Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK KOMUNIKASI

PADA ANAK

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :

PUTRI DILLA NOFEBRI (1914201128)


RAHMA PUTRI UTAMI (1914201129)
ARISKA DIAN NESTI (1914201103)
LARA INDRA WAHYUNI (1914201115)
NIKE NOFALIA (
ERLINDA PUTRI (1914201110)

DOSEN PEMBIMBING
DR. MERI NEHERTA, M.Biomed

DOSEN PEMBIMBING :

DR. MERI NEHERTA,M.Biomed

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


ALIFAH PADANG
2020.
I

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini .

Padang,22 Juni 2021

Penyusun
II

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….... ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………... iii

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………... 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………….……………..... 1

C. Tujuan Penulisan ……………………………………………….………………... 1

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….……... 2

a) Definisi Komunikasi …………….……………………………….……………….. 2

b) Prinsip-Prinsip Komunikasi Pada Anak……………………………….………... 2

c) Strategi Atau Teknik Komunikasi Pada Anak…………………………….….... 3

d) Hambatan Komunikasi Pada Anak……………………………….………........... 4

BAB III PROSES KEPERAWATAN ………………………………………………...

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………… 8

1. kesimpulan …………………………………….…………………………………. 8

2. Saran ………………………………………….…………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………. 10


III
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Sebagaimana dapat dilihat,kelangsungan hidup anak membutuhkan kerja sama antar
individu dalam berbagai tingkat struktur sosial, kelurga, komunitas ban system kesehatan untuk
mengubah praktik – praktik mereka yang berkaitan dengan kesehatan anak. agar memiliki
dampak,maka praktik – praktik ini perlu dilakukan dengan benar dan mengikuti
perkembanganzaman. Hal ini karena, setiap anak dilahirkan dengan membawa potensi
kelebihan dan kekurangan. Ia adalah sosok pribadi mandiri dengan warna potensi khas dari
merekasendiri.
Oleh sebab itu, dalam proses berkomunikasi dengan anak harus memperhatikan
prinsip, strategi dan hambatan dalam berkomunikasi.
Dari uraian tersebut diatas penulis membuat makalah dengan judul “Komunikasi
pada anak “.

2. Rumusan Masalah
a) Apakah yang dimaksud dengan komunikasi pada anak?

b) Apakah prinsip komunikasi padaanak?

c) Bagaimanakah strategi atau tehnik dalam berkomunikasi padaanak?

d) Apa saja hambatan yang terjadi pada saat berkomunikasi padaanak?

3. Tujuan
a. Mengetahui pengertian tentang komunikasi padaanak.

b. Mengetahui prinsip-prinsip komunikasi dengananak.

c. Mengetahui strategi dalam berkomunikasi padaanak.

d. Mendapatkan informasi tentang hambatan yang terjadi pada saat


berkomunikasi padaanak.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Komunikasi adalah kontak atau hubungan atau penyampaian berita atau penerimaan
berita yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang memungkinkan pesan atau berita itu bias
diterima atau dipahami. (Kamus penerbit Gita Media Press. Kenangan dari TIM PRIMA PENA).
Komunikasi terapeutik adalah hubungan interpersonal perawat-klien (anak) merupakan proses
belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien. ( Stuart G. W. 1998).
Secara umum komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara positif
mempengarui praktek-praktek kesehatan populasi besar. Sasaran utama komunikasi kesehatan
adalah melakukan perbaikan kesehatan yang berkaitan dengan praktek dan pada gilirannya status
kesehatan. Komunikasi kesehatan yang efektif merupakan suatu kombinasi antara seni dan ilmu.
Pendekatan komunikasi kesehatan diturunkan dari disiplin ilmu meliputi pemasaran
sosial, antropologi, analisis perilaku, periklanan, komunikasi pendidikan, serta ilmu-ilmu sosial
yang lain. Hal ini saling melengkapi, saling tukar menukar prinsip dan tehnik umum satu sama
lain sehingga masing- masing memberikan sumbangan yang unik bagi metodelogi komunikasi
kesehatan.

B. Prinsip-prinsip komunikasi pada anak


Dalam komunikasi pada anak membutuhkan pertimbangan khusus sehingga perawat
dapat mengembangkan hubungan kerja yang baik dengan anak maupun dengan keluarga.
Perawat banyak menerima informasi dari orang tua, karena kontak antara orang tua dengan antar
umum akrab, informasi yang diberikan orang tua dapat diasumsikan dan diandalkan dengan baik.
Perawat memberikan perhatian periodik kepada bayi dan anak ketika mereka bermain
untuk membuat mereka berpartisipasi. Anak yang lebih besar dapat secara aktif terlibat dalam
komunikasi. Anak-anak umumnya responsive terhadap pesan non verbal,gerakan yang tiba-tiba
atau mengancam akan membuat mereka takut. Perawat memasuki ruang dengan senyum yang
lebar dan gerakan tangane tertentu akan menghalangi terbentuknya hubungan.
Perawat harus tetap anggun dan tenang, membirkan anak terlebih dahulu bertindak dalam
hubungan interpersonal. Nada suara yang tenang, bersahabat dan yakin adalah yang terbaik.
Anak tidak suka dipandangi.
2
Ketika berkomunikasi, perawat harus melakukan kontak mata. Anak kecil sering kali
merasa tidak dapat berbuat apa- apa terutama dalam situasi yang meliputi interaksi dengan
personal perawatan kesehatan(W haley dan Wong, 1995)
Ketika diperlukan penjelasan atau petunjuk, perwat menggunakan bahasa yang langsung
dan sederhana, harus jujur, membohongi anak dengan mengatakan bahwa prosedut yang
menyakitkan tidak menyakitkan hanya akan membuat mereka marah. Untuk meminimalkan
ketakutan dan kecemasan perawat harus selalu dengan segera mengatakan pada mereka apa yang
akan terjadi. Menggambar dan bemain adalah cara yang efektif untuk berkomunikasi dengan
anak. Hal ini memberikan kesempatan bagi anak untuk berkomunikasi secara non-verbal
[membuat gambar] dan secara verbal [menjelaskan gambar]. Perawat dapat menggunakan
gambar tersebut sebagai dasar untuk memulai komunikasi.

C. Teknik komunikasi pada anak.


Tehnik berkomunikasi dengan anak kecil sangat bervariasi, bergantung pada umur dari
anak tersebut.
a) Bayi [0-1tahun].
 bayi umumnya berkomunikasi hanya secara non verbal [mis. Menangis] karena bayi
tidak dapat menggunakan kata-kata.
 bayi merespon tingkahlaku non verbal pemberian perawatan. Mereka akan tenang
dengan kontak fisik yang dekat.
 bayi akan mendapatkan kenyamanan dari suara yang lembut meskipun kata- katanya
tidak dimengerti
 suara yng keras dan kasar akan membuat bayi ketakutan .
 bayi yang agak besar [6 bulan] menahgalami kecemasan karena berpisah; karena itu
orang tua harus mengawasi ketika bayi di gendong oleh orang asing.

b) toddler [1-3 tahun] /anak-anaki pra sekolah [3-5tahun].


 anak berkomunikasi secara verbal maupun non verbal.
 anak bersifat egosentris dan hanya memahami hal-hal yanug berhubungan dengan
dirinnya. Anak tidak dapat membedakan fantasi dan kenyataan.
3
 anak memahami anologi secara literal [mis. Anak harus di izinkan untuk melakukan
eksplorasi pada lingkungan].
 anak harus di izinkan menjelajahi lingkungan.
 anak memahami kalimat yang pemdek dan sederhana, kata-kata yang dipahami dan
penjelasan yang konkrit.

c) anak usia sekolah [5-12tahun]


 anak mencapai alas an dan penjelasan atas segala sesuatu namun tidak membutuhkan
pengesahan.
 anak tertarik dalam aspek fungsional objek dan kegiatan (apa yang akan terjadi,
kenapa hal ini terjadi.
 anak memperhatikan intergritas tubuh.
 anak harus diijinkan untuk memanipulasi perlengkapan(missal;memegang palu
perkusi)
 anak memahami penjelasan sederhana dan mendemonstrasikannya. Anak harus
diijinkan untuk mengekspresikan rasa takut dan keheranan.

Teknik dan alat untuk meningkatkan komunikasi.


1. papan komunikasi dengan kata - kata, huruf/gambar yangmenunjukan kebutuhan
dasar (toilet,air)
2. kertas dan pensil untuk menunjukan ekspresi dari kebutuhan /pikiran.
3. melibatkan keluarga dan teman dalam pengiriman perawatanjiwa.
4. penggunaan sikap non verbal seperti kedipan mata /gerakan jariuntuk merespon.
5. menggunakan kata yang dapat dipahami anak, menghindari terminology medis.

D. hambatan komunikasi padaanak.


Dalam berkomunikasi dengan anak perawat akan menemui beberapa hambatan dalam
proses komunikasi tersebut hal ini meliputi:

4
1. keterbatasan dalam perkembangan bahasa, konsep danpengalaman.
2. keterbatasan dalam memahami konsepabstrak.
3. kadangkala kurang atau tidak tanggap dalam diajak bicara.
4. ucapan kata tidak jelas.

5
BAB III
PROSES KEPERAWATAN

A. Pengkajian.
Hal yang dilakukan adalah wawancara dan pengambilan riwayat (identitas anak),
pemeriksaan fisik (penggunaan saluran visual, auditari, dan taktil), observasi tingkah laku non
verbal, pengulangan catatan medis, literature, dan tes diagnostic. Dalam kasus ini, perawat
mengkaji kemampuan anak untuk berkomunikasi, meliputi observasi suara, gaya, dan kosa kata
yang digunakan.
Kendala fisik menyebkan ketidak mampuan untuk menemukan nama atau kata.
Penyakit psikologis atau depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk berkomunikasi. Dalam
hal ini, perawat mengisolasi penyebab psikologis masalah wicara dengan penyebab neurologist
yang mungkin.

B. Diagnosa Keperawatan.
Keberhasilan perawat dalam mengindetifikasi masalah komunikasi klien akan menjamin
perumusan diagnosa keperawatan yang akurat. Factor-faktor yang berhubungan dengan diagnosa
harus difokuskan pada penyebab kegagalan komunikasi sehingga intervensi yang tepat dapat
dipilih. Factor-faktor pendukung yang akurat juga harusdidefinisikan. Dalam hal ini yang harus
diperhatikan adalah sebaiknya perawat menganalisis secara tertulis dari penemuan pengkajian,
dan mendiskusikan kebutuhan perawatan kesehatan dan prioritas dengan klien dan keluarga.

C. Intervensi.
Perawat merencanakan asuhan tertulis mendiskripsikan dengan klien untuk menentukan
metode implementasi, komunikasi interpersonal yang memenuhi tujuan perawatan klien di
bawah ini:
1. mentransmisikan pesan yang jelas, ringkas,dan dapat dipahami.
2. klien meningkatkan rasa percaya kepada perawat sebagaipemberi perawatan.
3. perawat dank lien memberi dan menerimarespon.

6
Setelah keberhasilan di tentukan bersama, hasil yang di harapkan di polakan dan
intervensispesifik di rencanakan.

D. Implementasi.
Perawat harus mencoba untuk mengembangkan hubungan terabiotik yang membantu hal
ini di harapkan, akan merasa nyaman dalam melakukan interaksi meskipun terjadi perubahan
selain itu yang harus di lakukan adalah mendiskusikan dengan profesional kesehatan lainnya,
pengajaran kesehatan,penetapan dukungan terapeutik, kontak dengan sumber kesehatan lainnya,
mencTt perkembangan klien dalam rencana keperawatan dan catatan perawat.

E. Evaluasi.
Komunikasi yang berhasil di evaluasi melalui observasi perawat terhadap interaksi kx.
Perawat mengevaluasi intervensi keperawatan berdasarkan penetapan keberhasilan kx
sebelumnya untuk menentukan apakah strategi atau intervensi telah efektif dan apakah
perubahan kx di hasilkan karena intervensi. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam
mengevaluasi yaitu: kemahiran untuk memberikan respon verbal dan non verbal, hasil tertulis
tentang akibat yang di harapkan, memperbaharui rencana tertulis, dan penjelasan revisi kepada
anak.

7
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan.
Komunikasi kesehatan merupakan upaya sistematis yang secara positif mempengaruhi
praktek-praktek kesehatan. Pendekatan komunikasi kesehatan di turunkan dari berbagai disiplin
ilmu yang saling melengkapi, tukar menukar prinsip dan tehnik umum satu sama lain sehingga
masing-masing memberikan sumbangan yang unik bagi metodelogi komunikasi kesehatan.
Dalam proses berkomunikasi dengan anak sangat perlu memperhatikan prinsip-prinsip,
strategi / tehnik, dan hambatan – hambatan yang mungkin akan timbul / ada dalam komunikasi.
Tehnik komunikasi dengan anak sangatlah bervariasi, tergantung pada umur dari anak tersebut.
Pembagian rentang umur dapat dibedakan atas:
1) Bayi, (0-1)
2) toddler (1-3)
3) anak-anak pra sekolah(3-5)
4) anak usia sekolah(5-12)

Teknik dan alat untuk meningkatkan komunikasi.


 papan komunikasi dengan kata - kata, huruf/gambar yangmenunjukan kebutuhan dasar
(toilet,air)
 kertas dan pensil untuk menunjukan ekspresi dari kebutuhan /pikiran.
 melibatkan keluarga dan teman dalam pengiriman perawatanjiwa.
 penggunaan sikap non verbal seperti kedipan mata /gerakan jariuntuk merespon.
 menggunakan kata yang dapat dipahami anak, menghindari terminology medis.
Dalam berkomunikasi dengan anak perawat akan menemui beberapa hambatan dalam proses
komunikasi tersebut hal ini meliputi
1. keterbatasan dalam perkembangan bahasa, konsep danpengalaman.
2. keterbatasan dalam memahami konsepabstrak.
3. kadangkala kurang atau tidak tanggap dalam diajak bicara.
4. ucapan kata tidak jelas.
8
2. Saran.
1. dengan penulisan maklah ini penulis mengharapkan agar pembacadalam berkomunikasi
dengan anak lebih efektif karena telah mengetahui bagaimana prinsip dan strategi
berkomunikasi dengan anak, serta mengetahui hambatan yang akan ditemui [ada saat
akan berkomunikasi dengananak.
2. dalam penyusunan / penulisan suatu karya tulis (makalah)sebaiknya menggunakan
banyak literature walaupun nantinya tidak menutup kemungkinan dapat memperbesar
dalam kesulitanpenyusunan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Graeff, AJudith, dkk. 1996 . Komunikasi dalam kesehatan dan perubahan perilaku.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Saifulloh . (tidak ada tahun). Mencerdaskan anak . Jombang : Lintas Media.

10

Anda mungkin juga menyukai