STATUS EPILEPTIKUS
Disusun oleh :
dr. Stefanus Gunawan K
Pembimbing:
dr. Diah Ernawati, Sp.S
Pendamping :
dr. Kurniati, Sp.KK
dr. Lisa Puspitorini, Sp.S
1
Portofolio Kasus
1. Diagnosis/Gambaran Klinis/Laboratoris
ANAMNESIS (HETEROANAMNESIS)
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa ke IGD RSUD Ibnu Sina Gresik dengan penurunan
kesadaran sejak 4 jam SMRS. Sebelum penurunan kesadaran, pasien mengalami
kejang 2x. Pada waktu kejang mata melotot ke atas, lidah nggeget, ngompol,
seluruh tubuh kaku lalu menghentak2an tangan kaki. Kejang pertama berlangsung
kira-kira 10 menit. Antara kejang pertama dan kedua pasien tidak sadar, tidak bisa
diajak komunikasi. Kejang yang kedua berlangsung 1 jam setelah kejang yang
pertama. Setelah kejang yang kedua pasien masih belum sadar.
Riwayat muntah disangkal. Riwayat kejang sebelumnya disangkal. Riwayat
trauma disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : GCS 3x5
Tekanan darah : 134/75 mmHg
2
Nadi : 120 kali/menit, ireguler
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36.2 oC
Kepala & leher : a - / i - / c - / d -. Pernafasan cuping hidung (-). Peningkatan JVP (-)
Thorax :
Cor : S1S2 tunggal, murmur diastolik pada apex(+) Gr.III/VI, gallop (-)
Pulmo : vesikuler/vesikuler, wheezing -/-, rhonchi -/-
Abdomen : BU (+) Normal, hepar/lien ttb
Extremitas : akral hangat kering merah, CRT<2detik
Status Neurologis
MENINGEAL SIGN
Kaku kuduk : (-)
Brudzinski I : (-)
Brudzinski II : (-)
Kernig : (-)
SISTEM MOTORIK
Kesan Lateralisasi Sinistra
REFLEKS FISIOLOGIS
BPR : +2/+1
TPR : +2/+1
KPR : +2/+1
APR : +2/+1
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski : -/-
3
Chaddock : -/-
Hoffman : -/-
Tromner : -/-
3. Riwayat Keluarga
4
Riwayat stroke pada keluarga disangkal. Riwayat darah tinggi, kencing manis pada
keluarga disangkal.
Hasil pembelajaran:
5
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio Kasus
1. Subyektif
Pasien dibawa ke IGD RSUD Ibnu Sina Gresik dengan penurunan kesadaran
sejak 4 jam SMRS. Sebelum penurunan kesadaran, pasien mengalami kejang 2x. Pada
waktu kejang mata melotot ke atas, lidah nggeget, ngompol, seluruh tubuh kaku lalu
menghentak2an tangan kaki. Kejang pertama berlangsung kira-kira 10 menit. Antara
kejang pertama dan kedua pasien tidak sadar, tidak bisa diajak komunikasi. Kejang
yang kedua berlangsung 1 jam setelah kejang yang pertama. Setelah kejang yang
kedua pasien masih belum sadar.
Pasien memiliki riwayat stroke infark pada tahun 2011, yang membuat pasien
tidak dapat berbicara. Kelemahan tubuh disangkal. Pasien sempat opname di RSIS
kemudian kontrol rutin di Poli Saraf RSIS, mendapatkan pengobatan Tablet ASA dan
Piracetam. Selain itu, pasien sempat dikonsulkan ke Poli Jiwa RSIS karena pasien
sering tampak murung, menyendiri, sering menangis hingga tidak bisa bekerja sebagai
petani seperti sediakala
2. Obyektif
- Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan GCS 3x5, nadi ireguler dengan murmur
diastolik pada apex Gr III/VI, penurunan refleks fisiologis pada tubuh sebelah kiri,
motoris kesan lateralisasi kiri
- Pemeriksaan Lab: peningkatan leukosit
- Riwayat CT scan kepala tanpa kontras (08/01/18) : SubAcute Ischemic Crebral Infarct
di temporal kanan dan temporoparietal kiri sesuai territory arteri cerebri media kanan-
kiri
- Pemeriksaan CXR (08/01/18) : Cardiomegaly dengan pinggang jantung menghilang
- Pemeriksaan EKG (01/01/18) : Atrial Fibrilasi dengan respon ventrikel moderate 75-
134x/menit
3. Assesment
Diagnosis Klinis : Status Epileptikus
Decrease of Consciousness
Lateralisasi Sinistra
Diagnosis Topis
Diagnosis Etiologis : CVA infark emboli
Diagnosis Sekunder : Atrial Fibrilasi + Mitral Stenosis
4. Plan
6
Diagnosis: konsul jantung dan rehab medik
Terapi:
- Inf. RL 14 tpm
- Phenytoin Loading 500 mg dalam 100cc PZ
- Inj. Piracetam 2x3g
- Head trunk up 30
Monitoring
Kesadaran, vital sign, DL ulang
Edukasi :
- Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit pasien, faktor resiko,
komplikasi dan prognosisnya.
- Menjelaskan kepada keluarga bahwa kondisi pasien merupakan penyakit saraf otak
yang diakibatkan adanya sumbatan pada pembuluh darah di otak, kemungkinan besar
disebabkan karena kondisi jantung pasien. Tujuan penanganan di RS agar kondisi
tidak memburuk dan mengetahui faktor resiko sehingga bisa dikontrol.
7
Perkembangan Pasien
8
9