Anda di halaman 1dari 3

Asal-Usul Suku Batak! Legenda Turun dari Langit hingga Keturunan Israel Kuno!

Suku Batak adalah salah satu suku yang cukup terkenal di Indonesia, hal ini karena ciri
khas dari intonasi suara yang tinggi. Suku batak juga telah banyak tersebar ke seluruh penjuru
Indonesia, sama seperti suku jawa yang tersebar di banyak daerah. Suku Batak banyak mendiami
daerah Sumatra Utara dengan banyak marga yang lebih dari dua ratus. Mengulas lebih jauh
tentang Suku Batak, asal usul tentang Suku Batak sangat sulit ditelusuri karena minimnya
peninggalan sejarah yang mengulas tentang Suku ini. Berikut adalah beberapa pendapat tentang
asal-usul Suku Batak yang dapat kita jadikan referensi untuk menambah wawasan.
A. Asal Usul Suku Batak
Pada umumnya orang Batak percaya kalau Siraja Batak diturunkan langsung di Pusuk
Buhit. Siraja Batak kemudian membangun perkampungan di salah satu lembah gunung
tersebut dengan nama Sianjur Mula-mula Sianjur Mula Tompa yang masih dapat dikunjungi
sampai saat ini sebagai model perkampungan pertama. Letak perkampungan itu berada di
garis lingkar Pusuk Buhit di lembah Sagala dan Limbong Mulana. Ada dua arah jalan daratan
menuju Pusuk Buhit. Satu dari arah Tomok (bagian Timur) dan satu lagi dari dataran tinggi
Tele.(kompasiana.com)
Pusuk Buhit dikenal sebagai tempat tertinggi yang sakral serta dipercaya sebagai
tempat munculnya Mulajadi Na Bolon (dewa yang maha esa). Menurut orang Batak
menampakkan diri pertama kalinya. Di sini pula, menurut warga sering didatangi oleh orang-
orang yang ingin mengambil dan belajar ilmu tertentu.(boombastis.com)
Menurut versi ahli sejarah Batak mengatakan bahwa si Raja Batak dan rombonganya
berasal dari Thailand yg menyeberang ke Sumatera melalui Semenanjung Malaysia dan
akhirnya sampai ke Sianjur Mula mula dan menetap disana. Sedangkan dari prasasti yang
ditemukan di Portibi bertahun 1208 dan dibaca oleh Prof.Nilakantisari seorang Guru Besar
ahli Kepurbakalaan yang berasal dari Madras, India menjelaskan bahwa pada tahun 1024
kerajaan Cola dari India menyerang Sriwijaya dan menguasai daerah Barus. Pasukan dari
kerajaan Cola kemungkinan adalah orang-orang Tamil karena ditemukan sekitar 1500 orang
Tamil yg bermukim di Barus pada masa itu.Tamil adalah nama salah satu suku yg terdapat di
India.
Jika diulas lebih lanjut, Raja Sisingamangaraja ke-XII diperkirakan keturunan si Raja
Batak generasi ke-19 yang wafat pada tahun 1907 dan anaknya si Raja Buntal adalah generasi
ke-20. Dari kesimpulan tersebut, kemungkinan besar leluhur dari si Raja batak adalah seorang
pejabat atau pejuang kerajaan Sriwijaya yang berkedudukan di Barus karena pada abad ke-12
yang menguasai seluruh nusantara adalah kerajaan Sriwijaya di Palembang.
Akibat dari penyerangan kerajaan Cole ini maka diperkirakan leluhur si Raja Batak dan
rombongannya terdesak hingga ke daerah Portibi sebelah selatan Danau Toba dan dari sinilah
kemungkinan yang dinamakan si Raja Batak mulai memegang tampuk pemimpin perang, atau
bisa jadi si Raja Batak memperluas daerah kekuasaan perangnya sampai mancakup daerah
sekitar Danau Toba, Simalungun, Tanah Karo, Dairi sampai sebahagian Aceh dan
memindahkan pusat kekuasaanya di daerah Portibi di sebelah selatan Danau Toba.
Pada akhir abad ke-12 sekitar tahun 1275 kerajaan Majapahit menyerang kerajaan
Sriwijaya sampai ke daerah Pane, Haru, Padang Lawas dan sekitarnya yang diperkirakan
termasuk daerah kekuasaan si Raja Batak. Serangan dari kerajaan Majapahit inilah
diperkirakan yang mengakibatkan si Raja Batak dan rombonganya terdesak hingga masuk ke
pedalaman di sebelah barat Pangururan di tepian Danau Toba, daerah tersebut bernama
Sianjur Mula Mula di kaki bukit yang bernama Pusuk Buhit, kemudian menghuni daerah
tersebut bersama rombongannya.
Terdesaknya si Raja Batak oleh pasukan dari kerajaan Majapahit kemungkinan erat
hubungannya dengan runtuhnya kerajaan Sriwijaya di Palembang karena seperti pada
perkiraan di atas si Raja Batak adalah kemungkinan seorang Penguasa perang di bawah
kendali kerajaan Sriwijaya. Sebutan Raja kepada si Raja Batak bukanlah karena beliau
seorang Raja akan tetapi merupakan sebutan dari pengikutnya atau pun keturunannya sebagai
penghormatan karena memang tidak ada ditemukan bukti-bukti yang menunjukkan adanya
sebuah kerajaan yang dinamakan kerajaan Batak.(kompasiana.com)
Menurut Guru Besar Sosiologi-Antropologi Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof
DR Bungaran Antonius Simanjuntak dalam makalahnya berjudul “Orang Batak dalam
Sejarah Kuno dan Moderen” dalam seminar yang digagas DPP Kesatuan Bangso Batak
Sedunia (Unity Of Bataknese In The World) di Medan beberapa waktu lalu, dengan
menghadirkan Dr Thalib Akbar Selian MSc (Lektor Kepala/Research Majelis Adat Alas
Kabupaten Aceh Tenggara), Drs S Is Sihotang MM (mantan Bupati Dairi), dan Nelson
Lumban Tobing (Batakolog asal Universitas Sumatera Utara).
Dari sejumlah fakta dan hasil penelitian yang dilakukan Prof DR Bungaran Antonius
Simanjuntak, mulai dari dataran pegunungan di Utara Tibet, Khmer Kamboja, Thailand,
hingga Tanah Gayo di Takengon, Aceh, ternyata nenek moyang Bongso Batak menurutnya
berasal dari keturunan suku Mansyuria dari Ras Mongolia. Nenek moyang orang Batak
berasal dari keturunan suku Mansyuria (Manchuria) yang hidup di daerah Utara Tibet sekitar
7.000 tahun lalu. Pada masa itu, nenek moyang orang Batak diusir oleh suku Barbar Tartar
dari tanah leluhurnya di Utara Tibet. Pengusiran itu menyebabkan suku Mansyuria bermigrasi
ke pegunungaan Tibet melalui Tiongkok (China). Dari peristiwa migrasi di pegunungan Tibet
tersebut dapat ditemukan sebuah danau dengan nama Toba Tartar. Suku Mansyuria
memberikan nama danau itu untuk mengenang peristiwa pengusiran mereka oleh suku Barbar
Tartar.
Setelah dari pegunungan Tibet, suku Mansyuria turun ke Utara Burma atau perbatasan
dengan Thailand. Di sini, suku Mansyuria meninggalkan budaya Dongson. Yakni sebuah
kebudayan asli suku bangsa ini yang mirip dengan budaya Batak yang ada sekarang ini. Tak
bertahan lama di wilayah itu, suku Mansyuria yang terus dikejar-kejar suku Barbar Tartar
kembali bergerak menuju arah Timur ke Kamboja, dan ke Indocina. Dari Indocina, suku
Mansyuria berlayar menuju Philipina, kemudian ke Sulawesi Utara, atau Toraja (ditandai
dengan hiasan kerbau pada Rumah Adat Toraja). Kemudian mereka turun ke Tanah Bugis
Sulawesi Selatan (ditandai dengan kesamaan logat dengan orang Batak), dan mengikuti angin
Barat dengan berlayar ke arah Lampung di wilayah Ogan Komering Ulu, dan akhirnya naik
ke Pusuk Buhit, Danau Toba.
Saat berlayar dari Indocina, sebagian suku Mansyuria melewati Tanah Genting Kera di
Semenanjung Melayu. Dari sini, mereka berlayar menuju Pantai Timur Sumatera, dan
mendarat di Kampung Teluk Aru di daerah Aceh. Dari Teluk Aru ini, suku Mansyuria yang
terus bermigrasi itu naik ke Tanah Karo, dan kemudian meneruskan perjalanan hingga sampai
ke Pusuk Buhit.
Penerus keturunan suku Mansyuria yang kemudian menjadi nenek moyang orang Batak
ini terus berpindah-pindah karena mengikuti pesan dari para pendahulunya bahwa untuk
menghindari suku Barbar Tartar, maka tempat tinggal harus di wilayah dataran tinggi.
Tujuannya agar gampang mengetahui kehadiran musuh. Fakta ini diketahuinya dan
dibuktikan langsung melalui penelitian bersama dua rekannya dari Belanda dan Thailand.
Pembuktian tentang asal usul nenek moyang orang Batak juga diperkuat melalui sejumlah
literatur. Antara lain, Elizabeth Seeger, Sejarah Tiongkok Selayang Pandang, yang
menegaskan nenek moyang orang Batak dari Suku Mansyuria, dan Edmund Leach
(Rithingking Anhtropology ) mempertegas hubungan vertikal kebudayaan Suku Mansyuria
dengan Suku Batak.(harmoni.or.id)
Selain pendapat-pendapat tersebut, adapula yang mengatakan bahwa suku Batak
merupakan keturunan Israel Kuno. Dalam pendapatnya, mengatakan bahwa suku Batak
memiliki kesamaan dengan Israel Kuno. Dalam tulisannya mengatakan bahwa semua berawal
ketika Israel terpecah menjadi 2 bagian, dimana Israel yang kala itu memiliki 12 suku. Suku-
suku yang terbagi ini kemudian mulai melakukan perjalanan ke arah timur hingga salah
satunya tiba di Sumatera.(oborkeadilan.com)
Itulah beberapa pendapat mengenai asal-usul Suku Batak yang kini dapat kita temui
sukunya disetiap daerah. Bahkan telah dilakukan penelitian bahwa suku Batak memang masih
memiliki hubungan dengan Thailand. Namun semua kembali lagi kepada masyarakat yang
meyakini asal-usul suku Batak, apakah memang berasal dari Indonesia atau dari tempat lain
yang kemudian menetap di Indonesia. Namun yang pasti saat ini adalah suku Batak
merupakan salah satu Suku yang di miliki Indonesia dengan ciri khasnya. Telah menjadi satu
dengan Indonesia yang memiliki banyak keberagaman suku dan budaya.
Referensi : boombastis.com
harmoni.or.id
kompasiana.com
oborkeadilan.com

Anda mungkin juga menyukai