28-Article Text-35-2-10-20200820
28-Article Text-35-2-10-20200820
ABSTRAK
Pendahuluan: Pasien emergency psychiatric termasuk pasien skizofrenia akan mengalami gangguan
pemenuhan nutrisi yang diakibatkan oleh gangguan pikiran dan gangguan perilaku pada biokimiawi
otak dimana hal ini berdampak buruk bagi pemenuhan nutrisi yang ditandai dengan Body Mass
Index (BMI) kurang dari normal. Tubuh memerlukan makanan untuk mempertahankan kelangsungan
fungsinya. Kebutuhan nutrisi ini diperlukan sepanjang kehidupan manusia, namun jumlah nutrisi yang
diperlukan tiap orang berbeda sesuai dengan kataristiknya, seperti jenis kelamin, usia, aktivitas dan
lain-lain. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien (umur,
jenis kelamin, diagnosa psikiatrik, masalah fisik, masalah keperawatan) Emergency Pschyatric dengan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan Historical Design. Sampel berjumlah 33 responden.Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini diperoleh dari data sekunder, menggunakan total sampling. Hasil: Karakteristik pasien
emergency psychiatric mayoritas usia dewasa awal, berjenis kelamin perempuan, berpendidikan SD,
diagnosis medis skizofrenia tak terinci, diagnosis fisik terkait sistem kardiovaskuler dan sistem
pencernaan, dan memiliki masalah keperawatan jiwa isolasi sosial. Diskusi: Penelitian kualitatif
diperlukan untuk melengkapi informasi yang terkait faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada pasien emergency psychiatric.
Kata kunci: Pasien emergency psychiatric, pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
ABSTRACT
Introduction:psychiatric emergency patients including patients with schizophrenia have experienced
a disruption of nutrition caused by problems with thinking and behavior disorders in biochemical
brain where it is bad for the fulfillment of nutritional marked with a Body Mass Index (BMI) less than
normal. The body needs food to sustain its function. The nutritional needs required throughout the life
of man, but the amount of nutrients needed each person differently according to kataristiknya, such as
gender, age, activity and others. Methods:This study aimed to determine Overview Patient
characteristics (age, gender, psychiatric diagnosis, a physical problem, the problem of nursing)
Emergency Nutrition Fulfillment Pschyatric with less than Needs Body. This type of research is
descriptive Historical Design. Sample of 33 respondents. Data collection techniques in this study were
obtained from secondary data, using a total sampling. Results: Patients characteristics majority of the
psychiatric emergency early adulthood, female, elementary education, medical diagnosis of
schizophrenia is not detailed, physical diagnosis related to the cardiovascular system and digestive
system, and has the soul of nursing problems of social isolation. Discussion: Qualitative research is
needed to supplement the information related to factors that affect nutrition less than body
requirements in emergency psychiatric patients.
1
Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 1 - 8, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
3
Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 1 - 8, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada diagnosis fisik dapat dilihat pada tabel 5 berikut
tabel 2 berikut ini: ini:
Tabel 5.
Tabel 2 Distribusi frekuensi pasien emergency
Distribusi frekuensi pasien emergency psychiatricberdasarkan diagnosis fisik
psychiatric berdasarkan jenis kelamin Diagnosa Fisik f %
Jenis Kelamin f % Sistem Endokrin 2 6,1
Laki-laki 11 33,3 Sistem Kardiovaskuler 13 39,4
Perempuan 22 66,7 4 12,1
Sistem Neurologi
Total 33 100,0 Sistem Pencernaan 13 39,4
Sistem Pernafasan 1 3,0
Tabel 2 dapat dilihat bahwa karakteristik Total 33 100,0
berdasarkan jenis kelamin perempuan dengan
Tabel 5 dapat dilihat berdasarkan diagnosa fisik
persentase tertinggi (66,7 %). Adapun
presentase paling banyak masalah sistem
Distribusi frekuensi pasien emergency
kardiovaskuler (39,4%). Adapun Distribusi
psychiatric berdasarkan pendidikan dapat
frekuensi pasien emergency psychiatric
dilihat pada tabel 3 berikut ini:
berdasarkan diagnosis keperawatan jiwa dapat
dilihat pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 3.
Distribusi frekuensi pasien emergency
Tabel 6.
psychiatric berdasarkan pendidikan
Distribusi frekuensi pasien emergency
Pendidikan f %
psychiatric berdasarkan diagnosis
Tidak Sekolah 8 24,2
keperawatan jiwa
SD 14 42,4
Diagnosis Fisik f %
SMP 8 24,2
Halusinasi 2 6,1
SMA 1 3,0 Harga Diri Rendah 2 6,1
Sarjana 2 6,1 Isolasi Sosial 13 39,4
Total 33 100,0 Resiko Perilaku Kekerasan 11 33,3
Waham 5 15,2
Tabel 3 dapat dilihat bahwa karakteristik 33 100,
Total
berdasarkan pendidikan dengan persentase 0
terbanyak pendidikan SD (42,4 %). Adapun
Distribusi frekuensi pasien emergency Tabel 5 dapat dilihat berdasarkan diagnosa
psychiatric berdasarkan diagnosis psikiatri keperawatan jiwa presentase terbanyak isolasi
dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini: sosial sebanyak 13 responden (39,4 %), Resiko
Perilaku Kekerasan sebanyak 11 responden
Tabel 4. (33,3 %), Waham sebanyak 5 responden (15,2
Distribusi frekuensi pasien emergency %), Halusinasi sebanyak 2 responden (6,1 %)
psychiatric berdasarkan diagnosis psikiatrik dan Harga Diri Rendah sebanyak 2 responden
Diagnosa Psikiatrik f % (6,1 %).
Depresi berat 2 6,1
Depresi dengan gejala psikotik 1 3,0 PEMBAHASAN
Dimensia 1 3,0 1. Umur
GMO 4 12,1 Hasil data karakteristik responden dapat dilihat
Skizofrenia akut 2 6,1 bahwa jumlah pasien emergency psychiatric
Skizofrenia katatonik 9 27,3 lebih banyak pada usia dewasa awal (26-35
Skizofrenia Paranoid 1 3,0 tahun) dengan persentase 36,4% yang
Skizofrenia tak terinci 13 39,4 mengalami gangguan pemenuhan nutrisi kurang
Total 33 100,0 dari kebutuhan. Umur adalah variabel yang
selalu dikaitkan dengan penyelidikan
Tabel 4 dapat dilihat berdasarkan diagnosa epidemiologi, angka-angka kesakitan dan
psikiatrik presentase terbanyak skizofrenia tak hampir semua menunjukkan ada hubungan
terinci (39,4 %). Adapun Distribusi frekuensi dengan umur. Umur merupakan suatu
pasien emergency psychiatric berdasarkan kondisi biologi pada individu yang melekat
4
Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 1 - 8, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
dan berubah sesuai dengan bertambahnya dua kali lipat mengalami depresi dan
hari/ bulan/ tahun atau umur seseorang. kecemasan, termasuk unipolar depression,
Semakin bertambah umur seseorang maka dysthymia, panik disorder, post traumatik
tingkat ketenangan dan kekuatan seseorang disorder, generalized anxiety disorder dan
akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja social anxiety disorder. Berdasarkan hasil
(Hurlock, 2006). pengamatan, teori dan penelitian sebelumnya,
peneliti menyimpulkan bahwa pada pasien
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian perempuan tingkat emosinya lebih tinggi,
besar responden berumur 26-35 tahun yang mudah panik, tersinggung dan sering cemas,
seharusnya merupakan kelompok yang telah karena perempuan lebih banyak mengutamakan
memiliki ketenangan dan kekuatan untuk perasaanya.
mengendalikan dirinya. Teori perkembangan
psikologi menjelaskan pada usia 26-35 tahun 3. Pendidikan
individu berada dalam fase adanya suatu Karakteristik responden menurut pendidikan
tanggung jawab pada dirinya seperti memiliki menunjukkan sebagian besar berpendidikan SD
keluarga sehingga memaksa mereka untuk dengan persentase 42,4% yang mengalami
bekerja dan memiliki mobilias yang tinggi. gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari
Mobilitas yang tinggi berdampak pada kebutuhan. Tingkat pendidikan responden
timbulnya gangguan ketenangan yang tersebut menunjukkan sebagian besar
disebabkan adanya tekanan dalam pekerjaan responden memiliki pendidikan tingkat dasar.
dan ekonomi, permasalah sosial dan lain Hal ini sebagaimana dikemukakan Chan &
sebagainya yang menjadi faktor stressor Mak (2008) yang mengemukakan bahwa
untuk timbulnya gangguan jiwa pada pasien gangguan mental memiliki
seseorang (Hurlock, 2006). Penelitian Ilyas permasalahan atau kesulitan untuk berprestasi
(2008), menyatakan bahwa kejadian gangguan dan berinteraksi di sekolah. Hal tersebut sesuai
jiwa pada individu yang berusia lebih dari 40 dengan penelitian Dhiny Ardiyanti (2014),
tahun lebih tinggi dibandingkan umur kurang menyatakan bahwa gangguan jiwa sering terjadi
dari 40 tahun. Berdasarkan hasil pengamatan, pada seseorang yang tingkat pendidikannya SD
teori dan hasil penelitian sebelumnya peneliti dibandingkan dengan yang SMP, SLTA
menyimpulkan bahwa individu usia 26-35 maupun S1. Berdasarkan hasil pengamatan,
tahun (dewasa awal) mempunyai tanggung teori dan penelitian sebelumnya, peneliti
jawab besar terhadap dirinya dan keluarga menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan
sehingga stressor untuk mengalami gangguan responden yang rendah disebabkan karena
jiwa lebih besar. pasien gangguan jiwa umumnya memiliki
permasalahan dengan interaksi dengan orang
2. Jenis Kelamin lain, selain itu kemampuan penerimaan
Karakteristik responden menurut jenis kelamin terhadap informasi juga mengalami gangguan.
menunjukkan sebagian besar berjenis kelamin
perempuan dengan persentase 66,7% yang 4. Diagnosa Psikiatrik Pasien Emergency
mengalami gangguan pemenuhan nutrisi kurang Psychiatric
dari kebutuhan. Hal ini dikarenakan perempuan Distribusi frekuensi pasien emergency
lebih mudah untuk mengalami stres psychiatric berdasarkan diagnosa psikiatrik
dikarenakan wanita biasanya mengutamakan lebih banyak pada pasien yang mengalami
emotion-confused coping karena mereka lebih gangguan pada skizofrenia tak terinci dengan
menggunakan perasaan atau lebih emosional persentase 39,4% yang mengalami gangguan
dalam menghadapi masalah. Sedangkan pada pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.
pria lebih cenderung menggunakan rasio dan Berdasarkan hasil observasi didapatkan pada
logika dalam menyelesaikan masalah (Hamilton pasien dengan masalah psikiatrik skizofrenia
& Fagot dalam Lestarianita & Fakhrurozi, tak terinci, emosi pasien sering berubah-ubah
2007). sehingga saat emosi labil pasien lebih
cenderung tidak mau makan dan harus dipaksa.
Penelitian Alzahem (2010) menyatakan bahwa Skizofrenia Tak Terinci merupakan sejenis
tingkat depresi perempuan lebih tinggi dari skizofrenia dimana gejala-gejala yang muncul
pada laki-laki, karena perempuan cenderung sulit untuk digolongkan pada tipe skizofrenia
5
Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 1 - 8, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
6
Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 1 - 8, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
6. Masalah Keperawatan Pasien Emergency besar adalah usia dewasa awal, berjenis kelamin
Psychiatric perempuan, berpendidikan SD, diagnosis
Distribusi frekuensi pasien emergency psikiatrik pasien dengan skizofrenia tak terinci,
psychiatric berdasarkan masalah keperawatan memiliki diagnosis fisik pada sistem
lebih banyak pada pasien yang mengalami kardiovaskuler dan sistem pencernaan, serta
isolasi sosial dengan persentase 39,4% yang memiliki masalah keperawatan jiwa isolasi
mengalami gangguan pemenuhan nutrisi kurang sosial
dari kebutuhan. Berdasarkan hasil observasi
didapatkan bahwa pasien dengan masalah Saran
isolasi sosial menunjukkan sikap lebih sering Penelitian ini telah memaparkan gambaran
menyendiri, sukar berkomunikasi dengan orang karakteristik pasien emergency psychiatric.
lain, lebih menyukai berdiam diri, tidak mau Penelitian lanjutan perlu dilakukan seperti
makan, menghindar dari orang lain, kegiatan penelitian kualitatif untuk melengkapi
sehari-hari hanya berdiam diri di kamar dan informasi yang terkait faktor-faktor yang
saat makan mereka harus di paksa. mempengaruhi pemenuhan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh pada pasien emergency
Isolasi Sosial adalah kesepian yang dialami psychiatric. Bagi pihak rumah sakit diharapkan
oleh individu dan dirasakan saat didorong oleh mampu meningkatkan pelayanan dalam
keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan pemenuhan kebutuhan perawatan diri klien
negatif atau mengancam (NANDA, 2012). gangguan jiwa terutama pada pasien emergency
Masalah isolasi sosial ini dipengaruhi oleh psychiatric agar dapat mencapai kemandirian
faktor predisposisi diantaranya perkembangan yang optimal. Bagi Institusi pendidikan tinggi
dan sosial budaya, kegagalan yang dapat keperawatan diharapkan mampu menetapkan
mengakibatkan individu tidak percaya pada modul-modul terapi yang dapat digunakan
orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa untuk praktek keperawatan pada pasien
terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan Emergency psychiatric yang mengalami
keinginan, dan merasa tertekan. Keadaan ini pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
dapat menimbulkan perilaku tidak ingin tubuh.
berkomunikasi dengan orang lain, lebih
menyukai berdiam diri, tidak mau makan, DAFTAR PUSTAKA
menghindar dari orang lain, dan kegiatan Asmadi. (2012). Teknik Procedural
sehari-hari terabaikan (Kusumawati, 2010). Keperawatan Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar. Jakarta: Salemba
Maramis (2006) mengatakan perilaku yang Medika.
sering muncul pada pasien skizofrenia yaitu Carpenito, LJ. (2008). Nursing Diagnosis :
dengan klien mengalami isolasi sosial sebesar Aplication to clnical practice. Alih
72% dari kasus Skizofrenia dan 72% Bahasa Monica. Jakarta: EGC.
mengalami penurunan kemampuan memelihara Fausiah, Fitri, dan Widury Julianti. (2005).
diri (makan, mandi, dan berpakaian). Psikologi Abnormal Klinis Dewasa.
Berdasarkan hasil pengamatan dan teori peneliti Jakarta: UI-Press.
menyimpulkan bahwa pada masalah pasien Hidayat, A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar
dengan isolasi sosial lebih ditunjukkan dengan Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
perilaku sering menyendiri, sukar Konsep dan Proses Keperawatan edisi 2.
berkomunikasi dengan orang lain, lebih Jakarta: Salemba Medika.
menyukai berdiam diri, tidak mau makan, Hurlock, E. (2006). Psikologi Perkembangan.
menghindar dari orang lain, kegiatan sehari-hari Jakarta: Erlangga.
terabaikan karena pasien hanya berdiam diri di Kelliat B.A. (2006). Proses Keperawatan
kamar dan saat makan mereka harus dipaksa. Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC
Kozier. (2004). Fundamental Of Nursing:
SIMPULAN DAN SARAN Concept, Process and Practice. New
Simpulan Jersey. Pearson prentice hall.
Karakteristik umur pasien emergency Kusumaswati F dan Hartono, Y. (2010). Buku
psychiatric yang di rawat di Ruang X RSJD Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Dr. Amino Gondohutomo Semarang sebagian
7
Jurnal Keperawatan Volume 8 No 1, Hal 1 - 8, Maret 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Maramis W.F. (2006). Catatan Ilmu Sadock’s & Kaplan. Comprehensive Textbok of
Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga Psychiatry. (2009). In Kimberly E. Steele,
University Press. Schweltz & Michele A. Editor Obesity.
Nasir Abdul & Muhith Abdul. (2011). Dasar- Volume II.
Dasar Keperawatan Jiwa: Pengantar Stuart dan Laraia. (2005). Principles and
dan Teori. Jakarta: Salemba Medika. practice of psychiatric nursing. Elsevler
Potter, Patricia. A. (2005). Buku Ajar Mosby. Alih Bahasa Budi Santosa.
Fundamental: Konsep,Pproses, dan Philadelphia.
Praktik edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC. Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan
Potter, P.A & Perry A.G. 2009. Buku Ajar Dasar Manusia Dan Proses
Fundamental Keperawatan. Jakarta: Keperawatan edisi 4. Jakarta: Salemba
EGC. Medika.
Riskesdas. (2007). Laporan nasional 2007. Wilkinson, J. W dan Ahern N. R. (2011). Buku
Diakses tanggal 20 Agustus 2016 dari Saku Diagnose Keperawatan. Edisi 9.
http://www.depkes.go.id. Jakarta: EGC.