Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

4.1. Pola Pengaliran Daerah Penelitian


Berdasarkan Klasifikasi Pola Pengaliran Menurut Howard (1967), daerah
penelitian terdiri atas 3 pola pengaliran dasar dan 2 pola pengaliran ubahan. Pola
pengaliran dasar berupa pola pengaliran Radial, Rectangular, dan Parallel. Pola
pengaliran ubahan berupa pola pengaliran SubParallel dan SubDendritik. Kedua
kelompok pola pengaliran tersebut tersaji dalam Gambar 4.1. (Lihat Lampiran 1. Peta
Pola Pengaliran)

Gambar 4.1 Peta Pola Pengaliran Daerah Penelitian


4.1.1 Pola Pengaliran Radial
Pola pengaliran ini dicirikan oleh cabang-cabang sungai yang
menyebar dari satu pusat ketinggian memencar ke segala arah. Pola pengaliran
ini umumnya berkembang pada bentuk asal vulkanik seperti kubah gunung api,
kerucut gunung api, atau suatu bukit intrusi. Pola pengaliran ini juga dikontrol
oleh litologi berupa batuan beku dengan tingkat resistensi yang tinggi. Pola
pengaliran radial pada daerah penelitian memiliki bentuk lembah “V” dan
tempat mengalir sungainya berada di atas batuan dasar atau Bedrock Stream.

4.1.2. Pola Pengaliran Rectangular


Pola pengaliran ini dicirikan oleh cabang-cabang sungai yang berkelok,
berliku, dan menyambung membentuk sudut mendekati 90°. Arah cabang
sungai dan sungai utama dikontrol oleh sistem sesar dan kekar yangsaling
berpotongan membentuk sudut 90°. Pola pengaliran ini berkembang pada
litologi berupa batuan beku, batuan metamorf, atau batuan sedimen keras
dengan sistem kekar yang berkembang dengan baik. Pola pengaliran
rectangular pada daerah penelitian memiliki bentuk lembah “V” dan tempat
mengalir sungainya berada di atas batuan dasar atau Bedrock Stream.

4.1.3. Pola Pengaliran Parallel


Pola pengaliran ini dicirikan oleh cabang-cabang sungai yang
memperlihatkan penjajaran terhadap sungai utama. Pola pengaliran ini
umumnya berkembang pada morfologi punggungan dan lembah yang parallel
memanjang. Pola pengaliran parallel merupakan peralihan antara pola
pengaliran dendritic dan pola pengaliran trellis. Pola pengaliran ini juga
dikontrol oleh litologi dengan tingkat resistensi yang beragam. Pola pengaliran
parallel pada daerah penelitian memiliki bentuk lembah “U - V” dan tempat
mengalir sungainya berada di atas batuan dasar atau Bedrock Stream.

4.1.4. Pola Pengaliran Sub Parallel


Pola pengaliran ini dicirikan oleh rangkaian bentuk sungai yang
membentuk sudut mendekati sejajar dengan sungai utama. Pola pengaliran ini
merupakan ubahan dari pola pengaliran Parallel. Pola pengaliran ini memiliki
karakteristik yang hampir sama dengan pola pengaliran Parallel, namun
dikontrol morfologi dengan kelerengan rendah - menengah. Pola pengaliran
Subparallel pada daerah penelitian memiliki bentuk lembah “U - V” dan tempat
mengalir sungainya berada di atas batuan dasar atau Bedrock Stream.

4.1.5. Pola Pengaliran Sub Dendritik


Pola pengaliran ini dicirikan oleh cabang-cabang sungai yang
berbentuk seperti cabang pohon. Pola pengaliran ini merupakan pola
pengaliran ubahan dari pola pengaliran parallel. Pola pengaliran ini memiliki
karakteristik yang sama dengan pola pengaliran Dendritik, namun pola
pengaliran ini sudah terkena struktur geologi minor sekunder. Pola pengaliran
Sub Dendritik pada daerah penelitian memiliki bentuk lembah “U - V” dan
tempat mengalir sungainya berada di atas batuan dasar atau Bedrock Stream.

4.2. Geomorfologi Daerah Penelitian


Daerah penelitian terbagi menjadi dua bentuk asal, yaitu bentuk asal Struktural
dan bentuk asal Vulkanik. Bentuk asal Struktural terdiri atas tiga bentuk lahan, yaitu
bentuk lahan Pegunungan Struktural (S1), bentuk lahan Lereng Struktural (S2), dan
bentuk lahan Lembah Struktural (S3). Bentuk asal Vulkanik terdiri atas tiga bentuk
lahan, yaitu bentuk lahan Leher Vulkanik (V1), bentuk lahan Kubah Vulkanik (V2),
dan bentuk lahan Bukit Vulkanik terdenudasi (V3) (lihat Lampiran 2. Peta
Geomorfologi).

4.2.1. Bentuk Asal Struktural


4.2.1.1. Satuan Bentuk Lahan Pegunungan Struktural (S1)

4.2.1.2. Satuan Bentuk Lahan Lereng Struktural (S2)

4.2.1.3. Satuan Bentuk Lahan Lembah Struktural (S3)


4.2.2. Bentuk Asal Vulkanik
4.2.2.1. Satuan Bentuk Lahan Leher Vulkanik (V1)

4.2.2.2. Satuan Bentuk Lahan Kubah Vulkanik (V2)

4.2.2.3. Satuan Bentuk Lahan Bukit Vulkanik Terdenudasi (V3)

4.3. Stratigrafi Daerah Penelitian


Berdasarkan pengamatan singkapan, dan penyebaran lateral batuan yang
dominan, maka daerah telitian dapat dikelompokkan dalam 3 (tiga) satuan batuan tidak
resmi, 1 (satu) satuan vulkanostratigrafi dan 2 (dua) litodem. Penamaan satuan batuan
mengikuti tata nama satuan litostatigrafi tidak resmi menurut Sandi Stratigrafi
Indonesia (SSI, 1996) dengan urutan dari tua sampai muda, sebagai berikut (Tabel
4.1):
1. Satuan breksi-tuf Arjosari/Khuluk Karangtengah jatuhan-piroklastik.
2. Satuan lava-andesit Mandalika/Khuluk Karangtengah aliran-lava.
3. Litodem Dasit.
4. Litodem Andesit.
5. Satuan Endapan aluvial.

Tabel 4.1 Stratigrafi Daerah Penelitian

4.3.1. Satuan Breksi Tuff Arjosari


Penamaan Satuan breksi-tuf Arjosari berdasarkan pada kesamaan ciri
litologi, sifat dan posisi stratigrafi regional Zona Pegunungan Selatan Jawa
Timur menurut Samodra, dkk. (1992).

4.3.1.1. Ciri Litologi

4.3.1.2. Pemerian Petrografi


4.3.1.3. Penyebaran

4.3.1.4. Umur dan Lingkungan Pengendapan

4.3.1.5. Hubungan Stratigrafi

4.3.2. Satuan Lava Andesit Mandalika


4.3.2.1. Ciri Litologi

4.3.2.2. Pemerian Petrografi

4.3.2.3. Penyebaran

4.3.2.4. Umur dan Lingkungan Pengendapan

4.3.2.5. Hubungan Stratigrafi

4.3.3. Satuan Intrusi Andesit

4.3.3.1. Ciri Litologi

4.3.3.2. Pemerian Petrografi

4.3.3.3. Penyebaran

4.3.3.4. Umur dan Lingkungan Pengendapan

4.3.3.5. Hubungan Stratigrafi


4.3.4. Satuan Intrusi Dasit

4.3.4.1. Ciri Litologi

4.3.4.2. Pemerian Petrografi

4.3.4.3. Penyebaran

4.3.4.4. Umur dan Lingkungan Pengendapan

4.3.4.5. Hubungan Stratigrafi

4.3.5. Satuan Endapan Aluvial


4.3.5.1. Ciri Litologi

4.3.5.2. Penyebaran

4.3.5.3. Umur dan Lingkungan Pengendapan

4.3.5.4. Hubungan Stratigrafi

4.4. Struktur Geologi Daerah Penelitian

4.4.1. Kekar
Proses alterasi dan pelapukan yang telah terjadi hampir secara
keseluruh pada daerah penelitian menyebabkan kekar - kekar tektonik yang ada
sulit diamati. Kekar - kekar tektonik dengan kondisi cukup ideal guna diambil
data berada pada lava ataupun breksi pada Satuan lava-andesit Mandalika
4.4.2. Sesar
BAB V
ALTERASI DAN MINERALISASI DAERAH PENELITIAN

5.1. Alterasi Daerah Penelitian

5.1.1. Illit + Kaolinit ± Hematit ± Kuarsa (Argilik)

5.1.2. Klorit + Epidot ± Pirit (Propilitik)

5.1.3. Kuarsa + Silika ± Pirit (Silisik)

5.2. Mineralisasi Hidrotermal Daerah Penelitian

5.3. Karakteristik Tipe Endapan Hidrotermal


BAB VI
ALTERASI DAN MINERALISASI DAERAH PENELITIAN

5.1. Sejarah Geologi Daerah Penelitian


BAB VII
POTENSI GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

5.1. Potensi Geologi

5.1. Potensi Geologi Positif

5.1. Potensi Geologi Negatif


BAB VIII
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai