Anda di halaman 1dari 2

Permasalahan Pendidikan Kewirausahaan

di Indonesia dan Bagaimana Solusinya


By Budi Wahyono On 4:38 PM
Menurut kami, yang menjadi Masalah Pokok Pendidikan Kewirausahaan di Indonesia adalah
karena pola pikir (mindset) sebagian besar masyarakat Indonesia adalah bahwa tujuan
sekolah/kuliah adalah untuk menjadi pegawai negeri sipil bukan untuk menjadi seseorang
yang mempunyai mental wirausaha. 

Mindset masyarakat ini terbentuk karena mereka memandang kewirausahaan sebagai usaha
dagang atau bisnis semata, padahal tidak hanya sebatas itu, wirausaha baru yang
dimaksudkan di sini adalah individu yang memiliki daya kreatif dan inovatif, mencari
peluang dan berani mengambl risiko serta karakter wirausaha lainnya bukan semata-mata
untuk kepentingan dunia bisnis, melainkan setiap lapangan pekerjaan yang memiliki
semangat, pola pikir, dan karakter enterpreneur akan membuat perbedaan, perubahan, dan
pertumbuhan positif dalam profesi dan pekerjaan mereka di luar bidang dunia bisnis.

Selain itu, proses pendidikan formal yang ada di Indonesia rata-rata hanya berkisar 7 jam
setiap harinya, sedangakan waktu selebihnya anak berada dalam lingkungan keluarga dan
masyarakat. Dikarenakan mindset masyarakat yang menganggap kewirausahaan hanya dalam
bisnis semata tadi menjadikan pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga
belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi karakter
kewirausahaan peserta didik.
Beberapa hal yang dapat kami sarankan untuk perbaikan kualitas pendidikan dan
pembelajaran kewirausahaan di Indonesia dengan melihat permasalahan di atas adalah
dengan pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan
pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal
ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil
belajar, terutama pembentukan karakter termasuk karakter kewirausahaan peserta didik sesuai
tujuan pendidikan dapat dicapai.

Dua hal pokok yang kami soroti dalam hal pendidikan karakter terpadu di sini adalah
pertama, melalui kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media pembelajaran yang potensial untuk
pembinaan karakter termasuk karakter kewirausahaan dan peningkatan mutu akademik
peserta didik.

Berdasarkan hasil observasi di berbagai jenjang pendidikan di Indonesia, sebagian besar


jenjang pendidikan belum mengoptimalkan kegiatan ekstrakurikuler ini, bahkan di salah satu
SMP, kepala sekolah malah tidak begitu mendukung adanya kegiatan ekstrakurikuler ini.

Kemudian yang kedua, integrasi pendidikan kewirausahaan di setiap mata pelajaran. Memang
kalau melihat hasil observasi di berbagai jenjang pendidikan di Indonesia sudah banyak
sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kewirausahaan di setiap mata pelajaran.

Namun, integrasi pendidikan kewirausahaan di setiap mata pelajaran tersebut perlu


dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian, pembelajaran yang berwawasan pendidikan kewirausahaan tidak hanya pada
tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan
peserta didik sehari-hari di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai