Anda di halaman 1dari 16

MODUL SOSIOLOGI

(LAW104)

MODUL SESI KEEMPAT


TINDAKAN SOSIAL

DISUSUN OLEH
HENRY ARIANTO, S.H, M.H

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 0
TINDAKAN SOSIAL

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Tujuan Instruksional Umum:
1. Mampu menjelaskan apa yang dimaksud dengan Tindakan Sosial.
2. Memahami interaksi sosial kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Tujuan Instruksional Khusus


1. Agar mahasiswa memahami bahwa di dalam masyarakat, terdapat interaksi
sosial yang antara satu dan lainnya saling berkaitan, meskipun ada skala
prioritas
2. Agar mahasiswa mampu menjelaskan, terhadap suatu kasus, institusi
manakah yang diprioritaskan.

B. Uraian dan Contoh


Tindakan sosial merupakan salah satu konsep penting dalam ilmu sosial.
Manusia senantiasa melakukan tindakan sosial dalam hubungannya dengan
orang lain. Dalam sosiologi, Max Weber menempatkan tindakan sosial sebagai
salah satu konsep kunci untuk memahami realitas sosial. Memahami tindakan
sosial yang dilakukan oleh individu, menurutnya dapat membuka jalan untuk
memahami dunia sosial.

Tindakan Sosial
Sebagai anggota masyarakat tindakan manusia dapat mempengaruhi atau
dipengaruhi kondisi masyarakat setempat. Tindakan yang mempengaruhi dan/atau
dipengaruhi oleh orang lain atau kelompok manusia inilah yang disebut Tindakan
Sosial

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 1
Tidak semua tindakan manusia dpt dianggap tindakan sosial. Dikatakan sebagai
tindakan sosial adalah bila:
- Tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain.
- Tindakan sosial mempunyai arah & akibat  Sosiologi Interpretatif.
- Tindakan yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang lain atau kelompok
manusia.

Manusia tidak bisa bertindak sesuka hati, tetapi harus mempertimbangkan


keberadaan orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Aristoteles bahwa manusia
adalah zoon politicon. Menurut Aristoteles tindakan yang dilakukan manusia akan
selalu dipengaruhi dan mempengaruhi orang lain.

Secara umum tindakan manusia dapat dikelompokkan sebagai berikut:


1. Tindakan manusia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2. Tindakan manusia yang muncul dari luapan emosi yang bersifat positif/negatif
bagi dirinya.
3. Tindakan manusia yang merupakan implementasi dari kebudayaan yang
dianutnya.

Secara umum tindakan manusia dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe


sebagai berikut:
1. Tindakan rasional instrumental, dimana seseorang bertindak berdasarkan pada
akal atau rasio dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan
yang hendak dicapai. Alat atau instrument yang digunakan untuk mencapai
tujuan itu akan dipertimbangkan secara rasional. Tindakan ini disebut juga
tindakan instrumental bertujuan. Kata ”rasional” mengandung makna implisit
logis dan instrumental untuk mencapai tujuan. Artinya tindakan sosial dilakukan
dengan pertimbangan untuk mencapai tujuan yang sudah dipikirkan sebelumnya.
Contoh ibu rumah tangga mempergunakan uangnya untuk beli minyak goreng
curah ketimbang minyak goreng dalam kemasan. Sebagai contoh lain, kamu
memilih naik ojek untuk ke kantor ketimbang angkutan umum lainnya karena
ojek bisa menerobos gang-gang sempit agar kebih cepat sampai. Ketika kamu

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 2
bangun kesiangan, dalam pikiranmu muncul ojek sebagai alternatif transportasi.
Akhirnya kamu memutuskan memilih naik ojek supaya tidak terlambat.
Keputusan naik ojek dalam situasi demikian adalah contoh tindakan sosial
intrumental bertujuan. Tujuannya jelas; agar nggak telat.

2. Tindakan rasional berorientasi nilai, merupakan tindakan yang berorientasi pada


nilai tertentu dengan menitikberatkan pada cara atau proses bagaimana
mencapai tujuan tersebut. Tindakan ini biasanya berkaitan dengan nilai-nilai
dasar yang hidup di dalam masyarakat. Tindakan ini dilakukan dengan
pertimbangan nilai. Artinya individu yang bertindak mengutamakan apa yang
dianggap baik, lumrah, wajar atau benar dalam masyarakat di atas tujuan
individual. Apa yang dianggap baik bisa bersumber dari etika, agama, atau
bentuk sumber nilai lain.
Misalnya tindakan yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah agama atau
keyakinan tertentu di masyarakat. Contoh lain kamu memilih makan dan minum
dengan tangan kanan ketimbang tangan kiri. Ketika sedang dalam jamuan
makan malam dengan pejabat, kamu memilih makan dengan sendok.
Keputusan untuk makan dan minum dengan tangan kanan atau dengan sendok
didasarkan atas pertimbangan nilai. Apabila tidak mempertimbangkan nilai,
maka tindakan yang dilakukan berpotensi dianggap tak wajar, aneh, bahkan
mendapat persepsi negatif dan penolakan dari masyarakat

3. Tindakan tradisional adalah tindakan yang kadangkala dilakukan tanpa


menyadari alasan mengapa tindakan itu dilakukan namun karean sudah menjadi
kebiasaan, maka bila tidak dilakukan maka seolah-olah kita telah melakukan
kesalahan. Misalnya, anak mencium tangan orang tuanya saat pergi atau pulang
sekolah. (Bandingkan dengan anak sekolah di luar negeri). Tindakan ini
dilakukan karena dianggap sebagai sesuatu yang bernilai baik dan benar.
Tipe tindakan ini menggunakan tradisi, custom, adat atau kebiasaan masyarakat
sebagai pertimbangannya. Biasanya tindakan tradisional dilakukan tanpa
perencanaan. Tujuan dan cara melakukannya berbentuk repetitif atau
mengulang apa yang biasanya dilakukan.
Sebagai contoh, beberapa kelompok masyarakat muslim di Jawa
menyelenggarakan tahlilan rutin setiap malam jumat. Upacara-upacara adat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 3
untuk memperingati keluarga yang sudah meninggal dilakukan oleh
beberapa suku di Indonesia dengan cara yang berbeda-beda. Mereka yang turut
merayakan atas nama menjalankan tradisi, artinya melakukan tindakan
tradisional

4. Tindakan afektif, adalah tindakan yang sebagian besar dikuasai perasaan atau
emosi yang berlebihan tanpa pertimbangan yang masak atau perencanaan yang
matang dan tanpa kesadaran penuh. Tindakan ini akan lebih tidak terkendali bila
berada ditengah massa.
Tipe tindakan ini didasarkan atas keterlekatan emosional. Emosional di sini
harus ditegaskan berbeda dengan rasional. Pertimbangan emosional meliputi
hal-hal yang berkaitan dengan perasaan, seperti; marah, sedih, cinta, empati,
simpati, kasihan, bahagia, dan sebagainya. Perlu digarisbawahi bahwa aspek
emosional yang muncul merupakan reaksi spontan atas apa yang dialaminya. Di
sini jelas perbedaannya, apabila rasional melibatkan pertimbangan mendalam,
emosional cenderung lebih spontan
Sebagai contoh, seseorang yang menangis ketika mendengar lagu sedih.
Tindakannya berupa menagis dilakukan spontan begitu saja ketika
mendengarkan lagu. Menangis dalam contoh ini merupakan bentuk tindakan
afektif. Seorang ibu yang tersenyum bahagia atas kelahiran anaknya meskipun
masih merasakan sakit setelah melahirkan adalah contoh tindakan afektif.

Interaksi Sosial
Dalam kehidupan sehari hari kita tentu memilik hubungan dengan orang lain entah
itu keluarga atau teman karena pada dasarnya manusia itu adalah makhluk sosial,
jadi tidak lepas hubungan dengan orang lain. Interaksi sosial sendiri bisa terjadi
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok dan lain sebagainya. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara
2 orang lebih dan masing – masing orang yang ada di dalamnya turut melakukan
perannya secara aktif, selain itu hubungan interaksi sosial ini tidak hanya sekedar
hubungan orang yang terlibat saja melainkan orang yang terlibat itu isa
mempengaruhi satu sama lainnya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 4
Berdasarkan tim sosiologi pada tahun 2002 hubungan interaksi sosial ini mempunyai
2 syarat yaitu adanya kontak sosial dan juga komunikasi. Kontak sosial sendiri
hubungan antara satu pihak dengan pihak yang lain diman hubungan itu menjadi
awal terjadinya interaksi sosial dan masng – masing orang saling berinteraksi satau
sama lain meskipun tidak harus terjadinya kontak fisik, sedangkan komunikasi itu
artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain

Interaksi sosial dapat dikatakan sebagai suatu konsep yang sangat penting di dalam
sosiologi. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial. Tanpa
interaksi sosial, maka kehidupan bersama tidak mungkin ada. Aktivitas sosial tidak
mungkin berkembang.

Interaksi sosial dapat diartikan dengan “Hubungan-hubungan Sosial yang dinamis


menyangkut hubungan antar individu, kelompok dengan kelompok, individu dengan
kelompok” Orang berinteraksi terutama dengan menggunakan simbol, isyarat,
dan/atau kata-kata. Beberapa arti dapat dikomunikasikan tanpa kata-kata, seperti
sikap tidak senang, ungkapan rasa suka.

Sepasang kekasih yang sedang berpacaran atau mengobrol satu sama lain dapat
kita kategorikan sebagai suatu interaksi sosial, karena ada hubungan aksi reaksi
antara kedua orang ini. Ini termasuk interaksi sosial individu dengan individu.
Interaksi sosial antar kelompok dapat dicontohkan dengan pertandingan sepak bola
antara dua kesebelasan. Bentuk interaksi sosial antara individu dengan kelompok
contohnya adalah ketika guru sedang mengajar di dalam kelas. Guru merupakan
individu, dan siswa-siswinya dikategorikan sebagai satu kelompok.

Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus dilakukan secara timbal balik
oleh kedua belah pihak. Artinya, kedua belah pihak harus saling merespons. Jika
seseorang bertanya maka dia menjawab, jika diminta bantuan dia membantu, jika
diajak bermain dia ikut main. Manusia melakukan interaksi sosial dalam
kehidupannya untuk memenuhi berbagai kebutuhan pokok (sandang, pangan, dan
papan), kebutuhan ketertiban, kebutuhan pendidikan dan kesehatan, kebutuhan
kasih sayang.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 5
Ciri-ciri interaksi menurut Charles P. Loomis adalah:
1. Jumlah pelaku dua orang atau lebih.
Ciri-ciri interaksi sosial yang utama adalah terdapat pelaku yang terlibat, dimana
jumlah pelaku adalah 2 (dua) orang atau lebih. Artinya interaksi sosial tidak bisa
dilakukan oleh 1 orang saja, karena minimal harus ada dua orang yang terlibat atau
bisa lebih. Berdasarkan jumlah pelakunya, interaksi sosial dibedakan menjadi 3 (tiga)
jenis, yakni interaksi sosial antara individu dengan individu, interaksi sosial antara
individu dengan kelompok serta interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok
lainnya.

2. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang.


Ciri interaksi sosial selanjutnya adalah adanya komunikasi yang terjadi antara pelaku
yang terlibat melalui kontak sosial. Pada dasarnya adanya komunikasi dan kontak
sosial juga menjadi 2 (dua) syarat utama terjadinya interaksi sosial di masyarakat.
Komunikasi yang dilakukan bisa berupa komunikasi verbal atau non-verbal. Proses
komunikasi pun berlangsung dari pengirim pesan (komunikan) kepada penerima
pesan (komunikator), bisa disampaikan secara langsung atau melalui media-media
tertentu seperti telepon, sosial media, dan sebagainya.

3. Adanya suatu dimensi waktu.


Dalam proses interaksi sosial di masyarakat juga harus terdapat dimensi waktu.
Yang dimaksud dimensi waktu pada interaksi sosial adalah waktu berlangsungnya
interaksi sosial tersebut, bisa di masa lampau, di masa sekarang atau bahkan di
masa yang akan datang. Adanya dimensi waktu pada proses interaksi sosial ini juga
turut menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung pada orang-orang yang terlibat
dalam interaksi sosial tersebut. Hal itu juga jadi salah satu ciri-ciri interaksi sosial.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 6
4. Adanya tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi tersebut.
Ciri-ciri interaksi sosial yang terakhir adalah adanya maksud dan tujuan tertentu.
Artinya tiap orang yang terlibat dalam interaksi tentu memiliki tujuan tertentu kenapa
ia melakukan interaksi sosial dengan individu atau kelompok lain. Tujuan-tujuan
interaksi sosial ini pun bervariasi, bisa untuk menanyakan kabar, mendapat informasi,
melakukan kerja sama, dan sebagainya. Dengan kata lain, interaksi sosial selalu
memiliki maksud dan tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan-tujuan
tersebut yang dilakukan oleh pelaku interaksi

Faktor-faktor dalam berinteraksi: Jenis kelamin; Usia; Ras(suku); Penampilan;


Ucapan

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam proses interaksi sosial:


1. Imitasi
Imitasi adalah proses belajar seseorang dengan cara meniru dan/atau mengikuti
perilaku orang lain. Bukan hanya perilaku, penampilan serta gaya hidup juga
dapat diimitasi. Seperti ketika kamu mengimitasi cara berpakaian artis idola kamu.
Suatu tindakan meniru orang lain. Seseorang dapat mengimitasi sesuatu bila ada
sikap mengagumi apa yang diimitasinya itu. Faktor ini dapat membawa dampak
positif atau negatif pada orang yang mengimitasi. Yang positip misalnya
seseorang yang mengimitasikan dirinya menjadi seorang cendikiawan, yang
negatif misalnya seseorang yang mengimitasikan dirinya menjadi mafia terkenal.

2. Sugesti
Sugesti adalah faktor pendorong interaksi sosial yang terjadi karena adanya
pesona yang memberikan sugesti kepada orang lain. Biasanya sugesti tersebut
datang dari orang yang berwibawa dan memiliki kedudukan di masyarakat.
Dapat juga dikatakan bahwa Sugesti merupakan suatu anjuran tertentu yang
melahirkan suatu reaksi langsung tanpa berpikir rasional karena individu yang
menerima sedang dilanda emosi. Pada umumnya sugesti berasal dari:
a. Orang yang memiliki wibawa / pengaruh.
b. Orang yang mempunyai kedudukan / kekuasaan.
c. Celebritis

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 7
Orang yang kurang bersikap kritis sangat mudah tersugesti. Ada beberapa faktor
penyebab orang mudah tersugesti:
a. Daya berpikir terhambat, misalnya karyawan yang sedang menghadapi
tekanan dari bosnya.
b. Daya berpikir terpecah belah, hal ini terjadi jika seseorang dilanda berbagai
persoalan dalam satu waktu.
c. Orang yang memberi sugesti mempunyai otorita, misalnya alim ulama.
d. Dukungan mayoritas, orang akan cenderung untuk menerima
padangan/pendapat bila mayoritas telah menerima pandangan tersebut.

3. Identifikasi
Identifikasi adalah proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang karena
secara tidak sadar dia membayangkan dirinya seperti orang lain yang
dikaguminya, lalu dia meniru tingkah laku orang yang dikaguminya itu, mirip
dengan imitasi, namun, kekaguman tersebut cenderung mendorong individu
untuk menjadikan dirinya sama atau identik dengan tokoh tersebut karena pada
dasarnya proses identifikasi jauh lebih mendalam dari proses imitasi.
Dapat juga dikatakan bahwa Identifikasi adalah kecenderungan / keinginan dalam
diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Proses identifikasi dapat
berlangsung dengan sengaja atau tidak sengaja.
Imitasi dan sugesti yang terjadi secara intens akan mempengaruhi interaksi sosial
sehingga terbentuk proses identifikasi pada seseorang. Identifikasi merupakan
faktor pendorong interaksi sosial karena dengan adanya sifat ingin menjadi sama
dengan orang lain akan membentuk kepribadian yang melekat pada jati diri
seseorang.
Indentifikasi bisa terjadi secara sadar maupun tanpa disengaja. Contoh
identifikasi adalah seseorang yang mengidolakan pemain sepakbola terkenal.
Misalnya dia ngefans dengan Messi, maka dia akan mencoba
mengidentifikasikan dirinya sebagai fans Barcelona terlebih dahulu. Dia akan
bangga disebut sebagai bagian Barcelona dan marah terhadap tim lawan seperti
Real Madrid. Dia benci fans tim lawan dan dia mencoba menggunakan gaya
Messi saat bermain bola.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 8
4. Simpati
Proses dimana seseorang merasa tertarik dengan pihak lain dimana perasaan
memegang peran penting dalam proses interaksi. Melalui proses simpati, orang
akan merasakan bahwa dirinya seolah-olah berada dalam keadaan orang lain
dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami, atau diderita orang lain.
Dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain
dan/atau untuk bekerjasama.

Syarat terjadinya interaksi sosial:


Menurut Soerjono Soekanto, syarat terjadinya interaksi sosial adalah kontak sosial
dan komunikasi. Berikut ini penjelasannya: Kontak sosial berarti hubungan masing-
masing pihak tidak hanya secara langsung (bersentuhan fisik) tetapi juga tanpa
hubungan fisik. Misal, surat menyurat, telepon, sms, dan lainnya. Jadi, hubungan
fisik bukan syarat utama terjadinya interaksi sosial. Komunikasi adalah proses
penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara
langsung maupun melalui alat bantu agar orang lain memberi tanggapan atau
memberi respons.

1. Adanya kontak sosial.


Kontak dapat diartikan sentuhan. Walaupun zaman sekarang kontak tidak selalu
merupakan hubungan dimana masing-masing pihak bersentuhan. Suatu kontak
belum menjamin adanya hubungan timbal balik. Misalnya orang yang berdialog
dengan foto kekasihnya, dan berbagai macam contoh yang sejenis karena yang
diajak berdialog tidak memberi reaksi.
Kontak sosial dapat berupa:
1. Kontak fisik, contohnya berjabat tangan.
2. Kontak non-fisik, contohnya bertelepon.

Kontak Sosial dapat bersifat


1. Primer, yaitu suatu kontak dimana para pihak berhadapan secara langsung.
2. Sekunder, yaitu suatu kontak dimana para pihak yang berhubungan tidak
berhadapan atau bertemu secara langsung, tetapi melalui “perantara.”

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 9
Kontak Sosial dapat berbentuk
1. Antar Individu, Contoh antara A dan B mengadakan kesepakatan untuk
melakukan suatu perbuatan
2. Individu dengan Kelompok Contoh seseorang yang berusaha menyesuaikan
diri dengan norma yang berlaku dalam suatu masyarakat.
3. Kelompok dengan Kelompok. Contoh antara UI dengan UIEU.

2. Adanya komunikasi.
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan, pikiran atau perasaan dari satu
pihak ke pihak lain sehingga terjadi pengertian bersama

Proses interaksi sosial terjadi bila di antara pihak yang berinteraksi melakukan
kontak sosial dan komunikasi. Kontak dan komunikasi menjadi syarat penting
terjadinya interaksi sosial. Tanpa kedua syarat itu, interaksi sosial tidak akan terjadi.
Melalui kontak dan komunikasi seseorang akan memberikan tafsiran pada perilaku
orang lain, atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain. Agar
terjadi kontak dan komunikasi yang baik, kita harus mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitar.

Ciri-ciri tindakan manusia yang disebut sebagai interaksi sosial adalah: Jumlah
pelaku lebih dari seorang; Berlangsung timbal balik; Ada komunikasi antarpelaku
dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati; Ada tujuan tertentu.

Aturan interaksi sosial Untuk mengatur perilaku manusia di masyarakat ada aturan
interaksi sosial, yaitu:
1. Aturan mengenai ruang
Aturan mengenai ruang adalah aturan tempat terjadinya interaksi sosial. Misal,
interaksi sosial di rumah antara orang tua dengan anak, anak dengan anak.
Interaksi sosial di sekolah antara teman dengan teman, siswa dengan kepala
sekolah, guru dan karyawan. Interaksi sosial di masyarakat antara teman sebaya
dengan orang lebih tua.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 10
2. Aturan mengenai waktu
Aturan mengenai waktu adalah aturan mengenai kapan interaksi sosial itu terjadi.
Misal, interaksi sosial dulu dan interaksi sosial sekarang.
3. Aturan mengenai gerak dan sikap tubuh
Aturan mengenai gerak dan sikap tubuh adalah aturan dalam interaksi sosial untuk
membaca perilaku seseorang karena interaksi tidak hanya melalui kata-kata saja.
Gerak dan sikap tubuh antara lain senyum, memicingkan mata, mengangkat bahu,
menganggukkan kepala, mengacungkan ibu jari, dan lainnya.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 11
C. Latihan
1. Apakah yang dimaksud dengan Tindakan Sosial?
2. Apa saja ciri interaksi menurut Charles P. Loomis?
3. Jelaskan mengenai Tindakan Rasional Berorientasi Nilai?

D. Kunci Jawaban
1. Sebagai anggota masyarakat tindakan manusia dapat mempengaruhi atau
dipengaruhi kondisi masyarakat setempat. Tindakan yang mempengaruhi
dan/atau dipengaruhi oleh orang lain atau kelompok manusia inilah yang disebut
Tindakan Sosial

2. Ciri-ciri interaksi menurut Charles P. Loomis adalah:


1)Jumlah pelaku dua orang atau lebih.
2)Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang.
3)Adanya suatu dimensi waktu.
4)Adanya tujuan yang hendak dicapai sebagai hasil dari interaksi tersebut.

3. Tindakan rasional berorientasi nilai, merupakan tindakan yang berorientasi pada


nilai tertentu dengan menitikberatkan pada cara atau proses bagaimana
mencapai tujuan tersebut. Tindakan ini biasanya berkaitan dengan nilai-nilai
dasar yang hidup di dalam masyarakat. Tindakan ini dilakukan dengan
pertimbangan nilai. Artinya individu yang bertindak mengutamakan apa yang
dianggap baik, lumrah, wajar atau benar dalam masyarakat di atas tujuan
individual. Apa yang dianggap baik bisa bersumber dari etika, agama, atau
bentuk sumber nilai lain.
Misalnya tindakan yang berkaitan dengan pelaksanaan ibadah agama atau
keyakinan tertentu di masyarakat. Contoh lain kamu memilih makan dan minum
dengan tangan kanan ketimbang tangan kiri. Ketika sedang dalam jamuan
makan malam dengan pejabat, kamu memilih makan dengan sendok.
Keputusan untuk makan dan minum dengan tangan kanan atau dengan sendok
didasarkan atas pertimbangan nilai. Apabila tidak mempertimbangkan nilai,
maka tindakan yang dilakukan berpotensi dianggap tak wajar, aneh, bahkan
mendapat persepsi negatif dan penolakan dari masyarakat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 12
E. Jurnal
Untuk menambah wawasan mahasiswa, di bawah ini adalah link jurnal, dimana
artikel nya diharapkan dapat memberikan pengetahuan tambahan

Judul : LOVE SCAMMER : KOMODIFIKASI CINTA DAN KESEPIAN DI


DUNIA MAYA

Penulis : Yuni Retnowati


Link : https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Kom/article/view/1442
Abstrak :

Interaksi dan komunikasi di era social networking ternyata memicu munculnya love
scammer yang menjalin hubungan maya melalui media sosial kemudian melakukan
penipuan. Korbannya biasanya mereka yang mendambakan cinta tetapi sibuk
bekerja sehingga kurang waktu untuk bergaul yang membuatnya merasa
kesepian. Love scammers melihat peluang media baru untuk komodifikasi cinta dan
kesepian di dunia maya. Hubungan interpersonal dengan calon korbannya berjalan
seperti dalam perspektif teori penetrasi sosial yang diawali dengan kedekatan,
keterbukaan diri, penetrasi dan depenetrasi. Menurut teori pertukaran sosial, suatu
hubungan akan tetap terbina selama hubungan tersebut mampu menghasilkan
kepuasan. Love scammers beraksi melakukan penipuan dengan berbagai cara untuk
mendapatkan sejumlah besar uang dari korbannya yang mungkin awalnya tidak
menyadarinya karena merasa telah mendapatkan cinta dan perhatiannya .
Pertukaran antara uang dengan cinta atau perhatian dianggap cukup setara.
Fenomena ini menunjukkan implikasi dari on line relation yang berujung pada cyber
crime. Tulisan ini menjelaskan kelemahan interaksi antar manusia dalam jejaring
sosial sebagai bentuk communication mediated computer, tahapan hubungan
interpersonal dan pertukaran sosial antara love scammers dengan calon korban,
serta komodifikasi cinta dan kesepian yang dilakukan love scammers. Para
pengguna jejaring sosial diharapkan lebih berhati-hati dalam menjalin pertemanan on
line. Setiap orang perlu pengetahuan yang cukup untuk menyadari konsekuensi
penggunaan teknologi.

Kata kunci: love scammer, communication mediated computer, komodifikasi

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 13
F. Daftar Pustaka (Buku Referensi)
Abdullah, Mustafa dan Soerjono Soekanto,Sosiologi Hukum dalam Masyarakat,
Jakarta: Rajawali, 1987.

Achmad Ali, Menguak Tabir Hukum ( Suatu kajian Filosofis Dan Sosiologis) : dalam
Tulisan Hukum Sebagai Kenyataan dalam Masyarakat, PT. Toko Gunung
Agung Tbk., Jakarta.

Adi, Rianto. Sosiologi Hukum: Kajian Hukum Secara Sosiologis. Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia anggota IKAPI. 2012

Ali, Prof. Dr. H. Zainuddin. Sosiologi Hukum. Sinar Grafika. Jakarta. 2005.

Ali, Zainuddin. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika. 2009.

Alvin S. Johnson. Sosiologi Hukum cet. 2, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. , 2004,

Anwar, Yesmil. Pengantar Sosiologi Hukum. Jakarta. Grasindo. 2008.

Apeldoorn, Prof Mr. Dr. L.J. 1983. Pengantar Ilmu Hukum. P.T. Pradnya Paramita.
1983

Kamanto Sunarto. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia. 2004.

Lawang, Robert, Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi, Jakarta:Universitas


Terbuka 1994.

Lili Rasjidi, Hukum Sebagai Suatu Sistem, , Remaja Rosdakarya, 84 Bandung, 1993

Mahfud, Moh MD, Politik Hukum Di Indonesia, LP3IS, Jakarta, 2001,

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 14
Mustakim , S.H. Pengantar Ilmu Hukum dan Pengantar Hukum Indonesia. Surakarta:
Khazanah Ilmu. 2000.

Purwanto. Sosiologi untuk Pemula. Media Wacana. Yogyakarta, 2007.

Raharjo, Prof. Dr. Satjipto, SH. Sosiologi Hukum, Perkembangan Metode Dan Pilihan
Masalah. Genta Publishing. Yogyakarta , 2010.

Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Alumni, Bandung, 1986.

Soekanto, Soerjono, Kamus Sosiologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1992

Soekanto, Soerjono, Memperkenalkan Sosiologi, Jakarta: Rajawali Press, 2003

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003

Soerjono Soekanto, Pokok-Pokok Sosiologi Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, cet-5,


1988.

Soetandyo Wignyosoebroto, Dari Hukum Kolonial Ke Hukum Nasional, Dinamika


Sosial Politik Dalam Perkembangan Hukum Di Indonesia, Rajawali Pers,
Jakarta, 1995.

Sudikno Mertokusumo, “Mengenal Hukum (Suatu Pengantar)”, Liberty, Yogyakarta,


1999,

Tim Penyusun Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. 2005.

Yusuf, S., Nurihsan, J. Teori Kepribadian. PT Remaja Rosdakarya : Bandung. 2003.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/25/211500169/syarat-terjadinya-
interaksi-sosial?page=all

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id 15

Anda mungkin juga menyukai