Anda di halaman 1dari 12

EFEK ANTIHIPERTENSI EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR

(Moringa oleifera Lmk.) pada TIKUS PUTIH JANTAN GALUR


SPRAGUE-DAWLEY

Restu Restiani 1), Moerfiah 2)dan Ike Yulia W. 3)


2)
Program Studi Biologi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan-Bogor
1, 3)
Program Studi Farmasi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan-Bogor

Abstrak
Hipertensi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan aliran darah
di dalam pembuluh darah menimbulkan tekanan terlalu besar terhadap dinding pembuluh
darah. Tekanan darah normal yaitu ≥ 129 (sistolik) / 91 (diastolik) mmHg. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kelor
(Moringa oleifera Lmk.) dalam menurunkan tekanan darah pada tikus putih jantan galur
Sprague-Dawley. Pengujian dilakukan dengan pemberian NaCl 4,5% secara oral selama
10 hari terhadap 20 ekor tikus menjadi 5 kelompok (tiap kelompok 4 ekor) yang
dilanjutkan pemberian sediaan uji peroral dari hari ke-1 sampai hari ke-14 dilakukan
pengukuran tekanan darah menggunakan Non-invasived Rat Tail Blood Pressure.
Kelompok terdiri atas Ekstrak etanol dosis 1 (84,330 mg/200 g bb), Ekstrak etanol dosis
II (168,9 mg/200 g bb), Ekstrak etanol dosis III (337,9 mg/200 g bb), Kontrol positif obat
dengan merk dagang (X) (2,310 g/200 g bb) dan Kontrol negatif dengan CMC (1 g/200 g
bb). Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kelor yang mempunyai potensi
efek antihipertensi paling efektif adalah ekstrak etanol daun kelor dosis III 337,9 mg/200
g bb.

Kata kunci: Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera Lmk.) pada Tikus Putih Jantan
Galur Sprague-Dawley, Antihipertensi.

Abstract
Hypertension is a condition that someone is experiencing an increasing of blood
flow in the blood vessels causes great pressure on the wall of blood vessels. Blood
pressure normally is ≥ 129 (systolic) / 91 (diastolic) mmHg. The aim of this research is to
know that are any effect of ethanol extract Moringa leaves in reducing blood pressure on
male white rats strain Sprague-dawley. The test was conducted by administering NaCl
4,5% orally in ten days to twenty (20) rats in to 5 groups (each group consists of 4 rats)
followed by oral administration of a preparation test in first day until 14 days. Blood
pressure was measured using Non-invasived Rat Tail Blood Pressure. The groups consist
of ethanol extract dose 1 (84,330 mg/200 g body weight), ethanol extract dose II ((168,9
mg/200 g body weight), ethanol extract dose III (337,9 mg/200 g body weight), the
positive control medicine under the brand (X) (2,310 g/200 g body weight) and negative
control by CMC (1 g/200 g body weight). The results showed that the ethanol extract of
Moringa leaves have the most effective potential antihypertensive is ethanol extract of
Moringa leaves dose III 337,9 mg/200 g body weight.

Keywords: Ethanol extract Moringa leaves on male white rats tail strain
Sprague-Dawley, Antihypertensive.
PENDAHULUAN
Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah pada tikus putih jantan
seseorang mengalami peningkatan galur Sprague-Dawley.
tekanan darah diatas normal atau kronis
(dalam waktu yang lama), ini terjadi bila Tahap Persiapan Bahan-bahan Penelitian
aliran darah di dalam pembuluh darah 1. Pembuatan Simplisia
menimbulkan tekanan terlalu besar Simplisia yang telah dikumpulkan
terhadap dinding pembuluh darah. Hasil dibersihkan dari kotoran-kotoran yang
atau nilai pengukuran tekanan darah menempel (sortasi basah), dicuci dengan
terdiri dari 2 nilai: nilai yang lebih tinggi air mengalir sampai bersih, kemudian
disebut sebagai tekanan darah sistolik ditiriskan untuk membebaskan daun dari
dan nilai yang lebih rendah disebut sisa-sisa air cucian, selanjutnya
tekanan darah diastolik. Tekanan darah dikeringkan di oven dengan pengaturan
normal yaitu ≥ 120 (sistolik) / 80 suhu sekitar 40-500C. Setelah kering lalu
(diastolik) mmHg, tetapi nilai ini dibersihkan kembali dari kotoran yang
bervariasi untuk masing-masing orang. mungkin tertinggal saat pencucian,
Kasus hipertensi (90%) tidak diketahui setelah bersih dari kotoran simplisia
penyebabnya, tetapi ada beberapa faktor kering di grinder dan di ayak dengan
yang diduga dapat meningkatkan resiko menggunakan mesh 20 sehingga
seseorang untuk mengalami hipertensi, diperoleh serbuk simplisia daun kelor
antara lain: usia, keturunan, jenis dan disimpan dalam wadah bersih dan
kelamin, kebiasaan merokok, konsumsi tertutup rapat.
alkohol, obesitas (kegemukan), stres, 2. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun
penyakit ginjal, konsumsi makanan yang Kelor
banyak mengandung garam, dan gaya Sebanyak 200 g serbuk daun kelor
hidup yang kurang aktif (Anonim, kering (10 bagian simplisia) dimasukkan
2013). ke dalam bejana kemudian dituangi
Tanaman obat yang telah dengan 2 mL etanol 70% (100 bagian
digunakan secara empiris untuk cairan penyari), ditutup dan dibiarkan
menurunkan tekanan darah atau selama 3 hari terlindung dari cahaya,
hipertensi adalah tanaman daun kelor sambil berulang-ulang diaduk setiap 6
(Moringa oleifera Lmk). Senyawa yang jam sekali selama 15 menit. Endapan
bersifat antihipertensi pada daun kelor, kemudian diendaptuangkan (DepKes RI,
yaitu kalium yang berperan untuk 1985), setelah itu ekstrak yang diperoleh
mengontrol tekanan darah, ritme dan dievaporasi dengan menggunakan
fungsi jantung sehingga dapat mencegah rotary evaporator pada suhu 30-40 oC
hipertensi. dan penggunaan alat Vacuum Dry di
Khasiat daun kelor sebagai laboratorium IPB sampai terbentuk
antihipertensi belum banyak diketahui ekstrak kental dengan kadar air di bawah
dan dimanfaatkan, oleh karena itu < 5%. Maserasi dilakukan 5x sehingga
dilakukan penelitian tentang pengaruh digunakan 1000 g serbuk simplisia.
pemberian ekstrak etanol daun kelor Penentuan Kadar Air
(Moringa oleifera Lmk.) dalam Prosedur penentuan kadar air
menurunkan tekanan darah tikus putih simplisia dilakukan dengan
jantan galur Sprague-Dawley. menggunakan alat moisture balance,
Tujuan Penelitian yaitu dengan cara menyalakan tombol
Penelitian ini bertujuan untuk on/off terlebih dahulu, kemudian
mengetahui adanya pengaruh pemberian pinggan diletakan di tengah dan penahan
ekstrak etanol daun kelor (Moringa punch di atasnya. Kemudian di set
oleifera Lmk.) dalam menurunkan program, akurasi dan temperatur sesuai
dengan simplisia yang akan diuji, lalu larutan kloroform, endapan coklat
ditara. Ditimbang simplisia sebanyak 1 menunjukkan adanya alkaloid
gram (akurasi rendah) atau 5 gram 2) Uji Mayer (kalium merkuri iodida):
(akurasi sedang), simplisia disimpan di beberapa tetes pereaksi mayer
atas punch, diratakan sampai menutupi ditambahkan ke larutan kloroform,
permukaan punch lalu ditutup, setelah endapan putih kekuningan
10 menit proses selesai maka persen menunjukkan adanya alkaloid.
kadar air dari simplisia akan tertera 3) Uji Bouchardat (kalium iodida):
secara otomatis (penentuan dilakukan beberapa tetes pereaksi Bouchardat
duplo). ditambahkan ke larutan kloroform.
Penentuan Kadar Abu Total Endapan coklat menunjukkan
Lebih kurang 2-3 g serbuk simplisia adanya alkaloid (Rajendra, 2011).
ditimbang seksama, dimasukkan ke
dalam krus silikat yang telah dipijar dan b. Uji Tanin
ditara serbuk diratakan, kemudian 1) Sebanyak 0,5 g ekstrak dididihkan
dipijar perlahan-lahan hingga arang dalam 10 mL air dalam tabung
habis, didinginkan dan ditimbang. Kadar reaksi, lalu disaring, filtrat
abu dihitung terhadap bahan yang telah ditambahkan beberapa tetes FeCl3
dikeringkan di udara (penentuan 0,1%. Hasil positifnya adalah
dilakukan duplo) (DepKes RI, 2000). warna hijau kecoklatan atau biru-
3. Analisis Fitokimia Ekstrak Etanol hitam
Daun Kelor 2) Sebanyak 0,5 g ekstrak yang
a. Uji Flavonoid diperiksa dimasukkan ke dalam
Terdapat tiga metode yang tabung reaksi dilarutkan dengan
digunakan. Pertama, beberapa tetes sedikit aquadest kemudian
FeCl3 1% kedalam beberapa bagian dipanaskan di atas penangas air lalu
larutan ekstrak. Warna hijau kehitaman diteteskan dengan larutan gelatin
menunjukkannya adanya flavonoid. 1% dalam NaCl 10%. Hasil positif
Kedua, beberapa tetes larutan asam ditandai dengan terbentuknya
asetat 10% ditambahkan kedalam endapan putih (Rajendra, 2011).
beberapa bagian ekstrak. Endapan
kuning menandakan adanya flavonoid. c. Uji Saponin
Ketiga, sejumlah ekstrak dilarutkan 1) Uji sabun: kedalam 0,5 gram
dalam metanol, ditambahkan sedikit ekstrak ditambahkan 5 mL aquadest
serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat dari sisi dalam tabung reaksi. Larutan
tabung. Terbentuknya warna jingga dikocok kuat dan diamati adanya
adanya flavonoid (Rajendra, 2011). buih yang stabil. Ditambahkan 3
b. Uji Alkaloid tetes minyak zaitun kedalam buih
Sebanyak 0,5 g ekstrak dilarutkan dan dikocok kuat sampai teramati
dalam 10 mL asam alkohol, didihkan emulsi yang stabil (Rajendra,
dan disaring. Sebanyak 5 mL filtrat 2011).
ditambahkan 2 mL larutan ammonia dan Tahap Pelaksanaan Penelitian
5 mL kloroform lalu dikocok kuat. 1. Pemeliharaan Hewan Coba
Lapisan kloroform yang terbentuk Hewan yang digunakan dalam
diekstrak dengan 10 mL asam asetat lalu penelitian ini adalah tikus putih jantan
dibagi menjadi tiga bagian. galur Sprague-Dawley dengan bobot
1) Uji Dragendorff (kalium bismuth berkisar 200 g hingga 300 g sebanyak
nitrat): beberapa tetes larutan 20 ekor yang diadaptasikan selama 1
dragendrof ditambahkan kedalam minggu di Laboratorium Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, untuk penyesuaian peroral sehari 1 kali, selama
dengan lingkungan. perlakuan tekanan darah tikus
2. Pengelompokan Hewan Uji diukur pada setiap hari dengan
Hewan uji sebanyak 20 ekor tikus alat pengukur tekanan darah.
dibagi menjadi 5 kelompok. Masing- Pengukuran Tekanan Darah dengan
masing kelompok terdiri dari 4 ekor Metode Rat Tail Blood pressure
tikus dengan pembagian kelompok pada Pengukuran tekanan darah dapat
tabel 1: dilakukan pada tikus hipertensi spontan
Tabel 1. Uji Perlakuan atau hipertensi buatan. Pengukuran
1. Ekstrak etanol Daun Kelor tekanan darah dengan cara Tail Cuff
method menggunakan alat blood
pressure analyzer. Metode ini
memungkinkan peneliti untuk
Kelompok
I (4 ekor tikus)
mengetahui tekanan darah sistolik dan
diastolik. Prinsip kerja pengukuran
II (4 ekor tikus)
tekanan darah adalah Cuff
digelembungkan sampai mencapai
III (4 ekor tikus) tekanan darah di atas tekanan darah
sistolik, tekanan darah normal tikus
yaitu ≥ 129 (sistolik) / 91 (diastolik)
Tahap Induksi:
mmHg, sehingga nadi menghilang
Kondisi hipertensi pada tikus
kemudian tekanan cuff dikurangi
diinduksi dengan pemberian NaCl 4,5 %
perlahan-lahan. Pada saat tekanan darah
b/v secara oral tiap hari selama 10 hari
mencapai di bawah tekanan sistolik
berturut-turut. Tekanan darah tikus
nadi akan muncul kembali, cara
diukur pada hari ke-11 dengan Non
pengukuran ini sesuai dengan cara
Invasived Rat Tail Blood Pressure,
pengukuran tekanan darah
diharapkan tekanan darah sistol tikus
menggunakan sphigmomanometer pada
setelah induksi ≥ 150 mmHg.
manusia. Pengukuran tekanan darah
Tahap perlakuan :
pada metode Tail Cuff, selain digunakan
1) Sebanyak 20 tikus dikelompokkan
pada tikus juga dapat digunakan pada
seperti pada tabel 3.
mencit, anjing, dan primata kecil
2) Ditimbang bobot badan tikus dan
(Ngatijan, 2006 dalam Tista, 2011).
mengkonversikannya dengan dosis
perlakuan ekstrak etanol, larutan
HASIL DAN PEMBAHASAN
NaCl 4,5 % b/v dan obat dengan
1. Hasil Pembuatan Ekstrak Etanol
merek dagang (X).
Daun Kelor
3) Tikus diinduksi menggunakan
Daun kelor yang digunakan
larutan NaCl 4,5% b/v selama 10 hari
sebanyak 10 kg, setelah melalui proses
berturut-turut secara oral. Kadar
ekstraksi dengan menggunakan pelarut
tekanan darah diukur pada hari ke-11
Etanol 70 % didapatkan ekstrak kental
untuk memperoleh data dasar
sebanyak 298 gram. Nilai rendemen
mengenai tekanan darah tikus normal
ekstrak kental daun kelor, didapatkan
secara individu sebelum perlakuan.
sebesar 29,8%. Penentuan rendemen
4) Tekanan darah sistol tikus naik berfungsi untuk mengetahui kadar
menjadi ≥ 150 mmHg, kemudian senyawa yang terbawa oleh pelarut.
diberikan masing-masing dosis Ekstrak etanol daun kelor yang
ekstrak etanol daun kelor, obat diperoleh berwarna coklat kehitaman
dengan merek dagang (X) dan dan berbau aromatis kuat.
larutan CMC 0,1% berturut-turut
2. Hasil Penetapan Kadar Air Serbuk Tabel 2. Uji Fitokimia
dan Ekstrak Kental Daun Kelor
Hasil Serbuk Ekstrak Etanol
Penetapan kadar air dilakukan untuk Identifikasi Senyawa Parameter
Pengamatan Daun Kelor Daun Kelor
memberikan batasan minimal atau Flavonoid Merah jingga Merah jingga - -
rentang besarnya kandungan air dalam
a. Dragendorff Endapan coklat Endapan coklat + +
suatu bahan (Depkes RI, 2000), karena
Endapan putih Endapan putih
dengan adanya kandungan air yang Alkaloid b. Mayer
kekuningan kekuningan
+ +
banyak dapat menjadi media c. Bouchardat Endapan coklat Endapan coklat + +
pertumbuhan mikroba, kapang dan
Hijau kecoklatan - -
mikroorganisme sehingga dapat Tanin
menyebabkan perubahan kimia pada b. Gelatin 1% dlm
Endapan putih
Tidak terbentuk
- -
endapan putih
senyawa aktif. Penetapan kadar air NaCl 10%
dilakukan dengan menggunakan alat Uji fitokimia bertujuan untuk
moisture balance (moisture analyzer) mengetahui kandungan senyawa yang
penentuan dilakukan duplo, diperoleh terdapat dalam serbuk daun kelor dan
kadar air serbuk simplisia kelor sebesar ekstrak etanol daun kelor. Hasil uji
4,25% dan 4,52%, sedangkan kadar air fitokimia menunjukkan bahwa serbuk
ekstrak kental daun kelor sebesar dan ekstrak etanol daun kelor
10,30% dan 10,40%. Hasil ini mengandung senyawa alkaloid, hal ini
memenuhi persyaratan kadar air serbuk kemungkinan dikarenakan alkaloid yang
simplisia dan ekstrak kental daun kelor. bersifat polar sehingga ikut tertarik pada
3. Hasil Penetapan Kadar Abu proses maserasi menggunakan pelarut
Serbuk dan Ekstrak Kental Daun etanol 70% selain itu kandungan
Kelor Alkaloid sendiri berperan untuk tekanan
Penetapan kadar abu dilakukan untuk darah, dimana fungsinya untuk
mengetahui senyawa anorganik yang melebarkan pembuluh darah, sedangkan
terkandung dalam suatu simplisia. pada flavonoid, tanin dan saponin
Senyawa anorganik adalah unsur hasilnya negatif, karena kandungan yang
mineral yang merupakan komposisi terdapat pada daun kelor tidak
tanaman obat serta bahan pangan selain mengandung flavonoid, tanin dan
air dan bahan organik. Hasil kadar abu saponin.
serbuk daun kelor diperoleh hasil 5. Hasil Induksi Tekanan darah
sebesar 9,0486% dan 10,1020%, dengan Natrium Klorida
sedangkan kadar abu ekstrak kental Pemberian NaCl 4,5% secara oral
daun kelor sebesar 6,1379% dan pada tikus selama 10 hari
4,0291%. Hasil ini sudah memenuhi mengakibatkan tekanan darah (TD)
persyaratan kadar abu untuk kelor yang meningkat dari sebelumnya, pada
tidak lebih dari 11% (DepKes RI , pengukuran TDD dan TDS selama
1989). induksi terlihat bahwa tekanan darah
4. Hasil Uji Fitokimia tikus semakin meningkat setelah
Pengujian fitokimia serbuk dan pemberian NaCl 4,5% selama 10 hari.
ekstrak daun kelor dengan pelarut etanol Kondisi hipertensi tersebut dikarenakan
70% dilakukan untuk mengetahui konsumsi NaCl berlebih sehingga
adanya kandungan senyawa-senyawa menyebabkan konsentrasi natrium di
yang terkandung di dalamnya. Skema uji dalam cairan ekstraselular meningkat,
fitokimia dapat dilihat pada tabel 2: untuk menormalkannya cairan
intraselular ditarik keluar, sehingga
volume cairan ekstraselular meningkat
yang mengakibatkan peningkatan sudah membuat TDS naik dengan
volume darah. Konsumsi garam dalam pemberian NaCl 4,5%. Data yang
jumlah yang tinggi dapat mengecilkan diperoleh kemudian dilakukan uji
diameter arteri, sehingga jantung harus statistik menggunakan metode
memompa lebih keras lagi untuk Rancangan Acak Kelompok (RAK)
mendorong volume darah yang yang dilanjut dengan uji Duncan dan uji
meningkat melalui ruang yang semakin LSD (Least Significant Difference),
sempit yang mengakibatkan terjadinya untuk membandingkan efek hipotensif
hipertensi (Brunton et al., 2008). diantara masing-masing perlakuan dan
Nilai TDD yang diinduksi dengan kelompok ulangan.
pemberian NaCl 4,5% selama 10 hari Data rata-rata hasil pengukuran
bahwa pada perlakuan 1 ekstrak etanol TDD dan TDS tikus sebelum perlakuan
daun kelor dosis 1 lebih tinggi dan lebih dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
baik peningkatannya dilihat dari hari ke- Tabel 3. Rataan TD Diastolik tikus
1 dan hari ke-10, dibandingkan dengan sebelum perlakuan
perlakuan pada ekstrak etanol daun
kelor dosis 2, ekstrak etanol daun kelor Perlakuan Hari 1
dosis 3, kontrol positif dan kontrol Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 1 86,25 ± 8,07
negatif. Peningkatan TDD dari masing- Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 2 78,5 ± 11,41
Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 3 84,75 ± 4,96
masing perlakuan menunjukkan
peningkatan yg signifikan tetapi, pada Keterangan : Data menunjukkan perbedaan nilai
ekstrak etanol dosis 1 TDD naik dengan yang signifikan di hari ke-1 dan hari ke-10
diastolik sebelum perlakuan (P<0,05).
pemberian NaCl 4,5%. Kenaikan ini
Tekanan Darah Tikus (mmHg)

150
bisa disebabkan dari faktor fisiologis,
faktor lingkungan dan asupan mineral 100
yg kurang sedangkan asupan NaCl 4,5%
50 Hari 1
berlebih sehingga mendukung TDD
Hari 10
meningkat, sementara pada perlakuan 0
1 2 3 4 5
yang lainnya tidak terlalu baik
Perlakuan
peningkatan TDD dibandingkan dengan
ekstrak etanol dosis 1, itu disebabkan
Gambar 1. Histogram rata-rata TDD tikus sebelum
oleh faktor fisiologis dari masing- perlakuan
masing tikus sendiri yang kurang baik,
faktor lingkungan yang kurang Tabel 4. Rataan TD Sistolik tikus
mendukung dan asupan mineral yang sebelum perlakuan
banyak sehingga asupan NaCl 4,5%
yang berlebih menjadi kurang efektif.
Nilai TDS yang diinduksi dengan
NaCl 4,5% selama 10 hari, bahwa pada
perlakuan 1 ekstrak etanol daun kelor
dosis 1 lebih tinggi dan lebih baik Keterangan : Data menunjukkan perbedaan nilai
peningkatannya dilihat dari hari ke-1 yang signifikan di hari ke-1 dan hari ke-10
dan hari ke-10, dibandingkan dengan sistolik sebelum perlakuan (P<0,05).
Tekanan Darah Tikus (mmHg)

perlakuan pada ekstrak etanol daun 200


kelor dosis 2, ekstrak etanol daun kelor 150
dosis 3, kontrol positif dan kontrol 100
50 Hari 1
negatif. Peningkatan TDS dari masing-
0 Hari 10
masing perlakuan menunjukan 1 2 3 4 5
peningkatan yg signifikan tetapi, pada Perlakuan
ekstrak etanol daun kelor dosis 1 ini
Gambar 2. Histogram rata-rata TDS tikus sebelum dan 2 penurunannya tidak menunjukan
perlakuan
penurunan yang signifikan, untuk
6. Hasil Perlakuan Ekstrak Terhadap
kontrol positif terjadi tahap dari
Penurunan Tekanan Darah Tikus
peningkatan, penurunan kemudian
Perlakuan dilakukan terhadap tikus
meningkat kembali TDD, sedangkan
hipertensi yang tekanan darahnya ≥150
untuk kontrol negatif pada hari ke-5,
mmHg setelah diinduksi NaCl 4,5%.
hari ke-10 dan hari ke-14 kembali
Kelompok tikus terdiri atas Ekstrak
menunjukan penurunan yang baik TDD.
etanol daun kelor dosis 1 (84,330
Kenaikan TD pada tikus bisa disebabkan
mg/200 g bb), Ekstrak etanol daun kelor
dari faktor fisiologis tikus yang kurang
dosis II (168,9 mg/200 g bb), Ekstrak
baik (bisa dari tingkat kesetresan tikus
etanol daun kelor dosis III (337,9
sehingga kenaikan tekanan darah
mg/200 g bb), Kontrol positif dengan
meningkat), faktor lingkungan dan
obat merk dagang (X) (2,310 g/200 g
asupan mineral yg kurang sedangkan
bb) dan Kontrol negatif dengan CMC (1
asupan NaCl 4,5% terus berlebih
g/200 g bb.
sehingga mendukung TDD meningkat,
Pemberian ekstrak dilakukan per
sementara pada perlakuan yang lainnya
oral setiap hari dan tekanan darahnya di
masih menunjukan penurunan dan
ukur dari hari ke-0 sampai hari ke-14.
peningkatan yang masih belum stabil
Selama perlakuan tikus tetap diinduksi
dibandingkan dengan ekstrak etanol
dengan NaCl 4,5% karena kondisi
daun kelor dosis 3.
fisiologis tikus yang masih normal yang
Nilai TDS dengan pemberian
memiliki kemampuan untuk
ekstrak dari masing-masing dosis selama
menormalkan kembali kondisi
14 hari, dapat disimpulkan bahwa pada
patofisiologis yang dialami oleh tikus
perlakuan 3 ekstrak etanol daun kelor
yaitu kondisi hipertensi setelah induksi.
dosis 3 lebih baik penurunannya dilihat
Pengukuran dilakukan dengan
di hari ke-5, hari ke-10 dan hari ke-14
menggunakan alat Non-invasived Rat
mulai menunjukan penurunan TDD
Tail Blood Pressure. Parameter yang
yang baik, dibandingkan dengan
diukur adalah tekanan darah diastol
perlakuan pada ekstrak etanol daun
(TDD) dan tekanan darah sistol (TDS).
kelor dosis 1 dan dosis 2 penurunannya
Data penelitian yang diperoleh dianalisa
tidak menunjukan penurunan yang
dengan Rancangan Acak Kelompok
signifikan tetapi terlihat stabil dari hari
(RAK) dengan menggunakan program
ke-5 menurun kemudian dari ke-10
SPSS, untuk mengetahui efek hipotensif
meningkat dan hari ke-14 baru terjadi
sebelum dan sesudah induksi Natrium
penurunan, untuk kontrol positif terjadi
Klorida, kemudian analisis dilanjutkan
peningkatan menuju penurunan TDS
dengan uji Duncan dan uji LSD (Least
dilihat dari hari ke-5 dan hari ke-10
Significant Difference), untuk
meningkat kemudian di hari ke-14
membandingkan efek hipotensif diantara
terjadi penurunan, sedangkan untuk
masing-masing perlakuan dan kelompok
kontrol negatif pada hari ke-5 menurun
ulangan serta menggunakan analisis data
kemudian di hari ke-10 kembali
berupa superskrip.
meningkat dan hari ke-14 kembali
Nilai TDD dengan pemberian
terjadi penurunan TDS. Kenaikan ini
ekstrak dari masing-masing dosis selama
bisa disebabkan dari faktor fisiologis
14 hari, pada perlakuan 3 ekstrak etanol
tikus yang kurang baik (bisa dari tingkat
daun kelor dosis 3 lebih baik
kesetresan tikus sehingga kenaikan
penurunannya di hari ke-5, hari ke-10
tekanan darah meningkat), faktor
dan hari ke-14 mulai menunjukan
lingkungan dan asupan mineral yg
penurunan TDD yang baik, sedangkan
kurang sedangkan asupan NaCl 4,5%
pada ekstrak etanol daun kelor dosis 1
terus berlebih sehingga mendukung TDS menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan di
meningkat, sementara pada perlakuan hari ke-14 diastolik (P<0,05).

Tekanan Darah Tikus (mmHg)


150
yang lainnya masih menunjukan
penurunan dan peningkatan yang masih 100
Hari 0
belum stabil dibandingkan dengan 50 Hari 5
ekstrak etanol daun kelor dosis 3,
0 Hari 10
sedangkan penurunan TDS bisa jg 1 2 3 4 5 Hari14
disebabkan oleh faktor fisiologis dari
Perlakuan
masing-masing tikus yang baik, faktor
lingkungan yang mendukung dan asupan
Gambar 3. Histogram rata-rata TDD tikus setelah
mineral yang banyak sehingga bisa perlakuan
menurunkan asupan NaCl 4,5% yang
berlebih menjadi efektif. Tabel 8. Rataan TD Sistolik tikus setelah
Data rata-rata hasil pengukuran TDD perlakuan
dan TDS setelah perlakuan dengan
ekstrak daun kelor dapat dilihat pada
Tabel 5, Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 5. Rataan TD Diastolik tikus setelah
perlakuan

Keterangan : Data dengan superskrip


menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan di
hari ke-5 sistolik (P<0,05).

Tabel 9. Rataan TD Sistolik tikus setelah


perlakuan
Keterangan : Data dengan superskrip
menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan di
hari ke-5 diastolik (P<0,05).

Tabel 6. Rataan TD Diastolik tikus setelah


perlakuan

Keterangan : Data dengan superskrip


Perlakuan Hari 10
menunjukkan perbedaan nilai yanga
signifikan di
Ekstrak Etanol Daun Kelorhari
Dosis 1 92,75
ke-10 sistolik (P<0,05). ± 3,34
Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 2 102,5a ± 15,51
Tabel 10. Rataan TD Sistolik tikus setelah
84,5b ± 8,20
Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 3
perlakuan
Kontrol (+) 85,25b ± 9,80
Keterangan : Data dengan superskrip
Kontrol
menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan di (-)
hari ke-10 diastolik (P<0,05).

Tabel 7. Rataan TD Diastolik tikus setelah


perlakuan

Keterangan : Data dengan superskrip


menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan di
hari ke-14 sistolik (P<0,05)

Keterangan : Data dengan superskrip


bb), Ekstrak etanol dosis II (168,9
Tekanan Darah Tikus (mmHg)
200
150 mg/200 g bb), Ekstrak etanol dosis III
100 Hari 0 (337,9 mg/200 g bb), Kontrol positif
Hari 5 obat dengan merk dagang (X) (2,310
50 g/200 g bb) dan Kontrol negatif dengan
Hari 10
0 Hari 14 CMC (1 g/200 g bb). Ekstrak etanol
1 2 3 4 5
daun kelor dosis III (337,9 mg/200 g bb)
Perlakuan
menunjukkan penurunan yg lebih baik
sehingga mempunyai efek antihipertensi
Gambar 4. Histogram rata-rata TDS tikus setelah
perlakuan paling baik dan dosis paling efektif.

Data penelitian setelah dianalisis 7. Peningkatan dan Penurunan


dengan metode statistika yang Tekanan Darah Sebelum dan
digunakan adalah metode Rancangan Setelah Perlakuan (%).
Acak Kelompok (RAK) menggunakan
Peningkatan persentase TD sebelum
program SPSS yang bertujuan untuk
menarik kesimpulan agar terukur perlakuan dilihat dari hari ke-1 dan hari
kesalahannya, sehingga di dapatkan ke-10, bahwa pada perlakuan ke-1 TDD
perbandingan antara nilai sebelum meningkat dan TDS menurun, pada
perlakuan TDD dan TDS dengan nilai perlakuan ke-2 TDD menunjukan
selama perlakuan TDD dan TDS peningkatan yang sangat drastis
menunjukan nilai yang berbeda, dapat sedangkan TDS mengalami penurunan,
disimpulkan bahwa dari kelompok
pada perlakuan ke-3 TDD mengalami
sebelum perlakuan TDD dan TDS yang
diinduksi dengan NaCl 4,5% selama 10 penurunan sedangkan TDS mengalami
hari bahwa perlakuan 1 atau ekstrak peningkatan, pada perlakuan ke-4 TDD
etanol daun kelor dosis 1 menunjukan mengalami peningkatan cukup drastis
kenaikan yg lebih baik dibandingkan sedangkan TDS mengalami penurunan
dengan perlakuan 2 atau ekstrak etanol dan pada perlakuan ke-5 TDD
daun kelor dosis 2, perlakuan 3 atau
mengalami penurunan sedangkan TDS
ekstrak etanol daun kelor dosis 3,
perlakuan 4 atau kontrol positif dan mengalami peningkatan. Data dapat
perlakuan 5 atau kontrol negatif, setelah dilihat pada (Tabel 7).
perlakuan menunjukkan bahwa Penurunan persentase TD setelah
signifikan (P 0,00) < 0,05 sehingga tolak perlakuan dapat pada hari ke-5 dan hari
H0 atau terima H1. Hipotesis yang ke-10 TDD dan TDS bisa dikatakan
didapat bahwa H0: pada setiap persentase penurunan dan
perlakuan berupa NaCl memberikan
peningkatannya masih belum stabil,
pengaruh yang sama terhadap TD tikus
putih jantan galur Sprague-dawley dan pada persentase penurunan hari ke-14
H1: perlakuan berupa NaCl memberikan TDD dan TDS mengalami penurunan
pengaruh yang berbeda pada tikus putih yang drastis tetapi cukup stabil, pada
jantan galur Sprague-dawley. perlakuan ke-1 (dosis 1) TDD dan TDS
Nilai setelah perlakuan TDD dan mengalami peningkatan yang stabil,
TDS dengan pemberian sediaan uji pada perlakuan ke-2 (dosis 2) TDD dan
secara oral dari hari ke-0 sampai hari ke-
TDS mengalami penurunan yg baik
14 dilakukan pengukuran tekanan darah
menggunakan Non-invasived Rat Tail sedangkan pada perlakuan ke-3(dosis 3)
Blood Pressure. Kelompok terdiri atas TDD mengalami peningkatan dan TDS
Ekstrak etanol dosis 1 (84,330 mg/200 g mengalami penurunan yang stabil, untuk
perlakuan ke-4 (kontrol positif) TDD Gambar 5. Histogram Peningkatan Tekanan Darah
Sebelum Perlakuan (%)
dan TDS peningkatan yang stabil dan
pada perlakuan ke-5 (kontrol negatif)
TDD meningkat dan TDS menurun. Tabel 12. Penurunan Tekanan Darah Setelah
Data yang diperoleh menunjukkan Perlakuan Hari ke-5 (%)
bahwa persentase penurunan TDD dan
TDS yang paling efektif adalah
Hari ke- 0
kelompok perlakuan ke-3 pada ekstrak Kelompok (mmHg)
Diastolik Sistolik
etanol daun kelor dosis 3, dimana pada 1 132 175
2 120 155
peningkatan TD sebelum perlakuan Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 1
3
4
106
106
152
160

dilihat dari hari ke-1 dan hari ke-10 Rata-rata


1
116
106
160,5
150

menurun lalu pada penurunan TD Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 2


2
3
125
108
160
152

setelah perlakuan dilihat dari hari ke-0 Rata-rata


4 106
111,25
150
153

dan hari ke-14 mengalami penurunan


1 100 164
2 108 152
Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 3
3 106 150
yang baik. Data dapat dilihat pada 4 104 150
Rata-rata 104,5 154
(Tabel 7 dan 8). 1 105 150
2 104 151
Tabel 11. Peningkatan Tekanan Darah Kontrol (+)
3 120 171
4 109 154
Rata-rata 109,5 156,4

35 30
Tekanan Darah Tikus (mmHg)
Tekanan Darah Tikus (mmHg)

30 25
25 20
20 15
15 Diastolik Diastolik
10
10 Sistolik
5 Sistolik
5 0
0 1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Perlakuan
Perlakuan
Gambar 6. Histogram Penurunan Tekanan Darah
Sebelum Perlakuan (%) Setelah Perlakuan Hari ke-5 (%)

Tabel 13. Penurunan Tekanan Darah Setelah


Perlakuan Hari ke-10 (%)

Hari ke-1
Kelompok (mmHg)
Diastolik Sistolik
1 100 128 Hari ke- 0
2 84 128 Kelompok (mmHg)
Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 1
3 80 120 Diastolik Sistolik
4 81 116 1 132 175
Rata-rata 86,25 123 2 120 155
Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 1
1 60 109 3 106 152
2 83 112 4 106 160
Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 2 Rata-rata 116 160,5
3 91 121
4 80 120 1 106 150
Rata-rata 78,5 115,5 2 125 160
Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 2
1 93 123 3 108 152
2 82 108 4 106 150
Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 3 Rata-rata 111,25 153
3 80 111
4 84 118 1 100 164
2 108 152
Rata-rata 84,75 115 Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 3
3 106 150
1 90 129
4 104 150
2 82 124
Kontrol (+) Rata-rata 104,5 154
3 79 124
1 105 150
4 64 120
2 104 151
Rata-rata 78,75 124,25 Kontrol (+)
3 120 171
4 109 154
Rata-rata 109,5 156,4
Tekanan Darah Tikus (mmHg) 25 daun kelor dosis 3. Persentase
20 penurunan TDD dan TDS berbeda setiap
15 kelompok perlakuan menunjukkan
10 Diastolik perbedaan signifikan antar kelompok
Sistolik perlakuan maupun dengan kontrol
5
positif dengan obat merk dagang (X).
0
1 2 3 4 5 Hasil penelitian menunjukkan
Perlakuan persentase penurunan TDD ekstrak daun
Gambar 7. Histogram Penurunan Tekanan Darah kelor lebih besar dibandingkan dengan
Setelah Perlakuan Hari ke-10 (%) obat dengan merk dagang (X). Demikian
juga persentase penurunan TDS ekstrak
Tabel 14. Penurunan Tekanan Darah Setelah daun kelor lebih besar dibandingkan
Perlakuan Hari ke-14 (%) dengan obat dengan merk dagang (X)
(Tabel 14).
Aktifitas penurunan TDD dan TDS
tikus yang diberi perlakuan ekstrak daun
Hari ke- 0
Kelompok (mmHg) kelor terletak pada daun kelor yang
1
Diastolik Sistolik
132 175
mengandung kadar sodium (natrium)
Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 1
2 120 155 yang rendah tetapi tinggi potasium
3 106 152
4 106 160 (kalium), yaitu 259 mg/l00 g (Tabel 1).
Rata-rata
1
116
106
160,5
150
Perbandingan kalium dan natrium yang
Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 2
2 125 160 tinggi sangat menguntungkan dalam
3 108 152
4 106 150 rangka pencegahan penyakit hipertensi
Rata-rata
1
111,25
100
153
164
(Purnomo, 2012). Strategi dalam
Ekstrak Etanol Daun Kelor Dosis 3
2 108 152 penanganan hipertensi salahsatunya
adalah mengubah keseimbangan Na +
3 106 150
4 104 150
Rata-rata
1
104,5
105
154
150
dengan cara membatasi konsumsi garam
Kontrol (+)
2 104 151 dalam makanan. Bila kadar natrium di
filtrat glomeruli rendah, maka lebih
3 120 171
4 109 154
Rata-rata 109,5 156,4
banyak air akan dikeluarkan untuk
menormalisasi kadar garam dalam
Tekanan Darah Tikus (mmHg)

25
darah. Akibat pengeluaran ekstra air
20
15 tersebut, tekanan darah akan turun.
10
Diastolik (Tjay, 2003). Kandungan pada daun
Sistolik
5 kelor yang mampu membantu
0 menurunkan tekanan darah adalah
1 2 3 4 5 kalium (potassium). Daun kelor juga
Perlakuan
bersifat diuretik karena kandungan
Gambar 8. Histogram Penurunan Tekanan airnya yang tinggi sehingga membantu
Darah Setelah Perlakuan Hari ke- menurunkan tekanan darah.
14 (%) Kalium merupakan elektrolit
intraseluler yang utama, dalam
8. Pengaruh Perlakuan Ekstrak
kenyataan, 98% kalium tubuh berada di
Terhadap Penurunan Tekanan
dalam sel, 2% sisanya berada di luar sel,
Darah Tikus
yang penting adalah 2% ini untuk fungsi
Berdasarkan penelitian di atas,
neuromuskuler. Kalium mempengaruhi
dikatakan terjadi penurunan tekanan
aktivitas baik otot skelet maupun otot
darah diastolik dan tekanan darah
jantung. Sebagai contoh, perubahan
sistolik tikus putih jantan galur
dalam konsentrasinya mengubah
Sprague-dawley pada kelompok
iritabilitas dan ritme miokardia. Kalium
perlakuan yang diberikan ekstrak etanol
secara konstan bergerak kedalam dan
keluar sel tergantung pada kebutuhan DAFTAR PUSTAKA
tubuh (Kusnul, 2012). Anonim. 2013. MIMS Indonesia
Petunjuk Konsultasi. Jakarta:
PT. Bhuana Ilmu Populer
KESIMPULAN
(kelompok Gramedia).
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Departemen Kesehatan Republik
disimpulkan bahwa pemberian ekstrak
Indonesia. 1985. Cara
etanol daun kelor pada tikus putih jantan
Pembuatan Simplisia. Jakarta.
galur Sprague–dawley, potensi
_____________. 1989. Materia Medika
antihipertensi terbesar dan paling efektif
Indonesia, Edisi V. Jakarta.
terdapat pada ekstrak etanol daun kelor
_____________. 2000. Parameter
dosis III 337,9 mg/200 g bb, dimana
Standar Umum Ekstrak
persentase penurunannya lebih besar
Tumbuhan Obat. Jakarta.
dibandingkan Obat dengan merk dagang
Rajendra CE., G.S., Magadum, M.A.,
(X) (kontrol positif) dosis 2,310 g/200 g
Nadaf, S.V., Yashoda, M.,
bb.
Manjula. 2011. Phytochemical
SARAN
Screening of The Rhizoma of
Berdasarkan hasil pada penelitian
Kaempferia Galanga.
ini, saran yang dapat diberikan oleh
International Journal of
penulis yaitu:
Pharmacognosy and
1. Ekstrak ekstrak etanol daun
Phytochemical Research
kelor perlu dibuat sediaan
2011:3(3):61-63.
seperti granul instan agar lebih
Tista, G.N.B., 2011. Pemberian Ekstrak
mudah pemakaiannya.
Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia L)
2. Perlu dilakukan Uji toksisitas Menurunkan Tekanan Darah
untuk mengetahui batas Tikus Putih Jantan Galur
keamanan penggunaan ekstrak Wistar (Rattus Norvegicus)
etanol daun kelor . yang Hipertensi, Program
Pascasarjana Universitas
Udayana.

Anda mungkin juga menyukai