Anda di halaman 1dari 3

Memalukan! 200.000 pasukan kalah kurang dari 2 jam!

Perang mohac,perang yang


disembunyikan Eropa
Jika kita mendengar kata perang maka yang ada dipikiran kita biasa sebuah perang
berlangsung selama berhati-hari bahkan berbulan-bulan. Namun ada sebuah peperangan yang
menarik perhatian karena peperangan hanya berlangsung kurang dari 2 jam. Perang ini bukan
hanya berisikan 100-200 prajurit, namun 100.000-200.000 prajurit musuh yang ikut dalam
perang ini. dan kejadian menarik lainnya adalah banyak prajurit yang mati konyol dalam
peperangan ini. nama perang ini adalah perang mohac, sebuah peperangan yang jarang didengar
kaum muslimin. Peperangan ini adalah peperangan kaum muslim yang dipimpin Sultan
Sulaiman al-Qanuny melawan koalisi eropa. Penyebab jarang terdengarnya nama perang ini
adalah karena eropa berusaha menutupi kekalahan yang memalukan dalam perang ini.
Awal mula terjadinya perang ini adalah ketika Pasca turunnya sultan Salim I dari tahta dan
naiknya sultan Sulaiman I, Hungaria meremehkan dan memandang sultan Sulaiman hanyalah
sultan muda yang tidak berpengalaman, dan tidak memiliki pamor besar layaknya sang ayah. Ini
membuat mereka berani melanggar perjanjian dengan tidak mau lagi membayar jizyah kepada
Utsmaniyah. Hungaria pada waktu itu merupakan sebuah kerajaan besar yang dipimpin oleh raja
Lajos II dari Dinasti Jagiellon. Ia adalah saudara ipar dari Kaisar Romawi suci kala itu, Charles
V. Meskipun demikian, sejak era Sultan Salim I, ayah dari sultan Sulaiman I Al-Qonuni,
Hungaria selalu membayar jizyah kepada Utsmaniyyah sebagai bentuk perjanjian damai antar
kedua dinasti.
Karena Hungaria tidak mau membayar jizyah, maka Sulaiman mengirim utusan kepada
raja Hungaria untuk memungut jizyah. Raja Hungaria bukannya membayar jizyah, dia malah
membunuh utusan Sultan Sulaiman itu. Mendengar kabar tersebut, Sultan Sulaiman membawa
pasukannya menuju Hungaria untuk memberikan pelajaran atas apa yang telah diperbuat raja
Hungaria tersebut.
Pasukan Utsmani yang dipimpin langsung oleh Sultan berangkat dari Istanbul pada 23
April 1526 (11 Rajab 932).Sultan Sulaiman yang marah besar, lalu mempersiapkan pasukan
perangnya dan bergegas ke Hungaria dengan pasukan kurang lebih 100.000 mujahid  dengan 350
meriam dan 800 kapal perang. Dalam perjalanannya menuju Hungaria yang berjarak sekitar
seribu kilometer, pasukan Islam menaklukkan daerah-daerah yang dilaluinya, di antaranya
Belgrade, ibukota Serbia. Ini dilakukan untuk mengamankan jalur kembali ataupun jalur mundur
pasukan apabila pasukan Islam tertimpa kekalahan.
Mendengar kabar bahwa Sultan Sulaiman sedang menuju daerahnya, Maka, terbentuklah
koalisi pasukan salib yang terdiri dari kekaisaran Romawi Suci (meliputi Spanyol, Jerman, Italia,
Belgia, Swiss, Belanda, Luksemburg, dan sebagian Perancis), kemudian Hungaria itu sendiri,
Slovakia, Rumania, Serbia, Kroatia, Polandia, Kerajaan Bavaria (sekarang wilayah Bayern),
negara-negara kepausan, dan beberapa negara lainnya. Terkumpullah pasukan salib bersenjata
lengkap dari koalisi negara-negara tersebut. Pasukan tersebut bermodalkan 200.000 pasukan
berkuda, 35.000 diantaranya lengkap dengan senjata dan baju besi.
Pasukan Sulaiman Al-Qanuni  melewati sungai yang terkenal dan menunggu di lembah
Mohacs selatan Hongaria dan timur Rumania menanti pasukan Eropa tersebut. Pertempuran
dahsyat pun terjadi selepas waktu ashar. Pasukan Janissari di barisan pertama sanggup bertahan
selama sejam, bahkan berhasil menghabisi 20 ribu prajurit musuh. Setelah berlalu satu jam, atas
instruksi Sultan, barisan pertama membelah diri menjadi dua bagian ke kanan dan kiri, dan
membukakan jalan bagi pasukan Eropa untuk menyerang barisan kedua pasukan Islam. Pasukan
Eropa lantas mengerahkan pasukan utamanya untuk menyerbu. Melihat hal itu,barisan kedua
pasukan Islam segera mundur, dengan tujuan memancing pasukan Eropa menuju pasukan
meriam di barisan ketiga.
Merasa sudah unggul dan mengira kemenangan berada dipihak mereka, pasukan Eropa
mengejar pasukan garis kedua sampai tidak menyadari formasi perang pasukan garis ketiga yang
telah menunggu mereka. Sebanyak 100.000 pasukan Eropa telah terjebak oleh strategi jitu
Sultan. sehingga tanpa sadar mereka sudah berada di tengah-tengah Meriam pasukan Muslim.
Pasukan garis Ketiga telah siap dengan meriam-meriam besarnya, dan letusan pertama meriam
itu menyadarkan pasukan Eropa akan situasinya yang sudah terjebak, tapi semua sudah
terlambat, Pasukan Janissary dan Pasukan Berkuda yang tadi dikejar pasukan Eropa berbalik
menghajar pasukan inti Eropa. Dentuman-dentuman meriam selanjutnya menjadi awal kematian
tragis pasukan pasukan inti Eropa.
Pasukan eropa kocar-kacir sambil mencari jalan untuk mundur namun mereka telah
terkepung oleh pasukan muslimin. Sisa-sisa pasukan Eropa berusaha untuk mundur, namun tidak
ada jalan yang terbuka bagi mereka kecuali menuju sungai. Pasukan Eropa yang tersisa pun
segera mundur menuju sungai, namun ini menjadi bencana tersendiri bagi mereka dengan
banyaknya pasukan yang mati karena berdesak-desakan dan tenggelam di sungai karena baju
besi yang mereka pakai. Salah satu pemimpin yang mati adalah sang raja Hungaria, Lajos II,
yang mati tenggelam di sungai. Kematiannya ini menutup lembaran pertempuran besar ini
karena pasukan eropa telah dikalahkan oleh pasukan muslimin.
Muslimin memasuki Budapest, Ibu Kota Hungaria dengan lantunan takbir bertepatan
dengan Iedul Adha setelah mereka lantunkan hal  yang sama di Belgrade Serbia. Kemenangan
Utsmaniyah menyebabkan perpecahan Hongaria untuk selama beberapa abad di antara
Kesultanan Utsmaniyah, Monarki Habsburg dari Austria dan Kerajaan Transilvania. Kematian
Lajos II ketika menyelamatkan diri dari pertempuran menandakan akhir dinasti Jagiellon, dan
dinasti ini kemudian bersatu dengan Habsburg melalui pernikahan dengan adinda Lajos.
Kekalahan tersebut benar-benar membuat Eropa malu karena merupakan sebuah aib bagi
mereka. Pasukan yang berjumlah 200.000 orang kalah oleh pasukan muslimin yang berjumlah
100.000 orang. Dan yang lebih memalukan adalah kekalahan mereka kurang dari 2 jam dengan
banyak prajurit yang mati konyol karena tenggelam di sungai. Walaupun 1500 an kaum
muslimin gugur dalam perang tersebut, namun itu adalah awal penaklukan eropa. Itulah alasan
mereka menutup-nutupi kekalahan mereka agar tak banyak diketahui kaum muslimin dengan
cara membuat film-film yang menyudutkan Sultan Sulaiman. Kita sebagai umat muslim
harusnya bangga dengan kemenangan yang telah diraih oleh kaum muslimin.
Referensi : Hidayatullah.com
cendekiapos.com
radiodai.com

Anda mungkin juga menyukai