Anda di halaman 1dari 10

A.

ACARA IIIA : Menetapkan Kerapatan Massa Tanah (BV)


B. TANGGAL :
C. TUJUAN :
D. METODE : Lilin
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Cawan pemanas lilin
b. Lampu spritus
c. Penumpu kaki 3
d. Tabung ukur
e. Pipet ukur 10 ml
f. Thermometer
2. Bahan :
a. Contoh tanah gumpalan kering udara
F. CARA KERJA
1. …
2. …
G. HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
 Berat bongkah tanah (a) = …. gram
 Berat bongkah dilapisi lilin (b)= …. gram
 Volume awal (p) = …. ml
 Volume akhir (q) = …. ml
 Jumlah air yang ditambah (r) = -
 KL Gumpalan = …. %

2. Rumus
100
BTKM = x a gram
100+ KLBongkah
b−c
Vol. Bogkah (VBT) = (q-r-p) - ml
0,87
BJ Lilin = 0,87
BTKM
Keapatan Massa Tanah (BV) = gr/cm3
VBT

3. Perhitungan
….
BTKM = x …. Gram
100+. …
100
= x …. Gram
… ..
= …. Gram

… .−… .
VBT = (…. - …. - ….) – ml
0.87
=

… ..
BV =
… ..
= …. gram/cm3
A. ACARA III B : Kerapatan Butir Tanah (BJ)
B. TANGGAL :
C. TUJUAN :
D. METODE : Piknometer
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat :
a. Piknometer
b. Kawat pengaduk halus
c. Thermometer
2. Bahan :
a. Contoh tanah kering udara diameter 2 mm
F. CARA KERJA
1. Timbang piknometer kosong bersumbat
2. Isilah dengan air sampai diatas leher, pasang sumbatnya hingga air dapat
mengisi pipa kapiler penuh
3. Timbang piknometer penuh air,ukur suhu dan ukur lihat BJ air(BJ1) pada
suhu tersebut didalam isi label BJ
4. Bersihkan dan keringkan piknometer dari air dan isilah piknometer dengan
tanah kira-kira 5 gram, pasang sumbatnya dan timbang
5. Tambahkan air kedalam piknometer sampai½ volume aduk dengan kawat
supaya gelumbung udara keluar. Pasang sumbatnya dan biarkan
semalaman
6. Ulangi pengadukan dengan kawat birakan sebentar untuk mengendapkan
sebagian tanahnya. Tambahkan air sampai penuh dengan cara seperti
langakah 1. Usahakan agar suspensi tanah tidak ikut teraduk
7. Timbang piknometer + tanah + air, kemudian ukur suhu didalam
piknometer. Lihat BJ air (BJ2) berdasar suhu pada daftar tabel BJ yang
tersedia
G. HASIL PENGAMATAN
1. Data Pengamatan
 Piknometer kosong (a) : 16, 56 gram
 Piknometerisi air penuh (b) : 42, 32 gram
 Suhu (T1) : 26 ˚C (BJ1: 42, 32)
 Piknometer + tanah 5 gram (c) : 20, 60 gram
 Piknometer + tanah = air penuh (d) : 30, 14 gram
 Suhu (T2) : 27 ˚C (BJ2: 30, 14)
 KL 2mm : 13, 43 %

2. Rumus
100
BTKM : x (c – a) gram
(100+ KL2 mm)
b−a d−c
Vol.Butir Tanah (VBT) : −
BJ 1 BJ 2
BTKM
Kerapatan Butir (BJ) : gr/cm3
VBT
BJ
Porositas (n) : 1− x 100%
BV

3. Perhitungan
100
BTKM = x (20, 60 – 16, 56)
( 100+13 , 43 )
= 3,55 gram

( 42 ,32−16 , 56 ) (30 , 14−20 , 60 )


VBT = −
42,32 30 , 14
25 ,76 9,54
= −
0,9968 0,9965
= 16,27
3,55
BJ = gram/cm3
16,27
= 0,21 gram/cm3

−17,57
Porositas = (1− ) x 100 %
0,21
= 8.466,66%
A. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini membahas tentang struktur tanah. Dalam menentukan


struktur tanah ada 2 yaitu dilapangan dan dilaboratorium. Dalam melakukan
praktikum ini dilakukan dilaboratorium. Untuk menutukan struktur tanah
dilaboratorium ada 2 metode yang digunakkan yaitu metode lilin dan metode
piknometer. Untuk metode piknometer dalam penentuan BJ,metode ini
menggunakan alat yang disebut piknometer. Piknometer ini diberi perlakuan diisi
air saja kemudian ditimbang, diukur suhu, dan dilihat BJ pada tabel, begitu juga
pada perlakuan tanah dan air. Kelebihan metode ini yaitu mudah, cepat, dan relatif
akurat.

Tanah yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah jenis tanah vertisol.
Jenis tanah vertisol adalah jenis tanah liat berwarna kelam-hitam yang bersifat
fisik berat ini diusulkan oleh Soil survey staff USDA. Dalam Buckman dan Brady
(1982), vertisols (berasal dari L. Vertere; verto; vertic atau pembalikan) adalah
jenis tanah mineral yang mempunyai warna abu kehitaman, bertekstur liat dengan
kandungan lempung lebih dari 30% pada horizon permukaan sampai kedalaman
50 cm yang didominasi jenis lempung montmorillonit sehingga dapat
mengembang dan mengerut. Hasil pengamatan dari praktikum ini untuk mencari
nilai kerapatan jenis adalah 12, 24. Dengan mencari nilai BTKM dan Vol. Butir
tanah terlebih dahulu. Setelah nilai kerapatan jenis didapat lanjut mencari nilai
porositas tanah,dengan nilai yang didapat yaitu 8.466,66 %.
Kerapatan Masa Tanah menyatakan berat tanah, dimana seluruh ruang tanah
diduduki butir padat dan pori yang masuk dalam perhitungan. Berat volume
dinyatakan dalam masa suatu kesatuan volume tanah kering. Volume yang
dimaksudkan adalah menyangkut benda padat dan pori yang terkandung di dalam
tanah.
Kerapatan Butir Tanah menyatakan berat butir-butir padat tanah yang
terkandung di dalam tanah. Menghitung kerapatan butir tanah, berarti menentukan
kerapatan partikel tanah dimana pertimbangan hanya diberikan untuk partikel
yang solid. Oleh karena itu kerapatan partikel setiap tanah merupakan suatu
tetapan dan tidak bervariasi menurut jumlah ruang partikel. Kandungan bahan
organic di dalam tanah sangat mempengaruhi kerapatan butir tanah, akibatnya
tanah permukaan biasanya kerapatan butirnya lebih kecil dari subsoil. Walau
demikian kerapatan butir tanah tidak berbeda banyak pada tanah yang berbeda,
jika tidak, akan terdapat suatu variasi yang harus mempertimbangkan kandungan
tanah organik atau komposisi mineral (Foth, 1995)

Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) tang terdapat
dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga
merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Porositas dapat ditentukan
melalui 2 cara, yaitu menghitung selisih bobot tanah jenuh dengan bobot tanah
kering dan menghitung ukuran volume tanah yang ditempati bahan padat.
Komposisi pori-pori tanah ideal terbentuk dari kombinasi fraksi debu, pasir, dan
lempung. Porositas itu sendiri mencerminkan tingkat kesarangan untuk dilalui
aliran masa air (permeabilitas, jarak per waktu) atau kecepatan aliran air untuk
melewati masa tanah (perkolasi, waktu per jarak). Kedua indikator ini ditentukan
oleh semacam pipa berukuran non kapiler (yang terbentuk dari pori-pori makro
dan meso yang berhubungan secara kontinu) di dalam tanah. Hal tersebut
menekankan bahwa tanah permukaan yang berpasir memiliki porositas lebih kecil
daripada tanah liat. Sebab tanah pasir memiliki ruang pori total yang mungkin
rendah tetapi mempinyai proporsi yang besar yang disusun oleh komposisi pori-
pori yang besar yang efisien dalam pergerakan udara dan airnya. Ini berarti karena
prosentase volume yang terisi pori-pori kecil pada tanah pasir menyebabkan
kapasitas menahan air nya rendah. Maka tanah-tanah yang memiliki tekstur halus,
memiliki ruang pori lebih banyak dan disusun oleh pori-pori kecil karena
proporsinya relatif besar.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum Dasar Ilmu Tanah pada Acara III yang
berjudul “STRUKTUR TANAH” dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tanah yang mempunyai struktur mampat akan mempunyai nilai porositas
yang rendah, sebaliknya struktur yang remah alan mempunyai nilai
porositas yang tinggi.
2. Nilai BJ yang didapat adalah 12,24 %
3. Nilai BV yang didapat
DAFTAR PUSTAKA

https://handiri.wordpress.com/dasar-dasar-ilmu-tanah/
https://forestryinformation.wordpress.com/2013/01/18/tanah-vertisolsebaran-
problematika-dan-pengelolaannya/
http://denisaputra22.blogspot.com/2014/04/acara-iv-struktur-tanah-abstraksi.html

Nama Penulis. Tahun Terbit. Judul dari Buku atau E-Book yang Digunakan. Kota
Penerbit: Nama Penerbit.

Nama Penulis. Tahun Terbit. Judul dari internet yang digunakan. Link yang
digunakan. di akses pada tanggal …, pukul … WIB.

Anda mungkin juga menyukai