Anda di halaman 1dari 9

EKONOMI MONETER

INDRIYANI
(A1A616029)

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak


kebijakan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakam laju pertumbuhan yang
dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung
menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi.

Kuznets dan Sirojuzilam(2005:5) mendefinisikan pertumbuhan ekonomi


sebagai “Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk
menyediakan semakin banyak barang kepada penduduknya, kemampuan
ini bertambah sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian
kelembagaan dan ideologis yang diperlukan”.

Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi stabil


tidaklah pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan, ini ibaratnya mata
uang 2 sisi, kadang dicapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak
stabil. Untuk mencapai inilah diperlukan kebijakan moneter.

Kebijakan moneter bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke


kondisi yang lebih baik dan atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut
diukur dengan menggunakan indicator-indikator makro utama seperti
terpeliharanya pertumbuhan ekonomi yang baik, stabilitas harga umum
yang terkendali, dan menurunnya tingkat pengangguran.

Sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yang


kegiatannya bertumpu pada aset keuangan kredit perbankan, maka
pemerintah perlu melaksanakan kebijakan moneter melalui pengelolaan
atau pengaturan system perkreditan secara dinamis, sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi struktur potensi ekonomi masyarakat daerah
(resourcebase) yang akan digerakkan.

Kebijakan moneter tujuannya adalah untuk mencapai stabilisasi ekonomi.


Berhasil tidaknya tujuan dari kebijakan moneter tersebut dipengaruhi oleh
dua faktor, pertama: kuat tidaknya hubungan kebijakan moneter dengan
kegiatan ekonomi tersebut, kedua: jangka waktu perubahan kebijakan
moneter terhadap kegiatan ekonomi.

Berdasarkan uraian diatas, penulis mencoba menganalisa mengenai


instrument kebijakan moneter mengenai operasi pasar terbuka.
1.2.   Rumusan Masalah

1. 1. Apa yang dimaksud kebijakan moneter dan apa tujuan dari


kebijakan moneter?
2. 2. Bagaimanainstrument kebijakan moneter tentang operasi pasar
terbuka?seberapa besar pengaruh suku bunga SBI terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia?

1.3.   Tujuan

1. 1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari kebijakan moneter


2. 2.Untuk mengetahui instrument kebijakan moneter tentang operasi
pasar terbuka dan seberapa besar pengaruh suku bunga SBI terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.   Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara


untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menahan inflasi, mencapai pekerja
penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset
standar bunga pinjaman, “margin requirement”, kapitalisasi untuk bank
atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha melalui negoisasi dengan
pemerintahan lain.

Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan moneter


melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau
suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang
ditetapkan oleh pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-
sasaran moneter tersebut menggunakan instrument-instrumen, antara lain
operasi pasar terbuka dipasar uang baik rupiah maupun valuta asing,
penetapan tingkat diskontro, penetapan cadangan wajib minimum, dan
pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan
cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.

2.2.   Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan dari kebijakan moneter adalah sebagai berikut ini:

3. Menjaga kestabilan ekonomi artinya pertumbuhan arus barang dan


jasa seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
4. Menjaga kestabilan harga yaitu harga suatu barang merupakan hasil
interaksi antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang
tersedia dipasar.
5. Meningkatkan kesempatan kerja yaitu pada saat perekonomian stabil
pengusaha akan mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang
dan jasa sehingga adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru
sehingga memperluas kesempatan kerja mayarakat.
6. Memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat yaitu dengan
jlan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang
masuk kedalam negeri atau sebaliknya.

2.3.   Operasi Pasar Terbuka

Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar


dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah
(governmentsecurity). Jika ingin menambah jumlah uang beredar,
pemerintahan akan membeli surat berharga pemerintah. Namaun, bila
ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual
surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah
antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank
Indonesia dan SPBU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.

3. 1.      Pengertian SBI

Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga dalam rupiah yang


diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka
waktu pendek dengan system diskonto. Sertifikat Bank Indonesia pada
dasarnya adalah merupakan instrument investasi jangka pendek yang
bebas resiko (riskfree)

1. 2.      Tujuan Penerbitan SBI

Sertifikat Bank Indonesia diterbitkan berdasarkan atas unjuk, yaitu


terakhir membawa Sertifikat Bank Indonesia pada saat jatuh tempo maka
dialah yang berhak mencairkannya.

Sebagai otoritas moneter, Bank Indonesia berkewajiban memelihara


kestabilan nilai rupiah. Dalam paradigma yang dianut, jumlah uang primer
(uang kartal+uang giral di Bank Indonesia) yang berlebihan dapat
mengurangi kestabilan nilai rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh Bank
Indonesia untuk mengurangi kelebihan uang primer tersebut.

Pada dasarnya, dengan digunakannya SBI maka Bank Indonesia


mempunyai alat dalam Operasi Pasar Terbuka walaupun tidak ada surat
berharga pemerintah. Hal seperti ini juga dilakukan oleh beberapa Bank
Sentral untuk menyedot kelebihan likuiditas perbankan jika kondisi
moneter terlalu ekspansif. Perbankan dapat memanfaatkan kelebihan
likuiditas yang dimiliki dengan membeli SBI jika dana tersebut tidak
dipinjamkan ke masyarakat.

Dengan adanya SBI maka pemerintah dapat melakukan pengendalian


jumlah uang beredar di masyarakat.

3. Dasar Hukum Penerbitan SBI

Surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/67/KEP/DIR tanggal 23


Juli 1998 tentang Penerbitan dan Perdagangan Sertifikat Bank Indonesia
serta intervensi rupiah.
Sejalan dengan ide dasar penerbitan SBI sebagai salah satu operasi pasar
terbuka, penjualan SBI diprioritaskan kepada lembaga perbankan.
Meskipun demikian tidak tertutup kemungkinan masyarakat baik
perorangan mauun perusahaan untuk memiliki SBI. Pembelian SBI oleh
masyarakat tidak dapat dilakukan secara langsung dengan Bank Indonesia
melainkan harus melalui Bank Umum serta pialang pasar uang dan pasar
modalyang ditunjuk oleh Bank Indonesia.

4. Karakteristik SBI

1. Jangka waktu maksimal 12 bulan dan sementara waktu hanya


diterbitkan untuk jangka waktu 1 bulan dan 3 bulan.
2. Denominasi dari yang terendah Rp.50 juta sampai dengan tertinggi
Rp.100 milyar.
3. Pembelian SBI didasarkan pada nilai tunai yang diperoleh dari
rumus berikut ini:

Nilai Tunai =            Nilai Nominal x 360

360 + (Tingkat Diskonto) x (Jangka Waktu)

4. Pembelian SBI memperoleh hasil berupa diskonto yang dibayar dimuka.


Besarnya diskonto adalah nilai nominal dikurangi dengan nilai tunai.

5. Pajak penghasilan (pph) atas diskonto dilakukan secara final sebesar


15%.

5. Tata cara transaksi SBI

1. Penjualan SBI dilakukan melalui lelang


2. Jumlah SBI yang akan dilelang diumumkan setiap hari Selasa
3. Lelang SBI dilakukan setiap hari rabu dan dapat diikuti oleh seluruh
bank umum, pialang pasar uang dan pialang pasar modal dengan
penyelesaian transaksi hari Kamis.
4. Dalam pelaksanaan lelang SBI, masing-masing peserta melakukan
penawaran jumlah SBI yang ingin dibeli serta tingkat diskontonya.
Pemenang lelang adalah peserta yang mengajukan penawaran tingkat
diskonto terendah sampai dengan jumlah SBI lelang yang diumumkan
tercapai. SBI tidak ditentukan oleh Bank Indonesia melainkan para
peserta lelang itu sendiri. Semakin rendah tingkat diskonto yang
ditawarkan oleh peserta maka semakin besar kemungkinan peserta
tersebut memenangkan lelang.
5. Untuk menjaga keamanan dari kehilangan atau pencurian serta
untuk menghindari terjadinya pemalsuan, pihak pembeli SBI
memperoleh Bilyet Depot Simpanan (BDS) sebagai bukti atas
penyimpanan fisik warkat SBI pada Bank Indonesia tanpa dipungut biaya
penyimpanan.

6. Hubungan suku bunga SBI dengan pertumbuhan ekonomi

Jika pemerintah ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan


menmbah jumlah uang beredar, maka Bank Indonesia menarik SBI yang
berada di tangan masyarakat, dengan cara membelinya. Agar semakin
banyak SBI yang dijual, maka Bank Indonesia menurunkan tingkat bunga
SBI. Jika Bank Indonesia ingin mengurangi jumlah uang beredar
(kebijakan uang ketat atau tightmoney), maka pemerintah menarik jumlah
uang beredar dari masyarakat dengan jalan membuat masyarakat semakin
banyak membeli SBI. Agar masyarakat semakin tertarik untuk membeli
SBI, maka Bank Indonesia menaikkan tingkat suku bunga SBI.
BAB III

PENUTUP

3.1.      Simpulan

Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara


untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menahan inflasi, mencapai pekerja
penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset
standar bunga pinjaman. Tujuan dari kebijakan moneter adalah menjaga
kestabilan ekonomi, Menjaga kestabilan harga, Meningkatkan kesempatan
kerja, Memperbaiki neraca perdagangan kerja masyarakat. Operasi pasar
terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual
atau membeli surat berharga pemerintah (governmentsecurity).

3.2.   Saran

Bank Indonesia selaku pemegang otoritas yang mengambil kebijakan


penuh terhadap kelangsungan perbankan di Indonesia harus menerapkan
kebijakan-kebijakan yang bersifat suntainability atau berkelanjutan guna
menciptakan lembaga keuangan yang berkualitas dalam melayani
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Mahendra, A. 2008. Analisis Kebijakan Moneter dan Pengaruhnya


Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Universitas Sumatra Utara:
Medan.

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/kebijakan-moneter-derfinisi-
dan.html

http://organisasi.org/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-
kebijakan-fiskal-instrumen-serta-penjelasannya

http://organisasi.org/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-
kebijakan-fiskal-instrumen-serta-penjelasannya

http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Tujuan+Kebijakan+Moneter/

Anda mungkin juga menyukai