Diare didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana seseorang mengalami buang air besar (BAB) dengan
konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensi lebih sering (lebih dari 3 kali
dalam 24 jam).
Diare akut, memiliki gejala yang datang tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Akibatnya dapat
terjadi dehidrasi yang menjadi penyebab utama kematian bagi penderita diare
Diare kronik (persisten), berlangsung lebih dari 14 hari yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit,
maupun non infeksi. Akibatnya akan terjadi penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
Diare yang berlangsung hanya sesekali tidak berbahya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun
diare yang berat akan menyebabkan dehidrasi dan dapat mengancam jiwa. Dehidrasi sendiri diartikan
sebagai kurangnya cairan tubuh yang bisa berakibat fatal pada kematian, terutama pada anak atau bayi
jika tidak segara diatasi.
Dehidrasi
1. Amoxicillin
Amoksisilin merupakan antibiotik yang digunakan dalam pengobatan berbagai infeksi bakteri. Obat ini
merupakan lini pertama untuk pengobatan infeksi telinga tengah. Obat ini juga dapat digunakan untuk
mengobati faringitis streptokokus, pneumonia, infeksi kulit, dan infeksi saluran kemih.
Amoksisilin bekerja dengan menghambat sintesis dari dinding sel bakteri. Amoksisilin menghambat
cross-linkage di antara rantai polimer peptidoglikan linear yang membentuk komponen utama dari
dinding sel dari bakteri Gram-positif dan komponen minor dari Gram-negatif.
Dosis dan pemberian obat
Dosis amoxicillin berbeda pada tiap penderita, tergantung pada jenis dan keparahan infeksi. Dosis
konsumsi amoxicillin yang umumnya diberikan pada orang dewasa adalah 250-500 mg 3 kali sehari, atau
500-875 mg 2 kali sehari.
Dosis amoxicillin untuk anak-anak serta dosis suntik amoxicillin akan disesuaikan dengan berat badan
dan jenis infeksi. Konsultasikan dengan dokter mengenai hal ini.
Farmakodinamik
Amoxicillin adalah turunan penisilin yang tahan asam, tapi tidak tahan terhadap penilinase. Obat ini
Stabil dalam suasana asam lambung, dan aktif melawan bakteri gram positif yang tidak menghasilkan
beta-laktamase, serta beberapa bakteri gram negatif karena obat tersebut dapat menembus pori-pori di
membran fosfolipid bakteri.
Farmakokinetika
Farmakologi amoxicillin adalah melalui efek bakterisid terhadap bakteri pada fase multiplikasi.
Amoxicillin akan menginhibisi biosintesis dinding sel bakteri dan menyebabkan eradikasi bakteri
tersebut. Amoxicillin adalah turunan penisilin yang tahan asam, tapi tidak tahan terhadap penilinase.
Berikut ini adalah beberapa efek interaksi obat yang dapat terjadi jika amoxicillin digunakan bersama
obat lain:
Amoxicillin dapat menyebabkan efek samping yang bersifat ringan. Beberapa efek samping yang dapat
muncul adalah:
1. Mual
2. Muntah
3. Sakit kepala
4. Muncul ruam pada kulit
5. Diare
1. Harap berhati-hati jika Anda menderita asma, penyakit ginjal, penyakit hati, mononukleosis, dan rinitis
alergi.
2. Beri tahu dokter jika memiliki riwayat diare yang disebabkan oleh obat antibiotik.
3. Beri tahu dokter jika Anda berencana untuk melakukan vaksinasi dalam waktu dekat, sebab 4. 4.
amoxicillin dapat menghambat kerja vaksin, terutama vaksin tifoid.
2. Loperamide
LOPERAMIDE adalah obat yang digunakan untuk mengatasi diare. Obat ini bekerja dengan cara
memperlambat gerakan saluran pencernaan, sehingga usus punya lebih banyak waktu untuk menyerap
cairan dan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi. Dalam menggunakan obat ini HARUS SESUAI DENGAN
PETUNJUK DOKTER.
Mekanisme Kerja
Cara kerja Loperamide terikat pada reseptor opiate dinding usus sehingga menghamabt pelepasan
asetilkolin dan prostaglandin yang mengakibatkan berkurangnya peristaltik propulsif dan meningkatkan
waktu transit usus. Loperamide meningkatkan tonus sfingter anus sehingga dapat mengurangi
inkontinensia dan “urgency”.
Farmakodinamik
Loperamide merupakan obatantidiare sintetik yg diindikasikan untuk mengontrol dan mangatasi gejala
diare akut non spesifik dan diare kronis yang disebabkan oleh inflammatory bowel diseases (IBD) atau
gastroenteritis
Dewasa: dosis awal 4 mg diberikan setelah BAB, dilanjutkan dengan 2 mg setiap kali selesai BAB. Dosis
maksimal 16 mg per hari.
Anak-anak usia 6–8 tahun: dosis awal 2 mg diberikan setelah BAB, dilanjutkan dengan 1 mg setiap kali
selesai BAB. Dosis maksimal 4 mg per hari.
Indikasi Umum
Aturan Pakai
Kontra Indikasi
Perhatian
HARUS DENGAN RESEP DOKTER. Gagal ginjal dan hati, tidak dianjurkan untuk diare akut akibat infeksi E
Coli, Salmonella dan Shingella, diare disertai demam tinggi atau feses berdarah. Hamil, laktasi, dan anak.
Kategori kehamilan: C
Efek Samping
Pusing.
Sembelit.
Kelelahan.
Mual.
3. Oralite
Oralit merupakan minuman khusus yang terdiri dari gula, garam, dan air. Oralit berfungsi untuk
menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat penyakit diare atau muntah. Oleh karena itu, bagi kamu
yang sedang mengalami diare, sangat disarankan untuk mengonsumsi oralit daripada air putih biasa.
Mekanisme Kerja
Menggabungkan gula (glukosa) dan garam (natrium) dalam Oralit bukan tanpa tujuan, hal ini karena
penyerapan natrium di usus akan sulit tanpa adanya glukosa. Dengan adanya glukosa dengan
konsentrasi cukup penyerapan garam akan mampu menghidrasi tubuh meskipun diare sedang
berlangsung
Cara pemerian
Gunakan oralit sesuai anjuran dokter atau aturan pakai yang tertera di kemasan obat. Oralit dapat
dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Larutkan satu sachet oralit ke dalam satu gelas (200 ml) air
putih, kemudian aduk hingga larut. Setelah itu, minum oralit sampai habis sesuai dosis yang dianjurkan.
Farmakodinamik
Komposisi oralit yang direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF saat ini mengandung natrium, glukosa,
klorida, potassium/kalium, dan sitrat dengan total osmolaritas yang lebih rendah. Masing-masing
komposisi ini memfasilitasi kerja dari intestinal saat terjadi diare dan dehidrasi, misalnya
karena gastroenteritis.[2,4,5]
Kontraindikasi
Pemberian oralit atau larutan rehidrasi secara oral dikontraindikasikan pada pasien dengan keadaan
sebagai berikut:
1. Syok hemodinamik, karena kemungkinan reflek saluran pernapasan yang terganggu sehingga
meningkatkan risiko pneumonia aspirasi
2. Ileus abdomen, karena pada kasus ileus terjadi obstruksi atau paralisis dari intestinal yang
menyebabkan peristaltik terganggu dan tekanan intraabdomen meningkat, rehidrasi oral hanya
diberikan jika pada pemeriksaan fisik abdomen terdapat bising usus Malabsorpsi karbohidrat,
karena akan meningkatkan pengeluaran feses setelah terapi oralit
Indikasi
Indikasi pemberian oralit adalah sebagai terapi rehidrasi untuk membantu mengembalikan
keseimbangan cairan dan elektrolit yang hilang akibat diare dan/atau muntah. Oralit harus diberikan
kepada pasien gastroenteritis dengan etiologi apapun, seperti rotavirus, kolera, giardiasis, atau
amebiasis.
Dosis oralit untuk diare dibagi berdasarkan usia dan kondisi penggunanya. Agar lebih jelas, simak rincian
berikut:
Anak 0-1 tahun: 1½ gelas pada 3 jam pertama, kemudian ½ gelas tiap kali diare.
1. Anak 1-5 tahun: 3 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1 gelas tiap kali diare.
2. Anak 5-12 tahun: 6 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 1½ gelas tiap kali diare.
3. Di atas 12 tahun: 12 gelas pada 3 jam pertama, kemudian 2 gelas tiap kali diare.
1. Gunakan oralit sesuai anjuran dokter atau aturan pakai yang tertera di kemasan obat. Oralit
dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan.
2. Larutkan satu sachet oralit ke dalam satu gelas (200 ml) air putih, kemudian aduk hingga larut.
Setelah itu, minum oralit sampai habis sesuai dosis yang dianjurkan.
3. Simpan oralit di tempat yang kering dengan suhu di bawah 30oC, serta terlindung dari paparan
sinar matahari langsung. Jauhkan oralit dari jangkauan anak-anak.
Walaupun jarang terjadi, konsumsi oralit secara berlebihan dan tidak sesuai petunjuk dokter dapat
menimbulkan efek samping berikut:
1. Hipertensi
2. Sakit kepala
3. Pusing
4. Letih
5. Perubahan suasana hati
6. Rasa tidak nyaman di perut
7. Kembung
4. Attapulgite
Mekanisme Kerja
Attapulgite bekerja dengan cara memperlambat gerakan usus besar, membantu agar tinja lebih padat,
dan mengurangi kram perut pada orang yang sedang mengalami diare. Obat ini juga mampu mengikat
bakteri atau racun penyebab diare dan mengurangi kehilangan cairan.
Attapulgite adalah obat yang berfungsi untuk mengatasi diare dengan cara memperlambat gerakan usus
besar, sehingga usus dapat menyerap lebih banyak air dan feses (tinja) menjadi lebih padat. Attapulgite
digunakan untuk mengurangi gejala diare bukan menyembuhkan diare sehingga penanganan dapat
ditindaklanjuti apabila pasien sudah mengalami dehidrasi.
Farmakodinamik
Attapulgite merupakan mineral natural berasal dari tanah mengandung magnesium aluminium
phyllosilikat yang memiliki kemampuan untuk mengadsorbsi cairan, racun, dan bakteria secara lokal
pada traktus gastrointestinal. Oleh karena sifat adsorben dari attapulgite ini, attapulgite digunakan
sebagai obat antidiare.
Attapulgite teraktifasi oleh panas. Bentuk aktifnya, activated attapulgite memiliki kemampuan adsorbsi
yang lebih tinggi. Kemampuan attapulgite mengadsorbsi cairan, racun, dan bakteria mampu mengurangi
kehilangan cairan akibat diare dan membuat konsistensi feses lebih padat serta mengurangi frekuensi
defekasi.[1]
Farmakokinetik
Attapulgite tidak diabsorbsi dan hanya bekerja secara lokal di traktus gastrointestinal dengan onset 12-
19.5 jam.
Attapulgite merupakan obat bebas sehingga untuk pembeliannya tidak memerlukan resep dokter.
Dianjurkan untuk mengonsumsi 2 tablet sesudah diare pertama, dan selanjutnya berikan 2 tablet tiap
sesudah buang air besar (diare). Pemberian dosis sama dengan dosis untuk usia dewasa.
Kontraindikasi
Tidak boleh digunakan pada pasien yang memiliki riwayat disentri (radang usus), gagal ginjal, gangguan
hati, obstruksi intestinal (penyumbatan usus), hemofilia (pembekuan darah), perdarahan saluran cerna,
dan diare infeksius.
Interaksi obat
Kegunaan
Attapulgite adalah obat yang digunakan untuk meredakan dan mengatasi diare.
Attapulgite merupakan obat bebas sehingga untuk pembeliannya tidak memerlukan resep dokter.
Untuk dewasa
Dianjurkan untuk mengonsumsi 2 tablet sesudah diare pertama, dan selanjutnya berikan 2 tablet tiap
sesudah buang air besar (diare).
Berikan dosis ½ dari dosis usia dewasa. Pemberian maksimal pada usia ini yaitu 6 tablet per hari.
Cara Penyimpanan
Efek Samping
1. Sembelit
2. Terasa sesak di dada
3. Ruam kulit
4. Susah bernafas
5. Bengkak di bagian wajah, mulut, bibir atau lidah