Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRATIKUM

KUALITAS DAYA
MEMBANDINGKAN PENGGUNAAN JENIS-JENIS
FILTER HARMONISA PADA BEBAN KONVERTER

OLEH :

RIZKY HIDAYAT 16130090

TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
A. Tujuan
1. Mengetahui cara kerja filter harmonisa pada beban konverter
2. Mengetahui karakteristik dan jenis-jenis filter harmonisa
3. Mampu mendesain filter harmonisa dan mengaplikasikannya

B. Dasar Teori
Dengan semakin tingginya biaya atau tarif listrik, maka tuntutan akan effisiensi dalam
pemakaian daya listrik menjadi pertimbangan yang utama. Effisiensi penggunaan daya listrik
dipengaruhi oleh banyak hal, salah satu diantaranya adalah kualitas daya listrik. Dimana
kualitas daya listrik sangat tergantung kepada jenis-jenis beban tertentuyang mengakibatkan
turunnya effisiensi. Jenis beban yang mempengaruhi kualitas daya listrik adalah beban
induktif dan beban non linier. Beban non linier tersebut akan menimbulkan harmonisa yang
dampaknya akan mengakibatkan kerugian. Kerugian yang disebabkan oleh harmonisa
diantaranya adalah ;
1. Panas yang timbul pada mesin listrik Karena akibat adanya rugi histerisis dan arus eddy
yang meningkat.
2. Turunnya torsi motor.
3. Kegagalan fungsi relay.
4. Terjadinya resonansi antara kapasitor bank dan generator / trafo yang dapat menyebabkan
terjadinya over voltage.
5. Turunnya effisiensi.
6. Turunnya power factor sehingga mengakibatkan peningkatan rugi-rugi daya.
7. Menimbulkan kesalahan pembacaan alat ukur analog.

 Jaringan dengan beban sinusoidal


Misalkan kita mempunyai jaringan listrik yang sederhana yang terdiri dari generator,
dengan impedansi dalam Zin dan beban ZL seperti apa yang terlihat pada gambar 4.1. Bila
tegangan dari generator adalah sinusoidal maka tegangan yang sampai ke beban juga
sinusoida. Tegangan busbar VT pada jaringan dapat dinyatakan oleh VT = E – I . Zn
Gambar 4.1. Sistem jaringan tanpa konverter

Arus jala-jala I, sama dengan arus beban IL, sehingga dapat dituliskan dengan I = IL. Bila
bebanbersifat induktif maka arus I akan terlambat terhadap V T, dengan sudut j. Vektor
diagram dari kebesaran sistem terlihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2. Vektor diagram dari kebesaran sistem

Besar kerugian daya (Prugi) dari sistem dapat dinyatakan dengan persamaan Prugi = 3 I2 Rin
dengan Rin adalah tahanan dalam generator. Besarnya factor daya dari sistem adalah PF =

kW √ 3 KVIcosφ
= = cosφ
kVA √ 3 KVI

 Jaringan dengan Arus Beban Tidak Sinusoidal


System jaringan seperti pada gambar 4.1 dibebani dengan beban yang mendapat daya
dari penyearah jembatab tiga fasa seperti yang terlihat pada gambar 4.3, maka besar arus
jala-jala adalah I = IK + IL. Bentuk gelombang dari arus IK adalah non sinusoidal dan
bentuk nya terlihat pada gambar 2.2. karena itu arus I juga menjadi tidak sinusoidal.
Besar tegangan busbar menjadi VT = E – (IE+IL) Zin
Gambar 4.3. Sistem jaringan dengan beban tambahan konverter ZK

Karena arus I tidak sinusoidal, maka tegangan busbar V T menjadi tidak sinusoidal juga.
Tegangan tidak sinusoidal ini menjadi beberapa komponen harmonisa. Dengan
demikian, maka beban ZL juga akan kemasukan komponen arus harmonisa dan hal ini
tentunya tidak diinginkan.

 Pengaruh Harmonisa Pada Jaringan


Konverter yang terhubung dengan jaringan tenaga listrik akan menyebabkan
mengalirnya arus non sinusoidal ke jaringan. Jika jaringan ini mempunyai beban lain
selain konverter, maka beban-beban tersebut akan mendapatkan tegangan dari busbar
yang bentuk nya tidak sinusoidal lagi. Ini akan menyebabkan;
a. Timbulnya distorsi pada tegangan dibusbar.
b. Menurunnya effisiensi, karena adanya arus harmonisa akan menaikkan rugi histerisis
dan arus eddy pada mesin-mesin listrik.
c. Dapat menimbulkan terjadinya interferensi dengan frekuensi radio dan telepon.
d. Dapat mengganggu perlatan listrik lainnya, misalnya TV, lampu, computer dan lain
sebagainya.
e. Bila ada kawat netral maka pada kawat netral akan timbul harmonisa ketiga.
f. Jika jaringan tersebut digunakan untuk menyuplai motor listrik, maka pengaruhnya
dapat dilihat pada table 4.1.
Table 4.1. Gangguan pada motor akibat perubahan frekuensi

Perubahan arus
Frekuensi
No terhadap fundamental Dampak
(Hz)
(%)
1 20 3.0 Kutub tidak seimbang
2 40 2.4 Sudut fasa rotor tidak seimbang
3 50 100.0 Normal
4 80 2.3 Kutub tidak seimbang
5 220 2.9 Terpengaruh harmonisa ke 5 dan 7
6 320 3.0 -
7 490 0.3 Terpengaruh harmonisa ke 11 dan 13
8 590 0.4 -

 Pengaruh Harmonisa dalam Power Sistem


Pengaruh utama dari tegangan dan arus harmonisa dalam sistem tenaga listrik adalah
pada mesin berputar. Baik tegangan atau arus harmonisa akan menambah kerugian pada
kumparan stator dan rotor maupun stator dan rotor laminasi. Meningkatnya losses
disebabkan karena eddy current dan skin effect. Sebagai ilustrasi, 10 kW yang beroperasi
pada frekuensi 60 Hz, pada tegangan fundamental total kerugian daya adalah sebesar
1303 watt, sedangkan bila disuplai dengan tegangan quasi-square kerugian akan
meningkat menjadi 1600 watt. Demikian juga harmonisa ini akan berpengaruh pada torsi
motor sehingga terjadi penurunan kapasitas motor. Penurunan torsi sebesar 5% bila
disuplai dengan tegangan yang mempunyai THD sebesar 4%.

 Pengaruh Harmonisa Pada Saluran Kabel


Pengaruh harmonisa pada saluran tenaga listrik dapat menimbulkan terjadinya drop
tegangan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya harga rms dari arus kearena pengaruh
harmonisa. Disamping itu juga terjadi dielectric stress pada kabel yang mengakibatkan
bertambahnya suhu sehingga kabel menjadi panas dan hal ini bisa mengakibatkan umur
kabel bertambah pendek atau berkurang nya life time.

 Pengaruh Harmonisa Pada Trafo


Pengaruh harmonisa oada trafo menyebabkan peningkatan rugi histerisis dan eddy
current serta meningkatkan stress pada isolasi. Aliran dari arus harmonisa akan
meningkatkan rugi-rugi tembaga namun hal ini dapat dikurangi dengan pemakaian trafo
konverter karena trafo konverter memisahkan antara sistem ac dengan sisi beban. Trafo
converter juga mensirkulasikan arus harmonisa ketiga didalam kumparan delta atau
segitiga.

 Pengaruh Harmonisa pada kapasitor Bank


Sumber tegangan yang mengandung distorsi akan menyebabkan peningkatan power loss
didalam kapasitor. Dimana power loss ini dipengaruhi oleh adanya frekuensi harmonisa
mempengaruhi bahan dielectric. Total daya reaktif, termasuk fundamental dan
harmonisa tidak boleh melebihi rated daya reaktifnya. Seri maupun parallel resonansi
antara kapasitor antara kapasitor dengan sistem akan mengakibatkan over voltage dan
arus akan menjadi lebih besar. Sehingga mengakibatkan losses meningkat dengan cepat
dan pada kapasitor terjadi over heating dan hal ini mengakibatkan waktu terjdinya
kerusakan pada kapasitor akan lebih cepat.

 Pengaruh Harmonisa Pada Sistem Proteksi


Harmonisa dapat menurunkan karakteristik oeperasi dari peralatan relay pengaman
tergantung pada fungsi dan prinsip kerjanya. Terutama relay-relay yang berbasis digital
akan mengalami error saat penyamplingan data. Pengaruh harmonisa pada relay biasanya
tidak cukup signifikan untuk THD tegangan kurang dari 20 %.

 Pengaruh Harmonisa Pada Daya Dan Factor Daya


Pengaruh harmonisa pada pengukuran daya dan factor daya sangat merugikan karena
alat ukur yang digunakan adalah meteran yang menggunakan kumparan putar sehingga
besarnya frekuensi harmonisa akan mempengaruhi penunjukan meteran tersebut. Pada
pengukuran factor daya (PF), jika system yang diukur mengandung harmonisa maka
akan menyebakan kesalahan pengukuran. Hal ini disebabkan karena adanya factor
pergeseran (DPF = Displacement Power Factor ). Untuk mendapat kualitas daya yang
baik maka perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan kandungan harmonisa pada beban
konverter, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan filter pasif.

Filter pasif banyak digunakan untuk mengkompensasi kerugian daya reaktif akibat danya
harmonisa pada system instalasi. Rangkaian filter pasif terdiri dari komponen R, L, dan
C. Dimana komponen utama untuk filter pasif adalah kapasitor dan inductor;
a. Kapasitor
Kapasitor digunakan untuk memperoleh sebuah total rating tegangan kVAr yang
diinginkan.

b. Inductor
Inductor digunakan dalam rangkaian filter dirancang mampu menahan selubung
frekuensi tinggi yaitu efek kulit (skin effect).

Gambar 4.4. Rangkaian pasif filter dalam system

Filter pasif tersusun dari kapasitor dan inductor dengan stu frekuensi yang disetting pada
frekuensi tegangan harmonisa yang akan dihilangkan.
1
fr = 2 π √ LC

Dimana fr = frekuensi setting


L = induktansi
C = kapasitansi
Karakteristik susunan frekuensi setting filter
fr
nr = f 1

Dimana nr = orde dari resonansi


fr = frekuensi setting
f1 = frekuensi fundamental

Karakteristik kompensasi daya reaktif


Qvar = (nr2 / (nr2 - 1)) x V12 C 2 π f1
Dimana Qvar = daya reakif untuk kompensasi
V1 = tegangan fasa-fasa
C = kapasitansi
f1 = frekuensi fundamental

Karakteristik impedansi
X0 = √ L/C
X0 = impedansi filter

Karakteristik factor kualitas


Q = X0 / r
Dimana Q = factor kualitas dari reactor
X0 = impedansi filter
R = tahanan reactor
(nilai Q = 75 untuk inti udara dan Q > 75 untuk inti besi)

C. Rangkaian Percobaan
1. Percobaan 1

Gambar 4.5. Penyearah tanpa filter dengan beban HIL


2. Percobaan 2

Gambar 4.6. Penyearah dengan filter band pass resonansi seri


Bentuk gelombang arus input yang terdistorsi bisa diperbaiki dengan menggunakan filter
resonan seri seperti yang tampak pada gambar 4.6.

3. Percobaan 3

Gambar 4.7. Penyearah dengan filter band pass resonansi parallel

Percobaan 3 ini merupakan percobaan lanjutan dari percobaan 1, dimana filter yang
dipakai adalah filter band pass resonansi parallel.

4. Percobaan 4
Gambar 4.8. Penyearah dengan tuned filter

Percobaan 4 ini masih lajutan dari percobaan 1, namun pada percobaan 4 ini
menggunakan tuned filter. Pada percobaan ini filter yang dirancang adalah untuk dua
orde harmonic yang tertinggi.
5. Percobaan 5

Gambar 4.9 Penyearah dengan low pass LC filter


Percobaan 5 menggunakan filter low pass LC, dimana filter ini akan melewatkan
dibawah frekuensi resonansi dan meredam frekuensi yang berada diatas frekuensi
resonansi.

D. Peralatan yang Digunakan


1. Penyearah jembatan satu fasa
2. Power meter (Fluke 41B)
3. Amperemeter AC
4. Beban HIL

E. Langkah Percobaan
1. Buatlah rangkaian seperti pada gambar percobaan 1
2. Beri rangkaian tegangan sumber satu fasa
3. Amati parameter yang dibutuhkan sesuai dengan table pengukuran dengan menggunakan
fluke meter
4. Setelah selesai melakukan pengamatan, lakukan analisis untuk menentukan nilai
komponen filter resonan seri seperti pada gambar percobaan 2
5. Buatlah filter sesuai dengan hasil analisis
6. Buatalah rangkaian seperti pada gambar percobaan 2
7. Lakukan kembali pengamatan seperti langkah 3 diatas
8. Setelaha melakukan pengamatan pada percobaan 1 dan 2, bandingkan dan berikan
analisis mengenai pratikum yang telah dilaksanakan

F. Data Pengukuran
Tabel percobaan 1. Data pengukuran sebelum diberi filter

Tegangan Arus P THD(%) Gelombang Spektrum


No PF
(V) (A) (watt) V I V I
1 50 0.6 1.04 33,3
2 100 0.6 1.6 27.65
3 125 0.7 1.62 28.3
4 150 0.9 1.76 29

Tabel percobaan 2. Data pengukuran setelah diberi filter resonansi seri dengan L = 12 H, dan
C = 4 uF

Tegangan Arus P THD(%) Gelombang


No PF Spektrum
(V) (A) (watt) V I V I
1 50 0.48 0.85 0
2 100 1 1.37 0
3 125 1.3 1.53 0
4 150 1.6 1.1 0

Tabel percobaan 3. Data pengukuran setelah diberi filter band pass resonansi paralel L = 12
H, dan C = 4 uF

No Tegangan Arus P PF THD(%) Gelombang Spektrum


(V) (A) (watt) V I V I
1 50 1.5 1.26 29.03
2 100 0.6 1.36 27.27
3 125 0.8 1.64 28.57
4 150 0.9 1.61 28.3

Tabel percobaan 4. Data pengukuran setelah diberi filter band pass resonansi paralel L = 12
H, dan C = 4 uF

Tegangan Arus P THD(%) Gelombang Spektrum


No PF
(V) (A) (watt) V I V I
1 50 0.5 1.26 29.03
2 100 0.4 1.94 27.27
3 125 0.45 1.64 28.57
4 150 0.5 1.77 44.44

Tabel percobaan 5. Data pengukuran setelah diberi filter band pass resonansi paralel L = 12
H, dan C = 4 uF

Tegangan Arus P THD(%) Gelombang Spektrum


No PF
(V) (A) (watt) V I V I
1 50 0.5 0.84 29.03
2 100 0.6 1.41 27.9
3 125 0.8 1.52 28.57
4 150 0.9 1.49 29.62

G. Analisis Data
dari data diatas dapat dianalisa P (watt) dan PF (Power Faktor) dari rangkaian konverter satu
fasa tersebut dengan cara sebagai berikut :

Tabel percobaan 1. Data pengukuran = 50 X 0.6


sebelum diberi filter = 30 W
P
1. Diket : V = 50 V PF =
V.I
I = 0.6 A 30
=
Ditanya : P = …..? 50 x 0.6
PF = …..? 30
= 30
Jawab : P = V.I
=1 I = 0.9 A
Ditanya : P = …..?
PF = …..?
2. Diket : V = 100 V
Jawab : P = V.I
I = 0.6 A
= 150 X 0.9
Ditanya : P = …..?
= 135 W
PF = …..?
P
Jawab : P = V.I PF =
V.I
= 100 X 0.6
135
= 60 W =
150 x 0.9
P 135
PF = = 135
V.I
60 =1
=
100 x 0.6
60 Tabel percobaan 2. Data pengukuran
= 60 = 1
setelah diberi filter resonansi seri dengan
L = 12 H, dan C = 4 uF
3. Diket : V = 125 V
I = 0.7 A 1. Diket : V = 50 V

Ditanya : P = …..? I = 0.48 A

PF = …..? Ditanya : P = …..?

Jawab : P = V.I PF = …..?

= 125 X 0.7 Jawab : P = V.I

= 87.5 W = 50 X 0.48
P = 24 W
PF =
V.I P
PF =
87.5 V.I
=
125 x 0.7 24
=
87.5 50 x 0.48
= 87.5
24
= 24 = 1
=1

2. Diket : V = 100 V
4. Diket : V = 150 V
I =1A
Ditanya : P = …..? P
PF =
V.I
PF = …..?
240
Jawab : P = V.I =
150 x 1.6
= 100 X 1
240
= 100 W = 240
P =1
PF =
V.I
100
= Tabel percobaan 3. Data pengukuran
100 x 1
100 setelah diberi filter band pass resonansi
= 100 = 1
paralel L = 12 H, dan C = 4 uF

3. Diket : V = 125 V 1. Diket : V = 50 V


I = 1.3 A I = 0.5 A
Ditanya : P = …..? Ditanya : P = …..?
PF = …..? PF = …..?
Jawab : P = V.I Jawab : P = V.I
= 125 X 1.3 = 50 X 0.5
= 162.5 W = 25 W
P P
PF = PF =
V.I V.I
162.5 75
= =
125 x 1.3 50 x 0.5
162.5 25
= 162.5 = 25 = 1
=1
4. Diket : V = 150 V 2. Diket : V = 100 V
I = 1.6 A I = 0.6 A
Ditanya : P = …..? Ditanya : P = …..?
PF = …..? PF = …..?
Jawab : P = V.I Jawab : P = V.I
= 150 X 1.6 = 100 X 0.6
= 240 W = 60 W
P =1
PF =
V.I
60
= Tabel percobaan 4. Data pengukuran
100 x 0.6
60 setelah diberi filter band pass resonansi
= 60 = 1
paralel L = 12 H, dan C = 4 uF

3. Diket : V = 125 V 1. Diket : V = 50 V


I = 0.8 A I = 0.5 A
Ditanya : P = …..? Ditanya : P = …..?
PF = …..? PF = …..?
Jawab : P = V.I Jawab : P = V.I
= 125 X 0.8 = 50 X 0.5
= 100 W = 25 W
P P
PF = PF =
V.I V.I
100 25
= =
125 x 0.8 50 x 0.5
100 25
= 100 = 25 = 1

=1
4. Diket : V = 150 V 2. Diket : V = 100 V

I = 0.9 A I = 0.4 A

Ditanya : P = …..? Ditanya : P = …..?

PF = …..? PF = …..?

Jawab : P = V.I Jawab : P = V.I

= 150 X 0.9 = 100 X 0.4

= 135 W = 25 W
P P
PF = PF =
V.I V.I
135 25
= =
150 x 0.9 100 x 0.4
135 25
= 135 = 25 = 1
3. Diket : V = 125 V 1. Diket : V = 50 V
I = 0.45 A I = 0.5 A
Ditanya : P = …..? Ditanya : P = …..?
PF = …..? PF = …..?
Jawab : P = V.I Jawab : P = V.I
= 125 X 0.45 = 50 X 0.5
= 56.25 W = 25 W
P P
PF = PF =
V.I V.I
56.25 25
= =
125 x 0.45 50 x 0.5
56.25 25
= 56.25 = 1 = 25 = 1

4. Diket : V = 150 V 2. Diket : V = 100 V


I = 1.6 A I = 0.6 A
Ditanya : P = …..? Ditanya : P = …..?
PF = …..? PF = …..?
Jawab : P = V.I Jawab : P = V.I
= 150 X 0.5 = 100 X 0.6
= 75 W = 60 W
P P
PF = PF =
V.I V.I
75 60
= =
150 x 0.5 100 x 0.6
75 60
= 75 = 60 = 1

=1
3. Diket : V = 125 V

Tabel percobaan 5. Data pengukuran I = 0.8 A

setelah diberi filter band pass resonansi Ditanya : P = …..?

paralel L = 12 H, dan C = 4 uF PF = …..?


Jawab : P = V.I PF = …..?
= 125 X 0.8 Jawab : P = V.I
= 100 W = 150 X 0.9
P = 135 W
PF =
V.I P
PF =
100 V.I
=
125 x 0.8 135
=
100 150 x 0.9
= 100 = 1
135
= 135
4. Diket : V = 150 V =1
I = 0.9 A
Ditanya : P = …..?

H. Kesimpulan
Jadi dapat ditarik kesimpulan dari percobaan ini bahwa :
a. Cara kerja filter harmonisa adalah selalu mengalirkan arus ke arah impedansi sistem yang
lebih rendah. Kapasitor memiliki nilai impedansi yang rendah apabila dialiri oleh arus
yang memiliki frekuensi tinggi. Apabila kita memasang kapasitor secara paralel terhadap
beban, semua arus frekuensi tinggi secara alamiah akan mengalir melalui kapasitor bukan
ke beban. Dengan cara ini, arus yang mengalir di beban menjadi bebas dari harmonisa.
Filter L biasanya dipasang secara seri terhadap beban. Dengan menggunakan filter L,
arus yang mengalir melalui L akan sulit berubah berbanding lurus dengan besarnya L.
b. Jenis-jenis filter harmonisa ada dua jenis, yaitu filter aktif dan filter pasif. Dikarenakan
penulis melakukan percobaan menggunakan filter pasif, maka yang dapat penulis
simpulkan mengenai karakter filter pasif adalah dilihat dari cara pemasangannya pada
jala-jala, filter ini bisa dibedakan menjadi dua jenis: paralel dan seri. Tipe paralel bekerja
dengan mengalirkan arus harmonisa. Sedangkan tipe seri bekerja dengan menghambat
aliran arus harmonisa. Lalu ada juga jenis tuned filter digunakan untuk mengurangi
penyimpangan tegangan pada sistem tenaga dan juga sebagai koreksi faktor daya dan
Low Pass Filter yang bekerja dengan melewatkan sinyal Frekuensi rendah dan
menghambat atau memblokir sinyal Frekuensi tinggi. Dengan kata lain, LPF akan
menyaring sinyal frekuensi tinggi dan meneruskan sinyal frekuensi rendah yang
diinginkannya. Sinyal yang dimaksud ini dapat berupa sinyal listrik seperti sinyal audio
atau sinyal perubahan tegangan.

Anda mungkin juga menyukai