Anda di halaman 1dari 4

Ekonomi Stabil untuk Kurva yang Melandai

Oleh : Nur Sanya Fahmi Mantika_Dapil NTB

A. Latar Belakang

Covid-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh


jenis coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan
Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. Covid-19 ini dapat menimbulkan gejala
gangguan pernafasan akut seperti demam diatas 38°C, batuk dan sesak nafas bagi
manusia. Selain itu, dapat disertai dengan lemas, nyeri otot, dan diare. Pada penderita
Covid-19 yang berat, dapat menimbulkan pneumonia, sindroma pernafasan akut,
gagal ginjal bahkan sampai kematian.

Covid-19 dapat menular dari manusia ke manusia melalui kontak erat dan
droplet (percikan cairan pada saat bersin dan batuk), tidak melalui udara. Bentuk
Covid-19 jika dilihat melalui mikroskop elektron (cairan saluran nafas/ swab
tenggorokan) dan digambarkan kembali bentuk Covid-19 seperti virus yang memiliki
mahkota.

Saat ini ovid-19 sudah menjadi pandemi, artinya terjadi penambahan kasus
penyakit yang cukup cepat dan sudah terjadi penyebaran antar negara. Berdasarkan
informasi dari Kementerian Kesehatan RI, kasus Covid-19 di Indonesia per 19
September 2020 jumlah kasus positif mencapai 240.687 orang, untuk pasien yang
dinyatakan sudah sembuh dari pandemi mengalami pertambahan sebanyak 3.576
orang. Maka dari itu, akumulasi pasien yang sembuh dari Covid-19 untuk hari ini
mencapai sebanyak 174.350 orang. Angka ini merupakan angka yang sangat besar
dan tidak bisa diabaikan begitu saja.

B. Permasalahan

Pandemi Covid-19 yang menyerang secara tiba-tiba menjadikan negara kita


cenderung tidak siap dalam menghadapinya. Banyak masalah yang datang seiring
dengan bertambahnya pasien positif kasus Covid-19. Masalah-masalah ini yang
timbul di antaranya :

- Masalah ekonomi
- Kekacauan politik
- Apakah badan legislatif sudah menjalankan tuganya dengan benar?
C. Pembahasan

Penangan Covid-19 di Indonesia sendiri cenderung lambat, sehingga sudah


terlanjur memakan banyak korban. Namun, saat ini sudah tidak ada lagi waktu untuk
menyesali dan mengomentari kinerja pemerintah tanpa memberikan solusi dan aksi
yang nyata. Meski tergolong terlambat, pemerintah kita masih sempat melakukan
Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) dan Work From Home (WFH), hal ini
cukup menekan angka pasien positif Covid-19. PSBB sendiri membawa banyak
dampak positif bagi Indonesia selain menjadikan kurva melandai. PSBB
menunjukkan bahwa Indonesia sudah mulai mampu dalam memanfaatkan dunia
digital, meskipun masih mengalami beberapa kendala.

Banyak kegiatan dana acara-acara penting yang dilakuakn secara online,


seperti pembelajan sekolah, transaksi ekonomi, bahkan kegiatan penting yang bersifat
kenegaraan dilakukan secara virtual. Ketika PSBB diberlakukan semua masyarakat
kita aktif dalam menggunakan internet, meskipun hanya berselancar mencari hiburan.
Bahkan layanan Indihome dan First Media mencatat perubahan pola konsumsi
masyarakat. Perubahan pola konsumsi ini membuat penggunaan traffic cenderung
merata sepanjang hari selama pandemi Covid-19. Saat ini traffic naik sebesar 14%
pada siang hari dan 12% pada malam hari.

Perniagaan secara online memang menjadi satu-satunya solusi saat masa-masa


pandemi seperti sekarang. Bahkan Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI)
Kominfo Ahmad M Ramli mengatakan selama pandemi Covid-19 jumlah transaksi
daring terus meningkat. Bahkan, peningkatan penjualan daring sudah menyentuh
400%. Hal ini satu-satunya yang bisa menjaga kestabilan ekonomi negara kita saat ini.

Selain membawa dampak positif, PSBB juga membawa dampak-dampak


negatif yang memang tidak bisa dihindari begitu saja. Karena menurunnya omset
yang cukup besar, banyak perusahaan yang memutuskan untuk memberhentikan para
pegawainya. Hal ini menjadikan persentase pengangguran di negara kita semakin
meningkat. Selain itu, pada awal diberlakukannya PSBB banyak juga oknum tidak
bertanggung jawab yang melakukan tindakan penimbunan, baik masker maupun
sembako. Hal ini menjadikan para medis dan masyarakat kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan hidup.

Selain kebijakan PSBB dan WFH, lembaga legislatif kita Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) menuai pujian dari presiden, karena sudah sangat responsive dalam
menangani pandemic ini. Terbukti dari disahkannya Peratuan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perppu) No.1 Tahun 2020 menjadi Undang-Undang untuk
memberikan paying hukum dalam mengatasi krisis kesehatan dan perekonomian.
Selain itu, DPR juga sudah mengesahkan Perppu No.2 Tahun 2020 menjadi Undang-
Undang untuk melandasi penundaan pemungutan suara pemilihan kepala daerah.
Masa siding III DPR kali ini juga lebih difokuskan kepada pengawasan terhadap
penangan Covid-19. DPR membentuk dan meluncurkan Satgas Lawan Covid-19 yang
beranggotakan para anggota dewan lintas fraksi. Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco
Ahmad selaku koordinator mengatakan, satgas bertujuan untuk membantu pemerintah
dalam percepatan penanganan Covid-19 di daerah-daerah.

DPR RI melalui Tim Pengawas (Timwas) Penanggulangan Bencana Covid-19


akan melakukan pengawasan atas pelaksanan alokasi anggaran dan program
penanganan Covid-19, termasuk mencermati efektivitas realokasi
dan refocusing anggaran Covid-19 yang dilakukan di kementerian/lembaga terkait.
Fungsi pengawasan DPR RI juga akan diarahkan pada upaya pemulihan sosial dan
ekonomi yang akan dilakukan oleh pemerintah, seperti pemulihan di bidang
pendidikan dengan sistem pembelajaran jarak jauh, pemulihan pariwisata, pemulihan
ekonomi nasional dan sebagainya. DPR RI melalui fungsi pengawasannya juga akan
memberi perhatian pada pembatalan pemberangkatan Haji Tahun 2020, dan agar
pemerintah menyiapkan contingency plan terkait hal tersebut.

Dewan legislatif sudah memaksimalkan fungsi-fungsinya dalam menagani


masalah pandemi ini, sekarang tinggal bagaimana rakyat, kita semua bisa bergottong
royong dalam menyelesaikan masalah ini. Sayabyakin, apabila kita bergotong royong,
dan saling memahami maka kita semua bisa melalui pandemi ini dengan keadaan
stabil.

D. Simpulan dan Saran


Pandemi Covid-19 memang memunculkan banyak masalah, selain dari jumlah
pasien positif yang terus bertambah. Seiring dengan belum ditemukannya vaksin
untuk virus ini, maka bisa saja negara kita akan berada dalam keterpurukan yang
lama, terlebih untuk masalah ekonomi. Pemerintah harus segara dan tegas
menemukan solusi yang paling tepat dan efektif untuk menangani masalah ini.
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
kelajuan ekonomi saat ini adalah dengan menerapkan aturan pembayaran pajak
kepada akun-akun onlineshop yang tidak terdaftar pada e-commers, ini merupakn
bentuk maksimalisasi dari fungsi DPR yaitu fungsi legislasi. Aturan ini akan sangat
menguntungkan bagi pendapatan negara untuk saat ini, seiring dengan masih
diberlakukannya WFH oleh beberapa instansi, minat belanja masyarakat akan
meningkat.

Selain dengan memaksimalkan fungsi-fungsi DPR, kita sebagai masyarakat


juga bisa membantu pemerintah dengan sama-sama selalu menaati protokol kesehatan
yang sangat sederhana, mengingatkan satu sama lain untuk melakukan hal yang sama.
Kita juga bisa membantu pemerintah dengan tidak menyebarkan berita bohong yang
akan memperburuk suasana. Untuk membantu UMKM kita juga bisa dengan sama-
sama mempromosikan UMKM tersebut agar ekonomi Indonesia segera membaik.
Mari sama-sama dukung tim medis yang sudah rela menjadi garda terdepan, dan mari
kita sama-sama landaikan kurva pasien positif Coivd-19.

STOP JUDGING AND START DOING.

E. Referensi
http://www.padk.kemkes.go.id/
https://en.wikipedia.org/wiki/Template:COVID-19_pandemic_data
https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200429122837-213-498388/imbas-wfh-
dan-psbb-corona-internet-di-ri-24-jam-hidup-terus
https://republika.co.id/berita/qapi4h459/penjualan-daring-naik-400-persen-selama-
pandemi
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/05/08083631/kerja-kerja-dpr-di-tengah-
pandemi-covid-19?page=all.
http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/29703/t/DPR+Dukung+Program+Pemerintah+T
angani+Pandemi+Covid+19

Anda mungkin juga menyukai