SKRIPSI
OLEH :
DEFRI AFRIANTO
NIM : 109101000080
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
Defri Afrianto
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Skripsi, April 2014
Defri Afrianto, NIM 109101000080
ABSTRAK
Dalam konteks Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), budidaya paprika yang
menggunakan pestisida berpotensi membahayakan petani. Untuk mencegah bahaya
tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD). Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa petani paprika
belum menggunakan APD yang memenuhi standar aman. Berdasarkan permasalahan
tersebut, peneliti memberi penyuluhan K3 kepada petani paprika dengan menggunakan
media elektronik yaitu projektor. Konten yang dipresentasikan terdiri dari slide dan
video pendek terkait K3, APD dan bahaya pestisida.
Jenis penelitian adalah eksperimen semu dengan menggunakan desain one
group pretest and posttest design. Tujuannya yaitu untuk mengetahui pengaruh
penyuluhan tersebut terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan petani paprika terkait
penggunaan APD. Penelitian dilakukan pada bulan januari 2014 di Desa Kumbo -
Pasuruan dengan jumlah sampel sebanyak 32 petani.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum penyuluhan, lebih dari 20 petani
(>65%) memiliki pengetahuan dan sikap yang kurang. Setelah penyuluhan, pengetahuan
dan sikap petani menjadi baik 100% . Dari uji statistik wilcoxon baik pada pengetahuan
maupun sikap diperoleh P-value sebesar 0,000. Artinya, pada alpha 5% terdapat
perbedaan yang signifikan pada skor median antara sebelum dan setelah penyuluhan.
Sedangkan pada aspek tindakan, terjadi peningkatan jumlah pengguna APD antara
sebelum dan sesudah penyuluhan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa penyuluhan K3
yang dilakukan dapat memperbaiki pengetahuan, sikap dan tindakan petani paprika di
Desa Kumbo terkait penggunaan APD dari bahaya pestisida.
ii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
DEPARTEMENT OF PUBLIC HEALTH
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY MAJOR
Thesis, April 2014
Defri Afrianto, NIM 109101000080
ABSTRACT
In the context of Occupational Health and Safety (OHS), cultivation of paprika
that use pesticides is potentially harmful for farmers. To avoid that hazards, one attempts
to do is to use Personal Protective Equipment (PPE). The results of preliminary studies
indicated that paprika farmers have not been using PPE that meet safety standards.
Based on these problems, researchers gave OHS counselling to paprika farmers using
electronic media. Contents that was presented consisting of slides and short videos
related to OHS, PPE and hazards of pesticides.
This research type was quasi-experimental with using one-group pretest and
posttest design. The goal was to determine the effect of counseling on knowledge,
attitudes and behaviors paprika farmers related to the use of PPE. The study was
conducted in January 2014 in the village of Kumbo - Pasuruan with 32 farmers total
sample.
The results showed that before the counselling, more than 20 farmers (> 65%)
have less knowledge and attitudes. After counseling, knowledge and attitudes of farmers
to be good 100%. Wilcoxon statistical test of both knowledge and attitudes acquired P-
value 0.000. That is, the alpha 5% there have significant differences in median scores
between before and after counseling. While on aspects of the behavior, there was an
increasing number of PPE users between before and after counseling..
Based on the results, it can be concluded that the OHS counselling could
improve the knowledge, attitudes and behavior paprika farmers in the village of Kumbo
related to the the use of PPE from hazards of pesticides.
References: 36 (1991-2013)
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
RHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PETANI PAPRIKA DI DESA KUMBO TERKAIT PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG
TAHUN 2013
Oleh :
DEFRI AFRIANTO NIM. 109101000080
, diperiksa dan dipertahankan di Hadapan Tim Penguji Proposal Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokter
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Mengetahui,
iv
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Penguji I
Penguji II
Penguji III
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Defri Afrianto
TTL : Pasuruan, 21 April 1990
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat Sekarang : Desa Tlogosari, RT/ RW : 01/01
Nongkojajar, Tutur - Pasuruan
No. HP : 08980-369-363
Email : defri.indonesia@gmail.com
PENDIDIKAN FORMAL
1995 - 1997 : TK Tunas Budi Gendro, Tutur - Pasuruan
1997 - 2003 : SDN I Tlogosari, Tutur – Pasuruan
2003 - 2006 : SLTP N 3 Lawang - Malang
2006 - 2009 : MA. Darul Karomah Singosari – Malang
2009 - 2014 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Jurusan Kesehatan Masyarakat
vi
Lembar Persembahan
ِْغال َْ ّل ُه َّ اغ ِف ْر
َ ل ِولوال ِ َّ َِي َوار َح ُه َما َك َما َر َّب َيان ِ َ ِْص ِيا ِ
~~~
vii
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan ini, penulis haturkan banyak terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada :
1. Keluarga saya (Ibu, Bapak, Kakak, dan Adik), terima kasih atas bimbingan,
dukungan, bantuan, do’a, motivasi, semangat, nasehat, serta segala curahan cinta
dan kasih yang telah diberikan.
2. Bapak Prof. Dr. (hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And, selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Ir. Febriyanti, M.Si, selaku ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Iting Shofwati, ST, MKKK. selaku penanggung jawab peminatan K3
sekaligus dosen yang sudah seperti ibu saya sendiri. Terima kasih atas segalanya.
5. Ibu Raihana Nadra Alkaff, SKM, MMA dan Ibu Minsarnawati, SKM, M.Kes
selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima kasih atas arahan dan bimbingannya
sebelum, selama dan sesudah penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Fase Badriah, Ph.D, Ibu Dewi Utami, Ph.D dan Bapak Rulyenzi Rasyid,
MKKK selaku penguji skripsi. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu menjadi
penguji dan memberikan bimbingan, saran-saran san kemudahan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Teman seperjuangan saya; Zil Ardi (Farmasi 2009), Afif Abdul Raziq (Tetangga
kos), Aries Firdaus (teman foks), Fadil, Dio, dll. Salam sukses dan damai selalu.
viii
9. Teman spesial saya. Terimakasih untuk semangat, kekuatan dan pengalaman
yang berharga. Terimakasih untuk semuanya.
10. Teman-teman K3 (Fadil, Piqih, Ubay, Rifqy, Dio, Novan, Reza, Mufil, Ipeh, VJ,
Amel, Diana, Nia, Deniz, Heni, Lina, Sandy, Desi, Sca, dan Ex.K3 Vina) dan
seluruh teman-teman angkatan 2009 Kesehatan Masyarakat, terimakasih banyak
ya! Mohon maaf atas segala ucapan dan tindakan yang kurang berkenan. Saya
akan sering kangen teman-teman semua.
11. Para Senior, Junior, teman-teman FKIK, dan teman-teman UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dengan caranya masing-masing.
12. Ustadz Badar selaku pengasuh Ponpes Manba’ul Quran Singosari, Ustadz H. Ali
Fahrudin, MA. selaku Pengasuh Ponpes RUQI (Rumah Qurani Indonesia),
Ustadz Sofwan Hadi, dan semua ustadz dan guru yang telah mendidik dan
mengajar saya ilmu agama dan ilmu lainnya. Semoga saya dapat mengamalkan
dan mengajarkan ilmu yang telah diberikan. Amin allahumma amin.
13. Pengurus Masjid Al-Muhajirin dan sahabat-sahabat yang sering berkunjung;
Bapak Samiin (ketua Ta’mir Masjid), Asep Viking, Ahmad Furqon, Falah calon
guru besar, Damar cinta damai, dan seluruh jamaah masjid Al-Muhajirin.
Semoga kita senantiasa menjadi hamba Allah yang istiqomah dalam kebaikan.
Amin.
14. Teman-teman santri Pondok Pesantren RUQI. Terimakasih atas kebersamaanya.
Semoga kita semua santri RUQI menjadi Hafidzul Qur’an yang dimuliakan
Allah azza wajalla. Aamiin..
15. Teman-teman CSS MoRA Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) dan
teman-teman Remaja Masjid Fathullah (IRMAFA) beserta jajaran pengurusnya.
Terimakasih atas segalanya. Semoga kita senantiasa menjalin silaturrahmi.
16. Seluruh pihak lainnya yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis dengan penuh kesadaran menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.
Aamiin...
Jakarta, Mei 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN.....................................................................................i
ABSTRAK...............................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iv
PANITIA SIDANG.................................................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP...............................................................................vi
LEMBAR PERSEMBAHAN................................................................................vii
KATA PENGANTAR...........................................................................................viii
DAFTAR ISI............................................................................................................x
DAFTAR TABEL..................................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xv
DAFTAR BAGAN..................................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Pertanyaan Penelitian....................................................................................5
D. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
E. Manfaat Penelitian........................................................................................6
F. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja................................................................8
1. Definisi....................................................................................................8
2. Konsep Pengendalian Bahaya Akibat Kerja..........................................10
B. Alat Pelindung Diri (APD)...........................................................................12
1. Definisi APD..........................................................................................12
2. Standar Occupational Safety and Health Association (OSHA)
Mengenai APD.......................................................................................13
x
3. Peraturan Perundang-Undangan Terkait Dengan APD..........................14
4. Pemilihan APD.......................................................................................15
5. Bahaya-Bahaya yang Membutuhkan Penggunaan APD........................15
6. Jenis-Jenis Alat Pelindung Diri (APD)..................................................17
7. Pemeliharaan Alat PelindungDiri (APD)...............................................18
8. Penyimpanan Alat Pelindung Diri (APD)..............................................18
9. Alat Pelindung Diri (APD) Untuk Pengguna Pestisida..........................19
C. Pestisida........................................................................................................19
1. Pengertian Pestisida...............................................................................19
2. Jenis Pestisida.........................................................................................20
3. Alat Penyemprot Pestisida.....................................................................24
4. Penyemprotan Pestisida.........................................................................25
5. Penyimpanan Pestisida...........................................................................27
6. Dampak Pestisida...................................................................................28
7. Toksikologi Pestisida.............................................................................33
D. Perilaku........................................................................................................36
1. Definisi Perilaku.....................................................................................36
2. Ruang Lingkup Perilaku........................................................................38
a. Pengetahuan.....................................................................................38
b. Sikap.................................................................................................40
c. Tindakan...........................................................................................42
3. Faktor-Faktor yang mempengaruhi perilaku..........................................44
4. Perubahan Perilaku.................................................................................45
E. Penyuluhan...................................................................................................46
1. Definisi Penyuluhan...............................................................................46
2. Metode Penyuluhan................................................................................47
3. Media Penyuluhan..................................................................................48
4. Faktor-faktor yang Mempengeruhi Penyuluhan....................................49
5. Kerangka Toori......................................................................................51
xi
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep.........................................................................................52
B. Definisi Operasional.....................................................................................53
C. Hipotesis.......................................................................................................54
xii
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian................................................................................75
B. Pengetahuan Petani Paprika.........................................................................75
C. Sikap Petani Paprika.....................................................................................78
D. Tindakan Petani Paprika...............................................................................81
E. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Petani
Paprika Terkait Alat Pelindung Diri (APD) dari Bahaya Pestisida..............85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
Tabel
3.1 Definisi Operasional 53
4.1 Tingkat Rebilitas Data 60
5.1 Distribusi Petani Paprika Pengguna Pestisida di Desa Kumbo
Berdasarkan Umur Tahun 2014 65
xiv
DAFTAR GAMBAR
Potret greenhouse
4.1 (atap putih) di Desa Kumbo dari puncak gunung Tunggangan
Observasi Tindakan Petani Paprika Sebelum Penyuluhan 31
Petani yang Mengalamai Penyakit Kulit Akibat Pestisida Observasi Tindakan Petani Paprika Setelah Penyuluhan
5.1 33
5.2 34
5.3 34
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus
(OPT). Hingga saat ini, sebagian besar petani di Indonesia menganggap bahwa
pestisida merupakan input yang paling efektif dalam mengendalikan OPT. Hal ini
1999). Pada saat berhadapan dengan pestisida, perhatian petani dan praktisi pertanian
pada umumnya tertuju pada masalah pengendalian OPT yang menyerang tanaman,
(Novizan, 2003).
meningkatnya pemajanan yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi tenaga kerja
Dampak negatif pestisida dapat terjadi secara akut maupun kronik akibat
iritasi pada kulit/ mata, bahkan kematian. Sedangkan pemaparan kronik dapat
1
2
bagi pengguna pestisida adalah pakaian yang menutupi tubuh, penutup atau
pelindung kepala, pelindung mata, sepatu boot, masker, dan sarung tangan.
menggunakan APD saat menangani pestisida adalah hal yang tidak praktis dan
merepotkan. Bahkan, tidak jarang ditemukan petani yang mengaku bahwa mereka
sudah kebal dan terbiasa dengan bau pestisida yang menyengat. Hal ini dapat terjadi
kegiatan penyuluhan dan informasi pertanian yang sampai pada petani hanya
Frekuensi penyemprotan pestisida pada tanaman paprika tergolong tinggi yaitu dua
hingga tiga kali dalam seminggu. Penelitian oleh Environmental Working Group
ketiga dari 10 sayuran dan buah yang mengandung kadar pestisida tinggi.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan September 2013 dengan
hasil bahwa seluruh petani paprika di Desa Kumbo belum menggunakan APD yang
memenuhi standar aman. Petani hanya memakai pakaian biasa, masker dari kain,
alas kaki berupa sandal, dan penutup kepala berupa topi atau kaos. Mayoritas petani
berpendapat bahwa prosedur kerja dengan APD tersebut sudah cukup aman karena
tidak ada keluhan serius setelah aplikasi pestisida. Namun demikian, ditemukan
beberapa petani yang mengalami iritasi kulit pada bagian tangan. Salah satu
Kesehatan Kerja (K3) tentang Alat Pelindung Diri (APD). Menurut Sumardjo
menjadi tiga domain, yaitu kognitif (cognitive), afektif (affective) dan psikomotor
tindakan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tentang APD serta menganalisis pengaruh
B. Rumusan Masalah
petani. Untuk mencegah bahaya tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan
Pestisida (Kementrian Pertanian, 2011), jenis APD yang diperlukan bagi pengguna
pestisida adalah pakaian yang menutupi tubuh, celemak, penutup atau pelindung
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan September 2013 dengan
APD yang memenuhi standar aman. Petani hanya memakai pakaian biasa, masker
dari kain, alas kaki berupa sandal, dan penutup kepala berupa topi atau kaos. Selain
itu, ditemukan petani yang mengalami iritasi kulit pada bagian tangan yang
menyebabkan petani tersebut tidak dapat lagi bekerja dengan pestisida. Jika ditinjau
tindakan.
berupa penyuluhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tentang Alat Pelindung
Diri (APD). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penyuluhan
tersebut terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan petani paprika di Desa Kumbo
C. Pertanyaan Penelitian
berkut :
Desa Kumbo terkait penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dari bahaya
Desa Kumbo terkait penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dari bahaya
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
tindakan petani paprika di Desa Kumbo terkait penggunaan APD pada saat
2. Tujuan Khusus
sebelum penyuluhan.
6
sesudah penyuluhan.
dan tindakan petani paprika di Desa Kumbo terkait penggunaan APD pada
E. Manfaat Penelitian
2. Bagi Peneliti
sebagai aplikasi nyata dari keilmuan yang diperoleh selama di bangku kuliah.
Bagi petani paprika di Desa Kumbo diharapakan dapat digunakan sebagai bahan
Tutur Kabupaten Pasuruan. Waktu penelitian dimulai pada bulan January 2014
sampai bulan Februari 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tentang penggunaan alat Pelindung Diri
(APD). Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tersebut
terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan petani paprika terkait penggunaan APD
dari bahaya pestisida. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari
hasil wawancara, kuesioner dan observasi terkait pengetahuan, sikap dan perilaku.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
merupakan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain
ditempat kerja atau perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta
agar setiap produksi digunakan secara aman dan efisien (Ramli, 2010). Pada
keberadaan tenaga kerja yang sedang bekerja. Kegiatan kedua berkaitan dengan
kondisi kesehatan sebagai akibat adanya penyakit akibat kerja (Suardi, 2005).
mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat
kerja juga menyangkut seluruh proses produksi dan distribusi barang maupun
jasa. Adapun tujuan dari keselamatan kerja adalah melindungi tenaga kerja atas
8
9
penerapan yang bertujuan untuk mewujudkan tenaga kerja sehat, produktif dalam
bekerja, berada dalam keseimbangan antara kapasitas kerja, beban kerja dan
keadaan lingkungan kerja, serta terlindung dari penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja. Kesehatan kerja memiliki sifat medis dan
pegawai/tenaga kerja.
g. Agar setiap pegawai/tenaga kerja merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
10
a. Pendekatan Energi
atau administratif.
dikurangi.
sil statistik yang menyatakan bahwa 85 % kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia dengan tindakan yang tidak aman. Untu
m K3 antara lain:
Audit K3
Komunikasi K3
c. Pendekatan Teknis
peralatan kerja.
d. Pendekatan Administratif
antara lain:
1. Pengaturan waktu dan jam kerja sehingga tingkat kelelahan dan paparan
e. Pendekatan Manajemen
1. Definisi APD
sebagai alat yang digunakan untuk melindungi pekerja dari luka atau penyakit
13
yang diakibatkan oleh adanya kontak dengan bahaya di tempat kerja, baik yang
rekayasa (engineering) dan cara kerja yang aman (work practice). Namun
pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut tetapi sebagai
usaha terakhir dalam upaya melindungi tenaga kerja (Milos Nedved & Soemanto
Imamkhasani, 1991)
tubuh seperti kepala, muka, mata, telinga, sistem pernafasan, tangan, kaki
dan lain-lain.
telah memakai APD yang sesuai dan tepat, maka OSHA merekomendasikan agar
yang timbul dan dapat mengancam pekerja pada waktu mereka sedang
melakukan pekerjaannya.
a. Undang-Undang No. 1 tahun 1970 Bab V pasal 9 ayat (1) butir c tentang
yang bersangkutan.
cuma-cuma alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang
kerja.
pengesahan APD
4. Pemilihan APD
Kebutuhan APD didasarkan pada bahaya dan resiko yang ada di tempat
kerja yang menyangkut tipe bahaya dan resiko, efek atau dampak yang
a. Nyaman dipakai pada kondisi pekerjaan yang sesuai dengan Desain alat
tersebut.
b. Tidak mengganggu kerja dalam arti APD tersebut harus sesuai dengan
pekerja.
dengan standar.
a. Bahaya Kimia
kimia tersebut ke bagian tubuh pada saat penggunaan bahan kimia tersebut
b. Partikel-Partikel
kotoran yang dapat membahayakan mata, selain itu jika debu atau
system pernafasan.
d. Radiasi Cahaya
Bahaya radiasi seperti dapur api, intensitas cahaya yang tinggi dari
pekerja.
benar atau membawa alat-alat dan kurang hati-hati pada pada saat naik,
maka barang tersebut bisa lepas dan jatuh yang menyebabkan bahaya
bagi orang yang ada dibawahnya dan bisa mencederai bagian tubuh atau
g. Barang-barang tajam/runcing
aktifitas pekerjaannya.
SE.06/BW/1997antara lain :
Pakaian panjang
Menurut Budiono, dkk (2003) untuk menjaga daya guna dari APD,
hendaknya disimpan ditempat khusus sehingga terbebas dari debu, kotoran, gas
Pakaian panjang
Celemak (Appron).
pelindung kepala.
Sarung tangan
Sepatu boot.
1. Pengertian Pestisida
kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
b. Memberantas rerumputan
atau ternak
2. Jenis Pestisida
2011) :
a. Akarisida, berasal dari kata akari (bahasa Yunani) yang artinya tungau
b. Algasida, berasal dari kata alga (bahasa Latin) yang artinya ganggang
c. Alvisida, berasal dari kata alvis (bahasa Latin) yang berarti burung,
e. Fungsida, berasal dari bahasa Latin fungus, atau bahasa Yunani spongos
j. Ovisida, berasal dari bahasa Latin ovum berarti telur, berfungsi untuk
merusak telur.
l. Piscisida, berasal dari bahasa Yunani piscis yang berarti ikan, berfungsi
a. Organochlorin
b. Organophosfat
c. Carbamat
degradasi tetap cepat diturunkan dan dieliminasi namun pestisida ini aman
untuk hewan, tetapi toksik yang kuat untuk tawon. Contoh golongan
d. Senyawa dinitrofenol
(ADP) dengan bantuan energi sesuai dengan kebutuhan dan diperoleh dari
sampai dengan reaksi proton dengan oksigen dalam sel. Berperan memacu
23
e. Pyretroid
ini terdiri dari campuran beberapa ester yang disebut pyretrin dan
Sedangkan jenis pyretroid yang stabil terhadap sinar matahari dan sangat
f. Fumigant
atau uap atau asap untuk membunuh serangga , cacing, bakteri, dan tikus.
Biasanya fumigant merupakan cairan atau zat padat yang mudah menguap
atau menghasilkan gas yang mengandung halogen yang radikal (Cl, Br,
formaldehid, fostin.
g. Petroleum
Golongan ini merupakan minyak bumi yang dipakai sebagai insektisida dan
miksida.
24
h. Antibiotik
penyemprotan disebut alat semprot atau sprayer. Apapun bentuk dan mekanisme
1. Sprayer manual
b. Bucket pump atau trombone pump dan garden hose sprayer, untuk
Sprayer tenaga mesin adalah sprayer yang digerakkan oleh tenaga mesin.
4. Penyemprotan Pestisida
a. Pilih volume alat semprot sesuai dengan luas areal yang akan disemprot.
Alat semprot bervolume kecil untuk areal yang luas, tentu kurang cocok
b. Gunakan alat pengaman, berupa masker penutup hidung dan mulut, kaos
stadium larva dan nimfa, atau saat masih berupa telur. Serangga dalam
insektisida.
d. Waktu paling baik untuk penyemprotan adalah pada saat waktu terjadi
aliran udara naik (thermik) yaitu antara pukul 08.00-11.00 WIB atau sore
hari pukul 15.00-18.00 WIB. Penyemprotan terlalu pagi atau terlalu sore
ultraviolet.
tidak boleh melawan arah angin, karena pestisida bisa mengenai orang
yang menyemprot.
penyemprotan.
cucian sebaiknya dibuang ke lokasi yang jauh dari sumber air dan sungai.
5. Penyimpanan Pestisida
ataupun hewan. Menurut Sostroutomo (1992) yang dikutip oleh Meliala (2005)
anak.
berkepentingan.
c. Pestisida yang disimpan perlu untuk memiliki buku yang memuat catatan
permusim tanamannya.
6. Dampak Pestisida
pestisida juga dapat memberikan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan.
orang dengan dampak yang spesifik (specificeffects) dan sebnayak 37.000 orang
(incidence rates) keracunan pestisida akut pada pekerja pertanian mencapai 18.2
tiap 100.000 pekerja. Angka kasus yang sebenarnya diperkirakan lebih besar
tidak adanya Alat Pelindung Diri (APD), serta perbedaan populasi petani pada
pestisida, yaitu :
a. Keracunan Akut
langsung pada saat itu. Beberapa efek kesehatan akut adalah sakit kepala,
pusing, mual, sakit dada, muntah-muntah, kudis, sakit otot, keringat berlebih,
1. Efek lokal
Efek lokal terjadi bila efek hanya mempengaruhi bagian tubuh yang
2. Efek sistemik
b. Keracunan Kronis
setelah paparan pestisida. Dampak kronis pestisida antara lain yaitu kanker,
keseimbangan hormon. Selain itu, dampak pestisida juga dapat sampai pada
bayi melalui Air Susu Ibu (ASI). Hal ini terjadi jika sang ibu terpapar
1. Golongan organofosfat
2. Golongan organoklor
3. Golongan karbamat
4. Golongan bipiridilium
Jenis pestisida ini dapat menimbulkan gejala seperti sakit perut, mual,
5. Gologan arsen
6. Golongan antikoagulan
1. Dosis
yang tertera pada label. Dosis atau takaran yang melebihi aturan akan
2. Toksisitas
tersebut mati.
akut atau kronik akibat kontak dengan pestisida dapat melalui mulut,
7. Toksikologi Pestisida
atau manusia. Toksisitas dinyatakan dalam LD50 (lethal dose), yakni jumlah
umumnya digunakan adalah tikus. Dosis dihitung dalam mg per kilogram berat
badan (mg/kg). Namun ada perbedaan antara LD50 oral dan LD50 dermal. LD50
oral adalah dosis yang menyebabkan kematian pada binatang percobaan tersebut
diberikan secara oral atau melalui makanan, sedangkan LD50 dermal ialah dosis
pestisida.
b. Pencampuran pestisida.
terbanyak kedua setelah kulit. Gas dan partikel semprotan yang sangat halus
lebih besar (lebih dari 50 mikron) akan menempel di selaput lendir atau
35
terjadi karena :
D. Perilaku
1. Definisi Perilaku
stimulus (rangsang dari luar). Dalam teori ini, terjadinya perilaku didasari oleh
merespons.Oleh sebab itu, teori Skiner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-
b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan
memperkuat respon.
Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
lain.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
Perilaku manusia didorong oleh motif tertentu. Dalam hal ini ada beberapa
teori tentang perilaku yang dikemukakan oleh Machfoedz dan Suryani (2007) :
perilaku yang innate, perilaku yang bawaan, dan naluri akan mengalami
memenuhi kebutuhannya.
Teri ini mengetakan bahwa perilaku timbul karena adanya insentif atau
reinforcement. Terdapat dua Insentif yaitu positif dan negatif. Insentif positif
38
adalah yang berkaitan dengan hadiah atau award, sedangkan insentif negatif
d. Teori Atribusi
Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab perilaku yang terdiri dari faktor
internal (motif, sikap, dll) dan faktor eksternal (budaya, geografis, dll).
membagi perilaku manusia ke dalam 3 domain ranah atau kawasan yaitu kognitif
a. Pengetahuan
1) Tahu
2) Memahami
3) Aplikasi
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.
4) Analisis
dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
5) Sintesis
yang ada.
40
6) Evaluasi
angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian
b. Sikap
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut. Sikap
1. Menerima (receiving)
2. Merespon (responding)
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan
yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah
3. Menghargai (valuing)
ibu yang mengajak ibu yang lain untuk pergi menimbangkan anaknya
anak.
4. Bertanggungjawab (responsible)
responden terhadap suatu obyek atau juga dapat dilakukan dengan cara
pernyataan sikap juga dapat berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap dan
ini disebut dengan pernyataan yang tidak favourabel. Suatu skala sikap
sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favorable dan tidak
disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi
skala memihak atau tidak mendukung sama sekali obyek sikap (Azwar,
2005).
c. Tindakan
1. Persepsi (Perception)
dimilikinya
3. Mekanisme (Mecanism)
4. Adaptasi (Adaptation)
prasarana atau fasilitas. Sarana dan fasilitas ini pada hakekatnya mendukung
faktor pendukung
sikap dan niat untuk melakukan sesuatu atau berperilaku. Suatu pujian,
terbentuknya perilaku.
45
4. Perubahan Perilaku
(objek).
diterima.
stimulus.
diketahui atau
46
disikapinya (dinilai baik). Inilah yang disebut tindakan (practice), atau dapat juga
dikatakan perilaku.
E. Penyuluhan
1. Definisi Penyuluhan
mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar
dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan
kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif, dan menguntungkan
(Lucie, 2005).
seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah
aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), George (1998) yang dikutip
dalam
47
2. Metode Penyuluhan
tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal. Semua metode akan baik bila
Pada garis besarnya hanya ada dua jenis metode dalam penyuluhan, yaitu :
Pada Metode ini hanya terjadi komunikasi satu arah yaitu dari pihak
kesempatan untuk aktif. Yang termasuk metode ini adalah : metode ceramah,
Pada metode ini terjadi komunikasi dua arah antara pendidik dan
tanya jawab.
48
3. Media Penyuluhan
karena melalui media pesan disampaikan dengan mudah untuk dipahami. Media
dalam bentuk lembar balik, dimana tiap lembar berisi gambar peragaan
maupun gambar.
3) Poster ialah lembaran kertas dengan kata-kata dan gambar atau simbol
4) Poster ialah lembaran kertas dengan kata-kata dan gambar atau simbol
6) Rubrik atau tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai bahasan
c. Media papan (Bill Board) yaitu media yang dapat dipasang di tempat umum.
Media papan ini juga mencakup pesan kesehatan yang ditulis pada lembaran
perilaku melalui suatu kegiatan pendidikan nonformal. Oleh karena itu selalu
Beberapa hal yang perlu diamati pada diri sasaran adalah ada tidaknya
ketakutan
50
atau trauma dimasa lampau yang berupa ketidakpercayaan pada pihak lain
sarana dan pengalaman serta adanya perasaan puas dengan kondisi yang
dirasakan sekarang.
keberhasilan penyuluhan.
yang dipelajari, dipegang teguh oleh setiap warga masyarakat dan diteruskan
secara turun menurun, dan akan sangat sulit merubah perilaku masyarakat
masyarakat.
51
Kerangka Teori
(1) Teori perubahan perilaku oleh WHO dalam Notoatmodjo (2003), dan (2) Teori yang mencangkup tiga domain perilaku (pen
Penyuluhan (Councelling)
Pendidikan (education)
Pelatihan (trainning)
Promosi (Promotion)
BAB III
A. Kerangka Konsep
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tentang Alat Pelindung Diri (APD). Perilaku
kelompok eksperimen diukur sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah
penyuluhan (pretest dan postest). Variabel perilaku yang akan diukur mengacu pada
teori Benyamin Bloom (1908) yang menyatakan bahwa perilaku manusia dibagi
menjadi tiga domain ranah atau kawasan, yaitu kognitif (cognitive), afektif
dan tindakan. Skema kerangka konsep dapat dijelaskan pada bagan 3.1 berikut :
52
53
Penyuluhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tentang Alat Pelindung Diri (APD)
pada petani paprika
Pengetahuan, sikap, dan tindakan petani paprika Pengetahuan, sikap, dan tindakan petani p
sebelum penyuluhan setelah penyuluhan
Pretest Posttest
B. Definisi Operasional
Alat
variabel Definisi Hasil Ukur Skala
Ukur
Intervensi yang diberikan
sebagai upaya pendidikan
kesehatan mengenai APD
Penyuluhan dengan menggunakan - - -
media elektronik dan alat
bantu proyektor.
54
1. Baik jika
Tahu atau tidaknya petani
skor >75%
paprika mengenai Alat
2. Cukup jika
Pengetahuan Pelindung Diri (APD) Kuesioner Ordinal
skor 60-75%
dari bahaya pestisida.
3. Buruk jika
skor <60 %
1. Baik jika
Respon petani paprika skor >75%
terhadap Alat Pelindung 2. Cukup jika
Sikap Kuesioner Ordinal
Diri (APD) dari bahaya skor 60-75%
pestisida. 3. Buruk jika
skor <60 %
Aktivitas petani paprika
dalam menggunakan
APD yang meliputi
Pedoman 1. Iya
Tindakan pakaian panjang, Ordinal
observasi 2. Tidak
pelindung kepala,
masker, sarung tangan,
kacamata, sepatu boot
A. Hipotesis
Desa Kumbo tentang Alat Pelindung Diri (APD) dari bahaya pestisida.
Kumbo terkait penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dari bahaya pestisida.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Pretest Postest
T1 X T2
Keterangan :
kelompok eksperimen
dikontrol tidak dapat dikontrol, sehingga validitas penelitian tidak cukup memadai
55
56
eksperimen semu dengan desain one group pretest and posttest design memiliki
kelebihan dan kekurangan pada validitas penelitiannya. Kelebihan desain ini yaitu;
(1) Dapat mengontrol selection biases and mortality, dan (2) Dapat memberi
landasan untuk komparasi prestasi subjek yang sama sebelum dan sesudah dikenai
perlakuan (treatment). Adapun kelemahan desain ini yaitu; (1) Tidak ada jaminan
bahwa perlakuan (treatment) adalah satu-satunya faktor atau bahkan faktor utama
yang menimbulkan perbedaan antara pretest dan posttest, dan (2) Terdapat beberapa
and mortality.
tandingan (probable error), maka garis waktu (time line) antara pretest, penyuluhan,
dan posttest ditentukan dengan jarak yang relatif dekat. Pada penelitian ini, Pretest
dilakukan satu hari sebelum penyuluhan, sedangkan posttest dilakukan satu minggu
posttest, petani bisa saja mendapat paparan informasi dari sumber lain yang juga
dapat berpengaruh terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan petani. Untuk itu,
penelliti berusaha meminimalisir hal tersebut dengan cara mengadakan posttest pada
tempo yang relatif pendek yaitu satu minggu setelah penyuluhan. Garis waktu (time
Bagan 4.2
Garis Waktu (Time Line) Penelitian
Pretest Posttest
1 hari sebelum penyuluhan Penyuluhan 1 minggu setelah penyuluhan
Waktu penelitian yaitu dari bulan januari 2014 sampai bulan februari 2014.
1. Populasi
2. Sampel
Sampel yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh populasi yang
sampling jenuh adalah karena jumlah populasi yang sedikit (< 50). Pada saat
penyuluhan, terdapat 1 petani yang tidak hadir sehingga sampel pada penelitian
D. Media Penyuluhan
dipresentasikan terdiri dari video pendek dan slide yang berisi tentang informasi
terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khususnya tentang Alat Pleindung
1. Pengumpulan Data
Diri (APD).
2. Instrumen Penelitian
pada suatu penelitian (Arikunto, 2002). Instrumen atau alat bantu dalam
digunakan meliputi
59
variabel pengetahuan, sikap dan tindakan digunakan sebanyak dua kali yaitu
Desa Gendro Krajan dengan jumlah 30 orang. Dalam penelitian ini, instrumen
yang digunakan menghasilkan data dikotomis yang menunjukkan nilai benar atau
a. Uji Validitas
valid apabila
60
nilai Cronbach Alpha if Item Deleted lebih kecil dari nilai cronbach alpha
instrumen.
diketahui bahwa semua nilai Cronbach Alpha if Item Deleted pada soal
pengetahuan dan sikap lebih kecil dari nilai cronbach alpha instrumen
b. Uji Reliabilitas
instrumen yang digunakan. Semakin tinggi nilai cronbach alfa maka tingkat
reliabilitas data semakin baik atau dapat dikatakan instrumen semakin handal.
Tabel 4.2
Tingkat Reliabilitas Data
diketahui nilai Cronbach Alpha pada soal pengetahuan sebesar 0.503 dan
pada soal sikap sebesar 0.325. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
rendah.
4. Pengolahan Data
berikut:
ada kesalahan dalam entry data, sehingga data tersebut telah siap diolah
dan dianalisis.
62
5. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Diri (APD).
b. Analisis Bivariat
Paired Sample t-test jika data berdistribusi normal dan uji Wilcoxon jika data
tidak berdistribusi normal. Pada penelitian ini, Skor sikap (posttest) dan skor
rerata dan simpang baku tidak dilaporkan karena data yang tidak berdistribusi
normal, nilai rerata dan simpang baku tidak dapat mewakili data (Dahlan,
2008).
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Pasuruan. Jumlah petani yang menjadi objek penelitian berjumlah 33 orang. Selama
proses penelitian, terdapat 1 orang yang tidak hadir dalam kegiatan penyuluhan
sehingga jumlah petani yang masuk dalam penelitian ini menjadi 32 orang.
tanaman paprika) yang disebut greenhouse. Hingga bulan Januari 2014, jumlah
greenhouse diberi nama dengan huruf abjad dan nomor. Huruf abjad menunjukkan
area greenhouse yaitu “T” untuk area timur, “U” untuk area utara, “B” untuk area
barat, dan dan “S” untuk area selatan. Sedangkan nomor menunjukkan urutan
63
64
cam-macam. Ukuran greenhouse rata-rata 600 m2 dengan dimensi 20 m x 30 m. Ukuran terkecil adalah 300 m2 dengan dimen
Gambar 4.1
Potret greenhouse (atap putih) di Desa Kumbo dari puncak gunung Tunggangan
termasuk pada usaha informal yang tidak berbadan hukum, tidak ada status
permanen atas pekerjaan dan tempat kerja, serta tidak terdapat sistem keamanan
kerja (job security system). Hingga saat ini, jumlah petani paprika di Desa Kumbo
mencapai 54 orang. Dari total jumlah petani tersebut, sebanyak 33 orang adalah
pengguna pestisida,
65
1. Gambaran Umur
Tabel 5.1
Distribusi Petani Paprika Pengguna Pestisida di Desa Kumbo Berdasarkan Umur
Tahun 2014
Sementara sembilan petani lainnya berada pada usia 31 – 40 tahun, empat petani
pada usia 41 – 50, dan hanya satu petani pada usia dibawah 20 tahun.
Tabel 5.2
Distribusi Petani Paprika Pengguna Pestisida di Desa Kumbo Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2014
ani dengan tingkat pendidikan SD dan SMP masing-masing sebanyak 12 orang. Sedangkan petani dengan tingkat pendidikan SM
Tabel 5.3
Distribusi Petani Paprika Pengguna Pestisida di Desa Kumbo Berdasarkan
Lama Kerja Dalam Menggunakan Pestisida Tahun 2014
menggunakan pesisida selama 1-5 tahun, 13 petani 6-10 tahun, dan satu petani
frekuensi penggunaan pestisda dalam seminggu dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.4
Distribusi Petani Paprika Pengguna Pestisida di Desa Kumbo Berdasarkan
Frekuensi Penggunaan Tahun 2014
sebanyak dua kali dalam seminggu. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa
Tabel 5.5
Distribusi Petani Paprika di Desa Kumbo Berdasarkan Durasi Penggunaan
Tahun 2014
bel di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 17 petani menggunakan pestida selama kurang lebih dua jam. Sedangkan 15 petan
a selama kurang lebih 4 jam.
ani
ani paprika mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Alat Pelindung Diri (APD) sebelum dan setelah penyuluhan da
Tabel 5.6
Pengetahuan Petani Paprika di Desa Kumbo Sebelum dan Setelah Penyuluhan Tahun 2014
Pretest Posttest
Tingkat Pengetahuan
n % n %
Buruk 27 85 0 0
Cukup 2 6 0 0
Baik 3 9 32 100
Total 32 100 32 100
petani (94%) menjawab salah pada soal tentang definisi dan tujuan
tentang
69
benar.
Kesehatan Kerja (K3) dan Alat Pelindung Diri (APD) setelah mendapat
Tabel 5.7
Perubahan Pengetahuan Petani Paprika di Desa Kumbo antara Sebelum dan
Setelah Penyuluhan Tahun 2014
2. Sikap Petani
dan Alat Pelindung Diri (APD) sebelum penyuluhan dapat dilihat pada tabel
berikut :
70
Tabel 5.8
Sikap Petani Paprika di Desa Kumbo Sebelum dan Setelah Penyuluhan
Tahun 2014
Pretest Posttest
Tingkat Pengetahuan
n % n %
Buruk 21 66 0 0
Cukup 10 31 0 0
Baik 1 3 32 100
Total 32 100 32 100
APD. Sikap yang salah juga ditunjukkan oleh 16 petani (56%) yang setuju
menjawab setuju bahwa masker dari kain sudah cukup melindungi petani dari
bahaya pestisida.
Kesehatan Kerja (K3) dan Alat Pelindung Diri (APD) setelah mendapat
Tabel 5.9
Perubahan Sikap Petani Paprika di Desa Kumbo Setelah Mendapat Penyuluhan Tahu 2014
Tindakan petani (penggunaan APD) sebelum dan setelah mendapat penyuluhan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.10
Penggunaan APD Petani Paprika di Desa Kumbo Sebelum dan Setelah Mendapat Penyuluhan Tahun 2014
jumlah pengguna APD antara sebelum dan setelah penyuluhan. Petani yang
etelah penyuluhan, diperoleh hasil bahwa jumlah petani yang menggunakan APD mengalami peningkatan (lampiran 8). Peruba
Grafik 5.1
Penggunaan APD Petani Paprika di Desa Kumbo antara Sebelum dan Setelah Penyuluhan Tahun 2014
35
30
30 28
25 23
20 22
15 18
16
10 12
5
0 6 6
4
0 0
PakaianMaskerPenutupKacamataSarungSepatu
PelindungKepalatanganBoot
dan sikap petani paprika digunakan analisis bivariat, yaitu analisis untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel. Pada penelitian ini, variabel yang akan dianalisis yaitu
perbedaan pengetahuan dan sikap petani antara sebelum dan setelah penyuluhan.
Jenis uji (test) yang digunakan tergantung pada hasil uji normalitas data. Jika data
berdistribusi normal maka jenis uji yang digunakan adalah Paired Sample T-test, jika
data tidak berdistribusi normal maka jenis uji yang digunakan adalah uji Wilcoxon.
1. Uji Normalitas
yaitu uji normalitas untuk sampel yang sedikit (kurang dari 50). Data dikatakan
normal jika nilai probabilitas lebih dari 0.05 (P-Value > α). Hasil uji normalitas
Tabel 5.11
Hasil Uji Normalitas Data Skor Pengetahuan dan Sikap Petani Paprika
Sebelum dan Setelah Penyuluhan Tahun 2014
Uji Normalitas
Variabel Keterangan
saphiro- wilk (P-Value)
Pretest 0,000 Tidak Normal
Pengetahuan
Posttest 0,000 Tidak Normal
Pretest 0,111 Normal
Sikap
Posttest 0,000 Tidak Normal
Berdasarkan tabel 4.14 dapat diketahui bahwa hanya skor sikap (pretest)
yang berdistribusi normal dengan P-value sebesar 0.111 (>0.05). Skor sikap
(posttest) dan skor pengetahuan (pretest dan posttest) tidak berdistribusi normal
74
karena nilai P-value sebesar 0.000 (<0.05). Dengan demikian, analisis bivariat
2. Uji Wilcoxon
pengetahuan dan sikap petani paprika antara sebelum dan setelah penyuluhan.
maksimum, serta nilai probabilitas (P-value). Adapun nilai rerata dan simpang
baku tidak dilaporkan karena data yang tidak berdistribusi normal, nilai rerata
dan simpang baku tidak dapat mewakili data (Dahlan, 2008). Hasil uji wilcoxon
Tabel 5.12
Hasil Uji Wilcoxon Skor Pengetahuan dan Sikap Petani Paprika Sebelum
dan Setelah Penyuluhan Tahun 2014
Median
Variabel P-Value
(Minimum-Maksimum)
Pretest 30 (10 - 90)
Pengetahuan 0,000
Posttest 100 (80 - 100)
Pretest 50 (10 - 80)
Sikap 0,000
Posttest 100 (90 - 100)
pada skor pengetahuan antara pretest dan posttest yaitu 30:100. Sedangkan
perbandingan nilai median pada skor sikap antara pretest dan posttest yaitu
50:100. Dari uji statistik wilcoxon baik pada pengetahuan maupun sikap
perbedaan pengetahuan dan sikap petani antara sebelum dan setelah penyuluhan.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
peneliti yaitu :
Penelitian ini tidak menjelaskan hubungan karakterisitik petani (umur, pendidikan, dll) dengan pengetahuan, sikap dan tinda
Tidak ada kelompok kontrol.
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khususnya mengenai Alat Pelindung
kali, yaitu sebelum dan sesudah penyuluhan. Sebelum penyuluhan, 27 petani (80%)
baik.
75
76
Berdasarkan hasil jawaban petani pada soal pengetahuan yang dilakukan sebelum
salah pada soal tentang definisi dan tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
petani paprika yang menggunakan pestisida, hanya 7 petani yang menjawab benar.
24 petani menjawab perlu dengan alasan yang salah, yaitu agar petani mendapat
pengobatan terhadap penyakit akibat kerja., dan 1 orang menjawab tidak perlu
dengan alasan bahwa pestisida mudah digunakan. Pada pertanyaan tentang dampak
kanker maupun gangguan saraf. Pada pertanyaan tentang jalur masuk pestisida,
Dari hasil jawaban juga dapat diketahui sebanyak 14 petani menjawab salah
pada pertanyaan tentang tubuh petani yang kebal terhadap pestisida. Petani tersebut
mengira bahwa jika seseorang sering terkena pestisida atau sudah terbiasa dengan
pestisida, maka tubuh orang tersebut dapat memiliki kekebalan terhadap dampak
buruk pestisida. Pada pertanyaan tentang APD yang dibutuhkan, sebanyak 18 petani
menjawab salah. Menurut petani tersebut, APD yang perlu digunakan hanyalah
77
masker, kacamata dan sarung tangan. Selain itu, pada pertanyaan tentang kapankah
APD digunakan, terdapat 8 petani yang menjawab salah karena beranggapan bahwa
APD hanya digunakan pada saat menyemprot pestisda. Padahal, resiko terkena
berbagai faktor. Menurut Notoatmodjo (2007), salah satu tujuan pendidikan adalah
pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang diperoleh. Dari segi
pendidikan, mayoritas petani paprika di Desa Kumbo adalah lulusan SD dan SMP.
61% Petani paprika di Desa Kumbo berusia 20 -30 tahun. Dengan demikian,
mayoritas petani paprika di Desa Kumbo masih dalam usia produktif (<40 tahun)
statistik dengan menggunakan uji wilcoxon. Dari hasil P-value yaitu sebesar 0,000
pestisida. Sebelum penyuluhan, petani jeruk yang berpengetahuan buruk dan cukup
masing-masing 65% dan 35%. Setelah penyuluhan, semua petani jeruk memiliki
tersebut menggunakan uji “t- berpasangan” dengan hasil p-value sebesar 0,000.
tentang pengaruh penyuluhan terhadap penggunaan APD pada 100 pekerja di pabrik
karbon juga menunjukkan hasil yang sama. Setelah penyuluhan, rata-rata nilai
pengetahuan meningkat dari 59.2 menjadi 84.9. Adapun hasil uji statistik one-way
reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek.
Dalam penelitian ini, sikap petani paprika yang menjadi objek pengukuran
mencakup reaksi atau respon terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
petani juga diukur dengan menggunakan kuesioner sebanyak dua kali, yaitu sebelum
dan sesudah
79
(31%) memiliki sikap cukup, dan hanya 1 petani (3%) yang memiliki sikap baik.
Berdasarkan jawaban petani pada pretest soal sikap yang dilakukan sebelum
keselamatan dan kesehatan petani. Artinya, sebagian besar petani sudah bersikap
dengan baik terkait potensi bahaya pestisida. Namun, terdapat 20 petani (63%)
menunjukkan sikap yang salah karena memberikan jawaban setuju pada pernyataan
bahwa petani yang berpengalaman tidak perlu menggunakan APD. Sikap yang salah
juga ditunjukkan oleh 16 petani (56%) yang setuju bahwa pestisida tidak dapat
masuk ke tubuh manusia melalui kulit. Hal ini menunjukkan bahwa petani tersebut
belum memahami dengan baik jalur masuk pestisida ke dalam tubuh manusia. Selain
itu, sikap yang salah juga ditunjukkan oleh 29 petani (91%) yang menyatakan setuju
bahwa masker dari kain sudah cukup melindungi petani dari bahaya pestisida. Petani
tersebut masih belum memahami bahwa masker dari kain tidak efektif menyaring zat
Sikap petani yang kurang baik terkait K3 dapat disebabkan oleh berbagai
faktor. Selain faktor umur dan pendidikan, sikap juga berhubungan dengan tingkat
pengetahuan petani itu sendiri. Menurut Notoadmodjo (2007), semakin baik tingkat
pengetahuan maka akan semakin baik sikap. Berdasarkan hasil yang diperoleh,
bermakna (signifikan) terhadap perbaikan sikap petani terkait Alat Pelindung Diri
Sikap petani jeruk sebelum diberikan penyuluhan memiliki sikap baik 85% dan sikap
sedang 15%. Setelah mendapat penyuluhan sikap petani jeruk menjadi baik 100%.
berpasangan” dengan hasil p-value sebesar 0,000. Artinya, pada alpha 5% terdapat
tentang pengaruh penyuluhan terhadap penggunaan APD pada 100 pekerja di pabrik
karbon juga menunjukkan hasil yang sama. Setelah penyuluhan, rata-rata nilai sikap
meningkat dari 37.6 menjadi 66.3. Adapun hasil uji statistik one-way anova
tentang APD.
81
Dalam penelitian ini, tindakan petani paprika diobservasi sebanyak dua kali,
yaitu sebelum penyuluhan dan setelah penyuluhan. Adapun APD yang menjadi
objek observasi meliputi pakaian panjang, masker, penutup kepala, kacamata, sarung
orang (68%), petani yang menggunakan masker berjumlah 16 orang (50%), petani
yang menggunakan penutup kepala dan sarung tangan berjumlah 6 orang (18 %) dan
tidak ditemukan petani yang menggunakan kacamata maupun sepatu boot. Hal ini
dengan baik.
tentang K3 baik dari media masa maupun penyuluhan. Hampir semua petani paprika
masih asing dengan istilah K3. Hal ini sejalan dengan Novizan (2003) yang
mengatakan bahwa kegiatan penyuluhan pertanian yang sampai pada petani kurang
Gambar 5.1
Observasi Tindakan Petani Paprika Sebelum Penyuluhan
bahan yang tidak tembus air. Semua petani menggunakan pakaian yang terbuat dari
kain. Pada saat observasi di greenhouse S-1 dan greenhouse T-22, peneliti
menemukan pakaian berupa jas hujan yang terbuat dari plastik. Namun, pakaian
tersebut tidak digunakan karena faktor kenyamanan. Selanjutnya, peneliti juga tidak
Masker yang digunakan adalah masker dari bahan kain seperti masker yang
diperuntukkan bagi pengendara sepeda motor. Selain itu, ditemukan juga petani yang
pengguna pestisida adalah Gloves yang terbuat dari karet (latex, nitrile atau butyl),
plastik atau material lainnya yang tahan terhadap zat kimia pestisida. Sarung tangan
ini akan melindungi petani dari paparan pestisida terutama pada saat pencampuran.
Hasil observasi menunjukkan bahwa sarung tangan yang digunakan petani juga
masih terbuat dari kain. Terkait hal ini, peneliti menemukan masalah kesehatan yang
meninmpa petani di greenhouse S-12. Petani tersebut mengalami penyakit kulit pada
Gambar 5.2
Petani yang Mengalami Penyakit Kulit Akibat Pestisida
orang (88%), petani yang menggunakan masker berjumlah 32 orang (94%), petani
berjumlah 23 orang (72 %), dan petani yang menggunakan sepatu boot berjumlah 12
orang (38%). Dari hasil tersebut, dapat diketahui adanya peningkatan jumlah petani
Gambar 5.3
Observasi Tindakan Petani Paprika Setelah Penyuluhan
erjadi peningkatan jumlah petani yang menggukanan APD, namun tidak semua APD yang digunakan telah memenuhi standa
masker dan sarung tangan yang digunakan masih terbuat dari kain. Hanya 2 petani
yang menggunakan masker dengan penyaring khusus. Hal ini dapat terjadi karena
ekonomi petani. Untuk penggunaan sepatu boot, beberapa petani mengaku keberatan
karena khawatir lantai greenhouse yang terbuat dari plastik akan sobek atau rusak.
Sehingga sebagian besar petani masih menggunakan sandal. Namun demikian, tidak
ditemukan lagi petani yang tidak memakai alas kaki seperti pada saat sebelum
penyuluhan.
85
yang dikutip oleh Notoadmodjo (2003) adalah dengan pemberian informasi untuk
seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuannya tersebut. Salah satu upaya
dalam aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), George (1998) yang dikutip
yang dilakukan untuk mendorong dan menguatkan kesadaran dan perilaku pekerja
Dalam tempo setelah penyuluhan hingga dilakukan posttest, petani bisa saja
mendapat paparan informasi dari sumber lain yang juga dapat berpengaruh terhadap
pengetahuan, sikap dan tindakan petani. Hal ini memang sulit dikontrol mengingat
media pada saat ini memberikan kemudahan dalam mengakses informasi. Untuk itu,
penelliti berusaha meminimalisir hal tersebut dengan cara mengadakan posttest pada
informasi terkait K3 maupun APD dari sumber lain. Beberapa petani berpendapat
bahwa informasi tentang K3 jarang dimuat di media masa seperti televisi dan radio.
Bahkan sebagian besar petani mengaku belum pernah mendapat penyuluhan tentang
K3. Hal ini dapat terjadi karena profesi petani pada umumnya termasuk pada usaha
informal yang tidak berbadan hukum. Sehingga tidak ada kontrol khusus terkait
sistem
86
keamanan kerja (job security system) seperti yang diterapkan pada perusahaan
metode penyuluhan yaitu metode satu arah dan metode dua arah. Metode satu arah
dilakukan dengan presentasi slide dan pemutaran film pendek. Sedangkan metode
dua arah dilakukan dengan diskusi dan tanya jawab. Dengan penyuluhan ini, peneliti
berasumsi bahwa informasi yang diberikan dapat memberikan pengaruh yang baik
Pada saat sesi diskusi dan tanya jawab, banyak petani yang khawatir tentang
kondisi kesehatannya, terutama petani yang baru menyadari adanya dampak negatif
pestisida yang bersifat jangka panjang. Selain itu, banyak petani yang mulai
memperhatikan dampak negatif pestisida terlebih setelah melihat film tentang petani
dan sikap antara sebelum dan setelah penyuluhan. Hal ini menunjukkan adanya
pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap. Adapun secara statistik (uji
pengaruh penyuluhan yang bermakna terhadap pengetahuan dan sikap petani terkait
Alat Pelindung Diri (APD) dari bahaya pestisida. Pengaruh penyuluhan ini juga
terjadi pada aspek tindakan petani terkait penggunaan APD. Setelah penyuluhan,
terjadi
87
peningkatan jumlah petani yang menggunakan APD walaupun tidak semua APD
perilaku tidak mudah. Dalam proses perubahan perilaku, sasaran diharapkan untuk
diharapkan juga adanya perubahan pada keterampilan sekaligus sikap mantap yang
menjurus kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif, dan
belum tentu mewujudkan suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap
menjadi tindakan diperlukan faktor pendukung (support) atau suatu kondisi yang
A. Simpulan
1. Terdapat perbedaan pengetahuan, sikap dan tindakan petani paprika terkait Alat
Pelindung Diri (APD) dari bahaya pestisida antara sebelum dan setelah dilakukan
penyuluhan terkait penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dari bahaya pestisida.
2. Terdapat perubahan yang signifikan pada pengetahuan dan sikap petani dimana
penyuluhan terkait penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dari bahaya pestisida.
B. Saran
1. Bagi Petani
88
89
2. Bagi Pemerintah
hanya pada pekerja formal di industri besar atau berbadan hukum, namun
juga pada setiap pekerja baik formal maupun informal yang berhadapan
petani terkait penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dari bahaya pestisida.
DAFTAR PUSTAKA
Adiyoga dan Soetiarso. 1999. Strategi Petani dalam Pengelolaan Resiko pada
Usahatani Cabai. J. Hort. 8 (4):1299-1311, 1999.
Afriyanto. 2008. “Kajian Keracunan Pestisida Pada Petani Penyemprot cabe di Desa
Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten semarang.” Tesis Pasca Sarjana
Universitas Dipenogoro –Semarang.
Anonim, 2011. Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida. Direktorat Jenderal
Prasarana dan Sarana Pertanian - Direktorat Pupuk dan Pestisida. Kementrian
Pertanian
Anonim, “Sepuluh Buah dan Sayur yang Mengandung Kadar Pestisida Tinggi” artikel
diakses pada tanggal 11 Desember 2012 dari
http://www.infospesial.net/lifestyle/10-buah-sayur-mengandung-kadar-
pestisida-tinggi/
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Bernadetta. 2011. “Pengaruh Penyuluhan Pestisida Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Petani Jeruk dalam Menyemprot Pestisida Di Desa Serdang Kecamatan
Barusjahe Kabupaten Karo” Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Sumatera Utara – Medan.
Budiono, A.M. Sugeng. 2003,. Bunga Rampai Hiperkes dan KK. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Dahlan, Sopiyudin M. 2008. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Depkes RI, 2003. Pedoman Pengamanan Penggunaan Pestisida Khusus untuk Petani
dan Operator Pestisida. Jakarta: Ditjen PPM & PLP.
Djojosumarto, Panut. 2004. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta: Kanisius.
Helliyanti, Putri. 2009. “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Tidak Aman
di Departemen Utility And Operation, PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk
Divisi Bogasari Flours Mills Tahun 2009. Skripsi. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Indonesia - Depok.
Lucie, S. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor. Ghalia
Indonesia.
Lu F.C., 1995. Toksikologi Dasar. Ed. 2. Jakarta: UI-Press.
Machfoedz, Ircham dan Suryani, eko. 2007. Pendidikan Kesehatan dan Promosi
Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya
Mangkunegara. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya.
Meliala, arihta. 2005. “Karakteristik dan Hygiene Perorangan Petani Hortikultura Serta
Keluhan Kesehatan Dalam Penggunaan Pestisida di Desa Gurukihayan
Kecamatan Payung Kabupaten Karo Tahun 2005.” Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan
Munaf, S. 1997. Keracunan Akut Pestisida Teknik Diagnosis, PertolonganPertama
Pengobatan dan Pencegahannya. Jakarta: Widya Medika.
Muninjaya. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta : EGC.
Nedved, Milos. 1991. Dasar-dasar Keselamatan Kerja Biokimia dan Pengendalian
Bahaya Besar. Editor Soemanto Imam Hanafi. Jakarta: ILO
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi kesehatan teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka
Cipta
. 2007. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.
. 2010. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Novizan, 2003. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Jakarta: Agro Media Pustaka
Occupational Safety and Health Administration (OSHA). 2003. Personal Protective
Equipment. Artikel diakses pada tanggal 11 Desember 2012 dari www.osha.gov
Palupi M, Monika. 2013. Alat-alat Pengujian Hipotesis. Semarang : Unika
Soegijapranata.
Quijano, R. dan Sarojeni V Rengam. 1999. Awas! Pestisida Berbahaya Bagi Kesehatan.
Solo: Duta Alam.
Santoso, G. 2004. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Soehatman, Ramli. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(OHSAS 18001), Seri Manajemen K3. Jakarta: Dian Rakyat.
Solhi, Mahnaz. 2013.“The Effect of Health Education on the Use of Personal
Respiratory Protective Equipments based on BASNEF Model among Workers
of Block Carbon Factory in Ahwaz”. International Journal of Applied Science
and Technology, vol.3. No.3. Maret.
Suardi, R. 2005. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Jakarta: Penerbit
PPM.
Suma’mur PK. 1996. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: CV. Haji Mas
Agung
Sumardjo. 1999. ”Transformasi Model Penyuluhan Pertanian Menuju Pengem-bangan
Kemandirian Petani: Kasus di Propinsi Jawa Barat”. Disertasi Doktor. Bogor:
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta:EGC.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Suwarni, Agus, 1998. Tingkat Keracunan, Faktor Risiko dan Kerugian Ekonomi Akibat
Penggunaan Pestisida Bagi Petni Bawang Merah dan Cabe di Kabupaten
Brebes. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja (Jawa Tengah,Vol. XXXI
No. 2).
Thundiyil, Josef G, Dkk., 2013. “Acute pesticide poisoning: a proposed classification
tool”. Artikel diakses pada tanggal 13 Agustus 2013 dari
http://www.who.int/entity/bulletin/volumes/en/
Wudianto, Rini. 2005. Petunjuk Penggunaan Pestisida. Edisi Revisi. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Yusuf, Syamsu LN. (2000). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA
No. : .........
Nama : .......................................................................................................
Umur :...........Tahun
Umur :..........Tahun
A. PENGETAHUAN
5. Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui jalur sebagai berikut:
a. Jalur pernafasan (terhirup) dan jalur pencernaan (tertelan atau terminum)
b. Jalur kulit dan jalur pencernaan (tertelan/ terminum)
c. Jalur pernafasan (terhirup) dan jalur kulit
d. Jalur kulit, jalur pernafasan (terhirup), dan jalur pencernaan (tertelan atau terminum)
6. Hal-hal berikut yang mempengaruhi tingkat keracunan pestisida adalah :
a. Dosis, Jalur masuk pestisida, pencahayaan lingkungan kerja
b. Dosis, lama kerja, jalur masuk pestisida
c. Dosis, suhu lingkungan kerja, toksisitas
d. Suhu lingkungan kerja, jalur masuk pestisida, lama kerja
7. Tubuh petani akan kebal terhadap dampak buruk pestisida, jika:
a. Telah terbiasa menggunakan pestisida
b. Telah lama menggunakan pestisida
c. Sering terkena pestisida
d. Tubuh petani tidak dapat kebal terhadap pestisida
8. Manakah Alat Pelindung Diri (APD) yang harus digunakan bagi pekerja
saat menggunakan pestisida?
a. Masker, Kaca mata, sarung tangan
b. Sepatu Boot, Pelindung Kepala
c. Pakaian panjang tidak tembus air
d. Semua di perlukan (jawaban a, b, dan c)
9. Berikut ini yang bukan merupakan syarat Alat Pelindung Diri (APD) yang baik adalah:
a. Nyaman diapakai, tidak mengganggu atau menyulitkan gerak pekerja
b. Memiliki nilai seni yang dapat menambah gaya dan penampilan pekerja
c. Memberikan perlindungan yang tepat terhadap bahaya
d. Desain dan bentuk APD yang teruji dan memenuhi standar
10. Kapankah Alat Pelindung Diri (APD) digunakan?
a. Saat mencampur, menyemprot, dan membuka bungkus pestisida
b. Saat mencampur pestisida
c. Saat menyemprot pestisida
d. Saat membuka bungkus pestisida
Lampiran 4
B. SIKAP
TIDAK
NO PERNYATAAN SETUJU
SETUJU
Pestisida adalah bahan kimia/ lainnya yang dapat berbahaya
1
bagi kesehatan dan keselamatan penggunanya.
PEDOMAN OBSERVASI
PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
DALAM PENGGUNAAN PESTISIDA
1 Pakaian panjang
2 Masker
5 Sarung tangan
6 Sepatu boot
Lampiran 6
Umur Pendidikan
No. Nama L/P A1 A2 A3
(Thn) Terakhir
1 Huda 29 L SMA 7 2 ±2
2 Yuyuz 27 L SMA 6 2 ±2
3 Alimin 21 L SMP 5 2 ±2
4 Abdul Wahab 24 L SD 2 2 ±2
5 Abdul Fakih 28 L SD 3 2 ±2
6 Ali Murtadha 32 L SMA 7 2 ±2
7 Saiful Bahri 37 L PT 13 2 ±2
8 Saifudin Zuhri 29 L SMP 4 2 ±2
9 Tonari 50 L SD 9 2 ±4
10 Yoyok Suhartono 29 L SMP 3 2 ±4
11 Fauzan 34 L SD 4 2 ±4
12 Suratman 36 L SD 4 2 ±4
13 Kaseri 43 L SD 6 2 ±4
14 Kusnadi 41 L SD 6 2 ±4
15 Tirto 29 L SMP 7 2 ±4
16 Nurul 32 L SMP 4 2 ±4
17 Rokhim 27 L SMP 1 2 ±4
18 Rais 34 L SD 3 2 ±4
19 Choirul 27 L SMA 9 4 ±2
20 Khoiron 28 L SD 4 2 ±2
Keterangan :
Umur Pendidikan
No. Nama L/P A1 A2 A3
(Thn) Terakhir
21 Hufron 46 L SMA 9 2 ±4
22 Ridwan 23 L SMP 2 2 ±2
23 Suprioni 34 L SD 2 2 ±2
24 Didin Hendra P. 25 L SMP 1 2 ±2
25 Zoni 22 L SMP 2 2 ±4
26 Dodik 25 L SMA 1 2 ±2
27 Koswanto 23 L SMP 6 2 ±2
28 Sofyan 20 L SMP 1 2 ±2
29 Hermanto 31 L SMA 6 2 ±4
30 Nurkholik 28 L SMA 1 4 ±2
31 Toyek 26 L SD 6 2 ±4
32 Johan 19 L SMP 1 2 ±2
33 Nuraji 39 L SD 6 2 ±4
Keterangan :
Objek Observasi
No. Sebelum Penyuluhan Setelah Penyuluhan
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1
2 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0
3 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1
4 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
5 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
6 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0
7 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0
8 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
9 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0
10 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
11 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1
12 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
13 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
14 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
15 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
16 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
17 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0
18 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1
19 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
20 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0
Lampiran 9
Objek Observasi
No. Sebelum Penyuluhan Setelah Penyuluhan
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
21 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1
22 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0
23 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
24 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0
25 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
26 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
27 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
28 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
29 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0
30 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0
31 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0
32 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
JML 22 16 6 0 6 0 28 30 18 4 23 12
PERTANYAAN
No. A. PENGETAHUAN B. SIKAP
Resp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 d b c a a d b a b a S S S S TS S TS S S TS
2 d b c a d c b d b c S TS S S S S S TS S S
3 d c c a a b c d d a S S S S S S TS S TS S
4 b b a d a d b d b a S TS S S S S TS S TS TS
5 d c c a d d b a b a S TS S TS TS S S S S S
6 d b c a d b c a b c S TS S S TS S S S S S
7 a b a d d b d d b a S S S S S TS S TS S TS
8 b b c a a a c a b a S S TS TS TS S TS TS S TS
9 d c b a d b c a d a S TS S S TS S S S S S
10 d b c a a d c a c a S S S TS TS S S S S S
11 d b c a d d b a b c S TS S S TS S S S TS TS
12 b b c a a c b d b c S S S S S S TS S S S
13 b b a a d b c d b a S TS S S S S S S S S
14 d c c a d c b a d a S TS S S TS S TS TS S S
15 d b c a a b c a b a TS S TS TS TS S S S S S
16 d b c d a d b d d a S S S S S S TS TS S S
17 b c c a a d b d b a S S S S S S TS S TS TS
18 d b a d d c c d b c S TS TS S S S S S S TS
19 d b a d d d d a b a S TS S S TS S TS TS TS TS
20 d b c a a b c d b a S S S S S S TS S S S
PERTANYAAN
No.
Resp. A. PENGETAHUAN B. SIKAP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
21 c b c d d b d d b a S S S S S TS S S S TS
22 d b c a a b c d d a S S S S S S TS S S S
23 d b c a d d c a b c S TS S S TS S TS S S S
24 b b c a a b b d d a TS S S S S S TS S S S
25 d b a a a c b a b a S S TS S TS S TS S S S
26 b b c a d b c a b c S TS S TS TS S S S S S
27 d b c a d c c a b c S TS S TS TS S S S TS TS
28 d b c a a b c d b a S S S S S S TS S S S
29 a b c d d b d d b a S S S TS S TS S TS S TS
30 d b a a a d b d b a S S TS S S S S S S TS
31 d b c d a b b d b a S S S S S S TS S S S
32 b b c a d c c a b a S TS S TS TS S S S S S
TABULASI JAWABAN KUESIONER (POSTTEST)
PERTANYAAN
No. A. PENGETAHUAN B. SIKAP
Resp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
2 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
3 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
4 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
5 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
6 a d a a d b d d b a S TS S S S TS S S TS TS
7 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
8 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
9 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
10 a d a d d d d d b a S TS S S S TS S TS TS S
11 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
12 a d a d d b b d b c S TS S S S TS S TS S TS
13 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
14 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
15 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S S TS TS
16 a d a d d d d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
17 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS S
18 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
19 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
20 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS S
PERTANYAAN
No.
Resp. A. PENGETAHUAN B. SIKAP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
21 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
22 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
23 a d a d d b d d b c S TS S S S TS S S TS TS
24 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
25 a d a a d b d d b a S TS S S S TS S TS TS S
26 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
27 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
28 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
29 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
30 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
31 a d a d d b d d b a S TS S S S TS S TS TS TS
32 a d a d d c d d b a S TS S S S TS S S TS TS
Lampiran 14
Valid 30 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
Reliability Statistics
Value ,503
Part 1
N of Items 5a
Cronbach's Alpha Value ,163
Part 2
N of Items 5b
Total N of Items 10
B. Kuesioner Sikap
Valid 30 100,0
Cases Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
Reliability Statistics
Value ,325
Part 1
N of Items 5a
Cronbach's Alpha Value ,281
Part 2
N of Items 5b
Total N of Items 10
Correlation Between Forms -,074c
-,160c
Equal Length
Spearman-Brown Coefficient -,138c
Unequal Length
-,160
Guttman Split-Half Coefficient
UJI Normalistas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Descriptives
Statistic Std. Error
Median 30,00
Variance 373,286
Minimum 10
Maximum 90
Range 80
Interquartile Range 20
Median 100,00
Variance 25,806
skor pengetahuan posttest Std. Deviation 5,080
Minimum 80
Maximum 100
Range 20
Interquartile Range 0
Descriptives
Statistic Std. Error
Median 30,00
Variance 373,286
Minimum 10
Maximum 90
Range 80
Interquartile Range 20
Median 100,00
Variance 25,806
Minimum 80
Maximum 100
Range 20
Interquartile Range 0
Uji Wilcoxon
Test Statisticsa
Z -4,970b -4,963b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000 ,000