PADA ANAK
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
DOSEN PEMBIMBING
DR. MERI NEHERTA, M.Biomed
DOSEN PEMBIMBING :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini .
Penyusun
II
DAFTAR ISI
1. kesimpulan …………………………………….…………………………………. 8
2. Saran ………………………………………….…………………………………… 9
2. Rumusan Masalah
a) Apakah yang dimaksud dengan komunikasi pada anak?
3. Tujuan
a. Mengetahui pengertian tentang komunikasi padaanak.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Komunikasi adalah kontak atau hubungan atau penyampaian berita atau penerimaan
berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memungkinkan pesan atau berita itu bias
diterima atau dipahami. (Kamus penerbit Gita Media Press. Kenangan dari TIM PRIMA PENA).
Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal perawat-klien (anak) merupakan proses
belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien. ( Stuart G. W. 1998).
Secara umum komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara positif
mempengarui praktek-praktek kesehatan populasi besar. Sasaran utama komunikasi kesehatan
adalah melakukan perbaikan kesehatan yang berkaitan dengan praktek dan pada gilirannya status
kesehatan. Komunikasi kesehatan yang efektif merupakan suatu kombinasi antara seni dan ilmu.
Pendekatan komunikasi kesehatan diturunkan dari disiplin ilmu meliputi pemasaran
sosial, antropologi, analisis perilaku, periklanan, komunikasi pendidikan, serta ilmu-ilmu sosial
yang lain. Hal ini saling melengkapi, saling tukar menukar prinsip dan tehnik umum satu sama
lain sehingga masing- masing memberikan sumbangan yang unik bagi metodelogi komunikasi
kesehatan.
4
1. keterbatasan dalam perkembangan bahasa, konsep danpengalaman.
2. keterbatasan dalam memahami konsepabstrak.
3. kadangkala kurang atau tidak tanggap dalam diajak bicara.
4. ucapan kata tidak jelas.
5
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
A. Pengkajian.
Hal yang dilakukan adalah wawancara dan pengambilan riwayat (identitas anak),
pemeriksaan fisik (penggunaan saluran visual, auditari, dan taktil), observasi tingkah laku non
verbal, pengulangan catatan medis, literature, dan tes diagnostic. Dalam kasus ini, perawat
mengkaji kemampuan anak untuk berkomunikasi, meliputi observasi suara, gaya, dan kosa kata
yang digunakan.
Kendala fisik menyebkan ketidak mampuan untuk menemukan nama atau kata.
Penyakit psikologis atau depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk berkomunikasi. Dalam
hal ini, perawat mengisolasi penyebab psikologis masalah wicara dengan penyebab neurologist
yang mungkin.
B. Diagnosa Keperawatan.
Keberhasilan perawat dalam mengindetifikasi masalah komunikasi klien akan menjamin
perumusan diagnosa keperawatan yang akurat. Factor-faktor yang berhubungan dengan diagnosa
harus difokuskan pada penyebab kegagalan komunikasi sehingga intervensi yang tepat dapat
dipilih. Factor-faktor pendukung yang akurat juga harusdidefinisikan. Dalam hal ini yang harus
diperhatikan adalah sebaiknya perawat menganalisis secara tertulis dari penemuan pengkajian,
dan mendiskusikan kebutuhan perawatan kesehatan dan prioritas dengan klien dan keluarga.
C. Intervensi.
Perawat merencanakan asuhan tertulis mendiskripsikan dengan klien untuk menentukan
metode implementasi, komunikasi interpersonal yang memenuhi tujuan perawatan klien di
bawah ini:
1. mentransmisikan pesan yang jelas, ringkas,dan dapat dipahami.
2. klien meningkatkan rasa percaya kepada perawat sebagaipemberi perawatan.
3. perawat dank lien memberi dan menerimarespon.
6
Setelah keberhasilan di tentukan bersama, hasil yang di harapkan di polakan dan
intervensispesifik di rencanakan.
D. Implementasi.
Perawat harus mencoba untuk mengembangkan hubungan terabiotik yang membantu hal
ini di harapkan, akan merasa nyaman dalam melakukan interaksi meskipun terjadi perubahan
selain itu yang harus di lakukan adalah mendiskusikan dengan profesional kesehatan lainnya,
pengajaran kesehatan,penetapan dukungan terapeutik, kontak dengan sumber kesehatan lainnya,
mencTt perkembangan klien dalam rencana keperawatan dan catatan perawat.
E. Evaluasi.
Komunikasi yang berhasil di evaluasi melalui observasi perawat terhadap interaksi kx.
Perawat mengevaluasi intervensi keperawatan berdasarkan penetapan keberhasilan kx
sebelumnya untuk menentukan apakah strategi atau intervensi telah efektif dan apakah
perubahan kx di hasilkan karena intervensi. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam
mengevaluasi yaitu: kemahiran untuk memberikan respon verbal dan non verbal, hasil tertulis
tentang akibat yang di harapkan, memperbaharui rencana tertulis, dan penjelasan revisi kepada
anak.
7
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan.
Komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara positif mempengaruhi
praktek-praktek kesehatan. Pendekatan komunikasi kesehatan di turunkan dari berbagai disiplin
ilmu yang saling melengkapi, tukar menukar prinsip dan tehnik umum satu sama lain sehingga
masing-masing memberikan sumbangan yang unik bagi metodelogi komunikasi kesehatan.
Dalam proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip,
strategi / tehnik, dan hambatan – hambatan yang mungkin akan timbul / ada dalam komunikasi.
Tehnik komunikasi dengan anak sangatlah bervariasi, tergantung pada umur dari anak tersebut.
Pembagian rentang umur dapat dibedakan atas:
1) Bayi, (0-1)
2) toddler (1-3)
3) anak-anak pra sekolah(3-5)
4) anak usia sekolah(5-12)
9
DAFTAR PUSTAKA
Graeff, AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan perilaku.
10