Mobilisasi pasca operasi adalah suatu pergerakan perubahan posisi atau adanya kegiatan yang
dilakukan setelah beberapa jam menjalani operasi (Sudiharjani, 2012). Contoh sederhana saja
ketika badan kita terlalu banyak tidur apa yang dirasakan ? tentu yang dirasakan adalah badan
menjadi sakit semua, sedangkan kita tidak melakukan aktivitas yang berat. Contoh yang lain
adalah ketika kita memposisikan tubuh dalam posisi yang sama dan dalam waktu yang lama
tentu akan menjadikan tubuh kram atau bahasa jawanya gringingen. Secara sederhana
dilakukan mobilisasi dini adalah sebagai cara merilekskan tubuh setelah tindakan
pembedahan operasi, yang tentunya dilakukan dengan rentang gerak yang sederhana (tidak
membutuhkan energi yang banyak).
1. Pada 6 jam pertama pasien harus bisa menggerakkan anggota tubuhnya di tempat
tidur (seperti belajar untuk menggerakkan jari, tangan dan menekuk lutut).
2. Kemudian setelah 6-10 jam, pasien diharuskan bisa miring kekiri dan kekanan.
3. Jika sudah 24 jam, pasien dianjurkan untuk dapat mulai belajar untuk duduk.
Adapun kerugian bila tidak melakukan mobilisasi secara dini adalah penyembuhan luka
menjadi lama, menambah rasa sakit, badan menjadi pegal dan kaku, kulit menjadi lecet dan
luka, terjadi luka di punggung, dan dapat memperlama masa perawatan di rumah sakit.
Namun perlu kita perhatikan juga ya bahwa mobilisasi dilakukan pada Pasien yang tidak
sadar (semikoma), Pasien dengan keterbatasan gerakan, Pasien dengan tirah baring (tidak
memiliki kemampuan untuk bangun dari tempat tidur).
Menyadari cukup banyak manfaat melakukan mobilisasi dini, Mari Kita ajarkan dan sebarkan
informasi sederhana ini ya, agar memberikan banyak manfaat untuk orang disekeliling kita.
Jangan lupa. Salam Sehat untuk kita semua 😊
Penulis:
Oleh kelompok 3 Program Pendidikan Profesi, Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga
Sumber:
Brunner&Suddarth.2002.Keperawatan medical bedahVol 1.Jakarta:EGC
Beyer, Dudes (1997). The Clinical Practice Of Medical Surgical Nursing 2 nd : Brown
Co Biston.
Agustin, A. (2017). Upaya peningkatan mobilisasi pada pasien post operasi fraktur
intertrochanter femur. Jurnal Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Helmi, Z. N. (2012). Buku ajar gangguan muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Kozier, B. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, praktik, edisi 7,
volume 2. (pamilih eko karyani, penerjemah). Jakarta: EGC.
Carpenito, 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan (terjemahan).Edisi 8. Jakarta: EGC
Mochtar R. Sinopsis obstetric :sinopsis fisiologi, obstetric patologi. Jakarta: EGC. 1998.