Anda di halaman 1dari 4

UJI COBA Nama : ………………………

TEKS MEMBACA Kelas : IV ………..


SD Alhikmah Tahun Pelajaran 2019-2020
Berbudi dan Berprestasi Nilai
Target membaca cepat di kelas 4 : 240 kata/manit

Bismillahirrahmaanirrahiim

Budi Utomo 20 Mei 1908, Awal Pergerakan Nasional Indonesia


Menuju Indonesia Merdeka
Setelah masa perjuangan fisik berakhir, perjuangan bangsa Indonesia beralih ke masa
perjuangan melalui organisasi modern dengan tujuan untuk perbaikan hajat hidup bangsa Indonesia
ke arah yang lebih baik. Hal ini merupakan dampak dari pelaksanaan Politik Etis oleh Belanda yang
secara tidak langsung telah melahirkan tokoh-tokoh intelektual pribumi yang menjadi penggagas
pergerakan nasional. (52)
Sejak tahun 1908 sejarah Indonesia memasuki babak baru yaitu masa pergerakan nasional.
Pergerakan nasional adalah masa di mana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan dan
nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia. Bangkitnya
nasionalisme di Indonesia sendiri tidak dapat dipisahkan dari bangkitnya nasionalisme di Asia yang
ditandai dengan kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905. (108)
Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya Boedi Oetomo sebagai
organisasi pertama pada masa pergerakan nasional. Boedi Oetomo merupakan sebuah organisasi
pelajar yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding voor
Inlandsche Arsten) yaitu Goenawan, Dr. Tjipto Mangoenkeosoemo, Soeraji, serta R.T. Ario
Tirtokusumo, yang didirikan di Jakarta pada 20 Mei 1908. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi,
kebudayaan, serta tidak bersifat politik. (162)
Berdirinya Boedi Oetomo tidak bisa lepas dari peranan Dr. Wahidin Soedirohusodo. Walaupun
bukan pendiri Boedi Oetomo, namun beliaulah yang telah menginspirasi Dr. Soetomo dan kawan-
kawan untuk mendirikan organisasi pergerakan nasional ini. Dr. Wahidin Soedirohusodo sendiri adalah
seorang alumni STOVIA yang sering berkeliling di kota-kota besar di Pulau Jawa untuk
mengkampanyekan gagasannya mengenai bantuan dana bagi pelajar-pelajar pribumi berprestasi
yang tidak mampu melanjutkan sekolah. Gagasan ini akhirnya dikemukakan kepada pelajar-pelajar
STOVIA di Jakarta, dan mereka pun menyambut baik gagasan mengenai organisasi tersebut. (241)
Boedi Oetomo sebagai organisasi pelajar ini secara samar-samar merumuskan tujuannya
untuk kemajuan tanah Hindia, di mana jangkauan geraknya yang semula hanya terbatas pada Pulau
Jawa dan Madura, kemudian diperluas untuk penduduk Hindia seluruhnya dengan tidak
memperhatikan perbedaan keturunan, jenis kelamin dan agama. Boedi Oetomo tidak melibatkan diri
dalam kegiatan politik. Bidang kegiatan yang dipilihnya adalah pendidikan dan kebudayaan. (299)
Berdirinya Boedi Oetomo sendiri tidak dapat dilepaskan dari STOVIA. STOVIA merupakan
singkatan dari School tot Opleiding van Indische Artsen (Sekolah Pendidikan Dokter Bumiputera). (322)
Pada kurun akhir abad ke-19, di Pulau Jawa menyebar berbagai macam wabah penyakit.
Pemerintah kolonial Belanda agak kesulitan mengatasi persoalan ini karena mendatangkan dokter dari
Eropa harganya sangat mahal. Dari situlah muncul keinginan untuk mendidik kaum pribumi untuk
menjadi mantri. Kemudian H.F. Roll, yang merupakan direktur Sekolah Dokter Jawa, mengusulkan ke
pemerintah Belanda agar menyelenggarakan pendidikan kedokteran yang dapat disetarakan dengan
pendidikan kedokteran yang ada di Eropa (Belanda). Maka STOVIA pun didirikan pada tahun 1851, di
mana gedungnya sendiri terletak di sebelah rumah sakit militer. (415)
STOVIA juga membebaskan mahasiswanya dari kewajiban membayar. Selain itu, mahasiswa
juga mendapat alat-alat kuliah dan seragam gratis serta menerima uang saku sebesar 15 gulden per-
bulan. Hal ini untuk mendongkrak minat para pemuda untuk masuk ke sekolah dokter. Karena hal
inilah, STOVIA sering disebut sebagai sekolah orang miskin. (462)
STOVIA tak hanya melahirkan banyak dokter yang piawai dalam bidang kesehatan dan medis
kala itu, tetapi juga melahirkan aktivis pergerakan nasional. Di tengah kesibukan belajar, banyak di
antara siswa yang tergabung dalam beberapa perhimpunan studen. Para mahasiswa itu aktif
berorganisasi, mengembangkan wawasan pengetahuan tentang medis, dan juga mempelajari tentang
situasi politik tanah air. Para pelajar STOVIA yang kebanyakan berasal dari kota-kota kecil itu
memperoleh dorongan intelektual dari kota besar dan modern di lingkungan sekolahnya. Batavia yang
menjadi kediaman suatu kelompok intelektual non-politik pribumi, yang tidak besar tetapi sedang
tumbuh. Oleh karena itu wajar jika para pelajar STOVIA bergaul dengan para intelektual itu pada
akhirnya terpengaruh oleh ide-ide mereka. (571)
Keberadaan STOVIA pun sangat berperan penting dalam perkembangan nasionalisme di
Indonesia. Di samping kemampuan individu para pelajar STOVIA, pendidikan yang menanamkan
disiplin tinggi bagi para pelajarnya ini mampu menyatukan pelajarnya dari berbagai suku bangsa di
Indonesia. Selain itu, keberadaannya di pusat kota menjadikan sekolah ini menjadi tempat persemaian
nasionalisme yang bagus bagi para pelajarnya. (625)
Lahirnya Boedi Oetomo menandai terjadinya perubahan bentuk perjuangan dalam mengusir
penjajah, perjuangan yang selama ini bersifat kedaerahan berubah menjadi bersifat nasional dengan
tujuan mencapai Indonesia merdeka. Perjuangan mengusir penjajah yang semula hanya
mengandalkan kekuatan fisik dan bergantung pada seorang pemimpin, diganti dengan perjuangan
baru yang memanfaatkan kekuatan pemikiran. Perubahan bentuk perjuangan ini menjadikan usaha
untuk mengusir penjajah terus berkesinambungan, karena tidak bergantung pada satu orang
pemimpin. (691)
Boedi Oetomo mempelopori perjuangan dengan memanfaatkan kekuatan pemikiran, karena
organisasi-organisasi pergerakan yang muncul pada masa berikutnya memiliki keterkaitan dengan
Boedi Oetomo. Perhimpunan Indonesia, Sarekat Islam, Indische Partij dan Muhammadiyah
merupakan organisasi-organisasi yang lahir setelah menjalin interaksi dan komunikasi secara rutin
dengan Boedi Oetomo. Meskipun memiliki ideologi yang berbeda, organisasi pada masa pergerakan
memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Beragamnya
organisasi pada masa pergerakan mempercepat tercapainya kemerdekaan, karena pada dasarnya
organisasi-organisasi tersebut saling melengkapi. (775)

https://kebudayaan.kemdikbud.go.id

Alhamdulillahirabbil’alamiin

Kosakata
1. Hajat : kehendak
2. Organisasi : kesatuan
3. Politik etis atau politik balas budi : suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah
kolonial Belanda bertanggung jawab moral bagi kesejakteraan rakyat
4. Intelektual : cerdas, berakal, pemikir
5. Pribumi : penghuni asli
6. Menginspirasi : menimbulkan inspirasi/mengilhami
7. Mengkampanyekan : gerakan serentak
8. Gagasan : ide, hasil pemikiran
9. Piawai : pandai, cakap, mampu
10. Nasionalisme : mencintai bangsa dan negara sendiri
11. Mempelopori : perintis jalan, pembuka jalan
12. Ideologi : cara berpikir, paham

Anda mungkin juga menyukai