Anda di halaman 1dari 15

Pesan dari Selong

Tersembunyi di balik bukit


Engkaulah Selong, Si Pantai Berkelok
Membentang luas membentuk teluk
Engkaulah surga pasir putih nan bersih
Deretan perahu nelayan
Rayuan ombak yang melenakan
Begitu damai kurasakan
Tak perlu ekstasi yang memabukkan
Menghirup aroma lautmu sudah menjadi candu
Untukku
Akulah anak selatan
Memuji pantai tempatku dibesarkan
Dengan berani kukirimkan pesan
Mencoba membuatmu untuk terkesan
Hingga nanti tiketpun kau pesan
Nirwana Selatan Lombok

Mari aku bisikkan sebuah rahasia


Tentang sebuah surga di balik bukit terjal
Mari,mendekatlah padaku
Jangan sampai bisikan jahat membuatmu ragu
Rahasia ini, hanya akan kubagi denganmu

Tersebutlah sebuah pantai


Di selatan Lombok tempatnya berada
Tak jemu ombaknya mengalun nada
Tentang kedamaian yang akan mengisi dada

Buatlah pasir putihnya jadi peraduan


Sambil kau tatap tarian ikan di balik ombak
Sungguh kau akan lupa dengan gelisah
Yang terus menjadi gejolak dipikirmu yang resah
Jika terlentang tak membuatnya reda
Berjalanlah di bibir pantai sampai muara
Lalu teriakkan semua tanpa suara
Biarkan hanyut menjauh darimu
Dan jangan lagi duduk termangu
Gelombang Rindu dari Rantau

Aku adalah anak selatan Lombok


Dibesarkan bersama deburan ombak Selong
Belanak
Senantiasa berlari mengejar buih
Yang ditinggalkan ombak ditiap gelombangnya
Berlari dan tertawa, bahagia dengan teman sebaya
Kini aku jauh di rantau
Mengejar pundi untuk sebuah asa
Setiap malam pesona Selong membayang
Rayuan senjanya selalu bisa mengalirkan tangis
Karna terlalu banyak memori terukir di sana
Suka dan duka
Tangis dan tawa
Pagi dan malamku
Aku simpan rapi di jajaran pantainya
Bahkan sebuah kisah cinta aku hanyutkan di sana
Bila nanti waktu pulang telah tiba
Takkan ku buang waktu untuk berkunjung
Akan aku khususkan waktu berhari-hari
Hanya untuk menapak tilas semua memori
Kisah Hari Ini

Biarkan ombak membasahi kakimu


Sambil berpegangan mari kita habiskan waktu
Berjalan menikmati kucuran cahaya
Memanjakan tubuh dengan sepoi angin segara

Mari kita menunggu saat senja


Ketika matahari dicumbu lautan
Ia akan berlindung dibalik awan tipis
Menyembunyikan ronanya yang tersipu

Mari kita mengikat janji


Untuk selalu menjaga hati
Jadikan pantai sebagai saksi
Semoga kisah kita akan abadi
Lombok, Pulauku Pulaumu

Jika kau datang ke pulauku


Aturlah kakimu untuk tak kaku
Apalagi takut kakimu tertusuk paku
Karena pulauku
Hanya akan membuatmu terpukau

Jika kautelah berada di pulauku


Pasir putih Pantai Selatan siap memeluk kakimu
Karang 3 Gili bergaya memesonamu
Bahkan kokoh Rinjani, telah ikhlas untuk kau panjati
Jangan pernah menatap dari jauh Si Sendang Gile
Ia akan merajuk jika tak kau kunjungi
Dan kau bisa menutup hari di Senggigi
Dimana Sunset,akan memikatmu untuk tinggal di pulauku

Kalaulah engkau harus beranjak dari pulauku


Simpanlah janji untuk kembali
Karena kami akan selalu menanti
Kedatanganmu akan slalu kami hargai.
Sebuah Asa Untuk Sungaiku

Tutup matamu dan bayangkan


Jauh di hatidan angan
Tersembunyi sebuah harapan
Sungaiku yang penuh keindahan
Terbebas belenggu si sampah buangan

Tak ada lagi rumput yang berhijab


Tak ada lagi tangisan ikan di air gelap
Merindu matahari tanpa harus tergagap
Karena hidup dan mati ada sebab
Sungai bersih janganlah hanya harap

Aku rindu tarian ikan di jernihnya air


Aku rindu kemercik aliran air
Berharap sumbatan sampah tak lagi ada
Berharap sungai kembali hidup
Berharap sungai bukanlah tempat pembuangan lagi
Suara Hati Sampah

Ketika aku sudah tak berguna


Kau sebut aku sebagai sampah
Teronggok tak berdaya menunggu mati
Terkadang kau bakar aku sampai habis
Tapi lebih sering lagi kau hanyutkan aku di sungai

Aku menggigil dalam dingin


Aku basah dan berbau
Aku bahkan berubah jadi kejam
Aku berubah menjadi racun untuk makhluk hidup

Jika saja kau bijak seperti yang lain


Kau bisa pilah aku jadi kompos
Kau bisa menyerahkanku untuk didaur ulang
Atau kau bisa mengubahku jadi barang baru
yang begitu cantik setelah kau poles

Aku si sampah
Yang jika punya mulut akan teriak
Yang jika kuat akan berontak
Agar kau tahu aku mau jadi layak
Agar tak lagi menjadi racun untuk semua
Kisah Sedih Sang Sungai

Aku adalah sebuah sungai


Terbentuk alami sejak dahulu
Mengalirkan air dari hulu ke hilir
Menjadi habitat untuk sekeumpulan makhluk

Dulu aku begitu bersih


Aliran airku selalu jernih
Dicintai manusia dengan penuh kasih
Selalu berbagi kisah setiap hari

Kini aku telah berubah


Kebersihan telah jauh meninggalkanku
Kejernihan sudah tak ada lagi bersamaku
Kasih manusia sudah ada
Berganti menjadi tempat penampungan sampah semata
Yang akhirnya mengubah bahagiaku jadi derita

Sampai kapan aku akan seperti ini


Masa depanku sudah begitu suram
Walau masih ada Tanya dihatiku
Apakah bisa aku kembali seperti dahulu?
Kita dan Sungai

Pagi ini aku gelisah


Sambil berpikir ku biarkan kakiku melangkah
Menelusuri jalanan setapak tanpa arah
Walau akhirnya gelisahku menjadi amarah
Melihat sungaiku dipenuhi sampah

Tak terhitung banyaknya


Aneka sampah bertebaran
Tak henti terbawa arus dari hulu
Menumpuk laksana konvoi pasukan bersenjata
Walau ia bisu tanpa suara

Bagaimana bisa semua jadi indah


Ketika tanpa henti kita membuat sampah
Menghanyutkannya di sungai tanpa lelah
Membiarkan saja sungai menangis berdarah
Terluka hatinya oleh keegoisan kita
Pelangi di Sungaiku

Mari kita menerka hari


Dari warna warni aliran sungai
Merah, kuning, hijau, hingga hitam
Senin alirannya kan memerah
Rabu akan berubah kuning
Lalu hari apakah kan berwarna hitam?
Cobalah tebak wahai kawan

Aliran sungaiku berwarna pelangi


Tapi bukanlah warna secantik bidadari
Warnanya adalah hasil kejahatan manusia
Yang begitu egois merusak alam
Yang hanya akan mampu merasa nestapa
Kelak ketika alam kan berbicara
Lindu

Masih terasa bergetar tubuhku


Ketika lindu menggerakkan bumi
Nanar kutatap puing rumahku
Telah berserak semua atap dan dinding
Yang selama ini begitu kokoh terbangun
Peringatankah ini?
Untuk kami yang telah lupa membaca alam
Yang telah lupa akan asal bumi yang bergerak
Hingga tak lagi membangun cermat rumah kami
Ku gelar sajadah
Kutumpahkan semua tangis pada Sang Khalik
Ku panjatkan doa untuk menguatkanku
semoga ini bukanlah hukuman
dari alam yang mungkin sekarang tengah marah
Gempa

Akhirnya bumi berguncang juga


Kuat sampai berulang dengan jeda
Semua terguncang, semua ketakutan
Apalagi waktu telah ditelan kegelapan
Ketika matahari menyebar sinarnya
Tampaklah puing dimana mana
Bahkan ada saudara kami tertimpa
Bangkit kami sekuat tenaga
Menyelamatkan raga, menyelamatkan harta
Gelaran sajadah membuka kesah
Bercucuran air mata tertumpah
Merayu Tuhan agar menguatkan kami
Melalui hari yang semakin menua
Gempa Lombok

Dahsyat bencana ini melanda


Menguji iman yang ada di dada
Seberapa kuat kami bertahan
Melewati bencana melewati cobaan
Guncangan bumi menghancurkan semua
Banyak bangunan porak poranda
Atap dan tembok rata tak tersisa
Meninggalkan hati yang penuh derita
Sebotol air penyambung nyawa
Kami terima lewat uluran tangan sang penderma
Dari balik selubung mukena
Ku angkat tangan membisikkan doa
Kuatkan kami wahai Sang Kuasa
Kuatkan kami mengatasi derita
Atas alam yang telah murka
Karna kami semakin jauh untuk menyatu
Sebuah Pesan

Bencana gempa telah menyapa


Merusak rumah merusak semua
banyak timbul sedih dan derita
walaupun datang hanya sesaat

Janganlah lama bersedih hati


Cukuplah sudah kita ratapi
Lewat sujud kita obati
Menepis godaan setan yang sesat
Gempa

Senja baru saja beranjak


Ketika bumi kuat berderak
Rumah-rumahpun patah dan rusak

Apakah ini
Ternyata gempa melanda bumi
Menggetarkan kuat sanubari

Manusia limbung
Duka telah merundung
Semoga tak lama ia berkunjung

Anda mungkin juga menyukai