Anda di halaman 1dari 17

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

Nama Pekerjaan : Rehab Berat Ruang Kelas SDN Kedungori 1 Kec. Dempet
Lokasi Pekerjaan : Kabupaten Demak

PASAL 1. KETENTUAN UMUM

1.1. Tata cara penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan pembangunan ini secara umum harus

1
mengacu syarat-syarat dalam Spesifikasi Teknis maupun perubahan-perubahan dan atau
tambahan-tambahannya dalam Berita Acara Aanwijzing serta Gambar Kerja dan atau
gambar-gambar perubahan dan tambahan yang telah disetujui Pengawas Kegiatan/ Direksi
Pekerjaan.
1.2. Disamping itu ketentuan lain mengenai tambahan atau pengurangan yang timbul dalam
pelaksanaan akan diatur dan dilaksanakan sesuai petunjuk Pengawas Kegiatan/Direksi
Pekerjaan sebelum maupun selama pekerjaan berlangsung.
1.3. Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan, ketidakjelasan,
ketidaksesuaian baik ukuran maupun item-item pekerjaan lainnya yaitu :
a) Pada Gambar Kerja dengan detail gambarnya, maka yang mengikat adalah gambar yang
skalanya kecil-kecil
b) Antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, maka yang berlaku adalah Spesifikasi
Teknis.
c) Bila pada Gambar Kerja tertulis, sedang dalam Spesifikasi Teknis tidak disebutkan,
maka Gambar Kerja yang mengikat.
d) Bila dalam Spesifikasi Teknis disebutkan, sedang dalam Gambar Kerja tidak dituliskan,
maka yang mengikat adalah Spesifikasi Teknis.
e) Penentuan bagian yang mengikat/berlaku diatas harus mendapatkan persetujuan
Pengawas Kegiatan/Direksi Pekerjaan sebelum dilaksanakan.
1.4. Selama berlangsungnya pekerjaan, Penyedia jasa harus dapat menjaga lingkungan agar
tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
1.5. Kerusakan jalan masuk yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan atau lahan sekitar
yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Penyedia jasa.
Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan Rekanan/Penyedia Jasa bisa minta ijin kepada
pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi
ataupun lahan sekitar yang diperlukan.
1.6. Tempat pekerjaan akan diserahkan kepada Penyedia jasa dalam keadaan seperti pada saat
penjelasan (aanwijzing) di lapangan atau peninjauan lapangan.
1.7. Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa harus berkonsultasi dengan
Pengawas Kegiatan/ Direksi Pekerjaan.
Spesifikasi Teknis

PASAL 2. URAIAN PEKERJAAN

2.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk pekerjaan ini Penyedia
Jasa diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian
pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti yang diuraikan didalam buku ini. Bila
terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini Penyedia Jasa
diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana untuk mendapatkan penyelesaian.

2.2. LINGKUP PEKERJAAN


Penyelesaian tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam

1
melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan,
alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh
pekerjaan-pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.

2.3. SARANA KERJA


a) Penyedia Jasa wajib memasukan jadwal kerja.
b) Penyedia Jasa juga wajib memasukan identiikasi dari tempat kerja, nama, jabatan, dan
keahlian masing-masing anggota pelaksanaan pekerjaan, serta iventarisasi peralatan
yang digunakan melaksanakan pekerjaan ini.
c) Penyedia Jasa wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan-bahan/material dilokasi
yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat mengganggu
pekerjaan lain. Semua sarana persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan
kerja dilokasi dapat tercapai.

2.4. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN


a) Dalam hal terjadi perbedaan dan atau petentangan dalam gambar-gambar yang ada
(arsitektur, struktur dan mekanikal dan elektrikal) dalam buku uraian pekerjaan ini
maupun pekerjaan yang terjadi akibat kecelakaan dilokasi, Penyedia Jasa diwajibkan
melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Konsultan Pengawasan. Secara tertulis untuk
mendapatkan keputusan pelaksanaan dilokasi setelah Konsultan Pengawas berunding
terlebih dahulu dengan Perencana. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan
alasan oleh Penyedia Jasa untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
b) Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan selesai/
terpasang.
c) Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Penyedia Jasa diwajibkan
memperhatikan dan meneliti dahulu semua ukuran yang tercantum seperti peil-peil,
ketinggian, lebar ketebalan, luas penampang dan lain-lainnya sebelum pekerjaan
dimulai.
d) Bila ada keraguan mengenai ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan
Penyedia Jasa wajib merundingkan terlebih dahulu dengan Perencana.
e) Penyedia Jasa tidak dibenarkan untuk mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran
yang tercantum dalam gambar-gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan
Pengawas.
Spesifikasi Teknis

f) Penyedia Jasa harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan segala
gambar-gambar, spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disetujui di tempat pekerjaan.
g) Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas konstruksi dan direksi
setiap saat sempat dengan serah terima kesatu. Serah terima kesatu dokumen-dokumen
tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi Tugas.

2.5. GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAN DAN CONTOH-CONTOH


a) Semua gambar pelaksanaan (shop drawing) adalah gambar-gambar, diagram, ilustrasi
jadwal, brosur, atau data yang disiapkan Penyedia Jasa atau subPenyedia Jasa, supplier
atau produsen yang menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.

1
b) Disediakan contoh-contoh benda dari Penyedia Jasa untuk menunjukan bahan,
pelengkapan, dan kualitas kerja. Ini akan dipakai oleh Konsultan Pengawas untuk
menilai dahulu.
c) Penyedia Jasa akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan
segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh yang diisyaratkan dalam
dokumen kontrak atau oleh Konsultan Pengawas.
d) Gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana
ditentukan Konsultan Pengawas. Penyedia Jasa harus melampirkan keterangan tertulis
mengenai setiap perbedaan dengan Dokumen Kontrak jika, ada hal-hal demikian.
e) Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh
dianggap Penyedia Jasa telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh
tersebut dengan Dokumen Kontrak.
f) Konsultan Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau menyetujui
gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya,
sehingga tidak mengganggu jalannya pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-
syarat keindahan.
g) Penyedia Jasa akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas
dan menyerahkan kembali gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-contoh sampai
disetujui.
h) Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan contoh-
contoh tidak membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya atas perbedaan
tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas.
i) Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh
yang harus disetujui Konsultan Pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
j) Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirimkan Konsultan Pengawas
dalam dua salinan, Konsultan Pengawas akan memeriksa dan mencantumkan “Telah
Diperiksa Tanpa Perubahan” atau “Ditolak” satu salinan ditahan oleh Konsultan
Pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua dikembalikan kepada sub Penyedia Jasa
atau yang bersangkutan lainnya.
k) Sebelum catalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut
Konsultan Pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam catalog atau barang cetakan
Spesifikasi Teknis

tersebut sudah jelas dan tidak dirubah. Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam
dua rangkap untuk masing-masing jenis dan diperlukan sama seperti butir diatas.
l) Contoh-contoh yang disebutkan dalam Spesifikasi teknis harus dikirimkan kepada
Konsultan Pengawas.
m)Biaya pengiriman gambar-gambar pelaksanaan, contoh-contoh, catalog-katalog kepada
konsultan. Pengawas dan Perencanaan menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

2.6. JAMINAN KUALITAS


Penyedia Jasa menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa semua
bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain,
serta Penyedia Jasa menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas

1
dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan dokumen kontrak.
Apabila diminta, Penyedia Jasa sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut
pada butir-butir ini, sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa
pekerjaan telah dikerjakan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa sepenuhnya.

2.7. NAMA PABRIK/MERK YANG DITENTUKAN


Apabila pada spesifikasi teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari suatu jenis bahan/
komponen, maka Penyedia Jasa menawarkan dan memasang sesuai dengan yang
ditentukan, jadi tidak ada alasan bagi Penyedia Jasa pada waktu pemasangan menyatakan
barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang,
Penyedia Jasa harus sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.
Apabila Penyedia Jasa telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan
bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana dengan persetujuan tertulis
dari Pemberi Tugas akan melakukan sendiri alternative merk lain dengan spesifikasi
minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan menunjukan pemenang, Penyedia Jasa harus
memberikan kepada Pemberi Tugas fotocopy dari pemesanan material yang diimport pada
agen ataupun importer lainnya, yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah
dipesan (order import).

2.8. CONTOH-CONTOH
a) Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Penyedia Jasa dan contoh-contoh tersebut diambil dengan
jalan atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan
tersebutlah yang akan dipakai dalam pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut jika telah
disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan
tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
b) Penyedia Jasa diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh (sample) dari material
yang akan dipakai/dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c) Barang-barang contoh (sample) tertentu harus dilampiri dengan tanda bukti sertifikasi
pengujian dan spesifikasi teknis dari barang-barang/material-material tersebut.
Spesifikasi Teknis

d) Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan kesite (melalui pemesanan)
maka Penyedia Jasa diwajibkan menyerahkan : brosur, catalog, gambar kerja atau shop
drawing dan sample yang dianggap perlu oleh Perencana/Konsultan Pengawas.

2.9. SUBTITUSI
Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama pabriknya dalam Spesifikasi
Teknis, Penyedia Jasa harus melengkapi produk yang disebutkan dalam spesifikasi teknis
atau dapat mengajukan produk yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk
mendapatkan konsultan Perencana sebelum memesan.
Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :

1
Materialnya, peralatan, perkakas, aksesoris dan produk-produk yang tidak disebutkan nama
pabriknya didalam spesifikasi teknis, Penyedia Jasa harus mengajukan secara tertulis nama
Negara dari pabrik yang menghasilkan catalog dan selanjutnya menguraikan data-data atau
yang menunjukan secara benar bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai
dengan spesifikasi teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari
pemilik/Perencana/ Konsultan Pengawas.

2.10. MATERIAL DAN TENAGA KERJA


Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru, kecuali
disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis bisa menggunakan bahan lama. Seluruh peralatan
harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja harus mempunyai
ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi pekerja sangat diperlukan dan
Penyedia Jasa harus melaksanakannya.

2.11. KLAUSAL DISEBUTKAN KEMBALI


Apabila dalam dokumen tender ini klausal-klausal yang disebutkan kembali pada butir lain,
maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalah.
Jika terjadi hal-hal yang sering bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi teknis,
maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot tenis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk segala “claim” atau tuntutan
terhadap hak-hak asasi manusia.

2.12. KOORDINASI PEKERJAAN


a) Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini. Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek
ini harus dikoordinir terlebih dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan yang laian
dapat dihindarkan. Melokalisasi/merinci setiap pekerjaan sampai dengan detail untuk
menghindari gangguan dan konflik serta harus persetujuan dari konsultan
Perencana/pengawas.
b) Penyedia Jasa harus melaksanakan segala pekerjaan menurut uraian dan syarat-syarat
pelaksanaan, gambar-gambar dan instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas.
Spesifikasi Teknis

c) Konsultan Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan oleh Penyedia Jasa
pada setiap waktu. Bagaimanapun juga kelalaian Konsultan Pengawas dalam
pengontrolan terhadap kekeliruan atas pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa.
Tidak berarti Penyedia Jasa bebas dari tanggung jawab.
d) Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau
instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas harus diperbaiki atau dibongkar. Semua biaya
diperlukan untuk itu menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

2.13. PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG, HARTA BENDA DAN PEKERJAAN


a) Perlindungan terhadap milik umum.
 Penyedia Jasa harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat

1
mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran
lalulintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
 Orang-orang yang tidak berkepentingan
 Penyedia Jasa harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang
bertugas dan para penjaga.
b) Perlindungan terhadap bangunan yang ada.
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan
dan sebagainya ditempat pekerjaan, dan kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-
operasi Penyedia Jasa, dalam arti kata luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Penyedia
Jasa hingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas.
c) Penjagaan dan perlindungan pekerjaan:
 Penyedia Jasa bertanggung jawab atas penjagaan, penerapan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang dan
malam.
 Pemberi tidak bertanggung jawab terhadap Penyedia Jasa, atas kehilangan atau
kerusakan bahan-bahan bangunan peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan.
 Kesejahteraan keamanan dan pertolongan pertama
 Penyedia Jasa harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan
tindakan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja dan tamu yang akan
datang ke lokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan seperti ini diisyaratkan harus
memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus menurut (memenuhi) ketentuan-ketentuan
undang-undang yang berlaku saat ini. Dilokasi pekerja, Penyedia Jasa wajib
mengadakan perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama yang mudah
dicapai.
 Gangguan pada tetangga
 Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan adanya
gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu
sebagainya tugas akan menentukannya dan tidak ada tambahan yang mungkin ia
keluarkan.
Spesifikasi Teknis

2.14. PERATURAN HAK PATENT


Penyedia Jasa harus melindungi pemilik (owner) terhadap semua “claim” atau tuntutan,
biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merk dagang atau
nama produksi, hak cipta ada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek
ini.

2.15. IKLAN
Penyedia Jasa tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam sempadan
(batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari Pemberi Tugas.

2.16. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknis ini,
berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :
a) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
b) Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Pembangunan Di Indonesia Atau Algemene
Voorwaarden Voor Uitvorering Bij Aaneming Van Openbare Warken (Av) 941.
c) Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia Untuk Arbitrase Teknik Dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI).
d) Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971).
e) Tata Cara Perencanaan Struktur Untuk Bangunan Gedung SK-SNI T-15 1991-03.
f) Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum Dinas Keselamatan Kerja No.
3 tahun 1958 dan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
g) Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-2000.
h) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-1961).
i) Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
j) Peraturan Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan NI-10.
k) Peraturan Muatan Indonesia 1983.
l) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1983.
m)Peraturan Pengecatan Ni-12.
n) Ubin Lantai Keramik, Mutu dan Cara Uji SNI 03-3976-1995
o) Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991
p) Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi SNI 03-2410-1991
q) Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan SNI 03-1726-2002
r) Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990
s) Pedoman Pembangunan Bangunan Tahan Gempa SK Dirjen Cipta Karya Nomor :
111/KPTS/CK/1993
t) Peraturan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintahan setempat,
yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula :
 Gambar bestek yang dibuat konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh Penyedia Jasa dan
sudah disahkan/disetujui direksi.
Spesifikasi Teknis

 Spesifikasi Teknis Pekerjaan.


 Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
 Berita Acara Penunjukan.
 Surat Keputusan Pengguna Barang/Jasa Tentang Penunjukan Penyedia Jasa.
 SPPPBJ (Surat Penetapan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa).
 Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
 Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule).
 Kontrak/Surat Perjanjian Penyedia Jasaan Pekerjaan.

2.17. SHOP DRAWING


a) Harus selalu dibuat gambar pelaksanaan dari semua komponen struktur berdasarkan

1
design yang ada dan harus dimintakan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
b) Gambar pelaksanaan ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan termasuk
keterangan produk bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis dan hal-hal lain
yang diperlukan.
c) Penyedia Jasa bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing
fabrikasi dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian konstruksi baja.
d) Semua bahan untuk pekerjaan baja difabrikasi diworkshop kecuali atas persetujuan
Konsultan Pengawas.
e) Semua Baut, baik yang dikerjakan diworkshop maupun dilapangan harus selalu
memberikan kekuatan yang sebenarnya dan masuk tepat pada lubang baut tersebut.
f) Pekerjaan perubahan dan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan yang
diakibatkan oleh kurang kelalaian Penyedia Jasa, harus dilakukan atas biaya Penyedia
Jasa.
g) Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus
ditanyakan kepada Konsultan Pengawas/Perencana.
h) Penyedia Jasa diwajibkan untuk membuat gambar-gambar “As Built Drawing” sesuai
dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan secara kenyataan. Untuk kebutuhan
pemeriksanaan dikemudian hari dan gambar-gambar tersebut diserahkan kepada
Konsultan Pengawas.

2.18. PEMBUATAN GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)


a) Sebelum penyerahan pekerjaan I (Kesatu), Penyedia Jasa pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri dari :
- Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya
- Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan
b) Apabila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka
yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuain konstruksi harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas terlebih dahulu
c) Gambar sesuai pelaksanaan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada
saat Penyerahan I. Kekurangan dalam hal ini akan berakibat Penyerahan
Spesifikasi Teknis

PASAL 3. TEMPAT TITIK DUGA DAN UKURAN–UKURAN

1. Peil / Titik duga ditetapkan sesuai dengan Bench Mark (BM) terdekat hasil pengukuran.
2. Ukuran-ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam gambar-gambar
dengan catatan :
 Jika terdapat perbedaan ukuran antara gambar-gambar, maka yang menentukan adalah
ukuran-ukuran pada gambar dengan skala yang lebih besar dan dikonsultasikan dengan
Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
 Jika terdapat ketidaksesuaian antara gambar dan Spesifikasi Teknis, maka segera
dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.
 Pengambilan dan pemakaian ukuran yang keliru sebelum, selama dan sesudah pekerjaan

1
dilaksanakan menjadi tanggung jawab penyedia jasa sepenuhnya.
 Menetapkan ukuran dan sudut-sudut siku agar tetap dijaga dan diperhatikan ketelitiannya.
 Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-ukuran
yang tercantum dalam gambar dan bestek.
 Penyedia jasa diwajibkan mencocokan ukuran satu sama lain, apabila ada perbedaan
ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan.
 Bilamana terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan Spesifikasi Teknis,
maka petunjuk Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan yang dijadikan pedoman.
3. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubahan, maka Penyedia jasa
harus membuat gambar perubahan (revisi) dengan tanda garis berwarna diatas gambar aslinya,
kesemuanya atas biaya Penyedia jasa.
4. Gambar perubahan tersebut harus disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen
5. Di dalam pelaksanaan, Penyedia jasa tidak boleh menyimpang dari ketentuan-ketentuan RKS
dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seijin dan sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen.

PASAL 4. PERSYARATAN BAHAN

1. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua bahan-bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan sebagaimana tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini serta
gambar kerja.
2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PUBI 1982, PBI 1971, SKSNI – T15 – 1991 – 03, SNI 03-1729-2002, AV,
PTC, AUWI, AVE dan PKKI-05-2002.
3. Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan merupakan produk dalam negeri, dan
mengacu Peraturan Daerah yang berlaku, kecuali ditentukan lain.
4. Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar detail pelaksanaan (shop drawing), pengiriman
kepada Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan contoh bahan bangunan termasuk warna dan
bentuk yang akan dipakai sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui.
5. Penyedia jasa harus menyerahkan hasil tes laboratorium jika diperlukan, yang berkaitan
dengan mutu bahan yang akan digunakan.
6. Contoh-contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan barang-barang yang dipakai
(dimaksud).
Spesifikasi Teknis

7. Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan berhak untuk meminta keterangan selengkap-


lengkapnya tentang bahan tersebut.
8. Jika diperlukan pekerjaan yang memerlukan tempat kerja selain tempat kerja yang ada
dilapangan/ Basecamp, maka Penyedia Jasa wajib memberitahu kepada Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan, agar kualitas bahan maupun kualitas pekerjaan sebelum dikirimkan ke
lapangan bisa direkomendasi oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan apakah layak untuk
dikirim/ dipasang.
9. A i r
 Air untuk pembangunan haruslah digunakan air tawar yang bersih dan bebas mineral zat
organik tanah lumpur, larutan alkalin dan lain-lain.
 Jika air dari saluran air minum atau sumber air yang ada tidak mencukupi maka penyedia

1
jasa harus mengadakan air untuk tujuan pembangunan ini dengan mendatangkan atau
mengadakan sumber air sendiri yang memenuhi syarat.
10. Semen Portland
 Portland Cemen (PC) yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah semen sekualitas
Bosowa Type I atau Type II harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam NI-8
Bab 3.2, PBI 1971 dan PUBI – 1982, warna abu-abu kehijauan.
 Semen yang digunakan dalam pekerjaan harus sama dengan semen yang dipakai pada
waktu menentukan campuran beton.
 Untuk pekerjaan beton plat, menggunakan semen portland type II yang tahan sulfat.
 Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai di tempat pekerjaan.
 Semen yang sudah mulai membatu tidak boleh dipergunakan.
 Untuk menghindari terjadinya semen sampai membatu, Penyedia Jasa diwajibkan untuk
menjaga stok semen jangan sampai melebihi kapasitas penggunaan (sesuai dengan
schedule).
 Penyimpanan semen (gudang semen), agar dibuat bebas air/ bocor air hujan dan tidak
terpengaruh cuaca.
 Semen harus keluaran pabrik yang sama dan hasil produksi yang sama
11. K e r i k i l /agregat kasar.
 Untuk pekerjaan beton, batu pecah atau koral dengan gradasi 2 sampai 3 cm, bersih dari
bahan organis atau kotoran lain dan sebelum digunakan harus dicuci terlebih dahulu.
 Kerikil yang akan digunakan untuk bahan beton (pengecoran) harus kerikil yang keras
tidak berpori.
 Untuk pekerjaan rembesan kerikil dari kwarsa keras.

12. P a s i r /agregat halus


 Pasir urug adalah pasir pengisi yang tidak mengandung bahan organis dan bebas dari
bahan lumpur.
 Pasir aduk adalah pasir yang tidak mengandung bahan organis atau garam atau tidak
tercampur tanah atau bahan-bahan lain.
 Pasir beton adalah pasir yang bersih tidak mengandung bahan-bahan organis, kasar tajam
memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam PBI 1971.
 Untuk pasir aduk pasir beton digunakan pasir yang kasar tidak mengandung lumpur atau
tanah (yang berkualitas baik).
Spesifikasi Teknis

 Penyetokan material terutama pasir agar dipisahkan sesuai dengan fungsi


penggunaannya, tidak diperbolehkan tercampur satu dengan yang lainnya.
13. Batu Belah
 Jenis batu yang digunakan harus keras dan tidak boleh berupa batu blondos (harus
dibelah).
 Untuk pekerjaan pasangan batu ukuran batu yang digunakan antara 10 cm sampai dengan
20 cm, sedapat mungkin berbentuk persegi.
14. B e s i
 Semua besi beton yang dipakai harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
 Semua baja tulangan yang akan dipakai harus berasal dari produksi pabrik yang telah
disetujui Pengawas Kegiatan.

1
 Baja tulangan harus dari baja polos atau diprofilkan dengan tegangan leleh minimal 2400
kg/cm2 untuk besi beton Ø < 12 mm dan dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2 untuk besi
beton Ø > 12 mm, untuk tulangan dengan Ø > 12 mm digunakan baja diprofilkan, yang
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-kelentuan SKSNI T-15-1991-03.
 Baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di
udara terbuka untuk jangka lama. Cara pembengkokan besi tulangan harus menurut
SKSNI T-15-1991 - 03.
 Anyaman besi harus kokoh sehingga tidak berubah tempat selama pengecoran. Selimut
beton dibuat dengan beton decking (tahu beton) dari semen pasir campuran 1 : 2 dengan
ukuran 4 x 4 x 3 cm untuk elemen struktur (balok, kolom) dan 4 x 4 x 2 cm untuk elemen
pelat. Besi tulangan harus disatukan satu sama lain dengan kawat bendrat.
 Sebelum pengecoran baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat, karat atau
bahan lain yang merusak hubungan besi dan beton.
 Untuk besi tulangan tidak boleh mempergunakan besi bekas pakai.
15. Pasir urug
 Lapisan pasir digunakan sebagai lantai kerja untuk konstruksi drainase dengan
menggunakan beton bertulang.
 Lapisan pasir tidak boleh mengandung bahan organis dan bebas dari bahan lumpur.
 Lapisan pasir tidak boleh mengandung bahan organis atau garam atau tidak tercampur
tanah atau bahan-bahan lain.
 Penggunaan lapis sirtu dan peralatannya harus disahkan oleh Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan sebelum digunakan.
 Pada akhir pekerjaan lapis sirtu harus dipadatkan dengan alat stamper atau yang sejenis.
16. Kayu
 Kayu yang rusak akibat kesalahan penyimpanan dalam lokasi proyek, harus dikeluarkan
segera dan merupakan resiko Penyedia Jasa Konstruksi.
 Semua kayu baik untuk daerah basah maupun daerah kering harus berada dibawah kadar
air 12 % dan mengalami pengawetan kayu dengan residu dengan pelaksanaan di bawah.
17. Lain-lain
 Penggunaan bahan yang belum tertuang dalam pasal ini agar menyesuaikan
penggunaannya dan sesuai gambar dan dapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan/
Pengawas Kegiatan.
Spesifikasi Teknis

 Semua bahan-bahan perlengkapan yang akan dipergunakan pada bangunan ini


sebelumnya harus setelah diperiksa dan diterima oleh Direksi Pekerjaan/ Pengawas
Kegiatan.
 Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat bahan tersebut akan ditolak
atau dikeluarkan atas perintah Pengawas Kegiatan setelah 2x24 jam dengan segala resiko
oleh Penyedia jasa.
 Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan maka biaya pemeriksaan
ditanggung oleh Penyedia jasa.
 Persyaratan bahan-bahan yang belum tertuang didalam RKS dan ada dalam gambar,
sebelum bahan tersebut didatangkan di lokasi kegiatan agar terlebih dahulu
dikoordinasikan dengan Direksi Pekerjaan/ Pengawas Kegiatan.

1
PASAL 5. AIR KERJA

Penyedia jasa harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan bangunan, baik dengan
sumur pompa atau cara-cara lain yang memenuhi syarat, tidak diperkenankan memakai air rawa
atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan/Pengawas Kegiatan.
Air yang dipakai sebagai pencampur adukan beton harus memenuhi syarat-syarat PUBI 1982.

PASAL 6. KETENTUAN PELAKSANAAN K3

6.1. KETENTUAN ADMINISTRASI


a. Kewajiban umum
Kewajiban umum di sini dimaksudkan kewajiban umum bagi perusahaan Penyedia Jasa
Konstruksi, yaitu :
1) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan,
lingkungan kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja
terlindungi dari resiko kecelakaan.
2) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain
yang akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja,
selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
3) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja
tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
4) Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di dalam
organisasi Penyedia Jasa, bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang
dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya kecelakaan.
5) Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan
keahlian, umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya.
6) Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga kerja telah
diberi petunjuk terhadap bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha
pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang papan-papan
Spesifikasi Teknis

pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan yang


dipandang perlu.
7) Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua
tempat kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan
cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
8) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan
keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

6.2. ORGANISASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


Penyedia Jasa Konstruksi harus menugaskan secara khusus Ahli K3 dan tenaga K3 untuk
setiap proyek yang dilaksanakan. Tenaga K3 tersebut harus masuk dalam struktur

1
organisasi pelaksanaan konstruksi setiap proyek, dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja harus bekerja secara penuh (full-time) untuk
mengurus dan menyelenggarakan keselamatan dan kesehatan kerja.
2) Pengurus dan Penyedia Jasa yang mengelola pekerjaan dengan mempekerjakan pekerja
dengan jumlah minimal 100 orang atau kondisi dari sifat proyek memang memerlukan,
diwajibkan membentuk unit pembina K3.
3) Panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja tersebut ini merupakan unit struktural
dari organisasi penyedia jasa yang dikelola oleh pengurus atau penyedia jasa.
4) Petugas keselamatan dan kesehatan kerja tersebut bersama-sama dengan panitia
pembina keselamatan kerja ini bekerja sebaik-baiknya, dibawah koordinasi pengurus
atau Penyedia Jasa, serta bertanggung jawab kepada pemimpin proyek.
5) Penyedia jasa harus mekukan hal-hal sebagai berikut :
 Memberikan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja fasilitas-fasilitas
dalam melaksanakan tugas mereka.
 Berkonsultasi dengan panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja dalam segala
hal yang berhubungan dengan keselamatan dan kesehatan kerja dalam proyek.
 Mengambil langkah-langkah praktis untuk memberi efek pada rekomendasi dari
panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja.
6) Jika 2 (dua) atau lebih Penyedia Jasa bergabung dalam suatu proyek mereka harus
bekerja sama membentuk kegiatan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja.

6.3. LAPORAN KECELAKAAN


Salah satu tugas pelaksana K3 adalah melakukan pencatatan atas kejadian yang terkait
dengan K3, dimana :
1) Setiap kejadian kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada
Instansi yang terkait.
2) Laporan tersebut harus meliputi statistik yang akan menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
a. Menunjukkan catatan kecelakaan dari setiap kegiatan kerja, pekerja masing-masing.
b. Menunjukkan gambaran kecelakaan-kecelakaan dan sebab-sebabnya.
Spesifikasi Teknis

6.4. KESELAMATAN KERJA DAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA


KECELAKAAN
Organisasi untuk keadaan darurat dan pertolongan pertama pada kecelakaan harus dibuat
sebelumnya untuk setiap proyek yang meliputi seluruh pegawai/petugas pertolongan
pertama pada kecelakaan dan peralatan, alat-alat komunikasi dan alat-alat lain serta jalur
transportasi, dimana :
a. Tenaga kerja harus diperiksa kesehatannya.
 Sebelum atau beberapa saat setelah memasuki masa kerja pertama kali (pemeriksaan
kesehatan sebelum masuk kerja dengan penekanan pada kesehatan fisik dan
kesehatan individu),
 Secara berkala, sesuai dengan risiko-risiko yang ada pada pekerjaan tersebut.

1
b. Tenaga kerja di bawah umur 17 tahun harus mendapat pengawasan kesehatan khusus,
meliputi pemeriksaan kembali atas kesehatannya secara teratur.
c. Data yang diperoleh dari pemeriksaan kesehatan harus dicatat dan disimpan untuk
referensi.
d. Pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan atau penyakit yang tiba-tiba, harus
dilakukan oleh Dokter, Juru Rawat atau seorang yang terdidik dalam pertolongan
pertama pada kecelakaan (PPPK).
e. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan yang memadai, harus disediakan di tempat kerja
dan dijaga agar tidak dikotori oleh debu, kelembaban udara dan lain-lain.
f. Alat-alat PPPK atau kotak obat-obatan harus berisi paling sedikit dengan obat untuk
kompres, perban, antiseptik, plester, gunting dan perlengkapan gigitan ular.
g. Alat-alat PPPK dan kotak obat-obatan harus tidak berisi benda-benda lain selain alat-
alat PPPK yang diperlukan dalam keadaan darurat.
h. Jika tenaga kerja dipekerjakan di tempat-tempat yang menyebabkan adanya risiko
tenggelam atau keracunan, alat-alat penyelematan harus selalu tersedia di dekat tempat
mereka bekerja.
i. Persiapan-persiapan harus dilakukan untuk memungkinkan mengangkut dengan cepat,
jika diperlukan untuk petugas yang sakit atau mengalami kecelakaan ke rumah sakit
atau tempat berobat lainnya.
j. Petunjuk/informasi harus diumumkan/ditempel di tempat yang baik dan strategis yang
memberitahukan antara lain :
 Tempat yang terdekat dengan kotak obat-obatan, alat-alat PPPK, ruang PPPK,
ambulans, tandu untuk orang sakit, dan tempat dimana dapat dicari petugas K3.
 Tempat telepon terdekat untuk menelepon/memanggil ambulans, nomor telepon dan
nama orang yang bertugas dan lain-lain.
 Nama, alamat, nomor telepon Dokter, rumah sakit dan tempat penolong yang dapat
segera dihubungi dalam keadaan darurat.

6.5. PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA


Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk melindungi pekerja dalam melaksanakan
tugasnya antara lain sebagai berikut :
a. Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama
mengoperasikan atau memelihara AMP.
Spesifikasi Teknis

b. Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
c. Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi
pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
d. Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah tertutup
rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
e. Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan
sebagainya.
f. Penutup telinga, diperlukan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan alat yang mengeluarkan suara yang keras/bising, misalnya pemadatan tanah

1
dengan stamper dan sebagainya.

PASAL 7. PELAPORAN DAN DOKUMENTASI

(1) Sebelum pekerjaan dimulai, pihak Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar kerja ( soft
drawing ) sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan soft drawing harus disetujui oleh
direksi.
(2) Laporan Harian disiapkan Penyedia Jasa dan dibuat bersama oleh Pelaksana serta diketahui
oleh Koordinator Pengawas Lapangan.
(3) Laporan Prestasi pekerjaan dua mingguan dibuat oleh Penyedia Jasa dan diketahui oleh
Koordinator Pengawas Lapangan sesuai dengan form yang telah ditentukan.
(4) Penilaian prestasi pekerjaan atas dasar pekerjaan yang telah diselesaikan, tidak termasuk
bahan-bahan yang telah didatangkan dan tidak atas dasar besarnya biaya yang telah
dikeluarkan oleh Penyedia Jasa.
(5) Foto dokumentasi berwarna sebagai laporan visual pelaksanaan pekerjaan disusun dalam
album laporan visual (fisik 0% ,50 %, 100%). Pengambilan foto dokumentasi pekerjaan
harus pada satu titik pengambilan sehingga dapat diketahui kondisi sebelum, pada waktu,
serta sesudah pekerjaan dilaksanakan.
(6) As Build Drawing di buat diatas kertas ukuran A3 dijilid rapi dan dibukukan serta berisi :
a. Gambar pelaksanaan dan perubahannya.
b. Volume/ukuran komponen pekerjaan yang dilaksanakan.
c. As Build Drawing ini dipakai sebagai syarat kelengkapan dalam serah terima pertama
pekerjaan.

PASAL 8. LAIN-LAIN

(1) Tata cara penyelenggaraan pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana secara
umum harus mengacu syarat-syarat dalam RKS maupun perubahan-perubahan dan atau
tambahan-tambahannya dalam Berita Acara Aanwijzing serta Gambar Kerja dan atau
gambar-gambar perubahan dan tambahan yang telah disetujui Pengawas/Pejabat Pembuat
Komitmen.
Spesifikasi Teknis

(2) Di samping itu ketentuan lain mengenai tambahan atau pengurangan yang timbul dalam
pelaksanaan akan diatur dan dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi Proyek atau Pengawas
baik sebelum maupun selama pekerjaan berlangsung.
(3) Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan ketidakjelasan, ketidak
sesuaian baik ukuran maupun item-item pekerjaan lainnya yaitu :
a. Pada Gambar Kerja dengan detail gambarnya, maka yang mengikat adalah gambar yang
skalanya lebih kecil.
b. Antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, maka yang berlaku adalah Spesifikasi
Teknis.
c. Bila pada Gambar Kerja tertulis, sedang dalam Spesifikasi Teknis tidak disebutkan, maka
Gambar Kerja yang mengikat.

1
d. Bila dalam Spesifikasi Teknis disebutkan, sedang dalam Gambar Kerja tidak dituliskan,
maka yang mengikat adalah Spesifikasi Teknis.
(4) Penentuan bagian yang mengikat/berlaku diatas harus mendapatkan persetujuan Pengawas/
Direksi Proyek sebelum dilaksanakan.
(5) Papan Nama Proyek lengkap dengan tulisan.
(6) Selama berlangsungnya pekerjaan, Rekanan/Penyedia jasa dapat menjaga lingkungan agar
tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
(7) Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat-tempat pekerjaan atau lahan sekitar yang
disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Rekanan/Penyedia Jasa.
Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan Rekanan/Penyedia Jasa bisa minta ijin kepada
pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi pemakaian jalan menuju lokasi
ataupun lahan sekitar yang diperlukan.
(8) Tempat pekerjaan akan diserahkan kepada Rekanan/Penyedia Jasa dalam keadaan seperti
pada saat penjelasan (aanwijzing) di lapangan atau peninjauan lapangan.
(9) Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan
kerja dan tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko
kecelakaan.
(10) Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain yang
akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya
barang-barang tersebut harus dapat dipergunakan secara aman.
(11) Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja
tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
(12) Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka penyelenggaraan keselamatan
dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
(13) Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Rekanan/Penyedia Jasa harus berkonsultasi
dengan Pengawas atau Direksi Proyek.
(14) Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB ternyata
terdapat kekurangan, maka kekurangannya tersebut dapat ditambahkan menurut pos-posnya
masing-masing dengan cara menambah huruf alpabet pada nomor terakhir dari pos yang
bersangkutan, misalnya pos persiapan nomor terakhir 4, maka penambahannya tidak nomor
5, tetapi nomor 4a, 4b, 4c dan seterusnya.
(15) Contoh BQ yang diberikan, volume mengikat, Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti
apabila terdapat ketidaksamaam antara gambar dan BQ yang diberikan.
Spesifikasi Teknis

(16) Surat permintaan ijin bangunan dari pihak Proyek, sedang pengurusannya ke kantor/Kota
diserahkan kepada pihak Penyedia Jasa Konstruksi.
(17) Besarnya ijin bangunan Penyedia Jasa Konstruksi supaya menghubungi kantor pemerintah
setempat, pembiayaan yang timbul untuk pengurusan IMB menjadi beban Penyedia Jasa
Konstruksi.
(18) Penggunaan bahan hendaknya di sesuaikan dengan RAB penawaran, sesuai standart mutu
yang telah di tetapkan.
(19) Sebelum dipakai/dipasang bahan bangunan yang akan dipergunakan harus telah diperiksa
dan mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa atau Pejabat Pembuat Komitmen.
(20) Pemakaian bahan bangunan yang tidak sesuai akan ditolak dan dikembalikan yang kemudian
menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

1
(21) Bila perlu pemeriksaan laboratorium bahan bangunan segala biaya pemeriksaan tersebut
menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
(22) Apabila terdapat pekerjaan yang tidak sesuai antara gambar dengan kondisi di lapangan
maka penyedia jasa harus segera melaporkan kepada pengguna jasa/Pejabat Pembuat
Komitmen untuk mendapatkan penjelasan-penjelasan lanjutan.
(23) Semua jenis material yang tidak tercantum dalam Spesifikasi Teknis terlebih dahulu harus
seijin Pengawas/Direksi Proyek/ dalam penggunaannya.
(24) Hal-hal yang bersifat teknis yang belum atau tidak dapat dijabarkan dan diuraikan dalam
syarat-syarat teknis, maka Rekanan/Penyedia Jasa harus berpedoman pada Gambar Kerja
yang merupakan satu kesatuan dengan Spesifikasi ini.
(25) Pekerjaan baru bisa di terima setelah pekerjaan selesai secara keseluruhan termasuk
kebersihan lingkungan.

Demak, 07 September 2012


CV. ASKAR BINA RUKMALIA

RUKHUL KHUMAENI
Direktur

Anda mungkin juga menyukai