Anda di halaman 1dari 41

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HALU OLEO

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

TUGAS GEOLOGI SEJARAH

SKALA WAKTU GEOLOGI

OLEH :

ERSA FIRAJS ASYSYUURA

R1C1 15 027

KENDARI

2018
A. Latar Belakang

Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang
artinya bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi Geologi adalah ilmu yang
mempelajari bumi. Secara umum Geologi adalah ilmu yang mempelajari
planet Bumi, termasuk Komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya.Karena
Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan,
dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi. Dengan
kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi.
Konsep waktu (yang benar) ditemukan di Edinburgh pada dekade
1770-an oleh sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh James Hutton. Mereka
menantang konsep waktu konvensional yang telah ada di sepanjang sejarah
hidup manusia, yang menyatakan bahwa unit waktu terukur adalah rentang
hidup manusia dan bahwa umur planet Bumi hanya 6000 tahun (yang dihitung
oleh Uskup Ussher berdasarkan kronologi alkitab). Hutton dan kawan-kawan
telah mempelajari batuan di sepanjang pesisirSkotlandia dan menyimpulkan
bahwa setiap formasi batuan, betapapun tua, adalah hasil erosi dari batuan
lain, yang jauh lebih tua. Penemuan mereka memperlihatkan bahwa waktu
terentang sangat jauhmelebihi manusia mampu bayangkan. Penemuan
tersebut merubah cara pandang manusia terhadap Bumi, planet, bintang, dan
juga terhadap kehadiran manusia itu sendiri. Sesungguhnya, konsep waktu
yang berdasarkan observasi formasi batuan tersebut berakar dari prinsip
paling dasar dalam ilmu Geologi, yaitu prinsip keseragaman
(uniformitarianisme), yang menjadi dasar Geologi modern
Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi dan ilmuwan
untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi
sepanjang sejarah Bumi. Tabel periode geologi yang ditampilkan di halaman
ini disesuaikan dengan waktu dan tatanama yang diusulkan oleh International
Commission on Stratigraphy dan menggunakan standar kode warna dari
United States Geological Survey.
Bukti-bukti dari penanggalan radiometri menunjukkan bahwa
bumiberumur sekitar 4,54 miliar tahun.[1][2] Waktu geologi bumi disusun
menjadi beberapa unit menurut peristiwa yang terjadi pada tiap periode.
Masing-masing zaman pada skala waktu biasanya ditandai dengan peristiwa
besar geologi atau paleontologi, seperti kepunahan massal. Sebagai contoh,
batas antara zaman Kapur dan Paleogen didefinisikan dengan peristiwa
kepunahandinosaurus dan berbagai spesies laut. Periode yang lebih tua, yang
tak memiliki peninggalan fosil yang dapat diandalkan perkiraan usianya,
didefinisikan dengan umur absolut.
Skala waktu geologi yang ditetapkan oleh International Union of
Geological Sciences (IUGS) pada tahun 2004 membagi sejarah bumi ke dalam
beberapa interval waktu yang berbeda-beda panjangnya dan terukur dalam
satuan tahun kalender. Interval terpanjang adalah Kurun. Setiap Kurun terbagi
menjadi beberapa Masa. Setiap Masa terdiri dari beberapa Zaman, dan Zaman
terbagi menjadi beberapa Kala.
Ahli geologi telah membagi sejarah bumi menjadi serangkaian interval
waktu. Interval waktu ini tidak sama panjang seperti jam dalam satu hari.
Sebaliknya interval waktu adalah variabel panjang. Hal ini karena waktu
geologi dibagi menggunakan peristiwa penting dalam sejarah Bumi. Ada 4
istilah dalam pembagian skala waktu geologi ini yaitu Kurun, Era, Periode
dan Kala/Zaman.
Misalnya, batas antara Permian dan Triassic ditandai dengan
kepunahan global di mana persentase besar spesies tanaman dan hewan Bumi
punah. Contoh lain adalah batas antara Prakambrium dan Paleozoikum yang
ditandai dengan kemunculan pertama dari hewan bercangkang keras.
Skala waktu internasional yang dipergunakan untuk satuan waktu
dalam kolom waktu geologi adalah:
1. Kurun (eon) Merupakan interval terbesar dari waktu geologi dengan rentang
ratusan juta tahun lamanya. Dalam skala waktu geologi, Kurun Fanerozoikum
adalah kurun waktu terbaru dan mulai lebih dari 500 juta tahun yang lalu.
2. masa (era) dibagi menjadi interval waktu yang lebih kecil daripada kurun.
Dalam skala waktu geologi dapat dilihat bahwa Fanerozoikum dibagi menjadi
tiga era: Kenozoikum, Mesozoikum dan Paleozoic. Peristiwa yang sangat
penting dalam sejarah bumi digunakan untuk menentukan batas-batas era.
3. zaman (period)dibagi lagi menjadi beberapa periode. Peristiwa yang terdapat
di berbagai periode sangat banyak, tetapi tidak signifikan seperti Era. Dalam
skala waktu di atas Anda dapat melihat bahwa Paleozoic dibagi ke dalam
Permian, Pennsylvania, Mississippian, Devonian, Silur, Ordovician dan
periode Cambrian.
4. kala (epoch), Subdivisi lebih kecil dari skala waktu geologi adalah Kala atau
Zaman. Subbagian periode ke zaman dapat dilakukan hanya untuk bagian
terbaru dari skala waktu geologi.
Gambar, Skala Waktu Geologi

B. Konsep-Konsep tentang Waktu Geologi.


Pendapat paling dominan sebelum abad ke-18 dimiliki oleh kelompok
gereja berdasarkan kajian tekstual terhadap alkitab, mereka menyatakan umur
Bumi tidak lebih tua dari 6.000 tahun. Penciptaan Bumi dan segala isinya
dalam waktu sedemikian singkat dipercaya melibatkan proses katastropis.
Pendapat ini lazim disebut sebagai teori penciptaan. Salah seorang ilmuwan
pendukung teori penciptaan adalah Baron Georges Cuvier (1769-1832).
Pengamatannya terhadap kumpulan fosil pada setiap lapisan batuan
dianggapnya sebagai bukti adanya peristiwa bencana alam bersifat katastropis
yang memusnahkan setiap makhluk hidup di setiap kurun waktu tertentu.
Upaya ilmiah untuk menentukan umur Bumi telah dilakukan oleh beberapa
ilmuwan. Georges Louis de Buffon (1707-1788) menyatakan Bumi
mendingin perlahan-lahan dari suatu bola panas. Dengan membuat percobaan
laboratorium dengan beberapa bola besi berbagai diameter dan dibiarkan
dingin mengikuti temperatur kamar, de Buffon melakukan ekstrapolasi
terhadap diameter Bumi sesungguhnya dan menentukan usia Bumi sekitar
75.000 tahun.
Sekelompok ilmuwan lainnya pada paruh abad ke-18 menghitung
kecepatan pengendapan berbagai sedimen dan melakukan ekstrapolasi
terhadap ketebalan batuan sedimen yang diketahui saat itu, menghasilkan
rerata umur Bumi sekitar 1 juta tahun. John Joly, seorang geolog Irlandia,
pada abad ke-19 berasumsi bahwa air laut pada mulanya bersifat tawar namun
kemudian menjadi asin akibat mineral garam yang dibawa oleh sungai.
Dengan menghitung volume seluruh airlaut yang ada di Bumi, dia
menentukan waktu 90 juta tahun untuk lautan mencapai kadar salinitas saat
ini, yang kemudian dianggap sebagai umur Bumi. Pada tahun 1785, James
Hutton (1726-1797), seorang geolog Skotlandia, berdasarkan studi detail
terhadap singkapan batuan dan proses alam yang tengah berlangsung saat itu,
mengemukakan prinsip keseragaman (uniformitarianisme). Konsep tersebut
menyatakan proses geologi yang sama telah bekerja pula pada waktu lampau,
dan Hutton menuliskannya sebagai “we find no vestige of a beginning, and no
prospect of an end”. Keunggulan prinsip ini lah yang mengantarkan Hutton
sebagai Bapak Geologi Modern.
Pada tahun 1830, Charles Lyell, seorang murid James Hutton,
menerbitkan buku “Principles of Geology”. Konsep keseragaman menjadi
diterima secara luas oleh kalangan ilmuwan dan usia Bumi yang sangat tua
diterima oleh masyarakat. Kelak, buku tersebut juga sangat mempengaruhi
teori evolusi yang dikembangkan oleh Charles Darwin pada tahun 1859. Lord
Kelvin (1824-1907), seorang fisikawan Inggris yang sangat dihormati, pada
tahun 1866 mengklaim telah mematahkan fondasi uniformitarianisme geologi.
Beranjak dari asumsi umum bahwa Bumi berawal dari sebuah bola panas,
Kelvin menghitung usia terbentuknya Bumi berdasarkan suhu leleh batuan,
dimensi Bumi dan koefisien pendinginan. Dia menyatakan umur Bumi tidak
mungkin lebih tua dari 100 juta tahun. Pendapat Kelvin membuat masyarakat
ilmuwan terbelah, antara mendukung konsep Hutton atau menerima kalkulasi
Kelvin (yang tampak sangat logis). Pada akhirnya, kampanye Kelvin selama
40 tahun harus berakhir dengan ditemukannya unsur radioaktif di penghujung
abad ke-19. Materi radioaktif dipercaya menjaga panas internal Bumi relatif
konstan. Penemuan radioaktif tersebut sekaligus membuat para geolog
menghitung umur batuan secara mutlak dan menemukan bahwa Bumi
memang sangat tua.

C. Pendekatan Waktu Geologi.


Para geolog menggunakan dua pendekatan berbeda untuk menentukan
waktu geologi, yaitu:
1. Penanggalan relatif (relative dating) yang menempatkan berbagai
peristiwa geologi dalam urutan kronologis berdasarkan posisinya dalam
rekaman data geologi.
2. Penanggalan mutlak (absolute dating) menggunakan berbagai teknik dan
hasilnya dinyatakan dalam angka tahun sebelum sekarang. Yang paling
lazim adalah penanggalan radiometrik dengan menggunakan unsur-
unsur radioaktif di dalam batuan.

D. Penanggalan Relatif
Sebelum berkembangnya teknik penanggalan radiometrik, para
geologi tidak memiliki cara untuk menentukan umur mutlak dan hanya
berpegang kepada metode penanggalan relatif. Penanggalan relatif
menempatkan berbagai proses geologi dalam urutan kronologis tertentu,
metode ini tidak dapat mengetahui kapan suatu proses terjadi di masa lampau.
Ada 6 prinsip yang dipergunakan dalam penanggalan relatif:
1. Prinsip superposition (Nicolas Steno, 1638-1686): dalam suatu urutan
batuan sedimen yang belum terganggu, batuan yang paling tua diendapkan
paling bawah sedangkan batuan yang paling muda diendapkan paling atas.
2. Prinsip original horizontality (Nicolas Steno, 1638-1686): dalam proses
sedimentasi, sedimen diendapkan sebagai lapisan horisontal.
3. Prinsip lateral continuity (Nicolas Steno, 1638-1686): sedimen melampar
secara horisontal ke segala arah hingga menipis dan berakhir di tepi
cekungan pengendapan.
4. Prinsip cross-cutting relationship (James Hutton, 1726-1797): intrusi
batuan beku atau patahan harus lebih muda daripada batuan yang diintrusi
atau yang terpatahkan.
5. Prinsip inclusion: suatu inklusi (fragmen suatu batuan didalam tubuh
batuan lain) harus lebih tua daripada batuan yang mengandungnya
tersebut.
6. Prinsip fossil succession (William Smith, 1769-1839): fosil yang ada di
lapisan paling bawah lebih tua daripada fosil pada lapisan paling atas.
Skala waktu geologi yang ditetapkan oleh International Union of Geological
Sciences (IUGS) pada tahun 2004 membagi sejarah bumi ke dalam beberapa
interval waktu yang berbeda-beda panjangnya dan terukur dalam satuan tahun
kalender. Interval terpanjang adalah Kurun. Setiap Kurun terbagi menjadi beberapa
Masa. Setiap Masa terdiri dari beberapa Zaman, dan Zaman terbagi menjadi beberapa
Kala.
kurun
 Fanerozoikum adalah suatu eon pada skala waktu geologi yang memiliki kehidupan
hewan yang sangat banyak. Masa ini kurang lebih telah dimulai sejak 545 juta tahun
yang lalu sewaktu hewan bercangkang keras pertama kali muncul dan masih
berlangsung terus saat ini. Namanya diturunkan dari bahasa Yunani yang berarti
"kehidupan kasat mata", merujuk pada besarnya organisme sejak ledakan
Kambrium.
 Kriptozoikum adalah suatu kurun pada skala waktu geologi
 Proterozoikum adalah eon yang mewakili suatu periode sebelum merebaknya
kehidupan kompleks pertama di muka Bumi. Masa ini berlangsung antara 2500
sampai 542 (± 1) juta tahun yang lalu dan merupakan tadinya merupakan bagian dari
masa Prekambrium. Proterozoikum didahului oleh eon Arkean
 Arkean, dulunya disebut Arkeozoikum, adalah suatu eongeologi sebelum
Proterozoikum yang berakhir 2500 juta tahun yang lalu. Batas ini tidak ditentukan
secara stratigrafi melainkan secara kronometri. Titik awal masa ini tidak secara
resmi diakui oleh International Commission on Stratigraphy, tetapi biasanya
dianggap berlangsung sejak 3800 juta tahun yang lalu, di akhir eon Hadean. Arkean
terdiri dari empat era, berturut-turut dari yang paling awal: Eoarkean, Paleoarkean,
Mesoarkean, dan Neoarkean.
 Mesozoikum (/ˌɛmszəoʊɪk, mI-,-soʊ-/ atau /ˌmɛzəzoʊɪk,ˌmI-,-zoʊ-/) adalah selang
waktu geologi dari sekitar 252 ke 66 juta tahun yang lalu. Disebut juga Zaman
Reptil, frasa yang diperkenalkan oleh ahli paleontologi Gideon Mantell pada abad
ke-19 yang melihat periode ini didominasi oleh reptil
seperti Iguanodon, Megalosaurus, Plesiosaurus, serta yang sekarang
disebut Pseudosuchia.
Mesozoikum berarti "kehidupan tengah", berasal dari bahasa
Yunani awalan meso / μεσο- untuk "antara" dan Zoon / ζῷον berarti "hewan"atau
"makhluk hidup". Ini adalah salah satu dari tiga era geologi dari Eon
Fanerozoikum, didahului oleh Paleozoic ("kehidupan purba") dan digantikan
oleh Kenozoikum ("hidup baru"). Era ini dibagi menjadi tiga periode utama: 
Trias, Jura, dan Kapur, yang kemudian dibagi lagi menjadi beberapa zaman dan
tahap.
Era dimulai dari Peristiwa Kepunahan Perm-Trias, kepunahan massal 
terbesar yang tercatat dalam sejarah bumi, dan berakhir dengan Peristiwa Kepunahan
Kapur-Paleogen, kepunahan massal lain yang dikenal karena telah membunuh
dinosaurus non-unggas serta spesies tanaman dan hewan lainnya. Mesozoikum
adalah masa signifikan bagi perubahan tektonik, iklim dan aktivitas evolusi. Era ini
menyaksikan perpecahan bertahap superbenua Pangaea ke daratan terpisah yang
akhirnya akan pindah ke posisi mereka saat ini. Iklim Mesozoikum bervariasi, antara
periode pemanasan dan pendinginan bergantian. Secara keseluruhan, Bumi lebih
panas dari saat ini. Dinosaurus non-unggas  muncul di Trias Akhir dan menjadi
vertebrata darat yang dominan di awal Periode Jura, dan tetap di posisi ini selama
sekitar 135 juta tahun sampai kepunahan mereka pada akhir periode Kapur. Burung
muncul pertama kali di Periode Jura, setelah berevolusi dari cabang theropoda
dinosaurus. Mamalia pertama  juga muncul pada era Mesozoikum, tetapi masih
berukuran kecil (<15 kg) sampai Kenozoikum.
 Paleozoikum (atau Palaeozoic) Era (/ ˌ p eɪ l i ə z oʊ ɪ k, ˌ p æ - /; dari palaios Yuna
ni (παλαιός), "tua" dan zoe (ζωή), "hidup", yang berarti "kehidupan purba" adalah
awal dari tiga era geologi pada zaman Fanerozoikum, mulai dari 541 sampai
252,17 juta tahun yang lalu. Era ini merupakan yang terlama dari era Fanerozoikum,
dan dibagi menjadi enam periode geologi (dari yang terlama ke
termuda):Kambrium, Ordovisium, Silur, Devon, Carbonivera, dan Permia.
Paleozoikum datang setelah Era Neoproterozoikum dari zaman Proterozoikum, dan
diikuti oleh Era Mesozoikum.
Paleozoikum adalah masa dimana perubahan geologi, iklim, dan evolusi
sangatlah dramatis.  Periode Kambrium menyaksikan diversifikasi kehidupan paling
cepat dan luas dalam sejarah bumi, yang dikenal sebagai ledakan Kambrium, di
mana filum modern pertama kali
muncul. Ikan, arthropoda, amfibi, reptil, dan synapsida semuanya berevolusi pada
era Paleozoikum. Kehidupan dimulai dari laut tetapi akhirnya berpindah ke daratan,
dan saat akhir Paleozoikum, bumi didominasi oleh berbagai bentuk
organisme. Hutantanamanprimitif berukuran raksasa menutupi benua, banyak yang
kemudian membentuk lapisan batubara membentang dari Eropa hingga
timur Amerika. Menjelang akhir era, reptil besar dan maju menjadi yang dominan
dan tanaman modern pertama (konifer) muncul.
Era Paleozoikum berakhir dengan kepunahan massal terbesar dalam sejarah
bumi, yakni peristiwa kepunahan Perm-Trias. Efek dari bencana ini begitu dahsyat
sehingga kehidupan di darat butuh 30 juta tahun, hingga era Mesozoikum, untuk
pulih. Pemulihan kehidupan di laut diduga jauh lebih cepat.
 Ediakara atau Ediakarium adalah periode geologi ketiga dan terakhir pada
eraNeoproterozoikum yang berlangsung dari 635 - 541 juta tahun yang lalu. Waktu
tersebut bukan berdasarkan stratigrafi, melainkan didefinisikan secara
kronometrik.
Periode Ediakara, dinamai dari nama Ediacara Hills di Australia Selatan
adalah periode terakhir dari eraNeoproterozoik dan dari eonProterozoik, yang
kemudian diikuti oleh periode Kambrium, periode pertama era Paleozoik dari eon
fanerozoik. Statusnya sebagai periode geologis resmi disahkan tahun 2004 oleh
International Union of Geological Sciences (IUGS), dengan demikian ia
merupakan periode geologis baru pertama yang dideklarasikan dalam 120 tahun.[4]
[5][6]
Type section-nya ada di Barisan Pegunungan Flinders di Australia Selatan.
 Cryogenian Kemungkinan periode "bola salju Bumi". Fosil masih langka.
Daratan Rodinia(superbenua tertua yang jejak geologinya masih bisa dilacak oleh
para ahli geologi) mulai putus.
Tonian Supercontinen Rodinia terus berlanjut. Telusuri fosil eukariota multi-
sel sederhana. Radiasi pertama dari acritarchs seperti dinoflagellata.
Stenia Sabuk yang sangat metamorfik karena orogeny sebagai superkontinen
Rodinia terbentuk
Ectasian mencakup terus berkembang. Koloni ganggang hijau di
lautan.Calymmian Platform mencakup perluasan.
Statherian adalah periode geologi keempat dan terakhir pada
eraPaleoproterozoikum yang berlangsung dari 1800 - 1600 juta tahun yang lalu.
Waktu tersebut bukan berdasarkan stratigrafi, melainkan didefinisikan secara
kronometrik.
Orosirian adalah periode geologi ketiga pada eraPaleoproterozoikum yang
berlangsung dari 2050 - 1800 juta tahun yang lalu. Waktu tersebut bukan
berdasarkan stratigrafi, melainkan didefinisikan secara kronometrik.
Rhyacian Formasi Bushveld terjadi. Glasiasi HuronianSiderian Bencana: hasil
pembentukan besi banded

 Neoarkean adalah era yang termasuk dalam eonArkean dan berlangsung antara
2800 hingga 2500 juta tahun yang lalu. Periode ini didefinisikan secara
kronometri dan tidak merujuk pada suatu bagian lapisan batuan tertentu di Bumi.
Pada era ini, fotosintesis dengan oksigen pertama kali berkembang dan
bertanggung jawab atas bencana oksigen (oxygen catastrophe) yang akan terjadi
nanti pada 2400 juta tahun yang lalu pada era Paleoproterozoikum. Peristiwa ini
timbul karena penumpukan oksigen beracun di atmosfer yang dihasilkan oleh
organismefotoautotrof yang berkembang pada era Neoarkean ini.
 Mesoarkean adalah erageologi bagian dari eonArkean yang berlangsung 3200
hingga 2800 juta tahun yang lalu. Periode ini ditentukan secara kronometri dan
tidak merujuk pada suatu bagian lapisan batuan tertentu di Bumi. Fosil yang
ditemukan di Australia menunjukkan bahwa stromatolit telah hidup di Bumi sejak
era ini.
 Paleoarkean adalah erageologi dalam eonArkean yang berlangsung antara 3600
hingga 3200 juta tahun yang lalu. Periode ini didefinisikan secara kronometri dan
tidak merujuk pada suatu bagian lapisan batuan tertentu di Bumi. Bentuk
kehidupan tertua yang berhasil ditemukan berupa bakteri yang berumur lebih dari
3460 juta tahun ditemui di Australia Barat dan berasal dari era ini.
 Eoarkean adalah suatu era pada skala waktu geologi yang berlangsung antara
3800 hingga 3600 juta tahun yang lalu. Era ini merupakan bagian pertama dari
eonArkean, didahului oleh eon Hadean, dan dilanjutkan oleh era Paleoarkean.
International Commission on Stratigraphy tidak merekomendasikan batas bawah
era ini. Namanya berasal dari dua kata bahasa Yunani: eos (fajar) dan archios
(kuno). Superbenua pertama Vaalbara muncul pada periode ini.
 Hadean adalah eongeologi sebelum Arkean. Periode ini dimulai sejak
pembentukan Bumi hingga berakhirnya pada kurang lebih 3800 juta tahun yang
lalu, walaupun waktu berakhir ini bervariasi menurut sumber-sumber yang
berbeda. Namanya diambil dari "Hades", bahasa Yunani untuk "tak tampak" atau
"neraka" dan menggambarkan dunia bawah atau merujuk pada kondisi Bumi pada
saat itu. Ahli geologi Preston Cloud menciptakan istilah ini pada tahun 1972,
awalnya untuk memberi nama periode sebelum batuan yang paling awal
ditemukan. W. B. Harland selanjutnya memberikan istilah yang hampir sinonim:
"periode Priskoan". Teks-teks yang lebih tua menggunakan istilah sederhana
"Pra-Arkean" sedangkan pada abad ke-19 dan abad ke-20 umum digunakan
istilah "Azoik" yang artinya tanpa atau sebelum kehidupan untuk merujuk pada
periode ini.
Berikut ini adalah dasar dari penentuan skala waktu geologi hingga terdapat skala
waktu geologi seperti yang sekarang ini.
1. Giovani Arduino (1970)
Pada tahun 1970, Giovani Arduino mengusulkan pembagian skala
waktu geologi menjadi 4 (empat), yaitu :
a) Primer (tertua)
b) Sekunder (menengah)
c) Tersier (termuda)
d) Quarter (lebih muda dari tersier

Waktu Geologi terbagi menjadi 2 EON (Fanerozoikum dan Prakambrium)


yang masing-masing terbagi menjadi beberapa Era yaitu : Kenozoikum, Mesozaikum,
dan Paleozaikum ( Eon Fanerozoikum) serta era Neoproterozaikum,
Mesoproterozaikum, Paleoproterozaikum, Neoarkean, Mesoarkean, Paleoarkean, dan
era Eoarkean (Eon Prakambrium). Rincian dengan dengan peristiwa yang terjadi dan
periode waktu dapat dilihat pada uraian berikut.

Perbedaan Era Periode Dan Kala/Zaman

 Era/KENOZOIKUM
Era dibagi menjadi interval waktu yang lebih kecil daripada kurun. Dalam
skala waktu geologi dapat dilihat bahwa Fanerozoikum dibagi menjadi tiga era:
Kenozoikum, Mesozoikum dan Paleozoic. Peristiwa yang sangat penting dalam
sejarah bumi digunakan untuk menentukan batas-batas era.
 Periode/NEOGEN
Eras dibagi lagi menjadi beberapa periode. Peristiwa yang terdapat di berbagai
periode sangat banyak, tetapi tidak signifikan seperti Era. Dalam skala waktu di
atas Anda dapat melihat bahwa Paleozoic dibagi ke dalam Permian, Pennsylvania,
Mississippian, Devonian, Silur, Ordovician dan periode Cambrian.

 Kala/zaman
Subdivisi lebih kecil dari skala waktu geologi adalah Kala atau Zaman.
Subbagian periode ke zaman dapat dilakukan hanya untuk bagian terbaru dari
skala waktu geologi. Hal ini karena batuan yang lebih tua telah terkubur dalam-
dalam, melebur dan sudah dimodifikasi oleh proses geologi bumi jangka panjang.
Akibatnya, sejarah yang terkandung dalam batuan ini tidak dapat dengan jelas
ditafsirkan.

Skala waktu geologi Skala waktu geologi digunakan oleh para ahli geologi
dan ilmuwan untuk menjelaskan waktu dan hubungan antar peristiwa yang terjadi
sepanjang sejarah Bumi. Tabel periode geologi yang ditampilkan di halaman ini
disesuaikan dengan waktu dan tatanama yang diusulkan oleh International
Commission on Stratigraphy dan menggunakan standar kode warna dari United
States Geological Survey. Bukti-bukti dari penanggalan radiometri menunjukkan
bahwa bumi berumur sekitar 4.570 juta tahun. Waktu geologi bumi disusun
menjadi beberapa unit menurut peristiwa yang terjadi pada tiap periode. Masing-
masing zaman pada skala waktu biasanya ditandai dengan peristiwa besar geologi
atau paleontologi, seperti kepunahan massal. Sebagai contoh, batas antara zaman
Kapur dan Paleogen didefinisikan dengan peristiwa kepunahan dinosaurus dan
baerbagai spesies laut. Periode yang lebih tua, yang tak memiliki peninggalan
fosil yang dapat diandalkan perkiraan usianya, didefinisikan dengan umur absolut.
Peristilahan Rentang waktu kedua dan ketiga masing-masing merupakan
subbagian dari garis waktu sebelumnya yang ditandai dengan atau tanda bintang
(asterisk). Holosen, (kala terakhir) terlalu kecil untuk dapat terlihat jelas pada
garis waktu ini.

Dalam juta tahun

Pada dasarnya bumi secara konstan berubah dan tidak ada satupun yang
terdapat diatas permukaan bumi yang benar-benar bersifat permanen.
Bebatuan yang berada diatas bukit mungkin dahulunya berasal dari bawah
laut. Oleh karena itu untuk mempelajari bumi maka dimensi “waktu” menjadi
sangat penting, dengan demikian mempelajari sejarah bumi juga menjadi hal
yang sangat penting pula. Ketika kita berbicara tentang catatan sejarah
manusia, maka biasanya ukuran waktunya dihitung dalam tahun, atau abad
atau bahkan puluhan abad, akan tetapi apabila kita berbicara tentang sejarah
bumi, maka ukuran waktu dihitung dalam jutaan tahun atau milyaran tahun.
Waktu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia
sehari-hari. Catatan waktu biasanya disimpan dalam suatu penanggalan
(kalender) yang pengukurannya didasarkan atas peredaran bumi di alam
semesta. Sekali bumi berputar pada sumbunya (satu kali rotasi) dikenal
dengan satu hari, dan setiap sekali bumi mengelilingi Matahari dikenal dengan
satu tahun.Sama halnya dengan perhitungan waktu dalam kehidupan manusia,
maka dalam mempelajari sejarah bumi juga dipakai suatu jenis penanggalan,
yang dikenal dengan nama “Skala Waktu Geologi”. Skala Waktu Geologi
berbeda dengan penanggalan yang kita kenal seharihari. Skala waktu geologi
dapat diumpamakan sebagai sebuah buku yang tersusun dari halamanhalaman,
dimana setiap halaman dari buku tersebut diwakili oleh batuan. Beberapa
halaman dari buku tersebut kadang kala hilang dan halaman buku tersebut
tidak diberi nomor, namun demikian kita masih dapat membaca buku tersebut
karena ilmu geologi menyediakan alat kepada kita untuk membantu membaca
buku tersebut.
Terdapat 2 skala waktu yang dipakai untuk mengukur dan menentukan
umur Bumi. Pertama,adalah
a) Skala Waktu Relatif
yaitu skala waktu yang ditentukan berdasarkan atas urutan perlapisan
batuan-batuan serta evolusi kehidupan organisme dimasa yang lalu;
Kedua adalah Skala Waktu Absolut (Radiometrik), yaitu suatu skala
waktu geologi yang ditentukan berdasarkan pelarikan radioaktif dari
unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bebatuan. Skala relatif
terbentuk atas dasar peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
perkembangan ilmu geologi itu sendiri, sedangkan skala radiometri
(absolut) berkembang belakangan dan berasal dari ilmu pengetahuan
fisika yang diterapkan untuk menjawab permasalahan permasalahan
yang timbul dalam bidang geologi. Skala Waktu Relatif Sudah sejak
lama sebelum para ahli geologi dapat menentukan umur bebatuan
berdasarkan angka seperti saat ini, mereka mengembangkan skala waktu
geologi secara relatif. Skala waktu relatif dikembangkan pertama
kalinya di Eropa sejak abad ke 18 hingga abad ke 19. Berdasarkan skala
waktu relatif, sejarah bumi dikelompokkan menjadi Eon (Masa) yang
terbagi menjadi Era (Kurun), Era dibagi-bagi kedalam Period (Zaman),
dan Zaman dibagi bagi menjadi Epoch (Kala). Nama-nama seperti
Paleozoikum atau Kenozoikum tidak hanya sekedar kata yang tidak
memiliki arti, akan tetapi bagi para ahli geologi, kata tersebut
mempunyai arti tertentu dan dipakai sebagai kunci dalam membaca
skala waktu geologi. Sebagai contoh, kata Zoikum merujuk pada
kehidupan binatang dan kata “Paleo” yang berarti purba, maka arti kata
Paleozoikum adalah merujuk pada kehidupan binatang-binatang purba,
“Meso” yang mempunyai arti tengah/pertengahan, dan “Keno” yang
berarti sekarang. Sehingga urutan relatif dari ketiga kurun tersebut
adalah sebagai berikut: Paleozoikum, kemudian Mesozoikum, dan
kemudian disusul dengan Kenozoikum. Sebagaimana diketahui bahwa
fosil adalah sisa-sisa organisme yang masih dapat dikenali, seperti
tulang, cangkang, atau daun atau bukti lainnya seperti jejak-jejak (track),
lubanglubang (burrow) atau kesan daripada kehidupan masa lalu diatas
bumi. Para ahli kebumian yang khusus mempelajari tentang fosil dikenal
sebagai Paleontologi, yaitu seseorang yang mempelajari bentukbentuk
kehidupan purba.

Fosil dipakai sebagai dasar dari skala waktu geologi. Nama-nama dari
semua Eon (Kurun) dan Era (Masa) diakhiri dengan kata zoikum, hal
ini karena kisaran waktu tersebut sering kali dikenal atas dasar
kehidupan binatangnya. Batuan yang terbentuk selama Masa
Proterozoikum kemungkinan mengandung fosil dari organisme yang
sederhana, seperti bacteria dan algae. Batuan yang terbentuk selama
Masa Fanerozoikum kemungkinan mengandung fosil fosil dari
binatang yang komplek dan tanaman seperti dinosaurus dan mamalia.

b) Skala Waktu Absolut (Radiometrik)


Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa skala waktu relatif
didasarkan atas kehidupan masa lalu (fosil). Bagaimana kita dapat
menempatkan waktu absolut (radiometrik) kedalam skala waktu relatif
dan bagaimana pula para ahli geologi dapat mengetahui bahwa:
1. Bumi itu telah berumur sekitar 4,6 milyar tahun
2. Fosil yang tertua yang diketahui berasal dari batuan yang
diendapkan kurang lebih 3,5 milyar tahun lalu.
3. Fosil yang memiliki cangkang dengan jumlah yang berlimpah
diketahui bahwa pertama kali muncul pada batuan-batuan yang
berumur 570 juta tahun yang lalu.
4. Umur gunung es yang terahkir terbentuk adalah 10.000 tahun yang
lalu.

Para ahli geologi abad ke19 dan para paleontolog percaya bahwa
umur Bumi cukup tua, dan mereka menentukannya dengan cara
penafsiran. Penentuan umur batuan dalam ribuan, jutaatau milyaran
tahun dapat dimungkinkan setelah diketemukan unsur radioaktif. Saat
ini kita dapat menggunakan mineral yang secara alamiah mengandung
unsur radioaktif dan dapat dipakai untuk menghitung umur secara
absolut dalam ukuran tahun dari suatu batuan. Sebagaimana kita
ketahui bahwa bagian terkecil dari setiap unsur kimia adalah atom.
Suatu atom tersusun dari satu inti atom yang terdiri dari proton dan
neutron yang dikelilingi oleh suatu kabut elektron. Isotop dari suatu
unsur atom dibedakan dengan lainnya hanya dari jumlah neutron pada
inti atomnya.
Penentuan umur dengan menggunakan isotop radioaktif adalah
pengukuran yang memiliki kesalahan yang relatif kecil, namun
demikian kesalahan yang kelihatannya kecil tersebut dalam umur
geologi memiliki tingkat kisaran kesalahan beberapa tahun hingga
jutaan tahun. Jika pengukuran mempunyai tingkat kesalahan 1 persen,
sebagai contoh, penentuan umur untuk umur 100 juta tahun
kemungkinan mempunyai tingkat kesalahan lebih kurang 1 juta tahun.
Teknik isotop dipakai untuk mengukur waktu pembentukan suatu
mineral tertentu yang terdapat dalam batuan. Untuk dapat menetapkan
umur absolut terhadap skala waktu geologi, suatu batuan yang dapat di-
dating secara isotopik dan juga dapat ditetapkan umur relatifnya karena
kandungan fosilnya. Banyak contoh, terutama dari berbagai tempat
harus dipelajari terlebih dahulu sebelum ditentukan umur absolutnya
terhadap skala waktu geologi.
Waktu Geologi mengenal 2 macam pembagian yang didasarkan pada 2
macam penentuan, yakni:
1. Penentuan Umur Absolut adalah umur yang diperoleh berdasarkan
pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan berdasarkan unsur
radioaktif yang terdapat pada batuan tersebut dengan mengukur
waktu paruhnya.
2. Penentuan Umur Relatif adalah umur yang diperoleh berdasarkan
posisi batuan atau fosil relatif terhadap posisi batuan atau fosil
disekitarnya.
Skala Waktu Geologi disusun menjadi beberapa unit menurut peristiwa yang terjadi
pada tiap periode. Masing-masing zaman pada skala waktu biasanya ditandai dengan
peristiwa besar geologi atau paleontologi, seperti kepunahan massal.
2.Dasar pembagian skala waktu geologi menjadi kurun
Masa Pra-Kambrium Masa Azoikum, masa Arkean dan masa Proterozoikum
dikenal juga sebagai masa prakambrium.
 Masa Azoikum (Hadean/Priskoan) Masa Tanpa Kehidupan
(4.6 – 4 Milyar tahun lalu)
Masa ini merupakan masa pemadatan (kondensasi) bumi dan pada masa ini
pula bumi berupa lautan api, dimana sangat sering terjadi hujan meteorit.

 Masa Arkean (Arkeozoikum) Masa Kehidupan Purba


(4 – 2.5 Milyar tahun lalu)
Masa ini merupakan masa pembentukan Litosfer, Hidrosfer dan Atmosfer.
Masa pemunculan kehidupan paling primitif (purba) yang bermula di dalam samudra
berupa mikro-organisme dari jenis bakteri dan ganggang. Fosil yang yang ditemukan
pada masa ini adalah Stromatolites dan Cyanobacteria.
 Masa Proter ozoikum Masa Kehidupan Awal
(2.5 Milyar – 540 Juta tahun lalu)
Masa perkembangan kehidupan dari organisme bersel tunggal menjadi bersel
banyak (Eukaryotes & Prokaryotes) seiring perkembangan hidrosfer dan atmosfer.
Menjelang akhir masa ini: muncul organisme yang kompleks sejenis
invertebrata bertubuh lunak (ubur-ubur, cacing, koral) di laut dangkal.
Fosil – fosil yang mencirikan masa ini: Stromatolit, Cacing beruas, Cacing
beludru, Cacing gilig dan Ubur-ubur.

Masa Fanerozoikum Pada masa ini terdiri dari 3 kurun yaitu Paleozoikum,
Mesozoikum dan Kenozoikum.
 Kurun Paleozoikum Masa Kehidupan Tua (540 – 245 Juta tahun lalu)
Pada kurun ini awal kehidupan invertebrata bawah laut muncul.
Kemudian pada kurun ini terbagi atas 6 zaman yaitu:
a. Zaman Kambrium (540 – 510 Juta tahun lalu)
Masa perkembangan kehidupan dari organisme bersel tunggal menjadi
bersel banyak (Eukaryotes & Prokaryotes) seiring perkembangan hidrosfer
dan atmosfer. Menjelang akhir masa ini: muncul organisme yang kompleks
sejenis invertebrata bertubuh lunak (ubur-ubur, cacing, koral) di laut dangkal.
Fosil – fosil yang mencirikan masa ini: Stromatolit, Cacing beruas, Cacing
beludru, Cacing gilig dan Ubur-ubur.

b. Zaman Ordovisium (510-439 Juta tahun lalu)


 Zaman perkembangan hewan invertebrata dan pemunculan Tetrakoral,
Graptolit, Ekinoid (landak laut), Asteroid (bintang laut), Krinoid (lilia laut)
dan Bryozoa.
 Koral dan Alga membentuk karang laut, graptolit dan trilobit melimpah,
ekinodermata dan brakiopoda mulai menyebar.
 Mulai muncul ikan tanpa rahang.

c. Zaman Silur (439-408 Juta tahun lalu)


Di zaman ini mulai terjadi migrasi kehidupan dari air ke darat. Muncul tumbuhan
darat seperti Pteridofita (tumbuhan paku). Di dalam laut hidup kalajengking raksasa
(Eurypterid) dan ikan berahang serta ikan berperisai tulang.

d. Zaman Devon (408-362 Juta tahun lalu)


Zaman perkembangan jenis ikan dan tumbuhan darat, ikan berahang dan hiu semakin
aktif sebagai pemangsa di lautan, hewan amfibi mulai berkembang dan beranjak ke
daratan dan tumbuhan darat semakin umum dan mulai muncul serangga.

e. Zaman Karbon (362-290 Juta tahun lalu)


Zaman perkembangan hewan amfibi dan tumbuhan hutan, muncul pertama
kali, hewan reptilia dan serangga raksasa dan pohon pertama yang muncul adalah
jenis jamur klab, tumbuhan fern dan paku ekor kuda yang berkembang di rawa-rawa.

f. Zaman Perem (290-245 Juta tahun lalu)


 Zaman perkembangan hewan reptilia yang mirip mamalia.
 Munculnya serangga modern, tumbuhan konifer dan ginkgo primitif.
 Pada akhir zaman ini terjadi kepunahan masal jenis trilobit, koral, graptolit
dan ikan berperisai.

 Kurun Mesozoikum Masa Kehidupan Pertenganhan (245-65 juta tahun lalu)


Pada kurun ini terbagi atas 3 zaman yaitu:
a. Zaman Trias (245-208 Juta tahun lalu)
Gastropoda dan Bivalvia meningkat jumlahnya, sementara
amonit menjadi umum. Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar
mulai muncul pertama kalinya selama zaman ini. Reptilia menyerupai
mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang.
Mamalia pertamapun mulai muncul saat ini. Dan ada banyak jenis
reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan
sikada mirip palem berkembang dan Konifer menyebar dan ada
banyak jenis reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura.
Tumbuhan sikada mirip palem berkembang dan Konifer menyebar.
Benua Pangea bergerak ke utara dan gurun terbentuk. Lembaran es di
bagian selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pangea.
b. Zaman Jura (208-145 Juta tahun lalu)
Pada zaman ini, Amonit dan Belemnit sangat umum. Reptilia
meningkat jumlahnya. Dinosaurus menguasai daratan, Ichtiyosaurus
berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak
dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati
pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis banyak jenis
reptilia yang hidup di air, termasuk penyu dan kura-kura. Tumbuhan
sikada mirip palem berkembang dan Konifer menyebar. Banyak jenis
buaya berkembang. Tumbuhan Konifer menjadi umum, sementara
Bennefit dan Sequola melimpah pada waktu ini. Pangea terpecah
dimana Amerika Utara memisahkan diri dari Afrika sedangkan
Amerika Selatan melepaskan diri dari Antartika dan Australia.

c. Zaman Kapur (145-65 Juta tahun lalu)


Banyak dinosaurus raksasa dan reptilia terbang hidup pada
zaman ini. Mamalia berari-ari muncul pertama kalinya. Pada akhir
zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus,
Amonit dan Belemnit punah. Mamalia dan tumbuhan berbunga mulai
berkembang menjadi banyak bentuk yang berlainan. Iklim sedang
mulai muncul. India terlepas jauh dari Afrika menuju Asia.
 Kurun Kenozoikum (Kehidupan Baru) 65 juta tahun lalu – saat ini.
Pada kurun ini terbagi atas 2 zaman yaitu:
a. Zaman Tersier (65 - 1.7 Juta tahun lalu)
Pada zaman tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan
seperti munculnya primata dan burung tak bergigi berukuran besar
yang menyerupai burung unta, sedangkan fauna laut sepert ikan,
moluska dan echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang
hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus
berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak
belukar, tumbuhan merambat dan rumput.
Kurun Kenozoikum dibagi menjadi dua zaman, yaitu: Paleogen dan Neogen,
dimana kedua zaman dibagi-bagi lagi menjadi beberapa kala. Zaman paleogen terbagi
dalam kala Paleosen, Eosen, dan Oligosen, sedangkan zaman neogen terdiri dari kala
Miosen dan Pliosen. Kurun Kenozoikum dapat pula dibagi menjadi Tersier (kala
Paleosen hingga kala Pliosen) dan Kuarter (kala Pleistosen hingga kala Holosen.
a)      Paleogen adalah periode dalam skala waktu geologi yang merupakan bagian
pertama dari kurun Kenozoikum dan berlangsung selama 42 juta tahun antara 65,5 ±
0,3 hingga 23,03 ± 0,05 juta tahun yang lalu. Periode ini terdiri dari kala Paleosen,
Eosen, dan Oligosen, dan dilanjutkan oleh kala Miosen pada periode Neogen.
Paleogen merupakan saat pertama berkembangnya mamalia dari jumlah yang sedikit
dan bentuk yang sederhana, hingga membengkak menjadi beragam jenis pada akhir
kepunahan massal yang mengakhiri periode Kapur (kurun Mesozoikum) sebelumnya.
Beberapa mamalia ini akan berevolusi menjadi bentuk yang lebih besar yang
mendominasi daratan, dan ada pula yang berevolusi menjadi mampu hidup di
lingkungan lautan, daratan khusus, dan bahkan di udara. Burung juga berkembang
pesat pada zaman ini menjadi kurang lebih bentuk modern yang dikenal saat ini.
Cabang kehidupan lain di bumi bertahan relatif tidak berubah dibandingkan dengan
perubahan yang dialami burung dan mamalia pada periode ini. Iklim menjadi lebih
dingin sepanjang Paleogen dan batas laut menyurut di Amerika Utara di awal zaman
ini.
b)      Neogen adalah suatu periode bagian dari kurun Kenozoikum pada skala waktu
geologi yang dimulai sejak 23.03 ± 0.05 juta tahun yang lalu, melanjutkan zaman
Paleogen. Berdasarkan usulan terakhir dari International Commission on
Stratigraphy, Neogen terdiri dari kala Miosen, Pliosen, Pleistosen, dan Holosen dan
berlangsung hingga saat ini. Sistem Neogen (formal) dan Sistem Tersier (informal)
merupakan istilah untuk batuan yang terbentuk pada zaman ini. Neogen berlangsung
kurang lebih selama 23 juta tahun. Selama zaman ini, mamalia dan burung berevolusi
dengan pesat; genus Homo juga mulai muncul pada periode ini. Bentuk kehidupan
lain relatif tidak berubah. Terjadi beberapa gerakan benua, dengan peristiwa yang
paling penting adalah terhubungnya Amerika Utara dan Selatan pada akhir Pliosen.
Iklim mendingin sepanjang periode ini yang memuncak pada glasiasi kontinental
pada zaman Kuarter.
Kala Paleosen (65 - 56.5 Juta tahun lalu)

 Awal pemunculan hewan pemakan rumput, primata dan burung


1. Kala Eosen (56.5 - 35.5 Juta tahun lalu)
 Mamalia mulai berkembang, seperti hewan pengerat, kuda, unta dan badak.
 Munculnya hiu raksasa (Basilosaurus) dan burung raksasa (Diatryma)
2. Kala Oligosen (35.5 – 23.5 Juta tahun lalu)

 Mamalia semakin bertambah besar ukurannya dan mamalia modern seperti


gajah mulai muncul.
 Nenek moyang kucing, anjing dan beruang mulai berkembang.
 Muncul kepiting, kerang dan siput.
3. Kala Miosen (23.5 – 5.2 Juta tahun lalu)
 Mamalia pemakan rumput semakin berkembang pesat.
 Munculnya Homonoid (Proconsul), Sapi, Domba dan Monyet
4. Kala Pliosen (5.2 – 1.7 Juta tahun lalu)

 Munculnya Hominid yang pertama.


 Kelompok Moluska dan Foraminifera melimpah.
b. Zaman Kuarter (1.7 Juta tahun lalu – sekarang) Zaman Kuarter terbagi atas 2 kala
yaitu:
1. Plistosen (1.7 – 10 Ribu tahun lalu)
 Mamalia berkembang dengan ragam bentuk yang spektakuler, seperti
Mammuth, Mastodon, Stegodon, Smilodon, Megatherium, Beruang Gua, dsb.
 Kala kehidupan Manusia Purba.
3. Holosen (10 Ribu tahun lalu – sekarang)

Adalah kala kehidupan Manusia Modern (Homo sapiens sapiens)


Di bumi ini terdapat banyak jenis makhluk hidup yang tak terhitung jumlahnya. Dan
semua makhluk hidup tersebut pasti akan mengalami kematian baik itu binatang,
manusia maupun tumbuhan. Setelah mengalami kematian sebagian dari makhluk itu
meninggalkan sisa-sisa kehidupan dalam jangka waktu yang lama dan biasa dikenal
dengan istiah fosil.
Berdasarkan asal katanya, fosil berasal dari  bahasa latin yaitu “fossa” yang berarti
"galian", adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau
mineral.  Bicara mengenai fosil berarti berbicara mengenai paleontologi, Paleontologi
adalah cabang ilmu geologi yang mempelajari fosil. Seluk beluk fosil dipelajari oleh
seorang paleontologist.

KEGUNAAN PALEONTOLOGI
1. Menentukan Umur Relatif Batuan
Kemunculan fosil dari zaman ke zaman selalu berbeda, sehingga fosil dapat
digunakan untuk menentukan umur relatif suatu batuan sedimen. Fosil Indeks: fosil
yang kemunculannya sangat spesifik mewakili suatu zaman, contoh: Ammonit pada
Trias. Syarat-syarat fosil indeks: Memiliki penyebaran lateral yang luas, kisaran
umurnya pendek dan mudah dikenali.
2. Melakukan Korelasi
Korelasi : menghubungkan dua atau lebih satuan batuan berdasarkan kesamaan umur.
Biostratigrafi adalah menyusun suatu satuan batuan berdasarkan kesamaan
kandungan fosilnya. Dalam perkembangannya satuan biostratigrafi sering identik
dengan umur dari batuan itu sendiri.
3. Menentukan Lingkungan Pengendapan
Organisme dalam hidupnya dibatasi oleh suatu lingkungan, dimana organisme
tersebut dapat beradaptasi. Dengan demikian fosil dapat dipergunakan untuk
menentukan lingkungan pengendapan. Syarat: fosil terendapkan pada lingkungan
dimana dia hidup (bioconoese), lingkungan hidupnya sempit dan mudah dikenali.
Lingkungan Pengendapan : Darat, meliputi gurun, sungai, danau, dan sebagainya.
Sedangkan laut, meliputi: pantai, rawa, laut dangkal (neritik) dsb.
4. Mengetahui Paleoklimatologi
Selain lingkungan hidup, organisme juga dipengaruhi oleh iklim sebagai salah satu
unsur lingkungan. Contoh: Koral biasanya hidup pada iklim tropis - sub tropis.
Secara umum paleontologi dapat digolongkan menjadi dua yaitu Paleobotani
(tumbuhan) dan Paleozoologi (hewan).
1. Paleobotani (tumbuhan)
Paleobotani adalah ilmu paleontologi yang mempelajari fosil-fosil yang banyak
berhubungan dengan tumbuhan. Kajian Paleobotani meliputi aspek-aspek fosil
tumbuhan, rekonstruksi taksa, dan sejarah evolusi tumbuhan itu sendiri.
Adapun tujuan dalam mempelajari Paleobotani adalah:
a. Untuk rekonstruksi sejarah dunia tumbuhan. Hal ini dapat dilakukan karena fosil
tumbuhan dari suatu kolom geologis tertentu berbeda dengan yang terdapat pada
kolom geologis lainnya. Dengan demikian dapat diketahui jenis tumbuhan yang ada
dari waktu ke waktu, atau dengan kata lain dapat diketahui sejarahnya, khususnya
mengenai kapan kelompok tumbuhan tersebut mulai muncul di muka bumi, kapan
perkembangan maksimalnya, dan kapan kelompok tumbuhan tersebut punah.
b. Untuk keperluan analisa pola dan suksesi vegetasi dari waktu ke waktu.
c. Untuk analisa endapan dari masa karbon ( khususnya yang mengandung sisa
tumbuhan ), yang berpotensi dalam presiksi sifat- sifat batubara. Dengan demikian
dapat diketahui macam batubara serta dari tumbuhan apa batubara tersebut berasal.
d. Untuk dapat melakukan dedukasi mengenai aspek-aspek perubahan iklim. Dengan
cara ini maka dimungkinkan untuk merekonstruksi lingkungan masa lampau beserta
perubahan-perubahan yang terjadi, dan juga untuk mempelajari hubungan antara
tumbuhan dengan hewan yang menghuni lingkungan tersebut. Salah satu perubahan
iklim yang seringkali dapat diungkap dengan pendekatan ini adalah perubahan
ternperatur rata-rata.
2. Paleozoology (hewan vertebrata dan invertebrata)
Paleozoologi merupakan ilmu paleontologi yang ditujukan untuk mempelajari fosil-
fosil yang berhubungan dengan hewan. Kajian ilmu ini mulai dari hewan vertebrata
hingga invertebrata.
Tujuan dari mempelajari ilmu paleozoology ini, antara lain :
a. Rekonstruksi sejarah kehidupan pada masa lampau baik di bidang hewan dan
perkembangan manusia. Proses rekonstruksi kehidupan dilakukan melalui
rekonstruksi fosil karena fosil ditemukan dalam lapisan/strata geologis yang berlainan
sehingga dapat diketahui perkiraan waktu munculnya dan kehidupan makhluk yang
telah memfosil tersebut.
b. Analisa pola dan suksesi suatu vegetasi dari waktu ke waktu. Kehidupan pada masa
purba di mana kondisi bumi masih belum stabil sangat memungkinkan terjadinya
perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim sehingga mempengaruhi kehidupan
spesies dan vegetasi tanaman
c. Analisa mengenai aspek – aspek perubahan iklim yang terjadi. Cara ini bermanfaat
untuk merekonstruksi dampak perubahan iklim pada lingkungan, mempelajari
bagaimana hubungan antara hewan dan tumbuhan yang hidup pada lingkungan
tersebut
d. Analisa kehidupan biokultural manusia sejak manusia muncul di bumi, proses
evolusinya melalui masa dan wilayah distribusinya seluas dan selama mungkin
e. Analisa proses adaptif yang dilakukan makhluk hidup terhadap perubahan kondisi
lingkungan, makhluk yang mampu beradapatasi akan terus bertahan walaupun peiode
waktu geologis terus berjalan sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan punah.
Proses adaptasi membuka zona adaptif yang baru yaitu suatu kumpulan kondisi hidup
dan sumber daya baru yang memberikan banyak kesempatan yang sebelumnya tidak
dimanfaatkan.
Tidak hanya hewan dan tumbuhan, sekarang ini ilmu paleontologi telah berkembang
sebagai ilmu yang juga meneliti tentang protista di masa lalu. "Protista" ini mengacu
pada eukariota yang bukan tanaman, hewan, atau jamur. Kebanyakan protista
uniseluler, sementara yang lain multiseluler atau bahkan multinukleat (inti banyak
dalam satu sel). Protista ini dapat memiliki berbagai kelompok ukuran, bentuk, siklus
hidup, habitat, serta makanan dan teknik reproduksi.
Bakteri juga dapat dipelajari dengan ilmu paleontologi. Bakteri merupakan organisme
uniseluler yang memiliki dinding sel, organel, dan DNA, seperti halnya eukariota.
Namun, tidak seperti eukariota, DNA organel mereka dan tidak terkandung dalam
selaput terpisah di dalam sel. Cyanobacteria, atau "bakteri biru-hijau," telah
ditemukan di batuan dari Archean, 3,5 miliar tahun lalu. Cyanobacteria (bersama
dengan bakteri lainnya) juga membentuk tikar dan gundukan dikenal sebagai
stromatolites, yang ada di bumi dari lapisan prakambrium sampai hari ini. Fosil
terkecil yang pernah ditemukan milik magnetobacteria, yang membentuk nanometer
ukuran kristal-dari mineral magnetit di dalam sel mereka.

Jenis-jenis jamur yang kita makan atau yang ada juga mulai dipelajari dalam ilmu ini.
Jamur ini kebanyakan tidak membuat makanan mereka sendiri, seperti yang tanaman
lain lakukan. Beberapa cara seperti parasitisme dan beberapa bentuk simbiosis yang
lain untuk dapat berhubungan dengan ganggang atau tanaman disekitarnya untuk
mendapatkan nutrisi. Mereka dapat ditemukan di tanah atau pada organisme lain
sebagi parasit, dapat juga dalam lingkungan perairan. Selain itu mereka juga
merupakan dekomposer pokok organik material di Bumi. Untuk ukuran beberapa
jamur dapat tumbuh sangat besar (misalnya, jamur dan puffballs), yang lain bersel
tunggal (ragi), tetapi kebanyakan multiselular. Meskipun jamur sering dianggap
terlalu rapuh untuk fosil atau terlalu sulit untuk diidentifikasi sebagai fosil, catatan
fosil mereka akan membawa kita kembali ke masa Prakambrium, dan mereka sering
ditemukan di Devon Bawah Rhynie Rijang Skotlandia.
Pada dasarnya ruang lingkup paleontology berkisar tentang segala sesuatu yang telah
hidup di masa lalu atau bisa dikatakan organisme purba (baik hewan, tumbuhan,
protista, jamur maupun bakteri) yang hingga kini sudah punah dan hanya tertinggal
fosil-fosil, jejak peradaban, lingkungannya dan peninggalan-peninggalan lainnya.
Sehingga kita hanya meneliti dari jejak-jejak yang tertinggal.

Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah”. Fosil
adalah semua sisa, jejak, ataupun cetakan dari manusia, binatang, dan tumbuh-
tumbuhan yang telah terawetkan dalam suatu endapan batuan dari masa geologis atau
prasejarah yang telah berlalu.
Fosil mahluk hidup terbentuk ketika mahluk hidup pada zaman dahulu (lebih dari
11.000 tahun) terjebak dalam lumpur atau pasir dan kemudian jasadnya tertutup oleh
endapan lumpur. Endapan lumpur tersebut akan mengeras menjadi batu di sekeliling
mahluk hidup yang terkubur tersebut. Dari fosil yang ditemukan, yang paling banyak
jumlahnya adalah yang sangat lembut ukurannya seperti serbuk sari, misalnnya
foraminifera, ostracoda dan radiolarian. Sedangkan, hewan yang besar biasanya
hancur bercerai-cerai dan bagian tertentu yang ditemukan sebagai fosil. Fosil adalah
sisa-sisa organisme yang pernah hidup di waktu silam, yang diawetkan oleh alam.
Karena terawetkan sejak 3,5 miliar tahun yang lalu fosil menjadi petunjuk penting
mengenai sejarah bumi.

Kegunaan fosil sendiri adalah a. Untuk mengidentifikasi unit-unit stratigrafi


permukaan bumi, atau untuk mengidentifikasi umur relatif clan posisi relatif batuan
yang mengandung fosil. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan mempelajari fosil
indeks. Persyaratan bagi sutau fosil untuk dapat dikategorikan sebagai fosil indeks
adalah : (a). terdapat dalam jumlah yang melimpah dan mudah diidentifikasi; dan (b).
memiliki distribusi horizontal yang luas, tetapi dengan distribusi vertikal yang relatif
pendek (kurang lebih 1 juta tahun).
b. Menjadi dasar dalam mempelajari paleoekologi dan paleoklimatologi. Struktur dan
distribusi fosil diasumsikan dapat mencerminkan kondisi lingkungan tempat
tumbuhan tersebut tumbuh dan bereproduksi.
c. Untuk mempelajari paleofloristik, atau kumpulan fosil tumbuhan dalam dimensi
ruang dan waktu tertentu. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai distribusi
populasi tumbuhan dan migrasinya, sebagai respon terhadap perubahan yang terjadi
pada lingkungan masa lampau.
d. Menjadi dasar dalam mempelajari evolusi tumbuhan, yaitu dengan
caramempelajari perubahan suksesional tumbuhan dalam kurun waktu geologi.
e. Untuk korelasi. Kemampuan kita untuk mengetahui sedimentasi batuan sangat
terbatas. Dengan membandingkan fosil yang terdapat di suatu tempat dengan tempat
lain, kita dapat mengadakan korelasi. Fosil yang terdapat di suatu tempat karena
kesamaan-kesamaan, terpaksa dan harus dipersamakan dengan fosil yang terdapat di
tempat lain.
f. Menentukan lingkungan pengendapan. Fosil hanya dijumpai pada batuan sedimen,
baik sedimen kontinen maupun marin. Suatu kehidupan akan diendapkan pada batuan
tertentu bila batuan tersebut mengalami pelapukan dan tererosi, maka fosil yang
berasal dari kontinen mungkin tertransport dan menjadi endapan marin, jadi dengan
melihat fosil yang dikandung suatu sedimen, kita dapat mengetahui lingkungan
pengendapan batuan tersebut.
g. Mengetahui evolusi (perkembangan) kehidupan. Kehidupan yang berjalan dari
masa ke masa akan mengalami perkembangan dan perubahan yang meliputi
perubahan ke arah generasi dan perubahan ke arah penyempurnaan. Suatu kehidupan
pada mulanya kurang sempurna akan berubah ke arah yang lebih sempurna.
Perubahan ini akan sangat dipengaruhi oleh keadaan tempat dan lingkungan hidup.
Terdapatnya fosil-fosil menunjukkan adanya pemusnahan kehidupan, sedangkan
kehidupan yang pertama tidak diketahui dari fosil-fosilnya dan dari mana asalnya.
Kemudian muncul lagi kehidupan baru yang diketahui dari fosil-fosilnya yang muda
umur geologinya, serta lebih sempurna dari kehidupn sebelumnya.

a. Fosil Sebagai Indikator Lingkungan Pengendapan.


Dalam menentukan lingkungan pengendapan, fosil sangat berperan penting yang
mana
fosil dapat menunjukan lingkungan atau keadaan tempat pengendapan fosil tersebut
ditemukan. Fosil tidak mungkin terbentuk di sembarang tempat. Fosil dapat
menunjukkan lingkungan pengendapan baik asam maupun basa.
b. Fosil Sebagai Indikator Paleogeografi.
Fosil berguna dalam mempelajari bentuk fisik suatu daerah di masa lampau. Fosil
dapat merekonstruksi suatu daerah ke zaman umur fosil ditemukan. Dengan
ditemukannya fosil tersebut, geolog dapat mengetahui bentuk daerah tersebut di masa
lampau.
c. Fosil Sebagai Indikator Umur Geologi.
Penentuan umur geologi dapat dilakukan dengan meneliti fosil. Lapisan yang mana
fosil
ditemukan dapat menjadi indikator umur fosil. Dengan mengetahui umur fosil,
geolog dapat memperkirakan umur suatu batuan maupun lapisan.
d. Fosil Sebagai Indikator Proses Sejarah Geologi.
Fosil dapat menunjukkan proses geologi suatu wilayah. Ditemukannya fosil dapat
mengidentifikasi aktivitas tektonik lempeng daerah tesebut maupun proses  geologi
lainnya yang mengubah bentuk fisik daerah tersebut. Penemuan fosil akan
mengidentifikasi jika fosil tersebut telah tertransport ataupun telah berpindah ke
lapisan lainnya, sehingga geolog dapat mengetahui proses geologi yang telah terjadi.
e.Fosil Sebagai Indikator Evolusi dan Migrasi.
Fosil yang ditemukan di suatu daerah tidak selalu fosil organisme native (asli) yang
menduduki daerah tersebut. Terkadang ditemukan fosil organisme yang bukan
merupakan organisme yang berhabitat di daerah itu. Ini menunjukkan bahwa adanya
migrasi suatu organisme. Disamping itu fosil juga dapat menunjukkan ada atau
tidaknya evolusi yang terjadi di daerah ditemukannya fosil tersebut.
f. Fosil Sebagai Indikator Tektonik.
Fosil akan ditemukan di lapisan-lapisan tertentu. Fosil dapat dijadikan indikator
pergerakan lempeng tektonik. Ditemukannya fosil di lapisan yang tidak semestinya
dapat menjadi indikasi adanya pergerakan lempeng tektonik yang membuat lapisan
fosil berubah (terangkat maupun turun) ataupun mentransport fosil ke lapisan yang
tidak semetinya (jika disesuaikan dengan umur fosil).
g. Fosil Sebagai Indikator Iklim.
Fosil dapat dijadikan sebagai penentu iklim di masa lampau. Fosil yang ditemukan di
lapisan tertentu akan menunjukkan iklim yang pernah terjadi di masa lampau.
h. Fosil Sebagai Sumber Energi dan Berharga.
Fosil merupakan bahan yang akan menjadi minyak bumi. Sumber energi yang kita
dapat
dari bahan bakar fosil sangatlah penting untuk menunjang kehidupan manusia. Fosil
merupakan kotak hitam yang dapat membawa kita ke masa lalu, hal ini yang
menjadikan fosil sangatlah berharga.
Tabel dibawah adalah Skala Waktu Geologi yang merupakan hasil spesifikasi dari
“International Commission on Stratigraphy” pada tahun 2009. Adapun warna yang
tertera dalam tabel Skala Waktu Geologi merupakan hasil spesifikasi dari
“Committee for the Geologic Map of the World” tahun 2009.

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
TUGAS GEOLOGI SEJARAH
“SKALA WAKTU GEOLOGI”

OLEH :
RIZCHA AMELIA BAKRI
R1C116115

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS ILMY DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI
2018

Anda mungkin juga menyukai