Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI

TERAPEUTIK PADA ANAK

Nama : Dwi Hartanto


Kelas : 1D konversi Lam-Tim
Nim : 2020206203252P

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN KONVERSI


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSWU
TAHUN 2020/2010
Ilustrasi Kasus
Seorang anak perempuan usia 6 tahun dirawat di rumah sakit dengan diagnosis thypoid.
Berdasarkan pemeriksaan fisik diketahui bahwa suhu anak 37° C, anak tampak lemas. Anak
mengatakan takut disuntik. Berdasarkan advice dokter, Pasien mendapat terapi obat secara intra
vina (IV line therapy) berupa ampicillin 340 mg/8 jam, ondansentron 2 mg/8 jam.

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Pasien
DS :
 Klien mengatakan badannya lemas.
 Klien mengatakan mual.
DO :
 Keadaan umum klien masih tampak lemah
 Suhu 37° C
 Makan hanya 1/3 porsi
2. Diagnosis Keperawatan
a. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Rencana Keperawatan
a. Kollaborasi pemberian therapy obat sesuai advice dokter.
4. Tujuan
a. Status kesehatan pasien membaik dan Pasien kooperatif selama perawatan
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN PADA ANAK
1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
Perawat : “Halo, sayang, selamat pagi. Saya perawat dwi. Bisa dipanggil om dwi,
kalau om dwi boleh tau nama adik siapa ya?”
Pasien : (pasien merespon)
b. Evaluasi dan validasi
Perawat : “Adik cantik sekali hari ini, kalau om dwi boleh tau sekarang apa
yang adik rasakan? Apa masih lemas dan masih mual?”
Pasien : “ ( Pasien menjawab)
c. Kontrak topik, waktu, tempat
“Adik sementara tidur di sini, ya. Ditunggu ayah dan ibu. Sesuai intruksi pak dokter
Om dwi akan memberikan obat ini melalui tangan adik, dibantu oleh ibu, boleh,
kan? Sebentar saja, kurang lebih 10 menit, supaya adik cepat sembuh”.

2. Fase Kerja (Tuliskan sesuai Tujuan dan Rencana yang Akan Dicapai/Dilakukan)

Perawat : “Sebelum diberikan obat, ayo berdoa dulu bersama-sama ayah dan
ibu, semoga saat diberi obat adik tidak merasa sakit dan cepat diberikan
kesembuhan. Bismillah”.

Pasien : (Respons anak)

Perawat :“Sudah siap? Ayo, kita mulai, ya. Boleh pinjam tangannya sebentar?
Dibersihkan dulu, ya. Sakit sedikit, ya, sayang. Apakah adik merasakan
sakit?”

Pasien : (Respons anak: menangis atau menjerit)

Perawat :“Nah, sudah selesai. Sakit apa nggak? Adik anak hebat karena sudah
berani disuntik obat. Semoga obat ini dapat mempercepat kesembuhan
adik sehingga adik cepat bisa pulang dan sekolah kembali”.

Pasien : (Respons anak)

Perawat : “Baiklah, tugas om dwi sudah selesai. Adik boleh bermain sambil
tiduran di atas tempat tidur. Lebih baik tidak turun dari tempat tidur
dulu ya, supaya segera bisa sembuh”.

Pasien : (Respons anak)

3. Fase Terminasi
a. Evaluasi subjektif/objektif
“Bagaimana dek setelah dimasukkan obat?” agak sakit ya dek,, tapi gak papa nanti
pasti reda sakitnya.
b. Rencana tindak lanjut
“Nanti om dwi akan datang lagi ya untuk mengevaluasi kondisi adik setelah disuntik,
obat”.
c. Kontrak yang akan datang
“Dua puluh menit lagi om dwi akan kembali untuk memeriksa kondisi suhu adik”.
d. Salam terminasi
Terimakasih ya adik atas kerjasamanya, nanti om dwi datang lagi ya .. permisi…

Anda mungkin juga menyukai