Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PRODUKSI GULA PTPN VII (PERSERO)

Rizky Savitri *) dan Widyastutik *)1


*)
Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor
Gedung Fakultas Pertanian, Wing 2 Level 5, Kampus Darmaga, Bogor 16680

ABSTRACT

7KLV VWXG\ DLPHG WR DQDO\]H WKH LQÀXHQFH RI WKH OHYHO RI VXJDU FDQH \LHOG ODERU SURGXFWLRQ SURFHVV
SHULRG DQG VXSSRUWLQJ PDWHULDOV RQ WKH SURGXFWLRQ RI 3731 9,, 3HUVHUR 3* &LQWD 0DQLV DV ZHOO
DV DQDO\]LQJ WKH HODVWLFLW\ RI SURGXFWLRQ DQG EXVLQHVV VFDOH RI 3731 9,, 3HUVHUR 3* &LQWD 0DQLV
7KH PHWKRG XVHG WR DQDO\]H WKH GDWD ZHUH TXDQWLWDWLYH DQDO\VLV RI &REE 'RXJODV SURGXFWLRQ IXQFWLRQ
ZLWK RUGLQDU\ OHDVW VTXDUH PHWKRG WR REVHUYH YDULDEOH LQÀXHQFHV RI 3* &LQWD 0DQLV VXJDU SURGXFWLRQ
&REE 'RXJODV HVWLPDWLRQ UHVXOWV LQGLFDWH WKDW WKH OHYHO RI VXJDU FDQH \LHOG ODERU SURGXFWLRQ SURFHVV
SHULRG DQG VXSSRUWLQJ PDWHULDOV DIIHFW VXJDU SURGXFWLRQ LQ 3731 9,, 3HUVHUR 3* &LQWD 0DQLV
3URGXFWLRQ HODVWLFLW\ RI HDFK SURGXFWLRQ IDFWRU VKRZV WKDW WKH XVH RI SURGXFWLRQ IDFWRUV LV QRW \HW
RSWLPDO ZKLOH WKH SURGXFWLRQ VFDOH RI WKH FRPSDQ\ LV ,QFUHDVLQJ 5HWXUQ WR 6FDOH ,576 LQ ZKLFK WKH
SURSRUWLRQ RI DGGLWLRQDO LQSXW ZLOO SURGXFH RXWSXW ZLWK WKH ODUJHU SURSRUWLRQ $FFRUGLQJO\ FRPSDQ\
VKRXOG XWLOL]H WKH IDFWRUV RI SURGXFWLRQ RSWLPDOO\ LPSURYH WKH TXDOLW\ RI KXPDQ UHVRXUFHV ZLWK YDULRXV
DFWLYLWLHV WR LPSURYH VNLOOV LQFUHDVH WKH SURGXFWLYLW\ RI ODQG E\ KDYLQJ ODQG LQWHQVL¿FDWLRQ DQG RSWLPL]H
PLOOLQJ SHULRG E\ LPSURYLQJ WKH TXDOLW\ RI PDFKLQH

.H\ZRUGV 3* &LQWD 0DQLV LQFUHDVLQJ UHWXUQ WR VFDOH &REE 'RXJODV IXQFWLRQ 3731 9,,

ABSTRAK

3HQHOLWLDQ LQL EHUWXMXDQ PHQJDQDOLVLV SHQJDUXK WLQJNDW UHQGHPHQ WHQDJD NHUMD EDKDQ SHPEDQWX GDQ
ODPD ODPD JLOLQJ WHUKDGDS SURGXNVL JXOD 3731 9,, 3HUVHUR 3* &LQWD 0DQLV VHNDOLJXV PHQJDQDOLVLV
HODVWLVLWDV SURGXNVL GDQ VNDOD XVDKD 3731 9,, 3HUVHUR 3* &LQWD 0DQLV 0HWRGH DQDOLVLV GDWD
\DQJ GLJXQDNDQ DGDODK DQDOLVLV NXDQWLWDWLI $QDOLVLV NXDQWLWDWLI SDGD SHQHOLWLDQ LQL PHQJJXQDNDQ
IXQJVL SURGXNVL FREE GRXJODV GHQJDQ PHWRGH RUGLQDU\ OHDVW VTXDUH XQWXN PHOLKDW SHQJDUXK YDULDEHO
YDULDEHO \DQJ WHODK GLWHQWXNDQ WHUKDGDS SURGXNVL JXOD 3* &LQWD 0DQLV +DVLO HVWLPDVL FREE GRXJODV
PHQXQMXNNDQ EDKZD WLQJNDW UHQGHPHQ WHQDJD NHUMD MXPODK SHQJJXQDDQ EDKDQ SHPEDQWX GDQ
ODPD JLOLQJ EHUSHQJDUXK WHUKDGDS SURGXNVL JXOD 3731 9,, SHUVHUR 3* &LQWD 0DQLV (ODVWLVLWDV
SURGXNVL GDUL PDVLQJ PDVLQJ IDNWRU SURGXNVL PHQXQMXNNDQ SHQJJXQDDQ IDNWRU IDNWRU SURGXNVL EHOXP
RSWLPDO 6NDOD XVDKD GDUL SHUXVDKDDQ \DQJ EHUDGD SDGD GDHUDK LQFUHDVLQJ UHWXUQ WR VFDOH GLPDQD
SURSRUVL SHQDPEDKDQ LQSXW DNDQ PHQJKDVLONDQ SHQDPEDKDQ RXWSXW GHQJDQ SURSRUVL \DQJ OHELK
EHVDU 6HKXEXQJDQ GHQJDQ LWX SHUXVDKDDQ SHUOX SHPDQIDDWDQ IDNWRU IDNWRU SURGXNVL VHFDUD RSWLPDO
SHQLQJNDWDQ NXDOLWDV VXPEHU GD\D PDQXVLD MXJD GLSHUOXNDQ GHQJDQ EHUEDJDL NHJLDWDQ SHQLQJNDWDQ
VNLOO PHQLQJNDWNDQ SURGXNWL¿WDV ODKDQ GHQJDQ LQWHQVL¿NDVL ODKDQ GDQ PHQJRSWLPDONDQ ODPD JLOLQJ
GHQJDQ PHQLQJNDWNDQ NXDOLWDV PHVLQ

.DWD NXQFL 3* &LQWD 0DQLV LQFUHDVLQJ UHWXUQ WR VFDOH IXQJVL FREE GRXJODV 3731 9,,

1
Alamat Korespondensi:
Email: widyastutik_ipb@yahoo.com

PENDAHULUAN cenderung meningkat seiring bertambahnya jumlah


penduduk dunia, dan sebaliknya peningkatan produksi
Gula merupakan salah satu komoditas pertanian yang cenderung sangat kecil atau bahkan tidak berubah. Hal
telah ditetapkan dalam perjanjian perdagangan :RUOG ini menyebabkan harga gula dunia meningkat hingga
7UDGH 2UJDQL]DWLRQ (WTO) sebagai komoditas khusus. mencapai tingkat harga tertinggi gula dalam waktu 30
Hal ini dikarenakan, gula dianggap sebagai komoditas tahun terakhir. Konsumen domestik beralih ke gula pasir
strategis yang menggambarkan ketahanan pangan lokal yang diperkirakan memiliki harga lebih rendah
dan perekonomian sebuah Negara. Kebutuhan gula sehingga permintaan gula pasir lokal meningkat.
sebagai salah satu sumber kalori dan energi di dunia,

Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol. 10 No. 3, November 2013 175


Akan tetapi, produksi gula nasional yang cenderung Menurut Nicholson (1991), terdapat beberapa fungsi
EHUÀXNWXDVL WLGDN GDSDW PHPHQXKL NHEXWXKDQ JXOD produksi yang telah dikenal dan digunakan para
nasional yang semakin besar. Hal ini tentu saja menjadi peneliti. Namun, fungsi produksi yang umum dan
masalah bagi perekonomian Indonesia karena gula sering digunakan, antara lain 1) fungsi produksi linier,
merupakan salah satu dari sembilan bahan makanan 2) fungsi produksi proporsi tetap, 3) fungsi produksi
pokok (sembako) yang dapat memengaruhi keadaan eksponensial, dan 4) fungsi produksi &RQVWDQW (ODVWLFLW\
ekonomi, sosial, dan politik. Oleh karena itu, pemerintah RI 6XEVWLWXWLRQ (CES). Jumlah input yang digunakan
mendorong kinerja industri gula nasional dengan dalam proses produksi, cenderung berubah-ubah.
berbagai kebijakan pergulaan, seperti swasembada gula Perubahan tersebut disebabkan elastisitas produksi
2014 untuk mencukupi kebutuhan gula dalam negeri. dari input \DQJ GLJXQDNDQ (ODVWLVLWDV SURGXNVL 0p)
Hal ini merupakan salah satu tantangan besar bagi adalah presentase perubahan jumlah output sebagai
para produsen gula nasional terutama PT Perkebunan akibat dari presentase perubahan jumlah input. Skala
Nusantara (PTPN) sebagai Badan Usaha Milik Negara hasil usaha (UHWXUQ WR VFDOH) menunjukkan kondisi yang
(BUMN). terjadi pada output jika terjadi peningkatan seluruh
faktor produksi pada skala yang sama. Konsep skala
PTPN VII (Persero) PG. Cinta Manis merupakan usaha merupakan konsep yang terjadi dalam jangka
satu-satunya produsen gula terutama di wilayah panjang dan semua faktor produksi dianggap variabel.
Sumatera Selatan. Namun, PG. Cinta Manis belum Terdapat tiga macam skala hasil usaha, yaitu &RQVWDQW
dapat memenuhi seluruh konsumsi gula masyarakat 5HWXUQ WR 6FDOH (CRTS), ,QFUHDVLQJ 5HWXUQ WR 6FDOH
wilayah Sumatera Selatan sampai saat ini. Bahkan (IRTS), dan 'HFUHDVLQJ 5HWXUQ WR 6FDOH (DRTS).
selama lima tahun terakhir, produksi gula PG. Cinta
Manis cenderung tidak mengalami perkembangan.
Dalam rangka swasembada gula 2014, industri gula METODE PENELITIAN
nasional berusaha untuk meningkatkan hasil produksi
agar mencapai target produksi yang telah ditentukan Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data
termasuk PG. Cinta Manis. Jika PG. Cinta Manis VHNXQGHU EHUXSD SUR¿O 3* &LQWD 0DQLV GDQ GDWD GDWD
mampu mengoptimalkan pemanfaatan faktor-faktor produksi dalam bentuk WLPH VHULHV dengan periode
produksi maka perusahaan mampu meningkatkan selama 27 tahun, yaitu periode 1984–2009. Data
produksi dan daya saing sehingga dapat berkontribusi yang dikumpulkan berupa luas areal tanaman tebu,
dalam swasembada gula nasional 2014. Oleh karena rendemen, jumlah tenaga kerja, jumlah penggunaan
itu, penelitian ini bertujuan menganalisis faktor- bahan pembantu, jumlah penggunaan bahan bakar,
faktor yang memengaruhi produksi gula PG. Cinta lama hari giling, produksi gula, konsumsi gula,
Manis serta mengetahui elastisitas produksi dan skala dan jumlah penduduk. Data-data tersebut diperoleh
usaha dari perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan melalui instansi-instansi terkait, seperti Sekretariat
menganalisis pengaruh tingkat rendemen, tenaga Dewan Gula Indonesia, Departemen Pertanian, Badan
kerja, bahan pembantu dan lama lama giling terhadap Pusat Statistik (BPS), PG. Cinta Manis, dan literatur
produksi gula PTPN VII (Persero) PG. Cinta Manis, dari berbagai instansi, jurnal, dan internet. Kerangka
sekaligus menganalisis elastisitas produksi dan skala pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
usaha PTPN VII (Persero) PG. Cinta Manis.
'H¿QLVL 2SHUDVLRQDO 9DULDEHO
Produksi merupakan kegiatan menghasilkan barang
dan jasa. Dalam kegiatan produksi, diperlukan sumber 1. Produksi gula (Y), gula yang dimaksud adalah gula
daya yang disebut faktor produksi (Lipsey HW DO 1995). tebu atau gula pasir atau gula putih (UH¿QHG VXJDU)
Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum atau gula SHS. Gula ini merupakan produksi utama
sebuah barang yang dapat diproduksi dengan dari proses penggilingan tebu dan dinyatakan dalam
menggunakan kombinasi alternatif sejumlah input satuan ton.
tertentu (Nicholson, 1991). Secara matematis, fungsi 2. Tingkat rendemen (X1), rendemen tebu adalah
produksi dapat dijelaskan sebagai berikut. perbandingan berat gula kristal yang terkandung
terhadap berat tebu yang digiling atau kadar
Y = f (X1,X2,X3,.........,Xn) kandungan gula di dalam batang tebu (%).

176 Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol. 10 No. 3, November 2013


3. Tenaga kerja (X2), tenaga kerja yang dimaksud produksi dan skala usaha dalam hasil penyelesaiannya.
adalah tenaga kerja tetap, musiman, dan harian Adapun VRIWZDUH yang digunakan dalam penelitian ini
borong. adalah ( 9LHZV 6.1 dan Minitab.
4. Bahan pembantu (X3), bahan pembantu yang
dimaksud merupakan bahan yang membantu Fungsi Cobb-Douglas
proses pengolahan dari tebu menjadi gula. Bahan
pembantu yang digunakan ada delapan jenis, Fungsi FREE GRXJODV untuk variabel (X) independen
tetapi yang sering digunakan adalah kapur tohor, yang lebih dari dua, secara matematis dituliskan sebagai
EHOHUDQJ GDQ ÀRNXODQ %DKDQ SHPEDQWX \DQJ berikut.
digunakan pada penelitian ini adalah kapur tohor. Y = aX1b1 X2b2 X3b3 X4b4 eu
Hal ini dikarenakan penggunaan kapur tohor dalam
proses produksi gula paling dominan, yaitu 1,6–1,8 Apabila dilinierkan maka menjadi:
kwintal per 100 ton tebu yang digiling.
5. Lama giling (X4), lama giling yang dimaksud hari LnY = Lna + b1LnX1 +b2LnX2 + b3LnX3 + b4LnX4 + u
pelaksanaan proses penggilingan atau pengolahan
tebu menjadi gula. Waktu tersebut disebut musim Keterangan:
giling yang terjadi pada bulan April–Oktober. Bulan LnY = Output gula (%)
November–Maret disebut dengan musim tanam LnX1 = Tingkat rendemen (%)
tebu. LnX2 = Jumlah tenaga kerja (%)
LnX3 = Jumlah bahan pembantu (%)
Analisis kuantitatif pada penelitian ini menggunakan LnX4 = Lama giling (%)
fungsi produksi FREE GRXJODV dengan metode OLS a = Intersep
(2UGLQDU\ /HDVW 6TXDUH) untuk melihat pengaruh b1,b2 EQ .RH¿VLHQ UHJUHVL SHQGXJD
variabel-variabel yang telah ditentukan terhadap u = Residual
produksi gula PG. Cinta Manis. Fungsi produksi FREE e = 2,1782... (logaritma natural)
GRXJODV digunakan karena dianggap lebih mudah
diaplikasikan dengan permasalahan pada penelitian Apabila fungsi FREE GRXJODV telah dilinierkan maka
ini dan menghasilkan penyelesaian yang lebih mudah variabel-variabel pada fungsi tersebut dapat dianalisis
dibandingkan dengan fungsi produksi yang lain. Selain menggunakan metode OLS.
itu, model FREE GRXJODV dapat menjelaskan elastisitas

Swasembada gula 2014

Produksi gula PTPN VII (Persero)


PG. Cinta Manis

Permasalahan produksi

Elastisitas dan skala usaha Analisis faktor-faktor yang


PTPN VII (Persero) memengaruhi produksi gula
PG. Cinta Manis PTPN VII PG. Cinta Manis

Model fungsi produksi


Rekomendasi kebijakan Cobb-Douglas dengan
metode pendugaan OLS

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian

Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol. 10 No. 3, November 2013 177


Analisis Elastisitas dan Skala Usaha (Return to VHOXUXK NRH¿VLHQ UHJUHVL VLJQL¿NDQ XQWXN PHQHQWXNDQ
Scale) nilai dari variabel dependen; dan (c) uji t statistic (tstat),
GLJXQDNDQ XQWXN PHOLKDW VLJQL¿NDQVL SHQJDUXK YDULDEHO
1LODL HODVWLVLWDV WLDS YDULDEHO 0p) dapat diketahui dari independen tertentu terhadap variabel dependen.
nilai regresi penduga pada masing-masing variabel Ketiga, kriteria uji ekonometrika. Uji ini terdiri atas
bebas dalam fungsi FREE GRXJODV -LND 0p ! PDND dua, yaitu multikolinieritas dan autokolinieritas.
penggunaan input EHOXP RSWLPDO -LND 0p = 1 maka Dalam mendeteksi adanya multikolinieritas digunakan
penggunaan input VXGDK RSWLPDO VHGDQJNDQ MLND 0S FRUUHODWLRQ PDWUL[ dimana batas terjadinya korelasi
0 maka penggunaan input sudah RYHU XWLOL]LHG. Skala antar variabel independen tidak lebih dari 0,8.
usaha pada fungsi FREE GRXJODV dapat dituliskan Apabila nilai lebih dari 0,8 maka diduga terdapat
sebagai berikut : multikolinieritas. Selain itu, multikolinieritas dapat
ditunjukkan dengan nilai korelasi yang lebih dari nilai
” Ei DWDX Ei • $GMXVWHG 5-VTXDUHG. Jika nilai korelasi tidak lebih
dari nilai $GMXVWHG 5-VTXDUHG maka model tersebut
Keterangan: tidak mengandung multikolinieritas. Di samping itu,
D Ei < 1 maka DRTS artinya proporsi penambahan untuk mengetahui autokolinieritas digunakan %UHXVFK
input produksi melebihi proporsi penambahan *RGIUH\ &RUUHODWLRQ /0 7HVW. Pada uji ini, jika nilai
produksi. probabilitas dari $GMXVWHG 52 OHELK EHVDU GDUL . WHUWHQWX
E Ei = 1 maka CRTS artinya proporsi penambahan maka tidak ada autokolerasi dalam persamaan yang
input produksi sama dengan proporsi penambahan diuji. Sebaliknya, jika nilai probabilitas dari $GMXVWHG
produksi. R2 OHELK NHFLO GDUL . WHUWHQWX PDND WHUGDSDW DXWRNROHUDVL
F Ei ! PDND ,576 DUWLQ\D SURSRUVL SHQDPEDKDQ dalam persamaan yang diuji.
input produksi akan menghasilkan proporsi
penambahan produksi lebih besar. Heterokedastisitas

Hipotesis Penelitian Uji yang digunakan untuk mengetahui


heteroskedastisitas adalah uji KDUYH\. Indikator yang
Terdapat dua hipotesis yang digunakan pada penelitian digunakan adalah nilai probabilitas DGMXVWHG 5
ini, yaitu sebagai berikut. Pertama, faktor produksi yaitu jika nilai probabilitas DGMXVWHG 5 lebih besar
rendemen, jumlah tenaga kerja, jumlah penggunaan GDUL WDUDI Q\DWD WHUWHQWX . WHUWHQWX PDND SHUVDPDDQ
bahan pembantu, dan lama giling berpengaruh positif tersebut mengandung homokedastisitas. Sebaliknya,
terhadap output yang dihasilkan oleh pabrik gula. jika probabilitas DGMXVWHG 5 OHELK NHFLO GDUL . PDND
Kedua, dugaan nilai elastisitas semua faktor produksi persamaan tersebut mengandung heterokedastisitas.
yang digunakan bernilai positif. Skala usaha dari PG.
Cinta Manis diduga dalam tahap peningkatan atau
IRTS dengan peningkatan rasio output kebih besar HASIL
dibandingkan rasio seluruh input yang digunakan.
Analisis Pengaruh Tingkat Rendemen, Tenaga
Pengujian Hipotesis Kerja, Bahan Pembantu, dan Lama Giling terhadap
Produksi Gula PTPN VII (Persero) PG. Cinta
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan tiga Manis
kriteria uji, yaitu sebagai berikut. Pertama, kriteria
uji ekonomi. Pengujian ini bertujuan mengetahui 1. Uji ekonometrika
NHVHVXDLDQ NRH¿VLHQ \DQJ GLHVWLPDVL GDODP PRGHO
dengan hipotesis dan teori ekonomi. Hal ini ditunjukkan Hasil pengujian model estimasi secara keseluruhan
dari kesesuaian tanda dan besaran dari variabel dengan dengan FRUUHODWLRQ PDWUL[, nilai dari setiap variabel
yang ada di dalam teori ekonomi. Kedua, kriteria kurang dari nilai DGMXVWHG 5 VTXDUH, yaitu 0,966350.
uji statistik. Pengujian ini dapat dilakukan dengan Dapat disimpulkan bahwa hasil estimasi model
WLJD FDUD \DLWX D XML NRH¿VLHQ GHWHUPLQDVL 5 yang diperoleh tidak mengandung multikolinieritas.
menjelaskan presentase keragaman total variabel tidak Hasil %UHXVFK *RGIUH\ &RUUHODWLRQ /0 7HVW, nilai
bebas yang disebabkan oleh variabel bebasnya; (b) uji probabilitas dari 2EV 5 VTXDUHG sebesar 0,1845. Nilai
F statistik (Fstat), digunakan untuk membuktikan bahwa LQL OHELK EHVDU GDUL WDUDI Q\DWD . ± +DO LQL EHUDUWL

178 Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol. 10 No. 3, November 2013


model estimasi tidak mengandung autokolerasi. Hasil berpengaruh nyata terhadap produksi gula PG. Cinta
uji +DUYH\ yang dilakukan untuk menguji keragaman Manis. Dari berbagai uji yang telah dilakukan maka
galat atau heteroskedastisitas dari model estimasi, didapatkan model fungsi produksi FREE GRXJODV
menunjukkan bahwa nilai probabilitas dari 2EV 5 sebagai berikut.
VTXDUHG adalah sebesar 0,0736. Nilai ini dianggap
lebih besar dari nilai taraf nyata minimum, yaitu 5% LnY = -2,955 + 0,204 Ln X1 + 0,683 Ln X2 + 0,852
(taraf nyata yang digunakan 5–10%) sehingga dapat LnX3 + 0,259 LnX4
disimpulkan bahwa model estimasi tersebut tidak
mengandung heteroskedastisitas. Keterangan:
LnY = Produksi gula (%)
2. Uji statistika LnX1 = Tingkat rendemen (%)
LnX2 = Jumlah tenaga kerja (%)
Hasil estimasi model dari fungsi FREE GRXJODV terbaik LnX3 = Jumlah penggunaan bahan pembantu (%)
yang diperoleh dari VWHSZLVH UHJUHVVLRQ ditunjukkan LnX4 = Lama giling (%)
SDGD 7DEHO 0RGHO PHPLOLNL NRH¿VLHQ GHWHUPLQDVL
5 VTXDUHG sebesar 0,9742. Hal ini berarti, keragaman 3. Uji ekonomi
dari variabel dependen, yaitu produksi gula PG.
Cinta Manis mampu dijelaskan oleh empat variabel Penjelasan dari pengaruh tiap variabel-variabel bebas
independen di dalam model, yaitu tingkat rendemen, dalam model adalah sebagai berikut. Pertama, tingkat
jumlah tenaga kerja, jumlah bahan pembantu, dan rendemen. Hasil analisis estimasi model maka dapat
lama giling sebesar 97,42% dan sisanya sebesar 2,58% disimpulkan pengaruh tingkat rendemen sesuai dengan
dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. teori, yaitu berpengaruh positif. Selain itu, hasil
analisis juga mendukung penelitian sebelumnya, yaitu
Hasil uji F pada model menunjukkan bahwa variabel- penelitian Widarwati tahun 2008 tentang faktor-faktor
variabel bebas dalam model secara bersama-sama yang memengaruhi produksi PG. Pagotan. Hasil
berpengaruh dan mampu menjelaskan variabel analisis model pada penelitian ini menjelaskan bahwa
dependennya, yaitu produksi gula. Hal ini dapat dilihat tingkat rendemen berpengaruh nyata terhadap produksi
dari nilai probabilitas (Fstat) yang bernilai 0,000 lebih gula. Banyak faktor yang memengaruhi tingkat
NHFLO GDUL WDUDI Q\DWD ± $UWLQ\D QLODL NRH¿VLHQ rendemen tebu, salah satunya adalah umur tebu yang
regresi penduga dalam model tidak sama dengan nol. tepat untuk ditebang dan ditentukan oleh jadwal tanam
dan tebang tebu. Keterpaduan antara jadwal tanam dan
Hasil uji t menunjukkan bahwa empat variabel bebas tebang tebu akan meningkatkan produktivitas tebu di
dalam model berpengaruh nyata terhadap variabel tingkat petani (Susila dan Hutagaol, 2005). Kedua,
dependennya, yaitu produksi gula. Hal ini dibuktikan jumlah tenaga kerja. Hasil analisis estimasi model
oleh nilai probabilitas pada empat variabel bebas lebih maka dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga kerja
kecil dari taraf nyata 5–10%. Dapat disimpulkan berpengaruh positif. Selain itu, hasil analisis juga
bahwa tingkat rendemen, jumlah tenaga kerja, mendukung hasil penelitian sebelumnya (Wahyuni,
jumlah penggunaan bahan pembantu, dan lama giling 2007; Widarwati, 2008). Penelitian-penelitian tersebut

Tabel 1. Hasil estimasi pendugaan fungsi produksi dengan empat variabel bebas
Variabel .RH¿VLHQ SHQGXJD T-hitung Nilai probabilitas Nilai VIF
Konstanta -2,954798 -1,01270 0,3227
Tingkat rendemen (LnX1) 0,204198 9,583016 0,0000 1,6
Jumlah tenaga kerja (LnX2) 0,683333 1,933833 0,0667 2,0
Jumlah bahan pembantu (LnX3) 0,851925 7,423266 0,0000 9,3
Lama giling (LnX4) 0,258870 1,884938 0,0734 9,7
5 VTXDUHG : 0,974217
$GMXVWHG 5 VTXDUHG : 0,969306
'XUELQ :DWVRQ VWDW : 2,550715
3URE ) VWDWLVWLF : 0,0000
7DUDI Q\DWD . ±

Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol. 10 No. 3, November 2013 179


menjelaskan bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh kerja, jumlah penggunaan bahan pembantu, dan lama
nyata dan positif terhadap produksi gula. Ketiga, jumlah JLOLQJ PHPLOLNL HODVWLVLWDV SURGXNVL 0p < 1. Hal ini
penggunaan bahan pembantu. Hasil estimasi maka berarti penggunaan empat faktor produksi tersebut
dapat disimpulkan bahwa jumlah penggunaan bahan dalam proses produksi gula sesuai dengan hipotesis
pembantu berpengaruh positif. Keempat, lama giling. awal, yaitu bersifat positif dan berada di daerah rasional,
Hasil analisis estimasi model menunjukkan bahwa walaupun belum optimal. Skala usaha dari PG. Cinta
lama giling bersifat positif. Hasil analisis mendukung 0DQLV GLWXQMXNNDQ ROHK Ei sebesar 1,998. Dengan
penelitian sebelumnya (Wahyuni, 2007) dimana lama QLODL Ei yang diperoleh lebih dari satu maka proporsi
giling berpengarung nyata terhadap produksi gula. penambahan input produksi tingkat rendemen, tenaga
kerja, bahan pembantu, dan lama giling menghasilkan
Hasil uji ekonomi dari setiap variabel bebas maka dapat proporsi penambahan produksi yang lebih besar. Hal
disimpulkan bahwa tingkat rendemen, jumlah tenaga ini dapat disimpulkan bahwa PG. Cinta Manis berada
kerja, jumlah penggunaan bahan pembantu, dan lama pada daerah IRTS atau skala usaha yang meningkat,
giling berpengaruh positif terhadap produksi gula. Hal sesuai dengan hipotesis awal.
ini berarti, hasil estimasi model dari empat variabel
tersebut sesuai dengan hipotesis awal yang ditunjukkan Hasil analisis, dapat dijelaskan bahwa produksi PG.
ROHK NRH¿VLHQ UHJUHVL SHQGXJD \DQJ EHUWDQGD SRVLWLI Cinta Manis dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi,
yaitu tingkat rendemen, jumlah tenaga kerja, jumlah
Elastisitas Produksi dan Skala Usaha (Return to penggunaan bahan pembantu, dan lama giling, tetapi
Scale) pemanfaatan keempat faktor tersebut pada proses
produksi belum optimal. Skala usaha dari PG. Cinta
Adapun elastisitas faktor produksi pada penelitian ini Manis terletak pada daerah IRTS sehingga skala
adalah sebagai berikut. Pertama, tingkat rendemen. perusahaan belum berada di wilayah optimal (proporsi
9DULDEHO WLQJNDW UHQGHPHQ PHPLOLNL NRH¿VLHQ UHJUHVL penambahan input sama dengan proporsi penambahan
sebesar 0,204 pada taraf nyata 5–10%. Hal ini berarti, output).
tingkat rendemen memiliki nilai elastisitas 0,204.
Jika terjadi kenaikan tingkat rendemen 1% maka
produksi gula juga akan meningkat sebesar 0,204%, KESIMPULAN DAN SARAN
dengan asumsi semua faktor produksi lain konstan
(FHWHULV SDULEXV). Kedua, jumlah tenaga kerja.Variabel Kesimpulan
LQL PHPLOLNL NRH¿VLHQ UHJUHVL VHEHVDU SDGD
taraf nyata 5–10%. Hal ini berarti, jumlah tenaga Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat rendemen,
kerja memiliki nilai elastisitas 0,683. Apabila terjadi jumlah tenaga kerja, penggunaan bahan baku, dan
peningkatan jumlah tenaga kerja sebesar 1% maka lama giling berpengaruh terhadap produksi gula PG.
produksi gula juga akan meningkat 0,683%, dengan Cinta Manis. Fungsi produksi FREE GRXJODV yang
asumsi FHWHULV SDULEXV. Ketiga, jumlah penggunaan dihasilkan, menunjukkan nilai elastisitas masing-
EDKDQ SHPEDQWX 9DULDEHO LQL PHPSXQ\DL NRH¿VLHQ masing variabel, yaitu tingkat rendemen sebesar 0,204,
regresi sebesar 0,852 pada taraf nyata 5–10%. Hal ini jumlah tenaga kerja sebesar 0,683, jumlah penggunaan
berarti, jumlah penggunaan bahan pembantu memiliki bahan pembantu sebesar 0,852, dan lama giling sebesar
nilai elastisitas 0,852.Jika terjadi peningkatan jumlah 0,259. Nilai elastisitas dari tiap variabel menunjukkan
penggunaan bahan pembantu sebesar 1% maka bahwa penggunaan faktor produksi sesuai dengan
produksi gula akan meningkat sebesar 0,852%, dengan hipotesis awal, yaitu bersifat positif dan berada di
asumsi semua faktor produksi lain konstan (FHWHULV daerah rasional, walaupun belum optimal. Skala usaha
SDULEXV). Keempat, lama giling. Variabel lama giling dari PG. Cinta Manis berada pada IRTS, yaitu proporsi
PHPSXQ\DL NRH¿VLHQ UHJUHVL VHEHVDU SDGD WDUDI penambahan input akan menghasilkan penambahan
nyata 5–10%. Hal ini berarti, peningkatan waktu giling output dengan proporsi yang lebih besar. Hal ini berarti
sebesar 1% maka produksi gula akan mengalami PG. Cinta Manis masih berada pada posisi awal dari
peningkatan sebesar 0,259%, dengan asumsi FHWHULV skala usaha sebuah perusahaan. PG. Cinta Manis masih
SDULEXV. dapat mengoptimalkan produksi hingga mencapai
CRTS, yaitu proporsi penambahan input akan sama
Beberapa faktor yang memengaruhi produksi gula PG. dengan proporsi penambahan output.
Cinta Manis, yaitu tingkat rendemen, jumlah tenaga

180 Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol. 10 No. 3, November 2013


Saran Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya adalah 1)
menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi produksi
Saran yang direkomendasikan kepada pihak perusahaan pabrik-pabrik gula yang ada di Indonesia sehingga
adalah 1) pemanfaatan faktor-faktor produksi secara diperoleh permasalahan dari masing-masing pabrik.
optimal, seperti penggunaan plantcane dengan Permasalahan dari setiap pabrik belum tentu sama. Oleh
komposisi lebih besar dibandingkan ratoon agar tingkat karena itu, diperlukan kebijakan yang sesuai dengan
rendemen lebih tinggi. Selain itu, hindari penundaan permasalahan yang dihadapi; 2) menganalisis produksi
penggilingan tebu siap giling yang dapat menurunkan gula dari sisi RQ IDUP maupun RII IDUP sehingga
kualitas tebu giling. Hal ini dimaksud untuk menjaga pengaruh dari faktor-faktor produksi seluruh bagian
kualitas tingkat rendemen; 2) peningkatan kualitas terhadap produksi gula dapat diketahui; 3) menganalisis
sumber daya manusia juga diperlukan dengan berbagai faktor-faktor yang memengaruhi produksi gula PTPN
kegiatan peningkatan VNLOO. Pelaksanaan PHULW V\VWHP VII (Persero) PG. Cinta Manis dengan memasukkan
UHZDUG DQG SXQLVKPHQW dalam organisasi akan variabel bahan bakar ampas tebu dan variabel bahan
menghasilkan tenaga kerja yang memiliki etos kerja pembantu dominan selain kapur tohor.
tinggi. Walaupun sistem UHZDUG telah dilaksanakan,
seperti piagam penghargaan 25 tahun, tetapi punishment
untuk kesalahan-kesalahan, seperti absen dan terlambat DAFTAR PUSTAKA
belum dilaksanakan secara optimal; 3) jumlah
penggunaan bahan pembantu berkaitan dengan jumlah Lipsey RG. 1995. (FRQRPLFV Ed 10th. Terjemahan
tebu yang dihasilkan sehingga penggunaan bahan oleh Wasana, J. dan Kirbrandoko. Pengantar
pembantu optimal dilakukan dengan meningkatkan Mikroekonomi Ed. Ke-10: Jilid Satu. Jakarta:
SURGXNWLYLWDV ODKDQ GHQJDQ LQWHQVL¿NDVL ODKDQ VHSHUWL Binarupa Aksara.
penggunaan bibit varietas unggul; 4) lama giling dapat Nicholson W. 1991. 7HRUL 0LNURHNRQRPL (G .H
dioptimalkan dengan meningkatkan kualitas mesin Jakarta: Binarupa Aksara.
sehingga waktu berhenti akibat kerusakan mesin Susila WR, Hutagaol MP. 2005. Model keterpaduan
dapat diminimalisir. Peningkatan kapasitas giling juga jadual tanam dan tebang tebu: pendekatan
GLSHUOXNDQ DJDU NLQHUMD PHVLQ SURGXNVL OHELK H¿VLHQ kompromi. -XUQDO 0DQDMHPHQ $JULELVQLV
sehingga target produksi pun dapat dicapai. 2(2):129–144.
:DK\XQL ,7 $QDOLVLV H¿VLHQVL SURGXNVL JXOD GL
Hasil analisis regresi pada penelitian ini menunjukkan PG. Madukismo Yogyakarta [skripsi]. Bogor:
bahwa pemanfaatan empat faktor produksi yang Departemen Agribisnis, Fakultas Manajemen
berpengaruh nyata terhadap produksi gula PG. Cinta dan Ekonomi, Institut Pertanian Bogor.
Manis telah berada di wilayah rasional. Namun, Widarwati T. 2008. Analisis faktor-faktor yang
skala usaha masih berada pada wilayah IRTS memengaruhi produksi gula di PG. Pagotan.
sehingga diperlukan usaha agar PG. Cinta Manis [skripsi]. Bogor: Departemen Agribisnis,
dapat beroperasi secara optimal untuk menghasilkan Fakultas Manajemen dan Ekonomi, Institut
produksi gula. Kondisi CRTS dapat dicapai dengan Pertanian Bogor.
ekspansi perusahaan, seperti peningkatan kapasitas
giling dan mengoptimalkan pemanfaatan hasil produksi
sampingan selain gula konsumsi, seperti tetes, ampas
tebu, dan kompos blotong. Selain itu, kondisi CRTS
dapat dicapai dengan mengoptimalkan penggunaan
faktor-faktor produksi, seperti yang dijelaskan pada
poin sebelumnya.

Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol. 10 No. 3, November 2013 181

Anda mungkin juga menyukai