Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.   Latar Belakang
Dilihat dari era globalisasi sekarang masyarakat berusaha untuk terus
meningkatkan kemampuannya dalam rangka mencapai tujuan yang hendak dicapai,
dengan menggunakan waktu yang seefektif dan seefisien mungkin dan dengan biaya
yang relatif murah. Koperasi merupakan badan usaha dalam rangka membangun
ekonomi rakyat berdasarkan asas kekeluargaan. Di lihat dari sejarah, koperasi
dilahirkan sebagai usaha yang berperan dalam memajukan kepentingan perekonomian
anggota koperasi tersebut. Dalam koperasi anggota sebagai pemilik dan pelanggan
mempunyai posisi kekuasaan yang tertinggi, mereka mendirikan dan mengembangkan
perusahaan koperasi untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya.
Pertumbuhan koperasi relatif mengalami kemunduran yang mana salah satu
penyebabnya adalah konsep pengembangan strategi dalam koperasi untuk dapat
merespon persaingan dan pasar yang terus berkembang dengan cepat. Perkembangan
yang cenderung liberalisme membuat koperasi semakin sulit untuk tumbuh lebih
maju dalam persaingannya. Permasalahannya yang penting adalah dimana koperasi
yang didirikan benar-benar dibutuhkan dan dapat memberikan pelayanan kepada para
anggota dan masyarakat sekitar, dan menjadikan hidup anggota menjadi lebih baik.
Dengan demikian dalam memajukan koperasi, diperlukannya kerja sama atas semua
unsur-unsur koperasi dengan sesuai fungsi-fungsi dari unsur-unsur tersebut.

2.   Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas manajemen
koperasi, selain dari itu juga untuk di persentasikan dan di diskusikan bersama teman-
teman mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Manajemen Produksi Koperasi


Koperasi produksi (productive cooperative) ; pada mulanya koperasi jenis ini
didirikan oleh sejumlah pekerja pabrik atau pengusaha kecil sejenis dalam lapangan
produksi bersama dengan tujuan agar tiap pekerjaan memperoleh hasil yang sepadan
dengan jerih payahnya atau keahliannya. Didefinisikan sebagai suatu perusahaan yang
dimiliki oleh para pekerjanya. Anggota dari koperasi ini adalah para pekerja yang
secara bersama-sama memproduksi produk tertentu di koperasinya, kemudian produk
tersebut dijual ke pasaran umum untuk memenuhi pesanan para pelanggan.
Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan
sesuatu barang dan jasa, untuk kegiatan tersebut dibutuhkan faktor-faktor produksi
yang dalam ilmu ekonomi berupa tanah, modal, tenaga kerja, dan skill. Dari
pengertian tersebut maka apabila terdapat barang dan jasa yang diolah untuk
menambah faedah atau kegunaan bentuk, kegunaan waktu, maupun kegunaan tempat
dengan tersebut menggunakan faktor-faktor produksi untuk memenuhi kebutuhan
manusia, maka barang dan jasa tersebut dapat disebut hasil produksi.

Pada umumnya, kegiatan untuk meningkatkan kegunaan suatu barang atau jasa
tidak dapat dilakukan sendiri melainkan dilakukan bersama-sama dengan orang lain,
maka kegiatan produksi memerlukan manajer kegiatan manajemen ini dibutuhkan
untuk mengatur dan saling mengkombinasikan faktor-faktor produksi guna
meningkatkan kegunaan suatu barang atau jasa melalui skill. Tujuan dari manajemen
produksi adalah memproduksi atau mengatur produksi pada barang-barang dan jasa
dalam jumlah, kualitas, harga , waktu dan tempat, tertentu sesuai dengan kebutuhan
konsumen.

Untuk mencapai manajemen produksi tersebut maka harus dilakukan fungsi-fungsi


atau tugas–tugas perencanaan dan pengendalian di bidang produksi. Pelaksanaan
fungsi-fungsi tersebut tentunya akan berhubungan dengan pengaturan interaksi antara
faktor-faktor input di dalam proses produksi maupun dalam proses pengambilan
keputusan di bidang produksi.

Manager produksi pada hakikatnya harus melakukan tiga fungsi yaitu :


1. Forecasting (peramalan)
2. Planning (perencanaan)
3. Controling( pengawasan)

Tugas perencanaan biasanya dimulai dengan kegiatan peramalan yaitu perkiraan apa
yang nantinya akan terjadi dimasa depan, terutama yang berkaitan dengan permintaan
dan penawaran bahan serta perkiraan terhadap kemajuan dan perkembangan
teknologi. Tujuan dan peramalan atau perkiraan produksi adalah :

1. Untuk dasar pembuatan budget

2. Meminimumkan persediaan barang jadi

3. Memanfaatkan fasilitas pabrik sebaik-baiknya untuk memproduksikan jenis


produksi dalam jumlah yang menguntungkan

4 .Meminimumkan investasi modal pada peralatan

5. Menstabilkan kesempatan kerja sehingga tidak terdapat pertentangan antara


manajer dengan karyawan.

Dengan adanya peramalan maka kita dapat menyusun perencanaan kegiatan


untuk melakukan proses produksi sesuai dengan perkembangan situasi di masa depan.
Adapun rencana yang harus disusun di dalam bidang produksi terdiri dari:

1. Perencanaan tentang pabrik (letak pabrik, luas pabrik, bentuk pabrik )


2. Manufacturing planning (route aliran proses produksi, metode kerja ,
alat-alat pembantu)
3. Production planning (desain baru, pola produksi, skedul ptoduksi)

Perencanaan yang disusun tidak akan berhasil apabila tidak diikuti dengan
pengawasan. Bahkan lebih dari itu perencanaan itu sendiri harus digunakan sebagai
alat untuk mengawasi kegiatan-kegiatan. Pengawasan pada dasarnya adalah
pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan apakah telah terlaksana sesuai dengan
rencana atau tidak. Penggunaan perencanaan dan pengawasan secara bersama inilah
yang disebut pengendalian, yang merupakan fungsi ke tiga dari manajer produksi.
A. Budget Produksi

Faktor-faktor yang mempengaruhi budget produksi adalah:

1. rencana penjualan yang tertuang dalam budget penjualan, khususnya rencana


tentang jenis dan jumlah barang yang dijual dari waktu ke waktu selama periode
yang akan datang
2. kapasitas mesin dan peralatan produksi yang tersedia serta kemungkinan
perluasannya diwaktu yang akan datang
3. tenaga kerja yang tersedia baik jumlahnya maupun keterampilan dan keahliannya,
serta kemungkinan perkembangan diwaktu yang akan datang

4. modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan penambahannya diwaktu


yang akan datang

5 .fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan

6 .luas perusahaan yaang optimal, yaitu kapasitas produksi yang memberikan biaya
produksi rata-rata per unit yang paling rendah

7 . kebijaksanaan perusahaan di bidang persediaan barang jadi yang juga dipengaruhi


oleh:

a. fluktuasi penjualan dari waktu ke waktu selain periode yang akan datang

b. fasilitas tempat penyimpanan yang tersedia

c. resiko kerugian yang timbul dalam rangka penyimpanan

d. tingkat perputaran persediaan barang jadi diwaktu yang lalu

e. lamanya waktu yang diperlukan untuk memproses bahan mentah hingga menjadi
barang jadi

f. modal kerja yang dimiliki perusahaan

8 .kebijaksanaan perusahaan dalam rangka menetapkan pola produksi selama periode


yang akan datang.
Dalam praktek kehidupan perusahaan dalam kaitannya dengan penyusunan budget
produksi sering ditetapkan suatu kebijaksanaan tertentu khususnya tentang hubungan
antara tingkat persediaan barang yaitu sebagai berikut:

a. kebijaksanaan yang mengutamakan stabilitas tingkat produksi dengan tingkat


persediaan barang yang dibiarkan menganbang

b. kebijaksanaan yang mengutamakan pengendalian tingkat persediaan barang


dengan tingkat produksi yang dibiarkan mengambang

c. kebijaksanaan yang merupakan kombinasi dari dua kebijaksanaan yang


disebut terdahulu, dimana tingkat produksi maupun tingkat persediaan sama-sama
berubah dalam batas-batas tertentu

B. Penyusunan bahan produksi

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam rangka penyusunan bahan produksi


adalah:

1. Penentuan periode waktu yang akan di pergunakan sebagai dasar penyusunan


budget produksi oleh bagian produksi .

2. Penentuan jumlah satuan fisik barang yang harus diproduksi dengan


mempertimbangkan budget penjualan

3. Penentuan waktu pembuatan barang

4. Penentuan lokasi pembuatan barang

5. Penetuan urutan-urutan proses produksi

6. Penentuan standar pemakaian fasilitas produksi agar tercapai tujuan efensiensi

7. Penyusunan program pemakaian bahan baku, tenaga kerja dan peralatan

8. Menyusun standar biaya produksi

9. Tindakan korektif bila diperlukan

Jangka waktu produksi serta jumlah produk jadi yang akan diproduksi seperti,
fasilitas produksi, pergudangan, stabilitas tenaga kerja, stabilitas bahan baku dan
modal yang dimiliki. Kemudian karena budget produksi berkaitan dengan menentukan
besar kecilnya persediaan adalah daya tahan produk yang akan disimpan, sifat
penawaran bahan baku, biaya-biaya produk yang akan disimpan, sifat penawaran
bahan baku, biaya-biaya yang mungkin timbul sehubungan dengan penyimpanan
barang dan besar kecilnya modal kerja yang tersedia dan resiko yang mungkin harus
dipikul.

2.    Pengadaan barang


Pengadaan sangat penting bagi perusahaan, tingkat kepentingannya dapat dilihat dari
aspek keuangan, aspek barang, aspek tempat dan aspek harga.
A. Aspek Keuangan
Dengan manajemen pengadaan yang baik, biaya yang akan ditanggung organisasi atau
koperasi dapat ditekan serendah mungkin. Organisasi atau koperasi juga harus
mementingkan kualitas dari produk tersebut. Dengan berprinsip bahwa kebutuhan
barang suatu periode tercukupi, dengan kualitas pelayanan yang dikehendaki dan
dengan biaya semurah mungkin.
B. Aspek Barang
Pada saat tertentu beberapa jenis barang tertentu sangat dibutuhkan oleh konsumen
yang anggota atau non anggota koperasi dan barang tersebut tidak dapat digantikan
oleh barang lain. Barang itu tidak mempunyai substitusi sehingga koperasi harus
selalu menyediakan barang tersebut sampai kebutuhan anggota terpenuhi. Hal-hal
yang menjadi perhatian koperasi atau organisasi yang menyediakan produk tersebut
adalah masalah pembungkusan, penimangan, pengepakan, dan yang terpenting
masalah kualitas barang. Aspek barang merupakan hal yang sangat penting yang harus
tersedia dan harus disesuaikan dengan selera dan kebutuhan pelanggan. Bagian
pengadaan harus dapat mengatur jumlah barang dengan keperluan. Jika persediaan
barang berlebihan, maka akan mengalami resiko seperti : kehilangan, rusak, dan
sebagainya.
C. Aspek Tempat
Koperasi dituntut untuk beranggapan bahwa konsumen tidak mau bersusah payah
dalam mendapatkan barang yang diinginkan. Oleh karena itu, barang- barang yang
dibutuhkan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan lokasi konsumen berada.
Koperasi juga harus mempertimbangkan masalah pesaing. Sehingga koperasi harus
berasumsi bahwa para pesaing membawa barang yang dijual ketempat dia berada. Bila
dilihat dari sisi anggota, mereka menginginkan mendapatkan barang yang dibutuhkan
dengan pengorbanan sekecil mungkin. Pengorbanan tersebut dapat berupa waktu,
tenaga, dan biaya. Pengorbanan yang berwujud waktu adalah para anggota dapat
memperoleh barang yang diinginkan secepat mungkin karena akan digunakan.
Pengorbanan berupa tenaga, dengan tenaga yang sekecil mungkin sudah dapat
memperoleh barang yang dibutuhkan. Sedangkan pengorbanan yang berwujud biaya
adalah anggota atau konsumen dapat memperoleh barang kebutuhan tanpa ongkos.
Koperasi harus menyediakan barang kebutuhan konsumen di tempat yang strategis,
yaitu mendekati lokasi konsumen.
D. Aspek Harga
koperasi harus berusaha menyediakan barang atau produk dengan harga yang pantas
dan dengan harga yang termurah sehingga dapat terjangkau oleh anggota. Harga yang
ditetapkan sudah dapat menutup harga pokok atau harga beli produk tersebut.
Koperasi memberikan potongan harga dari kuantitas. Faktor-faktor lain yang harus
dipertimbangkan adalah cara pembayaran, karena biasanya anggota jarang mempunyai
uang tunai yang cukup. Sehingga koperasi menyediakan cara pembayaran yang
dilakukan dengan kredit. Jadi pengadaan ditinjau dari aspek harga adalah koperasi
harus mampu menyediakan barang dengan harga “murah” dan dengan cara
pembayaran yang sesuai dengan kemampuan keuangan anggota.
Sehubungan dengan pengadaan barang yang dilakukan koperasi, maka
manajemen koperasi harus melakukan hal- hal berikut:
Ø  Menetapkan tingkat pelayanan yang optimal dari setiap aspek dan produk dengan
memberikan keseimbangan antara kepentingan penghematan dengan kebutuhan
anggota untuk memperoleh pelayanan.
Ø  Harus mampu mengelola pengadaan barang secara efektif, yaitu dengan tingkat
pelayanan tertentu sehingga biaya operasinya minimum.

3.   Pemilihan Asal, Jenis, Dan Jumlah Barang


A. Pemilihan Asal Barang
Menyelidiki asal-usul barang tersebut. Apakah barang tesebut dibeli langsung dari
pabrik atau dibeli dari agen penjualan atau melalui distributor yang ditunjuk. Manajer
harus mengetahui sumber barang yang paling murah. Jika tidak bisa membeli langsung
dari produsen, maka diusahakan memperpendek saluran distibusi sehingga dapat
menekan biaya. Koperasi harus berfungsi sebagai pedagang perantara dimana setiap
pos yang dilewati (sebagai distribusi barang) tentu ada biayanya. Jika saluran
diperpendek, koperasi dapat menghemat berbagai macam biaya.
B. Jenis Barang
Bagian pengadaan barang harus mengetahui secara persis barang yang ada karena di
pasar terdapat berbagai macam barang dengan kualitas dan jenis yang hampir sama. Di
sini masing-masing konsumen sering mengalami kesulitan dalam menentukan barang
mana yang akan dibeli dan yang memenuhi syarat. Keadaan ini mengharuskan petugas
bagian pengadaan untuk menguasai produk yang dikehendaki disamping memberikan
keterangan atau informasi tentang produk secara benar dan jujur kepada para anggota
koperasi.
C. Jumlah Barang
Bagian pengadaan barang selain harus mengetahui jenis dan asal produk juga harus
mengetahui jumlah barang yang sekiranya akan dikonsumsi oleh para anggota yang
benar-benar ingin berbelanja ke koperasi. Jadi koperasi harus tahu pangsa pasarnya,
dimana hal ini dapat ditempuh dengan cara-cara sebagai berikut :
1.   Mengetahui dinas-dinas yang terkait untuk menaksir jumlah kebutuhan yang ideal.
2.   Apabila mungkin dapat dilakukan penelitian atas jumlah tersebut, apakah sudah
ada yang disediakan oleh para pesaing. Dengan demikian, koperasi harus
menyediakan berapa banyak untuk masing-masing jenis barang.
Setelah beberapa aspek pandangan tentang pengadaan tersebut diketahui, akhirnya
dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.   Dilihat dari segi anggota, pengadaan oleh koperasi dapat dirasakan oleh anggota
melalui pelayanan yang baik kepada mereka. Hal ini akan berakibat kepada
efisiensi bagi individu anggota, terutama bagi anggota yang mempunyai usaha.
2.    Jika dilihat dari segi koperasi, maka dapat menghemat biaya sehingga harga jual
produk kepada anggota dapat lebih murah. Selain itu, pelayanan yang lain dapat
juga diberikan secara lebih baik kepada anggota. Disini anggota diharapkan untuk
lebih berpartisipasi kepada koperasi yang akan mengakibatkan peningkatan atas
Sisa Hasil Usaha koperasi.
4. Pengendalian Persediaan
Faktor kunci dalam mengelola produksi/operasi adalah pengendalian persediaan. fungsi
utama pengendalian persediaan adalah mengamankan dan menjaga jumlah optimal serta
jenis-jenis sumber daya fisik yang dibutuhkan oleh rencana strategik organisasi. Bagian
persediaan akan merasa senang dan tenang kalau jumlah persediaan barangnya sedikit.
Hal ini memang diharapkan karena beberapa alasan berikut :
1. Lebih mudah mengawasi.
2. Resiko hilang , rusak, dan ketinggalan mode akan lebih ringan atau lebih rendah.
3. Ruangan yang dipakai menyimpan barang lebih sedikit sehingga dapat menghemat
biaya, misalnya biaya perawatan, biaya gudang, dan biaya asuransi.
Dana yang diinvestasikan untuk barang yang jumlahnya sedikit, otomatis juga sedikit
sehingga dapat menghemat modal. Hal sebaliknya dapat terjadi bila dilihat dari sisi
bagian produksi atau bagian pemasaran. Bagian produksi menginginkan jumlah
persediaan bahan baku sebanyak mungkin dimana hal ini dimaksudkan untuk
mengantisipasi jika ada permintan akan produksi.

5.   Pembelian Paling Ekonomis


Keadaan paling ekonomis akan dapat dicapai apabila hal-hal berikut ini telah
dipertimbangkan :
1. Biaya perawatan di gudang
2. Biaya pemesanan
3. Harga beli per unit atau nilai barang per unit
4. Jumlah kebutuhan barang satu periode, misalnya kebutuhsn barang satu tahun.

6.   Pengawasan Persediaan
Disini sering terjadi ketidaksesuaian mengenai jumlah yang tertulis dalam catatan
dengan jumlah fisiknya, dimana hal ini biasa terjadi karena :
 Kesalahan hitung.
 Pencurian / kehilangan.
 Barang rusak ( harus ada bukti ).
 Susut / menguap karena sifat barang.
 Ada kebocoran tempat penyimpanan.
 Kesal terhadap Barang rusak ( harus ada bukti ).
 kesalahan menulis dan mencatat.
Jadi, tugas bagian pengawasan adalah memastikan hal-hal seperti seberapa luas
penyebabnya dan seberapa banyak tingkat keseringan atau frekuensi kejadian. Setelah
itu baru dilakukan tindakan penanganannya. Ditinjau dari segi lain maka pengawas
juga harus meneliti prosedur yang ada dan pelaksanaannya dimana prosedur
pemeriksaan adalah sebagai berikut :
1)    Waktu pengiriman seperti :
·      Meyakinkan bahwa barang yang dikirim itu benar.
·      Pembongkaran barang harus benar, baik caranya agar barang tidak rusak
2)    maupun jumlah dan jenisnya.
·      Mencocokkan dengan catatan dan dokumen yang menyertainya.
·      Apabila sudah cocok bubuhkan suatu tanda.
·      Laporan atau berita acara penerimaan barang harus segera diselesaikan
dengan prosedur yang ada.
3)    Pencatatan barang keluar harus sesuai dengan metode yang sudah disepakati.
Isilah kartu gudang dengan tertib dan benar.
4)    Pemeriksaan berkala secara rutin, baik terhadap catatan maupun barangnya secara
fisik dimana hal ini akan mempermudah pengawasan atau mencegah adanya
ketidaksesuaian.
5)    Pastikan bahwa fluktuasi barang atau mutasi persediaan harus didukung oleh
bukti-bukti yang benar dan lengkap.
6)    Tempatkan petugas yang mengetahui persis sifat-sifat barang yang disimpan dan
pilihlah karyawan yang berdedikasi tinggi serta mau melayani anggota dengan
sebaik-baiknya.
                                                                                           
7.   Pemberdayaan Usaha Kecil Termasuk Koperasi Kecil Dalam Pengadaan
Barang / Jasa
A.    Perluasan Peluang Usaha Kecil Termasuk Koperasi Kecil
Untuk meningkatkan pemberdayaan usaha kecil termasuk koperasi kecil setempat
dalam rangka pengadaan barang/ jasa instansi pemerintah, ditetapkan sebagai
berikut:
·   Setiap awal tahun anggaran, pengguna barang/jasa atau pejabat berwenang
lainnya wajib membuat rencana pengadaan barang/jasa sesuai dengan
keperluannya berdasarkan dana yang tersedia dan agar sebanyak mungkin
menyediakan paket-paket pekerjaan bagi usaha kecil termasuk koperasi kecil,
selanjutnya segera melaporkan kepada pimpinan instansinya, serta instansi
yang membidangi usaha kecil termasuk koperasi kecil disetiap kabupaten/kota.
·   Instansi yang membidangi saham kecil di setiap kabupaten/kota wajib
menghimpun laporan rencana pengadaan barang/jasa instansi pemerintah di
wilayahnya dan menyusun direktori peluang bagi usaha kecil termasuk
koperasi kecil, serta memantau pelaksanaannya berdasarkan pedoman teknis
dari Menteri yang membidangi usaha kecil.
BAB III
PENUTUP

1.   Kesimpulan
Melihat dari uraian-uraian di atas maka dapat kita tarik beberapa kesimpulan bahwa
letak kaitan Unsur-unsur manajemen dengan alat koperasi adalah sangat berhubungan,
dimana setiap bagian dari fungsi manajemen merupakn suatu roda yang
menggerakkan bagian dari alat alat tersebut. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana peran
fungsi manajemen dalam memberikan kontribusi pada alat kopersi, yaitu:
1. Planning.
2. Organizing.
3. Directing.
4. Coodinating.
5. Controlling.
Dan dari kesemua itu sangat berpengaruh untuk alat-alat koperasi, misal :
1. BPP (Badan Pengawas dan pemeriksa) : sangat memerlukan evaluasi dan
pengawasan, dimana dengan adanya pengawasan serta evaluasi tersebut dapat
membuat koperasi terkendali dengan baik serta memberikan perkembangan bagi
koperasi.
2. Manajer : Manajer dalam hal ini adalah sebagai penggerakan untuk bekerja
dalam memajukan koperasi, karena peran manajer adalah sebagai actuating.
Jadi, untuk mewujudkan itu semua tentu harus memiliki planning yang efektif
sehingga dapat tercapai point-point diatas tersebut. Dan pada intinya Alat koperasi ini
sangatlah berpengaruh bagi unsur-unsur manajemen karena manajemen adalah sebuah
penggeraknya untuk mensukseskan koperasi.
Daftar Pustaka

Depatemen Koperasi Direktorat Bina Penyuluhan Koperasi. 1983. Pengetahuan


Perkoperasian. Jakarta : Koperasi Indonesia.
Handout-manajemen-koperasi-jilid-1.docx
http://www.academia.edu/4790596/11._Manajemen_Koperasi
http://nurnorani.blogspot.com/2013/01/manajemen-koperasi.html
http://wawanhariskurnia.blogspot.com/2012/12/manajemen-pengadaan-produksi-koperasi.html
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/196302211987032-
NETI_BUDIWATI/KONSEP_DASAR_PERKOPERASIAN.pdf

Anda mungkin juga menyukai