Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta juta ibu di seluruh dunia berhasil
menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI. Bahkan ibu yang buka
huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demukian, dalam
lingkungan kebudayaan kitasaat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu
mudah (Pamarida, 2018).

Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam anorganik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar mammae dari ibu,
yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Air Susu Ibu (ASI) merupakan
makanan yang mudah didapat, selalu tersedia, siap diminum tanpa adanya persiapan
yang khusus dengan temperatur yang sesuai dengan bayi. Air Susu Ibu (ASI)
memiliki kandungan zat gizi yang lengkap dan sempurna untuk keperluan bayi serta
mengandung zat gizi yang lengkap dan sempurna untuk keperluan bayi serta
mengandung zat anti infeksi. Oleh karenanya Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-
satunya makanan terbaik dan paling cocok untuk bayi (Pomarida,2018).

Menurut World Health Organization (WHO), Air Susu Ibu (ASI) diberikan pada
bayi baru lahir hingga 6 bulan tanpa makanan serta minuman lain, kecuali vitamin,
obat yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan karena alasan medis disebut ASI
eksklusif. Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif beresiko terserang diare
(WHO 2017 ).
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), bahwa hanya 44% dari
bayi baru lahir di dunia yang mendapat ASI dalam waktu satu jam pertama sejak
lahir, masih sedikit juga bayi di bawah usia 6 bulan menyusu secara eksklusif.
Cakupan pemberian ASI eksklusif di Asia Selatan 47%, Amerika Latin dan Karibia
32%, Asia Timur 30%, Afrika Tengah 25%, dan Negara berkembang 46%. Secara
keseluruhan, kurang dari 40% anak di bawah usia 6 bulan di beri ASI eksklusif
(WHO, 2020).

Pada keadaan fisiologis menyusui, kebutuhan gizi ibu meningkat karena


kebutuhan untuk memproduksi ASI. Hasil penelitian Rahayu menyatakan bahwa
faktor makanan berpengaruh signifikan terhadap produksi ASI selain faktor psikis
dan isapan bayi. Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan bahan makanan lokal
yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam makanan ibu menyusui, karena
mengandung senyawa fitosterol yang berfungsi meningkatkan dan memperlancar
produksi ASI (Rahayu, 2017).

Menurut penelitian giyawati (2019) biji klabet mengandung minyak lemak 20-
30%, alkaloid (trigonelin, suatu alkaloid piridina, gentianin, dan kavitexin, karrpain),
vlafonoid seperti vitexin dalam bentuk glikosida dan esternya, isovitexin, orientin,
vicenins, kuersetin dan luteolin.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan meneliti mengenai pengaruh


pemberian The Biji Klabet terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu melahirkan
normal di Klinik Pratama Medika Petukangan Jakarta Selatan tahun 2021

.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “ Apakah terdapat pengaruh pemberian teh biji klebet terhadap peningkatan
ASI pada ibu melahirkan di Klinik Pratama Mediaka Petukangan Jakarta Selatan ?”

1.3 Tujuan Peenelitian


1.3.1 Tujuan umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh pemberian
teh biji klebet peningkatan produksi ASI pada ibu melahirkan tahun Juni - Juli 2021.

1.3.2 Tujuan khuhus


1.3.2.1 Mendapatkan gambaran rata-rata produksi ASI pada ibu melahirkan setelah
diberikan teh biji klabet.
1.3.2.2 Menganalisis kecukupan ASI pada ibu dengan pemberian teh biji klabet.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan member sumbangan ilmiah kepada dunia kesehatan khususnya


kebidanan berupa adanya bukti emperis mengenai pengaruh pemberian teh biji klabet
terhadap ibu melahirkan.

1.4.2 Manfaat Praktis


1.4.2.1 Peneliti
Menerapkan teori dan ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dalam pemecahan
masalah kesehatan ibu dan anak dapat juga digunakan sebagai masukan dan
penelitian berikutnya, dan menambah pengalaman melakukan penelitian.
1.4.2.2 Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang
pengaruh pemberian teh biji klabet terthadap ibu melahirkan. Serta dapat diterapkan
dalam rangka meningkatkan kualitas asuhan kebidanan di Klinik Pratama Medika
Petukangan Jakarta Selatan.
1.4.2.3 Tempat Pelayanan Kesehatan

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam menangani pasien.

Anda mungkin juga menyukai