Nama : Fajar Septian

NIM : 1908101131
Kelas : PAI D/4

Tugas Terstruktur 9

Judul makalah tersebut adalah “Telaah Prosedur Manajerial Pengembangan Kurikulum Dan
Pembelajaran Berdasarkan 3 Model” yang disusun oleh :

Deti Kurnia Rahayu (1908101133)

Nurul Afrila (1908101138)
Angen Setia Pratama (1908101155)

1. Isi Makalah
model kurikulum adalah suatu sistem dalam bentuk naratif, matematis, grafis,
serta lambang-lambang dalam penyusunan kurikulum yang baru ataupun penyempurnaan
kurikulum yang telah ada yang memberikan relevansi pada masa yang mendatang. Nadler
mengatakan bahwa model yang baik adalah model yang dapat menolong si pengguna
untuk mengerti dan memahami suatu proses yang mendasar dan menyeluruh.
Model pengembangan kurikulum Kurikulum Administratif merupakan model
paling lama dan paling banyak dikenal. Model administratif sering pula disebut sebagai
model “garis staf” (line staff) atau “dari atas ke bawah” (top down), karena inisiatif dan
gagasan dari pada administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi.
Model admistratif pengembangan kurikulum menggunakan prosedur atas-bawah, lini staf
(Topdown, line-staff procedure). Inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari pejabat
tingkat atas (Superintendent).
Model pengembangan grass roots merupakan lawan dari model adminitratif.
Inisiatif dan pengembangan kurikulum model yang pertama, yang digunakan dalam
sistem pengelolaan pendidikan/kurikulum yang bersifat sentralisasi, sedangkan model
grass roots dikelola secara desentralisasi. Dalam model pengembangan yang bersifat
grass roots seorang guru, sekelompok guru atau keseluruhan guru di suatu sekolah
mengadakan upaya pengembangan kurikulum.model grass roots memungkinkan
 terjadinya kopetisi di dalam meningkatkan mutu dan sistem pendidikan, yang pada
gilirannya akan melahirkan manusia-manusia yang lebih mandiri dan kreatif
Model pengembangan kurikulum ini oleh Hilda Taba berbeda dengan lazimnya
yang banyak ditempuh secara yang bersifat deduktif karena caranya induktif. Oleh karena
itu sering disebut "model terbalik" atau "inverted model". Pengembangan kurikulum
model ini diawali dengan melakukan percobaan, penyusunan teori, dan kemudian baru
ditetapkan. Hal itu diharapkan dimaksudkan untuk lebih mempertemukan antara teori dan
praktik, serta menghilangkan sifat keumuman dan keabstrakan yang terjadi dalam
kurikulum yang dilakukan tanpa kegiatan percobaan. Dalam pendekatannya, Taba
menganjurkan untuk lebih mempunyai informasi tentang masukkan (input) pada proses
setiap langkah kurikulum, lebih khusus lagi Taba menganjurkan untuk menggunakan
pertimbangan ganda terhadap isi (organisasi kurikulum yang logis) dan individu pelajar
(psikologis kurikulum)

2. Arab Saudi
 Untuk memberikan sekurang-kurangnya pendidikan dasar bagi seluruh penduduk
 Untuk dari mempersiapkan murid-murid dengan berbagai keterampilan yang
diperlukan untuk pengembangan ekonomi yang terus berubah
 Untuk mendidik anak-anak dalam kepercayaan, praktek, nilai-nilai serta kebudayaan
Islam

Finlandia

 mewujudkan high-level education for all

 kemerataan pendidikan guna menunjang tingkat kompetensi rakyat dalam
menyokong pembangunan nasional berdasarkan inovasi.
 sistem pendidikan dengan karakteristik yang dilaksanakan secara konsisten,

Maroko
 Mengutamakan pendidikan agama islam
 Sistem pendidikan yang lebih teratur
 Menunjang semua lapisan masyarakat dalam hal pendidikan
 Berdasarkan 3 negara dan tujuan dari Negara tersebut, terdapat beberapa
kelebihan dan kekurangan jika dibandingkan dengan Negara Indonesia. Diantaranya
yaitu tujuan Negara arab mempersiapkan murid-murid dengan berbagai keterampilan
yang diperlukan untuk pengembangan ekonomi yang terus berubah. Serta tujuan Negara
finlandia yang memiliki karakteristik pendidikan yang jauh lebih baik daripada Negara
Indonesia. Adapun kelebihan dari tujuan pendidikan Negara Indonesia adalah meratakan
pendidikan seluruh lapisan masyarakat serta siswa diharapkan mampu menguasai semua
bidang pendidikan meskipun pada akhirnya difokuskan pada perguruan tinggi