Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam

kehidupan kita, karena pendidikan adalah suatu upaya yang dilakukan secara

sadar dan terencana untuk mencerdeaskan kehidupan bangsa.

Mengembangkan manusia Indonesia sepenuhnya aga menjadi manusia dan

peribadi yang berilmu, beriman, cerdas, kreatif, mandiri dan bertanggung

jawab.

Pemerintah terus melakukan upaya agar memperoleh lulusan yang

berkualitas, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan tuntutan kerja saat ini.

Upaya-upaya pemerintah tersebut meliputi penyediaan sarana dan prasaran

penunjang pendidikan, perubahan kurikulum, dan prasarana penunjang

pendidikan, sampai dengan pelatihan guru-guru tentang pembeharuan model

pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Model

pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran yang melibatkan

siswa secara langsung dan aktif dalam proses belajar mengajar. Melaului

pembeharuan pembelajaran khususnya pembelajaran matematika diharapkan

tercipta suasana belajar yang efektif dan menyenangkan bagi siswa karena

siswa ikut aktif didalam pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi untuk

pembelajaran semua mata pelajaran khususnya rumus-rumus dalam pelajaran

Matematika.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

daya piker manusia, dengan kemampuan berfikir logis, sistematis, kritis dan

kreatif dalam peruses pembelajaran. Dimana pelajaran matematika juga

merupakan mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional.

Menajar, inilah kata kunci yang sangat mempengaruhi keberhasilan

sebuah peruses pendidikan, dan mengajar pulalah yang mendapat keritik

keras dari Paulo Preire dengan model “pembelajran pasif” yakni guru

menerangkan, murid mendengarkan, guru mendiktekan, murid mencatat, guru

bertanya, murid mejawab, dan seterusnya. Model seperti ini merupakan salah

satu bentuk penindasan terhadap siswa , karena menghambat kreativitas dan

pengembangan potensi mereka”, (Dede Rosyada,2004:89)

Mengajar harus berbasis pada siswa, guru hanya mengambil

perancang untuk member peluan pada siswa-siswanya mengembangkan

aktifitas belajar serta mengekplorasi berbagai pengalaman baru untuk

mencapai kompetensi yang diidealkan.

Kenyataan yang terjadi dalam proses belajar mengajar di sekolah,

peran guru sangat dominan dan siswa kurang dilibatkan dalam peruses belajar

mengajar. Akibat perlakuan seperti ini, siswa kurang memiliki semangat

untuk belajar dam mereka meilih diam sambil memperhatikan penjelasan

guru walaupun sebenarnya mereka sangat bosen dengan kenyataan seperti itu,

bahkan yang lebih parah lagi adalah siswa-siswa yang tidak berminat untuk

memperhatikan pelajaran kemungkinan akan melakukan aktifitas lain yang


bias menggangg konsentrasi siswa lainnya bahkan konsentrasi gurupun akan

terpecah, apabila dalam pelajaran Matematika.

Keadaan seperti diatas sebenarnya bisa diatasi, apabila guru bisa

menerapkan inovasi model mengajar yang manarik dan melibatkan semua

siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajran yang berlangsung,

sehingga nantinya mereka akan mengikuti setiap peruses dengan baik.

Banyak factor yang menjadi penyebab rendahnya perestasi belajar

siswa, terutama dalam peruses belajar megnajar, selama peruses delajar

berlangsung, siswa kurang aktif didalamny. Hal ini ditandai dari respon siswa

pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, misalnya: banyak siswa

yang mengantuk, malas, tidak senang belajar, atau melakukan aktifitas yang

lain yang tidak diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Hal inilah yang

mengakibatkan prestasi belajar siswa kurang.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah

tersebut diatas adalah dengan menggunakan metode Make A Match dalam

belajar Matematika. Dalam penggunaan metode make a match dimana siswa

melakukan aktifitas bersama teman sekelasnya untuk mencari pasangan soal

atau jawaban dan mendiskusikan permasalah tersebut bersama-sama.

Uraian diatas tersebut mendorong penulis berkeinginan untuk

melakukan penelitian mengenai pengaru metode Make a match terhadap

perestasi belajar matematika peserta didik. Dalam hal ini penerapan metode

Make a match lebih ditekankan kepada kemampuan siswa dalam memahami

dan menyelesaikan soal dengan konsep make a match.


Penerapan model ini, diharapkan aktifitas siswa pada saat proses

belajar mengajar minimal kategori aktif, semangat dan prestasi belajar siswa

meningkat, sehingga tidak ada lagi siswa yang malas, tidak senang belajar,

mengantuk dan kegiatan lain yang tidak diharapkan dalam kegiatan belajar

mengajar.

Bertolak dari permasalahan an hail penelitian tersebut diatas serta

tuntunan untuk melakukan penelitian, maka penulir tertarik dan merasa perlu

untuk mengadakan penelitian, dengan judul “Pengaruh Metode Make

Amatch Terhadap Prestasi Belajar Matematika Peserta Didik Kelas X

MA NW Ma’arif Riyadul Falah Aik Perapa Tahun Pelajaran 2015/2016

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

masalahnya sebagai berikut : “Apakah ada pengaruh metode Make a match

terhadap prestasi belajar matematika peserta didik kelas X MA NW Ma’arif

Riyadul Falah?”

1.3. Batasan Masalah

1) Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X A dan XB

MA NW Ma’arif Riyadul Falah Tahun Pelajaran 2013/2014.

2) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 kelas X A dan XB MA

NW Ma’arif Riyadul Falah.


3) Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pengaru metode Make a match

terhdap prestasi belajar matematika peserta didik kelas X MA NW Sakra

Pada Materi bantuk pangkat aTahun Palajaran 2013/2014.

4) Materi pokok bentuk pangkat (Eksponen), dalam penelitian ini peneliti

membatasi materi pokok bentuk pangkat mejelaskan operasi

Penjumlahan dan pengurangan bentuk pangkat.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : untuk

mengaetahui apakah ada pengaruh Metode Make a Match terhdap Prestasi

Belajar Matematika peserta didik kelas X MA NW Ma’arif Riyadul Falah Aik

Perapa pokok bahasan eksponen tahun pelajaran 2015/2016.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat Penelitian Ini Adalah Bersifat Teoritis dan Peraktis

1.5.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

informasi bagi para ilmuan dibidang penelitian terutama terhadap

prestasi di sekolah. Hail penelitian ini dapat bermanfaat pada peneliti

berikutnya untuk meneliti lebih mendalam mengenai metode Make a

match.

1.5.2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pendidikan
1. Sebagai refrensi tambahan bagi pendidik dalam menentukan

metode mengajar.

2. Sebagai alternative bagi pendidik dalam menerapkan Make A

Match yang dapat mengaktifkan peserta didika dalam

mengembangkan pikiran dan gagasannya.

b. Bagi Peserta didik

1. Dapat dimaksimalkan potensi yang ada pada diri peserta didik

dalam peruses belajar, karena dengan metode Make A Match

peserta didik mempunyai kesempatan yang luas untuk aktif

menentukan cara penyelesaian masalah yang dihadapkan

kepadanya.

2. Dapat mengaktifkan peserta didik dalam peroses pembelajaran,

sehinggadiharpakn dapat meningkatkan kemampuan peserta

didik.

c. Bagi Sekolah

Sebagai informasi tambahan bagi sekolah dalam

menerapkan dan mengembangkan pengetahuan tentang model

pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik dalam proses

belajar mengajar.

d. Bagi Peneliti

Melalui hasil penelitian ini dapat dijadikan pengetahuan,

penagalaman dan perjalanan baru bagi peneliti guna dijadikan

studi banding pada masa yang akan datang.


1.6. Sistematika Pembahasan

Bab I Pendahuluan

1.1 latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Batasan Masalah

1.4 Tujuan Penelitian

1.5 Manfaat penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

1.5.2 Manfaat Praktis

1.6 Sistimateika Pembahasan

1.7 Perumusan Hipotesis (Jika ada)

Bab II Tinjauan Pustaka

2.1 Penegasan Pengertian Istilah

2.2 Penelitian yang Releven (Jika ada)

2.3 Landasan Teori

Bab III Metode Penelitian

3.1 Jenis Penelitian

3.2 Populasi dan Sampel

3.3 Data Penelitian

3.3.1. Jenis dan Sumber Data


3.3.2. Teknik Pengumpulan Data

3.4 Variable Penelitian

3.5 Analisis Data

3.6 Pengujian Hipotesis

Bab IV Hasil dan Pembahasan

4.1 Statistik Deskriptif Variable Penelitian

4.2 Hasil Pengujian Asumsi

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Bab V Simpulan

5.1 Simpulan

5.2 Saran
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penegasan Pengertian Istilah

Penegasan pengertian istilah dalam karya ilmiah yang berjudul

“Pengaru Metode Make A Match terhadap prestasi belajar matematika

peserta didik kelas X MA NW Ma’arif Riyadul Falah Aik Perapa pada

materi Eksponen Tahun Pelajaran 2015/2016”, didefinisikan untuk

memberikan pengertian dan pemahaman awal bagi para pembaca dari istilah

yang ada diataranya :

2.1.1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang timbul dari suatu seperti : orang,

benda, dan sebagainya yang berkekuatan.

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pengaruh adalah

daya yang ada atau stimbul akibat dari penerapan Metode Make A

Match terhadap prestasi belajar peserta didik.

2.1.2. Metode

Metode berasal dari bahasa Yunani “Methodos” yang berarti

cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,

Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan)

yang tersusun secara sistematis (wirdi). Maka metode menyebutkan

masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi

sasaran ilmu yang bersangkuta. Fungsi metode berarti sebagai alat

untuk mencapai tujuan.


2.1.3. Make A Match

Make A Match berasal dari bahsa inggris yang artinya

(Mencarai Pasangan, Mencocokkan atau Menjodohkan)

diperkenalkan oleh Lena Curran, pada tahun 1994. Pada metode ini

siswa diminta mencari pasangan dari kartu.

2.1.4. Prestasi

Prestasi adalah hasil dari berbagai upaya dan daya yang

tercermin dari partisipasi belajar yang dilakukan siswa dalam

mempelajarai materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.

2.1.5. Belajar

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses

belajar dapt ditunjukkan Dalam berbagai bentuk, seperti terjadi

perubahan pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan,

kebiasaan serta perubahan aspek-aspek yang ada pada diri individu

yang sedang belajar. Menurut (Caronbach), belajr adalah perubahan

perilaku seseorang sebagai hasil pengalaman.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Tinjauan Tentang Metode Make A Match

2.2.1.1. Pengertian Metode Make A Match

Make A Match (Mencari Pasangan) diperkenalkan

oleh Lena Curran, pada tahun 1994. Pada metode ini siswa

diminta mencari pasangan dari kartu. Tujuannya adalah


menciptakan belajra aktif dimana semua peserta didik ikut

serta dalam proses pembelajaran.

Jadi, Metode Make A Match pada hakikatnya adalah

suatu pengelolaan kegiatan belajar mengajar yang berfokus

pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses

pemerolehan prestasi belajar.

2.2.1.2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Make A Match

2.2.1.2.1. Keunggulan Metode Make A Match

Keunggulan metode Make A Match adalah:

1. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan

menyenangkan.

2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih

menarik perhatian siswa.

3. Mampu meningkatkan hasil belajar peserta

didik mencapai taraf ketuntasan.

2.2.1.2.2. Kelemahan Metode Make A Match

Disampaing memiliki keunggulan, metode Make

A Match juga memiliki kelemahan diantaranya:

1. diperlukan bimbingan dari guru untuk

melakukan kegiatan.

2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan

sampai peserta didik terlalu banyak bermain.


3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang

memadai.

2.2.1.2.3. Langkah langkah meetode Make A Match

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi

beberapa konsep atau topic yang cocok untuk

sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal

dan bagian lainnya kartu jawaban.

2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu.

3. Tiap siswa memikirkan jawaban atau soal dari

kartu yang dipegang.

4. Setiap siswa mencari pasangan yang

mempunyai kartu yang cocok dengan

kartunya (soal jawaban)

5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan

kartunya sebelum batas waktu diberika poin.

6. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar

tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari

sebelumnya.

7. Demikian strusnya.

8. Kesimpulan/penutup

2.2.2. Tinjauan Tentang Belajar

2.2.2.1. Pengertian Belajar


Belajar adalah suastu usaha yang dilakukan individu

untuk memperoleh suastu perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu

dalam intraksi dengan lingkungan menuru Hinztman,

belajra adalah suatu perubahan tingkah laku yang terjadi

dalam diri seseorang yang disebabkan oleh prolehan

perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil

dari proses belajar dapat ditujukan dalam berbagai bentu,

seperti terjadi perubahan pengetahuan, pemahaman, tingkah

laku, keterampilan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek

yang ada pada diri individu yang sedang belajar.

Menurut Gagne belajar adalah perubahan kemampuan

yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Sedangkan

menurut Skinner belajar adalah suatu proses penyusuaian

tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Setelah

belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan dan

sikap serta nilai (Mudjiono,2002:19).

Slameto (2003:2) menjelaskan bahwa belajar adalah

suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalan intraksi dengan

laingkungannya. Penjelasan ini didukung pula

(Hamalik,2001:28), yang menyatakan bahwa belajar


adalah oleh suatu proses perubahan tingkah laku melalui

intraksi antara individu dengan lingkungannya.

Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan, bahwa

belajar adalah suatu proses yang ditempuh oleh seseorang

untuk diarahkan kepada suatu tujuan yang diperoleh

melalui berbagai pengalaman. Proses ini dapat berupa

melihat, mengamati, mendengar, merasakan ataupun

memahami sesuatu yang dipelajarri.

2.2.3. Tujuan Tentang Prestasi Bbelajar

2.2.3.1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar

merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari

proses belajar. Menurut Nurkencana (1986:62) menjelaskan

bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau

diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan

bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang

mengakibatkan prubahan dalam diri individu sebagai hasil

yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai

hasil dari aktivitas dalam belajar.

Lebih lanjut Djamarah (1994:23) mejelaskan bahwa

prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-

kesan yang mengakibatkan perubahan dari individu sebagai


hasil dari aktivitas dalam belajar. Sedangkan menurut

Ginsting (2008 : 87) Prestasi beljar adalah hadil dari

berbagai upaya dan daya yang tercermin dari partisipasi

belajar yang dilakukan peserta didik dalam mempelajari

materi pelajaran yang di ajarkan oleh pendidik.

Dari beberapa pendapat para pakar diatas, dapat

disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang

dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses belajar

mengajar dalam jangka waktu tertentu yang dapat

menyebabkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil

dari aktivitas dalam belajar.

2.2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Faktor-faktor mpengaruhi prrestasi belajar peserta

didik tidak terlepas dari factor-faktor yang mempengaruhi

belajar peserta didik itu sendiri.

1. Faktor Internal Peserta Didik

Faktor internal adalah factor yang berasal dari diri

peserta didik, meliputi dua aspek yaitu:

1. Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah) yang

berupa kesehtan dan cacat tubuh.

2. Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniah)

Banyak factor yang mempengaruhi aspek

psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan


kuantitas belajar peserta didik. Berikut ada beberapa

factor-faktor psikologis (rohaniah) yang dipandang

lebih esensial yaitu:

a. Intelegensi (tingkat kecerdasan) peserta didik

Intelegensi atau tingkat kecerdasan peserta

didik sangat menentukan tingkat keberhasilan

belajar peserta didik. Semakin tinggi kemampuan

intelegesi seorang peserta didik maka semakin

besar peluangnya untuk memperoleh prestasi

yang lebih baik.

b. Sikap Peserta didik

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi

afektif berupa kecendrungan untuk mereaksi atau

merespon (response tendency) dengan cara yang

relalif tetap terhadap objek orang, barang dan

sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

Sikap (attitude) yang positif merupakan pertanda

awal yang baik bagi proses belàjar peserta didik.

Sedangkan sikap negatif yang diiringi dengan

kebencian pada pendidik dan mata pelajaran

akan menimbulkan kesulitan belajar peserta

didik.

c. Bakar Peserta Didik


Bakat (attitude) adalah kemampuan

potensial yang dirniliki seseorang untuk

mencapai keberhasilan pada masa yang akan

datang. Bakat sangat mempengaruhi tinggi

rendahnya prestasi belajar peserta didik dalam

bidangb idang studi tertentu.

d. Minat Peserta Didik

Minat (interest) merupakan kecenderungan

dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang

besar terhadap sesuatu. Minat sangat

mempengaruhi kualitas pencapaian prestasi

belajar peserta didik dalam bidang-bidang studi

tertentu.

e. Motivasi Peserta Didik

Motivasi adalah dorongan yang membuat

seseorang mau melakukan sesuatu. Motivasi

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi

intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Contoh

motivasi intrinsik peserta didik adalah perasaan

menyenangr materi dan kebutuhannya terhadap

materi tersebut. Sedangkan contoh motivasi

ekstrinsik dapat berupa pujianlhadiah,


peraturan/tata tertib sekolah, ataupun suli teladan

orang tua.

2. Faktor Eksternal Peserta Didik

Fàkfor eksternal adalah faktor yang berasal dan luar

diri peserta didik, yang terdiri atas dua macam yaitu:

1. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru,

para staf administrasi dan teman-teman sekelas

dapat mempengaruhi semangat belajar seorang

peserta didik.

2. Lingkungan Nasional

Factor-faktor yang termasuk lingkungan nasional

ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat

tinggal keluarga peserta didik dak letaknya, alat-alat

belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang

digunakan peserta didik. Factor-faktor ini dipandang

turut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta

didik.

2.2.4. Tinjauan Tentang Bentuk Pangkat (Eksponen)

2.2.4.1. Pengetian Bentuk Pangkat

 Pangkat Bulat Positif

Definisi:
Jika a suatu bilangan real dan n suatu bilangan bulat positif,

maka:

An = a x a x a..xa

(sebanyak n)

Dengan

- n dinamakan pangkat atau eksponen (diletakkan

disebelah kanan atas a)

- a dinamakan bilangan pokok (bilangan dasar atau basis)

- an dinamakan bilangan berpangkat dan dibaca “a

pangkat n” atau “a dipangkatkan n” atau pangkat ke-n

dari a”.

- a x a …x a (sampai dengan n suku) dinamakan hasil

perpangkatan.

 Sifat-sifat bilangan pangkat atau eksponen.

1. am x n = am+n

2. am : an = am-n, dengan a≠0 dan m > n

3. (am)n = am.n

4. (a x b)n = an x an

5. (a/b)m = am/bm, dengan b≠0

Pembuktian sifat 1 dan 4 :

Sifat I :
Jika a bilangan real dengan m dan n adalah

bilangan bulat positif, maka am x an = am+n

Bukti :

axaxaa...xa x bxbxbx
⏟ ⏟ ... xb
am x an =
[ nfaktor ][ nfaktor ]
axaxax ….. ax
=
mxn

= am + n

Sifat 4

Jika a dan b adalah bilangan real dan m adalah

bilagnan bulat positif, maka (a x b)n = an x bm

Bukti :


(axb) x(axb)x.... x(axb)
(a x b)n = nfaktor

(axaxax. .. xa )x(bxbxbx .. .xb)



= nfaktor

= an x bn

= an bn

 Fungsi eksponen

Definisi :
Fungsi eksponen dengan bilangan pokok atau basis “a”

adalah fungsi yang mempunyai bentuk :

f : x ax atau y = f(x) = ax , a > 0 dan a ≠ 1

disebut fungsi eksponen dengan daerah asal bilangan real.

 Persamaan Eksponen

Definisi :

Persamaan eksponen adalah sebuah persamaan yang

eksponennya mengandung peubah x dan tidak menutup

kemungkinan bilangan pokoknya juga tiga mengandung

peubah x.

Misalkan ada sebuah persamaan f(x) = 2”. Tentukan

nilai x apabila f(x)= 8!

Kita dapat menyelesaikannya dengan membentuk

adalah persamaan f(x) = 8 !

8 = xx atau 2x = 8 atau 2x = 23

Persamaan yang memuat bentuk eksponen disebut

persamaan eksponen. Persamaan eksponen dapat berbentuk

 af(x) = 1

 af(x) = ap

 af(x) = ag(x)
 af(x) = bf(x)

 af(x) = bg(x)

 [f(x)]f(x) = [f(x)]g(x)

A dan b dinamakan bilangan poko, a.b > 0 dan a,b ≠ 1. f(x)

dan g(x) adalah sebua fungsi aljabar.

Persamaan eksponen dapat diselesaikan dengan

menggunakan sifat-sifat persamaan eksponen. Sebainya kita

tinjau kembali bilangan pangkat (a)0.

Pengertian pangkat No

Untuk setiap a € bilangan real, maka : a0 = 1

Keteranga : untuk 00 tidak didefinisikan.

 Pertidaksamaan Eksponen

Jika af(x) > ag(x) maka : f (x) > g(x),>0

Contoh :

Himpunan bilangan real yang memenuhi pertidaksamaan

22x -2x-1 > 8

Jawaban :

2x2x – 2x-1 > 8

(2x)2 – 2(2x) – 8 > 0

(2x – 4)(2x + 2) > 0

x=2 (Pembuat nol)


 Pangkat Nol

Jika m, n bilangan positif dan m = n, maka am+n = a0

Definisi :

Untukk setiap a € bilangan real, maka : a0 = 1

Keeterangan : untuk 00 tidak didefinisikan.

 Pangkat Bulat Negatif

Definisi :

Jika a suatu bilangan real, a ≠ 0, dan n suatu bilangan bulat

positif : a-n = 1/an

 Penulisan Bilangan Dalam Bentuk Buku Atau Notasi

Ilmiah

 Notasi Ilmiah Bilangan Besar

Bilangan besar adalah bilangan yang lebih dari 10.

Notasi Ilmiah bilangan besar dinyatakan sebagai a x 10n

dengan 1≤ a < 10 dan n bilangan bulat positif (bilangan

asli). Pangkat n dapat diperoleh dari banyak pergeseran

koma decimal.

Contoh : 1. 50.000 = 5 x 10n

 Notasi Ilmiah Bilangan

Bilangan kecil adalah bilangan-bilangan yang berkisar

antara 0 dan 1, notasi ilmiah bilangan kecil dinyatakan

sebagai a x 10-n dengan 1 ≤ a < 10 dan n bilangan bulat


positif (bilangan asli). Pangkat n dapat diperoleh dari

banyak pergeseran kome desimal.

Contoh :

1. 0,067 = 6,7 x 10-2.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian merupakan penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian

suatu masalah. Tujuannya yaitu menemukan jawaban terhadap persoalan

yang signifikan, melalui penerapan presedur-presedur ilmiah.

Jenis penelitian ini adalah penelitian sekperimen, yaitu penelitian yang

dilaksanakan dengan sengaja memberikan suatu perlakuan tertentu kepada

subyek dan diikuti dengan pengukuran terhadap akibat dari perlakuan

tersebut (Arikunto, 2010:95), dengan pendekatan kuantitatif dapat

dilaksanakan juga sebagai penelitian deskriptif (Margo, 2010:105).

Penelitian kuantitatif biasanya digunakan untuk menguji suatu teori, untuk

mengujikan suastu fakta, untiuk memenliti populasi san sampel tertentu,

serta pengumpulan dan instrument peneliti dan analisis datanya bersifat

statistik.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian.

Penelitian ini dilksanakan pada kelas X MA NW Ma’arif Riyadul Falah Aik

Perapa kabupaten Lombok timur, dilaksanakan pada semester 1 Tahun

Pelajaran 2015/2016

3.3. Populasi Sampel

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,

2006:130). Selanjutnya (Sugiyono, 2010:297) mengatakan bahwa


populasi adalah seluruhan obyek dan subyek yang mempunyai

kualitas serta cirri-ciri tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.

Berdasarkan pendapat diatas, maka yang dimaksud dengan

populasi adalah seluruh individu yang menjadi subjek penelitian.

Dalam hubungannya dengan penelitian ini maka yang menjadi

populasi adalah seluruh peserta didik kelas x MA NW Ma’arif

Riyadul Falah Aik Perapa dengan jumlah peserta didik 46 orang.

3.3.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari populasi atau wakil dari populasi

yang diteliti ( Arikunto, 2006:131). Selanjutnya, Sugiyono (2003:91)

mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Berdasarka pendapat ditas, maka yang dimaksud dengan

sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti. Dalam

penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

“sampel Acak” (Random Sampleing), dimana yang menjadi sampel

adalah peserta didik kelas Xa dan kelas xb MA NW Ma’arif Riyadul

Falah Aik Perapa tahun pelajaran 2015/2016. Kelas xa sebagai kelas

eksperimen dengan jumlah 23 orang sedangkan kelas xb sebagai

kelas control berjumlah 23 orang.

3.4. Data Penelitian

3.4.1. Jenis dan Sumber Data


Jenis penelitian ini adalah Eksperimen dengan pendekatan

kuantitatif, dalam pengambilan dan penelitian data penelitian ini

bersumber dari hasil penelitian secara langsung yang disebut dengan

sumber primer.

3.4.2. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Instrumen pcngukuran herkaitan dengan kegiatan

pengumpulan data, sabab instrurnen penelitian merupakan alat pada

waktu penelitian menggunakan suatu metode yang digunakan untuk

pengumpulan data (Arikunto. 2006:149). Ada dua karakteristik yang

harus ada dalam setiap instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian yaitu instrumen valid dan reliabel. Suatu instrumen

dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang

seharusnya diukur dan instrumen dikatakan reliabel apabila

instrumen tersebut konsisten dalam memberika penilaian atas apa

yang diukur.

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengump

ulkan data adalah dengan menggunakan Tes.

Tes adalah sercntetan pertanvaan atau latihan serta alat lain

yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan

inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau

kelompok Arikunto, 2006:150).

Adapun tujuan penggunaan tes dalam pengumpulan data

penelitian ini adalah untuk mcngetahui prestasi atau kemampuan


peserta didik dalam memecahkan masalah dari tes maternatika

setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda yaitu dengan

menggunakan metode Make A Match. Adapun bentuk tes yang

digunakan adalah pilihan ganda. Dalam penelitian ini tes yang diuji

cobakan adalah tes yang dibuat oleh peneliti sendiri.

Dengan data ini dapat diketahui ada tidaknya perbedaan

kemampuan pemecahan masalah antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen setelah mendapat perlakuan yang berbeda. Sedangkan

jumlah butir/item pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

tingkat prestasi belajar peserta didik adalah sebanyak 25 butir soal.

Dimana tiap butir soal terdiri dan 5 alternatif pilihan. Kemudian

rurnus yang digunakan untuk menentukan skor nilai adalah sebagai

berikut:

Jumlah Bentul
Nilai = x 100
Jumlah Item/ soal

Jumlah Semua Nilai


Nilai Rata-rata =
Jumlah Sampel

3.4.2.1. Validasi Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkatt ingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument

(Arikunto. 2006:168). Instrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan. apabila dapat

menguhgkapkan data vaniabel yang diteliti secara cepat.

dalam penelitian mi validitas yang digunakan adalah validitas


internal, yakni validitas yang dicapai apabila terdapat

kesesuaian antara bagian-hagian instrumen secara

keseluruhan (Arikunto, 2006 : 171). Dalarn penelitian

validitas internal dapat digunakan dua cara yakni analisis

faktor dan analisis butir. Dalam penelitian ini peneliti

rnenggunakan analisa butir, dimana untuk menguji validitas

setiap butir maka skor-skor yang ada pada tiap butir

dikorelasikan dengan skor total.

Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Kordasi Produci Momeni (Arikunto. 2006: 170)

sebagal berikut:

N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy=
√{N ∑ X 2−( ∑ X )2 }{N ∑ Y 2−(∑ Y )2}
Keeterangan :

rxy = Koefesien Korelsi product moment

N = Jumlah Respon (Sample)

∑x = Jumlah skor per item/skor butir

∑Y = Jumlah skor total

∑ xy = Jumlah hasil kali skor per item dengan skor total


Pengujian signitikasi yang digunakan α = 5% dengan

kriteria pengujian: apabila rhitung > rtabel, maka instrument

dikatakan valid. Sebaliknya apabila rhitung < rtabel, maka

instrument dikatakan tidak valid dan tidak layak digunakan

untuk pengambilan data.

3.4.2.2. Reliabilitas

Reliabilitas berarti bahwa suatu instrument dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data

karena instrument tersebut sudah baik (Arikunto, 2006:178).

Dalam penelitian ini reliabilitas yang digunakan adalah

reliabilitas internal yaitu reliabilitas yang diperoleh dengan

cara menganalisis data daris satu kali pengetesan (Arikunto,

2006:180).

Untuk mengetahui reliabilitas digunakan rumus Alpha

berikut

2
k ∑ σb
r 11 =( )(
k −1
1− 2
σ t )
Ketarangan :

r11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyak Butir pertanyaan atau banyak

soal

∑ σb 2 = Jumlah Varians Butir


2
σ b = VariansToatal (Arikunto, 2006:196)
Untuk memperoleh jumlah varians butir dicari

terlebih dahulu setiap butir, kemudian dijumlahkan. Adapun

rumus untuk mencari variasn adalah :

( ∑ x)2
2
2
∑ x −N
σ=
N

Keterangan :
2
σ = Varians tiap butir
X = Jumlah skor
N = Jumlah responden
Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu setelah

didapatkan haerga r11 kemudia harga r11 tersbut dibandingkan

dengan harga r product moment pada table, jika harga r11 >

rtable paada taraf signifikan 5% maka item soal yang diuji

cobakan reliable.

3.5. Variable Penelitian

Penelitian ini terdiri dan dua variabeL, yaitu variabel bebas

(independent Variabel) dan vareabel terikat (dependent variabel). Kedua

variabel tersebut adalah:

a. Variabel bebas (X), yaitu Metode Make A Match

b. Variabel terikat (Y), yaitu Prestasi belajar Matematika Peserta didik.

3.6. Analisi Data

Data yang diperoleh dan pengumpulan data merupakan data mentah

yang perlu diolah dan dianalisis. Untuk menganalisis data tersebut penulis

menggunakan metode statislik. Metode statistik adalah cari-cari ilmiah yang


dipersiapkan untuk menyusun, menyajikan dan menganalisa hasil

penyelidikan yang berwujud angka-angka (Hadi, 1989:245)

Adapun analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

3.6.1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data ditujukan untuk mengetahui apakah data

yang akan diolah sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Uji

normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

rumus chi kuadrat yaitu:

∑2( fo−fh)2
Chi Kuadrat ( X )=
fh
Dimana : X2 = Chi KUadrat

f0 = Frekuensi Observasi

fh = Frekuensi Harapan

keriteria : “jika X2hitung ≤ X2tabel, maka berdistribusi normal, dan

jika X2hitung > X2tabel, maka tidak berdistribusi normal”, pada taraf

signifikakasi 5%, (Sugiyono,2010:172)

3.6.2. Uji-F (Hegemonitas Varians)

Uji F digunakan untuk mengetahui homogeny atau tidaknya

varians data. Adapun rumus yang digunakan (Sugiyono,2003:231)

adalah sebagai berikut :

Variansterbesar
F=
varianter kecil
Hegemonitas varians data sampel dapat ditentukan dengan

membandingkan harga Fhitung dengan Ftabel pada taraf keprcayaan

95%. Jika Fhitung > Ftabel maka disimpulkan bahwa varians data bersifat

tidak homogeny. Sebaliknya jika Fhitung ≤ Ftabel, maka disimpulkan

bahwa varians data homogen.

3.6.3. Uji beda (Uji-t)

Uji-t bertujuan untuk membandingkan dua nilai rata-rata

dengan melihat perbedaan secaara signifikan (Arikunto, 2006). Uji-t

yang digunakan bergantung dan homogen tidaknya varians

(Sugiyono, 2003 228 - 229).

Jika varians data sampel tidak homogen, digunakan uji-t

sevarated varians (Sugiyono, 2003 : 229)

x1 −x 2
t=
s1 s2
√ 2

+
n2
2

Keterangan :

X́ 1 = Rata-Rata Nilal Kelompok Eksperimen

X́ 2 = Rata Nilai Kelompok Control

S12 = Standar Deviasi Nilai Kelompok Ekspenmcn

S22 = Standar Deviasi Nilai Kelompok Control

n1 = Jumlah Siswa Dalam Kelompok Ekspenmen

n2 = Jumlab Siswa Dalam Kelompok Kontrol


Sedangkan Jika varians hemogen, maka digunakan uji-t

polled varians (Sugiyono, 2003:229)

X 1 −X 2
t=
( n1 −1 ) s 2 +( n 2−1 ) s
√ 1
n1 +n2−2
2
2
(
1 1
+ )
n1 n 2

Keterangan :

X́ 1 = Rata-Rata Nilal Kelompok Eksperimen

X́ 2 = Rata Nilai Kelompok Kontrol

S12 = Standar Deviasi Nilai Kelompok Eksperimen

S22 = Standar Deviasi Nilai Kelompok Kontrol

n1 = Jumlah Siswa Dalam Kelompok Eksperimen

n2 = Jumlah Siswa Dalam Kelompok Kontrol (Sugiyono,

2003:229)

adapun keriteria pengujiannya dalah sebagai berikut :

1. Jika thitung > ttabel (taraf kepercayaan 0.05) maka H0 diterima dan

Ha ditolak, berarti tidak signifikan (Sugiyono, 2003:219).

2. Jika thitung < ttabel (taraf kepercayaan 0.05) maka H0 diterima dan

Ha ditolak, berarti tidak signifikan (Sugiyono, 2003:219).

3.7. Pengujian Hipotesis

Hipotesis ada1ah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul (Arikunto, 2006 : 71). Ahli lain berpendapat bahwa hipotesis


adalah jawaban sementara terbadap rurnusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah.. penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan (Sugiyono. 2010 : 64).

Berdasarkan pendapat di atas. maka diperoleh kesimpulan bahwa

hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rurnusan masalah penelitian

yang berupa dugaan sernentara yang membuktikan kebenarannya harus diuji

di lapangan.

Berdasarkan pengertiari di atas. maka dapat diajukan hipotesis dalam

penelitian ini sebagai jawaban sementura atas masalah penelitian ini yaitu:

Ho = Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Metode

Make A Match terhadap prestasi belajar matematika peserta didik X

MA NW Ma’arif Riyadul Falah Aik Perapa Tahun Pelajaran

2015/2016. Ha = Terdapat pcngaruh yang positifdan signifikan

antara Metode Make A March terhadap prestasi bclajar matematika

peserta didik kelas X MA NW Ma’arif Riyadul Falah Aik Perapa

tahun pelajaran 2015/2016.

Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini

digunakam uji-t.UjI-t bertujuan untuk membandingkan dua nilai rata-rata

dengan melihat perbedaan secara signifikan (Arikunto. 20(z). Uji-t yang

digunakan bcrgantung dan homogen tidaknya varians (sugiyono, 2003:228 -

229).
Jika varians data sampel tidak homogen, digunakan uji-t sevarated

varians (Sugiyono. 2003 : 229).

x1 −x 2
t=
s1 s2
√ 2

+
n2
2

Keterangan :

X́ 1 = Rata-Rata Nilal Kelompok Eksperimen

X́ 2 = Rata Nilai Kelompok Control

S12 = Standar Deviasi Nilai Kelompok Eksperimen

S22 = Standar Deviasi Nilai Kelompok Kontrol

n1 = Jumlah Siswa Dalam Kelompok Eksperimen

n2 = Jumlah Siswa Dalam Kelompok Kontrol

sedangkan varian Homogen, maka digunakan uji-t polled varians

(Sugiyono, 2003:229).

X 1 −X 2
t=
( n1 −1 ) s 2 +( n 2−1 ) s
√ 1
n1 +n2−2
2
2
(
1 1
+ )
n1 n 2

Keterangan :

X́ 1 = Rata-Rata Nilal Kelompok Eksperimen

X́ 2 = Rata Nilai Kelompok Kontrol

S12 = Standar Deviasi Nilai Kelompok Eksperimen

S22 = Standar Deviasi Nilai Kelompok Kontrol

n1 = Jumlah Siswa Dalam Kelompok Eksperimen


n2 = Jumlah Siswa Dalam Kelompok Kontrol (Sugiyono,

2003:229)

adapun keriteria pengujiannya dalah sebagai berikut :

3. Jika thitung > ttabel (taraf kepercayaan 0.05) maka H0 diterima dan

Ha ditolak, berarti tidak signifikan (Sugiyono, 2003:219).

4. Jika thitung < ttabel (taraf kepercayaan 0.05) maka H0 diterima dan

Ha ditolak, berarti tidak signifikan (Sugiyono, 2003:219).

Sedangkan unutuk mengetahui pengaruh Metode make A match

terhadap prestasi belajar peserta didik, maka unutk mengetahui ada tidaknya

pengaruh maka dipergunakan rumus product moment sebagai berikut:

N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy=
√{N ∑ X 2−( ∑ X )2 }{N ∑ Y 2−(∑ Y )2}
Dimana:

rxy = Koefesien Korelsi product moment

N = Jumlah Respon (Sample)

∑x = Jumlah skor per item/skor butir

∑Y = Jumlah skor total

∑ xy = Jumlah hasil kali skor per item dengan skor total


Maka untuk mengetahui berkorelasi atau tidak pengaruh metode

Make A Match yaitu menggunakan interfretasi terhadap koefisien korelasi

yang diperoleh disebut nilai r seperti table berikut:

Table Interpretasi nilai r

Besarnya Nilai r Interpretasi


0,80 – 1,000 Tinggi
0,60 – 0,799 Cukup
0,40 – 0,599 Agak Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat rendah (tidak berkorelasi)
Arikunto, 2006:276)

3.3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan kebenaran atau jawahan sementara yang

masih perlu diuji secara statistik. Didalam menentukan penerimaan dan

penolakan hipotesis. maka hipotesis altematif (Ha) diubah menjadi

hipotesis nihil (Ho). Untuk menguji hipotesis dengan munggunakan uji

t (I-test) dengan taraf signifikansi 95 % mengacu pada ketentuan

sebagai berikut:

Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Rumus yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah rumus t-test yang terlihat dalam:

X 1 −X 2
t=
1 1
s
√ +
n1 n2
Dengan

t = t Hitung

X́ 1 = Rata-Rata kelas Eksperimen

X́ 2 = Rata rata kelas Kontrol

n1 = Jumlah sampel kelas Eksperimen

n2 = Jumlah sampel kelas control

S = Varian Sampel

(Sugiyono)
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Statistic Deskriptif Variable Penelitian

Statistik deskriptif adatah stastistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskrifsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umurn atau generalisasi (Sugiyono,

2012:207). Statistik deskriptif dalam penelitian mi disajikan untuk

memberikan informasi karakteristik variabel penelitian khususnya mengenai

mean dan standart deviasi. Pengukuran mean merupakan cara yang palingm

umum digunakan untuk mengukur nilal sentral dan suatu distribusi data,

Standar deviasi merupakan perbcdaan antara nilal data yang ditciiti dengan

nilai mta-ratanya. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah statistic

deskriptif dengan perhitungan mean dan standar deviasi (Mi dan SD) untuk

keperluan pengkategorian.

Pada penelitian ekspenimen ini peneliti menggunakan 2 kelas sebagai

popuasi yang masing-masing berjumlah 23 peserta didik, dan 2 kelas

tersebut I kelas dijadikan sebagai sampel. dimana I kelas yaitu kelas A

sabagal kelas eksperimcn yang menggunakan metode Make a Match dan I


kelas yaitu kelas B sebagai kelas kontrol tidak rnenggunakan metode Make

A Match tetapi menggunakan metode penugasan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di MA NW Ma’arif Riyadul

Falah Aik Perapa, mengenai penguruh metode Make A Mulch (terhadap

prestasi belajar matematika peserta didik tentang bentuk pangkat setelah

dilakukan pengumpulan data maka didapatkan rincian data atau hasil

penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diuraikan sebagal

berikut:

Berdasarkan nilai yang terkumpul setelah diathkan penelitian yaitu –

untuk kelas eksperimen rata-rata = 70,74 dan standar deviasinya 14,18 dan

63, 89 dengan standar dcviasj 11,20 untuk kelas kontrol (lihat Iampiran 15).

Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel Nitai Rata-rata dan Standar deviasi Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol ;

Kelompok Jumlah siswa Mean Standar deviasi (SD)


Eksperimen 23 70,74 14,18
Kontrol 23 63,89 11,20
(Sumber: Lampiran 14)

Jadi setelah dilakukan penelitian pada metode Make A Makh terhadap

prestasi belajar peserta didik pada pelajaran matematika tentang bentuk

pangkat kelas X MA NW Ma’arif Riyadul Falah Aik Perapa diperoleh rata-

rata untuk kelas eksperimen yaitu 70,74 yang dapat digolongkan pada

kategori tinggi. Sedangkan untuk kelas kontrol yang rata-ratanya 63,89

termasuk pada kategori sedang.


4.2. Hasil Pengujian Asumsi

4.2.1. Uji Coba Prasyarat Analisi

4.2.1.1. Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui

keadaan data yang akan diolah sudah berdistribusi normal atau

tidak.

Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah skor

dalam variabel yang diteliti distribusi normal atau tidak didalam

uji normalitas data peneliti menggunakan rumus-rumus chi-

kuadrat (X2) sebagai berikut:

X 2 =∑ ( f 0 −f h )2
X 2=
fh

Dan untuk mencari X2 tabel digunakan rumus :

X2tabel = X2 (1 – a)(k – 1)

Dari hasil analisis atau perhitungan yang dilakukan maka

didapatkan nilai dan chi kuadrat masing-masing kelompok

eksperimen dan kontrol, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

table dibawah ini.

Ringkasan Uji Normalitas


Kelompok X2 hitung X2 tabel

Eksperimen 5,66 11,070

Kontrol 2,07 11,070

(Sumber : Lampiran 15)

dari tebel diatas, telah diperoleh hasil uji normalitas data


untuk kelas eksperimen diperoleh X2hitung < X2taabel (5,66 < 11.07)

maka data tersebut berdistribusi normal (lihar lampiran 16),

sedangkan pada kelas control diperoleh X2hitung < X2taabel (2,07 <

11.07) maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal (Lihar

gambar 15)

4.2.1.2. Uji Homogenitis (Uji F)

Berdasarkan hasil perhitungan Uji-F (Uji Homogenitas

Varians) diperoleh FHitung sebesar 1,602. Dimana kelas eksperimen

sebagai varians terbesar dengan nilai S2 = 201,353, sedangkan

kelas kontrol sebagal varians tcrkecil dengan mlai S2 = 125, 641.

Sehingga diperoleh FHitung sebesar 1.602. Selanjutnya harga FHitung

dikonsultasikan ke harga pada Ftabel tarap kesalahan 5% dengan dk

pembilang 26 dan dk penyebut 26 diperoleb F- tabel 1,93. Karena

harga FHitung < FTabel yaitu 1,602 < 1,93, maka dapat disimpulkan

bahwa varians sampel bersifat homogen maka untuk Uji-t

digunakan rumus 1 polled rarE ans. (Data selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 16)

4.2.1.3. Uji Beda (Uji T)

Dari hasil perhitungan statistik uji-t polled varians

diperoleh t-hitung sebesar 1,969. Kemudian dikonsultasikan ke t-

tabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) n1

+n2 — 2 = 23 + 23 - 2 = 52 diperoleh t-tabel sebesar 1,684.

Karena t-hirung> tt abel yaltu 1,969> 1,684, mi menunjukkan


bahwa H1ditenma dan Ho ditolak. (Data selengkapnya dapat

dilihat pada lampiran 17). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

metode Make A Match terhadap prestasi belajar matematika

peserta didik kelas X NW Ma’arif Riyadul Falah Aik Perapa

tahun pelajaran 2015/2016.

4.2.2. Uji Coba Instrumen

4.2.2.1. Uji Validitas

Sebelum memberikan evaluasi kepada peserta didik,

terlebih dahulu peneliti mengadakan uji validitas terhadap soal

yang akan diujikan, dengan tujuan untuk mengetahui apakah soal-

soal tersebut layak digunakan dalam penelitian. Dan hasil uji coba

yang dilakukan kelas XB MA NW Sakra, dan 25 soal yang diuji

cobakan diperoleh 19 soal yang valid.Dengan ketentuan rhitung

rtable (O.367) dengan tarap signifikan 5%, (Data Selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 9).

4.2.2.2. Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas soal diperoleh

nilai r11 (r-hitung) sebesar 0,415 kernildian dikonsultasikan ke r-

tabel pada tarap signifikan 5% sebesar 0,367. Karena r-hitung

Iebih besar dan rt abel yaitu 0,415> 0,367, maka dapat

disimpulkan bahwa instrumen penelitian reliebel. (Data

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 8).


4.3. Hasil Pengujian Hipotesis

Karena peryaratan analisis telah selesai diuji, selanjutnya dilakukañ

uji analisis untuk keperluan pengujian hipotesis. Dalam hal ini uji hipotesis

yang digunakan adalah analisis statistik uji t, yang digunakan dalam uji

hipotesis berdistribusi normal dan homogen, maka dapat dilakukan

pengujian hipotesis menggunakan uji t seperti yang telah dijelaskan dalam

bab III Untuk mengetahui Ada pengaruh yang signifikan antara metodem

Make A Match terhadap prestasi belajar peserta didik kelas X MA NW

Ma’arif Riyadul Falah Aik Perapa Tahun Pelajaran 2015/2016. dengan

kriteria jika harga thitung lebih besar dari ttabel maka Ha di terima yakni ada

pengaruh yang signifikan antara metode Make A Match terhadap prestasi

betajar peserta didik kelas X MA NW Ma’arif Riyadul Falah Aik Perapa

Tahun Pelajaran 2015/2016. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan

dengan ketentuan tingkat kesalahan α = 0.05; dengan

db n — 1 23— 1 22 sehingga di dapat harga

ttabel sebesar = 1,684 sedangkan hasil dari penghitungan untuk harga sebesar

— 1,969 ternyata I hitting Iebih besar dan t tabel (1,969> 1.684), berarti Ha

diterima dan Ho di totaL artinya ada pengaruh yang signifikan antara

metode Make A Match terhadap prestasi beIajr peserta didik. Serta dani

hasil analisis korelasi product moment diperoleh harga korelasi r hitung

adalah 0,432 sedangkan nilai r tabel pada taraf signifikan 5% dengan

jumlah sampel 23 adalah 0367,sedangkan untuk tingkatan pengaruh antara

variabel andevendern (metode Make a Match) terhadap vaniabel devendent


(prestasi belajar) trrmasuk pada kategori sedang di karenakan harga

koefisien korelasiyang ditemukan sebesar 0,432. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada (L.ampiran 18).

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat tercipta kondisi

atau proses yang mengarahkan peserta didik untuk melakukan aktivitas

belajar. OIeh karena itu pendidik harus merancang model pembelajaran

yang efektif sehinga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Salah satu yang menjadi tolak ukur berkualitas atau tidaknya suatu

pembelajaeran dapat diketahui melalui prestasi helajar peserta didik, Teknik

pengumpulan data yang penulis lakukan yiltu hanya menggunakan tes yang

diberikan kepada peserla didik kelas X MA NW Ma’arif Riyadul Falah Aik

Perapa yang di jadikan sebagai sampel.

Dari hasil tes pendidikan mengetahui pemahaman peserta didik pada

bentuk aljabar dengan menggunakan metode Make A Match termasuk

kategori tinggi sedangkan yang tidak menggunakan metode Make a Mulch

termasuk kategori sedang. Keadaan tersebut perlu dipertahankan dan

ditingkatkan agar’ pemaharnan bentuk aljabar khususnya operasi

penjumlahan dan pengurangan untuk aljabar pada pescrta didik dapat

dicapai secara optimal.

Berdasarkan Hasil penelitian diperoleh nilal rata-rata untuk kelas

eksperimen adalah 70.74 dan nilai rata-rata untuk kelas kontrol adalah

63,88. ini menunjukkan bahwa ada perbedaan prestasi belajar peserta didik
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. artinya metodc Make A

Match lebih baik jika dibandingkan dengan metode cerama.

Dan basil perhitungan uji homogenitas varians (Uji-F) diperoich

Fhitung sebesar 1,602, kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan nilai FT

abel . pada tarap kepercayaan 95% maka diperoleh F-Hitung sebesar 1,602.

Karena Fhitung < Ftabel yaitu 1,602 < 1,93, ini menunjukkan bahwa sampel

berasal dan populasi yang homogen. Selanjutnya dan basil perhitungan uji-t

diperoleh t-hitung sebesar 1,969. nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan

harga t-j pada tamp signitikan 5% maka diperoh ttabel sebesar

1.684. Karena thitung > ttabel yaitu 1.96 > 1.684, itu artinya bahwa hipotesis

penelitian diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara metode Make A Match terbadap

prestasi belajar matematika peserta didik kelas X MA NW Ma’arif Riyadul

Falah Aik Perapa Tahun pelajaran 2015/2016”.

Hal ini menunjukkan bahwa menggunakan metode Make a Match

berpengaruh secara positif dalam meningkatkan pemahaman konsep bentuk

aljabar. Pada uji hipotesis, hipotesis altematif yang diajukan ternyata

diterima, artinya miiggunakan metode Make a Match berpengaruh secara

positif dalam pemahaman materi bentuk aljabar dibandingkan dengan yang

tidak menggunakan metode Make a Match. Dengan demikian, maka

hipotesis yang telah diajukan dapat ditcrima.

Oleh karena itu pembelajaran dengan menggunakan metode Make a

Match dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik di MA NW Ma’arif


Riyadul Falah Aik Perapa adalah dukungan atau minat dan dalam peserta

didik ataupun orang tua dan pendidik serta perlunya komunikasi yang lancar

antara penddik dan peserta didik.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh metode Make a Match terhadap prestasi belajar

Matematika peserta didik kelas X pada materi Eksponen MA NW

Ma’arif Riyadul Falah Aik Perapa Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Hal mi terlihat berdasarkan uji-t yaitu nilai t-hitung > t-tabel = (2,224

>1,684) maka Ha diterima dan Ho ditolak.

5.2. Saran-Saran

1. Diharapkan kepada para pendidik (Guru) untuk dapat memilih metode

yang tepat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah sehingga

prestasi belajar siswa terus meningkat.

2. Diharapkan penggunaan model pembelajaran Matematika dengan

metode Make a Match dapat diterus digunakan dalam kegiatan proses

belajar mengajar di kelas dan bukan hanya pada materi pokok Eksponen

tetapi pada materi pokok lainnya karena disamping berpengaruh pada

prestasi belajar, metode Make Match juga berpengaruh terhadap

motivasi dan kreatifitas belajar matematika.

Anda mungkin juga menyukai