PROPOSAL SKRIPSI
FITO HERVIANTO
1706108241
i
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………iii
DAFTAR TABEL.....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................7
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................7
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................................8
1.5 Sistematika Penulisan..............................................................................................8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................10
2.1 Tinjauan Pustaka...................................................................................................10
2.2. Kerangka Teori.....................................................................................................17
2.2.1 Kebijakan....................................................................................................17
2.2.2 Kebijakan Publik........................................................................................17
2.2.3 Proses Kebijakan........................................................................................18
2.2.4 Implementasi Kebijakan Publik..................................................................20
2.2.5 Model Implementasi Kebijakan.........................................................................22
2.3 Operasionalisasi Konsep.......................................................................................26
BAB 3 METODE PENELITIAN..............................................................................30
3.1 Pendekatan Penelitian............................................................................................30
3.2 Jenis Penelitian......................................................................................................31
3.2.1 Jenis Penelitian Berdasarkan Tujuan Penelitian.........................................31
3.2.2 Jenis Penelitian Berdasarkan Manfaat Penelitian.......................................31
3.2.3 Jenis Penelitian Berdasarkan Dimensi Waktu............................................31
3.2.4 Jenis Penelitian Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data..........................32
3.3 Teknik Pengumpulan Data....................................................................................32
3.3.1Wawancara..................................................................................................32
3.3.2Studi Kepustakaan.......................................................................................33
3.4 Teknik Analisis Data.............................................................................................34
3.5 Lokasi Penelitian...................................................................................................34
DAFTAR REFERENSI............................................................................................36
PEDOMAN WAWANCARA...................................................................................39
ii
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
iii
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
iv
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
10,467.60
10,374.20
10,277.63
10,177.90
10,075.30
1
Universitas Indonesia
2
Universitas Indonesia
3
Menurut data Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo bahwa
peminat transoprtasi umum terbanyak di DKI Jakarta adalah Commuterline. Berikut
tabel transportasi umum yang ada di DKI Jakarta
Tabel 1.2 Jumlah Penumpang Transportasi Umum di DKI Jakarta
NO Jenis Transportasi Jumlah Penumpang
1 Kereta Api Jabodetabek (Commuterline) 11.108.935
2 Transjakarta 6.472.672
3 MRT Jakarta 337.442
4 LRT Jakarta 18.404
Sumber : Kadishub DKI Jakarta (Beritasatu.com. Mei 2020)
Tahun 2020 ini, timbul virus baru yakni virus corona yang berasal dari Tiongkok
Pada tahun 2020 ini, dunia digemparkan dengan suatu wabah flu baru yang diakibatkan
oleh virus yang bernama COVID- 19 ataupun kerap pula disebut virus corona. Awal
mulanya bertepatan pada 31 Desember 2019, World Health Organization Cina Country
Office melaporkan banyak permasalahan pneumonia yang belum dikenal penyebabnya
di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. Setelah itu pada 7 Januari 2020, Tiongkok
menyebutkan bahwa pneumonia tersebut diakibatkan oleh virus tipe baru bernama
coronavirus yang setelah itu disebut dengan COVID- 19. Setelah itu pada 30 Januari
2020 World Health Organization sudah menetapkan bagaikan Kedaruratan Kesehatan
Warga Yang Meresahkan Dunia/ Publik Health Emergency of International
Concern( KKMMD/ PHEIC).
Dalam kasus virus corona yang sudah menjadi pandemi global ini berdampak
terhadap perekonomian Indonesia termasuk transportasi publik juga ikut terdampak
dikarenakan kebijakan pemerintah yang memaksa mengeluarkan kebijakan salah
satunya dalam pengendalian transportasi publik.
Kebijakan publik menurut Thomas R. Dye dalam Nugroho (2003:4) secara
sederhana didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dikerjakan dan tidak dikerjakan
oleh pemerintah. Howllet dan Ramesh melihat kebijakan publik sebagai sebuah
fenomena yang kompleks, terdiri dari banyak keputusan dibuat oleh banyak individu
dan organisasi. (Howlett & Ramesh, 2003) Dalam hal ini kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah salah satunya adalah membuat kebijakan untuk membatasi atau
mengurangi operasional transportasi publik yang dimana kebijakan tersebut akan
memicu klister penyebaran covid di transportasi publik.
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
4 Tebet 3.673
5 Jakarta Kota 3.046
6 Cikini 3.030
7 Gondangdia 2.906
8 Palmerah 2.904
9 Kebayoran 2.522
10 Juanda 2.464
Sumber : PT KCI (CNN Indonesia, April 2020)
Terlihat dari tabel diatas kepadatan paska berlakunya PSBB di DKI Jakarta
adalah Stasiun Tanah Abang dengan jumlah penumpang yang banyak maka akan
menimbulkan kepadatan dan kerumunan yang terjadi di stasiun apalagi pada saat jam-
jam sibuk seperti pada jam berangkat kantor ataupun pada jam pulang kantor yang
dimana di stasiun ini sangat rentan untuk penularan Covid-19. PT KCI pun dalam hal
ini juga memberlakukan kebijakan terutama dalam pengendalian kereta Commuterline
seperti mewajibkan penumpang untuk selalu memakai masker, pemeriksaan suhu tubuh
pada saat memasuki area stasiun, penerapan phisycal distancing, penyekatan dan buka
tutup stasiun, larangan berbicara secara langsung dan menggunakan handphone.
Selanjutnya PT KCI pun saat ini sudah menyediakan sarana dan prasarana untuk
menunjang kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penanggulangan covid-19
seperti menyediakan wastafel, menyediakan hand sanitaizer, memberlakukan tiket non
tunai, tidak memperbolehkan balita untuk menggunakan kereta, tidak menyediakan alat-
alat sholat. PT KCI juga menerapkan protokol Kesehatan bagi petugasnya seperti
mewajibkan menggunakan face shield,
Penerapan kebijakan pembatasan transportasi yang dilakukan pemerintah pusat
maupun daerah masih kurang efektif diterapkan dikarenakan kebijakan pembatasan
transportasi publik ini tidak di imbangi dengan penumpukan penumpang yang masih
melakukan aktifitas kantor secara rutin akibatnya masih banyak terjadi penumpukan di
KRL yang dimana dapat menyebabkan penularan Covid-19, sehingga kebijakan yang
dibuat pemerintah ini malah justru menimbulkan masalah baru.
Seperti pada kasus di stasiun Bogor ada 325 penumpang commuterline yang
menjadi sampel uji swab PCR dan dari 325 penumpang tersebut ditemukan 3 orang
yang dinyatakan positif covid-19 (Kompas.com). Hal tersebut menandakan bahwa KRL
bisa menjadi sarana penyebaran Covid-19 secara massif.
Universitas Indonesia
6
Universitas Indonesia
7
Dalam hal ini maka penulis menarik untuk meneliti faktor-faktor yang
mempengaruhi implementasi kebijakan transportasi commuterline di stasiun tanah
abang pada masa pandemi Covid-19.
Universitas Indonesia
8
Dalam penulisan skripsi ini disusun dalam 5 bab yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan tentang latar belakang pengambilan tema
penelitian, pokok permasalahan, tujuan penelitian, signifikasi
penelitian serta sistematika penulisan. umum mengenai isi
keseluruhan dari penelitian yang akan dibuat ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang tinjauan pustakan dan penguraian
mengenai dasar-dasar teoritis terkait permasalahan penelitian
yang dibahas pada skripsi ini. Tinjauan pustaka berkaitan dengan
tinjauan penelitian-penelitian sebelumnya sedangkan kerangka
teori berisi kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang pendekatan penelitian, jenis
penelitian, teknik pengumpulan data, populasi, sampel, teknik
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
10
Universitas Indonesia
11
pelayanan yang diberikan Damri masih kurang maksimal baik dari fasilitas
maupun performance. Namun selain kekurangan yang dimiliki, Perum
Damri mengupayakan pembenahan dalam memberikan jasa angkutan umum
dengan beberapa strategi yang dilakukan membuka angkutan luar kota dan
angkutan karyawan yang sekarang sedang di upayakan.
Perbedaan dari peneliti Fokus Kebijakannya di Kota Semarang dan
studi kasus yang diambil Perum Damri, dari sisi metode yang diambil
peneliti ini menggunakan menggunakan metode kuantitatif. Persamaan
penelitian ini dengan peneliti adalah sama-sama meneliti implementasi
kebijakan transportasi.
Hasil dari penelitian ini adalah mplementasi dari kebijakan tersebut
pada Perum Damri dinilai kurang maksimal dalam memberikan moda
angkutan umum dalam bentuk bus yang dimana Perum Damri merupakan
penyedia jasa angkutan umum. Dilihat dari pelaksanaan, jenis manfaat yang
diterima, dan perubahan yang diinginkan Perum Damri masih perlu adanya
perbaikan dalam sarana dan prasarana. Beberapa informan masih merasa
pelayanan yang diberikan Damri masih kurang maksimal baik dari fasilitas
maupun performance. Namun selain kekurangan yang dimiliki, Perum
Damri mengupayakan pembenahan dalam memberikan jasa angkutan umum
dengan beberapa strategi yang dilakukan membuka angkutan luar kota dan
angkutan karyawan yang sekarang sedang di upayakan.
Rujukan penelitian yang kedua adalah “Implementasi Kebijakan
Transportasi Dalam Meningkatkan Pelayanan Masyarakat Di Kota
Samarinda (Studi Kasus Pada Angkutan Kota Di Kota Samarinda)”
yang diteliti oleh Andi Iswarah AS, Adam Idris, dan Nur Hasanah, Fisip,
Universitas Mulawarman, 2018. Penelitian kali ini menggunakan teori
Grindle (2002 : 114) yang indikatornya adalah, pelaksanaan kebijakan,
derajat perubahan yang di inginkan, dan jenis manfaat kebijakan. Serta
faktor penghambat dan pendukung dari implementaasi kebijakan dalam
mewujudkan kuliatas pelayanan masyarakat Kota Samarinda. Data yang di
kumpulkan dengan menggunakan metode wawancara yang di tanyakan
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
sedang di upayakan.
Persamaan Meneliti Implementasi Meneliti implementasi Peneliti mengambil topik Penelitian ini membahas
Kebijakan Transportasi kebijakan transportasi yang sama tentang factor- tentang Implementasi
faktor yang Kebijakan Transportasi
mempengaruhi
implementasi kebijakan
transportasi
Perbedaan Fokus Kebijakannya di Focus kebijakannya di Fokus kebijakannya di Penelitian ini membahas
Kota Semarang dan studi kota Sanarinda dan kota Bandung dan tentang faktor-faktor
kasus yang diambil Perum menggunakan metode menggunakan metode yang mempengaruhi
Damri, metode penelitian kualitatif penelitian kualitatif Implementasi Kebijakan
menggunakan kuantitatif Publik di masa pandemi
Covid-19 dengan studi
kasus pada
Commuterline, dan dalam
penelitian ini
menggunakan metode
post-positivist
Universitas Indonesia
19
Universitas Indonesia
20
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Budi Winarno (2002: 17) mendefinisikan
kebijakan publik sebagai hipotesis yang mengandung kondisi-kondisi awal dan akibat-
akibat yang bias diramalkan. Kebijakan publik itu harus dibedakan dengan bentuk-
bentuk kebijakan yang lain misalnya kebijakan swasta.
Kemudian definisi Kebijakan publik menurut Thomas R. Dye dalam Nugroho
(2003:4) secara sederhana didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dikerjakan dan
tidak dikerjakan oleh pemerintah. Howllet dan Ramesh melihat kebijakan publik
sebagai sebuah fenomena yang kompleks, terdiri dari banyak keputusan dibuat oleh
banyak individu dan organisasi (Howlett & Ramesh, 2003)
Teori selanjutnya menurut Islamy (2009: 19) mendefinisikan kebijakan publik
sebagai “is whatever government choose to do or not to do” (apapaun yang dipilih
pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan)
Definisi lain mengungkapkan bahwa kebijakan publik merupakan tanggapan
dari permasalahan yang ada (Birkland, 2014). Sementara pengertian lainnya
mengungkapkan bahwa kebijakan publik merupakan tindakan Pemerintah yang
berorientasi pada kepentingan umum, dan tindakan memilih alternatif dilaksanakan dan
tidak dilaksanakan (Pasolong, 2017). Kebijakan publik yang diciptakan oleh Pemerintah
harus berorientasi kepada kepentingan masyarakat dan untuk menyelesaikan
permasalahan publik, bukan untuk memetingkan kepentingan pribadi atau golongan.
Selanjutkan definisi kebijakan menurut James Anderson adalah kebijakan publik
sebagai hubungan antar unit-unit pemerintah dengan lingkungannya (Syafiie,
2006:106). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kebijakan publik dibentuk dan
dilaksanakan dengan koordinasi antar unit-unit yang ada di pemerintahan untuk
mencapai tujuan dari kebijakan tersebut.
Berdasarkan Definisi yang sudah dikemukakan oleh para ahli bahwa kebijakan
publik adalah suatu Tindakan yang dipilih oleh pemerintah yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah-masalah publik yang ada.
Universitas Indonesia
21
mewujudkan tujuan negara, untuk itu perlu diketahui proses publik policy dari tahap
awal hingga tahap akhir. Menurut Anderson (2006) ada lima tahap dalam proses
suatu kebijakan publik sebagai berikut:
Universitas Indonesia
22
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
dengan pendapat dari Fischer, Miller, dan Sidney (2007), implementasi kebijakan yang
ideal meliputi beberapa aspek yaitu, spesifikasi program, alokasi sumber, dan
keputusan. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan dari Kraft dan Furlong (2015),
implementasi kebijakan sangat bergantung pada pengembangan rinci program untuk
memastikan tujuan dan sasaran kebijakan yang dapat tercapai. Untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan suatu implementasi kebijakan publik yang digunakan dalam
studi kebijakan, terdapat beberapa model implementasi kebijakan.
2.2.5 Model Implementasi Kebijakan
Model implementasi Van Meter & Van Horn atau dikenal sebagai “a model of
the policy process”. Model Van Meter & Van Horn dianggap sebagai model top down.
Model ini pada dasarnya dimaksudkan untuk mengidentifikasi hubungan antara
kepentingan yang beragam dari analisis kebijakan, perhatian langsung pada faktor
penentu dari kebijakan publik dan akibat dari kebijakan publik tersebut (Hamdi,
2014:98;99). Pada model ini dijelaskan bahwa kinerja kebijakan dipengaruhi oleh
beberapa variabel bebas yang saling berkaitan, adapun skema yang tergambar pada
model implementasi adalah sebagai berikut:
Universitas Indonesia
25
Gambar 2.2 Model Implementasi Kebijakan menurut Van Meter dan Van
Sumber : Winarno. 2016
b. Sumber daya
Universitas Indonesia
26
Dalam melihat karakteristik organisasi pelaksana, Van Meter dan Van Horn
memandang pusat perhatian pelaksana ini terdapat pada organisasi formal dan
organisasi informal. Hal ini dikarenakan pada proses implementasi kebijakan akan
terjadi pengaruh dari para organisasi pelaksananya. Contohnya, jika implementasi
kebijakan publik bertujuan untuk merubah perilaku atau tindaklaku manusia secara
radikal, maka organisasi pelaksana tersebut harus memiliki karakter yang keras dan
ketat pada aturan dan sanksi hukum, begitupun dengan keadaan yang lainnya
(Agustino, 2006:143). Beberapa unsur yang akan berpengaruh terhadap suatu
organisasi dalam mengimplementasikan kebijakan yakni, kompetensi dan ukuran staf
suatu badan, tingkat pengawasan hirarkis, sumber politik suatu organisasi, tingkat
komunikasi yang “terbuka”, dan kaitan formal dan informal setiap tingkat organisasi
pelaksana. (Winarno, 2016:147)
d. Sikap/kecenderungan (disposisi) pelaksana
Menurut Van Horn, secara keseluruhan, terdapat tiga macam elemen respon para
pelaksana yang mempengaruhi kemampuan dan kemauannya untuk melaksanakan
suatu kebijakan, yakni pengetahuan, pemahaman dan pendalaman (cognition,
comperhension and understanding) terhadap kebijakan, arah respon para pelaksana
(acceptance, neutrality, and rejection) dan intensitas terhadap kebijakan (Widodo,
Universitas Indonesia
27
2001). Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan sangat
mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan publik. Hal ini
sangat mungkin terjadi, karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil
formulasi warga yang mengenal betul permasalahan dan persoalan yang dirasakan,
tetapi kebijakan publik biasanya bersifat top down, dimana para pengambil
keputusan tidak mengetahui bahkan tidak mampu menyentuh kebutuhan, keinginan
atau permasalahan yang harus diselesaikan. (Agustino, 2006:143)
e. Komunikasi antar organisasi dan aktivitas pelaksana
Universitas Indonesia
28
dorongan dan paksaan pada tingkat federal, 2) kapasitas pusat/negara, dan 3) dorongan
dan paksaan pada tingkat pusat dan daerah.
Menurut Korten dan Syahrir (1980), bahwa keefektifan kebijakan atau program
tergantung pada tingkat kesesuaian antara program dengan pemanfaat, kesesuaian
program dengan organisasi pelaksana dan kesesuaian program kelompok pemanfaat
dengan organisasi pelaksana.
Pada penelitian ini penulis menggunakan model implementasi dari Van Meter
dan Van Horn. Van Horn mengelompokan menjadi variabel utama dan variabel antara.
Variabel utama yang dimaksud yakni tujuan dan variabel sumber daya, sedangkan
empat variabel yang termasuk dalam variabel antara yaitu komunikasi, karakteristik
pelaksana, disposisi pelaksana dan lingkungan sosial ekonomi dan politik. Dalam
penjelasan Van Meter dan Van Horn ini bahwa variabel utama dan variabel antara ini
saling berkaitan dan menghubungkan antara kebijakan dengan prestasi kerja dalam
penelitian yang ini adalah kebijakan protokol kesehatan. Operasinalisasi model
implementasi dari Van Meter dan Van horn ini cocok diterapkan untuk menganalisis faktor-faktor
implemenetasi kebijakan trasnportasi Commuterline di stasiun tanah abang pada masa
pandemi Covid-19.
Universitas Indonesia
29
Universitas Indonesia
30
pelaksanaan kebijakan
protokol kesehatan.
5. Pembagian tanggung jawab
untuk melaksanakan
protokol Kesehatan
Universitas Indonesia
31
Sumber: Van Meter dan Van Horn (1975) yang Diolah Penulis, 2020
Universitas Indonesia
32
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab 3 ini, menjelaskan mengenai metode penelitian yang akan digunakan
sebagai dasar dalam melakukan suatu penelitian. Pada penelitian ini, masalah yang akan
dianalisis adalah mengenai factor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan
transportasi commuterline. Pada bab ini metode penelitian yang dijelaskan antara lain:
pendekatan penelitian, jenis penelitian, proses penelitian dan lokasi penelitian.
3.1 Pendekatan Penelitian
Setiap penelitian mempunyai asumsi dasar yang berbeda-beda, dari pemahaman dasar
yang tidak sama dapat mempengaruhi pada cara pandang peneliti dalam melihat sebuah
gejala dan proses penelitian secara menyeluruh dan mendalam (Prasetyo, B & Jannah,
2007) Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah post-positivist.
Pendekatan ini berdasarkan pada teori yang kemudian dirumuskan menggunakan
operasionalisasi konsep dan tidak menutup kemungkinan menambahkan temuan-temuan
baru yang ditemukan dan merujuk pada teori yang digunakan. Peneliti tidak menggunakan
pendekatan kualititatif, karena pada penelitian ini analisis yang sudah dilakukan tidak
berdasarkan pada kerangka berpikir, tetapi mengkaji dan mengukur teori yang digunakan..
Penulis menggunakan pendekatan Post-positvist agar dapat menjelaskan bagaimana faktor-
faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan transportasi commuterline di Stasiun
Tanah Abang pada masa pandemi Covid-19.
Pada penelitian ini, digunakan teori model implementasi kebijakan publik yang
dipaparkan oleh Van Meter dan Van Horn, yang terdiri dari ukuran dan tujuan kebijakan,
sumber daya kebijakan, karakteristik agen pelaksana, sikap kecendrungan (disposisi)
pelaksana, komunikasi antar organisasi dan aktifitas pelaksana, dan lingkungan
ekonomi,sosial dan politik. Variabel teori utama dituangkan dalam sebuah operasionalisasi
konsep, yang kemudian menghasilkan indikator-indikator yang dijadikan dasar analisis
dalam proses penelitian. Hal ini juga mendasari pendekatan post-positivist, karena analisis
yang sudah dilakukan berdasarkan pada variabel dan indikator yang telah dirumuskan
dalam operasionalisasi konsep tersebut.
Universitas Indonesia
33
Universitas Indonesia
34
Universitas Indonesia
35
Lisman Akademisi Dosen Ilmu Memiliki kapasitas dan 1. Pelaksanaan kebijakan protokol
Manurung, kebijakan Administrasi kemampuan dalam kesehatan di Stasiun Tanah Abang.
M.Si, Ph.D publik Negara menilai Impelementasi 2. Kebijakan yang ideal pada saat
Universitas Indonesia
36
Universitas Indonesia
37
Universitas Indonesia
38
3) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Tahap terakhir yang dilakukan oleh penulis adalah penarikan kesimpulan. Upaya
penarikan kesimpulan dilakukan penulis sebagai langkah penarikan simpulan. Setelah
menjabarkan berbagai data yang telah diperoleh baik data primer maupun data sekinder.
Peneliti membuat kesimpulan yang merupakan hasil dari penelitian faktor-faktor kebijakan
transportasi commuterline di Stasiun Tanah Abang pada masa pandemi covid-19
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah illustrative method
(metode ilustrasi). Metode ilustrasi adalah sebuah metode analisis data kualitatif yang
mengambil konsep teori dan diimplementasikan ke dalam situasi empiris untuk menyusun
data berdasarkan teori (Neuman, 2014, hlm. 489). Terdapat istilah dalam metode ilustratif
yang dikenal dengan empty-box atau kotak kosong yang diisi dengan hasil penelitian yang
telah dilakukan. Isi dari kotok kosong tersebut bisa saja merupakan sesuatu yang menerima
atau menolak konsep teori yang digunakan. Peneliti akan menggunakan metode ilustratif
untuk menunjukan konsep teori menjelaskan suatu kasus spesifik atau situasi tunggal.
3.5 Lokasi Penelitian
Berdasarkan pernyataan Kadishub DKI Jakarta yang mengatakan bahwa ada 10
stasiun Commuterline terpadat yakni Tanah Abang, Sudirman, Bogor, Tebet, Jakarta Kota,
Cikini, Gondangdia, Palmerah, Kebayoran, dan Juanda. Dari 10 stasiun terpadat yang ada
di wilayah Jabodetabek, Stasiun Tanah Abang adalah stasiun terpadat yang dimana di
stasiun tersebut sangat rentan akan penularan Covid-19 maka dari itu, lokasi penelitian
yang ingin penulis teliti berdasarkan tingkat kepadatan terbesar adalah Stasiun Tanah
Abang.
Universitas Indonesia
39
DAFTAR REFERENSI
Buku:
Adisasmita, Raharjo. (2010). Pembangunan dan Tata Ruang. Yogyakarta: Graha Ilmu
A.G,Subarsono, 2013, Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Praktik, Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
Agustino, Leo. 2008. Dasar – Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Anderson, J. E.
2006. Policy Adoption. Publik Policymaking. 5th ed. Boston: Houghton Mifflin
Company.
Arifin Tahir, 2014, Kebijakan Publik dan Transparansi Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah. Bandung : Alvabeta
Birkland, Thomas. (2014). An Introduction to the Policy Process. 3rd ed. Armonk, New
York:M. E. Sharpe.
Budi Winarno. 2012. Kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus. Yogyakarta: CAPS.
Fischer, F., Miller, G., & Sidney, M., S. (2007). Handbook of Publik Policy Analysis :
Theory, Politics, And Methods. Boca Raton, FL:CRC Press.
Goggin, Malcolm L et al. 1990. Implementation, Theory and Practice, Scott, Foresmann
and Company, USA.
Goggin, Malcolm L. Ann O’M. Bowman. James P.Lester. Laurence (1998)
Hamdi, M. (2014). Kebijakan Publik: Proses, Analisis, dan Partisipasi. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Hogwood, B., & Gunn, L. 1984. Policy Analysis for the Real World Oxford: Oxtord
University Press.
Howlett, M. & Ramesh, M. (2003). Studying Publik Policy: Policy Cycles and Policy
Subsystem. Toronto: Oxford University Press.
Islamy, M. Irfan. 2009. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi
Aksara.
Universitas Indonesia
40
Korten, David C dan Syahrir. 1980. Pembangunan Berdimensi Kerakyatan, Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta.
Kraft, M. E., & Furlong, S. R. (2015). Publik Policy: Politics, Analysis, and Alternatives.
United State of America: University of Wicinson.
Milles dan Huberman, (2009) Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi
Rohadi. Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1992
Muhadjir, Noeng, 2000, Metode Penelitian Kualitatif, Jogja: Rake Sarasin.
Neuman, W. L. (2007). ‘Basic of Social Research Qualitative and Quantitative Approach’
(2nd Ed). United States: Pearson Education Inc.
Nugroho, Riant Dwijodijoto. 2003. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, Evaluasi,
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Prasetyo, & Jannah, L. M. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Press.
Purwanto, E. A., & Sulistyastuti, D. R. 2012. Implementasi Kebijakan Publik: Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Gaya Media.
Schumer 1974, Planning For Publik Transportation. Autchinson London
Smith, K. B., & Larimer, C. W. (2017). The Publik Policy Theory Primer. New York:
Routledge.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Suwandi, Sarwiji. 2012. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dan Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Yuma Pustaka
Syafiie, I. K. (2006). Ilmu Administrasi Publik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Wahab, S. A. 2012. Analisis Kebijakan (Dari Formulasi ke Penyusunan Model-Model
Implementasi Kebijakan Publik). Jakarta: Bumi Aksara.
Widodo, J. (2001). Good Governance, telaah dari Dimensi Akuntabilitas dan Kontrol
Birokrasi. Surabaya: Insan Cendekia.
Winarno, B. (2016). Kebijakan Publik Era Globalisasi. Jakarta:CAPS.
Winarno, Budi. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media Pressindo, 2002.
Universitas Indonesia
41
Website :
Esvandi, D. (2020, Maret 2020). Berbeda dengan Transjakarta dan MRT, KAI Pastikan
Commuterline Beroperasi Normal Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan
judul Berbeda dengan Transjakarta dan MRT, KAI Pastikan Commuterline
Beroperasi Normal, https://wartakota.tribunnews.com/20. Retrieved from
https://wartakota.tribunnews.com/2020/03/15/berbeda-dengan-transjakarta-dan-mrt-
kai-pastikan-commuterline-beroperasi-normal?page=4
Fajarta, C. R. (2020, Mei 5). Jumlah Penumpang Transportasi Umum di DKI Jakarta
Terus Menurun . Retrieved from https://www.beritasatu.com/jaja-
suteja/megapolitan/628931/jumlah-penumpang-transportasi-umum-di-dki-jakarta-
terus-menurun
Indonesia, C. (2020, April 14). PT KCI: Tambah KRL Bukan Solusi Kepadatan
Penumpang Saat PSBB . Retrieved from
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200413172409-20-493137/pt-kci-
tambah-krl-bukan-solusi-kepadatan-penumpang-saat-psbb
Universitas Indonesia
42
Jakarta, B. D. (2020, September 20). Data Statistik pengguna Kereta Api. Retrieved from
jakarta.bps.go.id
Universitas Indonesia
43
PEDOMAN WAWANCARA
Manajemen PT KCI
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
a. Target atau sasaran kebijakan protokol kesehatan pada masa Covid-19 di
Stasiun
b. Standar Operasional Prosedur dalam pelaksanaan kebijakan protokol
kesehatan di area Stasiun.
2. Sumber Daya
a. Sumber dan jumlah anggaran pelaksanaan kebijakan protokol kesehatan
di Stasiun Sarana dan prasarana penunjang keberhasilan penerapan
kebijakan protokol kesehatan di Stasiun.
b. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang terlibat dalam
pelaksanaan penerapan kebijakan protokol kesehatan di Stasiun.
c. Pelatihan yang diberikan untuk menunjang kinerja sumber daya manusia
yang terlibat dalam pelaksanaan penerapan kebijakan protokol kesehatan
di Stasiun.
3. Karakteristik Agen Pelaksana
a. Stakeholders yang berkaitan dengan pelaksanaan kebijakan protokol
kesehatan di Stasiun.
4. Sikap/Kecendrungan (Disposisi) Pelaksana
a. Pemahaman pengelola terhadap kebijakan protokol kesehatan yang
dibuat oleh pemerintah.
b. Respon dan pengunjung Stasiun Tanah Abang terhadap penerapan
kebijakan protokol kesehatan.
5. Komunikasi Antar Organisasi Dan Aktifitas Pelaksana
a. Komunikasi yang dilakukan dalam pelaksanaan kebijakan protokol
kesehatan di area Stasiun.
b. Kordinasi yang dilakukan dengan stakeholders terkait.
c. Hambatan pelaksanaan kebijakan protokol kesehatan di Stasiun.
Universitas Indonesia
44
Universitas Indonesia
45
Tanah Abang
Akademisi (Dosen Kebijakan Publik) terakhir
1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan
a. Pandangan mengenai target atau sasaran kebijakan protokol keseharan
pada masa pandemic covid-19 di stasiun
2. Sumber Daya
a. Sasaran pelaksanaan kebijakan protokol kesehatan di stasiun.
3. Karakteristik Agen Pelaksana
a. Pandangan mengenai Stakeholders yang terlibat dalam pelaksanaan
kebijakan protokol Kesehatan di stasiun.
4. Sikap/Kecendrungan (Disposisi) Pelaksana
b. Pemahaman mengenai kebijakan protokol kesehatan.
c. Tujuan pelaksanaan kebijakan protokol kesehatan di stasiun.
d. Pandangan mengenai kebijakan protokol kesehatan yang telah
dilaksanakan di Stasiun Tanah Abang pada masa pandemi Covid-19.
e. Pandangan mengenai kebijakan yang ideal dalam menghadapi
situasi Covid-19 khususnya di stasiun.
7. Komunikasi Antar Organisasi Dan Aktifitas Pelaksana
a. Pandangan mengenai cara melakukan sosialisasi kebijakan protokol
kesehatan yang efektif pada masa pandemi Covid-19.
b. Pandangan mengenai cara mengurangi jumlah masyarakat yang
apatis dalam menerapkan protokol kesehatan.
c. Saran untuk pemerintah terkait kebijakan protokol kesehatan pada
saat di tempat umum, khususnya stasiun.
8. Lingkungan Ekonomi dan Sosial
a. Dampak penerapan kebijakan protokol kesehatan di Stasiun Tanah
Abang terhadap aktivitas ekonomi.
b. Analisis respon masyarakat terhadap new culture yang terbentuk di
stasiun.
Masyarakat Pengguna KRL Commuterline
Universitas Indonesia
46
Universitas Indonesia
47
PEDOMAN OBSERVASI
Pengamatan yang akan dilakukan oleh peneliti adalah mengamati factor-faktor yang
mempengaruhi implementasi kebijakan protokol kesehatan pada pandemi Covid-19 yang
dilakukan di Stasiun Tanah Abang, meliputi:
a) Tujuan
Untuk memperoleh informasi dan data mengenai kondisi fisik dan non fisik terkait
pelaksanaan kebijakan protokol kesehatan pada pandemi Covid-19 yang dilakukan
di Stasiun Tanah Abang.
b) Aspek yang diamati
Universitas Indonesia
48
Universitas Indonesia