':RPUSTAI(AAI
Fl(.UGM
Current Problems of
Gongenital Heart Disease in Central Java
Agus Priyatno, MD
Depadment af Paediatric, Division of Paediatric Cardialogy
Faculty of Medicine, Diponegoro Univercity
RSUP clr. Ka acli, semarang
AbsAak
Penyakit jantung bawaan masih menjadi masalah di lndonesia dan menyLrmbang
angka kesakitan dan kematian terutama pada neonatus. Penyakit jantung dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu dengan risiko rendah dan risiko tingg:. Bayl
dengan PJB risiko rendah lldak memerlukan iindakan segera dan bisa bertahan
hingga dewasa dengan permasalahan dan problemalik baik kardiak maupun
non kard;ak. Aayi densan penyakit janlung kritis termasuk PJB dengan dsiko
tinggi dan memerlukan tindakan segera oleh karena dapat mengancam jiwa.
Grown Ups with Cangenilal Heart Dlsease (GUCH) merupakan istilah untuk
menggambarkan populasi semua pasien PJB yang bertahan bidup e"16 tahun
dengan kelainan kongenital pada jantung dan pembuluh darah besar, termasuk
pada pasien dengan kelainan janlung bawaan sederhana dan sedang, alau
dengan riwayat operasi jantung sebelumnya. Jumlah populasi GUCH meningkat
dari tahun ke tahun oleh karena bebagai faktor diantaranya adanya kemajuan
dibidang ilmu pengetahuan dan iehnoiogi kedokleran diagnostik, perkembangan
NlCLl, perkembangan teknik bedah jantung dan intervensi non bedah,
pembedahan yang dilakukan pada usia awal. Baik pende.ita PJB yang belum
aiau sudah operasi harus dipantau perkembangan penyakitnya, perkembangan
fisik, kompl;kasi kardiak maupun non kardiak seperti infeksi.
Pendahuluan
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakil dengan kelainan pada
strukturjantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir akibat adanya
gangguan atau kegagalan perkembangan struktur jantung pada masa awal
perkembangan janin. Anska kejadian PJB 8-10 per 1000 bayi hidup, dapat
mencapai 75 per1000 bayj lahir hidup. Sumber lain mengatakan l dari 100 bayi
yang lahir menderita penyakjt jantung bawaan. Penyakit jantung bawaan kritis
adalah penyakii janlung bawaan siko tinggi oleh karena memerlukan inteNensi
bedah dan non bedah. Grow, Ups with Congenital Heart Disease (GUCH)
merupakan istilah lrntuk menggambarkan populasi semua pasien PJB yang
Sianosis adalah wama kebiruan di mukosa mulut dan kulit disebabkan kadat
hemoglobin ierreduksi lebih dari 5 gr%, sianosis d'bedakan menjadi 3 yaiiu
sianosis pedter, sianosis sentral dan sianosis diferensial. Sindrom sianosis dapai
karena kelainan jantung maupun diluar jantung. Bila sianosis pada neonatus
meneiap atau bertambah dan bayi kondisinya menurun dipikirkan suatu PJa,
kelainan paru, kelainan saraf sentral, kelainan datah. PJB yang sering
menimbulkan sianosis pada masa neonaius adalah PJB yang terganiung pada
duktus aderiosus dan PJB komplek yans disertai isomerisasi-
Bising jantung. Hampir 80% neonalus normal mempunyai bising jantung
yang inosen dan tidak semua PJB neonalus yang beral lerdapal bising aninya
tidak diumpai bising tidak berarti tidk ada kelainan janlung bawaan dan sebaliknya
yaitu terdapat bising pasti ada kelainan jantung. Bila dijumpai bising sistolik eieksi,
bersifat kasar dengan derajat > 3 atau lebih dan didengar pada hari pertama
kemungkinannya adalah PJB obstruksi seperti stenosis pulmonal, stenosis aorta
, tetralogi Fallot.
Presentasi klinis PJB pada bayi baru lahir seringkali mi p dengan sindrcm
gawat napas neonatus dan sepsis sehingga diagnosis. Kadang-kadang pada
awalnya akan menunjukkan gejala yang ingan yang kemudian beriambah menjadi
jelas setelah bebe€pa saai dan menjadi berai dan dapat mengancam jiwa dan
kematian. Bila gejala yang timbul sangat jelas dan be€l selelah pemantauan
yang ce.mal maka diperlukan penegakan diagnosis untuk mendapat tindakan
dan pengobatan segera. Evaluasi kardiovaskular lanjut harus dilakukan bila pada
awal minggu pertama kehidupan dtumpai bayi dengan sianosis, perfusi sistemik
menurun dan takipneu. Tekanan sistolik yang lebih tinggi 10 mmHg pada bagian
tubuh atas relatif terhadap bagian tubuh bawah dianggap abnormal dan
nenuniukkan adaaya coa.iasio aorta, hipoplasi arkus aorta atau arkus aorta
interuptus. Jika saiurasi oksigen preduktus lebih tinggi dibanding posl duktus
rnenunjukkan sianosis deferensial. Sianosis dife.ensisl terlihat pada hjpertensi
pulmonal persisten, abnormalitas jantung kiri (hipoplasi arkus aorta, arkus aoda
interuptus, koartasio aorta dan stenosis aorta kntis. Bila menjumpai murmur atau
bising pada bayi baru lahir, nadi yang abnormal, takipneu yang menetap tanpa
kelainan ekst.a kardiak yang jelas, sianosis yang bukan disebabkan kelainan
hematoloqi, pulmonoloqi dan serebral maka dapat menduqa adanya kelainan
nseffi@fubh1lL],hl32011
I@k@!s Mtd ttih\e1at Lhn@rdx 43
jantung bawaan.
Kecurigaan akan adanya PJB pada neonatus harus ditindak tanjuli tebih
mendalam dengan pemeriksaan awat yang tengkap metiputi anamnesjs,
pemeriksaan fisis, pemeriksaan nadi, cardiac imput, sianosis dan bjsjng jantung,
elektrokardiografi, dan foto to€k. Dan selanjutnya diperlukan tindakan tebih tanjul
dengan ekokardiografi, kateterisasi jantung dan angiografi dan bita dipedukzn
dengan oenc.traan ,esonans magneiik dan sinr.grdfi. Pemer,ksadn ehnot;rdiograti
memegang peranan yang sangai besar, dengan kombinasi ekokardjografi 2D,
Doppler dan collor doppler diagnosis defek anaiomi dapat djlegakkan dengan
akurat. Pemeriksaan penunjang tainnya yang penting adatah tesl hiperoisik
dimana pemeriksaan ini dapai membedakan sjanosis karena jani atau sianosis
sebab diluar jantung. Dengan memberikan oksigen 100% setama 5,10 mnt bila
tekanan oksigen (PaO2) nreningkat tebjh 1b0 mmHg penyebab sianosis bukan
dari jantung. Bila PO2 mmHg tidak dapat mencapai too mmHg dan saturasi
oksigen < 70% atau PaO2 kurang dari 150 mmHg maka penyebabnya dad jantung.
es.frcqcadi''yUpJde2a11
46 |.se|j&luwcd''v$o/dM@d
pencernaan atau saluran pernapasan. Dapat melaui tindakan pencabutan gigi,
kateterisasi, dJl- Seorang anak dengan PJB dianjurkan untuk melakukan
kebersihan mulut, mencegah caries dan bilamana akan dilakukan bedah minor
atau cabut gigi haruslah dilindungi dengan anti biotik untuk profilaksis
Adtmia dan Gangguan konduksi- l\,ierupakan penyebab meningkatnva angka
kesakitan dan kematian pada remaja dan dewasa Pada pasien yang belum
clioperasi dikarenakan dilatasi runag jantung, hiperttofi otot jantung, fibrosis
Sedang pada pasien yang sudah diope€si adalah k€rusakan pada nodus sinus,
nodus AV dan jalur konduP.si serta lerbentuknya jaringan parut
Kehamilan. Tidak menutup kemungkinan anak yang dilahirkan dengan PJB
menikah apakah sesama PJB alau dengan non PJB. Kehamilan pada wanita
PJB menyebabkan perubahan kardiovaskular yaitu peningkatan volume darah
sampai40%, penurunan resislensi vaskular perjfer dan peningkatan curah iantung
sampai dengan 4O%. Pada kasus pirau kid ke kanan kecil akan mentoleransl
beban tersebut, namun pada defek besar dapal menyebabkar gagal jantung
Tatalaksana persalinan adalah agar tidak cepat menurunkan volume silkulasi
dengan cepat, tekanan datah dan curah jantung. Kontra indikasi kehamilan pada
PJB adalah kelainan dengan tesistensi vaskular paru baik karena eisenmenget
atau hiperteni puhonal.
Gagal Tumbuh. Masalah yang sedng dikeluhkan orang tua pasien PJB adalah
beral badan yang tidak naik. Penyebab malnutrisi dan gagal tumbuh al:
1. Gangguan hemodinamik berat
2. Hipoksemia
3. Retardasi pertumbuhan intra uledn
4. Aslpan makanan yang kurang akibat infeksi berulang, malabsorbsi, gagal
jantung
5. Hipermetabolisme
6. Kelainanekstrakardiak
7- Genetik.
Kriteria gagal tumbuh secara umum adalah ledapatnya penyimpangan berat
badan da kurva pertumbuhan normal,sebagai cul oll point adalah:
1. Pertumbuhan kurang da persentil spesilik pada kurva pertumbuhan
BB /U < persentil 5 dan tidak ada pedambatan konsiitusi
PP/PB < persentils
F safic@wqtr,Naazo11
48 |@fufufucaewelL@EgeMl
defek dapat
bedambah besat dengan bertambahnya umur' bahkan umumnya
r"""""if. p"a, VSO"A"ng"n defek inlet dan outleuinfundibulat tidak dapal
paoa bayr
."".'Ji ,ta, ln""r,* so;un Dapat ter'adi gagaljanlung kongestif
daoal mula
paru obsttuklif
deno'an VSD besar seielah usia 6-8 mrnggu Penyakit
612 bJran pada pasrer dengan vSD besar' leupi pirau dar'
"'irii "r"","a
r.rnun i" rni baru mLncul pada usia remaja Slenoss rnfundibula' dapaL m'rncur
prl, orvl 0..g"" VSD be;ar' dan mengalioat\an p€nurunan prrar kni ke lanan
dan ladana dapat teriadr pirau kanan ke kiti
dapat menulup
Sekitar 50%-80% VSD keciltidak memerlukan opeEsi karena
karena defek yang sangat minimal sehingga tidak diperlukan
secara spontan atau
i".i"i:lenuruoan vso vSD vans iioak droDeracr oada kelarnan mrnimal dero?l
L.r.i."'l normat mlmiunyal p'ognosis vang sangal barl^ selama 2s
",ir"*,
;;;;r" oesar re'ailan vaas reriadr oaoa vsD nala ans^a
curvival 2s
';;;;
;;;G;k;; -*,'u'n Fada pasien vans diopetasi tanpa hipertensi
yang lambal
""-.urin
oulrnon.l oaoat hrdL,p sepeni padd oranq no'mal sedang[ar '(otehsr
;;; ;';;;;i;";;"; n,oe,rens, pLrmonar ddpal menurunran ansha sutvrvar'
o-"-r r"r'rd pada pdsren VSD adalah endo\atoilis a tmia drtiun
^iiJ,i^i"*"
ara- venrixe., requrgrlasi aona hioedensr pulmonat oan sindrom eisenmenger
qrg" ir","""g.,"lrl pasien VSD vang memetlukan ooera:i pasien did.apa]i^al
""*
kemai;r-sebesat it "". pro. lolow up yang drlakulan oada 1280 vsLJ
*, harapan hidup 25 lahun sebesat 8Ti" unlLrk pasien densar
"ior"riL""
o"r"l Gli, ss.gn", p,iien oensan dele\ sedang 86 3% dan delek besar adalah
61-2ya, pada pasien oengan sindom Eisenmenger adalah 417%
Paten duktus Arteriosus
PDA tidak dapal menutup spontan kecuali pada bayi-bayi prcm?tut' karena
pada bayi atenn PbA terjadi akibat abnormalitas struktur otot polos duktus Pada
FDA be;ar dapat terjadi gagal jantung kongestif dan pneumonja be'ulang, PVOD
yang
dengan hiper6nsi purmonat yang tidak diterapi Endokarditis komplikasi
serins pada PDA kecil.
Jika PDA dikoteksi sebelum terjadi komplikasi hasil yang didapal cukup
memuaskan dan usia harapan hidup sama dengan populasi nomal Komplikasi
yang UernuOungan dengan DenLrtupan PDA adalah ligasi netuus re(urrenl
/aryngeal . rekanalisasi pasca ligasi PDA
Tet.alogi Fallot
Tanpa operasi akan meninggal r30% kurang dai 6 bulan,50% kurang dari
5 tahun. Pada ToF berat tedad; regurgitasi aoda. Bayi yang awatnya tidak sianosjs,
kurang lebih pada umur 3 bulan menjadi sianosis. Dapat terjadi abses otak dan
CVA. Dapat tedadi endokard;tis
Pada pasien TOF yang tidak dioperasi, 25 y, diantalanya meninggal pada
usia 1 tahun, 7070 meninggal sebelum usia 10 tahun. Sedangkan pada pasjen
TOF yang dioperasi dapat hidup sampai usia 36 tahun sebesar 85% ( umur saai
operasi mempengaruhi survival TOF, makin tua umu. saat opeEsi, angka survivat
makin rendah). Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi adalah regurgitasi
residual pulmonal, obstruksi residu aliran keluar ventrikel kanan, disfungsi ventriket
kanan/ aneurisma obstruksi aliran keluar ve.trikel kanan, disfungsi venirikel kjri,
dilatasicabang ao.ia dan reg urgitasi aorta. endokardjtis, takiaritmja atrium, takikardi
ventrikel berulang/ kematan mendadak, dan blokade jantung.
e:@ei''lUlfuI.2d1
50 Iogelh{ldBegcaMd'alu4|4fu
hasil
IOF pasca \oreksi tolal beoah umudnya drdapatkan
Pada oasien
< % dan-usia harapan
**'#."i"^"" a""n"i unil" r'"rnatiun perroperatii 1
nampir mencapai e0% Har vans
;;-p"i"i
ff" -;'.-.'"i'--*,"r',',."
;i;;;; op"'u'' adarah
(lale
^-li ;*' operasr adalah rematian mendadal
iJffi;:i#;i ffi;;,";il;;; dnaromrs se'ama operasi sepert:
r'b"r"" ventrikPr' Har rercebur oapat diakrbatran
drraras dal
i;;;;; ;;""y" modir'kasr lemak menlddi fiorosa di sekrtar lokasr
subsrilusr larinsan
"i:*rin""
L""i"i "3"tt*4, s\ar
i"-rr"o'urrr. pada septum rnlerventrike' oan lloros15 miokatdial
Kesimpulan
sudah
nara*<i din Dendelira denqdn penyahir Janlung bdwaan sebenamva
,,- :"1:li i",' i,-,-, *,""i^i o,r.-," .,'i. o,'.' kanounoan Bira pender'ra
dns'.' hendr'an Popura'' anar
iili#1il;;;;"; ;i-"i,"'""i"q*'rk'" dan vane bPrum operasr scrrap
;ll',"1"1'.'l-""J;je velq rPrah dioperas
:;;'';;";;'.;,i.n.eniral o"'"q- \"-'r"n ororoane rennorosr keoo\!pll ucrr
"";''.d Kelomoo\ lerrebut a\an mempunvar F'asda'r 911
."'o'i" pemanrauarqasai
ffi:,'.;,':;:.";;;;;',r. vu."a:aodrdh oan oer"waran reb h
iJnbuh lsDA
i--,i c"'"j^,irnr" IF'seDLr sasd' lalruns
;1:i::""' ;;;;:;;;;:'.'"i'i. 0"..', nrplrensi prrmonar asoer psi'ososidi
Daftar Ru.iukan
i Aous Pt va00 De e."i drni PJB lr'bs paoa neonatJs Da'am: Rswalro s sJsanlo R
lt"'i".1'.i.u" i'"1' L.-urq odrJ rnleks' dan nematolosi srnooeum dan Perar'han
iDAl Jalens DIY Sdlat,ga NolemDer 2007
1r6
PFnv:r bnt"no Bawdan pada Neonarus: uPava delels drn lerap' a@ql
' ;;";, ',,.1:;;i;,r i.rcno ss Lanoaina r-r Hemrn." w 'Jwat A s r'osim
i,Lii'.i:iiliii*i-p"oiii,i c,*u, ou-'t
Kardrorosi anak' dan Pehnatorosr' Barik
pa;an 1&19 ma;i 2006 lDAl cab KalTim 131r42
oan saJl neonaus og PJB lriiis
3 sa(lodsroro S sJwarnialv R D4ersi din 'urural leng€p 'rmoosiur
o?,m Adlrawat. bahM O detman E oramoudi Bu\u Nasrah 45'55
;;;;J ;rri;; ';.".",'- n,'d:o'oo v 'DAr
Parembans 200'
! M-Ino BS. B o GL, Wernovskv G Oragnosrs and nanag'ment ol me newoorn wln
' 'wemovsrl
iilJ"""'i." c."i"ii' ;";;;;;;"; c RrbtrsLern so^eds crncs m
n
Per'laloloqj, c;rdova5cLar Disedse rn he newborl Phrladerpnra:
136
BE' eds P-edialric-cardiology
s" vicloria BE cvanotic newborn ln i Gessner lR Vicloia
;;;;;;;;;; ;p;rcach Phiraderphia: wB saunders co; 1ee3: e7r10
6 Mrnaoement ol the neonate w:ln sympromd c rcngenrlal
hea.l dsease Arch Dis
_ ld1 1!5 wwa'chdrschilo@n
In_r'a i""l Neonaul Ld 2oor:84 F
FS.,'@c.a;aqYtra.b2at 51
|aedwlvsongcadaasahM*ageMl
t
7. Adman M,Mahony L, Teitel D. Neonatal Cardiology. New York, l,lccEsHil 2002 73-
100.