stadium lanjut dari penyakit venosa yang dapat disebabkan oleh kejadian patologis
yang menyebabkan gangguan venous return atau aliran balik vena, yang dapat terjadi
pada vena-vena superfisialis ataupun profunda. Hal ini disebabkan disfungsi katup-
katup vena yang menyebabkan aliran darah vena terganggu, sehingga terjadi refluks
darah dalam vena. CVI terjadi pada vena ekstremitas bawah dengan manifestasi nyeri
pada tungkai bawah, bengkak, edema, perubahan kulit, dan ulserasi. Gangguan ini
Definisi
dapat memompa oksigen dengan cukup (poor blood) kembali ke jantung yang
ditandai dengan nyeri dan pembengkakan pada tungkai. CVI paling sering
disebabkan oleh perubahan primer pada dinding vena serta katup-katupnya (valve
jarang menyebebkan CVI. Varises tungkai adalah yang paling banyak ditemukan.
Epidemiologi
atau negara industry, yang kemungkinan besar disebabkan oleh gaya hidup dan
aktivitas penduduknya. Lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, prevalensinya
juga akan meningkat seiring dengan pertambahan usia dengan prevalensi: Pria muda
sebanyak 10% berbanding wanita muda sebanyak 30%, Pria berusia lebih dari 50
tahun sebanyak 20% berbanding wanita berusia lebih dari 50 tahun sebanyak 50%.2
Etiologi
Etiologi dari insufisiensi vena kronis dapat dibagi 3 yaitu, kongenital, primer
dan sekunder.
- Penyebab insufisiensi vena kronis yang primer adalah kelemahan intrinsik dari
dinding katup, yaitu terjadi lembaran atau daun katup yang terlalu panjang
(elongasi) atau daun katup menyebabkan dinding vena menjadi terlalu lentur tanpa
oleh keadaan patologik yang didapat (acquired), yaitu akibat adanya penyumbatan
trombosis vena dalam yang menimbulkan gangguan kronis pada katup vena dalam.
Patomekanisme
Patologi vena terjadi jika tekanan vena meningkat dan kembalinya darah
terganggu melalui beberapa mekanisme. Hal ini dapat terjadi akibat inkompetensi
katup vena dalam aksial atau superfisial, atau kombinasi keduanya. Faktor ini dapat
dieksaserbasi oleh disfungsi pompa otot pada ekstremitas bawah; mekanisme ini
dapat menyebabkan hipertensi vena khususnya saat berdiri atau berjalan. Hipertensi
vena yang berlanjut dapat menyebabkan perubahan pada kulit hiperpigmentasi,
fibrosis jaringan subkutan, dan akhirnya dapat terjadi ulkus.2
Manifestasi klinis
Gejala insufisiensi vena kronik dapat meliputi : 1,2,6
Bengkak di kaki atau pergelangan kaki
Kaki terasa berat atau pegal, panas dan gatal
Nyeri saat berjalan yang berhenti saat istirahat
Perubahan warna kulit
Varises
Ulkus kaki
Kelainan fisik
1. Pitting Edema
2. Ulserasi
3. Distensi vena vena kaki dan pergelangan kaki (contoh: fossa poplitea)
Pemeriksaan penunjang
Duplex Doppler ultrasonography
Venogram
Tes fisiologis
Uji Trendelenberg
Penatalaksanaan
a. Kaus kaki kompresi membantu memperbaiki gejala dan keadaan
hemodinamik dengan varises vena dan mengilangkan edema. Kaus kaki
dengan tekanan 20-30 mmHg (grade II) memberikan hasil yang maksimal.
Pada penelitian didapatkan sekitar 37-47 % pasien yang menggunakan kaus
kaki kompresi selama 1 tahun setelah menderita DVT mencegah terjadi ulkus
pada kaki. Kekurangan penggunaan kaos kaki adalah harga yang relative
mahal, kurangnya pendidikan pasien, dan kosmetik yang kurang baik.
b. Medikamentosa, Diuretik,Pentoxifylline, terapi anti koagulan.
c. Sclerotherapy,
d. Operasi, pembedahan dapat digunakan untuk mengobati chronic venous
insufficiency meliputi :
Ligasi
Surgical repair
Vein Transplant
Subfascial endoscopic perforator surgery
Komplikasi
Lima sampai tujuh persen kasus mengalami cedera pada nervus cutaneus,
keadaan ini sering bersifat sementara namun dapat bersifat permanen. Komplikasi
berupa terjepitnya vena dan arteri femoral juga tidak dapat untuk dihindari.
Hematome dan infeksi pada luka relatif sering terjadi ( sampai dengan 10 %),
dan terjadi gangguan dalam aktivitas dan bekerja sehari-hari. Thromboembolism
berpotensi terjadi pada pembedahan varises vena, tetapi belum ada bukti yang
menujukkan risiko ini meningkat bila dilakukan pembedahan.
Pencegahan
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya CVI yaitu:
Prognosis
Prognosis kesembuhan ulkus dan inflamasi cukup bagus tanpa
adanya penyakit penyerta yang mengganggu kesembuhan. Mayoritas pasien tanpa
komplikasi memberikan respon yang baik terhadap pengobatan rawat jalan seperti
yang disebutkan dalam bagian “pengobatan”. Perubahan permanen meliputi
hemosiderosis dan fibrosis yang terjadi sebelum inisiasi terapi. Kehilangan
fungsikatup bersifat ireversibel. Tidak adanya support kutaneus berkelanjutan dalam
jangka panjang dalam bentuk penutup inelastis atau stocking elastis, dapat memperbu
ruk cedera pada kulit dan jaringan lunak.