Anda di halaman 1dari 2

PBM PAK FAUZAN

Hukum D-M merupakan salah satu sifat utama bahasa Indonesia.

Hukum D-M merupakan salah satu pembeda antara bahasa Indonesia (dan berbagai bahasa dalam
rumpun Austronesia) dengan bahasa yang tergolong ke dalam rumpun Indo-Eropa, seperti bahasa
Belanda dan Inggris, yang memiliki struktur M-D (menerangkan-diterangkan).

Misalnya,

school building (Inggris) 'bangunan sekolah',

gouverneurkantoor (Belanda) 'kantor gubernur'.

Pengetahuan tentang perbedaan aturan antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (yang sekarang
merupakan sumber serapan utama kita) ini merupakan modal utama bagi penerjemah.

Prinsip sederhana yang berlaku: balikkan urutan kata dalam frasa atau kata majemuk sewaktu
menerjemahkan. Berikut beberapa contoh penerapan prinsip ini:
National democrats = demokrat nasional, bukan nasional demokrat karena kata demokrat
diterangkan oleh kata nasional.

Social media = media sosial, bukan sosial media karena kata media diterangkan oleh kata sosial.

Contoh HUKUM M-D:

"kapal terbang" dan kalimat "Ali makan." Dalam kata majemuk "kapal terbang", kata kapal
diterangkan oleh kata terbang. Demikian juga dalam kalimat "Ali makan," Ali diterangkan oleh
makan.

Dalam membentuk frasa, kita, pada umumnya, menyusunnya seperti itu, yaitu pokok, yang utama,
yang diterangkan kita letakkan di depan, sedangkan keterangan atau penjelasannya kita letakkan
sesudah unsur pokok itu. Inilah yang ditonjolkan oleh istilah hukum D-M itu.

Prinsip yang sama bisa kita temui pada frasa "gadis cantik" alih-alih "cantik gadis" sebagai
terjemahan beautiful girl, "buku baru" alih-alih "baru buku" sebagai terjemahan new book, dsb.

Penggunaan titik dua (:)

1. Tanda titik dua (:) dipakai pada akhir suatu PERNYATAAN LENGKAP yang diikuti pemerincian atau
penjelasan.

2. Tanda titik dua TIDAK DIPAKAI jika perincian atau penjelasan itu MERUPAKAN PELENGKAP yang
mengakhiri pernyataan.

Gunakan titik dua (:) pada akhir suatu PERNYATAAN LENGKAP yang diikuti pemerincian atau
penjelasan. Artinya ... Bagian setelah tanda titik dua HARUS berupa PENJELASAN dari bagian
pertama.

3. Setelah "di antaranya" tidak boleh pakai titik dua (:) karena BELUM menjadi kalimat lengkap.

Anda mungkin juga menyukai