jelas agar nikahnya sah)
f) Wali harus memenuhi syarat, menurut jumhur ulama akad nikah tidak sah tanpa
adanya wali. Syarat-syarat wali nikah antara lain:
1) Laki-laki
2) Baligh dan berakal
3) Beragama islam
4) Merdeka
5) Memiliki hak perwalian
6) Tidak ada halangan untuk menjadi wali
7) Adil

5. Macam-macam Nikah

2
Muhammad Rasyid Ridla berpendapat bahwa suatu perkawinan yang disertai niat tidak untuk
selamanya sekalipun tidak disebutkan dalam akat nikah, maka perkawinannya batal (demi hukum). Karena
dipandang bertentangan dengan prinsip dan tujuan pokok perkawinan

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 102
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

Pernikahan dalam Islam akan sah apabila memenuhi rukun dan syarat sebagaimana
penjelasan diatas. Yang hal ini menjadi acuan undang-undang no 1 tahun 1974 tentang
perkawinan sebagai dasar hukum pelaksanaan pernikahan bagi umat Islam. Sehingga
masyarakat sekarang mengenal macam-macam pernikahan diantaranya nikah sirri,
nikah mut’ah, dan poligami

1. Nikah sirri
Nikah sirri adalah pernikahan yang dilakukan tanpa proses pencatatan oleh
pemerintah yang wewenangnya ada pada KUA. Karena tidak adanya pencatatan
tersebut cenderung merugikan sepihak khususnya perempuan jika terjadi masalah
dalam pernikahannya.

2. Nikah mut’ah
Nikah mut’ah adalah seseorang menikah dengan seserang dengan batas
waktu tertentu dengan memberikan kepada seorang perempuan berupa harta,
makanan, dan pakaian. Ketika batas waktu yang ditentukan sudah habis, maka
dengan sendirinya putus pernikahnnya, dan hal ini dilarang oleh Rasulullah karena
bertentangan dengan nilai keadilan dalam Islam. Ketentuan ini berdasarkan hadist
nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah yang menyatakan;

‫ِف اْ ِإل ْستِ ْمتَ ِاء إَِلَّ َوإِ َّن هللاَ قَ ْد َحَّرَم َها إِ ََل يَ ْوِم الْ ِقيَ َام ِة فَ َم ْن َكا َن‬ ْ ِ ‫ت لَ ُك ْم‬ُ ْ‫ت أَذن‬
ِ ْ‫َيَيُّها النَّاس إِِّن قَ ْد ُكن‬
ُ ْ ُ َ َ
ِ
‫عِنْ َدهُ ِمنْ ُه َّن َش ْيءٌ فَلْيُ ْخ ِل َسبِْي لَ َها َوَلَ ََتْ ُخ ُذ ْوا ِمَّا آتَ ْي تُ ُم ْوُه َّن َشْي ئًا‬

Artinya: “Wahai manusia, dulu aku pernah mengizinkan kamu untuk melangsugkan
nikah muth’ah (nikah sementara), akan tetapi ketahuilah bahwa Allah telah
mengharamkannnya sampai hari kiamat. Maka barang siapa yang masih
melangsungkan perkawinan secara muth’ah, maka lepaskanlah wanita tersebut
dan janganlah kamu mengambil kembali sesuatu yang telah engkau berikan
kepadanya. Baca- Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Isa al-Babi al-Hiabi, 1952, I, hal
631

Dan hadist yang menyatakan ;

َّ‫اس ِِف الْ ُمْت َع ِة ثَََّل ًًث ُُث‬


ٍ َ‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َع َام أ َْوط‬
َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬ َ َ‫َع ْن إِ ََي ِس بْ ِن َسلَ َمةَ َع ْن أَبِ ِيه ق‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ص َر ُس‬
َ ‫ال َر َّخ‬
)‫ََنَى َعْن َها (رواه مسلم‬

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 103
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

Artinya: " dari Iyas bin Salamah dari ayahnya, ia berkata: telah memberi
keringanan Rasulullah SAW. di tahun Autas (tahun pembebasan, yakni pembukaan
kota Makkah ) tentang malangsungkan perkawinan nikah mut'ah selama tiga hari,
lalu melarangnya
3. Poligami
Poligami adalah menikahnya seorang laki-laki dengan perempuan dengan
jumlah lebih dari satu, maksimal empat. Dalam al-Qur’an diperbolehkan dengan
syarat yang tidak mudah misalnya harus adil, bisa memenuhi kebutuhan istri, dan
terhindar dari perselisihan antar istri. Dan hal ini sulit dilakukan.
Poligami memang asyik kita perbincangkan. Di satu sisi ada sekelompok
orang yang menentang keras praktik poligami. Semenatara di sisi lain terdapat
sekelompok orang yang membela. Mereka yang menolak berargumen bahwa
praktik poligami esesnsinya hanyalah menjadi ladang basah kekerasan terhadap
kaum wanita. Disamping itu, mereka juga menyangkal teks al-Qurân yang menurut
sebagian yang lain sebagai justifikasi praktik poligami.
Selanjutnya mereka berkomentar bahwa surat al-Nisâ' ayat 3 yang
memperbolehkan poligami itu harus memenuhi persyaratan yang cukup ketat, yaitu
adil. Sementara dalam surat yang sama ayat 129 Allâh SWT. telah menegaskan
bahwa seorang pelaku poligami tidak akan mampu berlaku adil. Dengan demikian,
pintu poligami sudah tertutup dan terkunci rapat.
Di saat yang sama, mereka yang setuju dengan poligami menolak
pemahaman di atas. Kelompok ini menyangkal pemahaman tersebut juga
menggunakan dalil yang sama, yaitu surat al-Nisâ' ayat 3 dan ayat 129. Namun
sudut pandang yang mereka gunakan itu berbeda.
Selanjutnya kelompok ini menegaskan bahwa adil yang disyaratkan dalam
ayat 3 itu adalah adil dalam bidang material, seperti nafkah, membagi waktu
bermalam dan sebagainya. Sedangkan keadilan yang tidak mungkin tewujud (al-
Nisâ' ayat 129) bukanlah adil material seperti yang disebutkan dalam ayat 3 di atas,
akan tetapi adil dalam bidang immaterial (cinta). Oleh karena itu, tidak tepat
menjadikan ayat 129 sebagai dalil untuk menutup pintu poligami serapat-rapatnya.
lihat - M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran, (Bandung : Mizan, 2000), h. 201

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 104
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

Berangkat dari dua alur pemikiran di atas, Dr. Wahabah al-Zuhayly


mengatakan bahwa adil dalam hubungan bersama (termasuk hubungan suami istri
dalam poligami) meliputi adil dalam persoalan material (mẵddiyah) dan immaterial
(ghayru mẵddiyah).
Sedangkan yang termasuk adil material adalah adil di dalam:
1. Waktu bermalam (al-mabỉt), dan
2. Nafkah, yang meliputi sandang (al-kiswah), pangan (al-ma'kal dan al-masyrab)
dan papan (al-maskan). Dan yang termasuk adil immaterial antara lain adalah
dalam persoalan cinta (al-hubb) dan kecenderungan hati (al-mayl).

6. Hikmah Perkawinan
Pernikahan merupakan salah satu perintah agama yang memiliki banyak
hikmah. Diantara hikmah meliputi hal-hal sebagai berikut
a) Memenuhi kebutuhan biologis manusia dengan cara yang suci dan halal
b) Memelihara kesucian dan kehormatan dari perbuatan zina
c) Membentuk rumah tangga islami yang sejahtera lahir dan bathin
d) Mendidik anak-anak menjadi mulia dan memelihara nasab
e) Mengikuti sunnah rasul dan untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT
f) Memupuk rasa tanggung jawab dalam rangka memelihara dan mendidik anak
g) Membagi tanggung jawab antara suami dan istri yang selama ini masih di pikul
sendiri sendiri
h) Menyatukan keluarga kedua belah pihak.

B. Putusnya Perkawinan
1. Meninggal Dunia
Jika salah satu pihak suami atau istri meninggal dunia, pernikahan dengan
sendirinya putus atau berakhir3. Jika salah satu pihak ditinggal mati oleh pasangannya,
hubungan perkawinannya menunjukkan telah berakhir.

3
sahabat Umar dan Utsman yang mengatakan bahwa :

ِِ ِ ٍ
َ ْ ‫ت َزْو َجهُ فَلَ ْم تَ ْد ِر أَيْ َن ُه َو فَإِ ََّنَا تَْنظُُر أ َْربَ َع سن‬
‫ني ُُثَّ تَْنظُُر أ َْربَ َعةَ أَ ْش ُه ٍر َوعَ ْشًرا‬ ْ ‫أ ََُُّّيَا ْامَرأَة فُق َد‬
“Perempuan manapun yang suaminya hilang kemudian tidak diketahui dimana dia berada, maka hendaknya
perempuan tersebut menungggu selama empat tahun dan setelah itu harus menjalani ‘iddah selama empat
bulan sepuluh hari

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 105
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

2. Perceraian
Perceraian merupakan penyebab putusnya pernikahan. Ayat yang memperkuat
perceraian adalah : Di dalam al-Qur’an secara tegas dan jelas dinyatakan dalam surah
al-Baqarah ayat 229.
ٍ ِ ٌ ‫الطََّّلَ ُق مَّرََت ِن فَِإمس‬
ٍ ‫وف أَو تَس ِريح ِبِِحس‬
.‫ان‬ َ ْ ٌ ْ ْ ‫اك ِبَْع ُر‬ َْ َ
dalam surah at-Talak ayat 1.

َ‫صوا الْعِ َّدة‬ ِِ ِ ِ ‫َي أَيُّها النَِِّب إِذَا طَلَّ ْقتم النِساء فَطَلِ ُق‬
ُ ‫َح‬
ْ ‫وه َّن لعدَِّت َّن َوأ‬
ُ َ ُُ ُّ َ
dalam beberapa Hadist diterangkan mengenai problematika talak dan hukumnya,
diantaranya hadist riwayat Ibnu ‘Umar.

‫اَل الطَََّّلق‬ َِّ ‫ال أَب غَض ا ِْل ََّل ِل إِ ََل‬ ِ


َ ‫اَّلل تَ َع‬ َ ُ ْ َ َ‫صلَّى اللَّهم َعلَْيه َو َسلَّ َم ق‬ ِ ِ‫َع ِن ابْ ِن عُ َمَر َع ِن الن‬
َ ‫َِّب‬
“Perkara halal yang paling dibenci dalam pandangan Allah adalah talak
Firman Allah terkait bilangan Thalak dalam surat Al-Baqarah 2:229

‫وه َّن َشْي ئًا إََِّل أَ ْن‬ ِ ِ ٍ ٍ ِ ٌ ‫الطَََّّل ُق مَّرََت ِن فَإِمس‬


ُ ‫يح ِبِِ ْح َسان َوََل ََي ُّل لَ ُك ْم أَ ْن ََتْ ُخ ُذوا ِمَّا آَتَ ْي تُ ُم‬
ٌ ‫اك ِبَْع ُروف أ َْو تَ ْس ِر‬ َْ َ
َِّ ‫اَّلل فَ ََّل جنَاح علَي ِهما فِيما افْ ت َدت بِِه تِْلك ح ُدود‬
‫اَّلل‬ َِّ ‫اَّلل فَِإ ْن ِخ ْفتم أَََّل ي ِقيما ح ُدود‬
َِّ ‫ََيافَا أَََّل ي ِقيما ح ُدود‬
ُ ُ َ ْ َ َ َ َْ َ ُ َ ُ َ ُ ُْ َ ُ َ ُ َ

)229( ‫ك ُه ُم الظَّالِ ُمو َن‬ َِّ ‫فَ ََّل تَعت ُدوها ومن ي ت ع َّد ح ُدود‬
َ ِ‫اَّلل فَأُولَئ‬ َ ُ َ ََ ْ َ َ َ َ ْ
Artinya : Talak (yang dapat dirujuk) itu dua kali.(1) Suami dapat merujuk kembali
istrinya setelah talak pertama dan kedua selama masa idah atau mengembalikannya
sebagai istri dengan akad baru. Dalam kondisi demikian suami wajib meniatkan
usaha mengembalikan istri itu sebagai tindakan yang adil demi perbaikan. Meskipun
jika suami bermaksud mengakhiri perkawinan, tetap diharuskan menempuh jalan
terbaik dengan tetap menghormati wanita bekas istrinya itu tanpa memperlakukannya
dengan kasar. Tidak diperbolehkan bagi kalian, wahai para suami, untuk meminta
kembali harta yang telah kalian serahkan kepada istri itu, kecuali apabila kalian
merasa khawatir tidak mampu melaksanakan hak dan kewajiban hidup bersuami istri
sebagaimana dijelaskan dan diwajibkan Allah swt. Apabila kalian, wahai orang-
orang Muslim, merasa khawatir istri-istri kalian tidak akan sanggup melaksanakan
kewajiban mereka sebagai istri secara sempurna, maka mereka juga telah diberi

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 106
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

ketetapan hukum untuk menyerahkan sejumlah harta kepada suami sebagai imbalan
perceraian istri-istri itu dari suami mereka. Inilah adanya ketentuan hukum Allah itu,
maka barang siapa melanggar atau menyalahi ketentuan itu, ia benar-benar telah
berbuat zalim terhadap diri sendiri dan pada masyarakatnya.

a. Shighat (Ucapan) Cerai Talak Ada Dua


Ditinjau dari segi shighat, lafadz, ucapan cerai talak dari seorang suami pada
istri, talak ada dua macam yaitu talak sharih (langsung, jelas, eksplisit) dan talak
kinayah (tidak langsung, sindiran, implisit). Kedua shighat talak ini memiliki
hukum tersendiri dalam soal terjadinya talak atau tidak.
1. Talak Sharih (Langsung)
Talak sharih adalah ucapan talak secara jelas dan eksplist yang apabila
diucapan pada istri maka jatuhlah talak/perceraian walaupun suami tidak berniat
untuk cerai. Lafadz talak sharih ada 3 (tiga) yaitu:
(a) Talak atau cerai. Seperti kata suami pada istri: "Aku menceraikanmu." atau
"Kamu dicerai", dsb.
(b) Pisah (mufaraqah)
(c) Sarah (pisah)
2. Talak Kinayah (Tidak Langsung, Implisit)
Yaitu kata yang mengandung nuansa atau makna percraian tapi tidak
secara langsung. Seperti kata suami pada istri "Pulanglah pada orang tuamu!"
Termasuk talak kinayah adalah talak sharih tapi dibuat secara tertulis atau
melalui SMS (short text message).
b. Hukum Cerai/Talak
Hukum talak/perceraian itu beragam: bisa wajib, sunnah, makruh, haram,
mubah. Rinciannya sbb:
1. Talak itu wajib apabila:
a. Jika suami isteri tidak dapat didamaikan lagi
b. Dua orang wakil daripada pihak suami dan isteri gagal membuat kata sepakat
untuk perdamaian rumahtangga mereka

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 107
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

c. Apabila pihak pengadilan berpendapat bahawa talak adalah lebih baik


d. Jika tidak diceraikan dalam keadaan demikian, maka berdosalah suami
2. Perceraian itu haram apabila:
a. Menceraikan isteri ketika sedang haid atau nifas
b. Ketika keadaan suci yang telah disetubuhi
c. Ketika suami sedang sakit yang bertujuan menghalang isterinya daripada
menuntut harta pusakanya
d. Menceraikan isterinya dengan talak tiga sekaligus atau talak satu tetapi
disebut berulang kali sehingga cukup tiga kali atau lebih
3. Perceraian Itu Hukumnya Sunnah Apabila:
a. Suami tidak mampu menanggung nafkah isterinya
b. Isterinya tidak menjaga martabat dirinya
4. Cerai Hukumnya Makruh Apabila:
• Suami menjatuhkan talak kepada isterinya yang baik, berakhlak mulia dan
mempunyai pengetahuan agama
5. Cerai Hukumnya Mubah Apabila
• suami lemah keinginan nafsunya atau isterinya belum datang haid atau telah
putus haidnya
c. Rukun Perceraian/ Talak
Ada 2 faktor dalam perceraian yaitu suami dan istri. Masing-masing ada
syarat sahnya perceraian.
1. Rukun Talak bagi Suami
- Berakal sehat
- Baligh
- Dengan kemauan sendiri
2. Rukun Talak bagi Isteri
- Akad nikah sah
- Belum diceraikan dengan talak tiga oleh suaminya
Lafadz/teks talak:
- Ucapan yang jelas menyatakan penceraiannya
- Dengan sengaja dan bukan paksaaan

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 108
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

d. Jenis Perceraian
Talak atau gugat cerai yang dilakukan oleh suami terdiri dari 4 (empat) macam sbb:
1. Talak raj’i
Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan (melafazkan) talak satu
atau talak dua kepada isterinya. Suami boleh rujuk kembali ke isterinya ketika
masih dalam iddah. Jika waktu iddah telah habis, maka suami tidak dibenarkan
merujuk melainkan dengan akad nikah baru.
2. Talak bain
Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan talak tiga atau melafazkan
talak yang ketiga kepada isterinya. Isterinya tidak boleh dirujuk kembali. Si
suami hanya boleh merujuk setelah isterinya menikah dengan lelaki lain, suami
barunya menyetubuhinya, setelah diceraikan suami barunya dan telah habis
iddah dengan suami barunya.
3. Talak sunni
Yaitu perceraian di mana suami mengucapkan cerai talak kepada isterinya
yang masih suci dan belum disetubuhinya ketika dalam keadaan suci
4. Talak bid’i
Suami mengucapkan talak kepada isterinya ketika dalam keadaan haid
atau ketikasuci tapi sudah disetubuhi (berhubungan intim)
e. Talak Taklik
Talak taklik ialah suami menceraikan isterinya secara bersyarat dengan
sesuatu sebab atau syarat. Apabila syarat atau sebab itu dilakukan atau berlaku,
maka terjadilah penceraian atau talak.
1. Taklik Talak Ada 2 Macam
a. Taklik Qasami
Taklik qasami adalah taklik yang dimaksudkan seperti janji karena
mengandung pengertian melakukan pekerjaan atau meninggalkan suatu
perbuatan atau menguatkan suatu kabar.
b. Taklik Syarthi
Taklik Syarthi yaitu taklik yang dimaksudkan untuk menjatuhkan
talak jika telah terpenuhi syaratnya. Syarat sah taklik yang dimaksud tersebut

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 109
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

ialah perkaranya belum ada, tetapi mungkin terjadi di kemudian hari,


hendaknya istri ketika lahirnya akad talak dapat dijatuhi talak dan ketika
terjadinya perkara yang ditaklikkan istri berada dalam pemeliharaan suami.

2. Isi Sighat Taklik Talak


Bunyi redaksi atau sighat taklik taklak yang diucapkan pengantin pria setelah
ijab kabul di KUA dan termuat dalam buku Akta Nikah adalah sbb:
SIGHAT TAKLIK TALAK
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
Sesudah akad nikah saya (nama_mempelai_pria) bin
(nama_ayah_mempelai_pria) berjanji dengan sepenuh hati, bahwa saya akan
menepati kewajiban saya sebagai seorang suami, dan akan saya pergauli istri
saya bernama (nama_mempelai_wanita) binti (nama_ayah_mempelai wanita)
dengan baik (mu'asyarah bilma'ruf) manurut ajaran syari'at islam.
Selanjutnya saya membaca sighat taklik atas istri saya sebagai berikut :
Sewaktu-waktu saya :
1. Meninggalkan istri saya dua tahun berturut-turut,
2. Atau saya tidak memberi nafkah wajib kepadanya tiga bulan lamanya,
3. Atau saya menyakiti badan/jasmani istri saya,
4. Atau saya membiarkan (tidak memperdulikan) istri saya enam bulan lamanya,
Kemudian istri saya tidak ridha dan mengadukan halnya kepada pengadilan
agama dan pengaduannya dibenarkan serta diterima oleh pengadilan tersebut,
sebagai iwadh (pengganti) kepada saya, maka jatuhlah talak saya satu
kepadanya.
Kepada Pengadilan tersebut saya kuasakan untuk menerima uang iwadh itu dan
kemudian menyerahkan kepada Direktorat Jendral Bimas Islam dan
Penyelengara Haji Cq. Direktorat Urusan Agama Islam untuk keperluan ibadah
sosial.
3. Hukum Ucapan Taklik Talak

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 110
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

Mengucapkan talklik talak oleh pengantin pria sesaat setelah ijab kabul
hukumnya tidak wajib. Boleh dilakukan dan boleh ditinggalkan. Berdasarkan
pada
(a) Fatwa MUI pada 23 Rabi'ul Akhir 1417 H/ 7 September 1996 yang
menyatakan bahwa:
Pengucapan sighat ta'liq talaq, yang menurut sejarahnya untuk melindungi hak-
hak wanita ( isteri ) yang ketika itu belum ada peraturan perundang-undangan
tentang hal tersebut, sekarang ini pengucapan sighat ta'liq talaq tidak diperlukan
lagi. Untuk pembinaan ke arah pembentukan keluarga bahagia sudah di bentuk
BP4 dari tingkat pusat sampai dengan tingkat kecamatan.
(b) KHI Kompilasi Hukum Islam pasal 46 ayat (3)
Perjanjian taklik talak bukan suatu perjanjian yang wajib diadakan pada setiap
perkawinan, akan tetapi sekali taklik talak sudah diperjanjikan tidak dapat
dicabut kembali.
3. Khulu’ (Thalak tebus)
Khulu’ merupakan thalak yang diucapkan suami dengan cara istri membayar
ganti rugi atau mengembalikan mahar yang telah di terima dari suami. Khulu’
dilakukan suami atas permintaan istri karena sikap suami yang telah melanggar
ketentuan pernikahan. Jika pernikahan tersebut di pertahankan akan menyebabkan
tidak tercapainya tujuan pernikahan.
Khulu’ berakibat pada suami atau istri. Khulu’ mengakibatkan hal-hal sebagai berikut
a) Terjadinya thalak ba;’in jika unsur ganti ruginya terpenuhi, dan jika unsur ganti
rugi tidak ada, maka perceraian ini merupakan thalak biasa.
b) Mahar yang menjadi tanggungan suami juga gugur dari hak istri jika ganti rugi
tersebut bukan mahar
c) Gugurnya seluruh hak yang berhubungan dengan harta diantara kedua belah pihak
jika harta itu diperoleh setelah khulu’ terjadi.
d) Segala bentuk nafkah yang wajib di tunaikan suami sebelum khulu’ gugur setelah
terjadinya khulu’
e) Nafkah istri selama masa iddah tidak gugur dan wajib di bayarkan suami.

4. Fasakh

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 111
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

Fasakh merupakan batalnya akad atau lepasnya ikatan perkawinan antara


suami istri yang di sebabkan terjadinya cacat atau kerusakan pada akad itu sendiri,
atau di sebabkan hal-hal yang datang kemudian yang menyebabkan akad tidak dapat di
lanjutkan.
Fasakh yang disebabkan adanya cacat atau kerusakan yang terjadi dalam akad
nikah, seperti sebagai berikut :
a) Setelah akad dilakukan, diketahui bahwa pasangan itu ternyata saudara sekandung,
seayah seibu, atau rada’ (sepersusuan)
b) Seorang anak kecil yang belum balig dinikahkan oleh walinya, setelah dewasa di
suruh memilih untuk lanjut atau tidak.
Fasakh yang di sebabkan sesuatu yang datang kemudian pada akad, sehingga
akad itu tidak dapat dilanjutkan seperti berikut :
a) Jika suami istri dulunya non Islam, lalu istrinya masuk Islam. Pada waktu itu juga
pernikahnnya bathal, karena muslimah tidak boleh menikah dengan non muslim
b) Jika salah seorang dari suami istri murtad atau keluar dari agam Islam untuk
selamanya.

5. Hikmah Thalak
a) Jalan keluar darurat dari kemelut rumah tangga yang berkepanjangan sebagai akibat
tidak harmonisnya hubungan suami istri. Sebagai suami semestinya menjadi
tauladan bagi istrinya. Dan suami juga dituntut untuk membenahi sikap yang
kurang baik pada istrinya. Sebagaimana Bunyi hadits:

ِ ْ‫ال م ن َك ا َن ي ْؤِمن ِيَِ والْي وِم ا‬


‫َلخ ِر فَإِذَا َش ِه َد أ َْم ًرا‬ ِ
َْ َ ُ ُ ْ َ َ َ‫ص لَّى هللاُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم ق‬
َ ‫َع ْن أَِِب ُهَريْ َرةَ َع ْن النَِّ ِِب‬
‫ت ِم ْن ِض لَ ٍع َوإِ َّن أ َْع َو َج َش ْي ٍء ِِف‬ ِ ِ ِ
ْ ‫ص وا ِيلن َس اء فَ إِ َّن الْ َم ْرأَةَ ُخل َق‬
ُ ‫استَ ْو‬
ِ ِ
ْ ‫فَ ْليَ تَ َكلَّ ْم ْيَ ٍْري أ َْو ليَ ْس ُك‬
ْ ‫ت َو‬
‫صوا ِيلنِ َس ِاء َخ ْ ًريا‬ ْ ‫يمهُ َك َس ْرتَهُ َوإِ ْن تَ َرْكتَهُ ََلْ يََزْل أ َْع َو َج‬
ُ ‫استَ ْو‬
ِ ‫الضلَ ِع أَعَّلَه إِ ْن ذَهب‬
ُ ‫ت تُق‬
َ َْ ُ ْ
ِ

Artinya: "Dari abu hurairah dari Nabi Saw. bersabda: barang siapa beriman
kepada Allah dan hari kiamat, maka bila melihat suatu perkara maka berkatalah
dengan baik atau diamlah. Saling berpesankalh kamu untuk berbuat baik terhadap
perempuan, karena mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok. Dan
sesungguhnya paling bengkoknya sesuatu adalah tulang rusuk yang paling ujung.
Dan bila kamu berupaya untuk meluruskannya maka kamu akan mematahkannya.

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 112
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

Dan jika kamu biarkan, niscaya dia akan senantiasa bengkok. Berwasiatlah kalian
kepada perempuan dengan kebaikan.)

b) Perceraian memungkinkan kedua belah pihak kembali saling menghormati dan


menghargai satu sama lainnya tanpa menyimpan dendam.
c) Sebagai pembuka jalan untuk merintis kembali mencari pasangan baru yang lebih
sesuai. Kegagalan rumah tangga bisa dijadikan pelajaran dan pengalaman dalam
berumah tangga berikutnya.

C. Iddah
1. Macam-macam iddah
Iddah adalah masa menunggu bagi istri yang dicerai atau ditinggal mati oleh
suaminya.
Firman Allah dalam surat An-Nisa’ 4:35

َّ ‫ص ََّل ًحا يُ َوفِ ِق‬


‫اَّللُ بَْي نَ ُه َما إِ َّن‬ َ ‫اق بَْينِ ِه َما فَابْ َعثُوا َح َك ًما ِم ْن أ َْهلِ ِه َو َح َك ًما ِم ْن أ َْهلِ َها إِ ْن يُِر‬
ْ ِ‫يدا إ‬ َ ‫َوإِ ْن ِخ ْفتُ ْم ِش َق‬

‫يما َخبِ ًريا‬ِ


)35( ً ‫اَّللَ َكا َن َعل‬
َّ
Artinya : Jika terjadi perselisihan di antara sepasang suami-istri, dan kalian
khawatir perselisihan itu akan berakhir dengan perceraian, tentukanlah dua orang
penengah: yang pertama dari pihak keluarga suami, dan yang kedua dari pihak
keluarga istri. Kalau pasangan suami-istri itu benar-benar menginginkan kebaikan,
Allah pasti akan memberikan jalan kepada keadaan yang lebih baik, baik berupa
keharmonisan rumah tangga maupun perceraian secara baik-baik. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui perbuatan lahir dan batin hamba-hamba-Nya.

Adapun masa iddah yang dimaksud adalah sebagai berikut .


1) Istri yang ditinggal mati suaminya masa iddahnya adalah 4 bulan 10 hari. Firman
Allah dalam surat Al-Baqarah, 2:234
ِ ِ ِ َّ
َ ‫ص َن ِِبَنْ ُفس ِه َّن أ َْربَ َعةَ أَ ْش ُه ٍر َو َع ْشًرا فَإِذَا بَلَ ْغ َن أ‬
‫َجلَ ُه َّن‬ ً ‫ين يُتَ َوفَّ ْو َن مْن ُك ْم َويَ َذ ُرو َن أ َْزَو‬
ْ َّ‫اجا يَََتَب‬ َ ‫َوالذ‬
)234( ٌ‫خبِري‬ ‫اَّللُ ِِبَا تَ ْع َملُو َن‬ ِ ‫فَ ََّل جنَاح علَي ُكم فِيما فَعلْن ِِف أَنْ ُف ِس ِه َّن ِيلْمعر‬
َّ ‫وف َو‬
َ ُْ َ َ َ َ ْ َْ َ ُ
Artinya : Istri yang ditinggal mati oleh suaminya dalam keadaan tidak
hamil, maka harus menunggu masa idah selama empat bulan sepuluh hari tanpa
kawin, untuk melihat kondisi rahim dan pernyataan bela sungkawa atas
meninggalnya sang suami. Apabila masa idah telah berakhir, maka kalian, para
wali, boleh membiarkannya melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik hingga

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 113
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

sampai akhir masa idah. Sebaliknya, ia tidak boleh melakukan pekerjaan yang
dilarang oleh agama. Sebab, Allah Mahaperiksa atas segala rahasia kalian dan
mengetahui apa yang kalian lakukan untuk kemudian memperhitungkannya.

2) Istri yang belum pernah dicampuri (belum berhubungan seksual) dan bukan cerai
mati, tidak mempunyai masa iddah. Firman Allah dalam surat Al-Ahzab, 33:49
ِ َ‫َي أَيُّها الَّ ِذين آَمنُوا إِذَا نَ َكحتُم الْم ْؤِمن‬
ٍ‫ات ُُثَّ طَلَّ ْقتموه َّن ِمن قَب ِل أَ ْن َتََ ُّسوه َّن فَما لَ ُكم علَي ِه َّن ِمن عِدَّة‬
ْ َْ ْ َ ُ ْ ْ ُ ُُ ُ ُْ َ َ َ َ
َِ ِ َ ‫تَعتَد‬
)49( ‫يَّل‬
ً ‫َج‬ ‫احا‬ ُ ‫وه َّن َو َس ِر ُح‬
ً ‫وه َّن َسَر‬ ُ ُ‫ُّوَنَا فَ َمتع‬ ْ

Artinya : Wahai orang-orang beriman, jika kalian melangsungkan akad


nikah dengan salah seorang wanita mukmin, kemudian kalian menceraikannya
sebelum melakukan hubungan suami istri, maka wanita tersebut tidak memiliki
masa idah yang wajib ditepati. Berikan sebagian harta kalian untuk menghibur
hatinya, dan lepaskan wanita itu dari tempat tinggal kalian dengan cara yang baik.

3) Istri yang hamil, iddahnya sampai ia melahirkan. Firman Allah dalam surat At-
Thalaq 65:4

)4( ‫اَّللَ ََْي َع ْل لَهُ ِم ْن أ َْم ِرِه يُ ْسًرا‬


َّ ‫ض ْع َن َحْلَ ُه َّن َوَم ْن يَت َِّق‬
َ َ‫َجلُ ُه َّن أَ ْن ي‬ ِ ْ ‫ت ْاْل‬
َ ‫َحَال أ‬ ُ ‫ُوَل‬
َ ‫ َوأ‬.........
Artinya : .......Sedang wanita- wanita yang hamil, waktu idah mereka adalah
sampai mereka melahirkan kandungannya. Barangsiapa bertakwa kepada Allah
lalu melaksanakan segala ketentuan-Nya, maka Allah akan memudahkan segala
urusannya.

4) Istri yang masih produktif (masa Haid) iddahnya adalah tiga kali suci. Firman Allah
dalam surat Al-Baqarah, 2:228

‫اَّللُ ِِف أ َْر َح ِام ِه َّن إِ ْن ُك َّن‬ ٍ ‫والْمطَلَّ َقات يَتبَّصن ِِبَنْ ُف ِس ِه َّن ثَََّلثَةَ قُر‬
َّ ‫وء َوََل ََِي ُّل َِلُ َّن أَ ْن يَكْتُ ْم َن َما َخلَ َق‬ُ َ ْ َََ ُ ُ َ
‫ص ََّل ًحا َوَِلُ َّن ِمثْ ُل الَّ ِذي َعلَْي ِه َّن‬ ِ ِِ
َ ‫َح ُّق بَِرده َّن ِِف ذَل‬ ِ ِ ِ ِ
ْ ِ‫ك إِ ْن أ ََر ُادوا إ‬ َ ‫يُ ْؤم َّن ِي ََّّلل َوالْيَ ْوم ْاَلَخ ِر َوبُعُولَتُ ُه َّن أ‬
)228( ‫يم‬ ِ
ٌ ‫َحك‬ َّ ‫وف َولِ ِلر َج ِال َعلَْي ِه َّن َد َر َجةٌ َو‬
‫اَّللُ َع ِز ٌيز‬ ِ ‫ِيلْمعر‬
ُْ َ
Artinya : Wanita-wanita yang dijatuhi talak, diharuskan menunggu, tidak
bersegera kawin lagi, selama tiga kali haid,(1) agar diketahui betul rahimnya
kosong dari janin(2) dan kesempatan untuk rujuk tetap terbuka. Mereka tidak boleh
menyembunyikan isi rahim mereka yang berupa janin atau darah haid. Itulah sifat
wanita-wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Suami-suami mereka
berhak untuk kembali mengawini mereka selama masa menunggu. Ketika

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 114
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

menggunakan hak tersebut, para suami hendaknya bertujuan mengadakan


perbaikan, bukan sebaliknya, menimbulkan kemudaratan. Para istri mempunyai
hak-hak di samping kewajiban sepanjang tidak dilarang agama. Para suami
mempunyai kewajiban lebih terhadap istri-istri mereka berupa memelihara dan
menjaga keutuhan serta kelangsungan kehidupan rumah tangga dan urusan anak-
anak.(3) Allah swt. menggungguli hamba- hamba-Nya, menggariskan ketentuan
untuk mereka yang sesuai dengan kebijakan-Nya.

5) Istri yang sudah monopouse (sudah tidak haid lagi) iddahnya hanya 3 bulan. Firman
Allah dalam surat At-Thalaq, 65:4

ْ ‫الَّلئِي ََلْ ََِي‬


..........‫ض َن‬ َّ ‫يض ِم ْن نِ َسائِ ُك ْم إِ ِن ْارتَ ْب تُ ْم فَعِ َّد ُِتُ َّن ثَََّلثَةُ أَ ْش ُه ٍر َو‬
ِ ‫الَّلئِي يَئِ ْس َن ِم َن الْ َم ِح‬
َّ ‫َو‬

Artinya : Wanita-wanita usia menopause (tidak haid lagi karena usia


lanjut) yang masih dalam masa idah, jika kalian ragu-ragu tentang masa idah
mereka, maka masa idahnya adalah tiga bulan. Begitu pula wanita-wanita yang
tidak haid.

2. Hak-hak Istri dalam masa iddah


Istri yang sudah di cerai tidak serta merta kehilangan haknya. Berikut adalah
hak-hak istri yang sudah di cerai.
a. Istri yang taat dalam iddah raj’iyyah berhak atas tempat tinggal (rumah), pakaian
dan belanja hidup tiap hari semasa iddah.
b. Istri yang dalam iddah ba’in dan sedang hamil, berhak atas tempat tinggal,
pakaian dan biaya tiap hari.
Allah berfirman dalam surat At-Thaalaq 65:6

‫ت َحْ ٍل فَأَنِْف ُقوا‬


ِ ‫ث س َكْن تُم ِمن وج ِد ُكم وََل تُض ُّاروه َّن لِتُضيِ ُقوا علَي ِه َّن وإِ ْن ُك َّن أُوََل‬
َ ْ َ َ ُ َ َ ْ ْ ُ ْ ْ َ ُ ‫وه َّن م ْن َحْي‬
ِ ُ‫أَسكِن‬
ُ ْ
ِ ٍ ِ ِ
َ ‫ض ْع َن َحْلَ ُه َّن فَِإ ْن أ َْر‬
َ َ‫َعلَْي ِه َّن َح ََّّت ي‬
َ ‫ورُه َّن َوأََْت ُروا بَْي نَ ُك ْم ِبَْع ُروف َوإ ْن تَ َع‬
‫اس ْرُُْت‬ َ ‫ُج‬
ُ ‫وه َّن أ‬
ُ ُ‫ض ْع َن لَ ُك ْم فَآَت‬
‫ُخَرى‬ ِ
)6( ْ ‫فَ َس َُْتض ُع لَهُ أ‬
Artinya: Tempatkanlah mereka di mana kalian bertempat tinggal menurut
kemampuan kalian. Janganlah kalian menyusahkan mereka untuk menyempitkan
mereka dalam bertempat tinggal. Jika mereka sedang dalam keadaan hamil maka
berilah mereka nafkah sampai mereka bersalin. Kemudian jika mereka menyusui
anak kalian maka berikanlah kepada mereka upahnya. Hendaknya kalian saling
mentolerir pihak lain dan tidak bersikap keras kepala. Dan jika salah seorang
kalian menyusahkan yang lain dengan sikap kikir dan keras kepala, maka wanita
lain – selain ibu yang diceraikan– boleh menyusukan anak itu untuk sang ayah.

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 115
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

c. Bagi istri yang iddah ba’in tetapi tidak hamil, baik thalak tebus /khulu’ mereka
hanya berhak atas tempat tinggal.
d. Sedang istri yang cerai mati tidak mendapatkan hak iddah karena ia sekaligus
memperoleh harta warisnya.

D. Ketentuan Pernikahan Menurut Perundang-Undangan Di Indonesia

1. Tujuan Perkawinan
Tujuan perkawinan sebagaimana di jelaskan dalam pasal 1 undang-undang
nomor 1 1974 tentang perkawinan adalah membentuk keluarga (rumah tangga) yang
bahgia dan kekal berdasarkan Tuhan yang maha Esa.

2. Pencatatan Perkawinan
Pasal 2
1) Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya itu.
2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Pasal di depan menjelaskan tentang pencatatan perkawinan. Sebuah perkawinan
danggap sah jika menurut hokum masing-masing agamanya dan kepercayaannya
serta di catat menurut perundang-undangan yang berlaku.

3. Larangan Perkawinan
Pasal 8
Perkawinan dilarang antara 2 orang yang ;
1. Berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah atau ke atas.
2. Berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu antara saudara,
antara seorang dengan saudara orang tua, dan antara seorang dengan saudara
neneknya.
3. Berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu, dan ibu/bapak tiri.
4. Berhubungan susuan, rang tua susuan, anak susuan, saudara susuan, dan bibi /
paman susuan.
5. Berhubungan saudara dengan istri, atau sebagai bibi atau kemenakan dari istri,
dalam hal seorang suami beristri lebih dari seorang.

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 116
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

6. Mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku,
dilarang kawin.
Pasal 8 menjelaskan tentang orang-orang yang dilarang menikah. Jika di
perhatikan larangan menikah tersebut berlaku bagi orang yang masih memiliki
hubungan darah, hubungan semenda, hubungan susuan, dan memiliki hubungan yang
oleh agamanya dilarang menikah.

4. Batalnya Perkawinan
Pasal 22
Perkawinan dapat dibatalkan apabila para pihak tidak memenuhi syarat-syarat untuk
melangsungkan perkawinan.
Pasal 23
Yang dapat mengajukan pembatalan perkawinan yaitu :
1. Para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dari suami atau istri
2. Suami atau istri
3. Pejabat yang berwenang hanya selama perkawinan belum di putuskan
4. Pejabat yang ditunjuk tersebut ayat (2) pasal 16 undang-undang ini dan setiap
orang yang mempunyai kepentingan hokum secara langsung terhadap perkawinan
tersebut, tetapi hanya setelah perkawinan itu putus.
Kedua pasal tersebut menjelaskan bahwa perkawinan dapat dibatalkan jika para
pihak tidak memenuhi syarat-syarat untuk melangsungkan perkawinan. Selain itu
pasal 23 menjelaskan tentang orang-orang yang berhak mengajukan pembatalan
perkawinan.

5. Penyebab Putusnya perkawinan


Pasal 38
Perkawinan dapat putus karena :
1. Kematian
2. Perceraian
3. Atas putusan pengadilan
Penyebab putusnya perkawinan menurut pasal 38 adalah kematian salah satu pihak,
perceraian dan putusan pengadilan.

6. Akibat Putusnya perkawinan


FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN
AGAMA ISLAM Hal. - 117
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

Pasal 41
Akibat putusnya perkawinan akibat perceraian ialah :
• Baik ibu atau bapak berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya,
semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bila mana ada perselisihan mengenai
penguasaan anak-anak, pengadilan memberi keputusannya.
• Bapak yang bertanggung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan
yang diperlukan anak itu, bilamana bapak tersebut dalam kenyataan tidak
memenuhi kewajiban tersebut, pengadilan dapat menentukan bahwa ibu ikut
memikul biaya tersebut.
• Pengadilan dapat mewajibkan kepada bekas suami untuk memberukan biaya
penghidupan dan atau menentukan sesuatu kewajiban bagi bekas istrinya.
Sebagaimana dijelaskan dalam pasal 38 bahwa perceraian merupakan salah satu
penyebab putusnya perkawinan. Putusnya perkawinan membawa akibat sebagaimana
dijelaskan dalam pasal 41.
7. Kedudukan Anak
Pasal 42
1) Anak yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan
yang sah.
Pasal 43
1) Anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata
dengan ibunya dan keluarga ibunya.
2) Kedudukan anak tersebut (ayat 1) diatas selanjutnya akan diatur dalam peraturan
pemerintah.
Pasal 44
1) Seorang suami dapat menyangkal sahnya anak yang dilahirkan oleh istrinya,
bilamana ia dapat membuktikan bahwa istrinya telah berzina dan anak itu akibat
perzinaan tersebut.
2) Pengadilan memberikan keputusan tentang sah/tidaknya anak atas permintaan pihak
yang berkepentingan.
Pasal 42-44 menjelaskan tentang kedudukan anak. Sedangkan anak yang
dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah merupakan anak yang sah

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 118
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

menurut pasal 42. Anak yang dilahirkan diluar perkawinan hanya memiliki hubungan
perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya. Dapat dipahami bahwa seorang anak yang
dilahirkan diluar perkawinan tidak memiliki hubungan perdata dengan ayah dan
keluarga ayahnya.
Pasal 44 menjelaskan bahwa seorang suami dapat menyangkal sahnya anak
yang dilahirkan istrinya . hal tersebut dapat dilakukan jika suami dapat membuktikan
bahwa istrinya telah berzina dan anak tersebut merupakan hasil dari perzinaan.
Pengadilan dapat memberikan keputusan tentang sah atau tidaknya anak atas
permintaan yang berkepentingan.

8. Perkawinan Di Luar Indonesia


Pasal 56
Perkawinan yang dilangsungkan diluar Indonesia antara 2 orang warga Negara
Indonesia atau serang warga Negara Indonesia dengan warga Negara asing adalah sah
bilamana dilakukan menurut hukum yang berlaku di Negara dimana perkawinan itu
dilangsungkan dan bagi warga Negara Indonesia tidak melanggar ketentuan –
ketentuan undang-undang ini.
Dalam waktu satu tahun setelah suami istri itu kembali di wilayah Indonesia,
surat bukti perkawinan mereka harus di daftarkan ke kantor pencatatan perkawinan
tempat mereka tinggal.
Pasal 56 undang-undang nomor 1 1974 menjelaskan tentang perkawinan yang
dilakukan diluar Indonesia. Perkawinan diluar Indonesia bias dilakukan oleh dua
orang warga Indonesia atau seorang warga Indonesia dengan warga Negara asing. Dan
dinyatakan sah jika berdasarkan hokum yang berlaku dan tidak melanggar undang-
undang.

9. Perkawinan Campuran
Pasal 57
Yang dimaksud dengan perkawinan campuran dalam undang-undang ini adalah
perkawinan antara dua orang yang di indonesia tunduk pada hokum yang berlainan,
karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak berkewarga negaraan
Indonesia.

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN


AGAMA ISLAM Hal. - 119
POLITEKNIK NEGERI
PONTIANAK
Teknik Mesin

Rangkuman
Nikah menurut bahasa adalah menghimpun atau mengumpulkan. Secara Istilah adalah
suatu ikatan lahir bathin antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim sebagai
suami istri dengan tujuan untuk membina rumah tangga yang bahagia berdasarkan tuntutan
Allah. Hukum menikah adalah sunnah muakkad, tetapi bias berubah sesuai kondisi dan niat
seseorang.
Rukun nikah merupakan hal-hal yang harus di penuhi agar nikah menjadi sah. Rukun
nikah meliputi :
1) Ada mempelai yang akan menikah,
2) Ada wali yang menikahkan
3) Ada ijab dan Qabul dari wali dan mempelai laki-laki
4) Ada dua saksi pernikahan tersebut
Pernikahan merupakan salah satu perintah agama yang memiliki banyak hikmah. Yaitu :
1) Memenuhi kebutuhan biologis manusia dengan cara yang suci dan halal
2) Memelihara kesucian ke hormatan dari perbuatan zina
3) Membentuk rumah tangga islami yang sejahtera lahir dan bathin
4) Mendidik anak-anak menjadi mulia, melestarikan hidup manusia, dan memelihara
nasab.

Pertanyaan
1. Bagaimana yang disebut nikah secara bahasa dan istilah?
2. Sebutkan syarat sah pernikahan bagi seseorang?
3. Apa saja yang dapat menyebabkan perceraian ?
4. Disebut apakah bila istri yang meminta cerai ? dan bagaimana Proses nya?

FARIDA ASY’ARI BAB VII - PERNIKAHAN

Anda mungkin juga menyukai