Anda di halaman 1dari 12

SISTEM DIAGNOSA PENYAKIT BAKTERI AYAM TERNAK MENGGUNAKAN

METODE DEMPSTER SHAFER


Syarif Maulana, Eneng Tita Tosida, Lita Karlitasari
Email : Syarifonta@gmail.com
Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan

ABSTRAK

Sistem pakar adalah sebuah sistem berbasis komputer yang sengaja diciptakan
dengan mengimplementasikan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran seorang pakar
agar dapat menyelesaikan sebuah masalah yang biasanya hanya dapat diselesaikan oleh
seorang pakar dalam bidang tertentu. Salah satu perannya yaitu dalam mendiagnosis
penyakit pada ayam ternak terutama penyakit yang disebabkan oleh bakteri, manfaat
yang diperoleh dari sistem ini adalah dapat mendiagnosa penyakit bakteri pada ayam
ternak secara cepat dan akurat dalam bentuk persentase nilai kepercayaan, dengan
melakukan perhitungan dari gelaja yang terjadi. Untuk dapat menghitung nilai tersebut
maka digunakanlah metode yang dapat menghitung ketidak konsistenan yang diakibatkan
timbulnya fakta baru yaitu dengan menggunakan metode Dempster Shafer yang dapat
memberikan kesimpulan beserta nilai kepercayaan dalam bentuk persen sebagai acuan
pengguna dalam mempercayai hasil diagnosa tersebut. Sehingga diharapkan mampu
membantu peternak dalam mengidentifikasi penyakit bakteri pada ayam ternak dalam
mengantisipasi kerugian yang diakibatkan serangan penyakit.

Kata Kunci : Sistem Pakar, Penyakit Bakteri Ayam Ternak, Metode Dempster Shafer

PENDAHULUAN dilirik untuk dijadikan hobi. Banyaknya


permintaan akan ayam baik sebagai
Berternak merupakan kegiatan atau sumber pangan maupun sebagai
usaha dalam memelihara dan peliharaan memberikan peluang bisnis
mengembangbiakan hewan yang dapat kepada perternak untuk berkecimpung di
memberikan keuntungan materi kepada bisnis ternak ayam.
peternak, keuntungan materi tersebut Kurangnya perawatan dalam
dapat berupa pangan, bahan baku industri, pemeliharaan ayam dapat berakibat buruk
atau digunakan untuk membantu manusia pada kesehatan ayam yang berakibat ayam
dalam menyelesaikan pekerjaannya. terjangkit berbagai jenis penyakit yang
Kegiatan berternak dapat digolongkan ke berbahaya. Salah satu penyebab timbulnya
dalam dua bagian, yang pertama adalah penyakit pada ayam adalah bakteri.
peternakan hewan besar berupa sapi, Bakteri dapat berkembangbiak dengan
kerbau, dan kuda. Sedangkan yang kedua cepat jika lingkungan yang dimiliki ayam
adalah peternakan hewan kecil berupa dalam keadaan kotor. Peternak terkadang
ayam, kelinci, bebek dan sebagainya. tidak mengetahui penyakit yang dialami
Salah satu hewan ternak yang banyak ayam terutama yang ditimbulkan oleh
dikembangbiakan adalah ayam. Ayam bakteri sehingga penanganan yang
merupakan hewan yang banyak dilakukan dalam pengobatan tidak tepat
menghasilkan keuntungan bagi manusia sasaran.
selain sebagai sumber protein hewani Ketidaktahuan masyarakat akan
yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat penyakit pada ayam yang disebabkan
ayam pun menjadi peliharaan yang banyak bakteri memberikan dorongan pada

1
peneliti untuk merancang sistem berupa yang sulit yang ditemukan dalam
diagnosis penyakit pada ayam dengan membangun sebuah Sistem.
metode Dempster Shafer. Metode ini 2. Menjadi referensi dalam penerapan
mempresentasikan gejala kedalam bentuk Sistem Pakar dalam membantu
nilai densitas sebagai bobot yang menciptakan sebuah Sistem Informasi
kemudian digunakan untuk menentukan yang yang efisien dan spesifik.
himpunan dari suatu penyakit dengan 3. Dapat membantu peran dokter hewan
presentase kepercayaan tertentu. dalam mendiagnosis penyakit pada
Seperti pada penelitian sebelumnya ayam dan cara menanggulanginya.
yang digunakan sebagai referensi dengan 4. Dapat membantu peternak ayam
judul “Aplikasi Sistem Pakar dalam memcari informasi mengenai
Mendiagnosa Penyakit Ginjal dengan penyakit pada ayam ternak terutama
Metode Dempster Shafer” yang dibuat yang disebabkan bakteri dan dapat
oleh Sulistyohati dan Hidayat (2008), membantu peternak dalam usaha
bahwa metode Dempster Shafer sesuai meningkatkan kualitas ayam dengan
untuk kasus semacam diagnosa penyakit. deteksi penyakit secara dini.
teori ini akan mengkombinasikan
potongan informasi yang terpisah. untuk
mengkalkulasikan kemungkinan dari suatu
METODE PENELITIAN
peristiwa. Berdasarkan referensi yang
Perancangan sistem diagnosa penyakit
didapat bahwa penelitian ini berbeda
bakteri pada ayam ternak ini, mengacu
dengan kasus penelitian yang sama yaitu
pada metode pebangunan aplikasi yaitu
berjudul “Sistem Pakar Diagnosis
System Development Lyfe Cycle (SDLC)
Penyakit Unggas Dengan Metode
yang keseluruhan proses dalam
Certainty Factor” yang dilakukan oleh
pembangunan sistem didapat melalui
Rohajawati dan supriyati (2010).
beberapa langkah. Yang pertama adalah
Adapun tujuan dalam penelitian ini
Project planning dimana Programmer
yaitu adalah membangun Sistem diagnosa
terlebih dahulu menentukan target yang
penyakit pada Ayam ternak yang
ingin dicapai berupa kegunaan dari sistem
disebabkan bakteri dengan metode
tersebut dan sebarapa luas elemen yang
Dempster Shafer. Dengan ruang lingkup
terlibat pada sistem. Mulai dari merancang
pada penelitian yang dibatasi pada sistem
database yang digunakan, kemudian
diagnosa penyakit pada ayam ternak di
algoritma sistem yang akan berjalan juga
wilayah Bogor yang diakibatkan bakteri
merancang alur dalam sistem tersebut.
dengan metode Dempster Shafer yang
dalam merancang sistem diagnosa
dikaji berdasarkan pengetahuan pakar
penyakit pada ayam ternak yang
kesehatan hewan yang kemudian
disebabkan bakteri ini programmer
diimplementasikan kedalam bahasa
terlebih dahulu memikirkan metode apa
pemrograman PHP dan database Mysql.
yang sesuai dengan rancangan sistem.
penyakit yang akan dikaji terdiri dari 7
setelah mengkaji beberapa penelitian
penyakit bakterial pada ayam ternak
terdahulu maka dapat disimpulkan bahwa
dengan gejala yang terdiri dari 30 gejala.
metode Dempster Shafer sesuai dengan
Diharapkan laporan Penelitian ini
penelitian yang akan dilakukan. Oleh
dapat memberikan manfaat sebagai
karena itu sistem akan dibuat sesuai
berikut :
algoritma Dempster Shafer dengan
1. Dapat menambah wawasan dalam
membuat presentase dari beberapa fakta
bidang Pemrograman sistem pakar
untuk menghasilkan nilai kepercayaan.
serta penerapan Pemrograman berbasis
Kemudian dilanjutkan dengan tahap
web. dalam membantu permasalahan
Analysis dengan mengidentifikasi kasus

2
dimana ketika ayam ternak terjangkit b. Uji coba fungsional yaitu uji coba
suatu penyakit terutama yang disebabkan yang dilakukan untuk memeriksa
bakteri biasanya yang dilakukan peternak semua fungsi pada sistem agar dapat
adalah menyewa jasa seorang dokter bekerja sesuai kegunaan.
hewan untuk mendiagnosa penyakit, c. Uji coba validasi untuk mengukur dan
Dokter hewan memberikan diagnosa mengetahui ketepatan dari sistem
berdasarkan gejala-gejala yang terjadi apakah sudah relevan dengan data
pada ayam dan melakukan pengobatan yang diperoleh.
sesuai penyakit yang dialami ayam. Dilihat dari segi perawatan sistem ini
Namun agar dapat melakukan itu semua dapat melakukan proses update berupa
peternak membutuhkan biaya untuk tambahan penyakit dan gejala ataupun
membayar jasa seorang dokter agar dapat update dari penyakit sebelumnya hal itu
menghemat itu semua yang dilakukan dapat dilakukan dikarenakan sistem ini
peneliti dalam membantu peternak yaitu bersifat dinamis. Update data dilakukan
dengan membuat sebuah sistem pakar dengan pengawasan dari seorang pakar
yang berfungsi untuk mendiagnosa agar informasi yang didapat teruji
penyakit pada ayam yang disebabkan kebenarannya. Waktu penelitian dilakukan
bakteri dengan metode Dempster Shafer. pada 1 mei 2014 sampai dengan 1 juli
Tahap selanjutnya adalah Design 2014 di Sekolah Tinggi Penyuluhan
umumnya design dilakukan untuk Pertanian Cinagara Bogor Jurusan
memperhitungkan aspek fungsi, estetik Penyuluhan Peternakan. data yang
dan berbagai macam aspek lainnya, yang digunakan didapat melalui proses
biasanya datanya didapat melalui riset. Pengambilan data yang diklasifikasikan ke
Data riset tersebut kemudian akan diolah dalam dua jenis data yaitu.
ke dalam bentuk Entity Relationship a. Data Sekunder
Diagram(ERD), Relasi Tabel, dan Data yang didapat pada penelitian ini
Struktur Data untuk basis datanya, berasal dari buku yang berjudul Penyakit
sedangkan untuk logika pemrogramannya Ayam dan Penanggulangannya pada
data riset tersebut diolah ke dalam bentuk Penyakit Bakterial, mikal dan viral yang
DFD dan Flowchart agar lebih mudah ditulis oleh Prof. drh. Charles Rangga
dipahami. Tabbu, M.Sc., Ph.D. yang membahas
Dilihat dari kelebihan yang bisa beberapa penyakit yang salah satu babnya
didapat sistem diagnosa penyakit bakteri membahas mengenai penyakit ayam yang
pada ayam ternak akan diimplementasikan disebabkan bakteri dengan gejala-
kedalam aplikasi berbasis web dengan gejalanya beserta solusi dan definisinya.
kelebihan mudah dalam mengaksesnya, b. Data Primer
dapat dijalankan di sistem operasi Data ini didapat melalui wawancara
manapun, dapat diakses oleh banyak dengan Drh. Sri Kusuma H, M.Si yang
media, dan tidak memerlukan spesifikasi bekerja sebagai staff pengajar di Sekolah
yang tinggi untuk mengakses aplikasi. Tinggi Penyuluhan Pertanian Cinagara
selain itu sistem ini dilengkapi dengan Bogor Jurusan Penyuluhan Peternakan.
pengolah database MySql. Selain itu Beliau menyampaikan bahwa semakin
sistem ini akan melalui serangkaian uji khas gejala untuk suatu penyakit maka
coba yang meliputi nilai densitas atau bobot yang diberikan
a. Uji coba struktural yaitu uji coba akan semakin besar.
untuk mengetahui alur sistem yang Data yang telah diolah kemudian
dibuat sudah sesuai dengan yang dibuat kedalam sebuah tabel yang terdiri
dirancang pada tahan perancangan. dari gejala, penyakit dan nilai Densitas.

3
Tabel 1A. Nilai Densitas Gejala Untuk Setiap Penyakit Yang Dikaji

No Nama Penyakit Gejala Nilai


1 Infectious Coryz Suara ayam mengorok 85%
Keluar cairan dari rongga hidung ataupun mata 85%
Terjadi pembengkakan di darah fasial dan sekitar mata 85%
Bersin pada ayam 85%
Hilangnya nafsu makan dan minum 20%
Ayam mengalami diare 20%
2 Fowl Cholera Suara ayam mengorok 85%
Adanya cairan kental dari mulut yang kerapkali 85%
menggantung seperti tali
Perubahan warna kulit pada daerah fasial, jengger dan pial 85%
menjadi ungu kebiruan
Ayam demam 60%
Ayam berbulu berdiri 60%
Hilangnya nafsu makan 20%
Ayam terlihat mengantuk 20%
Peningkatan frekuensi respirasi 20%
Ayam mengalami diare 20%
Ayam tampak lesu 20%
3 Kolibasilosis Perut ayam membesar 85%
Pusar tampak membuka, dan terjadi perubahan pada 85%
bentuk pusar
Ayam mengalami diare 75%
Kotoran menutupi daerah kloaka 75%
Hilangnya nafsu makan 20%
Ayam akan tampak lesu 20%
Gangguan pertumbuhan 20%
4 Fowl Typhoid Sayap menggantung 85%
Daeerah fasial pucat 85%
Daerah balung mengkerut 85%
Ayam berbulu berdiri 60%
Ayam demam 60%
Ayam terlihat mengantuk 40%
Hilangnya nafsu makan dan minum 20%
5 Dermatitis Terdapat timbunan cairan di bawah kulit pada bagian 85%
Gangrenosa ujung sayap, kaki, dan daerah bawah abdomen
Bulu akan menghitam dan kotor pada bagian yang 85%
terserang
Kulit menjadi gelap dan mengelupas 85%
Kaki melemah 60%
Ataksia (sempoyongan) 60%
Hilangnya nafsu makan dan minum 20%
6 Stafilokokosis Terlihat kesakitan pada waktu berjalan 85%
Terjadi pembengkakan pada persendian 85%
Ayam mengalami diare 60%
Ayam demam 60%
Ayam akan tampak lesu 20%
Hilangnya nafsu makan dan minum 20%

4
Tabel 1B. Nilai Densitas Gejala Untuk Setiap Penyakit Yang Dikaji Lanjutan 1A
No Nama Penyakit Gejala Nilai
7 Streptokokosis Daerah balung dan pial pucat 85%
Tremor(gemetar) yang halus pada kepala 85%
Ayam demam 60%
Ayam berbulu berdiri 60%
Hilangnya nafsu makan dan minum 20%
Ayam mengalami diare 20%
Depresi 20%
Ayam akan tampak lesu 20%

Metode Dempster Shafer kombinasi m1 dan m2 sebagai m3, yaitu :


ΣX∩Y=Z m1 (X).m2(Y)
m3(Z) = 1 − ΣX∩Y= Ø m1 (X).m2(Y)
Berdasarkan tabel tersebut setiap nilai
gejala tertentu yang dipilih akan dilakukan Dimana :
perhitungan dengan metode Dempster m3(Z) = mass function dari evidence (Z)
Shafer dengan penjelasan sebagai berikut m1 (X) = mass function dari evidence (X)
Secara umum teori Dempster-Shafer m2 (Y) = mass function dari evidence (Y)
ditulis dalam suatu interval: Zm1(X).m2(Y) = ada hasil irisan dari m1
[Belief,Plausibility]. Belief (Bel) adalah dan m2
ukuran kekuatan evidence dalam Ø Zm1(X).m2(Y) = tidak ada hasil irisan
mendukung suatu himpunan proposisi. (irisan kosong (Ø))
Jika bernilai 0 maka mengindikasikan (Kusumadewi, 2003)
bahwa tidak ada evidence, dan jika
bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian. HASIL & PEMBAHASAN
Plausibility (Pl) dinotasikan sebagai :
Pl(s) = 1 – Bel (⌐s) Plausibility juga Dalam hasil penelitian ini sistem
bernilai 0 sampai 1. Jika yakin akan ⌐s, diharapkan mampu untuk melakukan
maka dapat dikatakan bahwa Bel(⌐s)=1, diagnosa mengenai penyakit pada ayam
dan Pl(⌐s)=0. Pada teori Dempster-Shafer yang disebabkan bakteri dengan
dikenal adanya frame of discrement yang perhitungan Dempster Shafer yang dibuat
dinotasikan dengan θ. Frame ini ke dalam mesin inferensi, mesin inferensi
merupakan semesta pembicaraan dari dapat menghasilkan suatu kesimpulan
sekumpulan hipotesis. Tujuannya adalah dalam bentuk persen yang sesuai dengan
mengaitkan ukuran kepercayaan elemen- input gejala yang terjadi. Gejala dan
elemen θ. Tidak semua evidence secara penyakit dapat dihubungkan dalam sebuah
langsung mendukung tiap-tiap elemen. table yang disebut table aturan, table ini
Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi berfungsi untuk menghubungkan antara
densitas (m). Nilai m tidak hanya satu penyakit dengan satu gejala dimana
mendefinisikan elemen-elemen θ saja, satu hubungan ini memiliki satu nilai
namun juga semua subsetnya. Sehingga densitas yang dibuat dalam bentuk persen.
jika θ berisi n elemen, maka subset θ Hubungan antara gejala dan penyakit ini
adalah 2n . Jumlah semua m dalam subset memiliki relasi many to many dimana satu
θ sama dengan 1. Apabila tidak ada gejala yang ada dapat dimiliki oleh
informasi apapun untuk memilih hipotesis, banyak penyakit begitupun sebaliknya
maka nilai : m{θ} = 1,0 Apabila diketahui satu penyakit yang ada dapat dimiliki oleh
X adalah subset dari θ, dengan m1 sebagai banyak gejala dengan nilai densitas yang
fungsi densitasnya, dan Y juga merupakan berbeda-beda ataupun sama. Contohnya
subset dari θ dengan m2 sebagai fungsi pada aturan 1 dimana gejala 1 untuk
densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi penyakit 1 memiliki nilai densitas 60%,

5
namun pada aturan 2 gejala 1 untuk coba akurasi untuk menggambarkan
penyakit 2 memiliki nilai densitas 70% proses perhitungannya maka dibuatlah
jadi antara aturan 1 dan aturan 2 memiliki sebuah jalan perhitungan sistem secara
nilai densitas yang jelas berbeda. Namun manual seperti yang ada di bawah ini.
berbeda dengan aturan 3 dimana gejala 1 Sebelum dijelaskan dalam contoh kasus
untuk penyakit 3 memiliki nilai 60% jadi maka dibuatlah terlebih dahulu alur proses
aturan 1 dan 3 memiliki nilai densitas metode Dempster Shafer ke dalam bentuk
yang sama sehingga penyakit 1 dan 3 Flowchart. Seperti pada Gambar 2 di
merupakan satu himpunan sama, namun bawah ini.
berbeda dengan aturan 2 dimana penyakit
2 tidak satu himpunan dengan penyakit 1
dan 3.
Gejala pada table aturan tadi
ditampilkan pada menu konsultasi agar
dapat digunakan oleh user sehingga dapat
dilakukan perhitungan yang menggunakan
metode Dempster Shafer. Gejala yang
terjadi dapat diceklis pada check box yang
tersedia untuk dilakukan perhitungan pada
mesin inferensi. Kemudian jika gejala
telah diproses dengan perhitungan
Dempster Shafer maka akan muncul
kesimpulan diagnosa penyakit dalam nilai
persen. Untuk gambarnya dapat dilihat
pada Gambar 1. Di bawah ini

Gambar 2. Flowchart metode Dempster


Shafer

Keterangan :
X, Y, Z = Himpunan Penyakit
i = Jumlah Gejala
m = Nilai Densitas
Berdasarkan langkah tersebut maka dapat
dihitung kasus di bawah ini sesuai dengan
metode Dempster Shafer sebagai berikut.
Diketahui gejala pertama : Hilangnya
Nafsu makan dan minum (m1) Yang
merupakan gejala dari penyakit.
Infectious Coryza(p1)
Fowl Cholera(p2)
Kolibasilosis(p3)
Fowl Typhoid(p4)
Gambar 1. Menu Konsultasi Dermatitis Gangrenosa(p5)
Untuk mengetahui apakah sistem Stafilokokosis(p6)
sudah sesuai maka dilakukan lah uji coba Streptokokosis(p7)
validasi dan uji coba akurasi. Dalam uji

6
dimana dari masing-masing penyakit dimiliki penyakit berbeda. Akan ada 3
memiliki nilai densitas atau bobot yang kombinasi m5 baru yaitu yang pertama:
sama yaitu 20%. m4 {p1,p2,p7} = 0.2
m1{p1,p2,p3,p4,p5,p6,p7} = 0.2 m4 {Θ} = 0.8
m1{Θ}= 1 - 0.2 = 0.8 kemudian dibuat kombinasi antara m3 dan
Kemudian muncul gejala baru : Suara m4 pertama:
ayam mengorok (m2) Tabel 3. Kombinasi m3 dan m4
Yang merupakan gejala dari penyakit pertama
Infectious Coryza(p1), Fowl Cholera(p2) m4{p1,p2,
0.2 m4{Θ} 0.8
dimana dari masing-masing penyakit p7}
memiliki nilai densitas atau bobot 85% m3{p1,p2} 0.85 {p1,p2} 0.17 {p1,p2} 0.68
m2{p1,p2} = 0.85
m2{Θ}= 1 – 0.85 = 0.15 {p1,p2,
kemudian dibuatlah kombinasi antara m1 m3{p1,p2,p3
p3,p4,
,p4,p5,p6, 0.03 {p1,p2,p7} 0.006 0.024
dan m2 dengan rumus : p5,p6,
ΣX∩Y=Z m1 (X).m2(Y) p7}
m3(Z) = 1 − ΣX∩Y=Ø m1 (X).m2(Y) p7}

untuk memudahkan dibuatlah tabel antara m3{Θ} 0.12 {p1,p2,p7} 0.024 m5{Θ} 0.096
m1 dan m2 :
m5{p1,p2} = 0.17 + 0.68 / 1 – 0 =0.85
Tabel 2. Kombinasi m1 dan m2
m5 {p1,p2,p7} = 0.006 + 0.024 / 1 – 0
m2{p1, = 0.03
0.85 m2(Θ) 0.15
p2} m5 { p1,p2,p3,p4,p5,p6,p7} = 0.024 / 1 – 0
= 0.024
{p1,p2,p3 m5 {Θ} = 0.096 / 1 – 0 = 0.096
m1{p1,p2,p3,
0.2 {p1,p2} 0.17 ,p4,p5,p6 0.03
p4,p5,p6,p7}
,p7} Kombinasi m5 yang kedua :
m4 {p3} = 0.75
m1{Θ} 0,8 {p1,p2} 0.68 m3(Θ) 0.12
m4 {Θ} = 0.25
m3 {p1,p2} = 0.17 + 0.68 / 1 - 0 = 0.85 kemudian dibuat kombinasi antara m3 dan
m3 {p1,p2,p3,p4,p5,p6,p7} = 0.03 / 1 – 0 m4 yang kedua:
= 0.03 Tabel 4. Kombinasi m3 dan m4 kedua
m3 {Θ}=0.12 / 1 – 0 = 0.12 m4{p3} 0.75 m4{Θ} 0.25
jadi dari kedua gejala yaitu m1 dan m2
lebih mengarah ke penyakit Infectious m3{p1,p2} 0.85 {∅} 0.6375 {p1,p2} 0.2125
Coryza(p1), Fowl Cholera(p2) dengan
nilai kepercayaan 85%. Kemudian muncul m3{p1,p2, {p1,p2,p
p3,p4,p5, 0.03 {p3} 0.0225 3,p4,p5, 0.0075
gejala baru yaitu Ayam mengalami diare p6,p7} p6,p7}
(m4) yang merupakan gejal dari penyakit
Infectious Coryza(p1), Fowl Cholera(p2), m3{Θ} 0.12 {p3} 0.09 m5{Θ} 0.03
Streptokokosis(p7) dengan nilai densitas
m5{p3} = 0.0225 + 0.09 / 1 – 0.6375
yang sama 20%, kemudian penyakit
= 0.310345
Kolibasilosis(p3) dengan nilai densitas
m5 {p1,p2} = 0.2125 / 1 – 0.6375
yang berbeda yaitu 75%, dan penyakit
= 0.586207
Stafilokokosis(p6) dengan nilai densitas
m5 { p1,p2,p3,p4,p5,p6,p7} = 0.0075 / 1 –
yang juga berbeda yaitu 60%.
0.6375 = 0.02069
Jadi untuk gejala m4 akan menghasilkan
beberapa kombinasi berbeda yang m5 {Θ} = 0.03 / 1 – 0 = 0.082759
diakibatkan dari nilai densitas yang

7
Kombinasi m5 yang ketiga : m7{p1} = 0.7225 + 0.0255 + 0.0204 +
m4{p6} = 0.6 0.0816 / 1 – 0 = 0.85
m4{Θ} = 0.4 m7{p1,p2} = 0.1275 / 1 – 0
kemudian dibuat kombinasi antara m3 dan = 0.1275
m4 yang ketiga: m7{p1,p2,p7} = 0.0045 / 1 – 0
Tabel 5. Kombinasi m3 dan m4 ketiga = 0.0045
m4{p6} 0.6 m4{Θ} 0.4 m7{p1,p2,p3,p4,p5,p6,p7} = 0.0036 / 1–0
= 0.0036
m3{p1,p2} 0.85 {∅} 0.51 {p1,p2} 0.34 m7{Θ} = 0.0144 / 1 – 0 = 0.0144
{p1,p2,p3 Berdasarkan hasil perhitungan m7 di
m3{p1,p2,p3,
0.03 {p6} 0.018 ,p4,p5,p6 0.012
p4,p5,p6,p7}
,p7}
atas dapat dilihat bahwa nilai yang
terbesar dimiliki oleh penyakit Infectious
m3{Θ} 0.12 {p6} 0.072 m5{Θ} 0.048 Coryza(p1) dengan nilai 0.85 dengan
begitu dapat disimpulkan bahwa
m5{p6} = 0.018 + 0.072 / 1 – 0.51
berdasarkan gejala-gejala tersebut dapat
= 0.183673
dihasilkan sebuah kesimpulan yaitu ayam
m5 {p1,p2} = 0.34 / 1 – 0.51
tersebut terinfeksi penyakit Infectious
= 0.693878
Coryza(p1) dengan tingkat kepercayaan
m5 { p1,p2,p3,p4,p5,p6,p7} = 0.012 / 1 –
85%.
0.51 = 0.02449
Jadi kesimpulan dalam uji coba
m5 {Θ} = 0.048 / 1 – 0.51 = 0.097959 validasi ini sistem sesuai dengan yang
Dapat dilihat dari ketiga kombinasi m5 diharapkan mampu menghitung nilai
nilai terbesar yang dimiliki ada pada secara benar.
kombinasi m5 yang pertama dengan nilai Kemudian untuk mengetahui
0.85 dengan begitu dapat disimpulkan ketepatan sistem maka uji coba
bahwa ayam tersebut menderita Infectious dilanjutkan dengan uji coba akurasi
Coryza(p1) atau Fowl Cholera(p2) dengan menggunakan perhitungan Confusion
nilai kepercayaan 85%. Kemudian matriks untuk memastikan apakah
bagaimana jika muncul gejala baru yaitu pendapat pakar dengan sistem sesuai.
bersin pada ayam (m6) yang merupakan
gejala dari Infectious Coryza(p1) dengan
nilai densitas 85%.
m6{p1} = 0.85
m6{Θ} = 0.15
Kemudian dibuat kombinasi antara m5
dan m6 sebagai berikut:
Tabel 6. Kombinasi m5 dan m6
m6{p1} 0.85 m6{Θ} 0.15

m5{p1,p2} 0.85 {p1} 0.7225 {p1,p2} 0.1275

m5{p1,p2, {p1,p2,
0.03 {p1} 0.0255 0.0045
p7} p7}
{p1,p2,
m5{p1,p2,p
p3,p4,
3,p4,p5,p6, 0.024 {p1} 0.0204 0.0036
p5,p6,
p7}
p7}
m5(Θ) 0.096 {p1} 0.0816 m7{Θ} 0.0144

8
Tabel 7A. Uji Coba Akurasi
Kasus Diagnosa
Diagnosa Sistem
Sistem bukan Kecepatan
Infectious Akurasi Error rate
Infectious Data (s)
Coryza
Coryza
-Suara ayam
mengorok
-Keluar cairan dari Dugaan pakar
rogga hidung Infectious 99.6625 0.3375
-Terjadi Coryza
pembengkakan di
99.6625 0.0087505
daerah fasial dan 0.3375%
% detik
sekitar mata
-Bersin pada ayam Dugaan pakar
-hilangnya nafsu bukan
0 0
makan dan minum Infectious
-Ayam mengalami Coryza
diare
Kasus Diagnosa
Diagnosa Sistem Kecepatan
Sistem bukan Akurasi Error rate
Fowl Cholera Data (s)
Fowl Cholera
-Suara ayam
mengorok
-Adanya cairan
kental dari mulut
yang kerapkali
menggantung seperti Dugaan pakar
97.51552 2.48448
tali Fowl Cholera
-Perubahan warna
kulit pada daerah
fasial, jengger, dan
pial menjadi ungu
97.51552 0.015001
kebiruan 2.48448%
% Detik
-ayam demam
-ayam berbulu berdiri
-hilangnya nafsu
makan
-ayam terlihat Dugaan pakar
mengantuk bukan Fowl 0 0
-peningkatan Cholera
frekuensi respirasi
-ayam mengalami
diare
-ayam tampak lesu

9
Tabel 7B. Uji Coba Akurasi lanjutan dari 7A
Kasus Diagnosa
Diagnosa Sistem Kecepatan
Sistem bukan Akurasi Error rate
Kolibasilosis Data (s)
Kolibasilosis
-perut ayam
membesar
-pusar tampak
membuka, dan terjadi Dugaan pakar
99.8875 0.1125
perubahan pada Kolibasilosis
bentuk pusar
-ayam mengalami
diare 0.006334
99.8875% 0.1125%
-kotoran menutupi detik
daerah kloaka
-hilangnya nafsu
Dugaan pakar
makan
bukan 0 0
-ayam akan tampak
Kolibasilosis
lesu
-gangguan
pertumbuhan
Kasus Diagnosa
Diagnosa Sistem Kecepatan
Sistem bukan Akurasi Error rate
Fowl Typhoid Data (s)
Fowl Typhoid
-sayap menggantung
-daerah fasial pucat
Dugaan pakar
-daerah balung 99.7975 0.2025
Fowl Typhoid
mengkerut
-ayam berbulu berdiri 0.0035
99.7975% 0.2025%
-ayam demam detik
-ayam terlihat Dugaan pakar
mengantuk bukan Fowl 0 0
-hilangnya nafsu Typhoid
makan
Kasus Diagnosa
Diagnosa Sistem
Sistem bukan Kecepatan
Dermatitis Akurasi Error rate
Dermatitis Data (s)
Gangrenosa
Gangrenosa
-terdapat timbunan
cairan di bawah kulit
pada bagian ujung
sayap, kaki, dan Dugaan pakar
daerah bawah Dermatitis 99.946 0.054
abdomen Gangrenosa
-bulu akan
menghitam dan kotor
0.00225
pada bagian yang 99.946% 0.054%
detik
terserang
-kulit menjadi gelap
dan mengelupas Dugaan pakar
-Kaki melemah bukan
0 0
-ataksia Dermatitis
(sempoyongan) Gangrenosa
-Hilangnya nafsu
makan dan minum

10
Tabel 7C. Uji Coba Akurasi lanjutan dari 7A & 7B
Kasus Diagnosa Diagnosa
Kecepatan
Sistem Sistem bukan Akurasi Error rate
Data (s)
Stafilokokosis Stafilokokosis
-terlihat kesakitan
pada waktu berjalan
-terjadi Dugaan pakar
99.1 0.9
pembengkakan pada Stafilokokosis
persendian
-Ayam mengalami 0.006001
99.1% 0.9%
diare detik
-ayam demam Dugaan pakar
-ayam akan tampak bukan 0 0
lesu Stafilokokosis
-hilangnya nafsu
makan dan minum
Kasus Diagnosa Diagnosa
Kecepatan
Sistem Sistem bukan Akurasi Error rate
Data (s)
Streptokokosis Streptokokosis
-daerah balung dan
pial pucat
-tremor(gemetaran)
Dugaan pakar
yang halus pada 98.2 1.8
Streptokokosis
kepala
-ayam demam
-ayam berbulu berdiri 0.007667
98.2% 1.8%
-hilangnya nafsu detik
makan dan minum
-ayam mengalami Dugaan pakar
diare bukan 0 0
-depresi Streptokokosis
-ayam akan tampak
lesu

Dari hasil uji coba akurasi didapat KESIMPULAN


bahwa sistem rata-rata dapat memproses
data dengan akurasi 99. 1584314% Sistem Diagnosa Penyakit pada Ayam
dengan error rate 0.8415686%. Selain itu
Ternak ini mampu mendiagnosa 7
pada aplikasi Diagnosa penyakit pada
ayam ini data yang dilakukan perhitungan penyakit yang diakibatkan Bakteri dengan
belum dapat dihitung secara pararel, 30 gejala yang berbeda dengan metode
perhitungan hanya dilakukan satu kali Dempster Shafer sebagai penghitung nilai
pada saat data konsultasi di inputkan saja probabilitas. Sistem ini memiliki sebuah
tanpa bisa membandingkan beberapa tabel yang disebut tabel aturan berguna
inputan, karena untuk hasil perhitungan untuk mengkombinasikan antara data
aplikasi ini tidak disimpan ke dalam
penyakit dan gejala disertai dengan nilai
database. Dikarenakan subjek yang akan
dilakukan diagnosa hanya terdiri dari satu densitas atau bobot sehingga dapat
subjek saja belum dapat menghitung melakukan perhitungan dengan metode
beberapa subjek sekaligus yang kemudian Dempster Shafer. Proses perhitungan
dilakukan perbandingan antar subjek dapat dilakukan ketika input gejala sudah
sehingga menemukan diagnosa yang sama dilakukan pada menu konsultasi dimana
untuk beberapa ayam. input tersebut terdiri dari beberapa
checkbox gejala yang bisa diceklis sesuai

11
dengan gejala yang terjadi kemudian dalam versi mobile programmingnya
gejala yang sudah diceklis akan diproses sehingga user dapat mengakses aplikasi
untuk dapat menentukan kemungkinan lebih cepat dan mudah melalui
penyakit dengan nilai kepercayaan dalam smartphone dan semacamnya.
bentuk persen.
Sistem ini mampu melakukan DAFTAR PUSTAKA
perhitungan dengan satu subjek ayam saja
yang dilakukan satu kali untuk satu subjek Anonim. Penjelasan Ayam. Tersedia pada
ayam tanpa disimpan dalam database http://www.situs-
dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi peternakan.com/2013/03/tentang-
sebesar 99.1584314% yang didapat ayam-dan-ciri-cirinya.html
melalui proses dari 7 kasus penyakit yang diakses 22 April 2014
diklasifikasikan kedalam penyakit Fathansyah. 2002. Basis Data.
bakterial dengan menghitung rata-rata dari Informatika Bandung. Bandung.
setiap kasusnya kemudian untuk tingkat Gunawan. 2000. Kuliah Artificial
errornya cukup rendah yaitu sebesar Intelligence Pengantar ke Expert
0.8415686% dihitung dari rata-rata setiap System. Surabaya.
kasusnya. Kemudian untuk beberapa Istiqomah, YN & A Fadlil. 2013. Sistem
kasus ekstrim seperti input semua gejala Pakar untuk Mendiagnosa
pada menu konsultasi sistem ini sudah Penyakit Saluran Pencernaan
dapat melakukan proses dengan Menggunakan Metode Dempster
menampilkan message box berupa Shafer. 9
pernyataan yang berisikan larangan untuk Jogiyanto, HM. 2005. Analisis & Desain
tidak memperbolehkan menceklis semua Sistem Informasi : Pendekatan
gejala yang ada pada menu konsultasi. Terstruktur Teori dan Praktek
Jadi sistem ini sudah dapat mencukupi Aplikasi Bisnis. Andi Offset.
kebutuhan user dalam mendiagnosa Yogyakarta.
Kusumadewi, S. 2003. Artificial
penyakit pada ayam ternak.
Intelligence (Teknik & Aplikasi).
Graha Ilmu. Yogyakarta.
SARAN Kusrini. 2006. Sistem Pakar Teori dan
Aplikasi. Andi. Yogyakarta.
Apilkasi sistem pakar penyakit pada Rohajawati, S & R Supriyati. 2010.
ayam ini masih perlu dilakukan Sistem Pakar Diagnosis Penyakit
pengembangan seperti pada jumlah Unggas dengan Metode Certainty
penyakit yang dikaji, kemudian Factor.
Sulistyohati, A & T Hidayat. 2008.
penambahan klasifikasi penyakit seperti
Aplikasi Ssistem Pakar Diagnosa
penyakit yang disebabkan virus dan Penyakit Ginjal dengan Metode
jamur. Serta perhitungan konsultasi yang Dempster-Shafer. 2-5
masih dilakukan untuk satu subjek saja, Suryadi, HS. 1994. Pengantar Sistem
jika perhitungan dapat dilakukan untuk Pakar. Gunadarma. Jakarta.
beberapa subjek ayam dalam suatu Tabbu, CR. 2000. Penyakit Ayam dan
peternakan atau datanya bersifat pararel Penanggulangannya. Volume-1.
KANISIUS. Yogyakarta.
untuk satu kali hitungan maka perhitungan
yang dapat dihasilkan akan lebih komplek
dan akurat sehingga hasil yang didapat
lebih memuaskan. Selain itu dibuat juga

12

Anda mungkin juga menyukai